Professional Documents
Culture Documents
Heat Treatment
Semester Genap
Dosen Pengampu: Dedy Masnur,S.T.,M.Eng.
Temperatur kritis:
A0 : 210˚C (temperatur
Curie) perubahan
magnetic ke non
magnetic dari sementit
Temperatur kritis
A1 : temperatur perubahan
eutectoid pada 723˚C,
pearlite menjadi austenite
A2 : temperature Curie
perubahan ferromagentik
ferrite pada pemanasan
berubah menjadi
paramagnetic pada 767˚C.
A3 : temperatur perubahan
austenite menjadi ferrite
pada baja hypoeutectoid
ACM : temperatur perubahan
austenite menjadi
proeutectoid cementite
EHW 98
Nose
Ms Bainite
200
Ms
Mf
Martensite +
100 Mf
Martinsite
Log waktu
0.1 1 10 100 1000 10,000 seconds
EHW 98
Austenite
Ae1
Ps Pf coarse
Pearlite
fine
upper
lower
Bs Bf Bainite
Ms
Martensite + Austenite
Mf
Martensite
Time in region
indicates amount of
microconstituent!
Medium Cooling
Cooling Rate, R, is
Change in Temp /
Time °C/s
Fast Cooling
Austenite precipitates
Fe3C at Eutectoid
Transformation
Temperature (727°C).
When slow cooled, this
is Pearlite (looks like
Mother of Pearl)
Morphology of Pearlite
(a) (b)
Upper (550-350°C)
Rods of Fe3C
Lower (350-250°C)
Fe3C Precipitates in
Plates of Ferrite
It is still Ferrite and
Cementite! It’s just
acicular.
Spheroidite
Diffusionless
transformation
of FCC to BCT (more
volume!)
Lenticular structure
Very hard & very
brittle.
Beberapa proses yang sering digunakan:
Annealing
a. Full Annealing
b. Stress Relief Annealing
Normalizing
Quenching
Tempering
RT = Room Temperature
LC = Lower Critical Temperature
UC = Upper Critical Temperature
Jurusan Teknik Mesin UNRI – Teknologi Bahan - 2010
Stress Relief Annealing
RT = Room Temperature
LC = Lower Critical Temperature
UC = Upper Critical Temperature
Normalizing
Proses sama dengan
annealing namun pada
temperature lebih tinggi
(1600°F/871°C)
Kekutan tinggi
Mampu mesin dan
ketangguhan meningkat,
RT = Room Temperature
LC = Lower Critical Temperature
Austenite: larutan padat non magnetic UC = Upper Critical Temperature
dari karbida ferrit atau karbon pada besi,
digunakan pada pembuatan baja tahan
karat
Through-hardening
Higher Tempering
temps. decreases
strength but
increases ductility
WQT = water
quenched &
tempered
Flame hardening adalah proses pengerasan permukaan dengan cara memanaskan baja
menggunakan nyala api sampai diatas temperature kritis atas dilanjutkan dengan
proses pendinginan cepat dengan cara menyemprotkan air ke permukaan baja yang
dipanaskan tersebut.
Tujuan:
1. Memperbaiki keuletan dan kekuatan
material
2. Mengeraskan logam hingga tahan aus
3. Menghilangkan tegangan sisia
4. Memperbesar atau memperkecil ukuran
butir agar seragam
5. Menghasilkan permukaan yang keras di
sekeliling inti yang ulet
Flame hardening
Prinsip kerja:
Permukaan benda kerja dipanaskan hingga suhu austenite atau diatas temperature
kritis dengan nyala api oksi acetylene dan dequenching dengan air.
Bahan:
Baja kandungan karbon 0.3 – 0.6%
Panjang 100 mm
Diameter 25,4 mm
Controlled variables in Jominy test
Metode Jominy
• Batang diameter 1 in
• Letakkan pada standar sampel Jominy dengan bagian
ujungnya didinginkan dengan air
• Setelah pendinginan, sampel di amplas rata pada satu
sisi, dan diukur kekerasan sepanjang batang sampel.
• Sampel dipotong untuk dianalisa struktur mikronya
• Hubungkan struktur mikro dengan kekerasan.
– Didapat bahwa laju pendinginan mempengaruhi sifat
mekanisnya.
– Dapat dibuat diagram CCT dengan mengetahui
jumlah struktur mikro dan kekerasannya.
Metode Jominy
Proses pengujian
Proses pengujian I
Jominy curve taken for each 1/16” from the quenched end
The distance from the quenched end is
essentially a cooling rate. If the Jominy curve is
known for steel, a hardness reading of that steel
tells the position at which it cooled
Effect of Carbon Content
Effect of Alloying Elements