Professional Documents
Culture Documents
June 2022
Pict source: IFC’s DfGE workshop 2020
The Problems
Impact of GHG (C02) Concentration on Climate Change
Pollution from fossil fuel
15-19 lm/W
CFL 46-75 lm/W
LED 75 – 120 lm/W
350
438,777,420
INDONESIA'S URBAN
300 10%
380,742,328
POPULATION Average annual
construction growth
250
291,347,596
222,293,000
200
USD Billions
160,943,057
150
109,387,114
80,564,904
100
50
0
1960 1970 1980 1990 2000 2010 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
2011
(e) (f) (f) (f) (f) (f) (f) (f) (f) (f) (f)
Buildings 47.4 52.5 60.3 71.9 87.3 105.7 128.6 155.7 188.1 226.2 270.1 321.8
Source: World Bank
Forestry
Energy Agriculture Waste Industries
& OLU
Mandatory Voluntary
Pergub DKI 38, 2012 Greenship Certification by GBCI
Perwal Bandung 1023, 2016 EDGE Certification by IFC – World Bank with GBCI
Perwal Semarang 24, 2019
Pergub 45 Bali, 45 2019
Perwal Samarinda, 55, 2021
----- GHG Reduction Potential GtCO2e/yr-------
Note:
‘Low cost’ emission reductions = carbon
price <20 US$/tCO2-eq.
‘Medium cost’ emission reductions = carbon
price <50 US$/tCO2-eq.
‘High cost’ emission reductions = carbon
price <100 US$/tCO2-eq
Jauh lebih murah dan efisien untuk menghemat listrik 1 Watt dari pada memproduksi listrik 1 Watt
14
Source: IPCC 2007, AR4 Chapter 10 & World Resources Institute
Climate Transparency Report, 2021
Some technical and organizational challenges
toward policies development & implementation
ASEAN Indonesia
500
Energy Usage Intensity (kWh/m2/yr)
400
300
200
100
0
Office Library Retail/Mall Hotels Hospital
Platinum certification by GBCI
124 kWh/m2.yr
Winner 2014 ASEAN Energy Chiller 600 TR
Awards for Energy Efficient 225 kWh/m2.yr
new & large Building Chiller 700 TR
35.8% 39.2%
70%
30.3% 30.3% Windows
60% 19.6% 23%
50%
30.8% Walls
40% Lighting
30%
52.6% 49.7% 53.3% Equipment
49.5% 49.5% 60%
20% 37.7%
6% Occupancy
10%
0% 3%
LARGE OFFICE RETAIL HOTEL HOSPITAL APARTMENT EDU. BUILDING
To Ti
Thermal comfort Calculate the amount of Radiant and Conductive Heat coming through:
I Difference= Delta T
Avg. incident solar radiation (Jakarta – orientasi barat): 197 W/m2 (see solar factor data) Assumed Indoor temp.: 25 C Outdoor
temperature: 30 C
A A
20 C
104.25 W/m2
92.58 W/m2
74.09 W/m2
102.94 W/m2
113.17 W/m2
36.56 W/m2
74.09 W/m2
50.03 W/m2
52.66 W/m2
102.94 W/m2
113.17 W/m2
25.88 W/m2
52.43 W/m2
WWR = 30%
WWR = 70%
SHGC = 0.6 (panasap)
SHGC = 0.6 (panasap)
HVAC COP = 3 (package system, VRF/VRV)
HVAC COP = 3 (package system, VRF/VRV)
76.86 W/m2
102.94 W/m2
83.88 W/m2
113.17 W/m2
HVAC COP = 3 (package system, VRF/VRV) HVAC COP = 3 (package system, VRF/VRV)
102.94 W/m2
102.94 W/m2
113.17 W/m2
113.17 W/m2
52.43 W/m2 52.43 W/m2
WWR = 70% WWR = 70%
SHGC = 0.6 (panasap) SHGC = 0.6 (panasap)
HVAC COP = 3 (package system, VRF/VRV) HVAC COP = 5.8 (water cooled chiller)
102.94 W/m2
38.37 W/m2
113.17 W/m2
39.72 W/m2
52.43 W/m2 20.09 W/m2
Air temperature
• Suhu udara di dalam ruangan yang dapat diukur dengan termometer pada umumnya
Operative temperature
• Sensasi suhu yang dirasakan manusia yang menentukan tingkat kenyamanan termal.
• Operative temperature merupakan perpaduan dari air temperature dan MRT
ROOM
LIVING
ROOM
WC
Kondisi Termal di Rusun T-36
BASEDESIGN
Dinding precast hebel
Kaca clear panasap clear panasap
External Heat Gain (W) 544.12 517.29 353.79 321.75
External Heat Gain (W/m2) 37.32 35.48 24.27 22.07
LIVING
Air Temperature ( C) 31.63 31.44 30.51 30.25
ROOM
MRT ( C) 32.17 31.97 31.03 30.77
Operative Temperature (C) 31.90 31.70 30.77 30.51
External Heat Gain (W) 412.00 392.31 281.42 255.85
External Heat Gain (W/m2) 50.31 47.90 34.36 31.24
BEDROOM Air Temperature ( C) 31.72 31.50 30.57 30.26
MRT ( C) 32.32 32.10 31.15 30.83
Operative Temperature (C) 32.02 31.80 30.86 30.55
• Berdasarkan rata-rata heat gain, MRT dan operative temperature selama setahun, nilai heat gain, MRT dan operative temperature terendah
diperoleh desain unit menggunakan dinding hebel dan kaca panasap, sedangkan nilai rata-rata heat gain, MRT dan operative temperature
tertinggi diperoleh desain unit menggunakan dinding precast dan kaca clear.
• Dinding dengan material hebel menghantarkan panas lebih sedikit daripada precast, karena U value Hebel (1.231 W/m2-K) jauh lebih baik
dibandingkan dengan U value precast (4.417 W/m2-K). Semakin kecil nilai U-value, semakin kecil panas yang ditransmisikan melalui material
tersebut.
• Kaca panasap menghantarkan panas lebih sedikit daripada kaca clear, karena nilai SHGC kaca panasap (0.584) yang lebih kecil dibandingkan
dengan kaca clear (0.839). Semakin kecil nilai SHGC, semakin kecil pula transmisi radiasi panas yang terjadi melalui material kaca.
SIMULATION ASSUMPTION
Analisis CFD menggunakan software Autodesk CFD. Sampel modelling diambil dari bangunan rusun T-30 dengan
membuat unit typical dalam dua kondisi
1. Unit dengan dinding dapur tertutup (box kuning)
2. Unit dengan dinding dapur terbuka –menggunakan rooster (box merah) sehingga memungkinkan terjadi cross
ventilation
Kedua model tersebut dimodelkan dalam kondisi pintu utama unit terbuka dan tertutup untuk mengetahui
pergerakan udara di dalam ruangan.
Analysis Natural Ventilation
Model dengan pintu unit terbuka Model dengan pintu unit tertutup
• Jika dinding di area dapur menggunakan material rooster maka udara dapat mengalir melewati area dapur,
sedangkan jika dinding area dapur menggunakan dinding bata maka udara akan berbelok mengalir melalui ruang
keluarga.
• Ketika pintu unit terbuka, udara dapat mengalir dengan bebas ke dalam unit, sedangkan ketika pintu unit
tertutup, udara masih dapat mengalir ke dalam area unit melalui jendela dan bouven di atas pintu, tetapi
kecepatan dan tekanan udara tersebut lebih kecil daripada model dengan pintu terbuka.
• Kecepatan udara di dalam unit dengan dinding dapur menggunakan rooster (dalam box merah) ketika pintu
terbuka berkisar dari 0.6 – 1.5 m/s sedangkan ketika pintu tertutup berkisar dari 0.6 – 1.2 m/s.
Perbandingan Natural Ventilation setiap Orientasi