Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengampu
Drs.Alimuddin,M.ag.
FITRIANI
11910122545
Email: 11910122545@students.uin-suska.ac.id
JUNI KURNIAYATI
11910122613
Email: 11910122613@students.uin-suska.ac.id
Abstract
Keywords: Renewal,Thought,Pan-Islamism,Imperialism.
ABSTRAK
الملخص :كان القرن التاسع عشر حتى القرن العشرين زخما ً حيث دخل اإلسالم بوابة جديدة ،بوابة
التجديد .غالبًا ما يشار إلى هذه المرحلة باسم قرن الحداثة ،وهو القرن الذي يواجه فيه الناس حقيقة
أن الغرب قد تجاوزهم كثيرً ا .أدى هذا الوضع إلى ظهور ردود فعل مختلفة ،واستجابت دوائر
إسالمية مختلفة بطرق مختلفة بنا ًء على أسلوبها اإلسالمي .كان هناك أولئك الذين استجابوا بموقف
مناسب وأقروا أن الناس في الواقع كانت في حالة ركود وكان عليهم اتباع الدول الغربية من أجل
النهوض من تلك المحنة .وهناك من يرد برفض أي شيء يأتي من الغرب ألنهم يعتقدون أنه خارج
عن اإلسالم .تؤمن هذه الدوائر بأن اإلسالم هو األفضل وأن األمة يجب أن تعود إلى أساسيات الوحي
،وغالبًا ما تسمى هذه الدوائر بالنهضة .جمال الدين األفغاني ،أحد الشخصيات المهمة في اإللال
اإلسالمي ،مصلح له تفرده وتفرده وغموضه .وخروجا عن تقسيم السمات اإلسالمية أعاله ،يحتل
األفغاني مكانة فريدة في الرد على الهيمنة الغربية لإلسالم .من ناحية ،كان األفغاني معتدالً للغاية من
خالل استيعاب األفكار التي جاءت من الغرب ،وقد تم ذلك إللال تدهور الشعب .لكن من ناحية
أخرى ،بدا األفغاني لار ًما للغاية عندما يتعلق األمر بمسائل الجنسية أو في األمور المتعلقة
باإلسالم .ونتيجة لذلك ،وضع األفغاني قدميه على جانبين مختلفين ،فقد كان حداثياً ولكنه أيضاً
.ألولي
PENDAHULUAN
Umat islam dimasa itu juga sebagai bangsa yang tertindas oleh bangsa-
bangsa eropa sehingga umat islam semakin lemah dalam aspek hidup.Pada
awal masa pembaharuan ini kondisi islam berada dipengaruh berat yang
mendomisili kehidupan ini.Pada abad 20 islam mulai bangkit dari penghuni
barat.Pada masa ini banyak lahir tokoh pemikiran dalam kalangan islam dari
berbagai Negara islam,salah satunya yaitu Jamalludin al-afghani.
yang datang dari Barat adalah bukan berasal dari Islam dan tak layak untuk
diambil. Fundamental merupakan suatu paham yang lahir atau besar setelah
fase modernisme.
PEMBAHASAN
1
Muhammad al-bahiy,Pemikiran Islam Modern. Pustaka Panji Mas,Jakarta,1968,hal.30.
5 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
2
Nurcholish Madjid,Khazanah Intelektual Islam,(Jakarta:Bulan Bintang,1984),hal.56.
3
Ali Mufrodi,op.cit,h.156.
4
Ecyclopedia of islam,II,E.J,Brill,1965.hal.471.
6 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
pertalian darah dengan Husein bin Ali melalui Ali At-tirmizi, ahli hadist
terkenal. Keluarganya mengikuti mazhab Hanafi. Ia adalah seorang
pembaharu yang berpengaruh di Mesir. Ia menguasai bahasa – bahasa
Afghan, Turki, Persia, Perancis dan rusia.6 Afghani mempelajari berbagai
ilmu pengetahuan. Diantara adalah bahasa Arab, yang meliputi nahwu,
shorof, ilmu bayan dan ma’aninya : ilmu syari’ah yang meliputi tafsir, hadist,
dan musthalahnya, fiqih dan usulnya : ilmu kalam, ilmu tasawwuf, filsafat,
logika. Etika, dan politik : fisika dan ilmu pasti, yang mengcangkup
matematika, geometri, al-jabar, ilmu kedokteran dan anatomi.7
Al-afgahani dikenal dengan seorang yang banyak melakukan
pengembaraan.Dari Teheran ia pindah ke al-Najd diirak,pusat studi
keagaamaan syi’ah,disitulah ia menghabiskan waktunya selama empat puluh
tahun sebagai murid Murtadhah al-Anshari,seorang teologi dan sarjana yang
terkenal. Pada tahun 1853 ia melewat ke India, dimana ia diperkenalkan
dengan studi-studi imu-ilmu Eropa. Ada waktu selanjutnya ia melakukan
perlewatan keberbagai negara di dunia, seperti
Hijaz,Mesir,Yaman,Turki,Russia,Inggris,dan Perancis. Saah satu yang paling
berkesan dari perjalanannya ini adalah kunjungan ke Mesir pada tahun 1869
dan di negeri ini ia memulai memuculkan pemikiran pembaharuan.8
Afghani melanjutkan belajar ke India selama satu tahun. Di India
Afghani menekuni sejumlah ilmu pengatahuan melalui metode modern.
Kemudian ia meneruskan perjalannya menuju Mekah untuk menunaikan
ibadah haji. Perjalananya ini menghabiskan waktu selama setahun. Ia
singgah dari satu kota ke kota lain, sambil mengamati adat istiadat
masyarakat yang dilewati. Ia sampai diMekkah pada tahun 1857.9
Dengan Bekal penguasa ilmu pengatahuan dari berbagai
disiplin,akhirnya muncullah sosok Jamaluddin Al-Afghanni dengan
5
Tim penyusun IAIN Syahid,Ensiklopedia Islam
Indonesia.Jambatan,Jakarta,1992.hal.62.
6
J.Suyuti Pulungan,Fiqh Siyasah: Ajaran,Sejarah dan pemikiran,( Jakarta : Grafindo
Persada,1994).hal.280.
7
Musthalah Maufur,Jamaluddin al-afghani.PMP Gontor PSIA,1991,hal.14.
8
Majid Fakhry, A.History Of Islamic bPhilosophy, Terj. Mulyadi Kartanegara, Sejarah
Dan Pemikiran, Filsafat Islam Cet V, Jakarta, Dunia Pustaka Jaya, 1997.Hlm 456.
9
Edward Mortimer,Faith and Power.Faber and Faber Ltd,London,1982,hal.109.
7 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
10
Albert Hourani,Arabic Thought in The Liberal Age 1798-1939.Oxford University
press,London,1962,hal.112.
11
Ahmad Amin,Zu’ama al-Ishlahfi al-‘Ashr al-Hadist.Maktabah an-nahdah al-
Misriyah,Kairo,1977,hal.52.
12
Harun Nasution,Pembaharuan Dalam Islam,Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Bulan
Bintanh Jakarta,1975,hal.51.
8 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
13
Akmal Hawi,”Pemikiran Jamaluddinn Al-Afghani”.Vol.16,No.1 Juni 2017.hlm 12
9 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
Fundamentalisme merupakan suatu paham yang lahir atau besar setelah fase
modernisme.14
Berbicara abad pembaharuan dalam islam,maka tak lepas dari
seorang tokoh yang merupakan sosok penting dalam pemabaharuan
Islam,Jamaluddin Al-Afghani,seorang pembaharuan yang memiliki
keunikan,kekhasan,dan misterinya sendiri. Berangkat dari pembagian corak
keislaman diatas,Afghani menempati posisi yang unik dalam menagggapi
dominasi Barat terhadap Islam. Disatu sisi,Afghani sangat moderat dengan
mengakomodasi ide-ide yang datang dari Barat,ini dilakukannya demi
memperbaiki kemerosotan umat. Namun dilain sisi,Afghani tampil begitu
keras ketika itu berkenaan dengan masalah kebangsaan atau mengenai hal-
hal yang berkitan dengan keislaman. Alhasil Afghani memijakkan kedua
kakinya didua sisi berbeda,ia seorang modernis tapi juga fundamentalis.
Agaknya tepat apa yang dikatakan Balck bahwa Afghani adalah puncak dari
kalangan modernis dan fondasi bagi kalangan fundamentalis.15
Tidak adanya kebersatuan diantara umat Muslim merupakan titik
strategis yang digunakan oleh kolonialisme Barat untuk menjajah dan
sependapat mungkin mengeruk kakayaan negara-negara Islam. Lemahnya
pendidikan dan kurangnya pengatahuan umat terhadao ilmu-ilmu islam
sendiri bahkan dan juga ilmu-ilmu lainnya menjustifikasi bahwa samngat
intelektual yang sangat diagung-agungkan oleh islam pudar kala itu.
Dengan segenap kesadaran dan semangat intelektual serta tenggung
jawab sebagai seorang muslim,ia hadir demi menegakkan
nasionalisme,patriotisme serta yang paling utama adalah izzul (kemuliaan)
Islam. Ia berusaha menyadarkan masyarakat muslim yang masih sakau
dalam mengenang kajayaan islam masa lalu,padahal dihadapan mereka
berdiri kekuatan besar imperialisme. Barat yang telah menghadang.
Menurutnya,sudah selayajnya islam bangkut dan melakukan gerakan
intelektual kedepan mengikuti gerak pengatahuan modern.16
14
http://arkoun.multiply.com/journal/item/49/SAYYID-JAMALUDDIN-AL-
AFGHANI?utm_
15
(Online) Available: http://www.jamaluddinalafghani.com, diakses 25 November
2020
16
Akmal Hawi,”Pemikiran Jamaluddinn Al-Afghani”.Vol.16,No.1 Juni 2017.hlm 13
10 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
17
Noorthaibah”Pemikiran Pembaharuan Jamaluddin Al-Afghani”.Vol.7,No2,2015.
18
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Jamal-al-din_Afghani
11 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
19
http://pai-umy.blogspot.com/2011/Jamaluddin Al-Afghani
20
Anthony Black, Pemikiran Politik Islam dari Masa Nabi HIngga Kini, (Jakarta:
Serambi Ilmu Semesta, 2001), h. 60.
21
Ris’an Rusli, Pemikiran Teologi Islam, (Cet. I; Depok: Prenadamedia Grouf,
2018), h. 95.
12 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
Bagi Al-Afghani, Naturalisme dan materialism tidak lebih dari hanya ingin
menjadikan umat Islam menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang menuruti
keinginan penjajah dan kelompok yang ingin menjadi oposisi. Kedua
kelompok ini sebenarnya bertentangan dengan semangat perjuangan Al-
Afghani yang nenghargai prinsip ketaatan dalam pemerintahan berdasarkan
konstitusi. Diantara kekurangan ajaran atheisme yang mengakar
dimasyarakat karena sudah jauh dari nilai-nilai kejujuran. Bagi atheis
kejujuran merupakan kemungkinan yang tidak terjadi dalam kehidupan
sehingga kehidupan dalam paham atheis harus dijalani seperti apa adanya
tanpa pertimbangan agama. Dalam pahamnya, atheis tidak lebih dari
mengorbangkan kesetiaan dan kesatriaan. Karena kedua pahan ini
membawa umat Islam kepada keinginan yang tidak terbatas.22 Penolakan
Al-Afghani kepada naturalisme dan maeterialisme karena didorong
semangat keagamaan yang dimiliki dalam dirinya dan keperpihakannya
kepada masyarakat dalam menjalankan agamanya. Bagi Al-Afghani,
kekokohan suatu Negara apabila masyarakat mampu menjalankan
agamanya dengan baik. Agama dan Negara tidak bisa dipisah karena satu
kesatuan yang tidak mungkin terwujud apabila berjalan sendiri-sendiri. Al-
Afghani selalu mengingatkan bahaya paham atheis karena merusak sendi-
sendi aqidah. Atheis tidak lebih dari penginkaran terhadap sang pencipta
karena memiliki pandangan yang keliru. Atheis membuat umat Islam kacau
pikiran dan hatinya gelap karena selalu diliputi dengan kebendaan yang bisa
menguasai manusia dalam hidupnya. Disamping itu, muncul doktrin dalam
paham atheis bahwa jasmani manusia hanya diliputi unsur-unsur materi
yang tidak perlu disuplai kesegaran jiwa.23
22
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam III,(Jakarta: PT. Ichtiar
Baru van Houve, 1994), h.7.
23
Maryam Jamilah, Islam and Orientalism, Terj. Machnun Husein, “Islam dan
Orientalisme” (Jakarta:
Rajawali Grafindo Persada, 1997), h. 69.
13 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
dunia, maka munculah ide dan kemauan yang sangat kuat untuk
mengadakan pembaruan di dunia islam. Salah satu latar belakang kultural
yang mempengaruhi pemikiran Al-Afghani dalam menggagas ide pembaruan
adalah keterpurukan dunia islam (umat islam) dalam berbagai aspek
kehidupan, terjadi perpecahan atau desintegrasi hampir di semua wilayah
kekuasaan islam, umat islam telah meninggalkan ajaran islam yang sebenarnya,
kuat berpegang pada taklid, bersifat fatalistis dan melupakan ilmu pengetahuan.
hal ini terjadi sebagai akibat adanya kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan
oleh dunia barat seperti Inggris dan Russia terhadap dunia Islam. Pengaruh barat
ini menimbulkan adanya kediktatoran dan depotisme oleh para raja dan sultan di
dunia Islam.
Gambaran kemunduran dan keterpurukan umat islam pada saat itu
pernah dideskripsikan dalam sebuah tulisan dengan judul “Masa lalu umat
dan masa kininya, serta pengobatan bagi penyakit-penyakitnya” yang
diterjemahkan dan diedit oleh Nurcholish Madjid dalam buku yang berjudul
Khazanah Intelektual Islam. Dalam tulisan itu Al-Afghani menyebut bahwa
umat Islam pernah mengalami kemajuan dan kejayaan namun kondisi itu
lenyapdan sirna setelah umat Islam tidak memperpegang Al-Quran dan
sunnah Nabi Muhammad SAW, secara konsekuen, hidup penuh dengan
taklid dan mengikuti tahyul dan bid’ah.24
Al-Afghani menggambarkan kondisi umat islam sebagai seorang
yang terserang banyak penyakit. Oleh karena itu untuk dapat
menyembuhkannya haruslah mengetahui macam penyakit yang diderita,
kemudian memilih alternatif pengobatan dan usaha penyembuhan. Hal itu
dinyatakannya tidaklah sesuatu hal yang mudah dan gampang
dilakukan.Pada bagian akhir tulisan itu, Al-Afghani mengherankan atas
Ungkapan masyarakat bahwa prinsip-prinsip agama yang benar adalah hasil
yang terbebas dari berbagai bid’ah hasil ciptaan (manusia),maka akan
tumbuh pada umat kekuatan persatuan, keserasian kekompakkan, serta
sikap lebih mementingkan kehormatan (umat) di atas kenikmatan hidup,
membangkitnya untuk memiliki keluhuran budi, meluaskan ruang lingkup
pengetahuan dan mengantarkan ke puncak peradaban yang tertinggi.25
24
Nurcholish Majid,ed. Khazanah Intelektual Islam, Jakarta , Bulan bintang, 1994
.H
25
Nurcholish madjid, khanazah….H 361
14 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
26
Muhammad Laily Mansur, Pemikiran Kalam Dalam Islam. Jakarta, Pustaka
Firdaus, 1994.H.90
27
Murthada Muthahhari, Gerakan Islam Abad XX, Jakarta, 1986, hal. 41.
28
Harun Nasution, op. cit, hal. 52
16 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
29
L. Stoddard, op. cit, hal. 61.
30
Harun Nasution, op. cit, hal. 54-55.
31
zlur Rahman, Islam, terj. Pustaka, Bandung, 1984, hal 315
17 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
32
Harun Nasution, Islam ditinjau dai Berbagai Aspeknya, jilid II, Pressa, Jakarta, 1986,
hal.109.
33
Ahmad Amin,op.cit,hal.89.
34
Ibid,hal.83
35
Ibid
36
Ibid
18 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
bahwa kemajuan ummat islam dapat dicapai kembali denga kerja sama
Barat. Al-Afghani,bahwa islam yang bentuk aslinya telah mengandung
semua yang diperlukan untuk pembaharuan. Dari itu yang harus diadaptasi
oleh dunia islam dari barat hanyalah metode-metode dan kemajuan-
kemajuan materilnya.37
Untuk merubah ummat islam dan membaw kepada kemajuan Al-
Afghani mengemukakan beberapa jalan alterntive yaitu:
Kembali kepada ajaran dasar islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Islam
adalah agama komphrensif. Ia tidak hanya menyangkut ibadab dan
hukum,tetapi juga menyangkut pemerintahan dan sosial. Hati mesti
disucikan,budi perkerti luhur dihidupkan kembali dan kesediaan
berkorban untuk kepentingan umat. Dengar berpegang kepada
ajaran dasar umat islam akan dapat bergerak mencapai kemajuan.38
Dalam menghadapi perkembangan zaman,ummat islam harus tetap
membuka lebar pintu ijtihad. Ijtihad merupakan satu unsure yang
penting dalam ajaran islam. Melalui ijtihad masalah-masalah yang
tidak ada didalam al-qur’an dan hadis dapat dipecahkan. Dengan
demikian ijtihad merupakan kunci dinamika islam.39
Corak pemerintahan otokrasi harus dirubah dengan corak
pemerintah demokrasi. Kepala negara harus mengadakan syura
dengan pemimpin-pemimpin masyarakat yang mempunyai banyak
pengalaman. Islam dalam pendapat Al-Afghani menghendaki
pemerintahan republic yang didalamnya terdapat kebebasan
mengeluarkan pendapat dan kewajiban kepala Negara untuk tunduk
kepada undang-undang dasar. Karena itu Al-Afghani menghendaki
umat islam bebas dari pemerintah colonial.40
Persatuan umat islam harus diwujudkan kembali. Dengan bersatu
dan mengadakan kerjasama yang eratlah ummat islam akan dapat
kembali memperoleh kemajuan. Dalam pandangan Afghani kekuatan
dan kelanjutan hidup ummat islam bergantung kepada kekutan
37
L.Stoddard,op,cit.hal.52.
38
John L.Esposito,Islam The Staight Path.Oxford University Press,Newe York,1988,hal.130.
39
Haidar Baqir dan Syafiq Basri (ed.), Ijtihad dalam Sorotan, Mizan, Jakarta, 1988, hal. 113.
40
John E. Esposito, loc. cit,
19 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
41
Ibid
42
Ahmad Amin,op,cit,hal.114
43
Albert Hourani,op,cit.hal.122-123.
44
Fazlur Rahman,op,cit,hal.317.
45
Albert Hourani,op,cit,hal.114.
20 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
2. Sistem Demokrasi
46
John J. Donohue dan John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan, terj., Rajawali
Press, Jakarta,1993, hal.20.
47
J. Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah : Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta :
Grafindo Persada, 1994), h.281.
48
bid, h. 282-283, lihat juga Harun Nasution h. 54
21 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
49
Harun Nasution, op. cit., h. 56
50
Ibid
51
J. Suyuthi Pulungan, op. cit., h. 285
52
Ibid, h. 287
22 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
rakyat. Dengan demikian orang yang terpilih memilikki dasar hukum untuk
melaksanakan kekuasaan itu.53
Pendapat diatas mengisyaratkan bahwasumber kekuasaan menurut
Al-Afghani adalah rakyat,karena didalam pemerintahan republic,kekuasaan
atau kedaulatan rakyat terlembaga dalam perwakilan rakyat yang
anggotanya dipilih oleh rakyat.
53
John J. Dnohu dan John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan, Eksiklopedi Masalah-
Masalah (Terjemahan Machnun Husein), (Jakarta : Rajawali, 1984) h. 25
54
J. Suyuthi Pulungan, op. cit., h. 294
23 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
57
Harun Nasution,Pembaharuan,op,cit,hal.52.
58
Hazem Zaki Nuseibeh, The Ideas of Arab Nationalism, Terj. Sumantri
Mertodipura, Gagasan-gagasan Nasionalisme Arab.Bhantara.Jakarta.1969,hal.112.
59
Harun Nasution,Pembaharuan,op,cit,hal.53.
25 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
60
L.stoddard,op,cit,hal.61.
26 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
61
Albert Hourani,op,cit,hal,118.
62
Ibid hal 114.
27 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
63
Albert Hourani, Sejarah Bangsa-Bangsa Muslim (diterjemahkan dari A History of
The Arab Peoples), Bandung : Mizan, hal. 586
28 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
64
Nanang Tahqiq, Politik Islam, (Jakarta : Kencana, 2004) h. 212
29 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
65
Al-Afghani dalam “Masa Lalu Umat dan Masa Kininya, serta Pengobatan bagi
Penyakit-Penyakitnya” dalam Nurcholish Madjid, Khazanah Intelektual Islam,
(Jakarta : Bulan Bintang, 1984), h. 332 dstss
66
Ali rahnema, said.. hal 89.
30 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
PENUTUP
67
Insik lopedi islam , H 300.
68
Layli Mansur, pemikiran kalam, H 90.
31 |Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam
Jurnal Ilmiah Perkembangan Modern Dalam Islam.
Dengan ini kami menyadari bahwa makalah kami ini jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu kami senantiasa dengan lapang dada
menerima kritikan, bimbingan, dan arahan serta saran yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah kami. Dengan kiranya kami ucapkan
terima kasih. Wassalamualaikum wr wb.
DAFTAR PUSTAKA
http://arkoun.multiply.com/journal/item/49/SAYYID-JAMALUDDIN-AL-
AFGHANI?utm_(Online) Available: http://www.jamaluddinalafghani.com,
diakses 25 November 2020
Maryam Jamilah, Islam and Orientalism, Terj. Machnun Husein, “Islam dan
Orientalisme” (Jakarta).
Rajawali Grafindo Persada, 1997).
Nurcholish Majid,ed. Khazanah Intelektual Islam, Jakarta , Bulan bintang,
1994.
Muhammad Laily Mansur, Pemikiran Kalam Dalam Islam. Jakarta, Pustaka
Firdaus, 1994.
Murthada Muthahhari, Gerakan Islam Abad XX, Jakarta, 1986.
zlur Rahman, Islam, terj. Pustaka, Bandung, 1984.
Harun Nasution, Islam ditinjau dai Berbagai Aspeknya, jilid II, Pressa, Jakarta,
1986.
John L.Esposito,Islam The Staight Path.Oxford University Press,Newe
York,1988.
Haidar Baqir dan Syafiq Basri (ed.), Ijtihad dalam Sorotan, Mizan, Jakarta,
1988.
John J. Donohue dan John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan, terj.,
Rajawali Press, Jakarta,1993.J. Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah : Ajaran,
Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta : Grafindo Persada, 1994).
John J. Dnohu dan John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan, Eksiklopedi
Masalah-Masalah (Terjemahan Machnun Husein), (Jakarta : Rajawali,
1984).
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta : Logos, 1997), cet
ke-2, h. 155, lihat juga Harus Nasution, Pembaharuan dalam Islam.
Albert Hourani, Sejarah Bangsa-Bangsa Muslim (diterjemahkan dari A
History of The Arab Peoples), Bandung : Mizan.
Nanang Tahqiq, Politik Islam, (Jakarta : Kencana, 2004).
Al-Afghani dalam “Masa Lalu Umat dan Masa Kininya, serta Pengobatan
bagi Penyakit-Penyakitnya” dalam Nurcholish Madjid, Khazanah
Intelektual Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1984).
Hazem Zaki Nuseibeh, The Ideas of Arab Nationalism, Terj. Sumantri
Mertodipura, Gagasan-gagasan Nasionalisme Arab.Bhantara.Jakarta.1969.