You are on page 1of 19
e. Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas 2. Tindakan keperawatan a. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien ». Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala c. Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas a. Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara mengajarkan tehnik relaksasi : 1) Mengalihkan situasi 2)Latihan relaksasi : napas dalam, mengerutkan dan mengendurkan otot 3) Tehnik 5 jari e. Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk dan bagaimana merujuk pasien SUMBER PUSTAKA MODUL STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN JIWA, FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN — UNIVERSITAS INDONESIA, 2017 b).Bantu. pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas c). Bantu pasien mengenal penyebab ansietas d). Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas c. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri: 1)Pengalihan situasi 2)Latihan relaksasi: a) Tarik napas dalam b) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot c) Hipnotis teknik lima jari dan motivasi pasien melakukan tehnik relaksasi setiap kali ansietas muncul Ditujukan pada keluarga 1. Tujuan: a. Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota keluarganya b. Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas a. Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat pasien dengan ansietas F. Tindakan keperawatan (Keliat et.al, 2011) Ditujukan pada pasien: 1. Tujuan: a. Pasien mampu mengenal ansietas b. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui tehnik relaksasi c. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan tehnik relaksasi untuk mengatasi ansietas 2. Tindakan keperawatan: a. Bina hubungan saling percaya Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah: 1) Mengucapkan salam terapeutik 2) Berjabat tangan 3) Menjelaskan tujuan interaksi 4) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien ». Bantu pasien mengenal ansietas: a). Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya. 3) Perbadingan yang positif, penggantian reward Destruktif (Keliat et.al, 2011) 1) Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau meminta bantuan 2) Menggunakan mekanisme pertahanan yang tidak sesuai 3) Ketidakmampuan memenuhi peran yang dinarapkan (mengalami ketegangan peran, konflik peran) 4) Mengungkapkan kesulitan kehidupan 5) Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti makan minum, kebersihan diri, istirahat dan tidur dan berdandan 6) Perubahan dalam interaksi sosial (menarik diri, bergantung, manipulatif dan impulsif) 7)Perilaku destruktif seperti merusak diri dan penyalahgunaan zat 8) Sering sakit 9) Mengungkapkan perasaan khawatir yang kronis 10) Berbohong dan manipulatif E. Diagnosa Keperawatan Ansietas 4) Gelisah dan melihat hanya sepintas 5) Kontak mata buruk 6) Agitasi dan mengintai 7) Tampak waspada 8) Melamun 9) Tidak bisa tenang, misalnya gerakan kaki dan gerakan tangan 10) Ketegangan fisik dan tremor 11) Kurang koordinasi dalam gerakan dan tidak bertujuan e. Sosial 1) Bicara berlebihan dan cepat 2) Menarik diri dari hubungan interpersonal ) 3) Kurang inisiatif 4) Menghindari kontak sosial dengan orang lain ) 5) Kadang menunjukkan sikap bermusuhan 4. Mekanisme Koping a. Konstruktif Kecemasan dijadikan sebagai tanda dan peringatan. Individu menerimanya sebagai suatu pilihan untuk pemecahan masalah, seperti 1) Negosiasi 2) Meminta saran h) Peningkatan frekuensi pernapasan (hiperventilasi) i) Sering napas pendek j) Nadi dan tekanan darah naik k) Pupil melebar |) Vasokonstriksi supervisial m) Kedutan pada otot n)Lemah 9) Parasimpatik: a) Nyeri abdomen b)Penurunan tekanan darah dan_ frekuensi denyut nadi c) Diare dan vertigo d) Letih dan mual e) Gangguan tidur f) Kesemutan pada ekstremitas g) Sering berkemih h) Anyang-anyangen i) Dorongan berkemih (keinginan mendesak untuk berkemih) a. Perilaku 1) Gerakan tersentak-sentak 2) Penurunan produktivitas 3) Gerakan yang irelevan 10) Peningkatan rasa ketidakberdayaan yang persisten 11) Merasa bingung dan menyesal 12) Ragu dan tidak percaya diri 13) Merasa khawatir 14) Cenderung menyalahkan orang lain 15) Klien menjadi tidak sabar 16) Marah yang berlebihan Fisiologis 1) Wajah tegangn dan muka berkerut 2) Tremor tangan dan anggota badan lain 3) Peningkatan keringat 4) Peningkatan ketegangan otot ) ) ) 5) Suara bergetar dan kadang meninggi 6) Gangguan pola tidur/insomnia 7) Perasaan mau pingsan 8) Simpatik: a) Anoreksia b) Eksitasi kardiovaskuler c) Diare d) Mulut kering e) Wajah merah f) Jantung berdebar-debar g) Peningkatan reflek 10) Ketakutan terhadap konsekuensi yang tidak spesifik 11) Mudah lupa 12) Gangguan perhatian 13) Mengungkapkan —_ kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup 14) Mengungkapkan keluhan karena perubahan pada kejadian kehidupan 15) Mengatakan sulit mengambil keputusan 16) Mengatakan sering mimpi buruk 17) Mengatakan takut kehilangan kontrol Afektif 1) Perasaan tidak aman 2) Gelisah dan merasa ketakutan 3)Kesedihan yang mendalam hingga mengalami frustasi 4 5 6 7 8 9 Distres dan perasaan yang tidak adekuat Berfokus pada diri sendiri Peningkatan kewaspadaan Iritabilitas dan gugup Perasaan senang yang berlebihan Rasa nyeri yang dapat meningkatkan ketidakberdayaan e) Berada_ di lingkungan_ yang __berisiko kontaminasi dengan infeksi atau penularan penyakit f) Klien tidak mampu menyesuaikan diri dalam lingkungan yang baru sehingga mengalami krisis situasional g) Pembatasan yang dilakukan oleh rumah sakit akibat hospitalisasi 3. Penilaian Terhadap Stressor (Tanda dan Gejala) a. Kognitif 1) Mengungkapkan adanya atau menyadari adanya gejala fisiologis 2) Bloking pikiran 3) Konfusi atau bingung 4) Penurunan lapang persepsi 5)Kesulitan konsentrasi dan Tidak dapat berkonsentrasi 6) Penurunan kemampuan untuk belajar 7) Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya 8)Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah 9) Tidak mampu menerima rangsang dari luar a)Pengalaman traumatis dalam enam_ bulan terakhir: perpisahan, kehilangan benda-benda yang dimiliki, atau bencana b)Gangguan konsep diri karena mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan sehingga menimbulkan perasaan frustasi c)Adanya ancaman terhadap konsep diri (identitas diri, harga diri, dan perubahan peran) d)Mengalami_ stres_ psikologis akibat tidak mampu mengontrol stimulus yang ada e) Hambatan dalam mengambil keputusan 3) Sosial budaya a) Krisis maturasi atau individu tidak mampu mencapai tugas perkembangan yang seharusnya b) Perpindahan tempat tinggal atau tinggal di tempat baru c) Perubahan yang mendadak status ekonomi, lingkungan tempat tinggal, status peran dan fungsi peran, pola interaksi 4) Kehilangan anggota keluarga (meninggal, perceraian) kepercayaan atau ada nilai budaya dan norma yang mengharuskan melakukan pembatasan kontak sosial dengan orang lain (misalnya laki- laki dengan perempuan). Horney (1939) mengemukan bahwa gangguan ansietas dipicu oleh banyak kontrakdiksi yang terjadi di dalam masyarakat kita yang menyebabkan rasa tidak aman dan tidak percaya. 2. Faktor Presipitasi 1) Biologis a)Adanya perubahan status kesehatan yang mendadak atau kondisi fisik yang menyebabkan ancaman terhadap integritas diri (misalnya: ketidakmampuan fisiologis atau gangguan terhadap kebutuhan dasar) b) Dalam enam bulan terakhir terpajan racun atau zat berbahaya c) Didiagnosa penyakit terminal atau kronis yang mengancam kematian atau ancaman integritas biologis seperti kondisi sekarat, serangan, prosedur invasif dan penyakit. 2) Psikologis budaya, perpindahan dan perpisahan sementara atau permaenen 6)Perubahan status sosial dan ekonomi akibat pensiun 7)Tinggal di lingkungan yang terdapat bahaya keamanan maupun polutan lingkungan 8) Kondisi pasien yang tidak mempunyai pekerjaan, Pengangguran, ada pekerjaan baru maupun promosi) 9)Peran sosial: kurang mampu menjalankan perannya untuk berpartisipasi lingkungan tempat tinggal dan kesulitan membina hubungan interpersonal dengan orang lain: Sullivan (1953) mengungkapkan respon ansietas dengan kesulitan dalam hubungan interpersonal yang berakar dari hubungan awal ibu (pangasuh utama)-anak. Anak tidak mendapatkan kasih sayang yang tulus dan asuhan yang ia butuhkan. Usaha yang sia-sia untuk memperoleh kasih sayang ini mengakibatkan kerapuhan ego dan ketakutan akan penolakan orang lain yang menetap sepanjang hidup 10) Agama dan keyakinan: kurang menjalankan kegiatan keagamaan sesuai dengan agama dan 8 c. Sosial budaya 1)Usia: Pada usia tersebut individu tidak dapat mencapai tugas perkembangan yang seharusnya sehingga mudah mengalami kecemasan. Teori yang diungkapkan oleh’ Erikson (1963) mengemukakan jika tugas perkambangan sebelumnya tidak perpenuhi dapat menjadi predisposisi terhadap gangguan ansietas. Sebagai respon terhadap stres, tampak perilaku yang berhubungan dengan tahap perkembangan sebelumnya karena individu mengalami regresi ke atau tetap berada pada tahap perkembangan sebelumnya. 2)Gender/jenis kelamin: pelaksanaan _peran individu sesuai dengan jenis kelamin yang tidak optimal akan mempermudah munculnya kecemasan 3) Kurangnya pendapatan/penghasilan yang dapat mengancam pemenuhan’ kebutuhan dasar sehari-hari 4) Mengalami perubahan status atau prestise 5)Pengalaman berpisah dari orang terdekat, misalnya karena perceraian, kematian, tekanan 8)Kembar monozigot 5 kali lipat lebih sering daripada dizigot Psikologis 1)Kemampuan melakukan komunikasi verbal, berinteraksi dengan orang lain 2)Adanya pembatasan kontak sosial akibat perbedaan budaya maupun akibat proses pengobatan yang lama (di ICU, NGT atau ETT, trakeostomi) 3) Ada pengalaman terlibat dalam masalah hukum atau pelanggaran norma 4) Mengalami konflik yang tidak disadari mengenai tujuan pentingya hidup yang berlangsung lama 5) Mengalami konflik yang tidak disadari mengenai nilai yang esensial/penting 6) Motivasi: kurangnya pernghargaan dari orang lain 7) Self kontrol rendah, ketidakmampuan melakukan kontrol diri ketika mengalami kegagalan maupun keberhasilan (terlalu sedih atau terlalu senang yang berlebihan) 8) Kepribadian: menghindar, tergantung dan tertutup/menutup diri dan mudah cemas 9) Riwayat kesulitan mengambil keputusan, tidak mampu berkonsentrasi ini dibandingkan pada populasi umum (Townsend, 2010). 2) Penyalahgunaan obat atau zat terlarang. Gejala ansietas dapat disebabkan karena pengaruh fisiologis langsung satu zat (yaitu, obat yang disalahgunakan, medikasi, pajanan toksin. Gangguan tersebut dapat terjadi selama intoksikasi atau putus zat dan dapat meliputi ansietas yang menonjol, serangan panik, fobia maupun obsesi dan kompulsif. 3) Menderita penyakit kronis atau terminal sehingga mengalami ancaman kematian 4) Status nutrisi (terlalu kurus atau terlalu gemuk) 5) Sindrom kromosom 13 terkait dengan gangguan panik, sakit kepala berat dan hipertiroid 6) Sensitivitas laktat 7) Adanya lesi pada otak baik akibat infeksi otak maupun trauma kepala dapat menyebakan terjadinya peningkatan kadar norefrinefrin ditemukan pada gangguan panik dan gangguan ansietas umum sedangkan penurunan serotonin berperan pada etiologi gangguan obsesif- kompulsif (Townsend, 2010) Ansietas merupakan pengalaman sehari-hari yang dihadapi individu, ansietas menjadi masalah apabila individu menjadi tidak mampu mengendalikannya sehingga berdampak pada penurunan_produktifitas secara sosial dan ekonomis. Ansietas ini merupakan perasaan was-was, khawatir atau tidak nyaman seakan- akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. Ansietas berbeda dengan rasa takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya, sedangkan ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut. Ketika mengalami ansietas, individu menggunakan berbagai mekanisme koping atau cara penyelesaian masalah, dan jika tidak dapat mengatasi ansietas secara sehat, dapat menyebabkan perilaku yang maladaptif sehingga mengalami koping individu yang tidak efektif. 1. Faktor Predisposisi a. Biologis 1)Adanya riwayat anggota keluarga menderita gangguan jiwa atau anggota keluarga mudah mengalami kecemasan (herediter). Gangguan ansietas terbukti lebih sering terjadi pada kerabat biologis tingkat pertama individu yang mengalami 2. Ansietas sedang Memungkinkan individu memusatkan pada hal yang dirasa penting dan mengesampingkan hal lain sehingga perhatian hanya pada hal yang selektif namun dapat melakukan sesuatu dengan terarah. Ansietas berat Terjadi bila individu mengalami pengurangan lapang 2 persepsi sehingga cenderung memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pikiran pada suatu area lain. S Panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Rincian terpecah dari proporsinya, tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang iain, persepsi menyimpang, kehilangan pemikiran rasional. D.Proses terjadinya memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman. B.Penyebab Ansietas dapat disebabkan oleh: .Adanya perasaan takut tidak diterima dalam satu lingkungan tertentu N . Adanya pengalaman traumatis seperti trauma akan perpisahan, kehilangan atau bencana w . Adanya rasa frustrasi akibat kegagalan dalam mencapai tujuan 4. Adanya ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan terhadap kebutuhan dasar wa Adanya ancaman terhadap konsep diri: identitas diri, harga diri, dan perubahan peran. C.Pembagian tingkat kecemasan Menurut penyebab dan gejala yang dirasakan pasien, kecemasan dibagi menjadi beberapa tingkat: 1. Ansietas ringan Disebabkan karena gangguan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi lebih waspada. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH : ANXIETAS A.Pengertian Ansietas atau Kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan adalah kebingungan atau kekwatiran pada sesuatu yang terjadi dengan penyebab tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya.( Stuart, 2013). Menurut Wilkinson (2007) ansietas merupakan suatu keresahan atau — perasaan ketidaknyamanan yang tidak mudah atau trend yang disertai dengan respon autonomis, sumbernya sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu, perasaan khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Sedangkan menurut NANDA (2018) ansietas merupakan perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan

You might also like