You are on page 1of 10

PERSAINGAN USAHA PADA INDUSTRI KULINER

( Studi Tentang Pelaku Usaha Kuliner Sate Ayam di Kabupaten Ponorogo )

Herdiana Ulfa Dwi Puspasari


FISIP, Universitas Airlangga, Jalan Airlangga 4-6 Surabaya 60286, Indonesia

ABSTRACT

Culinary industry of chicken satay is one of the typical food industry of Ponorogo Regency. In the
number of business players chicken satay in Ponorogo Regency not the avoidance of the competitions
among culinary business operators chicken satay. As for the focus of this study is how the form of
competition that occurs in culinary industry chicken satay with strategy and how the business players in
the face of culinary chicken satay business competition. A theory that used in this research was George
Simmel theory of competition and the theory of a system of belief Max Weber. The paradigm that is the
definition used social with the approach qualitative. This research was conducted in the district of Jalan
Gajah Mada, Ponorogo regency from interviews with some business doers that in a situation competition
in run our businesses.The results of that is found in this research that there are two the form of
competition that occurs between culinary business chicken satay Namely competition that is oriented
does not contain the objectives and competition that is oriented purpose. Does not contain the purpose
of competition that is oriented is affecting buyer and way incite buyer and a sentence persuasive While
the competition that is oriented the purpose by taking into account the main purpose in running small
businesses and get the result to meet the needs of. A strategy used in traditional strategy to beat the
competition and strategies rational. Namely, the use of traditional strategy leader and have submitted
and prayed.Namely maintain quality, rational strategy the selection of a strategic place, the utilization
of technology.

Keywords: culinary industry, rivalry, the strategy, trust the system.

PENDAHULUAN namun dapat memberikan dampak yang


Sebuah industri makanan khas pada menguntungkan antara lain membuka lapangan
umumnya berasal dari industri rumahan yang pekerjaan baru dengan memanfaatkan Sumber
kemudian dikembangkan sedemikian rupa Daya Manusia yang ada hingga membantu
hingga makanan tersebut menjadi banyak peningkatan perekonomian daerah.
dinikmati oleh masyarakat. Usaha makanan khas Tidak dapat dipungkuri kendala yang
cukup menjanjikan untuk dijadikan sebuah harus dihadapi sebuah usaha industri kuliner
usaha yang dapat mendatangkan keuntungan makanan khas yaitu persaingan antar pelaku
bagi para pelaku usaha. Hal tersebut tentunya usaha. Persaingan menjadi hal lazim yang
menjadi daya tarik para penduduk lokal untuk dirasakan oleh pelaku usaha sebuah industri
menjadikan usaha makanan khas menjadi salah kuliner ataupun industri lainnya. Timbulnya
satu mata pencaharian yang dapat membantu suatu persaingan menjadikan setiap pelaku
perekonomian keluarga. Meskipun industri usaha untuk mampu bertahan dalam kerasnya
makanan khas termasuk dalam industri kecil persaingan pasar dan memilih strategi dalam
1
menjalankan sebuah usaha agar usaha yang Banyak media sosial atau situs-situs e-
dijalankan terus berjalan dan menghasilkan commerce yang menyediakan kemudahan dalam
keuntungan. mengawali suatu usaha bahkan mengembangkan
Memecahkan suatu persaingan dalam usaha yang sudah ada sebagai media promosi.
membangun sebuah usaha dibutuhkan beberapa Namun, dengan berbagai kemudahan yang
faktor salah satunya yaitu sebuah strategi ditawarkan di era modern sekarang ini tidak
bersaing agar usaha yang telah dibangun dapat sedikit juga masyarakat yang masih
berjalan dengan baik serta tetap menghasilkan menggunakan cara – cara yang irasional untuk
keuntungan. Berbagai macam metode dilakukan menarik minat pelanggan. Hal tersebut tidak
untuk mempertahankan usaha tersebut dengan dapat dipungkiri dengan melihat kebudayaan
berbagai strategi bersaing yang dilakukan mataraman yang ada di Kabupaten Ponorogo
pedagang dapat menunjukkan kemampuan masih begitu kental dan melekat pada penduduk
bertahan dalam merintis usaha. Berbagai media Kabupaten Ponorogo.
dapat dijadikan sebagai strategi Persaingan yang terjadi pada pedagang
mempertahankan usaha dalam persaingan. menjadi hal yang tidak dapat terpisahkan namun
Kabupaten Ponorogo memiliki makanan dengan kebudaayan yang masih begitu melekat
khas sate ayam sebagai daya tarik wisata kuliner. penggunaan cara irasional seperti menggunakan
Hal tersebut berdampak pada perkembangan doa-doa yang didapatkan dari dukun atau
ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat menggunakan benda-benda yang menjadi media
Kabupaten Ponorogo sebab sate ayam menjadi penglaris untuk mengembangkan usahanya
salah satu ikon wisata kuliner yang paling dicari sehingga dapat meminimalisir persaingan
di Kabupaten Ponorogo. Hal tersebut menarik bahkan terhindar dari persaingan demi
banyak minat masyarakat lokal untuk mendapatkan keuntungan.
mengembangkan industri kuliner sate ayam khas Banyak ditemui studi yang mempelajari
Ponorogo. tentang persaingan ataupun strategi bersaing
Melihat peluang usaha yang menjanjikan, para pelaku usaha industri salah satunya yaitu
membuat para penduduk Kabupaten Ponorogo penelitian yang berkaitan dengan kemampuan
beralih profesi sebagai pedagang sate yang mana bertahan pedagang warung hik di kota Ponorogo
sate ayam menjadi ikon wisata kuliner bahwa para pedagang warung hik mampu
Kabupaten Ponorogo dapat membantu bertahan dalam menghadapi persaingan dengan
meningkatkan jumlah pendapatan dalam baik ditujukan dengan adanya perkembangan
keluarga, sementara tidak hanya hal tersebut, yang signifikan, faktor yang terdapat pada
dengan semakin banyak masyarakat yang proses perkembangan tersebut dengan
menjual makanan khas Ponorogo akan memanfaatkan ketrampilan dan semangat
menambah tingkat pendapatan kota yang mana bekerja selain kedua faktor tersebut juga
akan semakin banyak wisatawan yang datang ke terdapat modal sosial yang terjalin antar
Kabupaten Ponorogo. Dalam mempertahankan pedagang (Santoso, 2006).
eksistensi industri kuliner dengan banyaknya Selain itu juga pernah dilakukan Wahyu
pesaing membuat para pelaku usaha kuliner Triana Sari dan Syamsul Bakhri tentang strategi
berusaha untuk mempertahankan usahanya, hal dan tantangan pengrajin lurik kembangan dalam
tersebut membutuhkan kiat-kiat untuk menghadapi persaingan industri lurik di
meminimalisir persaingan. Yogyakarta dengan hasil penelitian
2
menggunakan inovasi untuk mempertahankan industri kuliner serta teori dari Max Weber
kualitas lurik tenun tradisional dan memperluas tentang teori sistem kepercayaan untuk
cakupan pemasaran. Persaingan yang terjadi menjelaskan strategi yang digunakan pelaku
pada industri lurik menjadikan pemasaran tenun usaha kuliner dalam menghadapi persaingan.
lurik menjadi semakin sempit (Sari dan Syamsul Tujuan penelitian ini yaitu untuk
Bakhri 2017). memahami, mendeskripsikan serta menganalisis
Studi ini mengkaji tentang bentuk secara kualitatif bentuk persaingan yang terjadi
persaingan dan strategi bersaing para pedagang pada industri kuliner sate ayam di Kabupaten
sate dalam menghadapi persaingan pada usaha Ponorogo serta untuk mengidentifikasi strategi
industri kuliner. Topik-topik yang pelaku usaha kuliner sate ayam dalam
membicarakan tentang persaingan maupun menghadapi persaingan usaha di Kabupaten
strategi bersaing yang dilakukan cukup banyak. Ponorogo. Penelitian ini diharapkan dapat
Persaingan seperti yang banyak disebutkan menambah wawasan atau pengetahuan
diatas dalam menghadapi persaingan khususnya dibidang ilmu sosiologi ekonomi
menggunakan cara sesuai dengan perkembangan terkait persaingan usaha pada kalangan pelaku
teknologi dan mengikuti era modern. Namun usaha serta memberikan manfaat sebagai sumber
pada studi ini mengarah pada hal yang tidak informasi untuk peneliti sosial yang lainnya dan
banyak diketahui meskipun dengan dapat mengembangkan ilmu – ilmu sosial
perkembangan teknologi yang ada di era modern terutama pada bidang sosiologi.
sekarang ini masih ada pelaku usaha yang Metode Penelitian
menggunakan upaya yang tidak rasional untuk
menghadapi persaingan. Penelitian ini menggunakan metode
Dari penjabaran masalah diatas membuat penelitian kualitatif dengan menggukanan
peneliti tertarik untuk mengkaji fenomena yang paradigma definisi sosial untuk
terjadi pada pedagang sate ayam terutama di mendeskripsikan secara kualitatif tentang
Kabupaten Ponorogo yang mana sate ayam realitas persaingan antar pedagang. Lokasi yang
menjadi makanan khas daerah tersebut. Dengan ditentukan untuk penelitian ini dilakukan di
melihat bagaimana persaingan yang terjadi antar kawasan sate ayam Ngepos Kabupaten
pedagang serta strategi bersaing pedagang di era Ponorogo. Peneliti memilih lokasi kawasan sate
yang serba modern sedangkan Kabupaten ayam Ngepos untuk diteliti karena diarea
Ponorogo terkenal dengan budaya serta adat tersebut seluruh pedagang masih aktif dalam
istiadat yang masih melekat pada masyarakat berjualan sate ayam lain halnya dengan Sentra
Kabupaten Ponorogo. Industri Gang Sate Ponorogo yang sekarang
Fokus penelitian yang digunakan yaitu hanya tersisa satu pedagang yang aktif dalam
bagaimana bentuk persaingan yang terjadi pada berjualan sate ayam sedangkan penjual lainnya
industri kuliner sate ayam di Kabupaten hanya mengandalkan apabila ada pesanan saja,
Ponorogo dan bagaimana strategi para pelaku oleh karena itu peneliti lebih tertarik untuk
usaha kuliner sate ayam menghadapi persaingan melakukan penelitian di kawasan sate ayam
usaha di Kabupaten Ponorogo. Pada penelitian Ngepos. Informan pada penelitian ini yaitu
ini peneliti menggunakan teori dari George pedagang sate ayam baik pedagang yang baru
Simmel tentang teori persaingan untuk memulai usaha ataupun pedagang yang sudah
menjelaskan bentuk persaingan yang terjadi pada lama memulai usaha sate ayam, serta informan

3
pendukung yang dipilih peneliti yaitu orang ngepos mulai dikenalnya Gang Sate tersebut
indigo. oleh banyak orang ketika Presiden Susilo
Sesuai dengan metode yang telah dipilih Bambang Yudhoyono berkunjung ke Gang Sate,
peneliti yaitu metode kualitatif , peneliti berawal dari kunjungan itu Gang Sate semakin
melakukan serangkaian kegiatan wawancara ramai dikunjungi oleh banyak pembeli dari
mendalam yang dilakukan secara langsung berbagai kota, selain itu pada indutri kuliner
Wawancara mendalam dilakukan dengan Gang Sate para pembeli tidak dapat melihat
menggunakan pedoman wawancara selain itu langsung proses pembuatan sate ayam berbeda
peneliti juga menggunakan pertanyaan spontan halnya dengan sate ayam Ngepos dimana para
dalam melakukan wawancara mendalam. pembeli secara langsung dapat melihat proses
Setelah dilakukannya pengumpulan data, pembuatan sate ayam ketika membeli sate ayam
transkrip interview beserta hasil dari observasi di Kawasan Ngepos.
yang telah terkumpul kemudian dilakukan Pedagang yang meneruskan usaha yang
tahapan analisis yaitu reduksi data, penyajian sudah turun terumun akan lebih mudah dalam
data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. mendapatkan pelanggan tetap terlebih lagi
HASIL PENELITIAN pedagang yang sejak dulu terkenal dan menjadi
Bentuk Persaingan Pada Industri Kuliner langganan baik pelanggan dari dalam kota
maupun pelanggan yang berasal dari luar kota.
Pada penelitian ini bentuk persaingan Usaha turun temurun memang mempermudah
dilihat dari sikap terhadap pedagang lain yang para generasi berikutnya untuk meneruskan
lebih terkenal dan persaingan yang dirasakan usaha yang telah didirikan sebelumnya karena
oleh pedagang sate ayam Ngepos. para pelanggan akan mencari pedagang
Banyaknya jumlah pedagang sate ayam langganan mereka dalam membeli sate ayam.
yang berada di Kabupaten Ponorogo dimana Sate ayam Ngepos yang memiliki tempat
sebagian besar para pedagang sate ayam di yang strategis sehingga mempermudah para
Ponorogo merupakan sebuah bentuk usaha yang pembeli untuk menemukan lokasi sate ayam
dilakukan secara turun temurun. Bahkan sate Ngepos. Lain halnya dengan Gang Sate yang
ayam Ponorogo yang sudah menjadi makanan tidak memiliki tempat yang strategis yaitu untuk
khas Kabupaten Ponorogo ini sudah menyedot menemukan lokasi tersebut pembeli harus
banyak perhatian dari para public figure ( Artis masuk ke gang-gang yang berada dijalan yang
ibukota ) hingga para petinggi negeri mulai dari bukan jalan utama.
Bupati, Gubernur, Menteri, sampai dengan Kawasan sate ayam Ngepos memang
Presiden pernah merasakan makanan khas menjadi sebuah tempat dimana kurang lebih dua
Kabupaten Ponorogo yang berada di Sentra belas pedagang menggelar usahanya. Hingga
Industri Gang Sate Ponorogo. Dengan saat ini daerah tersebut masih terus ramai setiap
menjamurnya para pedagang sate di Ponorogo harinya baik pembeli yang hanya sekedar
ini baik pedagang yang sudah memiliki nama membeli untuk makan siang atau makan malam
besar maupun pedagang yang belum dikenal maupun membeli dalam jumlah yang banyak,
banyak tentu menimbulkan presepsi tiap banyak pembeli yang sudah berlangganan lama
masing-masing pedagang. maupun pembeli yang baru saja mencoba
Sikap yang ditujukan oleh pedagang sate membeli sate di Ngepos. Dari banyaknya
ayam Ngepos yaitu menurut pedagang sate ayam pedagang yang menjual sate ayam di daerah
4
Ngepos timbul persaingan yang dirasakan oleh sebuah usaha tidak hanyak berkaitan dengan
para pedagang. persaingan namun juga tidak lepas dari
Berdasarkan temuan data yang telah kerjasama yang terjalin antar individu maupun
didapatkan oleh peneliti, dapat diketahui bahwa kelompok. Seperti halnya para pedagang sate
terdapat persaingan yang dialami oleh para ayam di daerah Ngepos yang memiliki
pedagang sate ayam yang berada di Ngepos kerjasama yang diterapkan dalam menjalankan
Ponorogo. Persaingan yang dialami meliputi usaha industri kuliner. Hal tersebut juga
persaingan tidak sehat yang mana dapat dijelaskan oleh Simmel (1989) bahwa
dijelaskan dengan melakukan perbuatan persaingan yang terjadi pada masyarakat
musyrik yaitu memberikan guna-guna kepada lazimnya terjadi dengan tujuan untuk
barang dagangannya agar usahanya lebih disukai memperoleh keuntungan, tetapi efek yang
oleh pembeli, terdapat persaingan lain yaitu ditimbulkan oleh persaingan dapat berupa
dengan menghasut atau mempengaruhi orang kerjasama.
lain dengan persuasif tetapi ada juga pedagang Kerjasama yang terdapat pada industry
sate ayam yang merassa tidak merasakan kuliner sate ayam Ngepos yaitu Pertama,
persaingan dikarenakan setiap pedagang sate Penyewaan tempat yang dibayarkan dengan cara
ayam sudah merasa rejeki dan pelanggan yang iuran untuk menghemat pengeluaran untuk
didapat setiap masing-masing pedagang penyewaan tempat. Kerjasama tersebut
berbeda-beda. Persaingan yang terjadi diantara dilakukan oleh empat pedagang sate ayam
para pedagang sate ayam di Ponorogo tidak Ngepos sedangkan pedagang yang lain
membuatnya berputus asa maupun menutup membayar sewa tempatnya sendiri-sendiri.
usahanya. datang dari luar. Kedua, Penentuan harga yang telah disepakati
Strategi Dalam Mengatasi Persaingan Pada oleh pedagang sate ayam Ngepos. Hal tersebut
Industri Kuliner dilakukan agar tidak ada perselisihan dalam
Peneliti menjelaskan mengenai strategi masalah penentuan harga. Ketiga, Hubungan
bersaing para pedagang sate ayam Ponorogo antar pedagang yang saling tolong menolong
dalam menjalankan usahanya. Selain penerapan apabila pedagang lain kehabisan bahan baku.
strategi dalam menghadapi persaingan yang Strategi Bersaing
dialami oleh para pedagang sate ayam di Diketahui sate ayam merupakan
Ngepos, sebuah kerjasama juga dilakukan untuk makanan khas Kabupaten Ponorogo, para
mempererat ikatan antar pedagang sate ayam pedagang sate ayam begitu menjamur di
dan dapat mempermudah kegiatan para Ponorogo terutama terdapat berbagai daerah
pedagang dalam menjalankan usaha sate ayam yang ada di Ponorogo yang memang khusus
khas Ponorogo. berkumpulnya para pedagang sate ayam khas
Kerjasama Ponorogo. Dalam menjalankan usahanya para
Kerjasama menurut beberapa sosiolog pedagang sate ayam menemui berbagai kendala
merupakan bentuk sebuah interaksi sosial yang dan persaingan antar sesama pedagang.
pokok sedangkan menurut sosiolog lainnya Lemahnya pemasaran dan tingginya
mengatakan bahwa sebuah kerjasama persaingan usaha dirasakan oleh pelaku usaha
merupakan sebuah proses utama dalam interaksi sehingga diperlukan pengembangan strategi
sosial (Soekanto, 2013: 65). Perkembangan yang tepat. Tujuan dari pengembangan tersebut
5
untuk menemukan strategi yang tepat yang dapat Instagram. Selain itu pemilihan tempat juga
menguntungkan dalam sebuah usaha (Pranata, merupakan strategi yang digunakan oleh para
2016). Strategi yang digunakan para pedagang pelaku usaha sate ayam Ngepos, pemilihan
sate ayam Ngepos antara lain mempertahankan tempat yang strategis sangat mempengaruhi
kualitas, memanfaatkan teknologi, pemilihan pendapatan yang dihasilkan dalam berjualan sate
tempat berjualan serta pasrah dan berdoa. ayam. Terakhir yaitu strategi berusaha dan
Kemudian peneliti akan memberikan pendapat berdoa serta pasrah kepada Allah SWT sebab
para informan mengenai strategi yang menurutnya rejeki setiap pedagang berbeda-
menggunakan media penglaris yang dipakai oleh beda dan dengan kekuatan doa serta usaha dapat
para pedagang. membantu kelancarannya dalam berjualan sate
Pertama, mempertahankan kualitas baik ayam. Adat dan budaya yang masih
dari segi rasa maupun kualitas agar para mempercayai kekuatan pihak lain (dukun)
pelanggan tetap menikmati rasa yang sama dari membuat beberapa pedagang masih
para pedagang langgannya. Kedua Pemanfaatan menggunakan media penglaris untuk kelancaran
teknologi, perkembangan teknologi dapat dagangannya. Bahkan adanya penglaris
mempermudah para pedagang untuk melakukan dianggap suatu hal yang biasa dalam suatu
promosi sate ayamnya yaitu dengan menjual sate usaha.
ayam secara online menjadi salah satu strategi
yang diterapkan oleh pelaku usaha sate ayam PEMBAHASAN
Ngepos. Ketiga, Pemilihan tempat yaitu dengan Beberapa acuan yang dijadikan sorotan
memilih tempat strategis yang digunakan untuk utama pada persaingan yang terjadi pada
berjualan yang dapat mempermudah pembeli pedagang sate ayam Ngepos mulai dari sikap
untuk menemukan usaha sate ayam para terhadap pedagang lain terutama pada pedagang
pedagang di Ngepos. Keempat, pasrah dan yang terkenal yang berada di Gang Sate
berdoa dengan berserah diri kepada Tuhan. Ponorogo dan persaingan yang dialami oleh
Kelima, Penglaris yang masih diterapkan oleh pedagang industri kuliner. Persaingan yang
beberapa pelaku usaha di Kabupaten Ponorogo dialami oleh pelaku industri sate ayam tersebut
sebagai batu loncatan untuk memperoleh merupakan salah satu tindakan ekomoni.
keuntungan. Menurut Weber dalam Damsar (2009:31)
Berdasarkan keterangan dari para tindakan ekonomi merupakan suatu tindakan
informan, setiap informan memiliki strategi sosial sejauh tindakan tersebut memperhatikan
yang sampir sama untuk mempertahankan tingkah laku orang lain.
usahanya dalam persaingan antar pedagang yang
ada di Kabupateng Ponorogo. Strategi yang Demi kelancaran usaha para pedagang
digunakan para pedagang seperti bersaing untuk dapat menarik pelanggan.
mempertahankan kualitas yang dirasa Persaingan terjadi diantara para pedagang di
merupakan bagian penting dari sebuah usaha kawasan Ngepos. Selain itu juga antara
agar mendapatkan respon yang baik dari para pedagang kawasan Ngepos dan pedagang di
pelanggan. Kemudian dengan pemanfaatan gang sate. Persaingan tersebut terlihat dengan
teknologi yang sedang berkembang cara pedagang mempengaruhi pembeli dengan
dimanfaatkan untuk mengembangkan usahanya kalimat persuasif seperti, para pelaku usaha yang
yaitu menjual sate ayam melalui media sosial sudah menekuni usahanya selama lebih dari dua

6
puluh tahun yang membandingkan usahanya solidaritas kelompok ataupun datang dari
dengan usaha sate pedagang lain. Para pelaku perubahan kepribadian individu. Maka kalimat-
usaha yang sudah menekuni usahanya selama kalimat yang digunakan oleh informan dalam
lebih dari dua puluh tahun mengatakan membandingkan dengan pedagang lain
keuntugan jika membeli sate di kawasan Ngepos menunjukkan adanya persaingan yang saling
maka pembeli akan dapat langsung menyaksikan menjatuhkan antar pedagang merupakan salah
pembuatan sate. Sedangkan, jika membeli sate satu persaingan yang dapat menyebabkan
di gang sate pembeli tidak dapat menyaksikan adanya disosiatif diantara pedagang sate jika
pembuatan sate. Juga gang sate menjadi ramai mereka mengetahui pendapat yang mereka
karena pernah didatangi oleh presiden Susilo gunakan untuk mempegaruhi pembeli.
Bambang Yudhoyono. Disamping itu juga terdapat persaingan
Selain menggunakan cara yang mengedepankan tujuan sebagai
mempengaruhi secara persuasif berbeda halnya prioritasnya tanpa adanya usaha untuk
dengan yang dilakukan oleh para pelaku usaha menyingkirkan pelaku usaha lainnya. Hal
yang baru memulai usahanya selama sembilah tersebut ditujukan dengan kalimat yang lebih
belas tahun yang menganggap bahwa pedagang menentingkan tujuan dalam menjalankan usaha
sate yang memiliki banyak pelanggan karena meskipun pelaku usaha lainya memiliki
faktor keturunan, dimana usaha sate tersebut pelanggan tetap yang jauh lebih banyak.
sudah turun temurun dilakukan sehingga Strategi bersaing diterapkan untuk
memiliki pelanggan tetap, sedangkan sate menghadapi persaingan yang dialami oleh
miliknya tergolong baru namun karena rasanya pedagang sate ayam, selain adanya persaingan
yang beda sehingga memiliki banyak pelanggan. dalam bentuk negatif yakni saling menjatuhkan,
Namun para pelaku usaha yang baru memulai juga terdapat suatu kerjasama diantara pedagang
usahanya selama sembilah belas tahun sate di kawasan Ngepos.
menyebutkan bahwa yang terpenting yaitu Dalam menjalankan usahanya para
tujuan dalam menjalankan usaha sate ayam. pedagang sate ayam menemui berbagai kendala
Persaingan yang terjadi antara pedagang dan persaingan antar sesama pedagang sehingga
sate merupakan salah satu contoh persaingan sebuah strategi dibutuhkan para pedagang untuk
dalam hal ekonomi. Seperti yang dikatakan oleh mempertahankan usahanya. Strategi yang
Simmel (1989) bahwa persaingan secara modern digunakan para pedagang sate ayam Ngepos
dapat digambarkan sebagai suatu tindakan atau antara lain (1) mempertahankan kualitas bahan
perjuangan yang dilakukan semua terhadap baku yang digunakan maupun kualitas rasa. Dari
semua yang mengakibatkan munculnya kejadian kualitas bahan dan rasa diharapkan akan dapat
yang berakibat unsur – unsur sosial pada suatu menarik pelanggan lain karena otomatis mereka
kesatuan menjadi saling bertentangan, yang akan promosi dari mulut ke mulut kepada
mana unsur – unsur sosial tersebut seharusnya pelanggan lain. (2) Memanfaatkan teknologi,
bersaing untuk mencapai tujuan yang positif dan yakni dengan menggunakan media sosial seperti
dapat dirasakan oleh kesatuan tersebut. instagram sebagai media untuk mempromosikan
Akibatnya persaingan dapat bersifat disosiatif dagangan sate. (3) Pemilihan tempat berjualan
ataupun asosiatif yang mana kedua sifat tersebut strategis yakni berada di tengah kota Ponorogo
muncul sebab adanya beberapa faktor yang dan konsisten terhadap tempat jualan sehingga
mempengaruhi seperti disorganisasi maupun pelanggan dapat terus mengingat. . (4) Pasrah
7
dan berdoa, selain berbagai usaha yang pemanfaatan teknologi seperti instagram sebagai
dilakukan pedagang tidak lupa untuk selalu media promosi.
berdoa untuk kelancaran usaha yang ditekuni. KESIMPULAN
Perempuan yang berkerja mengalami
keterpaksaan sebab hal tersebut merupakan Bentuk persaingan yang terdapat pada
salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan, industri kuliner sate ayam yaitu berorientasi
disini wanita berperan sebagai pencari nafkah tujuan serta tidak berorientasi tujuan. Pertama,
yang kedua dalam keluarga (Sutinah, 1992:9). persaingan yang berorientasi tujuan yaitu
(5) Penglaris, kerapkali pedagang menggunakan memperhatikan tujuan utamanya dalam
cara pintas untuk kelancaran usaha satenya. menjalankan usaha agar mendapatkan hasil
Seperti, penggunaan kain kafan, plastik yang untuk memenuhi kebutuhannya. Kedua,
berisi air dan digantung ditempatnya berjualan, persaingan yang tidak berorientasi tujuan yaitu
menutup warungnya dihari tertentu, dan patung mempengaruhi pembeli menggunakan kalimat
yang berada didepan rumah makan atau warang persuasif dengan membandingkan usahanya
dapat digunakan sebagai media penglaris. dengan usaha milik pedagang lainnya. Kalimat
Berbagai strategi yang dilakukan oleh yang digunakan oleh pelaku usaha dalam
para pedagang sate dipengaruhi oleh sistem membandingkan usahanya menunjukkan adanya
kepercayaan. Kepercayaan atau keyakinan yang persaingan yang saling menjatuhkan antar
tumbuh pada masyarakat berupa kebudayaan pedagang, sehingga dapat menyebabkan adanya
yang telah ada sejak zaman dulu dan dipegang disosiatif diantara pedagang sate jika
teguh oleh masyarakat dan diterapkan dalam mengetahui bahwa pendapat yang dikatakan
segala aktifitasnya termasuk dalam menjalankan untuk mempengaruhi pembeli.
strategi untuk kelangsungan usahanya. Menurut Dalam mengembangkan usaha terdapat
Weber (2002) sistem kepercayaan atau world- strategi tradisional yakni pasrah dan berdoa serta
view dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu menggunakan penglaris dalam usahanya.
magis, agama dan ilmu pengetahuan. (a) Magis, Kemudian strategi rasional yakni memanfaatkan
tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi, mempertahankan kualitas serta
rasionalitas manusia diawali oleh magis dengan memilih tempat strategis. Pelaku usaha yang
perwujudannya meliputi simbol-simbol obyek telah membangun usahanya tiga puluh dua tahun
pemujaan serta para pelakunya sendiri. dan termasuk sebagai pedagang yang terkenal
Dampak yang ditimbulkan oleh magis dalam mengembangkan strategi tradisional yaitu
kehidupan sosial dapat berupa meningkatkan dengan penggunaan penglaris. Selain
stabilitas atau memperkuat hubungan sosial dan penggunaan penglaris, pelaku usaha yang baru
kekuatan magis di sekitar manusia yang merintis usahanya selama sembilan belas tahun
dimanipulasi untuk tujuan duniawi. (b) Agama, mengembangkan strategi tradisional yaitu
adanya kepercayaan terhadap agama sehingga pasrah dan berdoa.
membuat para pedagang memilih strategi Pelaku usaha yang telah membangun
mendekatkan diri dengan pencipta melalui doa usahanya selama sembilan belas tahun
supaya usaha yang ditekuni berkembang. (c) mengembangkan strategi rasional yaitu
Ilmu pengetahuan menawarkan teknik rasional memanfaatkan perkembangan teknologi dengan
seperti mempertahankan kualitas bahan dan memasarkan usahanya melalui media sosial.
rasa, pemilihan tempat berjualan dan Kemudian strategi rasional yang dikembangkan
8
oleh pelaku usaha yang telah merintis usahanya Soekanto, Soerjono. 1989. “Georg Simmel :
selama dua puluh satu tahun hingga tiga puluh Beberapa Teori Sosiologi”. Jakarta. CV
tahun yaitu memilih tempat strategis dan Rajawali
mempertahankan kualitas Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu
SARAN Pengantar. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada
Setelah dipaparkan0kesimpulan dari penelitian Sugiyono, 2002 memahami penelitian kualitatif.
ini, peneliti akan0memberikan saran terkait Bandung. Alfabeta
dengan topik0penelitian ini yaitu persaingan Wirawan. I. 2012. Teori-Teori Sosial dalam
pada industri kuliner. Tiga Paradigma (Fakta Sosial, Definisi
Bagi Akademis : Sosial dan Perilaku Sosial). Jakarta.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi Kencana.
dalam penelitian selanjutnya yang berkaitan Jurnal
dengan mengembangkan usaha yang dijalankan Pranata, Ayud dan Sutriyah Purwati. (2016)
dengan memberikan inovasi-inovasi yang dapat Pelaksanaan Strategi Bauran Pemasaran Sate
memajukan usahanya sehingga dapat Ayam Ponorogo Di Kawasan Ngepos Jalan
meminimalisir persaingan yang terjadi dengan Gajah Mada Kabupaten Ponorogo.
pengusaha lain serta menghidari penggunaan Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.
cara-cara yang persaingan dan strategi bersaing Purwanto dan Anaconda Bangkara. (2016)
pada industri kuliner maupun industri lain dan Analisis Strategi Bersaing Pasar Kaget Untuk
dapat memperkaya studi-studi yang berkaitan Memenangkan Persaingan. Volume 4, No 1,
dengan sosiologi. October. Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia.
Bagi Pelaku Usaha : Santoso, Slamet. (2006) Kemampuan Bertahan
Peneliti berharap agar para pengusaha lebih Pedagang Warung Hik Di Kota Ponorogo.
tidak rasional hanya untuk kepentingan duniawi. Jurnal Penelitian Humaniora, Volume 7, No
Bagi Pemerintah : 2, Agustus, Universitas Muhammadiyah
Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu Ponorgo.
pemerintah dalam mengawasi persaingan yang Sari, Wahyu Triana dan Syamsul Bakhri. (2017)
terjadi antar pelaku usaha yang terdapat pada Strategi dan Tangtangan Pengrajin Lurik
sebuah industri serta dapat memberikan sarana Kembangan Dalam Menghadapi Persaingan
yang memadai untuk para pelaku usaha untuk Usaha Industri Lurik Di Yogyakarta. Volume
mengembangkan usahanya. 2, No 1. Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA Sutinah (1992) “Wanita dan Industri : Studi
Tentang Strategi dan Usaha Mempertahankan
Buku
Kelangsungan Hidup Buruh Wanita di
Damsar, 2009. Sosiologi Ekonomi. Jakarta. Rungkut”
Kencana https://repository.ugm.ac.id/54145/ diakses
Nugroho, Heru. 2002. Max Weber tentang pada tanggal 6 Oktober 2019.
Hegemoni Sistem Kepercayaan. Yogyakarta. Skripsi
Kanisius Priambodo, Ricky Teguh. (2015) Mekanisme
Sobur, Alex. 2016. Kamus Besar Sosiologi. Persaingan Antar Biro Penyelenggara Ibadah
Bandung : Pustaka Setia Haji ( Studi Tentang Biro Penyelenggara
9
Ibadah Haji di Kota Surabaya ). Skripsi,
Universitas Airlangga, Surabaya.
Internet
Asal Mula Sate, Makanan Terlezat di Dunia
m.fimela.com/lifestyle-
relationship/read/3776681/asal-mula-sate-
makanan-terlezat-di-dunia diakses 30
September 2019
Fenomena Bulan Selo
https://www.harianmerdekapost.com/2018/0
7/fenomena-bulan-selo-1439-h.html diakses
September 17, 2019
Food “Keanekaragaman Masakan Sate”
medium.com/@aminatinplgs/1-latar-
belakang-e8bdbc249858 diakses 30
September 2019
Kabupaten Ponorogo “Pemerintah Kabupaten
Ponorogo” https://ponorogo.go.id/sejarah-
ponorogo/ diakses 18 September, 2019
Kabupaten Ponorogo Dalam Angka 2018
https://ponorogokab.bps.go.id/. Diakses 19
September 2019
Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998
http://dprd.jatimprov.go.id/produkhukum/e6
33b-KEPRES_99_1998.pdf diakses tanggal 2
Mei 2019
Sate, Makanan Khas Indonesia Yang Berasal
Dari Jawa
www.greatnessindonesia.com/sate-makanan-
khas-yang-berasal-dari-jawa/amp/ diakses 30
September 2019

10

You might also like