Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Culinary industry of chicken satay is one of the typical food industry of Ponorogo Regency. In the
number of business players chicken satay in Ponorogo Regency not the avoidance of the competitions
among culinary business operators chicken satay. As for the focus of this study is how the form of
competition that occurs in culinary industry chicken satay with strategy and how the business players in
the face of culinary chicken satay business competition. A theory that used in this research was George
Simmel theory of competition and the theory of a system of belief Max Weber. The paradigm that is the
definition used social with the approach qualitative. This research was conducted in the district of Jalan
Gajah Mada, Ponorogo regency from interviews with some business doers that in a situation competition
in run our businesses.The results of that is found in this research that there are two the form of
competition that occurs between culinary business chicken satay Namely competition that is oriented
does not contain the objectives and competition that is oriented purpose. Does not contain the purpose
of competition that is oriented is affecting buyer and way incite buyer and a sentence persuasive While
the competition that is oriented the purpose by taking into account the main purpose in running small
businesses and get the result to meet the needs of. A strategy used in traditional strategy to beat the
competition and strategies rational. Namely, the use of traditional strategy leader and have submitted
and prayed.Namely maintain quality, rational strategy the selection of a strategic place, the utilization
of technology.
3
pendukung yang dipilih peneliti yaitu orang ngepos mulai dikenalnya Gang Sate tersebut
indigo. oleh banyak orang ketika Presiden Susilo
Sesuai dengan metode yang telah dipilih Bambang Yudhoyono berkunjung ke Gang Sate,
peneliti yaitu metode kualitatif , peneliti berawal dari kunjungan itu Gang Sate semakin
melakukan serangkaian kegiatan wawancara ramai dikunjungi oleh banyak pembeli dari
mendalam yang dilakukan secara langsung berbagai kota, selain itu pada indutri kuliner
Wawancara mendalam dilakukan dengan Gang Sate para pembeli tidak dapat melihat
menggunakan pedoman wawancara selain itu langsung proses pembuatan sate ayam berbeda
peneliti juga menggunakan pertanyaan spontan halnya dengan sate ayam Ngepos dimana para
dalam melakukan wawancara mendalam. pembeli secara langsung dapat melihat proses
Setelah dilakukannya pengumpulan data, pembuatan sate ayam ketika membeli sate ayam
transkrip interview beserta hasil dari observasi di Kawasan Ngepos.
yang telah terkumpul kemudian dilakukan Pedagang yang meneruskan usaha yang
tahapan analisis yaitu reduksi data, penyajian sudah turun terumun akan lebih mudah dalam
data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. mendapatkan pelanggan tetap terlebih lagi
HASIL PENELITIAN pedagang yang sejak dulu terkenal dan menjadi
Bentuk Persaingan Pada Industri Kuliner langganan baik pelanggan dari dalam kota
maupun pelanggan yang berasal dari luar kota.
Pada penelitian ini bentuk persaingan Usaha turun temurun memang mempermudah
dilihat dari sikap terhadap pedagang lain yang para generasi berikutnya untuk meneruskan
lebih terkenal dan persaingan yang dirasakan usaha yang telah didirikan sebelumnya karena
oleh pedagang sate ayam Ngepos. para pelanggan akan mencari pedagang
Banyaknya jumlah pedagang sate ayam langganan mereka dalam membeli sate ayam.
yang berada di Kabupaten Ponorogo dimana Sate ayam Ngepos yang memiliki tempat
sebagian besar para pedagang sate ayam di yang strategis sehingga mempermudah para
Ponorogo merupakan sebuah bentuk usaha yang pembeli untuk menemukan lokasi sate ayam
dilakukan secara turun temurun. Bahkan sate Ngepos. Lain halnya dengan Gang Sate yang
ayam Ponorogo yang sudah menjadi makanan tidak memiliki tempat yang strategis yaitu untuk
khas Kabupaten Ponorogo ini sudah menyedot menemukan lokasi tersebut pembeli harus
banyak perhatian dari para public figure ( Artis masuk ke gang-gang yang berada dijalan yang
ibukota ) hingga para petinggi negeri mulai dari bukan jalan utama.
Bupati, Gubernur, Menteri, sampai dengan Kawasan sate ayam Ngepos memang
Presiden pernah merasakan makanan khas menjadi sebuah tempat dimana kurang lebih dua
Kabupaten Ponorogo yang berada di Sentra belas pedagang menggelar usahanya. Hingga
Industri Gang Sate Ponorogo. Dengan saat ini daerah tersebut masih terus ramai setiap
menjamurnya para pedagang sate di Ponorogo harinya baik pembeli yang hanya sekedar
ini baik pedagang yang sudah memiliki nama membeli untuk makan siang atau makan malam
besar maupun pedagang yang belum dikenal maupun membeli dalam jumlah yang banyak,
banyak tentu menimbulkan presepsi tiap banyak pembeli yang sudah berlangganan lama
masing-masing pedagang. maupun pembeli yang baru saja mencoba
Sikap yang ditujukan oleh pedagang sate membeli sate di Ngepos. Dari banyaknya
ayam Ngepos yaitu menurut pedagang sate ayam pedagang yang menjual sate ayam di daerah
4
Ngepos timbul persaingan yang dirasakan oleh sebuah usaha tidak hanyak berkaitan dengan
para pedagang. persaingan namun juga tidak lepas dari
Berdasarkan temuan data yang telah kerjasama yang terjalin antar individu maupun
didapatkan oleh peneliti, dapat diketahui bahwa kelompok. Seperti halnya para pedagang sate
terdapat persaingan yang dialami oleh para ayam di daerah Ngepos yang memiliki
pedagang sate ayam yang berada di Ngepos kerjasama yang diterapkan dalam menjalankan
Ponorogo. Persaingan yang dialami meliputi usaha industri kuliner. Hal tersebut juga
persaingan tidak sehat yang mana dapat dijelaskan oleh Simmel (1989) bahwa
dijelaskan dengan melakukan perbuatan persaingan yang terjadi pada masyarakat
musyrik yaitu memberikan guna-guna kepada lazimnya terjadi dengan tujuan untuk
barang dagangannya agar usahanya lebih disukai memperoleh keuntungan, tetapi efek yang
oleh pembeli, terdapat persaingan lain yaitu ditimbulkan oleh persaingan dapat berupa
dengan menghasut atau mempengaruhi orang kerjasama.
lain dengan persuasif tetapi ada juga pedagang Kerjasama yang terdapat pada industry
sate ayam yang merassa tidak merasakan kuliner sate ayam Ngepos yaitu Pertama,
persaingan dikarenakan setiap pedagang sate Penyewaan tempat yang dibayarkan dengan cara
ayam sudah merasa rejeki dan pelanggan yang iuran untuk menghemat pengeluaran untuk
didapat setiap masing-masing pedagang penyewaan tempat. Kerjasama tersebut
berbeda-beda. Persaingan yang terjadi diantara dilakukan oleh empat pedagang sate ayam
para pedagang sate ayam di Ponorogo tidak Ngepos sedangkan pedagang yang lain
membuatnya berputus asa maupun menutup membayar sewa tempatnya sendiri-sendiri.
usahanya. datang dari luar. Kedua, Penentuan harga yang telah disepakati
Strategi Dalam Mengatasi Persaingan Pada oleh pedagang sate ayam Ngepos. Hal tersebut
Industri Kuliner dilakukan agar tidak ada perselisihan dalam
Peneliti menjelaskan mengenai strategi masalah penentuan harga. Ketiga, Hubungan
bersaing para pedagang sate ayam Ponorogo antar pedagang yang saling tolong menolong
dalam menjalankan usahanya. Selain penerapan apabila pedagang lain kehabisan bahan baku.
strategi dalam menghadapi persaingan yang Strategi Bersaing
dialami oleh para pedagang sate ayam di Diketahui sate ayam merupakan
Ngepos, sebuah kerjasama juga dilakukan untuk makanan khas Kabupaten Ponorogo, para
mempererat ikatan antar pedagang sate ayam pedagang sate ayam begitu menjamur di
dan dapat mempermudah kegiatan para Ponorogo terutama terdapat berbagai daerah
pedagang dalam menjalankan usaha sate ayam yang ada di Ponorogo yang memang khusus
khas Ponorogo. berkumpulnya para pedagang sate ayam khas
Kerjasama Ponorogo. Dalam menjalankan usahanya para
Kerjasama menurut beberapa sosiolog pedagang sate ayam menemui berbagai kendala
merupakan bentuk sebuah interaksi sosial yang dan persaingan antar sesama pedagang.
pokok sedangkan menurut sosiolog lainnya Lemahnya pemasaran dan tingginya
mengatakan bahwa sebuah kerjasama persaingan usaha dirasakan oleh pelaku usaha
merupakan sebuah proses utama dalam interaksi sehingga diperlukan pengembangan strategi
sosial (Soekanto, 2013: 65). Perkembangan yang tepat. Tujuan dari pengembangan tersebut
5
untuk menemukan strategi yang tepat yang dapat Instagram. Selain itu pemilihan tempat juga
menguntungkan dalam sebuah usaha (Pranata, merupakan strategi yang digunakan oleh para
2016). Strategi yang digunakan para pedagang pelaku usaha sate ayam Ngepos, pemilihan
sate ayam Ngepos antara lain mempertahankan tempat yang strategis sangat mempengaruhi
kualitas, memanfaatkan teknologi, pemilihan pendapatan yang dihasilkan dalam berjualan sate
tempat berjualan serta pasrah dan berdoa. ayam. Terakhir yaitu strategi berusaha dan
Kemudian peneliti akan memberikan pendapat berdoa serta pasrah kepada Allah SWT sebab
para informan mengenai strategi yang menurutnya rejeki setiap pedagang berbeda-
menggunakan media penglaris yang dipakai oleh beda dan dengan kekuatan doa serta usaha dapat
para pedagang. membantu kelancarannya dalam berjualan sate
Pertama, mempertahankan kualitas baik ayam. Adat dan budaya yang masih
dari segi rasa maupun kualitas agar para mempercayai kekuatan pihak lain (dukun)
pelanggan tetap menikmati rasa yang sama dari membuat beberapa pedagang masih
para pedagang langgannya. Kedua Pemanfaatan menggunakan media penglaris untuk kelancaran
teknologi, perkembangan teknologi dapat dagangannya. Bahkan adanya penglaris
mempermudah para pedagang untuk melakukan dianggap suatu hal yang biasa dalam suatu
promosi sate ayamnya yaitu dengan menjual sate usaha.
ayam secara online menjadi salah satu strategi
yang diterapkan oleh pelaku usaha sate ayam PEMBAHASAN
Ngepos. Ketiga, Pemilihan tempat yaitu dengan Beberapa acuan yang dijadikan sorotan
memilih tempat strategis yang digunakan untuk utama pada persaingan yang terjadi pada
berjualan yang dapat mempermudah pembeli pedagang sate ayam Ngepos mulai dari sikap
untuk menemukan usaha sate ayam para terhadap pedagang lain terutama pada pedagang
pedagang di Ngepos. Keempat, pasrah dan yang terkenal yang berada di Gang Sate
berdoa dengan berserah diri kepada Tuhan. Ponorogo dan persaingan yang dialami oleh
Kelima, Penglaris yang masih diterapkan oleh pedagang industri kuliner. Persaingan yang
beberapa pelaku usaha di Kabupaten Ponorogo dialami oleh pelaku industri sate ayam tersebut
sebagai batu loncatan untuk memperoleh merupakan salah satu tindakan ekomoni.
keuntungan. Menurut Weber dalam Damsar (2009:31)
Berdasarkan keterangan dari para tindakan ekonomi merupakan suatu tindakan
informan, setiap informan memiliki strategi sosial sejauh tindakan tersebut memperhatikan
yang sampir sama untuk mempertahankan tingkah laku orang lain.
usahanya dalam persaingan antar pedagang yang
ada di Kabupateng Ponorogo. Strategi yang Demi kelancaran usaha para pedagang
digunakan para pedagang seperti bersaing untuk dapat menarik pelanggan.
mempertahankan kualitas yang dirasa Persaingan terjadi diantara para pedagang di
merupakan bagian penting dari sebuah usaha kawasan Ngepos. Selain itu juga antara
agar mendapatkan respon yang baik dari para pedagang kawasan Ngepos dan pedagang di
pelanggan. Kemudian dengan pemanfaatan gang sate. Persaingan tersebut terlihat dengan
teknologi yang sedang berkembang cara pedagang mempengaruhi pembeli dengan
dimanfaatkan untuk mengembangkan usahanya kalimat persuasif seperti, para pelaku usaha yang
yaitu menjual sate ayam melalui media sosial sudah menekuni usahanya selama lebih dari dua
6
puluh tahun yang membandingkan usahanya solidaritas kelompok ataupun datang dari
dengan usaha sate pedagang lain. Para pelaku perubahan kepribadian individu. Maka kalimat-
usaha yang sudah menekuni usahanya selama kalimat yang digunakan oleh informan dalam
lebih dari dua puluh tahun mengatakan membandingkan dengan pedagang lain
keuntugan jika membeli sate di kawasan Ngepos menunjukkan adanya persaingan yang saling
maka pembeli akan dapat langsung menyaksikan menjatuhkan antar pedagang merupakan salah
pembuatan sate. Sedangkan, jika membeli sate satu persaingan yang dapat menyebabkan
di gang sate pembeli tidak dapat menyaksikan adanya disosiatif diantara pedagang sate jika
pembuatan sate. Juga gang sate menjadi ramai mereka mengetahui pendapat yang mereka
karena pernah didatangi oleh presiden Susilo gunakan untuk mempegaruhi pembeli.
Bambang Yudhoyono. Disamping itu juga terdapat persaingan
Selain menggunakan cara yang mengedepankan tujuan sebagai
mempengaruhi secara persuasif berbeda halnya prioritasnya tanpa adanya usaha untuk
dengan yang dilakukan oleh para pelaku usaha menyingkirkan pelaku usaha lainnya. Hal
yang baru memulai usahanya selama sembilah tersebut ditujukan dengan kalimat yang lebih
belas tahun yang menganggap bahwa pedagang menentingkan tujuan dalam menjalankan usaha
sate yang memiliki banyak pelanggan karena meskipun pelaku usaha lainya memiliki
faktor keturunan, dimana usaha sate tersebut pelanggan tetap yang jauh lebih banyak.
sudah turun temurun dilakukan sehingga Strategi bersaing diterapkan untuk
memiliki pelanggan tetap, sedangkan sate menghadapi persaingan yang dialami oleh
miliknya tergolong baru namun karena rasanya pedagang sate ayam, selain adanya persaingan
yang beda sehingga memiliki banyak pelanggan. dalam bentuk negatif yakni saling menjatuhkan,
Namun para pelaku usaha yang baru memulai juga terdapat suatu kerjasama diantara pedagang
usahanya selama sembilah belas tahun sate di kawasan Ngepos.
menyebutkan bahwa yang terpenting yaitu Dalam menjalankan usahanya para
tujuan dalam menjalankan usaha sate ayam. pedagang sate ayam menemui berbagai kendala
Persaingan yang terjadi antara pedagang dan persaingan antar sesama pedagang sehingga
sate merupakan salah satu contoh persaingan sebuah strategi dibutuhkan para pedagang untuk
dalam hal ekonomi. Seperti yang dikatakan oleh mempertahankan usahanya. Strategi yang
Simmel (1989) bahwa persaingan secara modern digunakan para pedagang sate ayam Ngepos
dapat digambarkan sebagai suatu tindakan atau antara lain (1) mempertahankan kualitas bahan
perjuangan yang dilakukan semua terhadap baku yang digunakan maupun kualitas rasa. Dari
semua yang mengakibatkan munculnya kejadian kualitas bahan dan rasa diharapkan akan dapat
yang berakibat unsur – unsur sosial pada suatu menarik pelanggan lain karena otomatis mereka
kesatuan menjadi saling bertentangan, yang akan promosi dari mulut ke mulut kepada
mana unsur – unsur sosial tersebut seharusnya pelanggan lain. (2) Memanfaatkan teknologi,
bersaing untuk mencapai tujuan yang positif dan yakni dengan menggunakan media sosial seperti
dapat dirasakan oleh kesatuan tersebut. instagram sebagai media untuk mempromosikan
Akibatnya persaingan dapat bersifat disosiatif dagangan sate. (3) Pemilihan tempat berjualan
ataupun asosiatif yang mana kedua sifat tersebut strategis yakni berada di tengah kota Ponorogo
muncul sebab adanya beberapa faktor yang dan konsisten terhadap tempat jualan sehingga
mempengaruhi seperti disorganisasi maupun pelanggan dapat terus mengingat. . (4) Pasrah
7
dan berdoa, selain berbagai usaha yang pemanfaatan teknologi seperti instagram sebagai
dilakukan pedagang tidak lupa untuk selalu media promosi.
berdoa untuk kelancaran usaha yang ditekuni. KESIMPULAN
Perempuan yang berkerja mengalami
keterpaksaan sebab hal tersebut merupakan Bentuk persaingan yang terdapat pada
salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan, industri kuliner sate ayam yaitu berorientasi
disini wanita berperan sebagai pencari nafkah tujuan serta tidak berorientasi tujuan. Pertama,
yang kedua dalam keluarga (Sutinah, 1992:9). persaingan yang berorientasi tujuan yaitu
(5) Penglaris, kerapkali pedagang menggunakan memperhatikan tujuan utamanya dalam
cara pintas untuk kelancaran usaha satenya. menjalankan usaha agar mendapatkan hasil
Seperti, penggunaan kain kafan, plastik yang untuk memenuhi kebutuhannya. Kedua,
berisi air dan digantung ditempatnya berjualan, persaingan yang tidak berorientasi tujuan yaitu
menutup warungnya dihari tertentu, dan patung mempengaruhi pembeli menggunakan kalimat
yang berada didepan rumah makan atau warang persuasif dengan membandingkan usahanya
dapat digunakan sebagai media penglaris. dengan usaha milik pedagang lainnya. Kalimat
Berbagai strategi yang dilakukan oleh yang digunakan oleh pelaku usaha dalam
para pedagang sate dipengaruhi oleh sistem membandingkan usahanya menunjukkan adanya
kepercayaan. Kepercayaan atau keyakinan yang persaingan yang saling menjatuhkan antar
tumbuh pada masyarakat berupa kebudayaan pedagang, sehingga dapat menyebabkan adanya
yang telah ada sejak zaman dulu dan dipegang disosiatif diantara pedagang sate jika
teguh oleh masyarakat dan diterapkan dalam mengetahui bahwa pendapat yang dikatakan
segala aktifitasnya termasuk dalam menjalankan untuk mempengaruhi pembeli.
strategi untuk kelangsungan usahanya. Menurut Dalam mengembangkan usaha terdapat
Weber (2002) sistem kepercayaan atau world- strategi tradisional yakni pasrah dan berdoa serta
view dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu menggunakan penglaris dalam usahanya.
magis, agama dan ilmu pengetahuan. (a) Magis, Kemudian strategi rasional yakni memanfaatkan
tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi, mempertahankan kualitas serta
rasionalitas manusia diawali oleh magis dengan memilih tempat strategis. Pelaku usaha yang
perwujudannya meliputi simbol-simbol obyek telah membangun usahanya tiga puluh dua tahun
pemujaan serta para pelakunya sendiri. dan termasuk sebagai pedagang yang terkenal
Dampak yang ditimbulkan oleh magis dalam mengembangkan strategi tradisional yaitu
kehidupan sosial dapat berupa meningkatkan dengan penggunaan penglaris. Selain
stabilitas atau memperkuat hubungan sosial dan penggunaan penglaris, pelaku usaha yang baru
kekuatan magis di sekitar manusia yang merintis usahanya selama sembilan belas tahun
dimanipulasi untuk tujuan duniawi. (b) Agama, mengembangkan strategi tradisional yaitu
adanya kepercayaan terhadap agama sehingga pasrah dan berdoa.
membuat para pedagang memilih strategi Pelaku usaha yang telah membangun
mendekatkan diri dengan pencipta melalui doa usahanya selama sembilan belas tahun
supaya usaha yang ditekuni berkembang. (c) mengembangkan strategi rasional yaitu
Ilmu pengetahuan menawarkan teknik rasional memanfaatkan perkembangan teknologi dengan
seperti mempertahankan kualitas bahan dan memasarkan usahanya melalui media sosial.
rasa, pemilihan tempat berjualan dan Kemudian strategi rasional yang dikembangkan
8
oleh pelaku usaha yang telah merintis usahanya Soekanto, Soerjono. 1989. “Georg Simmel :
selama dua puluh satu tahun hingga tiga puluh Beberapa Teori Sosiologi”. Jakarta. CV
tahun yaitu memilih tempat strategis dan Rajawali
mempertahankan kualitas Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu
SARAN Pengantar. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada
Setelah dipaparkan0kesimpulan dari penelitian Sugiyono, 2002 memahami penelitian kualitatif.
ini, peneliti akan0memberikan saran terkait Bandung. Alfabeta
dengan topik0penelitian ini yaitu persaingan Wirawan. I. 2012. Teori-Teori Sosial dalam
pada industri kuliner. Tiga Paradigma (Fakta Sosial, Definisi
Bagi Akademis : Sosial dan Perilaku Sosial). Jakarta.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi Kencana.
dalam penelitian selanjutnya yang berkaitan Jurnal
dengan mengembangkan usaha yang dijalankan Pranata, Ayud dan Sutriyah Purwati. (2016)
dengan memberikan inovasi-inovasi yang dapat Pelaksanaan Strategi Bauran Pemasaran Sate
memajukan usahanya sehingga dapat Ayam Ponorogo Di Kawasan Ngepos Jalan
meminimalisir persaingan yang terjadi dengan Gajah Mada Kabupaten Ponorogo.
pengusaha lain serta menghidari penggunaan Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.
cara-cara yang persaingan dan strategi bersaing Purwanto dan Anaconda Bangkara. (2016)
pada industri kuliner maupun industri lain dan Analisis Strategi Bersaing Pasar Kaget Untuk
dapat memperkaya studi-studi yang berkaitan Memenangkan Persaingan. Volume 4, No 1,
dengan sosiologi. October. Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia.
Bagi Pelaku Usaha : Santoso, Slamet. (2006) Kemampuan Bertahan
Peneliti berharap agar para pengusaha lebih Pedagang Warung Hik Di Kota Ponorogo.
tidak rasional hanya untuk kepentingan duniawi. Jurnal Penelitian Humaniora, Volume 7, No
Bagi Pemerintah : 2, Agustus, Universitas Muhammadiyah
Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu Ponorgo.
pemerintah dalam mengawasi persaingan yang Sari, Wahyu Triana dan Syamsul Bakhri. (2017)
terjadi antar pelaku usaha yang terdapat pada Strategi dan Tangtangan Pengrajin Lurik
sebuah industri serta dapat memberikan sarana Kembangan Dalam Menghadapi Persaingan
yang memadai untuk para pelaku usaha untuk Usaha Industri Lurik Di Yogyakarta. Volume
mengembangkan usahanya. 2, No 1. Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA Sutinah (1992) “Wanita dan Industri : Studi
Tentang Strategi dan Usaha Mempertahankan
Buku
Kelangsungan Hidup Buruh Wanita di
Damsar, 2009. Sosiologi Ekonomi. Jakarta. Rungkut”
Kencana https://repository.ugm.ac.id/54145/ diakses
Nugroho, Heru. 2002. Max Weber tentang pada tanggal 6 Oktober 2019.
Hegemoni Sistem Kepercayaan. Yogyakarta. Skripsi
Kanisius Priambodo, Ricky Teguh. (2015) Mekanisme
Sobur, Alex. 2016. Kamus Besar Sosiologi. Persaingan Antar Biro Penyelenggara Ibadah
Bandung : Pustaka Setia Haji ( Studi Tentang Biro Penyelenggara
9
Ibadah Haji di Kota Surabaya ). Skripsi,
Universitas Airlangga, Surabaya.
Internet
Asal Mula Sate, Makanan Terlezat di Dunia
m.fimela.com/lifestyle-
relationship/read/3776681/asal-mula-sate-
makanan-terlezat-di-dunia diakses 30
September 2019
Fenomena Bulan Selo
https://www.harianmerdekapost.com/2018/0
7/fenomena-bulan-selo-1439-h.html diakses
September 17, 2019
Food “Keanekaragaman Masakan Sate”
medium.com/@aminatinplgs/1-latar-
belakang-e8bdbc249858 diakses 30
September 2019
Kabupaten Ponorogo “Pemerintah Kabupaten
Ponorogo” https://ponorogo.go.id/sejarah-
ponorogo/ diakses 18 September, 2019
Kabupaten Ponorogo Dalam Angka 2018
https://ponorogokab.bps.go.id/. Diakses 19
September 2019
Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998
http://dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/e6
33b-KEPRES_99_1998.pdf diakses tanggal 2
Mei 2019
Sate, Makanan Khas Indonesia Yang Berasal
Dari Jawa
www.greatnessindonesia.com/sate-makanan-
khas-yang-berasal-dari-jawa/amp/ diakses 30
September 2019
10