You are on page 1of 13

Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA) ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)

Volume 0, Nomor 0 (0000): 000-000

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK TALAS INDUSTRI RUMAH TANGGA CAP


MBAK TUM DI KOTA PONTIANAK

MARKETING STRATEGY OF TALAS CHIPS HOUSEHOLD INDUSTRY CAP


MBAK TUM IN PONTIANAK CITY

Sulistio1*, Dewi Kurniati2, dan Josua Parulian Hutajulu3


1
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura
sulistio97@student.untan.ac.id
2
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura
dewi.kurniati@faperta.untan.ac.id
3
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura
josua.parulian.h@faperta.untan.ac.id
*
Penulis korespondensi: dewi.kurniati@faperta.untan.ac.id

ABSTRACT
Taro chips can be a business opportunity for small and medium traders. Like the
business run by Tuminah, who is well known in Pontianak City with the name "Taro
Chips Mbak Tum". The products marketed by Mbak Tum have developed into various
flavors, such as balado, salty (original), and cheese. Cap Mbak Tum's Taro Chips
have been marketed in large quantities, such as the emperor supermarket, the arum
sweet supermarket, the souvenir shop beside the emperor supermarket, as well as the
amen shop in the culinary tourism location of the Keboen Sajoek area of Pontianak.
The research method used is descriptive-quantitative with SWOT analysis. Based on
the results of internal and external research, Cap Mbak Tum's home industry in
Pontianak City is in a cell where the company is in a very profitable situation because
it has the opportunities and strengths it has. The strategy that must be applied in this
condition is to support aggressive policies. Alternative strategies that can be applied
in marketing taro chips in the home industry of Cap Mbak Tum in Pontianak City are:
1) Maximizing marketing strategies to target a wider market; 2) Entrepreneurs give
brands for promotional media, especially when taro chips are bought and brought by
consumers from outside the region; 3) Must be able to follow market developments,
business actors cannot beat the trend without following the trend itself.
Keywords: Marketing Strategy, SWOT Analysis

ABSTRAK
Keripik talas dapat menjadi peluang bisnis bagi para pedagang kecil dan menengah.
Seperti usaha yang dijalankan oleh Tuminah, yang sudah cukup dikenal di Kota Pontianak
ini dengan nama “Keripik Talas Mbak Tum”. Produk yang dipasarkan oleh Mbak Tum telah
berkembang menjadi berbagai macam pilihan rasa, seperti balado, asin (original), dan keju.
Keripik Talas Cap Mbak Tum telah dipasarkan dalam jumlah yang besar, seperti
supermarket kaisar, supermarket arum manis, toko oleh-oleh di samping supermarket kaisar,
serta toko amin di lokasi wisata kuliner kawasan Keboen Sajoek Pontianak. Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kuantitatif dengan Analisis SWOT.

https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2018.000.00.0
2 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

Berdasarkan hasil penelitian Internal dan Eksternal pada industri rumah tangga Cap
Mbak Tum di Kota Pontianak berada pada sel dimana perusahaan berada dalam
situasi yang sangat menguntungkan karena memiliki peluang dan kekuatan yang
telah dimiliki. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan yang agresif. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam memasarkan
keripik talas pada industri rumah tangga Cap Mbak Tum di Kota Pontianak adalah :
1) Memaksimalkan strategi pemasaran untuk menyasar pasar lebih luas; 2)
Pengusaha memberi merk untuk media promosi terutama saat keripik talas dibeli dan
dibawa konsumen dari luar daerah; 3) Harus dapat mengikuti perkembangan pasar,
pelaku usaha tidak bisa mengalahkan trend tanpa mengikuti trend itu sendiri.

Kata Kunci: Strategi Pemasaran, Analisis SWOT

PENDAHULUAN

Secara nasional, pengembangan sektor industri berorientasi dengan tujuan mendorong


terciptanya pondasi ekonomi yang kokoh dan seimbang dari sisi perubahan ekonomi. Dalam
pengertian luas, industri diartikan sebagai bentuk kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan
produksi atau menciptakan sesuatu yang memiliki nilai tambah dan menghasilkan keuntungan
dari proses tersebut. Undang-undang No.5 Tahun 1984 mengartikan bahwa kegiata ekonomi
adalah proses mengola bahan baku, bahan mentah, bahan setengah jadi menjadi bahan jadi,
maupun barang jadi yang diubah menjadi barang jadi lain yang memiliki nilai ekonomi lebih
tinggi. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1984).
Agribisnis dan agroindustri merupakan pendekatan yang saling berhubungan dan
digunakan dalam mengembangkan industri pertanian dimasa yang akan datang sehingga
dalam pegolahan hasil pertanian (agroindustri) dapat ditangani secara baik, mulai dari
produksi, mengolah hasil pertanian, pemasaran, hingga kegiatan lain yang berkaitan dengan
kegiatan pertanian (agribisnis), tidak hanya itu manajemen Agribisnis dan agroindustri yang
baik mampu menumbuhkan sektor baru dalam pertanian selain itu juga dapat menyerap tenaga
kerja yang dapat meningkatkan nilai tambah (Soekartawi, 1991).
Perkembangan sektor industri di Indonesia sendiri masih tergolong rendah. Namun,
perlu diketahui bahwa pengembangan industri kecil tidak hanya penting ke satu sektor hasil-
hasil pembangunan pertanian, tetapi menjadi dasar pembangunan industri di Indonesia.
Meskipun tergolong kecil tetapi mampu berproduksi secara efektif serta dapat menciptakan
lapangan pekerjaan.
Di indonesia, industri pangan memiliki peranan yang sanggat penting dalam
pembangunan industri nasional, perkembangan industri pangan nasional Indonesia sendiri dari
tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Perkembanggan yang terjadi dapat dilihat
dengan berkembangnya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku menjadi berbagai
jenis olahan makanan seperti yang ada pada saat ini terutama bahan baku dari hasil pertanian
lokal. Dengan banyaknya varian makanan yang bermunculan di pasaran, ini membuktikan
bahwa perkembangan industri di Indonesia sangat pesat seiring perkembangan zaman.
Peranan strategi dalam industri berkaitan erat dengan sifat-sifat dasar industri kecil
yang menentukan kemana arah industri itu akan berjalan. Berikut ini ciri-ciri industri kecil,
yaitu. Pertama, industri kecil pada umumnya bersifat lokal local labour intensive, yang artinya
bahwa industri tersebut bisa dikatakan kecil karena hanya mempekerjakan tenaga kerja yang

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


3Sulistio– Strategi Pemasaran Keripik Talas..........................................................................................

berada di sekitarnya. Kedua, industri kecil sangat memperhatikan dalam penggunaan sumber-
sumber alam lokal. Ketiga, industri kecil banyak berada di daerah pedesaan. Keempat,
sebagian besar industri kecil sangat bergantung kepada sektor pertanian. Kelima, sebagian
besar industri kecil mengolah bahan mentah menjadi barang-barang konsumsi untuk
memenuhi kebutuhan pasar dengan menjual dengan tingkat harga yang terjangkau terutama
bagi kalangan masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah (Tambunan, 1999).
Talas merupakan salah satu tanaman pangan jenis umbi-umbian yang ada di indonesia
serta memiliki potensi yang besar untuk di manfaatkan dan dikembangkan oleh para pelaku
usaha untuk diolah. Produksi talas terus mengalami peningkatan seiring dengan tingginya
permintaan pasar terutama untuk olahan makanan ringan. Namun, pemanfaatan talas belum
maksimal oleh pera pelaku usaha akibatnya belum memberikan dampak peningkatan ekonomi
bagi pelaku usaha yang mengolah talas menjadi berbagai jenis olahan.
Talas memiliki potensi yang cukup besar di bidang bisnis. Khususnya dalam
pengolahan makanan ringan berbahan baku talas, seperti yang sudah tidak asing lagi, yaitu
keripik talas. Dilihat dari bahan bakunya, talas memiliki segi ketahanan yang cukup baik.
Apalagi setelah diolah menjadi keripik. Bahan bakunya juga tidak cukup mahal. Cemilan
dengan bentuk keripik ini tentunya sangat layak untuk diperhitungkan, dengan tampilan yang
menarik serta unik, biasa dikemas dengan menggunakan plastik yang murah dan sederhana.
Keripik talas dapat menjadi peluang bisnis bagi para pedagang kecil dan menengah.
Seperti usaha yang dijalankan oleh Tuminah, yang sudah cukup dikenal di Kota Pontianak ini
dengan nama “Keripik Talas Mbak Tum”. Produk yang dipasarkan oleh Mbak Tum telah
berkembang menjadi berbagai macam pilihan rasa, seperti balado, asin (original), dan keju.
Keripik Talas Cap Mbak Tum telah dipasarkan dalam jumlah yang besar, seperti supermarket
kaisar, supermarket arum manis, toko oleh-oleh di samping supermarket kaisar, serta toko
amin di lokasi wisata kuliner kawasan Keboen Sajoek Pontianak

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat yang


ditentukan secara purposive dengan pertimbangan perusahaan kecil atau industri rumah tangga
keripik talas di kawasan Pontianak Utara yang dapat memberikan informasi penelitian yang
dibutuhkan dalam penelitian. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Februari s.d. Juli 2021
Analisis yang digunakan adalah Analisis SWOT. Analisis SWOT adalah analisis yang
digunakan untuk menentukan strategi yang tepat untuk diterapkan perusahaan berdasarkan
keadaan publik dan pasar, di mana peluang dan ancaman digunakan untuk mengidentifikasi
lingkungan eksternal perusahaan dan membandingkannya dengan kekuatan dan kelemahan
yang didapatkan melalui analisis lingkungan internal. Kemudian, merumuskan strategi
perusahaan yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan
peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness)
dan ancaman (threaths) (Galavan, 2011; Rangkuti, 2015).

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis dan Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


4 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen yang ampuh apabila digunakan
dengan tepat. Analisis SWOT merupakan akronim untuk kata-kata kekuatan (strengths),
peluang (opportunities), kelemahan (weaknesses), dan ancaman (threats), faktor kekuatan
dan kelemahan dalam tubuh organisasi termasuk satuan bisnis tertentu, serta faktor
peluang dan ancaman merupakan faktor lingkungan yang dihadapi oleh organisasi,
perusahaan, ataupun bisnis.
Berdasarkan data pendukung yang didapat dilapangan tentang faktor-faktor
lingkungan internal dan eksternal dalam pemasaran di keripik talas Cap Mbak Tum maka
dapat disusun dalam matriks SWOT. Penyusunan alternatif-alternatif strategi pemasaran
tersebut didasarkan pada kesesuaian yang logis antara unsur-unsur kekuatan (strengths),
peluang (opportunities), kelemahan (weaknesses), dan ancaman (threats) yang dihadapi
oleh usaha keripik talas Cap Mbak Tum.
1. Hasil Matriks Faktor Strategis Internal (IFAS)
Dari hasil penentuan nilai bobot pada faktor-faktor internal usaha keripik talas
Cap Mbak Tum pada tabel 4.5, langkah selanjutnya yaitu melakukan perhitungan
terhadap nilai bobot dan rating, sebagaimana tertera pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Penghitungan IFAS Industri Rumah Tangga Cap Mbak Tum
Faktor-Faktor Strategis Internal Bobot Rating Score
Kekuatan (Strengths)
Telah memiliki izin usaha 0,13 3 0,39
Produk sudah memiliki lebel halal 0,13 4 0,52
Rasa pada Keripik Talas Cap
0,09 3 0,26
Mbak Tum enak
Produk tanpa pengawet 0,09 3 0,26
Kemasan yang bervariasi 0,13 3 0,39
Proses pengolahan higienis dan
0,13 3 0,39
kemasan praktis
Harga terjangkau di kalangan
0,09 4 0,35
masyarakat luas
Tempat produksi adalah milik
0,09 4 0,35
pribadi
Pemasaran produk yang lebih luas 0,13 3 0,39
Sub Total 1,00 3,30
Kelemahan (Weakness)
Proses produksi dalam jumlah
0,20 2 0,40
besar membutuhkan banyak SDM
Belum memiliki Standar Nasional
0,13 2 0,27
Indonesia (SNI)
Harga bahan baku tidak stabil 0,13 2 0,27
Lokasi yang kurang strategis 0,20 1 0,20
Sulit untuk membangun citra
0,20 1 0,20
merek yang kuat
Kurangnya promosi 0,13 1 0,13
Sub Total 1,00 1,47
Sumber : Data Primer Olah

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


5Sulistio– Strategi Pemasaran Keripik Talas..........................................................................................

Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas faktor-faktor kekuatan (strengths)


mempunyai nilai skor sebesar 3,30 dan yang menunjukkan bahwa kekuatan
yang mempunyai pengaruh besar terhadap pemasaran industri rumah tangga
Cap Mbak Tum adalah produk sudah memiliki label halal dengan nilai score
0,52. Dengan label halal yang tertera pada kemasan produk, konsumen akan
mendapatkan ketenangan akan kehalalan produk yang dikonsumsinya.
Sedangkan faktor-faktor kelemahan (weaknesses) mempunyai nilai skor
sebesar 1,47 dan yang menunjukkan bahwa kelemahan yang mempunyai
pengaruh besar terhadap pemasaran industri rumah tangga Cap Mbak Tum
adalah proses produksi dalam jumlah besar membutuhkan banyak SDM
dengan nilai score 0,40. Industri rumah tangga Cap Mbak Tum memiliki
pelanggan tetap yang selalu memesan stik talas Mbak Tum dalam jumlah
besar, sehingga sekali produksi dalam jumlah besar dan hal tersebut dilakukan
secara berulang dengan jumlah banyak sehingga membutuhkan banyak SDM.
Berarti industri rumah tangga Cap Mbak Tum mempunyai kekuatan yang lebih
tinggi dibandingkan faktor kelemahan dalam menentukan strategi pemasaran.
Untuk menentukan nilai X dalam analisis SWOT maka dilakukan
pengurangan antara total score faktor kekuatan dan total score faktor
kelemahan yaitu sebagai berikut : X = 3,30 - 1,47 = 1,83. Nilai sumbu X dalam
diagram SWOT dalam pemasaran keripik talas Cap Mbak Tum adalah sebesar
1,83.

2. Hasil Matriks Faktor Strategis Eksternal (EFAS)


Untuk penghitungan faktor eksternal (EFAS) disusun dengan cara yang sama
seperti dengan cara menyusun matriks faktor internal (IFAS) akan tetapi kekuatan
diganti dengan peluang, sedangkan kelemahan diganti dengan ancaman. Hasil
penghitungan EFAS terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Penghitungan EFAS Usaha Keripik Talas Cap Mbak Tum
Faktor-Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Score
Peluang (Opportunities)
Pangsa pasar yang luas 0,20 4 0,80
Nama produk telah dikenal di
0,20 3 0,60
pasaran
Harga yang bervariasi 0,13 4 0,53
Adanya pengecer akan meningkatkan
0,20 3 0,60
penjualan
Memanfaatkan media sosial untuk
0,13 4 0,53
memasarkan produk
Menjadi salah satu produk unggulan 0,13 4 0,53
Sub Total 1,00 3,47
Ancaman (Threats)
Jumlah kompetitor yang banyak 0,30 2 0,60
Biaya distribusi yang tinggi 0,20 1 0,20
Belum memiliki Hak paten 0,20 2 0,40

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


6 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

Daya beli masyarakat menurun akibat


0,30 1 0,30
Pandemi covid-19
Sub Total 1,00 1,50
Sumber : Data Primer Olah
Berdasarkan pada tabel 4.6 di atas, faktor-faktor peluang
(opportunities) mempunyai nilai skor sebesar 3,47 dan yang menunjukkan
bahwa peluang yang mempunyai pengaruh besar terhadap pemasaran keripik
talas Cap Mbak Tum adalah Pangsa pasar yang luas dengan nilai score 0,80.
Industri rumah tangga Cap Mbak Tum memiliki pelanggan tetap yang selalu
memesan stik talas Mbak Tum dalam jumlah besar. Industri rumah tangga Cap
Mbak Tum tak hanya dipasarkan di beberapa warung yang ada di sekitarnya,
tetapi juga ke supermarket besar yang ada di Kalimantan Barat. Sedangkan
faktor-faktor ancaman (threats) mempunyai nilai skor sebesar 1,50. Faktor
ancaman yang paling besar terhadap pemasaran keripik talas cap Mbak Tum
adalah Jumlah kompetitor yang banyak dengan nilai score sebesar 0,60.
Dengan banyaknya saingan industri rumah tangga Cap Mbak Tum harus dapat
mengikuti perkembangan pasar, pelaku usaha tidak bisa mengalahkan trend
tanpa mengikuti trend itu sendiri. Pada umumnya, para konsumen akan selalu
tertarik dan memiliki perhatian lebih kepada perkembangan tren baru. Oleh
karena itu, secara tidak langsung pelaku usaha juga bisa mengetahui minat para
konsumen saat ini.
Dari nilai skor tersebut menunjukkan bahwa upaya penentuan strategi
bersaingnya keripik talas Cap Mbak Tum mempunyai peluang yang cukup
besar dibandingkan ancaman yang akan timbul. Untuk menentukan sumbu Y
dalam analisis SWOT maka dilakukan pengurangan antara total score peluang
dan total score ancaman yaitu sebagai berikut : Y = 3,47 – 1,50 = 1,97. Nilai
sumbu Y dalam diagram SWOT pemasaran keripik talas cap Mbak Tum
berdasarkan hasil kuesioner adalah sebesar 1,97.

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


7Sulistio– Strategi Pemasaran Keripik Talas..........................................................................................

Peluang
(Opportunities)

Kuadran II Kuadran I
Mendukung Strategy Turn Mendukung Strategy Agresif
Arround

 1,83, 1,97

Kelemahan Kekuatan
(Weakness) (Strengths)

Kuadran IV
Kuadran III Mendukung Diversification
Mendukung Defensif Strategy

Ancaman
(Threats)

Gambar 4.2 Posisi Strategi Pemasaran Keripik Talas Cap Mbak Tum
Sumber : Olah Data Primer
Berdasarkan perhitungan faktor-faktor dari matriks IFAS dan EFAS, maka
dihasilkan sumbu X yaitu merupakan hasil pengurangan antara faktor kekuatan dan
faktor kelemahan dari lingkungan internal yaitu sebesar 1,83 dan nilai sumbu Y
merupakan hasil pengurang dari faktor peluang dan faktor ancaman dari lingkungan

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


8 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

eksternal yaitu sebesar 1,97. Sehingga hasil tersebut dapat digambarkan dalam
diagram SWOT seperti ditunjukkan pada gambar 4.1.
Menurut (Rangkuti, 2015) penelitian menunjukkan bahwa kinerja usaha dapat
dipengaruhi oleh kombinasi faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut
harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT merupakan singkatan dari
lingkungan internal strength dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities
dan threats yang dihadapi di dunia bisnis.
Dari gambar di atas, menunjukkan bahwa strategi pemasaran keripik talas Cap
Mbak Tum berada pada posisi kuadran I, yaitu dimana perusahaan berada dalam
situasi yang sangat menguntungkan karena memiliki peluang dan kekuatan yang telah
dimiliki. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan yang agresif.

B. Analisis Matriks SWOT


Memperhatikan kekuatan kunci yang telah diuraikan di atas dalam rangka
mewujudkan pemasaran keripik talas Cap Mbak Tum kearah yang lebih maju dan dapat
bersaing dengan usaha lain, dengan peluang yang ada dimanfaatkan secara efektif dan
efisien, maka harus dilakukan tindak lanjt dengan menghubungkan dan menyusun setiap
kombinasi indikator SWOT, sehingga mempermudah langkah dalam perumusan
alternative strategi selanjutnya.
Berdasarkan hasil identifikasi lingkungan internal dan lingkungan eksternal, dapat
diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi perusahaan. Dalam penelitian
ini, analisa SWOT dapat digunakan untuk mengetahui strategi apa yang seharusnya
diterapkan oleh industri rumah tangga Cap Mbak Tum dalam memanfaatkan peluang
pasar melalui analisis terhadap faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha
industri rumah tangga Cap Mbak Tum.
Berdasarkan tabel matrik SWOT menurut (Rangkuti, 2015), maka diperoleh hasil
analisis SWOT strategi pemasaran industri rumah tangga Cap Mbak Tum adalah sebagai
berikut:

Tabel 4.9 Matriks SWOT Keripik Talas Pada Industri Rumah Tangga Cap
Mbak Tum
Strengths (S) Weaknesses (W)
IFAS 1. Telah memiliki 1. Proses produksi
izin usaha. dalam jumlah besar
2. Produk sudah membutuhkan banyak
memiliki lebel halal. SDM.
3. Rasa yang enak. 2. Belum memiliki
4. Produk tanpa Standar Nasional
pengawet Indonesia (SNI).
5. Kemasan yang 3. Harga bahan
bervariasi. baku tidak stabil.
6. Proses pengolahan 4. Lokasi yang
higienis dan kemasan kurang strategis.
praktis 5. Sulit untuk

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


9Sulistio– Strategi Pemasaran Keripik Talas..........................................................................................

7.
Harga terjangkau membangun citra
EFAS di kalangan masyarakat merek yang kuat.
luas. 6. Kurangnya
8. Tempat produksi promosi.
adalah milik pribadi.
9. Pemasaran produk
yang lebih luas.
Opportunities (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Pangsa pasar 1. Optimalisasi dan 1. Meningkatkan promosi
yang luas memanfaatkan peran dengan penggunaan
2. Nama produk Pemerintah dan teknologi infomasi
telah dikenal di teknologi informasi (W1, W6, O1, O2,
pasaran untuk memasakan O,5,O6)
3. Harga yang produk yang lebih luas 2. Mengupayakan modal
bervariasI (S1, S2, S6, S9, O2, O5) melalui kerjasama
4. Adanya 2. Mengoptimalkan tenaga dengan Pemerintah
pengecer akan kerja untuk (W2, W3, O3)
meningkatkan meningkatkan kualitas 3. Menerapkan sistem
penjualan. produk unggulan dan informasi manajemen
5. Memanfaatkan memperluas pasar (S3, (W1, W4, W5, O4,
media sosial untuk S4, S5, S8, O1, O4, O6) O5)
memasarkan produk. 3. Harga produk lebih
6. Menjadi salah bervariasi dibandingkan
satu produk unggulan dengan harga pesaing
yang lain dengan produk
sejenis, sehingga dapat
menarik pelanggan
untuk membeli produk
yang ditawarkan.
(S7, O3)

Threats (T) Strategi S-T Strategi W-T


1. Jumlah 1. Membuat manajemen 1. Melakukan
kompetitor yang usaha yang baik dalam pengembangan atau
banyak menjalankan industri disertivikasih produk
2. Biaya distribusi rumah tangga (S1. S2. untuk menghadapi
yang tinggi. T3) barang subtitusi yang
3. Belum memiliki 2. Tetap mempertahankan tinggi (W1, W2, W3,
Hak paten. kualitas produk yang W4, W5, W6, T1,
4. Daya beli baik (S3, S4, S5, S6, T2,T3,T4)
masyarakat menurun S7, S8, S9, T1, T2, T4)
akibat Pandemi covid-

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


10 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

19
Sumber : Olah Data Primer
(Rangkuti, 2015) mengatakan analisis SWOT digunakan untuk membuat
keputusan tentang sasaran pemasaran dan strategi pemasaran yang telah dilakukan
audit pemasar guna mengetahui posisi unit usaha yang dilakukan. SWOT adalah
singkatan dari lingkungan Intern Strengths dan Weaknesses serta lingkungan
ekstern Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT
membandingkan antara faktor eksternal Peluang (opportunities) dan Ancamanan
(threats) dengan faktor internal Kekuatan (strengths) dan Kelemahan
(weaknesses). Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang
menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam pemasaran
keripik talas pada industri rumah tangga Cap Mbak Tum, maka diperoleh beberapa
alternatif strategi yang dapat dipertimbangkan, antara lain:
1. Strategi S-O
Strategi S-O (Strength-Opportunity) atau strategi kekuatan-peluang
adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan
peluang eksternal. Alternatif strategi S-O yang dapat dirumuskan adalah :
a. Optimalisasi dan memanfaatkan peran Pemerintah dan teknologi informasi
untuk memasakan produk yang lebih luas
Pemanfaatan teknologi dilakukan agar memudahkan pelaku usaha,
kemudahan yang didapat dari penerapan teknologi informasi juga tentunya
dapat memberikan dampak yang lebih luas dari hanya sebuah opsi penjualan.
Khusus di era pandemi sekarang ini, dapat dengan mudah diakses melalui
jaringan internet pada gadget masing-masing. Penggunaan teknologi
informasi ini tentu akan membawa keuntungan bagi usaha keripik talas Cap
Mbak Tum, karena produknya dapat dikenal luas sehingga akan
meningkatkan potensi laku.
b. Mengoptimalkan tenaga kerja untuk meningkatkan kualitas produk unggulan
dan memperluas pasar
Mengotimalkan tenaga kerja dalam meningkatkan kualitas produk.
Ketrampilan tenaga kerja diharapkan mampu menghasilkan variasi produk
unggulan yang lebih menarik dan bervariasi. Selain itu strategi pemasaran
produk adalah kegiatan yang dapat membantu memperkenalkan produk
secara luas. Seperti yang kita tahu bahwa media sosial (social media) adalah
alat pemasaran yang efektif karena hampir semua orang aktif
menggunakannya. Media sosial adalah jenis pemasaran online membantu
perusahaan untuk berinteraksi secara luas dengan berbagai kalangan.
c. Harga produk lebih bervariasi dibandingkan dengan harga pesaing yang lain
dengan produk sejenis, sehingga dapat menarik pelanggan untuk membeli
produk yang ditawarkan.
Seorang pengusaha harus menerapkan strategi bersaing yang tepat agar
perusahaan bisa terus berkembang dan dapat mencapai target omset
usahanya. Strategi yang tepat adalah strategi dimana pengusaha bisa
membaca peluang yang ada,dengan membuat sesuatu yang berbeda dengan

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Sulistio– Strategi Pemasaran Keripik Talas..........................................................................................
11

yang lain, dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau, dengan
harapan konsumen dapat tetap loyal terhadap produk yang ditawarkan
sehingga omset penjualan pun akan meningkat.
2. Strategi W-O
Strategi W-O (Weakness-Opportunity) atau strategi kelemahan-peluang
adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan yang ada untuk memanfaatkan
peluang eksternal. Alternatif strategi W-O yang dapat dirumuskan adalah :
a. Meningkatkan promosi dengan penggunaan teknologi infomasi
Hingga saat ini hanya sedikit pengusaha keripik talas yang
memperhatikan media promosi dalam memasarkan keripik talasnya, dengan
tidak adanya merk dalam setiap bungkus keripik talas. Merk sebenarnya
sangat penting untuk mengenalkan produk keripik talas, yang dapat diberikan
informasi tentang asal keripik talas dibuat dan alamat yang dapat dihubungi
sewaktu-waktu saat konsumen menginginkan pesanan, juga dapat sebagai
pelayanan konsumen sehingga pengusaha mendapat saran dan kritik yang
membangun langsung dari konsumen. Merk juga menegaskan bahwa ada
jaminan mutu dari pengusaha keripik talas terhadap produk keripik talas yang
dibuat. Saat keripik talas dibeli dan dibawa konsumen dari luar daerah, merk
dapat menjadi identitas produk, sehingga konsumen yang telah mengetahui
rasa dan kualitas keripik talas dapat mengetahui pula asal keripik talas ini.
Imbas yang didapat dari pemberian merk ini adalah keripik talas Cap Mbak
Tum semakin dikenal masyarakat luas, sehingga pengusaha tidak
mengeluarkan biaya tambahan untuk promosi karena banyak orang sudah
mengetahui keripik talas Cap Mbak Tum.
b. Mengupayakan modal melalui kerjasama dengan Pemerintah
Sulitnya suatu usaha berkembang disebabkan oleh keterbatasan dalam
permodalan, sehingga usaha yang dijalankan tidak bisa terus dikembangkan
lebih besar hanya sebatas mengelola modal yang dimiliki seadanya. Sehingga
membutuhkan peran pemerintah untuk mengupayakan modal.
c. Menerapkan sistem informasi manajemen
Potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan
perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu
mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam
menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang
dan berkelanjutan.
3. Strategi S-T
Strategi S-T (Strength-Threat) atau strategi kekuatan-ancaman adalah
strategi untuk mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam
menghindari ancaman. Alternatif strategi S-T yang dapat dirumuskan adalah :
a. Membuat manajemen usaha yang baik dalam menjalankan industri rumah
tangga
Untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan, manajemen
perlu memperhatikan dua faktor pokok, yaitu faktor eksternal yang tidak
terkontrol oleh perusahaan, dan faktor internal yang sepertinya berada dalam

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


12 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

kendali perusahaan. Faktor eksternal merupakan lingkungan bisnis yang


melingkupi operasi perusahaan yang dari padanya muncul peluang dan
ancaman bisnis. Faktor ini mencakup lingkungan industri, dan lingkungan
bisnis makro, ekonomi politik, hukum, teknologi, kependudukan, dan asal
budaya.
b. Tetap mempertahankan kualitas produk yang baik
Kualitas produksi keripik talas merupakan hal yang sangat penting bagi
pengusaha keripik talas Cap Mbak Tum karena sangat berkaitan dengan
kepercayaan konsumen terutama yang terdapat di luar daerah, jika konsumen
merasa tidak puas maka dengan mudah konsumen berpindah ke produk dari
daerah lain. Menjaga kualitas keripik talas dengan tidak merubah takaran
bumbu dan bahan serta proses produksi yang telah terjaga hingga saat ini,
juga pemilihan bahan baku berkualitas yang tepat untuk membuat keripik
talas. Kualitas yang terjaga membuat konsumen dari berbagai daerah tertarik,
tidak hanya konsumen di Kalimantan Barat sendiri, sehingga perlu
memperluas pemasaran hingga keluar daerah agar lebih banyak konsumen
dapat menikmati keripik talas Cap Mbak Tum. Peran pemasar sangat penting
dalam pemasaran hingga keluar daerah, karena pengusaha sendiri belum
mampu memasarkan lebih jauh karena berbagai keterbatasan. Pengusaha
harus memiliki jaringan pemasaran yang baik sehingga tanpa kemana-mana,
pemasar sudah menyebarkan keripik talas ke berbagai daerah.
4. Strategi W-T
Strategi W-T (Weakness-Threat) atau strategi kelemahan-ancaman
adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan internal dan menghindari
ancaman eksternal. Alternatif strategi W-T yang dapat dirumuskan adalah :
a. Melakukan pengembangan atau disertivikasih produk untuk menghadapi
barang subtitusi yang tinggi
Dengan banyaknya saingan industri rumah tangga Cap Mbak Tum
harus dapat mengikuti perkembangan pasar, pelaku usaha tidak bisa
mengalahkan trend tanpa mengikuti trend itu sendiri. Pada umumnya, para
konsumen akan selalu tertarik dan memiliki perhatian lebih kepada
perkembangan tren baru. Oleh karena itu, secara tidak langsung pelaku usaha
juga bisa mengetahui minat para konsumen saat ini. Agar bisa bertahan,
bisnis pun perlu beradaptasi dan mengubah strategi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Internal dan Eksternal pada industri rumah tangga
Cap Mbak Tum di Kota Pontianak berada pada sel dimana perusahaan berada dalam
situasi yang sangat menguntungkan karena memiliki peluang dan kekuatan yang
telah dimiliki. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Sulistio– Strategi Pemasaran Keripik Talas..........................................................................................
13

kebijakan yang agresif. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam memasarkan
keripik talas pada industri rumah tangga Cap Mbak Tum di Kota Pontianak adalah :
1) Memaksimalkan strategi pemasaran untuk menyasar pasar lebih luas; 2)
Pengusaha memberi merk untuk media promosi terutama saat keripik talas dibeli dan
dibawa konsumen dari luar daerah; 3) Harus dapat mengikuti perkembangan pasar,
pelaku usaha tidak bisa mengalahkan trend tanpa mengikuti trend itu sendiri.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pemasaran keripik talas pada industri
rumah tangga Cap Mbak Tum di Kota Pontianak, dapat diberikan saran sebagai berikut
1. Bagi Perusahaan
a. Tetap menjaga hubungan baik dengan konsumen sehingga konsumen semakin loyal
dengan produk kita.
b. Menggunakan media internet sebagai alat untuk mempromosikan produk untuk
meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan menggunakan
atau menambah indikator yang tidak ada dalam penelitian ini dengan judul yang sama tapi
menggunakan matriks – matriks yang lainnya selain SWOT.

DAFTAR PUSTAKA

Galavan. (2011). Doing Business Strategy. Dublin: Oak Tree Press.


Rangkuti, F. (2015). Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis Cara Perhitungan
Bobot, Rating dan OCAI. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Soekartawi. (1991). Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
Tambunan. (1999). Perkembangan Industri Kecil di Indonesia. Jakarta: PT. Mukhtiar Widia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1984. (n.d.). Tentang Perindustrian.
Galavan. (2011). Doing Business Strategy. Dublin: Oak Tree Press.
Rangkuti, F. (2015). Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis Cara Perhitungan
Bobot, Rating dan OCAI. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Soekartawi. (1991). Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
Tambunan. (1999). Perkembangan Industri Kecil di Indonesia. Jakarta: PT. Mukhtiar Widia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1984. (n.d.). Tentang Perindustrian.

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)

You might also like