Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This research is related to the performance of provincial governments in Indonesia. This research aims to examine
and analyze the influence of local government characteristics and audit opinions on the performance of provincial
governments in Indonesia. The characteristics of the local government are proxied by the size of the regional
government, regional prosperity, and capital expenditure. The performance of the provincial governments was
obtained by usingscore indicator for Local Government Performance Evaluation (EKPPD). The population of this
research was 34 provincial governments in Indonesia from 2010-2016. The purposive sampling was used in this
researchto obtain a sample of 30 provincial governments in Indonesia. The data was analyzed by using SPSS 23
program through multiple linear regression analysis. The results of this research indicated that the size of the
local government and audit opinion had positive effects on the performance of the provincial governments,
whereas regional prosperity and capital expenditure did not affect the performance of the provincial governments.
Keywords: Size of Local Government, Regional Prosperity, Capital Expenditure, Audit Opinion, and Performance
of Provincial Governments
ABSTRAK
Penelitian ini terkait dengan masalah kinerja pemerintah provinsi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji dan menganalisis pengaruh karakteristik pemerintah daerah dan opini audit terhadap kinerja pemerintah
provinsi di Indonesia. Karakteristik pemerintah daerah diproksi dengan ukuran pemerintah daerah, kemakmuran
daerah, belanja modal. Kinerja pemerintah provinsi menggunakan indikator skor untuk Evaluasi Kinerja
Pemerintah Daerah (EKPPD). Populasi penelitian ini berjumlah 34 pemerintah provinsi di Indonesia dari 2010-
2016. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan total sampel 30 pemerintah provinsi
di Indonesia. Pengujian data menggunakan program SPSS 23 dengan analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran pemerintah daerah dan opini audit memiliki pengaruh positif terhadap
kinerja pemerintah provinsi, sedangkan kemakmuran daerah dan belanja modal tidak mempengaruhi kinerja
pemerintah provinsi.
Kata kunci: Ukuran Pemerintah Daerah, Kemakmuran Daerah, Belanja Modal, Opini Audit, dan Kinerja
Pemerintah Provinsi
111
PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN OPINI AUDIT TERHADAP KINERJA
PEMERINTAH PROVINSI DI INDONESIA
Mega Andani, Sarwani dan Novita Weningtyas Respati
PENDAHULUAN
4.0000
DKI Jakarta
3.0000
Sulawesi Barat
2.0000
Papua
1.0000 Aceh
Berdasarkan data melalui Keputusan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia pada
tahun 2010 - 2016 penilaian EKPPD, kinerja Pemerintah provinsi Aceh, DKI Jakarta, Sulawesi
112
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 111-130
Barat, dan Papua yang mengalami penilaian EKPPD yang fluktuatif dari tahun 2010 – 2016,
sedangkan provinsi Kalimantan selatan penilaian EKPPD mengalami kenaikan yang terlihat
pada gambar 1. Penentuan dalam penilaian kinerja pemerintah provinsi yang diproksikan
dengan EKPPD, karena menurut teori kontinjensi struktural dapat menjelaskan struktur
organisasi yang baik, seharusnya merespon beberapa variabel (contingencies) yang dapat
memengaruhi kebutuhan organisasi dan bagaimana organisasi itu berjalan (Gudono, 2017, p.
73). Berdasarkan teori kontinjensi bahwa yang mempengaruhi kinerja dapat melalui struktur
organisasi, penggunaan teknologi dan pengelolaan lingkungan yang maksimal, maka
berdampak pada penilaian kinerja pemerintah provinsi yang akan mengalami kenaikan skor
EKPPD setiap tahunnya.
Menurut Suryaningsih & Sisdyani (2016) “Karakteristik pemerintah daerah ialah
identitas yang dimiliki oleh setiap pemerintah daerah yang terdapat perbedaan dengan daerah
lainnya.” Menurut Kusuma & Handayani (2017) elemen yang terdapat dalam LKPD dapat
menggambarkan karakteristik pemerintah daerah, sehingga karakteristik pemerintah daerah
diproksikan dengan variabel yaitu ukuran pemerintah daerah, kemakmuran daerah, dan belanja
modal”. “Ukuran pemerintah daerah menurut Noviyanti & Kiswanto (2016) yaitu besar atau
kecilnya objek dari pemerintah daerah. Ukuran biasanya digunakan pada sektor privat sebagai
bagian dari karakteristik.”
Indikator yang digunakan untuk ukuran pemerintah daerah yaitu total pendapatan asli
daerah (PAD), karena besar kecilnya suatu pemerintah dapat dinilai dari total PAD. Besarnya
nilai total PAD, maka pemerintah dapat terlaksana melalui program pelayanan dan kegiatan
yang banyak sehingga kinerja pemerintah provinsi menjadi baik yang diproksikan dari skor
EKPPD. Research dari Masdiantini & Erawati (2016) dan Kusumawardani (2012)
mengungkapkan bahwa ukuran pemerintah daerah adanya effect terhadap kinerja keuangan.”
Research menurut Rustiyaningsih & Immanuela (2014) menunjukkan bahwa ukuran
pemerintah daerah not effect terhadap kinerja pemerintah daerah.”
Variabel lain dalam memproksikan karakteristik pemerintah daerah adalah
Kemakmuran daerah. Kemakmuran daerah disetiap provinsi berbeda, sehingga dapat
diaplikasikan untuk proksi karakteristik pemerintah daerah. Menurut Kusuma & Handayani
(2017) “Kemakmuran daerah adalah kemampuan dalam mencukupi kebutuhan daerah.”
Menurut (Manik, 2013) “Indikator kemakmuran daerah yaitu laju pertumbuhan PAD.” Laju
pertumbuhan PAD dapat menilai kemampuan pemerintah daerah untuk mempertahankan
maupun meningkatkan keberhasilan dalam memperoleh PAD disetiap tahun (Suryaningsih &
Sisdyani, 2016). Laju Pertumbuhan PAD yang tinggi, maka skor EKPPD akan meningkat.
Masdiantini & Erawati (2016), Kusumawardani (2012), Suryaningsih & Sisdyani (2016)
“Meneliti tentang pengaruh kemakmuran terhadap kinerja Pemerintah, membuktikan bahwa
kemakmuran not effect terhadap kinerja keuangan pemerintah di Indonesia.”
Variabel lainnya yang digunakan untuk karakteristik pemerintah daerah adalah belanja
modal. Setiap provinsi jumlah belanja modal berbeda, sehingga dapat dikategorikan bagian dari
karakteristik pemerintah daerah. Menurut Halim (2014, p. 235) “Belanja modal merupakan
salah satu dari kelompok belanja daerah yang berdasarkan jenisnya, sangat penting dalam
memegang peranan terhadap pertumbuhan ekonomi disuatu daerah, hal tersebut dikarenakan
banyak melakukan kegiatan belanja modal, diasumsikan akan membawa multiplier effect bagi
perekonomian suatu masyarakat melalui pembangunan jalan, jembatan, pabrik dan
sebagainya.” Menurut Andirfa, Basri, & Majid (2016) “Indikator belanja modal yang digunakan
Ln realisasi total belanja modal.” Pemerintah provinsi menggunakan belanja modal untuk
pengeluaran rutin. Belanja modal yang tinggi di pemerintahan provinsi dapat tercermin dari
meningkatnya infrastruktur (Sudarsana & Rahardjo, 2013), sehingga kinerja pemerintah
provinsi meningkat. “The result Suryaningsih & Sisdyani (2016) “Menunjukkan belanja modal
not effect terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah, sedangkan research Menurut Andirfa,
113
PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN OPINI AUDIT TERHADAP KINERJA
PEMERINTAH PROVINSI DI INDONESIA
Mega Andani, Sarwani dan Novita Weningtyas Respati
Basri, & Majid (2016) mengungkapkan variabel belanja modal berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan.”
Variabel lainnya yang digunakan adalah opini audit, opini audit menurut UU no. 15
Tahun 2004 adalah “Pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat
kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.” “Research Masdiantini &
Erawati (2016) penggunaan opini audit indikatornya opini wajar tanpa pengecualian (WTP) =
5, Wajar tanpa Pengecualian dengan paragraf penjelas (WTP-DPP) = 4, Wajar dengan
pengecualian (WDP) = 3, tidak wajar (TW) = 2, Tidak memberikan pendapat (TMP) = 1.”
Suryaningsih & Sisdyani (2016), Masdiantini & Erawati (2016) menunjukkan bahwa variabel
opini audit terdapat adanya pengaruh terhadap kinerja keuangan. Menurut Sutopo, Wulandari,
Wulandari, Adiati, & Saputra (2017), menunjukkan bahwa variabel Audit Opinion berpengaruh
positif terhadap Performance of Local Government Administration in Indonesia.
Tidak konsistennya hasil research sebelumnya, maka penelitian dari Suryaningsih &
Sisdyani (2016) dilakukan kembali, dengan menggunakan variabel independen yaitu ukuran
Pemerintah Daerah, belanja modal, kemakmuran Daerah, dan opini audit, variabel dependen
yaitu kinerja Pemerintah Provinsi yang proksinya yaitu skor (EKPPD), karena penilaian kinerja
Pemerintah Provinsi terlihat secara keseluruhan. Status daerah pada variabel independen tidak
diikutsertakan karena tahun 2010-2016 menggunakan objek penelitian yaitu Pemerintah
Provinsi di Indonesia.
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: karakteristik Pemerintah Daerah
yang diproksikan dengan variabel ukuran Pemerintah Daerah, kemakmuran Daerah, Belanja
modal apakah memiliki pengaruh terhadap kinerja Pemerintah Provinsi di Indonesia?, dan opini
audit apakah memiliki pengaruh terhadap kinerja Pemerintah Provinsi di Indonesia? Tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: membuktikan, menguji dan menganalis
lebih jauh pengaruh karakteristik Pemerintah Daerah yang diproksikan dengan variabel ukuran
Pemerintah Daerah, kemakmuran Daerah, belanja modal terhadap kinerja Pemerintah Provinsi
di Indonesia; membuktikan, menguji dan menganalis lebih jauh pengaruh opini audit terhadap
kinerja Pemerintah Provinsi di Indonesia.
Kinerja Pemerintah
Menurut Mahsun (2016, p. 25) “Kinerja merupakan gambaran strategik manajemen
yang tertuang pada pencapaian dari tingkat suatu kegiatan/program/kebijakan untuk
mewujudkan sasaran, aims, mission, dan organizational vision yang termuat pada strategic
planning dalam suatu organisasi.” Penyelenggaraan administrasi publik akan berdampak
114
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 111-130
115
PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN OPINI AUDIT TERHADAP KINERJA
PEMERINTAH PROVINSI DI INDONESIA
Mega Andani, Sarwani dan Novita Weningtyas Respati
Kemakmuran daerah
Menurut Masdiantini & Erawati (2016) “Kemakmuran adalah kemampuan dalam
mencukupi kebutuhan.” Kemakmuran dalam suatu negara pengukurannya dengan berbagai
macam, sehingga tidak selalu sama karena setiap orang akan memiliki pendapat hidup yang
berbeda, dan tolak ukur dari menilai dari kesejahteraan juga akan berbeda. Menurut Masdiantini
& Erawati (2016) “Kemakmuran pemerintah provinsi indikatornya nilai laju pertumbuhan
pendapatan asli daerah. Laju pertumbuhan pendapatan asli daerah akan menunjukkan seberapa
besar kapabelnya pemerintah daerah dalam mempertahankan, maupun dalam meningkatkan
keberhasilan disetiap periode pemungutan PAD, sehingga pemerintah dapat dikatakan
makmur.”
116
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 111-130
Belanja Modal
Menurut Permendagri nomor 13 Tahun (2006) “Belanja modal digunakan untuk
pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset
tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin,
gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya.” Menurut Halim
(2014, p. 235) “Belanja modal merupakan salah satu kelompok belanja daerah berdasarkan
jenisnya, memegang peranan sangat penting terhadap economic growth disuatu daerah, karena
kegiatan belanja modal diasumsikan dapat membawa multiplier effect untuk perekonomian
suatu masyarakat dengan cara pembangunan jalan, jembatan, pabrik dan sebagainya.”
Opini Audit
Pernyataan profesional pemeriksa yang mengenai tentang kewajaran informasi
keuangan yang disajikan dalam financial statements yang didasarkan pada empat kriteria yaitu
adanya kesesuaian dengan government accounting standards, adequate disclosures, kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas internal control system yang disebut
dengan opini (Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah pemerintah kabupaten banjar).
Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (2017) “Opini audit terdiri dari opini wajar
tanpa pengecualian (Unqualified Opinion), opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penekanan sesuatu hal (Unqualified opinion with explanatory language), opini wajar dengan
pengecualian (Qualified opinion), opini tidak wajar (Adverse opinion), opini tidak menyatakan
pendapat (Disclamer opinion).”
HIPOTESIS
117
PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN OPINI AUDIT TERHADAP KINERJA
PEMERINTAH PROVINSI DI INDONESIA
Mega Andani, Sarwani dan Novita Weningtyas Respati
H2: Kemakmuran daerah berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah provinsi di Indonesia
H3: Belanja modal berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah provinsi di Indonesia
H4: Opini Audit berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah provinsi di Indonesia.
118
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 111-130
Berdasarkan dari hipotesis diatas, maka model penelitian yang digunakan sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan penelitian ini kuantitatif asosiatif kausal. Menurut
Sugiyono (2010, p. 73) “Penelitian dengan asosiatif kausal yaitu hubungan yang bersifat adanya
sebab akibat (kausal), sehingga terdapat variabel independen dalam penelitian, sebagai variabel
yang mempengaruhi dan variabel dependen sebagai variabel yang dipengaruhi.”
Unit Analisis
Penggunaan unit analisis yakni terdiri dari ukuran pemerintah, kemakmuran daerah,
belanja modal, opini audit, dan kinerja pemerintah yang diproksikan dengan hasil skor EKPPD,
karena penelitian ini dilakukan untuk membuktikan dan menganalisis kinerja pemerintah
provinsi di Indonesia.
Keterangan:
PADt : Realisasi penerimaan PAD tahun dihitung.
PADt-1 : Realisasi penerimaan PAD tahun sebelumnya.
Menurut Halim (2014, p. 235) “Belanja modal (X3) merupakan salah satu kelompok
belanja daerah berdasarkan jenisnya, memegang peranan yang sangat penting terhadap
pertumbuhan ekonomi disuatu daerah, karena dengan melakukan kegiatan belanja modal,
diasumsikan akan membawa multiplier effect bagi perekonomian suatu masyarakat dengan cara
membangun jalan, jembatan, pabrik dan sebagainya.” Penggunaan indikator variabel belanja
modal yaitu menurut (Andirfa, Basri, & Majid, 2016):”
Ln total realisasi belanja modal
Opini Audit (X4) menurut (UU No.15 Tahun 2004) merupakan “Pernyataan professional,
sebagai kesimpulan pemeriksaan yang mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan.” Penggunaan untuk indikator opini audit (X4) yakni pernyataan
professional, sebagai kesimpulan pemeriksa berkenaan tingkat kewajaran information yang
tersedianya financial statements. Variabel ini diukur menurut tabel 4.2, sebagai berikut:
120
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 111-130
121
PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN OPINI AUDIT TERHADAP KINERJA
PEMERINTAH PROVINSI DI INDONESIA
Mega Andani, Sarwani dan Novita Weningtyas Respati
122
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 111-130
Uji Multikolineritas
Hasil dari uji multikolinieritas terlihat pada tabel berikut:
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant)
1 .344 .286 1.202 .231
LN_UP .181 .021 .571 8.406 .000 .452 2.213
KM -.423 .123 -.165 -3.449 .001 .908 1.101
LN_BM -.063 .030 -.139 -2.122 .035 .489 2.044
OA .124 .017 .373 7.394 .000 .819 1.221
a. Dependent Variable: EKPPD
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2018)
Berdasarkan tabel 4 nilai tolerance lebih dari 0,10, dan nilai VIF kurang dari 10. Hal
tersebut dapat dinyatakan bahwa tidak adanya gejala multikolinieritas pada model regresi.
Uji Autokorelasi
Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut:
123
PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN OPINI AUDIT TERHADAP KINERJA
PEMERINTAH PROVINSI DI INDONESIA
Mega Andani, Sarwani dan Novita Weningtyas Respati
Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji hetoskedastisitas research ini ditunjukkan pada gambar 4 Sebagai berikut:
F hitung 68.445
F probabilitas 0.000
R2 0.555
Adjusted R2 0.564
Variabel Dependen: Kinerja Pemerintah Provinsi (EKPPD)
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2018)
Berdasarkan hasil analisis model regresi, maka persamaan model regresi sebagai berikut:
Y = a + β.1 X1 + β2 X2 +β3 X3 + β4 X4+ e
Y = 0.344 + 0.181 X1 – 0.423 X2 – 0.063 X3 + 0.124 X4 + e
Keterangan:
Y = Kinerja Pemerintah Provinsi
X1 = Ukuran Pemerintah Daerah
X2 = Kemakmuran Daerah
124
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 111-130
X3 = Belanja Modal
X4 = Opini Audit
e = Kesalahan (error item)
Pembahasan Hipotesis 1
Pembahasan Hipotesis 2
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemakmuran daerah tidak berpengaruh terhadap
kinerja pemerintah di Indonesia, dibuktikan dari hasil pengujian multiple linear regression
analysis, hasil uji t menunjukkan signifikansi sebesar 0.001. Hal tersebut lebih kecil dari
signifikansi yang ditetapkan α = 0.05, dan sebesar – 3.449 untuk nilai t hitungnya, menunjukan
arah yang koefisiennya negatif. Sejalan dengan research (Kusumawardani, 2012),
(Suryaningsih & Sisdyani, 2016) dan (Masdiantini & Erawati, 2016) menunjukkan bahwa
kemakmuran tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah. Kemakmuran daerah
yang tinggi seharusnya menunjukkan mampunya pemerintah daerah dalam menegakkan
maupun meningkatkan keberhasilan. Kemakmuran daerah tersebut ditunjukkan dengan
pemungutan PAD dari periode ke periode meningkat (Masdiantini & Erawati, 2016). Hasil
research ini menunjukkan bahwa kemakmuran daerah tidak adanya pengaruh terhadap kinerja
pemerintah provinsi. Hal tersebut dikarenakan kemakmuran daerah tinggi yang diukur dengan
laju pertumbuhan PAD, diduga laju pertumbuhan PAD yang diperoleh belum secara optimal
untuk membiayai program kegiatan untuk menunjang peningkatan kinerja pemerintah provinsi.
Berdasarkan data deskriptif tahun 2010-2016, kemakmuran daerah yang nilai minimalnya
terjadi pada provinsi Bangka Belitung sebesar -0,688, dan jumlah data dari 210, terdapat 107
data nilai kemakmuran daerah yang dibawah mean.
125
PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN OPINI AUDIT TERHADAP KINERJA
PEMERINTAH PROVINSI DI INDONESIA
Mega Andani, Sarwani dan Novita Weningtyas Respati
Pembahasan Hipotesis 3
Hasil uji t signifikansinya sebesar 0.035. Hal tesebut lebih kecil dari signifikansi yang
ditetapkan α = 0.05, dan menunjukan arah koefisien negatif sebesar -2.112 untuk nilai t hitung.
Hasil penelitian ini sejalan research Qowi & Prabowo (2017) Belanja modal berpengaruh
negatif terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun Anggaran
2012, dan hasil penelitian (Sudarsana & Rahardjo, 2013) menunjukkan bahwa belanja modal
tidak berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah (studi pada pemerintah kabupaten/kota
di provinsi di Indonesia). Menurut Halim (2014, p. 235) “Belanja modal merupakan salah satu
kelompok belanja daerah berdasarkan jenisnya, yang memegang peranan sangat penting
terhadap pertumbuhan ekonomi disuatu daerah, karena dalam melakukan kegiatan belanja
modal diasumsikan dapat membawa multiplier effect untuk perekonomian suatu masyarakat
dengan cara pembangunan jalan, jembatan, pabrik dan sebagainya.”
Berdasarkan data hasil penelitian belanja modal yang tinggi atau rendah tidak
berpengaruh terhadap kinerja pemerintah povinsi di Indonesia. Hal ini dikarenakan belanja
modal yang dikeluarkan, terkadang tidak diperlukan oleh masyarakat atau untuk pembangunan
di provinsi tersebut. Belanja modal yang besar tidak merata, selain itu belanja modal yang besar,
namun tidak diiringi dengan perencanaan pembangunan yang maksimal dan tidak diikuti
dengan pengelolaannya barang milik daerah (BMD) yang akuntabel. Hal tersebut menjadi tidak
berdampak pada kinerja pemerintah provinsi, sehingga belanja modal yang besar atau kecil
menjadi tidak berpengaruh terhadap kinerja pemerintah provinsi di Indonesia. Berdasarkan data
deskriptif tahun 2010-2016 nilai minimal belanja modal terjadi pada provinsi Gorontalo, dan
dan jumlah data dari 210, terdapat 160 data nilai belanja modal yang dibawah mean.
Pembahasan Hipotesis 4
Hasil uji t menunjukkan bahwa opini audit berpengaruh positif terhadap kinerja
pemerintah di Indonesia. Bukti empiris menunjukkan bahwa variabel opini audit
signifikansinya sebesar 0,000. Hal tersebut lebih kecil dari signifikansi yang ditetapkan α =
0,05, nilai t hitung sebesar 7.394 menunjukan arah positif. Sejalan dengan research Sutopo,
Wulandari, Adiati, & Saputra (2017) opini audit berpengaruh positif terhadap Performance of
Local Government Administration in Indonesia. Opini audit yang diperoleh WTP menunjukkan
laporan keuangan dapat dipercaya dan menjadi bukti financial statements yang dibuat dan
dilaksanakan telah sesuai standard, adequate disclosures, obidence terhadap peraturan undang-
undang, dan effectiveness SPI. Pemerintah provinsi memperoleh opini audit yang WTP maka
kinerja pemerintah provinsi yang diproksikan dengan skor EKPPD menjadi semakin baik,
karena pemerintah provinsi melaksanakan pengelolaan keuangan yang baik. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa opini audit berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah provinsi.
Berdasarkan teori kontijensi struktural menyatakan bahwa untuk mendapatkan hasil yang
optimal dan bertahan dengan opini audit WTP, maka pemerintah provinsi seharusnya
melakukan strategi organisasi untuk mendapatkan opini WTP.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, simpulannya yaitu ukuran pemerintah daerah dan
opini audit terdapat pengaruh positif terhadap kinerja pemerintah provinsi di Indonesia.
Kemakmuran daerah dan belanja modal tidak berpengaruh terhadap kinerja pemerintah provinsi
di Indonesia.
126
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 111-130
Rekomendasi Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S. (2014). AUDIT Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba Empat.
Amygdalos, C., Bara, N., & Moisiadis, G. (2014). Performance Appraisal in Greek Public
Sector. Elsevier - Social and Behavioral Sciences 148 ( 2014 ) , 501 – 506.
Andirfa, M., Basri, H., & Majid, M. S. (2016). Pengaruh Belanja Modal, Dana Perimbangan
Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Kabupaten Dan Kota Di
Provinsi Aceh. Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala .
127
PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN OPINI AUDIT TERHADAP KINERJA
PEMERINTAH PROVINSI DI INDONESIA
Mega Andani, Sarwani dan Novita Weningtyas Respati
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah pemerintah kabupaten banjar. (n.d.).
http://bpkad.banjarkab.go.id. Retrieved maret 25, 2017, from
http://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2015/06/03/opinibpk/
Gani, I., & Amalia, S. (2015). Alat Analisis Data. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Harumiati, Y., & Payamta. (2014). Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Dan Temuan
Audit Bpk Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Indonesia Tahun
Anggaran 2011. ASSETS : Jurnal Akuntansi dan Pendidikan,3(2).
http://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2015/06/03/opinibpk/
Kemendagri, P. (n.d.). Retrieved Januari 20, 2018, from Kementerian Dalam Negeri:
http://www.kemendagri.go.id/news/2016/04/25/peringatan-hari-otda-2016-
kemendagri-beri-penghargaan-sejumlah-pemda
Knowlton, L. W., & Philips, C. C. (2013). The Logic Model Guidebook. Unitead States of
America: SAGE Publications.
Kusuma, A. R., & Handayani, N. (2017). Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap
Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi 6, (1),
403-420.
Majid, A., Herwanti, R. T., & Fitriah, N. (2017). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Ukuran
Pemerintah Daerah, Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Kelemahan Sistem
Pengendalian Intern (Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Indonesia). JMM
UNRAM, 6 (1)
128
Jurnal Akuntansi ISSN 2303-0356
Vol. 9, No.2, 2019 Hal. 111-130
Modebe, N., Okafor, R. G., Onwumere, J. U., & Ibe, I. G. (2012). Impact of Recurrent and
Capital Expenditure on Nigeria’s Economic Growth. European Journal of Business
and Management, 4(19), 2012 .
Mulyani, S., & Wibowo, H. (2017). Pengaruh Belanja Modal, Ukuran Pemerintah Daerah,
Intergovernmentalrevenue Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Kinerja Keuangan
(Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jawa Tengah,Tahun 2012-2015). KOMPARTEMEN,
Vol. XV No.1, Maret 2017 .
Noviyanti, N. A., & Kiswanto. (2016). Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah, Temuan
Audit Bpk Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Accounting Analysis
Journal , 1-10.
Panya, N., Poboon, C., Phoochinda, W., & Teungfung, R. (2017). The performance of the
environmental management of local governments in Thailand. Kasetsart Journal of
Social Sciences xxx (2017) .
Qowi, R., & Prabowo, T. J. (2017). Pengaruh karakteristik pemerintah daerah dan temuan
pemeriksaan BPK terhadap kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota di Indonesia
tahun anggaran 2012. Diponegoro Journal of Accounting, 4 (1 ), 1-13.
Renas, & Muid, D. (2014). Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Dan Temuan Audit Bpk
Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Diponegoro Journal Of Accounting Volume
,4(3), 1-15.
Republik Indonesia. (2014, Oktober 2). Undang - undang no. 23 tahun 2014 . Retrieved April
14, 2018, from https://www.hukumonline.com:
129
PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN OPINI AUDIT TERHADAP KINERJA
PEMERINTAH PROVINSI DI INDONESIA
Mega Andani, Sarwani dan Novita Weningtyas Respati
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt543df13291bf4/nprt/lt511c7ca43835
e/undang-undang-nomor-23-tahun-2014
Sudarsana, ,. H., & Rahardjo, S. N. (2013). Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Dan
Temuan Audit Bpk Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah
Kabupaten/Kota di Indonesia). Diponegoro Journal Of Accounting,2(4), 1-13.
Suryaningsih, N. M., & Sisdyani, E. A. (2016). Karakteristik Pemerintah Daerah Dan Opini
Audit Pada Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana,15(2), 1453-1481.
Sutopo, B., Wulandari, T. R., Adiati, A. K., & Saputra, D. A. (2017). E-Government, Audit
Opinion, and Performance. Australasian Accounting, Business and Finance Journal,
4-22.
130