You are on page 1of 37

Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

PEMIKIRAN SAYYID JAMAL AL-DIN AL-AFGHANI.

Dosen Pengampu

Drs.Alimuddin,M.ag.

FITRIANI

11910122545

UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Email: 11910122545@students.uin-suska.ac.id

JUNI KURNIAYATI

11910122613

UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Email: 11910122613@students.uin-suska.ac.id

Abstract

The 19 th century to the 20 th century is a moment in which Muslims enter a


new gate,the gate of renewal. This phase is often referred to as the century of
modernism, a century where people are confronted with the fact that the
West is far ahead of them. This situation made various responses
emerging,various Islamic groups responded in different ways based on their
Islamic nature. Some repond with accommodative stance and recognize that
the people are indeed doomed and must follow the West in order to rise
from the downturn. Others respond by rejecting anything coming from the
West because they think it is outside of Islam. These circles believe Islam is
the often called the revivalists. One of the figures who is an important figure
in Islamic reform,Jamaluddin al-Afghani, a reformer who has its own
uniqueness,uniqueness,and mystery. Departing from the division of Islamic
1 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

features above,Afghani occupies a unique position in responding to Western


domination of Islam. On the one hand, Afghani is very moderate by
accommodating ideas coming from the West,this is done to improve the
decline of the ummah. On the other hand,however,Afghani appeared so
loundly when it came to the question of nationality or on matters relating to
Islam. As a result,Afghani traces his legs on two different sides,he is a
modernist but also a fundamentalist.

Keywords: Renewal,Thought,Pan-Islamism,Imperialism.

ABSTRAK

Abstrak : Abad ke 19 hingga abad ke 20 merupakan suatu momentum


dimana Islam memasuki suatu gerbang baru,gerbang pembaharuan. Fase ini
kerap disebut sebagai abad modernism,suatu abad dimana umat
diperhadapkan dengan kenyataan bahwa Barat jauh mengungguli mereka.
Keadaan ini membuat berbagai respon bermunculan,berbagai kalangan
islam merespon dengan cara berbeda berdasarkan pada corak ke-islaman
mereka. Ada yang merespon dengan sikap akomodatif dan mengakui bahwa
memang umat sedang terpuruk dan harus mengikuti bangsa Barat agar
dapat bangkit dari keterpurukan itu. Ada pula yang merespon dengan
menolak apapun yang datang dari Barat sebab mereka beranggapanbahwa
diluar Islam. Kalangan ini menyakini Islamlah yang terbaik dan umat harus
kembali pada dasar-dasar wahyu,kalangan ini kerap disebut kaum revivalis.
Salah satu tokoh tyang merupakan sosok penting dalam pembaharuan
Islam,Jamalludin Al-Afghani,eorang oembaharuan yang memiliki
keunikan,kekhasan,dan misterinya sendiri. Berangkat dari pembagian corak
keIslaman diatas,Afghani menempati posisi yang unik dalam menaggapi
dominasi Barat terhadap Islam. Disatu sisi,Afghani sangat moderat dengan
mengakomodasi ide-ide yang datang dari Barat,ini dilakukannya demi
memperbaiki kemerosotan umat. Namun dilain sisi,Afghani tampil begitu
keras ketika itu berkenaan dengan masalah kebangsaan atau mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan keislaman. Alhasil Afghani memijakan kedua
kakinya didua sisi berbeda,ia seorang modernis tapi juga Fundamentalis.

Kata Kunci: Pembaharuan,Pemikiran,Pan-Islamisme,Imperialisme.


2 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
‫‪Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.‬‬

‫‪Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.‬‬

‫نبذة مختصرة ‪:‬‬

‫الملخص‪ :‬كان القرن التاسع عشر حتى القرن العشرين زخما ً حيث دخل اإلسالم بوابة جديدة ‪ ،‬بوابة‬
‫التجديد‪ .‬غالبًا ما يشار إلى هذه المرحلة باسم قرن الحداثة ‪ ،‬وهو القرن الذي يواجه فيه الناس حقيقة‬
‫أن الغرب قد تجاوزهم كثيرً ا‪ .‬أدى هذا الوضع إلى ظهور ردود فعل مختلفة ‪ ،‬واستجابت دوائر‬
‫إسالمية مختلفة بطرق مختلفة بنا ًء على أسلوبها اإلسالمي‪ .‬كان هناك أولئك الذين استجابوا بموقف‬
‫مناسب وأقروا أن الناس في الواقع كانت في حالة ركود وكان عليهم اتباع الدول الغربية من أجل‬
‫النهوض من تلك المحنة‪ .‬وهناك من يرد برفض أي شيء يأتي من الغرب ألنهم يعتقدون أنه خارج‬
‫عن اإلسالم‪ .‬تؤمن هذه الدوائر بأن اإلسالم هو األفضل وأن األمة يجب أن تعود إلى أساسيات الوحي‬
‫‪ ،‬وغالبًا ما تسمى هذه الدوائر بالنهضة‪ .‬جمال الدين األفغاني ‪ ،‬أحد الشخصيات المهمة في اإللال‬
‫اإلسالمي ‪ ،‬مصلح له تفرده وتفرده وغموضه‪ .‬وخروجا عن تقسيم السمات اإلسالمية أعاله ‪ ،‬يحتل‬
‫األفغاني مكانة فريدة في الرد على الهيمنة الغربية لإلسالم‪ .‬من ناحية ‪ ،‬كان األفغاني معتدالً للغاية من‬
‫خالل استيعاب األفكار التي جاءت من الغرب ‪ ،‬وقد تم ذلك إللال تدهور الشعب‪ .‬لكن من ناحية‬
‫أخرى ‪ ،‬بدا األفغاني لار ًما للغاية عندما يتعلق األمر بمسائل الجنسية أو في األمور المتعلقة‬
‫باإلسالم‪ .‬ونتيجة لذلك ‪ ،‬وضع األفغاني قدميه على جانبين مختلفين ‪ ،‬فقد كان حداثياً ولكنه أيضاً‬
‫‪.‬ألولي‬

‫‪.‬الكلمات المفتاحية‪ :‬التجديد ‪ ،‬الفكر ‪ ،‬القومية اإلسالمية ‪ ،‬اإلمبريالية‬

‫‪PEMIKIRAN SAYYID JAMAL AL-DIN AL- AFGHANI‬‬

‫‪PENDAHULUAN‬‬

‫‪Islam adalah agama satu-satuya yang diakui Allah SWT saat‬‬


‫‪ini,dimana tuhan pencipta alam semesta dan jagat raya ini.Nabi Muhammad‬‬
‫‪SAW yang membawa agama islam ini menyempurnakan agama-agama dari‬‬
‫‪Nabi sebelumnya.Pada zaman Nabi islam berkembang secara berlahan‬‬
‫‪disemua Negara Arab,yang tidak semua Negara Arab mau menerimanya‬‬
‫‪secara langsung.Karena ketika Nabi Muhammad SAW berdakwah hanya‬‬
‫‪sebagian yang bergerak hatinya untuk memeluk dan menyakini islam‬‬
‫‪sebagai agamanya.Tidak heran ketika masa Nabi Muhammad banyak‬‬
‫‪cendikiawan muslim yang menyumbangkan ide dan fikiran dalam kehdupan‬‬
‫‪islam yang berpedoman pada al-qur’an dan hadist.‬‬

‫‪Islam mulai tahun 1800 M sampai sekarang dikenalah dengan masa‬‬


‫‪pembaharuan islam. Pada masa pembaharuan umat islam sadar bahwa‬‬
‫‪adanya kelemahan pada bidang pendidikan,pemerintahan,dan teknologi.‬‬
‫‪3 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam‬‬
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Umat islam dimasa itu juga sebagai bangsa yang tertindas oleh bangsa-
bangsa eropa sehingga umat islam semakin lemah dalam aspek hidup.Pada
awal masa pembaharuan ini kondisi islam berada dipengaruh berat yang
mendomisili kehidupan ini.Pada abad 20 islam mulai bangkit dari penghuni
barat.Pada masa ini banyak lahir tokoh pemikiran dalam kalangan islam dari
berbagai Negara islam,salah satunya yaitu Jamalludin al-afghani.

Salah satu tokoh gerakan modernisme klasik yang berupaya


meningkatkan standar modal dan intelektual umat islam dalam rangka
menjawab bahaya ekspansionisme barat adalah Jamaluddin al-afghani (1255-
1215 H/1839-1897). Walaupun Jamaluddin Al-afghani tidak melakukan
modernism intelektual,namun ia telah menggugah kaum muslimin untuk
mengembangkan dn menyuburkan disiplin dan melakukan pembaharuan
dan ia adalah seorang oemimpin pembaharuan dalam islam yang tempat
tinggal dn aktivitasnya berpindah dari satu negara islam ke negara islam
lain.

Abad ke 19 hingga ke 20 merupakan suatu momentum dimana umat


islam memasuki suatu gerbang baru,gerbang pembaharuan. Fase ini kerap
disebut sebagai abad modernism,suatu abad dimana umat diperhadapkan
dengan kenyataan bahwa Barat jauh mengungguli mereka. Keadaan ini
membuat berbagi respon bermunculan,berbagai kalangan Islam merespon
dengan cara yang berbeda berdasarkan pada corak keislaman mereka. Ada
yang merespon dengan sikap akomodatif dan mengakui bahwa memang
umat sedang terpuruk dan harus mengikuti bahasa Barat agar dapat bangkit
dari keterpurukan itu. Ada pula yang merespon dengan menolak apapun
yang datang dari Barat sebab mereka beranggapan bahwa itu diluar islam.
Kalangan ini menyakini islamlah yang terbaik dan umat harus kembali pada
dasar-dasar wahyu,kalangan ini kerap disebut dengan kaum revivalis.

Berbagai nama tokoh pun segera tampil dalam ingatan ketika


disebutkan tentang abad modernisme islam yang ditandai dengan dominasi
Eropa ini. Dominasi Eropa atas dunia islam,khususnya dibidang politik dan
pemikiran ini ditanggapi dengan beragam cara sehingga melahirkan
kalangan modernis dan fundamental. Modernime cenderung akomodatif
terhadap ide Barat meskipun kemudian mengembangkan sendiri apa-apa
4 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

yang datang dari Barat adalah bukan berasal dari Islam dan tak layak untuk
diambil. Fundamental merupakan suatu paham yang lahir atau besar setelah
fase modernisme.

Berbicara abad pembaharuan dalam islam,maka tak lepas dari


seseorang tokoh yang merupakan sosok penting dalam pembaharuan
Islam,al-Afghani,seorangpembaharuanyangmemiliki keunikan,kekhasan,dan
misterinya sendiri. Berangkat dari pembagian corak keislaman
diatas,Afghani menempati posisi yang unik dalam menanggapi dominasi
Barat terhadap islam. Disatu sisi,Afghani sangat moderat dengan
mengakomodasi ide-ide yang datang dari Barat,ini dilakukannya demi
memperbaiki kemerosotan umta. Namun dilain sisi,Afghani tampil begitu
keras ketika itu berkenaan dengan masalah kebangsaan atau mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan keislaman. Alhasil Afghani memijakkan kedua
kainya didua sisi berbeda,ia seorang modernis tapi juga fundamentalis.
Agaknya tepat apa yang dikatakan Balck bahwa afghani adalah puncak dari
kalangan modernis dan fondasi bagi kalangan fundamental.

Pada makalah sederharna ini kami akan paparkan tentang


Afghani,hal yang berkenaan dengan jati diri beliau,sekilas pemikiran
beliau,kiprah politik,dan hal lain serba sedikit sebab makalah ini tak cukuo
representative jika harus mewakili keseluruhan pemikiran dan sepak terjang
beliau dengan begitu fenomena.

PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI SAYYID JAMAL AL-DIN AL-AFGHANI


Jamaluddin AL-Afghani adalah salah satu seorang pemimpin
pergerakan islam pada akhir abad ke-19, yang agak berbeda dari kedua
pemimpin sebelum dia: Muhammad bin Abdul Wahab (abad ke-18) dan
muhammad bin ‘Ali As-Sanusi (awal abad ke-19).1
Jamaluddin lahir di Afganistan pada tahun 1839 M. Meninggal dunia
di Istambul di tahun 1897 M. Tetapi penelitian para sarjana menunjukkan
bahwa ia sebenarnya lahir di kota yang bernama (As’adabad) tetapi bukan di

1
Muhammad al-bahiy,Pemikiran Islam Modern. Pustaka Panji Mas,Jakarta,1968,hal.30.
5 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Afgahanistan, melainkan di Iran. Ini lebih menyebabkan banyak orang,


khususnya mereka di iran lebih suka menyebut pemikir pejuang muslim
modernis itu Al-As’adabi, bukan Al-Afghani, walapun dunia telah terlanjur
mengenalnya sebagaimana dikehendaki oleh yang bersangkutan sendiri,
dengan sebutan Al-Afghani.2
Pendidikan sejak kecil sudah diajarkan mengaji Al-Qur’an dari
ayahnya sendiri, di samping bahasa Arab dan sejarah. Ayahnya
mendatangkan seorang guru ilmu tafsir, hadist, dan fiqih yang dilengkapi
dengan ilmu tasawuf dan ilmu ketuhanan, kemudian dikirim ke India untuk
mempelajari ilmu pengetahuan modern.
Sampai usia 18 tahun, ia dibesarkan dan belajar di kabul. Pada usia
ini ia sangat tertarik kepada studi falsafat dan matematika. Menjelang usia
19 tahun, ia pergi ke India selama lebih dari satu tahun. Dari sana ia menuju
mekkah untuk beribadah haji. Dari mekkah ia kembali ke tanah airnya.
Ketika berusia 22 tahun ia telah menjadi pembantu bagi pengeran Dost
Muhammad Sher Ali Khan di Afghanistan. Di tahun 1864 ia menjadi
penasihat Sher Ali Khan. Beberapa tahun kemudian ia diangkat oleh
muhammad A’zam Khan menjadi perdana menteri. Ketika itu Inggris sudah
ikut campur dalam urusan negeri Afghanistan, maka jamaluddin termasuk
salah satu orang yang menentangnya. Karena kalah melawan Inggris ia lebih
baik meninggalkan negerinya dan pergi menuju India pada tahun 1869. Di
negeri jiran ini pun ia tidak tenang karena negeri itu dikuasai oleh inggris,
maka ia pindah ke Mesir pada tahun 1871. Ia menetap di Kairo dan
menjauhkan urusan politik untuk berkonsentrasi ke bidang ilmiah dan
sastra Arab. Rumah tempat tinggalnya menjadi pusat pertemuan bagi para
mahasiswa, diantaranya adalah Muhammad Abduh. 3
Sayyid sand adalah ayah Afghani, yang dikenal, dengan gelar Shadar
Al-Husaini. Ia tergolong bangsawan terhormat dan mempunyai hubungan
nasab dengan Hussein ibn Ali .r.a., dari pihak Ali At-Tirmizi, seorang perawi
hadist. Oleh karna itu di depan nama Jamaluddin al-Afghani diberi
titel’sayid’.4 Keluarga Afghaani adalah mazhab Hanafi.5 Ia mempunyai

2
Nurcholish Madjid,Khazanah Intelektual Islam,(Jakarta:Bulan Bintang,1984),hal.56.
3
Ali Mufrodi,op.cit,h.156.
4
Ecyclopedia of islam,II,E.J,Brill,1965.hal.471.
6 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

pertalian darah dengan Husein bin Ali melalui Ali At-tirmizi, ahli hadist
terkenal. Keluarganya mengikuti mazhab Hanafi. Ia adalah seorang
pembaharu yang berpengaruh di Mesir. Ia menguasai bahasa – bahasa
Afghan, Turki, Persia, Perancis dan rusia.6 Afghani mempelajari berbagai
ilmu pengetahuan. Diantara adalah bahasa Arab, yang meliputi nahwu,
shorof, ilmu bayan dan ma’aninya : ilmu syari’ah yang meliputi tafsir, hadist,
dan musthalahnya, fiqih dan usulnya : ilmu kalam, ilmu tasawwuf, filsafat,
logika. Etika, dan politik : fisika dan ilmu pasti, yang mengcangkup
matematika, geometri, al-jabar, ilmu kedokteran dan anatomi.7
Al-afgahani dikenal dengan seorang yang banyak melakukan
pengembaraan.Dari Teheran ia pindah ke al-Najd diirak,pusat studi
keagaamaan syi’ah,disitulah ia menghabiskan waktunya selama empat puluh
tahun sebagai murid Murtadhah al-Anshari,seorang teologi dan sarjana yang
terkenal. Pada tahun 1853 ia melewat ke India, dimana ia diperkenalkan
dengan studi-studi imu-ilmu Eropa. Ada waktu selanjutnya ia melakukan
perlewatan keberbagai negara di dunia, seperti
Hijaz,Mesir,Yaman,Turki,Russia,Inggris,dan Perancis. Saah satu yang paling
berkesan dari perjalanannya ini adalah kunjungan ke Mesir pada tahun 1869
dan di negeri ini ia memulai memuculkan pemikiran pembaharuan.8
Afghani melanjutkan belajar ke India selama satu tahun. Di India
Afghani menekuni sejumlah ilmu pengatahuan melalui metode modern.
Kemudian ia meneruskan perjalannya menuju Mekah untuk menunaikan
ibadah haji. Perjalananya ini menghabiskan waktu selama setahun. Ia
singgah dari satu kota ke kota lain, sambil mengamati adat istiadat
masyarakat yang dilewati. Ia sampai diMekkah pada tahun 1857.9
Dengan Bekal penguasa ilmu pengatahuan dari berbagai
disiplin,akhirnya muncullah sosok Jamaluddin Al-Afghanni dengan

5
Tim penyusun IAIN Syahid,Ensiklopedia Islam
Indonesia.Jambatan,Jakarta,1992.hal.62.
6
J.Suyuti Pulungan,Fiqh Siyasah: Ajaran,Sejarah dan pemikiran,( Jakarta : Grafindo
Persada,1994).hal.280.
7
Musthalah Maufur,Jamaluddin al-afghani.PMP Gontor PSIA,1991,hal.14.
8
Majid Fakhry, A.History Of Islamic bPhilosophy, Terj. Mulyadi Kartanegara, Sejarah
Dan Pemikiran, Filsafat Islam Cet V, Jakarta, Dunia Pustaka Jaya, 1997.Hlm 456.
9
Edward Mortimer,Faith and Power.Faber and Faber Ltd,London,1982,hal.109.
7 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

karakternya yang khas. Seperti ditulis oleh Hourani, Afghani digambarkan


sebagai seseorang yang sangat setia dengan keyakinan-keyakinan dan tegar
dalam menegakkan keyakinan tersebut,bersikap zuhud tetapi cepat marah
apabila disinggung kehormatan diri dan agamanya. Afghani disebut pula
sebagai “Si jenius uang tegar”, pandai berbicara,menguasai beberapa bahasa
tetapi disayangkan tidak suka menulis.10
Al-Afghani mendidik murid-muridnya secara rutin dengan metode
mengajar yang sistematis. Setiap orang yang bertamu kerumahnya atau pada
setiap kesempatan beliau memberikan juga pelajaran yang tidak sistematis.
Mungkin inilah awal munculnya kesadaran politik masyarakat politik
Mesir, sekalipun dia melakukannya secara diam-diam.11
Meskipun pada mulanya ia menjauhi persoalan politik mesir,tetapi
ternyata soal politik tidak dapat ditinggalkan sama sekali.12 Dimesir Al-
Afghani dapat mempengaruhi massa intelektual dengan pikiran-pikiran
barat anatara lain mengenai ide trias politika memalui terjemahan bahasa
Arab yang berasal dari bahasa Perancis yang dilakukan oleh At-tahthawi. Ia
berasil membentuk partai Nasional (Al-Hizbu al-Watani) disana dan
mendegungkan Mesir untuk bangsa Mesir,meperjuangkan pendidikan
universal,kemerdekaan pers,dan memasukkan unsur-usur Mesir dalam
bidang militer. Al-Afghani berusaha menumbangkan penguasa Mesir
Khadewi Ismali dan menggantikannhya dengan putera mahkota,Tawfiq
yang ingin mrengadakan pembaharuan di Mesir. Tetapi setelah Taufiq
berkuasa,ia tidak dapat melaksanakannya programnya,bahkan penguasa
baru yang didukung oleh Al-Afghani itu mengusirnya karena tekanan dari
pihak Inggris,tahun 1879. Sesudah sepuluh tahun dimesir degan berbagai
kiprah politiknya Al-Afghani berpindah-pindah lagi satu negeri ke negeri
yang lain. Keindia pada tahun 1879, Kelondon dan Paris tahun 1883.
Seterusnya Al-Afghani ke Persia pada tahun 1889.

10
Albert Hourani,Arabic Thought in The Liberal Age 1798-1939.Oxford University
press,London,1962,hal.112.
11
Ahmad Amin,Zu’ama al-Ishlahfi al-‘Ashr al-Hadist.Maktabah an-nahdah al-
Misriyah,Kairo,1977,hal.52.
12
Harun Nasution,Pembaharuan Dalam Islam,Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Bulan
Bintanh Jakarta,1975,hal.51.
8 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Melihat Kepada kegiatan politik yang demikian besar dan daerah


yang demikian luas,maka dapat dikatakan bahwa Al-Afghani lebih banyak
bersifat pemimpin politik dari pada pemimpin dan pemikiran pembaharuan
dalam islam,tetapi kegiatan yang djalankan Al-Afghani sebenarnya
didasarkan pada ide-idenya tentang pembaharuan dalam islam.

B. PEMIKIRAN JAMALLUDIN AL-AFGHANI


Abad ke 19 hingga ke 20 merupakan suatu momentum dimana umat
islam mamasuki suatu gerbang baru,gerbang pembaharuan. Fase ini kerap
disebut sebagai abad moderenisme, suatu abad m dimana umat
diperhadapkan dengan kenyataan bahwa Barat jauh mengunguli mereka.
Keadaan ini membuat berbagai respond bermunculan,berbagai kalangan
islam merespon dengan cara yang berbeda berdasarkan pada corak
keislaman mereka. Ada yang merespon dengan cara yang berbeda
berdasarkan pada corak keislaman mereka. Ada yang merespon dengan
sikap akomodotif dan mengakui bahwa memang umat sedang terpuruk dan
harus mengikuti bangsa Barat agar dapat bangkit dari keterpurukan itu. Ada
pula yang merespond menolak apapun yang datang dari Barat sebab mereka
beranggapan bahwa itu diluar islam. Kalangan ini menyakini Islamlah yng
terbaik dan umat harus kembali pada dasar-dasar wahyu,kalangan ini kerap
disebut dengan Revivalis.13
Sejumlah pemikiran keagamaan muncul diantaranya Jamaludin Al-
Afghani dan Muhammad Abduh yang berusaha menghidupkan kembali
kalam dan menambahkan ketertinggalan dengan menampilkan tesis
baru,serta berusaha menyelesaikan beberapa masalah yang muncul
dikalangan umat islam yang akan diakibatkan oleh peradapan moderen.
Abad modernism Islam yang ditandai dengan dominasi
Eropa,dimana dominasi Eropa atas dunia Ialam,khususnya dibidang politik
dan pemikiran ini ditanggapi dengan beragam cara sehingga melahirkan
kalangan modernis dan fundamental. Modernisme cenderung akomodatif
terhadap ide Barat meskipun kemudian mengambarkan sendiri ide-ide
tersebut,sedangkn fundamentalisme menganggap apa-apa yang datang dari
Barat adalah bukan berasal dari islam dn tak layak untuk diambil.

13
Akmal Hawi,”Pemikiran Jamaluddinn Al-Afghani”.Vol.16,No.1 Juni 2017.hlm 12
9 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Fundamentalisme merupakan suatu paham yang lahir atau besar setelah fase
modernisme.14
Berbicara abad pembaharuan dalam islam,maka tak lepas dari
seorang tokoh yang merupakan sosok penting dalam pemabaharuan
Islam,Jamaluddin Al-Afghani,seorang pembaharuan yang memiliki
keunikan,kekhasan,dan misterinya sendiri. Berangkat dari pembagian corak
keislaman diatas,Afghani menempati posisi yang unik dalam menagggapi
dominasi Barat terhadap Islam. Disatu sisi,Afghani sangat moderat dengan
mengakomodasi ide-ide yang datang dari Barat,ini dilakukannya demi
memperbaiki kemerosotan umat. Namun dilain sisi,Afghani tampil begitu
keras ketika itu berkenaan dengan masalah kebangsaan atau mengenai hal-
hal yang berkitan dengan keislaman. Alhasil Afghani memijakkan kedua
kakinya didua sisi berbeda,ia seorang modernis tapi juga fundamentalis.
Agaknya tepat apa yang dikatakan Balck bahwa Afghani adalah puncak dari
kalangan modernis dan fondasi bagi kalangan fundamentalis.15
Tidak adanya kebersatuan diantara umat Muslim merupakan titik
strategis yang digunakan oleh kolonialisme Barat untuk menjajah dan
sependapat mungkin mengeruk kakayaan negara-negara Islam. Lemahnya
pendidikan dan kurangnya pengatahuan umat terhadao ilmu-ilmu islam
sendiri bahkan dan juga ilmu-ilmu lainnya menjustifikasi bahwa samngat
intelektual yang sangat diagung-agungkan oleh islam pudar kala itu.
Dengan segenap kesadaran dan semangat intelektual serta tenggung
jawab sebagai seorang muslim,ia hadir demi menegakkan
nasionalisme,patriotisme serta yang paling utama adalah izzul (kemuliaan)
Islam. Ia berusaha menyadarkan masyarakat muslim yang masih sakau
dalam mengenang kajayaan islam masa lalu,padahal dihadapan mereka
berdiri kekuatan besar imperialisme. Barat yang telah menghadang.
Menurutnya,sudah selayajnya islam bangkut dan melakukan gerakan
intelektual kedepan mengikuti gerak pengatahuan modern.16

14
http://arkoun.multiply.com/journal/item/49/SAYYID-JAMALUDDIN-AL-
AFGHANI?utm_
15
(Online) Available: http://www.jamaluddinalafghani.com, diakses 25 November
2020
16
Akmal Hawi,”Pemikiran Jamaluddinn Al-Afghani”.Vol.16,No.1 Juni 2017.hlm 13
10 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Diperlukan perubahan radikal dalam pandangan umat,kecendrungan


kepada keyakinan tradisional yang kaku harus ditransformasi pada
keterbukaan pikiran dan rasiolisme yang lebih dapat dipertanggung
jawabkan. Lebih lanjut Al-Afghani menekankan akan semngat pengatahuan
yang kala itu sedang redup didunia islam dan malah bersemi didunia Barat.
Semangatnya yang ada didunia barat ini selaras dengan nilai-nilai islam
sejati yang seharusnya juga bersemi dikalangan masyarakat muslim.
Dengan demikian demi terealisasinya keinginannya dalam
memajukan Islam,setidaknya terdapat dua keadaan yang mesti dilakukan
oleh umat muslim: 1) Perubahan radikal signifikan dalam pola pikir
mengenai ilmu pengatahuan dari yang sebelumnya bercirikan kekakuan
kepada keterbukaan dan rasionalisme,dan 2) Perlawanan terhadap segala
bentuk penajajahan yang dilakukan oleh imperialism Barat.17
Berkenaan dengan keadaan yang kedua hal dapat kita lihat dari
berbagai aktivitas yang ia lakukan,baik melalui tulisan-tulisannya ataupun
melalui dakwah-dakwah yang ia sampaikan diberagai belahan negara. Pada
setiap negara yang ia pernah tinggal disana,ia selalu menyerukan
nasionalisme (terlepas dari agama yang dianut oleh suatu negara). Diindia
misalnya yang kala itu sedang mengalami kondisi kritis (yakni berada
bawah kolonialisme inggris),ia lebih mendukung nasionalisme ketimbang
islam,karena tidak ada kebahagiaan selain dalam kebangsaan,dan tidak ada
kebangsaan selain dalam bahas. Dengan demikin yang menjadi inti dari
seruannya adalah perlawanan terhadap imperialisme barat.18
Walaupun demikian di Afghanistan dan Mesir yang juga berada
dibawah Imperialisme Barat, yakni inggris. Usahanya dalam menghapus
intervensi asing akhirnya harus kandas,karena kedua penguasa didua negara
islam tersebut berada di bawah baying mereka yang akhirnya membuatnya
tersingkir secara terusir. Kendati demikian,ia tidak patah semangat,malaui
gerak intelektual yang ia adakan dirumahnya sewaktu ia berada di Mesir,ia
berdakwah serta berdiskusi dengan para cendikiawan,mahasiswa,serta
tokoh-tokoh gerakan. Begitu juga dengan yang ia lakukan diparis (parancis)
dengan mendirikan suatu organisasi,al-Urwah Wutsqa. Organisasi ini

17
Noorthaibah”Pemikiran Pembaharuan Jamaluddin Al-Afghani”.Vol.7,No2,2015.
18
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Jamal-al-din_Afghani
11 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

menerbitkan jurna fanatisme kelompok dan menolak penajajahan,menepis


berbagai propaganda Barat terhadap dunia islam yang menghasut kaum
muslimin agar meninggalkan islam karena selama seseorang masih
berpegang teguh pada suatu agama niscaya ia tidak akan bangkit dari
keterpurukan.
Demikian beberapa pemikiran Jamalludin Al-Afghani agar umat
islam mencpai kemajuan. Ia telah menimbulkan pemikiran pembaharuan
yang mempunyai pengaruh besar dalam dunia islam.19

C. NATURALISME DAN MATERIALISME


Sebagai tokoh politik, Al-Afghani dikenal juga banyak
memperjuangkan asprasi umat Islam dalam mengembangkan ajarannya. Al-
Afghani tidak mau terjebak kedua kalinya dalam sistem penjajahan Barat
yang mengakibatkan umat Islam mengalami kemunduran. Bagai kalangan
Barat, salah satu cara untuk mengelabui umat Islam dari ajarannya maka
dikembangkanlah paham naturalisme dan materialisme. Namun dalam
paham tersebut sangat ditentang oleh Al-Afghani karena dapat merugikan
umat Islam dalam menjalankan ajaran agamanya yang bersumber dari Al-
Qur’an dan Sunnah Rasul. Umat Islam harus dimurnikan aqidahnya dengan
ajaran tauhid dan jangan terjebak dalam khurafat atau tahayyul. Ajaran
tauhid harus diutamakan diatas segala-galanya karena dengan cara seperti
itulah supaya dapat mengesakan Allah swt.20
Dalam perjalanannya, Al-Afghani menganut tiga teori paham
keagamaannya yang dapat mengsinkronkan antara kedudukan manusia
dengan perilakunya yaitu melalui ketenangan jiwa, menjaga perasaan
beragama dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral. Ketiga aspek tersebut
tentunya sangat bertentangan dengan paham atheisme yang dikembangkan
oleh Barat yang dapat menghancurkan ajaran Islam. Karena menurutnya
bahwa untuk memecah belah umat Islam jalan yang ditempuh adalah dengan
cara memalingkan dari ajarannya sehingga mereka menjauh dari agamanya.21

19
http://pai-umy.blogspot.com/2011/Jamaluddin Al-Afghani
20
Anthony Black, Pemikiran Politik Islam dari Masa Nabi HIngga Kini, (Jakarta:
Serambi Ilmu Semesta, 2001), h. 60.
21
Ris’an Rusli, Pemikiran Teologi Islam, (Cet. I; Depok: Prenadamedia Grouf,
2018), h. 95.
12 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Bagi Al-Afghani, Naturalisme dan materialism tidak lebih dari hanya ingin
menjadikan umat Islam menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang menuruti
keinginan penjajah dan kelompok yang ingin menjadi oposisi. Kedua
kelompok ini sebenarnya bertentangan dengan semangat perjuangan Al-
Afghani yang nenghargai prinsip ketaatan dalam pemerintahan berdasarkan
konstitusi. Diantara kekurangan ajaran atheisme yang mengakar
dimasyarakat karena sudah jauh dari nilai-nilai kejujuran. Bagi atheis
kejujuran merupakan kemungkinan yang tidak terjadi dalam kehidupan
sehingga kehidupan dalam paham atheis harus dijalani seperti apa adanya
tanpa pertimbangan agama. Dalam pahamnya, atheis tidak lebih dari
mengorbangkan kesetiaan dan kesatriaan. Karena kedua pahan ini
membawa umat Islam kepada keinginan yang tidak terbatas.22 Penolakan
Al-Afghani kepada naturalisme dan maeterialisme karena didorong
semangat keagamaan yang dimiliki dalam dirinya dan keperpihakannya
kepada masyarakat dalam menjalankan agamanya. Bagi Al-Afghani,
kekokohan suatu Negara apabila masyarakat mampu menjalankan
agamanya dengan baik. Agama dan Negara tidak bisa dipisah karena satu
kesatuan yang tidak mungkin terwujud apabila berjalan sendiri-sendiri. Al-
Afghani selalu mengingatkan bahaya paham atheis karena merusak sendi-
sendi aqidah. Atheis tidak lebih dari penginkaran terhadap sang pencipta
karena memiliki pandangan yang keliru. Atheis membuat umat Islam kacau
pikiran dan hatinya gelap karena selalu diliputi dengan kebendaan yang bisa
menguasai manusia dalam hidupnya. Disamping itu, muncul doktrin dalam
paham atheis bahwa jasmani manusia hanya diliputi unsur-unsur materi
yang tidak perlu disuplai kesegaran jiwa.23

D. USAHA PEMBARUAN DAN KARYA AL-AFGHANI


Dengan luasnya wawasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh Al-
Afghani yang didapatnya dari sejumlah gurunya dan banyaknya pengalaman
yang ia dapakan dari hasil perlawatannya ke berbagai wilayah di penjuru

22
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam III,(Jakarta: PT. Ichtiar
Baru van Houve, 1994), h.7.
23
Maryam Jamilah, Islam and Orientalism, Terj. Machnun Husein, “Islam dan
Orientalisme” (Jakarta:
Rajawali Grafindo Persada, 1997), h. 69.
13 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

dunia, maka munculah ide dan kemauan yang sangat kuat untuk
mengadakan pembaruan di dunia islam. Salah satu latar belakang kultural
yang mempengaruhi pemikiran Al-Afghani dalam menggagas ide pembaruan
adalah keterpurukan dunia islam (umat islam) dalam berbagai aspek
kehidupan, terjadi perpecahan atau desintegrasi hampir di semua wilayah
kekuasaan islam, umat islam telah meninggalkan ajaran islam yang sebenarnya,
kuat berpegang pada taklid, bersifat fatalistis dan melupakan ilmu pengetahuan.
hal ini terjadi sebagai akibat adanya kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan
oleh dunia barat seperti Inggris dan Russia terhadap dunia Islam. Pengaruh barat
ini menimbulkan adanya kediktatoran dan depotisme oleh para raja dan sultan di
dunia Islam.
Gambaran kemunduran dan keterpurukan umat islam pada saat itu
pernah dideskripsikan dalam sebuah tulisan dengan judul “Masa lalu umat
dan masa kininya, serta pengobatan bagi penyakit-penyakitnya” yang
diterjemahkan dan diedit oleh Nurcholish Madjid dalam buku yang berjudul
Khazanah Intelektual Islam. Dalam tulisan itu Al-Afghani menyebut bahwa
umat Islam pernah mengalami kemajuan dan kejayaan namun kondisi itu
lenyapdan sirna setelah umat Islam tidak memperpegang Al-Quran dan
sunnah Nabi Muhammad SAW, secara konsekuen, hidup penuh dengan
taklid dan mengikuti tahyul dan bid’ah.24
Al-Afghani menggambarkan kondisi umat islam sebagai seorang
yang terserang banyak penyakit. Oleh karena itu untuk dapat
menyembuhkannya haruslah mengetahui macam penyakit yang diderita,
kemudian memilih alternatif pengobatan dan usaha penyembuhan. Hal itu
dinyatakannya tidaklah sesuatu hal yang mudah dan gampang
dilakukan.Pada bagian akhir tulisan itu, Al-Afghani mengherankan atas
Ungkapan masyarakat bahwa prinsip-prinsip agama yang benar adalah hasil
yang terbebas dari berbagai bid’ah hasil ciptaan (manusia),maka akan
tumbuh pada umat kekuatan persatuan, keserasian kekompakkan, serta
sikap lebih mementingkan kehormatan (umat) di atas kenikmatan hidup,
membangkitnya untuk memiliki keluhuran budi, meluaskan ruang lingkup
pengetahuan dan mengantarkan ke puncak peradaban yang tertinggi.25

24
Nurcholish Majid,ed. Khazanah Intelektual Islam, Jakarta , Bulan bintang, 1994
.H
25
Nurcholish madjid, khanazah….H 361
14 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Usaha yang dilakukan oleh Al-Afghani dalam mewujudkan


pembaruan ialah menyebarkan ide-ide pembaruan kepada segenap lapisan
umat islam. usaha dimaksud dilakuakan dengan berbagai cara, antara lain:
pertama, melalui pengajian yang diadakan di rumahnya di jalan Khan Halili
yang dihadiri oleh para ulama terkemuka seperti Syekh Muhammad
Abdullah, Syekh Abdul Kairm Salman, Syekh Ibrahim al-laqani, Sa’ad Zaglul
dan lain-lain, dengan pembahasan kitab-kitab politik, tasawuf, logika, dan
filsafat. Cara kedua melalui ceramah-ceramah dan diskusi yang sifatnya
intelektual di frum persaudaraan, pada umumnya dihadiri oleh kalangan
sastrawan, seniman, budayawan, politikus dan agamawan, dengan
pembahasan di sekitar sastra dan perjuangan bangsa. Di sini ia berusaha
membelokkan arah orientasi sastra yang pada saat itu terarah kepada
keagungan dan gemetrlapan kalangan atas (aristoktar) ke arah kalangan
bawah yaitu rakyat dengan segala penderitaan, keterbelakangan, dan
kemiskinan.26
Pada tahun 1883 ketika berada di Paris, Al-Afghani mendirikan suatu
perkumpulan yang diberi nama al-‘Urwah al-Wusqa (Ikatan Yang Kuat)
yang anggotanya terdiri atas orang-orang Islam dari India, Mesir, Suriah,
Afrika Utara dan lain-lain. Perkumpulan bertujuan, antara lain memperkuat
rasa persaudaraan Islam. membela Islam dan membawa umat Islam kepada
kemajuan. Sebagai sarana untuk menyampaikan ide-ide dan kegiatannya, Al-
Afghani bersama Muhammad Abduh menerbitkan majalah berkala, yang
diberi nama al-‘Urwah al-Wusqa sama dengan nama organisasi
persaudaraan Islam (Ikatan Yang Kuat). Majalah ini hanya berumur delapan
bulan karena dunia barat melarang pengedarannya di negeri-negeri Islam.
majalah ini dinilai akan menimbulkan semangat dan persatuan orang-orang
Islam.
Di antara tulisan Al-Afghani dalam majalah al-‘Urwah al’Wusqa adalah
membahas tentang beberapa ayat Al-Qur’an yang berhubungan tema-tema
pembaruan yang diperjuangkannya, antara lain tentang:
1. Berpegang dengan agama Allah dan tidak bercerai berai (li Imran:103 dan 105).
2. Jangan mengambil orang di luar islam untuk menjadi teman kepercayaan sendiri.
(Ali Imran: 118)

26
Muhammad Laily Mansur, Pemikiran Kalam Dalam Islam. Jakarta, Pustaka
Firdaus, 1994.H.90

15 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam


Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

3. Jangan takut mati karena kematian pasti ditemui (Al-Nisa:78)


4. Taatlah kepada llah dan jangan bercerai berai (Al-Anfal :46).
5. Allah tidak mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka berusaha
merubahnya(al-Ra’d:11)
6. Orang yang beriman akan mendapat ujian keimanan(al-Ankabut:2).
7. Sunnatullah berlaku pada umat terdahulu dan sunnatullah tidak berubah (Al-
Ahzab:62).
8. Umat Islam harus saling memperingati karena peringatan bermanfaat bagi orang-
orang beriman (al-Zariyat:55).
9. Bertawakal dan bertobat hanya kepada Allah (al-Mumtahanah:4).
10. Allah tidak akan menzhalimi manusia, kecuali mereka menzhalimi diri sendiri
(al-Baqarah:57).
Usaha pembaruan yang dilakukan al-Afghani selain yang dikemukakan
di atas adalah membuat karya tulis baik berupa buku atau artikel. Salah satu
karya Al-Afghani yang berbentuk buku yang diterbitkan adalah Al-Radd’ala
al-Dahriyin yang aslinya ditulis dalam bahasa Presia.
Karya-karya lainnya :
1. Bab ma Ya’uiu Ilaihi Amr al-Muslimin(Pembahasan tentang sesuatu yang
melemahkan Orang-orang Islam),
2. Makidah al-Syarqiyah (Tipu Muslihat Orientalis),
3. Risalah fi al-Raddu ‘Ala al-Masihiyin (Risalah Untuk Menjawab
Golongan Kristen : 1895)
4. Diya’ al-Khafiqain (Hilangnya Timur dan Barat;1892),
5.Haqiqah al-Insan wa Haqiqah wa haqiqah al-watham (hakikat manusia dan
hakikat tanah air;1878).

E. IDE-IDE PEMBAHARUAN dan KEGIATAN POLITIK


Munculnya sejumlah gerakan pembaharuan didunia islam pada abad ke 19,
bukanlah sesuatu yang tanpa sebab. Seperti telah disebutkan dimuka,
setidaknya dapat dibedaka karena dua hal : kemunduran dan kerapuhan
dunia islam disatu pihak, dan kolonialisme barat terhadap dunia islam
dipihak lain.27
Harun Nasution mengemukakan bahwa,kegiatan politik yang
dijalankan Al-afghani sebenarnya berdasarkan pada ide-idenya tentang
pembaharuan dalam islam. Kegiatan politik timbul sebagai akibat yang
semestinya dan pemikiran-pemikiranya tentang pembaharuan dan
pemimpin politik.28 Pengakuan diatas mungkin karena melihat riwayat

27
Murthada Muthahhari, Gerakan Islam Abad XX, Jakarta, 1986, hal. 41.
28
Harun Nasution, op. cit, hal. 52
16 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

kehidupan dan perjuangan Afghani. Al-Afghani berpindah dari satu negeri


kenegeri yang lain,sangat memberikan kesan bagi ide pembaharuannya.
Hasil lewatannya keindia,Persia diperbolehkan kesan bahwa hampir segala
bidang kehidupan,negeri islam mengalami kemunduran dan sangat jauh
berbeda bila dibandingkan dengan kemajuan Eropa. L Stoddard mengakui
bahwa,hasil pengembaraan Al-Afghani yang dilengkapi dengan bacaan yang
luas,ternyata memperoleh khazanah informasi yang kaya sekali,yang dengan
efektif dipergunakanya dalam aktifitas yang beragam.29Karenanya timbul ide
untuk melepaskan ummat islam dari kemunduran dan membawa kepada
kemajuan seperti kemajuan yang dicapai oleh barat dengan mempelajari
rahasia-rahasia kebesaran Eropa.
Pemikiran pembaharuan Al-Afghani berdasarkan atas keyakinan
bahwa islam adalah agama yang sesuai untuk semua bangsa,semua zaman
dan semua keadaan. Kalau ternyata ada pertentangan antara ajaran-ajaran
Islam dengan kondisi yang dibawa perubahan zaman dan perubahan
kondisi,penyesuaian dapat diperoleh dengan mengadakan interpretasi b aru
tentang ajaran-ajaran islam seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an dan
Hadist. Untuk interpretasi ijtihad dan pintu ijtihad dan pintu ijtihad
baginya masih terbuka.
Analisis Afghani secara lebih rinci megenai sebab-sebab kemunduran
dunia islam,dapat dilihat dalam majalahnya al-Urwah al-Wustha,yang
kemudian dikutip Harun nasution. Sebab-sebab kemunduran umat
islam,menurutnya bukanlah disebabkan karena islam sebagai agama,seperti
dituduhkan oleh sementara penulis barat, E Renan dan Willia,Muir.30
Menurut Al-Afghani bahwa faktor penyebab kemuduran islam,
bukanlah karena islam tidak sesuai dengan perubahan kondisi dan
zaman,tetapi disebabkan olebh beberapa faktor,yaitu:
1). Ummat islam telah meninggalkan ajaran-ajaran islam yang
sebenarnya,telah dipengaruhi oelh sifat statis,kuat berpegangan pada
taklid,bersikap fatalistis,telah meninggalkan akhlak tinggi dan telah
melupakan ilmu pengatahuan.31 Taklid kepada hasil ulama terdahulu akan

29
L. Stoddard, op. cit, hal. 61.
30
Harun Nasution, op. cit, hal. 54-55.
31
zlur Rahman, Islam, terj. Pustaka, Bandung, 1984, hal 315
17 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

menimbulkan jumud,sikap menyerah dan pasrah tanpa ada usaha sehingga


jauh dari peningkatan kualitas.
2).Kelemahan dalam bidang dan kurangnya usaha untuk mencerdaskan
umat,baik untuk menekuni dasar-dasar agama maupun dalam upaya
transformasi ilmu pengatahuan diantara mereka.32
3).Pengaruh faham Jabariyah dan salah pengertian tentang qadha dan
qadhar,sehingga memalingkan mereka dari usaha dan kerja keras.33 Qadha
dan qadhar sebenarnya mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang
terjadi menurut ketentuan sebab musabab. Kemauan manusia merupakan
salah satu dari mata rantai sebab musabab itu,bukan menjadi fatalism yang
dibawa umat islam pada keadaan statis.
4).Salah pengertian tentang maksud hadist yang mengatakan bahwa umat
islam akan mengalami kemunduran diakhir zaman. Salah perngertian ini
membuat umat islam tidak berusaha merubah nasib mereka.34
5).Lemahnya persaudaraan islam dan terputusnya tali persaudaraan islam
tidak hanya dikalangan awam tetapi juga dikalangan alm ulama. Ulama
turki tidak terkenal lagi ada ulama Hijaz,demikian ulama India tidak
mempunyai hubungan dengan ulama Afghanistan. Tali persaudaraan
diantara raja-raja islam juga sudah terputus.35 Dan
6).Sebab-sebab kemunduran yang bersifat politis ialah perpecahan yang
terdapat dikalangan umat islam,pemerintah absolute,mempercayakan
pemimpin umat kepada ornag-orang yang tidak dipercaya,mengabaikan
masalah pertahanan militer dan menyerahkan adminnistrasi negara keoada
orang-orang yang tidak kompeten dan intervensi asing.36
Kondisi umat islam seperti yang digambarkan diatas merupakan
penyakit yang membawa ummat islam pada keadaan lemah dan statis. Jika
demikian tentu mudahkan golongan lain memanfaatkan kesempatan untuk
kepentingan mereka. Oleh karena itu Al-Afghani ingin membawa ummat
islam pada kemajuan. Kalau pembaharuan-pembaharuan lain berpendapat

32
Harun Nasution, Islam ditinjau dai Berbagai Aspeknya, jilid II, Pressa, Jakarta, 1986,
hal.109.
33
Ahmad Amin,op.cit,hal.89.
34
Ibid,hal.83
35
Ibid
36
Ibid
18 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

bahwa kemajuan ummat islam dapat dicapai kembali denga kerja sama
Barat. Al-Afghani,bahwa islam yang bentuk aslinya telah mengandung
semua yang diperlukan untuk pembaharuan. Dari itu yang harus diadaptasi
oleh dunia islam dari barat hanyalah metode-metode dan kemajuan-
kemajuan materilnya.37
Untuk merubah ummat islam dan membaw kepada kemajuan Al-
Afghani mengemukakan beberapa jalan alterntive yaitu:
 Kembali kepada ajaran dasar islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Islam
adalah agama komphrensif. Ia tidak hanya menyangkut ibadab dan
hukum,tetapi juga menyangkut pemerintahan dan sosial. Hati mesti
disucikan,budi perkerti luhur dihidupkan kembali dan kesediaan
berkorban untuk kepentingan umat. Dengar berpegang kepada
ajaran dasar umat islam akan dapat bergerak mencapai kemajuan.38
 Dalam menghadapi perkembangan zaman,ummat islam harus tetap
membuka lebar pintu ijtihad. Ijtihad merupakan satu unsure yang
penting dalam ajaran islam. Melalui ijtihad masalah-masalah yang
tidak ada didalam al-qur’an dan hadis dapat dipecahkan. Dengan
demikian ijtihad merupakan kunci dinamika islam.39
 Corak pemerintahan otokrasi harus dirubah dengan corak
pemerintah demokrasi. Kepala negara harus mengadakan syura
dengan pemimpin-pemimpin masyarakat yang mempunyai banyak
pengalaman. Islam dalam pendapat Al-Afghani menghendaki
pemerintahan republic yang didalamnya terdapat kebebasan
mengeluarkan pendapat dan kewajiban kepala Negara untuk tunduk
kepada undang-undang dasar. Karena itu Al-Afghani menghendaki
umat islam bebas dari pemerintah colonial.40
 Persatuan umat islam harus diwujudkan kembali. Dengan bersatu
dan mengadakan kerjasama yang eratlah ummat islam akan dapat
kembali memperoleh kemajuan. Dalam pandangan Afghani kekuatan
dan kelanjutan hidup ummat islam bergantung kepada kekutan

37
L.Stoddard,op,cit.hal.52.
38
John L.Esposito,Islam The Staight Path.Oxford University Press,Newe York,1988,hal.130.
39
Haidar Baqir dan Syafiq Basri (ed.), Ijtihad dalam Sorotan, Mizan, Jakarta, 1988, hal. 113.
40
John E. Esposito, loc. cit,
19 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

solidalitas islam. Persatuan dan kerja sama merupakan sendi yang


amat penting dalam islam.41
 Dipandang dari kemampuan intelektual,tidak terdapat perbedaan
antara pria dan wanita,karena keduanya sama-sama mempunyai akal
untuk berfikir. Perbedaan keduanya hanyalah karena pria
mempunyai kebebasan untuk mengikuti pendidkan dan wanita
hanya dirumah mendidik anak dan baginya tidak ada halangan bagi
wanita untuk berkerja diluar jika situasi dan kondisi menuntut
untuk itu.42 Dengan demikian Al-Afghani menghendaki agar wanita
dapat meraih kemajuan dan sangat menentukan untuk terwujudnya
kemajuan.
Pemikiran pembaharuan yang dilakukan al-Afghani dalam bidang
pendidkan tidaklah dalam bentuk lngkah-langkah nyata seperti mendirikan
sekolah-sekolah atau lembaga ilmiah lainnya. Yang dimaksudkan disini ialah
mengenai pandangan Afghani terhadp kedudukan ilmu pengatahuan dalam
islam dan keharusan kaum muslimin menyikapinya. Padangan ini terutama
juga disebabkan adanya tuduhan dari Ernest Renayang menyatakan bahwa
antara islam dan Sains tidak cocok satu sama lain dalam kaitannya,Afghani
membantah tuduhan Renan. Bahkan ia menyatakan, bahwa islam justru
selaras dengan prinsip-prinsip penalaran ilmiah yang terdapat didalam
sains.43
Dalam pidato-pidato dan tulisannya,ia menyatakan bahwa tidak ada
satupun dalam prinsip-prinsip dasar islam yang tidak cocok atau sesuai
dengan akal atau ilmu pengatahuan. Ia juga mengunggah kaum muslimin
untuk mengembangkan disiplin filosofi dan ilmiah dengan memperluas
kurikulum lembaga-lembaga pendidikan fan pemabaharuan pendidikan
secara umum.44Dipihak lain,Afghani menyadari bahwa keberhasilan Eropa
adalah karena berkat ilmu pengatahuan. Sementara kelemahan ummat islam
adalah mengabaikan pentingnya ilmu pengatahuan tersebut. Oleh karena itu
ia menggunggah kaum muslim untuk belajar dari pengalaman Eropa.45

41
Ibid
42
Ahmad Amin,op,cit,hal.114
43
Albert Hourani,op,cit.hal.122-123.
44
Fazlur Rahman,op,cit,hal.317.
45
Albert Hourani,op,cit,hal.114.
20 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Demikian pentingnya kedudukan Ilmu,Afghani menyatakan jika


ilmu terlepas dari jangkauan manusia,tak seorangpun mampu berada
didunia ini. Disamping itu Afghani juga mengkritik adanya ulama yang
membagi ilmu pengatahuan kepada dua bagian yang terpisah. Ilmu islam
dan Ilmu Eropa. Karen alasan ini, maka ada sementara ulama yang melarang
mengajarkan beberapa jenis ilmu Eropa disekolah-sekolah. Menurut
Afghani, Kedudukan ilmu tidak ada hubungannya dengan bangs
apapaun,dan tidak dibedakan oleh apapun kecuali jenis ilmu itu sendiri.46
Selanjutnya bagaimana ide-ide pembaharuan dan pemikiran politik
Al-Afghani tentang negara dan sistem pemerintah akan diuraikan berikut
ini:
1. Bentuk Negara dan Pemerintah.
Menurut AL-Afghani,islam menghendaki bahwa bentuk
pemerintahan adalah republik. Sebab,didalamnya terdapat kebebasan
berpendapat dan kepala negara harus tunduk kepada Undang-Undang
Dasar.47Pendapat seperti ini baru dalam sejarah politik islam yang selama ini
pemikirannya hanya mengenal bentuk khalifah yang mempunyai kekuasaan
absulot. Pendapat ini tempak dipengaruhi oleh pemikiran barat,sebab barat
lebih dahulu mengenal pemerintahan republic,meskipun pemahaman Al-
Afghani tidak lepas terhadap prinsip-prinsip ajaran yang berkaitan dengan
kemasyarakatan dan kenegaraan. Penafsiran atau pendapat tersebut lebih
maju dari Abduh yaitu islam tidak menetapkan suatu bentuk pemerintah.
Maka bentuk demikianpun harus mengikuti masyarakat dalam kehidupan
materi dan kebebasan berpikir. Ini mengandung makna,bahwa apapaun
bentuk pemerintahan,Abduh menghendaki sutu pemerintahan yang
dinamis. Pemunculan ide Al-Afghani tersebut sebagai reaksi kepad salah
satu sebab kemunduran politis yaitu pemeritah absulot.48

2. Sistem Demokrasi

46
John J. Donohue dan John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan, terj., Rajawali
Press, Jakarta,1993, hal.20.
47
J. Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah : Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta :
Grafindo Persada, 1994), h.281.
48
bid, h. 282-283, lihat juga Harun Nasution h. 54
21 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Didalam pemerintahan yang absulot dan otokratis tidak ada


kebebasan berpendapat,kebebasan hanya ada pada raja atau kepala negara
untuk bertindak yang tidak diatur oleh Undang-Undang. Karena itu Al-
Afghani menghendaki agar corak pemerintah absulot diganti dengan corak
pemerintahan demokrasi.49 Pemerintah demokrasi merupakan salah satu
identitas yang paling khas dari pemerintah yang berbentuk republik.
Demokrasi adalah pasangan pemerintahan republic sebaimana berkemabang
dibarat dan diterapkan oleh Mustafa kamal Atturk di Turki sebagai ganti
pemerintahan khalifah. Dalam pemerintahan negara yang demokratis,kepala
negara harus megadakan syura dengan pemimpin-pemimpin masyatrakat
yang berpengalaman.50Karena pengatahuan manusia secara individual
terbatas sekali dan syura diperintahkan oleh Allah dalam Al-Qur’an agar
dapat diperaktekkan dalam berbagai urusan.51
Selanjutnya ia berpendapat pemerintah otokrasi yang cenderung
meniadakan hak-hak individu tidak sesuai dengan ajaran islam yang
menghargai hak-hak individu.Maka pemerintah otokrasi harus diganti
dengan pemerintahan yang bercorak demokrasi yang menjujung tinggi hak-
hak individu. Menurut Al-Afghani,pemerintah yang demokrasi
menghendaki adanya majelis perwakilan rakyat. Lembaga ini bertugas
memberikan usul dan pendapat kepada pemerintah dalam menentukan
suatu kebijakan negara. Urgensi lembaga ini untuk menghindari agar tidak
muncul pemerintahan yang absulot. Ide atau usul para wakil rakyat yang
berpengakaman merupakan sumbangan yang berharga bagi pemerintahan.
Karena itu para wakil rakyat harus berpengatahuan dan berwawasan luas
serta bermoral baik. Wakil-wakil rakyat yang demikian mambawa dampak
positif terhadap pemerntah sehingga akan melahirkan undang-undang dan
peraturan atau keputusan yang baik bagi rakyat.52
Selanjutnya,para pemengang kekuasaan haruslah orang-orang yang
paling taat terhadap Undang-Undang. Kekuasaan yang diperoleh tidak
lantaran kehebatan suku,ras,kekuatan ,material dan kekayaan. Baginya
kekuasaan itu harus diperbolehkan melalui pemilihan dan disepakati oleh

49
Harun Nasution, op. cit., h. 56
50
Ibid
51
J. Suyuthi Pulungan, op. cit., h. 285
52
Ibid, h. 287
22 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

rakyat. Dengan demikian orang yang terpilih memilikki dasar hukum untuk
melaksanakan kekuasaan itu.53
Pendapat diatas mengisyaratkan bahwasumber kekuasaan menurut
Al-Afghani adalah rakyat,karena didalam pemerintahan republic,kekuasaan
atau kedaulatan rakyat terlembaga dalam perwakilan rakyat yang
anggotanya dipilih oleh rakyat.

3. Pan Islamisme/ Solidaritas Islam.

Al-Afghani mengiginkan adanya persatuan umat islam baik yang


sudah merdeka maupun masih jajahan. Gagasannya ini terkenal dengan Pan
Islamisme. Ide besar ini menghendaki terjlinnya kerja sama antara negara-
negara islam dalam masalah keagamaan,kerja sama santara kepala negara
islam. Kerja sama itu menuntut adanya rasa tanggung jawab bersama dari
tiap negara terhadap umat islam dimana saja mereka berada,dan
menumbuhkan keinginan hidup bersama dalam suatu komunitas serta
mewujudkan kesejahteraan umat islam.54

Kesatuan benar-benar menjadi tema pokok pada tulisan Al-Afghani.


Ia menginginkan agar umat islam harus mengatasi perbedaan doktrin dan
kebiasaan pemusuhan. Perbedaan sekte tidak perlu menjadi hambatan
dalam politik,dan kaum muslimin harus mengambil pelajaran dari contoh
Jerman,yang kehilangan kesatuan nasionalnya karena terlalu memandang
penting perbedaan agama. Bahkan perbedaan besar dalam doktrin wilayah
teluk,antara sunni dan syi;ah,dapat dijembatani sehingga ia menyerukan
kepada bangsa Persia dan Afghanistan supaya bersatu,meskipun yang
pertama adalah syia;ah dan yang kedua adalah bukan,dan selama masa-masa
akhir hidupnya ia melontarkan ide rekonsiliasi umum dari kedua sekte
tersebut.

53
John J. Dnohu dan John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan, Eksiklopedi Masalah-
Masalah (Terjemahan Machnun Husein), (Jakarta : Rajawali, 1984) h. 25
54
J. Suyuthi Pulungan, op. cit., h. 294
23 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Meskipun semua ide Al-Afghani bertujuan untuk mempersatukan


umat islam guna menanggulangi penetrasi barat dan kekuasaan Turki
Usmani yang dipandangnya menyimpang dari islam,tapi ide Pan-islamnya
itu tidak jelas. Apakah bentuk-bentuk kerja sama tersebut dalam rangka
mempersulitkan umat islam dalam bentuk asosiasi,atau bentuk federasi
yang dipimpin oleh seseorang atau badan yang mengkoordinasi kerja sama
tersebut,dan atau seperti negara disetiap negara Islam. Tapi,menurut
Munawwifr Sjadzali,Pan-Islamismenya Al-Afghani itu adalah suatu asosiasi
anatar negara-negara islam dan ummat islam diwilayah jajahan untuk
menentang kezaliman intern,para pengusaha muslim yang lain,menentang
kolonialusme dan imperialism barat serta mewujudkan keadilan.55

Al-Afghani menekankan solidalitas sesame muslim karena


agama,bukan ikatan teknik atau rasial. Seorang penguasa muslim entah dari
bangsa mana datangnya,walau pada mulanya kecil,akan berkembang dan
diterima oleh suku dan bangsa lain segama selagi ia masih menegakkan
hukum agama. Penguasa itu hendaknya dipilih dari orang-orang yang
palingtaat dalam agamanya,bukan karena pewarisan kehebatan sukunya
atau kekayaan materialnya,dan disepakai oleh anggota masyarakatnya.56

Inilah ide pemikiran orisinil yang merupakan solidalitas umat yang


dikenal dengan Pan-Islamisme atau Al-Jamiah al Islamiyah (Persaudaraan
sesame umat islam sedunia). Namun usaha Al-Afghani tentang Pan-
islamismenya ini tidak berhasil.

Kegiatan politik Afghani dari riwayat hidupnya dapat dipahami


bahwa kondisisosial politik negari dan negeri-negeri yang dikunjungi
mengharuskan dia terjun kedalam bidang politik. Sebenarnya karir
politiknya telah diristis sejak usia muda,22 tahun,yaitu ketika dia menjadi
pembantu pangeran Dost Muhammad Khan pada usia 25 tahun ia telah
menjadi penasehat Sheer Ali Khan. Beberapa tahun kemudian ia diangkat
oleh Muhammad A’zam Khan perdana menteri Afghanistan. Hal serupa pula
dilihatnya pula ketika ia dimesir,yang menyebabkan tak tahan untuk
55
Ibid
56
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta : Logos, 1997), cet ke-
2, h. 155, lihat juga Harus Nasution, Pembaharuan dalam Islam, h.159.
24 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

menjauhi persoalan-persoalan politik dimesir. Mulailah ia bergaul dengan


orang-orang politik dimesir dan memasuki perkumpulan freemason Mesir.
Diantara anggota perkumpulan ini terdapat putera mahkota
tawfiq.57Perkumpulan ini atau pergerakan ini memiliki semboyan
kemerdekaan persamaan dan persaudaraan. Afghani mengira bahwa
pergerakan ini akan dapat menyalurkan ide-ide politiknya,akan tetapi
suaranya tidak didengar dikalangan Freemason. Kemudian ia keluar dari
perkumpulan ini.58

Ide patriotism yang dikemukakan oleh pembaharu sebelumnya,telah


membawa pengaruh yang meluas dikalangan masyarakat Mesir. Keadaan ini
memudahkan jalan bagi Afgahani untuk menyatakan ide politiknya melalui
suatu perkumpulan sebagai alat perjuangan. Afghani membentuk partai
Nasional yang disebut Hizb al-Wathani. Tujuan didikannya partai ini ialah
untuk menanamkan kesadaran nasionalisme dalam diri orang-orang Mesir.
Ini terbukti dari slogan yang dikumandangkannya “Mesir untuk orang
Mesir” selain itu tujuan partai ini juga untuk memperjuangkan pendidikan
universal,kemerdekaan pers dan pemasukan unsure-unsur Mesir kedalam
posisi-posisi dalam bidang militer. Atas dukungan Khadewi Ismail
digantikan oleh puteranya Khadewi dan berjanji akan mengadakan
reformasi,membantu upaya pembaharuan Afgahani. Keadaan
berbalik,khadewi Tawfiq justru meneruskan garis politk ayahnya dan terus
menjalin kerja sama dengan inggris. Hal ini tentunya menimbulkan sikap
reaksi dari Afghani untuk menentang Khadewi Tawfiq. Akibatnya Afghani
afghani diusir dari mesir.

Afghani melanjutkan pengembaraanya keParis dan bersama


Muhammad Abduh mendirikan perkumpulan Al-Urwah Al-Wustha.
Tujuan prkumpulan ini antara lain memperkuat rasa persaudaraan
islam,membela islam dan membaw ummat islam pada kemajuan.59

57
Harun Nasution,Pembaharuan,op,cit,hal.52.
58
Hazem Zaki Nuseibeh, The Ideas of Arab Nationalism, Terj. Sumantri
Mertodipura, Gagasan-gagasan Nasionalisme Arab.Bhantara.Jakarta.1969,hal.112.
59
Harun Nasution,Pembaharuan,op,cit,hal.53.
25 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Menurut Afghani,bahwa salah satu cara untuk mewujudkan cita-


citanya adalah melalui tulisan-tulisan,berita-berita yang bisa dibaca oleh
sesame muslim. Bersama Muhammad Abduh dia menerbitkan majalah Al-
Urwah Al-Wustha dalam bahasa Arab. Tetapi penerbitan majalah ini tidak
berlangsung lama,hanya berumur delapan bulan karena dunia barat
melarang pemasukkannya di negeri Islam di bawah keuasaan mereka. Tentu
larangan itu disebabkan karena adanya semangat persatuan dan kesatuan
untukmengusir penjajah yang ditanamkan melalui majalah tersebut. Hal ini
bisa menimbulkan efek yang tidak menguntungkan bagi pihak barat.

Tekanan demi tekanan yang dilancarkan oleh Inggris keapdanya


maupun kebeberapa dunia Islam, membangkitkan semangatnya guna
menghadapi barat,khususnya, Inggris.

Bahaya barat, khususnya Inggris, ditiupkannya di mana-mana. Ia pun


dikenalsebagai politikus yang paling sengit anti Inggris. Karena kegiatan-
kegiatannya dalamlapangan politik itu, maka dia dianggap oleh penguasa
barat sebagai seorang agitator yang berbahaya. Dan yang dianggap sangat
berbahaya oleh dunia barat adalah doktrin politik Pan-Islamismenya. Pan-
Islamisme yang dimaksud al-Afghani bukanlah meletakkan segala kekuatan
di tangan satu orang, sebab ini dianggap tidak mungkin. Yang diharapkan
adalahagar ummat Islam tunduk kepada Al-Qur’an, menjadikan agama
sebagai petunjuk dalam persatuan, tiap negara Islam berusaha dengan
sekuat tenaga untuk turut membela negaraIslam yang lain, karena wujud
tiap negara Islam sangat tergantung kepada wujud negara Islam yang lain 60.
Rasa solidaritas, rasa seagama dan rasa seperjuangan yang ditanamkan oleh
Afghani dianggap sebagai ide yang paling berbahaya dan bila hal ini benar-
benar terwujud, akan menggoyahkan dunia barat khususnya Inggris dalam
kedudukannyasebagai penguasa di dunia Islam.

Mengenai solidaritas ini, menurut Afghani, memiliki dua dasar yang


berbeda: yangberdasar kepada kepercayaan agama, dan berdasar pada
adanya hubungan alamiah, sepertibahasa, ras misalnya. Dalam kaitan ini
Afghani menyatakan bahwa tidak ada jenis solidaritas alamiah. Bahkan

60
L.stoddard,op,cit,hal.61.
26 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

patriotisme, yang dapat menggantikan ikatan yang telah diciptakan Islam.


Kenyataan inilah yang diyakini Afghani. Islam telah menjadi ’perekat’
sekalian Muhammad, katanya61. Menurut Afghani, kekuatan Eropa secara
lahiriyah sebenarnya tidak lebih kuat dibanding dengan negara-negara
Islam. Kelemahan ummatIslam adalah karena tidak adanya persatuan
diantara mereka, saling acuh tak acuh dankurang memperhatikan
kepentingan dan kebaikkan bersama62.

Perjalanan al-Afghani terakhir, memenuhi undangan Sultan Abdul


Hamid keIstambul mengakhiri riwayatnya sebagai tahanan politik. Sistem
pemerintahan demokrasiyang diinginkan oleh Afghani bertentangan dengan
sistem pemerintahan otokrasi yangdipertahankan oleh Sultan Abdul Hamid.
Perbedaan pendapat ini sulit untuk dipadukan,membuat Abdul Hamid
khawatir akan pengaruh Afghani, sehingga Sultan membatasikebebasan
Afghani dan tidak mengizinkan keluar dari istambul hingga menemui
ajalnyapada tahun 1879.

Pada dasarnya Jamaluddin Al-Afghani adalah sebagai pemimpin


pembaharuan dan pemimpin politik. Kegiatan-kegiatan politik yang
dijalankan sebenarnya didasarkan padaide-idenya tentang pembaharuan
dalam Islam. Ide-ide pembaharuan yang dibawakan olehAfghani mempunyai
pengaruh yang luas di dunia Islam, sehingga menimbulkan gerakan-gerakan
kemerdekaan di negara-negara tersebut. Meskipun persatuan ummat yang
dicita-citakan belum terwujud semasa hidupnya, namun ide-ide
pembaharuannya telah banyakberpengaruh kepada tokoh-tokoh pembaharu
sesudahnya seperti pada muridnya Muhammad Abduh. Dalam rangka
membebaskan ummat Islam dari kolonialisme barat, kaum muslimintidak
saja harus dibebaskan dari belenggu pemahaman dan sikap keberagaman
yang keliru,tetapi juga dari tradisionalisme politiknya. Karena baginya
(Afghani), Islam tidak sajasebagai agama, tetapi lebih dari itu Islam sebagai
sebuah peradaban.

F. PENGARUH JAMALUDDIN Al-AFGHANI.

61
Albert Hourani,op,cit,hal,118.
62
Ibid hal 114.
27 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Seperti sudah disebutkan,Al-Afghani menyuarakan gagasan seperti


Pan-Islamisme. Sebenarnya gagasan seperti itu juga pernah disuarakan oleh
Usmaniah. Muda,tetapi sangat kurang pengaruhnya terhadap bangsa-
bangsa yang bahasanya bukan turki. Sedangkan Al-Afghani
mempublikasikan tulisan dalam bahasa Arab dan Persia sehingga penulis-
penulis terkemudian banyak menyebutkan bahwa Al-Afghani merupakan
pembaharuan internal.
Ide pemabahasan dari kendali barat,merupakan tujuan perjuangan
politik Al-Afghani yang paling popular. Ucapan-ucapan Al-Afghani banyak
dikutip oleh kaum modernis islam,nasional,maupun islam kontemporer
yang mendukung kebebasan seperti itu. Al-Afghani juga menarik bagi
aktivis terkemudian karena kehidupannya politiknya yang luar biasa.
Muslim maupun barat pernah memiliki kontak dengan Al-Afghani. Penulis
barat seperti E.G Brown dan Wilfred blunt membuat tulisan yang isinya
membuat pengakuan dan memuji Al-afghani semakin memperkuat posisi Al-
Afghani didunia muslim. Fakta bahwa Al-Afghani telah mempesona dan
bahkan berdebat dengan orang-orang barat terkemuka membuat sosok Al-
Afghani yang semakin penting dimata intelektual muslim. Akhirnya
popularitas Al-Afghani yang berkelanjutan terjadi karena dia dipandang
bebahaya oleh orang-orang barat. Namun ada penilaian bahwa pengaruh Al-
Afghani lebih berdasarkan pada biografi yang pada umumnya mitos dan
interpretasi atas gagasan-gagasannya.
Letak kebesaran Al-Afghani bukanlah dia sebagai pemikir,meskipun
dalam pemikiran itu ia tetap sangat penting karena ia menunjukkan
pandangan masa depan yang jauh dan daya baca zaman yang tajam.
Kebesaranya terletak terutama dalam peranananya sebagai pembangkit
kesadaran politik umat islam menghadapi barat,dan pemberian jalan
bagaimana menghadapi arus modernisasi dunia ini.
Albert Hourani,misalnya memberikan komentar bahwa Al=Afghani
adalah seorang yang karangannya tidak dikenal tetap dipengaruhi
kepribadianya amat besat.63 Bukan ide-ide Al-Afghan masih memberikan
warna pada gerakan kontemporer islam,seperti gerakan kiri islam yang

63
Albert Hourani, Sejarah Bangsa-Bangsa Muslim (diterjemahkan dari A History of
The Arab Peoples), Bandung : Mizan, hal. 586
28 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

dimotori oleh Hasan Hanafi. Pada tahun 1981,Hanafi menerbitkan


jurnalnya,Al-Yasar al-Islamy ( kiri islam),sebagai tanda awal gerakannya.
Menurutnya junal tersebut adalah kelanjutan Al-Urwah al Wutqa yang
pernah diterbitkan oleh Al-Afghani dan Muhammad Abduh. Tujuh jurnal
tersebut menurut Hanafi,adalah berjuang melawan koloonialisme dan
keterbelakangan,berjuang mewujudkan kebebasan,keadilan sosial dan
menyatukan dunia islam.64
Dengan demikian jelas sekali bahwa ide-ide Al-Afghani masih
mengispirasi pemikiran-pemikiran islam kontemporer daam menghadapi
tantangan umat islam meskipun dalam konteks dan situasi zaman yang
telah berbeda.
Sebagai seorang aktivis politik,nampaknya Al-Afghani lebih mantap
dalam karya-karya lisan (pidato) dari pada dalam tulisan,sekalipun
begitu,karya tulisan yang tiadak terlalau banyak tetap mempunyai nilai
besar dalam sejarah umat dizaman modern. Beberapa tulisannya bernada
pidato yang amat bersemangat,mengambarkan penilaiannya tentang betapa
mundurnya umat islam disbanding dengan bahasa eropa dan Persia telah
mengalami berbagai gerakan revolusior islam melawan penjajahan dan
penindasan barat. Karena pada dasarnya Al=Afghani adalah seorang
revolusioner politik,ia mengemukakan ide-idenya hanya dalam garis
besar,berupa kalimat-kalimat yang bersemangat dan unagkapan-ungkapann
kunci,tanpa elaborasi yang lebih jauh.
Adalah Muhammad Abduh,muridnya yang paling utama yang
menjabarkan pemikiran-pemikiran kunci Al-Afghani setelah Abduh
berpisah dari gurunya itu karena hendak meninggalkan dunia politik
danlebih mencurahkan diri kepada bidang keilmuan dan pendidikan. Dari
Muhammad Abduh-lah substansi pemikiran Al-Afghani menemukan
formulasi intelektual yang lebih jauh. Melalui abduh gagasan pembaharuan
pemikiran keagamaan menyebar didunia islam. Abduh mengajukan
Argumentasi tentang keharusan membuka kembali pintu ijtihad untuk
selamanya,dengan keras menentang sistem penganutan tanpa kritik (taqlid).
Subtansi ide-ide itu sebelumnya juga dikemukakan oleh Al-Afghani dalam

64
Nanang Tahqiq, Politik Islam, (Jakarta : Kencana, 2004) h. 212
29 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

makalahnya.65Karenanya tidak berlebihan jika dikatakan apa yang


dikemukakan oleh Abduh,kemudian Rasyid Ridha dan para pemikir
modernisasi lainnya memiliki benang merah pemikiran pembaharuan Al-
Afghani.

G. IDE PEMBAHARUAN DAN PEMIKIRAN KALAM TENTANG


TAKDIR JAMALUDDIN AL- AFGHANI.
Ide pembaruan dan pengembangan pemikiran kalam yang
diperjuangkan oleh Al-Afghani didasari atas keyakinan bahwa agama Islam
sesuai untuk semua bangsa, zaman dan keadaan. Tidak ada pertentangan
antara ajaran islam dan kondisi yang disebabkan perubahan zaman. Kalau
kelihatan ada pertentangan antara keduanya, dilakukan penyesuaian dengan
mengadakan interprestasi baru terhadap ajaran-ajaran islam yang tercantum
dalam Al-Qur’an dan Hadis. Untuk mencapai hal itu dilakukan ijtihad dan
pintu ijtihad menurutnya masih tetap terbuka.
Ide yang lebih dahulu diperjuangkannya adalah mempersatukan
dunia islam, umat Islam di seluruh penjuru dunia harus bersatu dalam
menghadapi serangan pihak Barat. Nikki R.Keddie memberikan komentar
bahwa Sayyid Jamaluddin Al-Afghani adalah printis modernisme Islam
khususnya aktivisme antiimperialis. Dia menganjurkan, memperjuangkan
dan mempertahankan persatuan Pan-Islam, karena hal itu merupakan
sarana untuk memperkuat dunia muslim menghadapi Barat66.
Al-Afghani bersemangat untuk mewujudkan umat Islam yang kuat,
dinamis dan maju. Ide yang diajukan untuk bisa mewujudkan hal itu ialah
dengan melenyapkan pengertian yang salah yang dianut oleh umat Islam dan
kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya. Menurut dia Islam mencakup
segala aspek kehidupan, baik ibadah, hukum, maupun sosial. Corak
pemerintahan autokras harus diubah dengan corak pemerintahan
demokrasi dan persatuan umat Islam harus diwujudkan kembali. Kekuatan
dan kelanjutan hidup umat Islam tergantung kepada keberhasilan membina
persatuan dan kerjasama.
Pemikiran lain yang dimunculkan oleh Al-Afghani ialah idenya
tentang adanya persamaan antara pria dan wanita dalam beberapa hal.

65
Al-Afghani dalam “Masa Lalu Umat dan Masa Kininya, serta Pengobatan bagi
Penyakit-Penyakitnya” dalam Nurcholish Madjid, Khazanah Intelektual Islam,
(Jakarta : Bulan Bintang, 1984), h. 332 dstss
66
Ali rahnema, said.. hal 89.
30 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Wanita dan pria sama dalam pandangannya, keduannya mempunyai akal


untuk berfikir. Ia melihat tidak ada halangan bagi wanita untuk bekerja di
luar jika situasi menuntut untuk itu. Para wanita hendaknya berusaha untuk
meraih kemajuan dan mampu bekerja sama dengan pria untuk mewujudkan
umat Islam yang maju dan dinamis67.
Pada aspek lain secara umum Al-Afghani memunculkan pemikiran
untuk mengangkat peran Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW. Dia melihat
bahwa umat Islam pada saat itu tidak banyak memahami Al-Qur’an dan
Hadis, sehingga pemikiran dan tindak tanduk mereka keluar dari garis-garis
Al-Qur’an. Karena tidak memahami Al-Qur’an dengan benar maka umat
Islam mudah terjerumus kedalam berbagai paham yang menyesatkan, serta
paham jabariyah yang tidak percaya diri dan cnderung meninggalkan usaha,
paham sofistik yang tidak mengakui dunia nyata, berbagai ajaran tasawuf
yang mengerjakan khalwat, uzlah dan fana yang membawa kelemahan bagi
umat Islam68.

PENUTUP

Kegiatan politik Afghani dari riwayat hidupnya dapat dipahami


bahwa kondisi sosial politik luar negeri dan negeri-negeri yang dikunjung
mengaruskan di terjun kedalam bidang politik. Sebenarnya karir politiknya
telah dirintis sejak usia masih muda,22 tahun,yaitu ketika ia menjadi
pembantu pangeran Dort Muhammad Khan pada usia 25 tahun ia telah
menjadi penasehat Sheer Ali Khan. Beberapa tahun kemudian ia diangkat
oleh Muhammad A’zam Khan perdana menteri Afghanistan. Hal yang serupa
dilihatnya pula ketika ia di Mesir, yang menyebabkan tak tahan untuk
menjauhi persoalan-persoalan politik mesir. Mulailah ia bergaul dengan
orang-orang politik di Mesir dan memasuki perkumpulan Freemanson
Mesir. Diantara anggot perkumpulan ini terdapat putera mahkota Tawfiq.

67
Insik lopedi islam , H 300.
68
Layli Mansur, pemikiran kalam, H 90.
31 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Perkumpulan ini atau pergerakan ini memiliki semboyan


kemerdekaan,persamaan dan persaudaraan. Afghani mengira bahwa
bergerak ini akan dapat menyalurkan ide-ide politiknya,akan tetapi
suaranya tidak didengar dikalangan-kalangan Freemason. Kemudian ia
keluar dari perkumpulan ini.
Ide patriotisme yang dikemukakan oleh pembaharuan
sebelumnya,telah membawa pengaruh yang meluas dikalangan masyarakat
Mesir. Keadaan ini memudahkan jalan bagi Al Afghani membentuk partai
nasional yang disebut Hizb al-Wathani. Tujuan didirikannya partai ini ialah
untuk menanamkan kesadaran nsionalisme dalam diri orang-orang mesir. Ini
terbuki dari slogan yang dikuamandangkannya “mesir untuk orang mesir”.
Selain itu tujuan partai ini juga untuk memperjuangkan pendidikan
universal,kemerdekaan pers dan pemasukan unsure-unsur Mesir kedalam
posisi-posisi dalam bidang militer. Atas dukungan partai iniilah Afghani
berusaha meggulingkan raja Mesir yang tengah berkuasa ketikan itu yaitu
Khadewi Ismail yang karena keborosannya banyak berhutang kepada
negara-negara barat. Kedudukan Khadewi Tawfiq Ismail digantikan oleh
putranya dan berjanji akan mengadakan reformasi,membantu upaya
pembaharuan Afghani. Keadaan berbalik,Khadewi Tawfiq justru
meneruskan garis politiknya dan terus menjalin kerja sama dengan Inggris.
Hal ini tentunya menimbulkan skap reaksi dari Afghani untuk menentang
Khadewi. Akibatnya Afghani diusir dari mesir.
Afghani melanjutkan pengambarannya ke Paris dan bersama
Muhammad Abduh mendirikan perkumpulan Al-Urwah Al-Wustha.
Tujuan perkumpulan ini antara lain memperkuat rasa persaudaraan
islam,membela islam dan membawa umat islam pada kemajuan.
Menurut Afghani,bahwa salah satu cara untuk mewujudkan cita-
citanya adalah melalui tulisan-tulisan,berita-berita yang bisa dibaca oleh
sesama muslim. Bersama Muhammad Abduh dia menerbitkan majalah Al-
Urwah Al-Wustha dalam bahasa arab. Tetapi penerbitan majalah ini tidak
berlangsung lama,hanya berumur delapan bulan karena dunia barat
melarang pemasukannya dinegeri islam dibawah kekuasaan mereka. Tentu
larangan itu disebabkan karena adanya semangat persatuan dan kesatuan
unsure mengusir penjajah yang ditanamkan melalui mejalah tersebut. Hal ini
bisa menimbulkan efek yang tidak menguntungkan bagi pihak barat.
32 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Tekanan demi tekana yang dilancarkan oleh inggris kepadanya


maupun kebeberapa dunia islam,membangkitkan semangatnya guna
menghadapi barat,khususnya inggris.
Bahaya barat,khususnya inggris ditiupkannya dimana-mana. Ia pun
dikenal sebagai politikus yang paling sengit anti inggris. Karena kegiatan-
kegiatannya dalam lapangan politik itu,maka dia dianggapp oleh penguasa
barat sebagai seorang agiator yang berbahaya. Dan yang dianggap sangat
berbahaya oleh dunia barat adalah doktrin politik pan-islamismenya. Pan-
islamisme yang dimaksud Afghani bukanlah meletakkan segala kekuatan
ditangan satu orang,sebab ini dianggap tidak mungkin. Yang diharapkan
adalah agar ummat islam tunduk kepada Al-Qur’an,menjadikan agama
sebagai petunjuk dalam persatuan,tiap negara islam berusaha dengan sekuat
tenaga untuk turut membela negara islam yang lain. Rasa solidalitas,rasa
seagama dan rasa seperjuangan yang ditanamkan oleh al-Afghani dianggap
sebagai ide yang paling berbahaya dan bila ini benar-benar terwujud akan
menggoyahkan duunia barat khususnya inggris dalam kedudukannya
sebagai penguasa didunia islam.
Mengenai solidalitas ini,menurut Afghani,memiliki dua dasar yang
berbeda : yang berdasar kepada kepercayaan agama,dan bersandar pada
adanya hubungan alamiah,sepert bahasa,ras misalnya. Dalam kaitan ini
Afghani menyatakan bahwa tidak ada jenis solidalitas alamiah. Bahkan
patriotism yang dapat menggantikan ikatan yang telah diciptakan islam.
Kenyataan inilah yang diyakini Afghani. Islam telah menjadi ‘prekat’
sekalian Muhammad,katanya. Menurut Afghani,kekuatan Eropa secara
lahiriyah sebenarnya tidak lebih kuat dbanding dengan negara-negara islam.
Kelemahan ummat islam adalah karena tidak adanya persatuan diantara
mereka,saling acuh tak acuh dan kurang memperhatikan kepentingan dan
kebaikan bersama.
Perjalanan Al-Afghani terkhir,memenuhi undangan sultan Abdul
Hamis keinstanbul mengakhiri riwayatnya sebagai tahanan politik. Sistem
pemerintahan demokrasi yang diinginkan oleh Afghani bertentangan dengan
sistem pemerintahan otokrasi yang diperintahkan oleh SultanAbdul Hamid.
Perbedaan pendapat ini sulit untuk dipadukan,membuat Abdul Hamid
khawatir akan pengaruh Afghani,sehingga Sultan membatasi kebebasan

33 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam


Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Afghani dan tidak mengizinkan keluar dari istambul hingga menemukan


ajaknya pada tahun 1879.
Pada dasarnya Jamalludin Al-Afghani adalah sebagai pemimpin
pembaharuan dan pemimim politik. Kegiatan-kegiatan politik yang
dijalankan sebenarnya didasarkan pad aide-ide tentang pembaharuan dalam
islam. Ide-ide pembaharuan yang dibawakan oleh al-Afghani mempunyai
pengaruh dalam islam,sehingga menimbulkan gerakan-gerakan
kemerdekaan dinergara-negara tersebut. Meskipun persatuan ummat yang
dicita-citakan sebelum terwujud semasa hidupnya,namun ide-ide
pembaharuannya telah banyak berpengaruh kepada tokoh-tokoh
pembaharuan sesudahnya seperti pada muridnya Muhammad Abduh. Dalam
rangka membebaskan ummat islam dari kolonialisme,kaum muslimin tidak
saja harus dibebaskan ummat islam dari kolonialisme barat,kaum muslimin
tidak saja harus dibebaskan dari belnggeu pemahaman dan sikap
keberagamaan yang keliru,tetapi juga dari tradisionalisme politiknya.
Karena baginya (Afghani), Islam tidak saja sebagai agama,tetapi lebih dari
itu islam sebagai sebuah peradaban.

Dengan ini kami menyadari bahwa makalah kami ini jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu kami senantiasa dengan lapang dada
menerima kritikan, bimbingan, dan arahan serta saran yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah kami. Dengan kiranya kami ucapkan
terima kasih. Wassalamualaikum wr wb.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad al-bahiy,Pemikiran Islam Modern. Pustaka Panji Mas,Jakarta,1968.


Nurcholish Madjid,Khazanah Intelektual Islam,(Jakarta:Bulan Bintang,1984).
Ecyclopedia of islam,II,E.J,Brill,1965.
Tim penyusun IAIN Syahid,Ensiklopedia Islam Indonesia.Jambatan,Jakarta,1992.
J.Suyuti Pulungan,Fiqh Siyasah: Ajaran,Sejarah dan pemikiran,( Jakarta : Grafindo
Persada,1994).
34 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Musthalah Maufur,Jamaluddin al-afghani.PMP Gontor PSIA,1991.


Majid Fakhry, A.History Of Islamic bPhilosophy, Terj. Mulyadi Kartanegara,
Sejarah Dan Pemikiran, Filsafat Islam Cet V, Jakarta, Dunia Pustaka Jaya, 1997.
Edward Mortimer,Faith and Power.Faber and Faber Ltd,London,1982.
Albert Hourani,Arabic Thought in The Liberal Age 1798-1939.Oxford University
press,London,1962.
Ahmad Amin,Zu’ama al-Ishlahfi al-‘Ashr al-Hadist.Maktabah an-nahdah al-
Misriyah,Kairo,1977.
Harun Nasution,Pembaharuan Dalam Islam,Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Bulan
Bintanh Jakarta,1975.
Akmal Hawi,”Pemikiran Jamaluddinn Al-Afghani”.Vol.16,No.1 Juni 2017.

http://arkoun.multiply.com/journal/item/49/SAYYID-JAMALUDDIN-AL-
AFGHANI?utm_(Online) Available: http://www.jamaluddinalafghani.com,
diakses 25 November 2020

Akmal Hawi,”Pemikiran Jamaluddinn Al-Afghani”.Vol.16,No.1 Juni 2017.


Noorthaibah”Pemikiran Pembaharuan Jamaluddin Al-
Afghani”.Vol.7,No2,2015. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Jamal-al-
din_Afghani
http://pai-umy.blogspot.com/2011/Jamaluddin Al-Afghani
Anthony Black, Pemikiran Politik Islam dari Masa Nabi HIngga Kini,
(Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2001).
Ris’an Rusli, Pemikiran Teologi Islam, (Cet. I; Depok: Prenadamedia Grouf,
2018).
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam III,(Jakarta: PT.
Ichtiar Baru van Houve, 1994).
35 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Maryam Jamilah, Islam and Orientalism, Terj. Machnun Husein, “Islam dan
Orientalisme” (Jakarta).
Rajawali Grafindo Persada, 1997).
Nurcholish Majid,ed. Khazanah Intelektual Islam, Jakarta , Bulan bintang,
1994.
Muhammad Laily Mansur, Pemikiran Kalam Dalam Islam. Jakarta, Pustaka
Firdaus, 1994.
Murthada Muthahhari, Gerakan Islam Abad XX, Jakarta, 1986.
zlur Rahman, Islam, terj. Pustaka, Bandung, 1984.
Harun Nasution, Islam ditinjau dai Berbagai Aspeknya, jilid II, Pressa, Jakarta,
1986.
John L.Esposito,Islam The Staight Path.Oxford University Press,Newe
York,1988.
Haidar Baqir dan Syafiq Basri (ed.), Ijtihad dalam Sorotan, Mizan, Jakarta,
1988.
John J. Donohue dan John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan, terj.,
Rajawali Press, Jakarta,1993.J. Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah : Ajaran,
Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta : Grafindo Persada, 1994).
John J. Dnohu dan John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan, Eksiklopedi
Masalah-Masalah (Terjemahan Machnun Husein), (Jakarta : Rajawali,
1984).
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta : Logos, 1997), cet
ke-2, h. 155, lihat juga Harus Nasution, Pembaharuan dalam Islam.
Albert Hourani, Sejarah Bangsa-Bangsa Muslim (diterjemahkan dari A
History of The Arab Peoples), Bandung : Mizan.
Nanang Tahqiq, Politik Islam, (Jakarta : Kencana, 2004).

36 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam


Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.

Vol,1.No,1 Februari 2021,1-35.

Al-Afghani dalam “Masa Lalu Umat dan Masa Kininya, serta Pengobatan
bagi Penyakit-Penyakitnya” dalam Nurcholish Madjid, Khazanah
Intelektual Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1984).
Hazem Zaki Nuseibeh, The Ideas of Arab Nationalism, Terj. Sumantri
Mertodipura, Gagasan-gagasan Nasionalisme Arab.Bhantara.Jakarta.1969.

37 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam

You might also like