You are on page 1of 14

LAPORAN REKAYASA IDE

MK.BILANGAN DAN ALJABAR

Prodi S1 PGSD - FIP

Skor Nilai :

Analisis Permasalahan Pembelajaran Matematika Yang Terdapat Di


Sekolah Dasar

NAMA MAHASISWA : 1. Ovi Vinea Br Ginting (1211111046)

2. Ratih Muftadi Siregar (1211111017)


3. Rizka Putri Madinah (1211111078)
4. Rona Pratiwi Bancin ( 1211111065)
DOSEN PENGAMPU : Arnah Ritonga, S.Si., M.Pd.
MATA KULIAH : Bilangan dan Aljabar

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberi rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas Mini Riset dalam bentuk penelitian Analisis Permasalahan Pembelajaran Matematika
Yang Terdapat Di Sekolah Dasar. Tugas Mini Riset ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas Bilangan dan Aljabar.

Dengan penulis membuat tugas ini, penulis dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi ini. Harapan penulis, semoga setelah
penyelesaian penulisan Mini Riset ini, penulis semakin memahami tentang bagaimana
penulisan dan tata cara membuat Mini Riset yang baik dan benar.

Penulis sangat berterima kasih kepada dosen pengampu kami Ibu Arnah Ritonga,
S.Si., M.Pdyang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas Mini Riset ini.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan tugas Mini Riset ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran serta
bimbingan dari para dosen dan pembaca makalah ini demi penyempurnaan makalah yang
akan datang kelak nantinya.

TERIMA KASIH.

Medan, Mei 2022

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB IPENDAHULUAN..........................................................................................3

A. LATAR BELAKANG DAN MASALAH......................................................3


B. IDENTIFIKASI MASALAH..........................................................................3
C. BATASAN MASALAH.................................................................................3
D. RUMUSAN MASALAH................................................................................3
E. TUJUAN.........................................................................................................4
F. MANFAAT.....................................................................................................4

BAB II : LANDASAN TEORI.................................................................................5

BAB III : METODE PENELITIAN..........................................................................8

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................9

BAB V : PENUTUP................................................................................................11

A. KESIMPULAN.............................................................................................11
B. SARAN.........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 12

LAMPIRAN............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dan Masalah


Pendidikan adalah kegiatan berupa aktivitas mendidik, yang pada intinyaterletak pada
proses belajar, dan inti dari proses belajar adalah terletak pada proseskemampuan
berpikirnya (Sanusi, 2013). Pendidikan merupakan upaya untukmelatih dan
mengembangkan peserta didik untuk berpikir melalui kegiatanpembelajaran.
Pembelajaran tidak hanya sekedar menerima sebuah materipelajaran, namun peserta didik
harus ditekankan pada keterampilan berpikir.

Matematika adalah ilmu yang mutlak, karena didasarkan pada deduksi yang murni
merupakan satu kesatuan sistem dalam pembuktian matematika. Menurut Puspaningtyas
(2019), banyak kemampuan yang dapat dikembangkan dari pembelajaran matematika,
antara lain penyelesaian masalah, komunikasi matematis, dan koneksi matematis. Selain
itu, kemampuan yang bisa dikembangkan melalui pembelajaran matematika adalah
kemampuan berpikir. Maka dari itu pembelajaran matematika memungkinkan akan
adanya perkembangan diri siswa secara mandiri, baik aktif maupun afektif.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi permasalahan proses pembelajaran IPS yang terdapat di Sekolah Dasar.

C. Batasan Masalah
Dalam menulis Mini riset ini agar pembahasannya tidak terlalu jauh dan menjalar
kemana-mana maka kami akan membatasi pembahasan yang akan kami bahas dalam
kajian mini riset ini, yaitu mengenai permasalahan proses pembelajaran IPS yang terdapat
di Sekolah Dasar.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah penulis pilih maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian ini sebagai berikut.
1. Apa kesulitan dalam mengajari siswa SD mengenai pembelajaran Matematika?

3
2. Apakah ada tantangan atau permasalahan yang sering terjadi dalam cara ibu untuk
meningkatkan kualitas siswa didalam memahami materi mengenai pembelajaran
Matematikayang ibu berikan?

E. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa kesulitan dalam mengajari siswa SD mengenai pembelajaran
Matematika.
2. Untuk mengetahui apakah ada tantangan atau permasalahan yang sering terjadi dalam
cara ibu untuk meningkatkan kualitas siswa didalam memahami materi mengenai
pembelajaran Matematika.

F. Manfaat
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai masukan bagi tenaga pendidik dalam
mengetahui apa saja permasalahan dalam pembelajaran Matematika. Karena melalui
permasalahan-permasalahan yang ada tersebut, pendidik dapat mengubah cara mengajar
dalam pembelajaran atau menambah metode pembelajaran yang baik agar para peserta
didik dapat lebih mudah untuk memahami pembelajaran Matematika.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

Matematika adalah ilmu yang dapat memancing keterampilan anak untuk berpikir
kritis yang dapat diaplikasikannya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya yang
berisi pemikiran abstrak, terdapat bilangan, simbol, rumus yang dipergunakan pada kegiatan
berhitung (Edison, 2017).

Pembelajaran matematika juga diharapkan dapat membantu anak untuk meningkatkan


cara berpikirnya dalam memecahkan masalah, penalaran dan permainan logika (Taufina,
Chandra, Fauzan, & Ilham Syarif, 2019)

Pembelajaran matematika seharusnya tidak menjadi hal yang ditakuti oleh siswa,
karena matematika adalah ilmu yang mengandung simbol, rumus, konsep yang sangat
berguna dalam kehidupan. Seharusnya rumus, simbol dan konsep tersebut berguna dalam
memecahkan masalah dalam kehidupan siswa yang untuk mengatasinya menggunakan hal
tersebut. didalam matematika banyak model-model yang dapat membantu siswa membentuk
pola pemikiran yang matematika yang sistematika, dapat membantu siswa berfikir logis dan
kritis, yang membutuhkan kecermatan (Zaini & Marsigit, 2014).

Banyak sekali permasalahan dalam berbagaiaspek kehidupan yang pemecahannya


memerlukan matematika. Oleh sebab itu, maka sangat perlu rancangan pembelajaran
matematika yang dapat membantu siswa dalam mengaplikasikan ilmu yang didapatkan untuk
memecahkan masalah dalam kehidupannya. Sehingga memberi rasa puas kepada siswa
bahwa ilmu yang didapatkannya benar-benar bermanfaat untuk kehidupannya (Karmawati,
2009:1)

Menyelesaikan masalah pada pembelajaran matematika, perlu pemahaman konsep


yang jelas oleh siswa, untuk memecahkan masalah seperti apasajakah yang dapat diselesaikan
dengan konsep yang didapatkan. Di sini peran guru sangat dituntut dalam pemahaman konsep
matematika. Guru harus menyajikan mata pelajaran matematika agar siswa merasakan
manfaat dia mempelajari hal tersebut untuk kehidupannya. Guru diharapkan menguasai
model, strategi pembelajaran matematika yang dapat membantu siswa dalam pembelajaran,
dapat melatih siswa mengembangkan penelaran berfikirnya dalam matematika. Guru harus
membuat pembelajaran yang berkesan, berbekaspada peserta didik (Diah Ayu Indraningtias
& Wijaya, 2017).

5
Sehingga ketika dia dihadapkan pada permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang
bervariasi, siswa tidak kewalahan mengerjakannya. Sehingga pembelajaran matematika tidak
menjadi suatu hal yang seharusnya ditakuti siswa. Iklim belajar yang diciptakan guru harus
juga kondusif agar siswa lebih termotivasi. Disamping itu, tingkat perkembangan anak juga
perlu menjadi perhatian guru, sehingga pemberian masalahnya juga sesuaidengan tingkat
pemikirannya (Muslimin, dkk: 2012)

Kompetensi siswa dalam memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-


harimasih jauh dari yang diharapkan, ketika siswa diberikan soal pemecahan masalah yang
meminta siswa berpikir kritis dengan melibatkan pemikiran dan penalarannya, siswa masih
terlihat kesulitan (Fauzan & Yerizon, 2013)

Siswa Sekolah Dasar (SD) tingkat pemikirannya masih pada tingkat operasional
konkrit, pembelajaran masih menggunakan benda-benda nyata yang membantu sebagai
media pembelajaran (Desi Indriyani1, Desyandri2, Yanti Fitria3, 2019)

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi


modern,mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia. Perkembanganpesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini
dilandasi olehperkembanganmatematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori
peluang dan matematikadiskrit. Untukmenguasai dan mencipta teknologi di masa depan
diperlukan penguasaan matematikayang kuat sejakdini.

Mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai


berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan


mengaplikasikankonsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam
pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataanmatematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untukmemperjelas keadaan atau masalah.

6
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematikadalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajarimatematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah (BSNP, 2006:417).

Menurut Piaget (dalam Sumantri, 2004:1.14-1.15) dalam teori kognitif menjelaskan


tentangkesiapan siswa untuk belajar yaitu:

a) tahap sensorimotor, dari lahir sampai umur sekitar 2 tahun.


b) tahap Pra Operasi Konkret,dari sekitar umur 2 tahun sampai dengan umur 7 tahun.
c) tahap operasi konkret, dari sekitar umur 7 tahun sampai dengan umur sekitar 11 tahun.
d) tahap operasi formal, dari sekitarumur 11 tahun dan seterusnya. Siswa sekolah dasar
dikatakan berada dalam tahap operasikonkret. Pada tahap ini siswa hanya mampu berfikir
dengan logika. Bila hal yangdihadapinya bersifat konkret atau nyata, siswa
dapatmengembangkan konsep matematikadengan memanipulasi benda-benda konkret
membuat siswa berfikir logis. Berfikir logisterjadi sebagai akibat adanya kegiatan siswa
memanipulasi benda-benda konkret.

Terlihat bahwa siswa sekolah dasar berada pada tahap operasi konkret. Dimana siswa
belumcukup formal untuk memahami pelajaran yang akan dipelajarinya. Namun, jika periode
ini betul-betuldiisi dengan aktifitas konkret misalnya mengklarifikasi, mengurutkan,
konstruksi, ide bilangan danrelasi Matematika sederhana. Siswa akan dibawa oleh aktifitas
tersebut pada konsep yang dipelajari(Ananda, 2017:2).

Siswa kelas rendah (kelas1, 2,3) masih sulit memahami konsep perkalian, pembagian
persen. Pada perkalian, siswa sekolah dasar harus dimulai dari konsep sebelumnya mengenai
penjumlahan, terlebih dahulu siswa harus paham dengan baik konsep penjumlahan agar dapat
lanjut keperkalian. Siswa harus memahami terlebih dahulu permasalahan-permasalahan
dalam kehidupannyayang dapat dia selesaikan dengan konsep penjumlahan tersebut.
sementara kelas tinggi ( IV,V,VI) sudah mulai berfikir secara deduktif, sudah dapat
mengembangkan logika dan penalaran. Oleh sebab itu guru harus merancang strategi
pembelajaran yang tepat agar siswa dapat menggunakan logika dan penalarannya tersebut
untuk kehidupannya, hendaknya dia merasakan bahwa pembelajarannya memang benar-
benar bermakna dan dapat diterapkannya dalam kehidupannya (Mewa, dkk:2015). Masalah
dalam pembelajaran matematika tersebut dapat disebabkan karena pendekatan yang
digunakan sangat teoritis, kurang memperhatikan dari segi penalaran, logika sehingga

7
matematika menjadi sesuatu yang terasa sulit dan menakutkan (Fauzan, Slettenhaar, &
Plomp, 2002).

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu penelitian
Tempat penelitian Sekolah Dasar Negeri 8 Kabanjahe, Sumatera Utara. Pada Sabtu,
26 April 2022 pada jam 08.00 WIB..

B. Subjek Penelitian
Dalam mini riset ini, subjek yang menjadi sasaran kami adalah salah satu Guru SDN 8
Kabanjahe terkait permasalahan pembelajaran Matematika yang terdapat di sekolah
tersebut.

C. Teknik Pengambilan Data


Teknik pengambilan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar
pengumpulan data yang ditetapkan (Sugiyono,2017:308). Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam menyusun laporan ini adalah dengan metode penelitian
kulitatif dengan jenis metod wawancara dan teknik wawancara terpimpin yang dimana
pertanyaan diajukan sesuai dengan pertanyaan yang telah dipersiapkan.

D. Instrumen
Daftar pertanyaan wawanacara:
1. Apa kesulitan dalam mengajari siswa SD mengenai pembelajaran Matematika?
2. Apakah ada tantangan atau permasalahan yang sering terjadi dalam cara ibu untuk
meningkatkan kualitas siswa didalam memahami materi mengenai pembelajaran
Matematikayang ibu berikan?

E. Teknik Analisis Data


Analisis data yang dilakukan biasanya dalam menggunakan metode kualitatif dan
kuantitatif dengan cara interpretasi data dan informasi yang telah dikumpulkan melalui
pemahaman mendalam dengan prinsip validitas, objektifitas, dan rehabilitas.

8
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

A. Hasil Survey
Berdasarkan survey yang dilakukan dengan beberapa pertanyaan yang diberikan
kepada narasumber diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Apa kesulitan dalam mengajari siswa SD mengenai pembelajaran Matematika?
Kesulitan dalam mengajari siswa sekolah dasar mengenai pembelajaran Matematika
yaitu seperti murid yang susah menghapal perkalian dan penyelesaian sebuah soal
mengenai perkalian.
2. Apakah ada tantangan atau permasalahan yang sering terjadi dalam cara ibu untuk
meningkatkan kualitas siswa didalam memahami materi mengenai pembelajaran
Matematikayang ibu berikan?
Tentunya ada, contohnya seperti siswa yang tidak mau dengar-dengaran atau susah
diarahkan dan siswa yang tidak mau aktif dalam pembelajaran.

B. Pembahasan
1. Permasalahan atau kesulitan yang dialami guru dalam pembelajaran Matematika.
Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa ada berbagai kesulitan yang
dialami guru dalam mengajar mata pembelajaran Matematika. Mulai dari menghafal
perkalian dan menyelesaikan soal mengenai perkalian. Seperti yang kita ketahui juga
bahwa setiap anak memiliki batas kemampuan masing-masing, ada anak yang dengan
mudah bisa secara langsung memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dan ada
juga anak yang kurang tanggap dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Karena itu setiap guru wajib mengenal dan mengetahui bagaimana kemampuan dari
setiap peserta didiknya, agar dalam proses pembelajaran nantinya guru dapat
menjelaskan materi dengan baik dan pastinya mudah dipahami bagi peserta didik.
2. Permasalahan yang sering terjadi dalam cara ibu untuk meningkatkan kualitas siswa
didalam memahami materi mengenai pembelajaran Matematika.
Berbagai permasalahan yang dialami guru yaitu seperti siswa yang susah diarahkan
dan siswa yang tidak aktif dalam proses pembelajaran. Dalam suatu proses belajar

9
mengajar pasti semuanya tidak bisa berjalan dengan mulus saja, tentunya aka nada
hal-hal ataupun permasalahan yang terjadi. Dari hal tersebut peran guru sangat
penting untuk menyelesaikan masalah tersebut, seperti mengarahkan siswa dengan
baik tidak dengan marah-marah dan membangun semangat kepada setiap siswa agar
semua siswa dengan senang dan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran.

10
BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan merupakan upaya untuk melatih dan mengembangkan peserta didik untuk
berpikir melalui kegiatan pembelajaran.

Matematika adalah ilmu yang dapat memancing keterampilan anak untuk berpikir
kritis yang dapat diaplikasikannya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya yang
berisi pemikiran abstrak, terdapat bilangan, simbol, rumus yang dipergunakan pada
kegiatan berhitung (Edison, 2017).

Pembelajaran matematika seharusnya tidak menjadi hal yang ditakuti oleh siswa,
karena matematika adalah ilmu yang mengandung simbol, rumus, konsep yang sangat
berguna dalam kehidupan. Seharusnya rumus, simbol dan konsep tersebut berguna dalam
memecahkan masalah dalam kehidupan siswa yang untuk mengatasinya menggunakan
hal tersebut. didalam matematika banyak model-model yang dapat membantu siswa
membentuk pola pemikiran yang matematika yang sistematika, dapat membantu siswa
berfikir logis dan kritis, yang membutuhkan kecermatan (Zaini & Marsigit, 2014).

B. SARAN
Mengingat pentingnya dalam memahami setiap permasalahan yang dialami oleh
siswa dalam pembelajaran Matematika, kami penulis menyarankan agar dilakukan kajian
dan pemahaman lebih lanjut tentang permasalahan tersebut. Harapannya, dapat
bermanfaat bagi banyak orang terutama bagi pendidik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Utami, Y. P., & Puspaningtyas, N. D. (2021). PERANAN E-LEARNING


PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR (SD). Jurnal Ilmiah
Matematika Realistik, 2(2), 44-49.

Ananda, R. (2018). Penerapan pendekatan realistics mathematics education (RME) untuk


meningkatkan hasil belajar matematika siswa sekolah dasar. Jurnal Cendekia: Jurnal
Pendidikan Matematika, 2(1), 125-133.

Suci, D. W., & Taufina, T. (2020). Peningkatan Pembelajaran Matematika Melalui Strategi
Berbasis Masalah di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(2), 505-512.

12
LAMPIRAN

13

You might also like