You are on page 1of 19

IBM UNTUK PETANI SAYUR PENGOLAHAN

KRIPIK TERONG DAN WORTEL DI DESA


LANJAN KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN
SEMARANG

Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida

Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang


Email: dianwisika@yahoo.com

Abstract. Agriculture-based business development efforts is crucial carried out in support of public welfare. One of
the agricultural products which have the potential to be developed towards an industrial scale are fruits and vegetables.
During this time, farmers only sell fruit and vegetables in the form of raw products, and product diversification are less
in touch. So far, farmers also simply be a price taker, where they do not have the strength in pricing. This causes farmers
sometimes manipulated by middlemen, especially when the harvest is abundant. Therefore, it takes effort and innovation
to cultivate fruit and vegetables to be more durable, has a high economic value and improve the welfare of farmers. The
purpose of this service is: (1) provide training on making chips eggplants and carrots; (2) facilitate the use of freezing-
frying machines; (3) help the vegetable farmers in assessing the feasibility of making chips eggplants and carrots (4)
facilitate and assist farmers in accessing capital loans to financial institutions (5) business assistance. The methods used in
service activities are 1) a method of action which the servants of training the production of chips eggplant and vegetables,
2) methods of assistance where efforts procurement of machines, access to capital and feasibility studies done here and,
3) the method of supervision, which in the method The servant evaluate and solve problems encountered while running
a business. After the service is implemented, is expected to solve the existing problems so as to support the promotion of
the local economy and local vegetable growers.

Keywords: chips, eggplant, carrot, freezing-frying.

Abstrak. Upaya pengembangan usaha berbasis pertanian sangat penting dilaksanakan dalam mendukung kesejahteraan
masyarakat. Salah satu produk pertanian yang memiliki potensi untuk dikembangkan ke arah skala industri adalah buah
dan sayur. Selama ini, petani hanya menjual produk buah dan sayur dalam bentuk produk mentah, dan kurang dalam
sentuhan diversifikasi produk. Selama ini petani juga hanya menjadi price taker, dimana mereka tidak memiliki kekuatan
dalam penentuan harga. Hal tersebut menyebabkan petani terkadang dipermainkan oleh tengkulak, terutama saat panen
melimpah. Oleh karena itu diperlukan usaha dan inovasi untuk mengolah buah dan sayuran agar lebih tahan lama,
memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Tujuan pengabdian ini adalah: (1)
memberikan pelatihan pembuatan kripik terong dan wortel ; (2) memfasilitasi penggunaan mesin freezing-frying; (3)
membantu masyarakat petani sayur dalam mengkaji kelayakan usaha pembuatan kripik terong dan wortel (4) memfasilitasi
dan membantu petani dalam mengakses kredit modal pada lembaga keuangan (5) pendampingan usaha. Adapun metode
yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah 1) metode aksi dimana pengabdi memberikan pelatihan produksi
kripik terong dan sayur, 2) metode pendampingan dimana upaya pengadaan mesin, akses modal dan studi kelayakan
usaha dilakukan disini dan, 3) metode supervisi, dimana dalam metode ini pengabdi mengevaluasi dan memecahkan
permasalahan yang dihadapi saat usaha berjalan. Setelah pengabdian ini dilaksanakan, diharapkan mampu memecahkan
permasalahan yang ada sehingga dapat menunjang peningkatan ekonomi masyarakat petani sayur dan daerah setempat.

Kata Kunci: kripik, terong, wortel, freezing-frying.

128
129

PENDAHULUAN nilai ekonomis yang lebih tinggi dan mempu


meningkatkan kesejahteraan petani.
Negara Indonesia dikenal sebagai Inovasi pengolahan produk yang
negara agraris yang memiliki kekayaan diusulkan adalah dengan metode “freezing-
sumberdaya alam, terutama dari hasil frying”. Metode ini merupakan salah satu
pertanian. Sektor pertanian berperan penting bentuk inovasi dalam bidang rekayasa produk.
dalam pembangunan ekonomi Indonesia Usaha perekayasaan model tersebut ditujukan
dengan kontribusi dalam PDB 2011 sebesar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang
14,7 persen, menempati posisi kedua setelah selalu mengharapkan perbaikan produk.
sektor industri pengolahan (Kompas.com). Lanjan adalah nama salah satu desa yang
Sebagai motor penggerak pembangunan terletak di kecamatan Sumowono, kabupaten
pertanian di Indonesia, upaya pengembangan Semarang. Desa Lanjan terdiri dari 7 dusun,
agroindustri sangat penting dilaksanakan. yaitu Dusun Lanjan, Dusun Tegal Roto,
Hal ini mencakup beberapa tujuan, yaitu: (a) Dusun Larangan, Dusun Kalibanger, Dusun
menarik dan mendorong munculnya industri Susukan, Dusun Jambon, dan Dusun Ngelo.
baru disektor pertanian, (b) menciptakan Sebagian besar penduduk desa ini bermata
struktur perekonomian yang tangguh, (c) pencaharian sebagai petani. Hasil pertanian
menciptakan nilai tambah dan (d) menciptakan utama dari daerah ini adalah sayuran, selain
lapangan kerja dan memperbaiki pembagian dari padi dan palawija. Sayuran yang banyak
pendapatan (Soekartawi, 2000). Sektor ditemui didaerah ini adalah terong dan wortel.
industri, terutama industri pengolahan hasil Hampir disetiap lahan pertanian kita jumpai
pertanian merupakan sektor yang memberikan dua komoditas tersebut. Saat panen raya
nilai tambah pada produk pertanian primer. produksi sayur di desa ini sangat melimpah,
Secara nasional sektor industri kecil adalah sehingga menyebabkan harga sayur tersebut
penyerap tenaga kerja terbesar berdasarkan sangat rendah. Untuk terong harganya bisa
skala usaha dibandingkan dengan sektor mencapai hanya Rp
industri menengah dan besar yaitu sebesar 500,00 per kilogramnya. Sedangkan
78.994.872 orang tenaga kerja pada tahun untuk wortel harga terendah di tingkat petani
2008 dan 80.933.384 orang tenaga kerja pada saat penen raya bisa mencapai hanya Rp
tahun 2009 (BPS, 2010). 800,00 per kilogramnya. Biasanya petani
Produk pertanian yang memiliki potensi hanya menjual produk tersebut dalam bentuk
untuk dikembangkan ke arah skala industri terong atau wortel segar tanpa olahan.
adalah buah dan sayur. Buah dan sayuran Mengingat sayuran tidak bisa bertahan lama,
merupakan produk yang tidak tahan lama dan petani tidak punya pilihan lain untuk menjual
memiliki harga yang relatif rendah. Selama ini, produk yang dihasilkan saat itu juga. Sehingga
petani hanya menjual produk buah dan sayur harga yang didapatkan sangatlah rendah.
dalam bentuk produk mentah tanpa adanya Ketergantungan petani terhadap tengkulak
diversifikasi produk. Selama ini petani juga juga sangatlah tinggi. Hampir sebagian besar
hanya menjadi price taker, dimana mereka petani menjual produk sayurnya kepada
tidak memiliki kekuatan dalam penentuan para tengkulak. Melihat fenomena tersebut
harga. Hal tersebut menyebabkan petani diperlukan suatu upaya untuk mengatasi
terkadang dipermainkan oleh tengkulak, masalah tersebut. Salah satu upaya yang dapat
terutama saat panen melimpah. Oleh karena dilakukan adalah melakukan diversifikasi
itu diperlukan suatu usaha dan inovasi untuk produk seperti keripik agar sayuran yang
mengolah buah dan sayuran agar memiliki dihasilkan dapat bertahan lama dan memiliki

IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
130

nilai jual tinggi. Harga jual kripik terong METODE


dan wortel bisa mencapai Rp.80.000,00
per kilogramnya. Untuk mendapatkan 1kg Sebagai tindaklanjut dari rekomendasi
keripik buah dan sayur rata-rata memerlukan kajian yang telah dikemukakan diatas,
buah dan sayur sebanyak 4 kg. Selain itu maka dilakukan kegiatan aksi penguatan
keripik buah juga memiliki kandungan gizi ekonomi masyarakat lokal yang diarahkan untuk
yang sangat baik untuk kesehatan sehingga peningkatan kesejahteraan masyarakat.
layak untuk dikembangkan. Dengan usaha Hal ini menyiratkan prinsip keberlanjutan
tersebut diharapkan mampu memperbaiki dan (sustaiability) yang menguntungkan secara
meningkatkan perekonomian petani sayur. ekonomi dan dapat dipertanggungjawabkan
Adapun beberapa tujuan yang ingin secara ekologis (ramah lingkungan).
dicapai dalam kegiatan pengabdian ini adalah Sedangkan prinsip partisipasi diwujudkan
sebagai berikut: (1) memberikan pelatihan dengan melibatkan masyarakat lokal sebagai
pembuatan kripik terong dan wortel; (2) subyek aksi. Dalam hal ini pembentukan
memfasilitasi penggunaan mesin freezing- usaha melalui pemberian pelatihan,
frying; (3) membantu masyarakat petani sayur pendampingan dan pemantauan dapat
dalam mengkaji kelayakan usaha pembuatan dilakukan kepada masyarakat / petani yang
kripik terong dan wortel; (4) memfasilitasi ditujukan untuk membantu masyarakat /
dan membantu petani dalam mengakses petani dalam merintis usaha.
kredit modal pada lembaga keuangan; (5) Kegiatan aksi dilaksanakan di Desa
melakukan pendampingan usaha. Adapun Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten
target dan luaran dari kegiatan pengabdian ini Semarang. Secara teknis pelaksanaan
diuraikan pada tabel 1. pengabdian ini dilakukan melalui beberapa
metode.

Tabel 1. target dan luaran

NO Uraian Opsi * Target dan Luaran


1 Hasil produk olahan Pilihan Penguasaan petani terhadap
kripik terong dan wortel () pengolahan terong dan wortel menjadi
keripik
2 Penggunaan mesin Pilihan Membantu penyewaan mesin
freezing-frying () freezing-frying
3 Pengkajian kelayakan Pilihan Adanya kajian kelayakan usaha
usaha pembuatan kripik terong () pembuatan kripik terong dan wortel yang
dan wortel akan didirikan petani sayur
4 Membuka akses kredit Pilihan Menghubungkan petani dengan
usaha () lembaga keuangan sebagai penyedia kredit
usaha

3 Publikasi ilmiah Pilihan Direncanakan ada publikasi pada


terakreditasi di tingkat () jurnal nasional terakreditasi untuk topik
internasional dan yang relevan. Jurnal tujuan direncanakan di:
/nasional “Economic Journal of Emerging Market”,
Universitas Islam Indonesia (UII).
6 Buku ajar di bidang Pilihan Pola pemberdayaan dalam
IPTEKS yang diterbitkan dan () pengolahan buah sayur (Buku Ajar berbasis
beredar secara nasional dan Riset) untuk MK. Ekonomi Pertanian &
digunakan sebagai bahan ajar Ekonomi Kelembagaan.

Rekayasa Vol. 13 No. 2, Desember 2015


131

Untuk mencapai tujuan yang pertama, di masyarakat dan bukan pada output
kegitan yang dilakukan adalah melakukan pelatihan. Sedapat mungkin pendamping
pelatihan pembutan kripik terong dan wortel memberi respon terhadap beberapa keluhan
melalui metode freezing-frying. Langkah- dan mencari penyelesaian terhadap berbagai
langkah untuk kegiatan pelatihan selanjutnya adalah hambatan yang dihadapi masyarakat dalam
persiapan yang meliputi kegiatan sebagai mengembangkan usahanya. Dari catatan harian
berikut: 1) Penyiapan modul/ panduan pelatihan, aktivitas pendamping selama tinggal bersama
penentuan waktu pelatihan, penyediaan masyarakat, kemudian menjadi instrumen
mesin freezing-frying; 2) Menghubungi penting dalam menemukan berbagai pelajaran
kelompok-kelompok tani yang akan diberikan (lesson learned).
pelatihan mengenai persetujuan waktu, tanggal, Selama pendampingan terhadap masyarakat
dan tempat, serta penjaringan peserta pelatihan, lokal, metode yang dilakukan oleh
3) Menyiapkan alat dan bahan pelatihan pendamping antara lain melalui metode diskusi
antara lain editing dan perbanyakan modul bersama anggota masyarakat maupun para
pelatihan; pengadaan alat dan bahan sesuai aparat desa. Melalui kegiatan diskusi tersebut
dengan kebutuhan setiap jenis pelatihan. diharapkan dapat ditangkap informasi mengenai
Peserta pelatihan yang mengikuti kegiatan kendala-kendala yang dihadapi ataupun faktor-
aksi ini berjumlah sekitar 50 - 100 orang, faktor pendorong dalam implementasi kegiatan
yang berasal dari warga Desa Lanjan. Metode aksi penguatan ekonomi.
pelatihan yang digunakan berupa pemberian materi Selama tinggal bersama masyarakat lokal,
di kelas dan dilanjutkan dengan praktek bersama pendamping melakukan komunikasi dan
dan / atau peragaan oleh instruktur. Dalam koordinasi dengan tim aksi / tenaga ahli.
pelaksanaan pelatihan personel yang terlibat Berbagai temuan atau masalah di lapang
antara lain pelatih atau instruktur lokal maupun dikonsultasikan untuk memberikan follow up
yang didatangkan dan tenaga ahli tim ekonomi, selanjutnya. Secara berkala tim / tenaga ahli turun
asisten tim, asisten lokal, pendamping, panitia ke desa-desa guna meninjau secara langsung
lokal, dan peserta pelatihan. bagaimana perkembangan di lapang sekaligus
Untuk tujuan membantu masyarakat dalam memonitor dan memberikan pengarahan
mengembangkan aksi-aksi penguatan ekonomi terhadap kegiatan yang dilakukan pendamping.
dan mengetahui sejauh mana implementasi Setelah kegiatan pendampingan berakhir,
hasil pelatihan yang diberikan di tingkat supervisi tetap dilakukan untuk mengetahui
masyarakat lokal, maka dilakukan kegiatan bagaimana keberlanjutan program yang
pendampingan. Fungsi dari pendamping dilakukan atas inisiatif masyarakat sendiri.
adalah untuk merekam/ mencatat respon, faktor- Kinerja lembaga pengabdian kepada
faktor yang menjadi kendala dan pendorong bagi masyarakat dalam kegiatan PPM
keberlanjutan program, dan aspirasi masyarakat LP2M Unnes selama ini telah
dalam kaitan antara aksi ekonomi dengan aspek melakukan pengelolaan kegiatan Pengabdian
konservasi. Selain itu, pendampingan kepada Masyarakat dengan kinerja yang
bertujuan memfasilitasi masyarakat petani bagus. Hal tersebut setidaknya dapat dilihat
dalam penyediaan alat produksi, modal dan dari jumlah pengabdian masyarakat yang
evaluasi kelayakan masing-masing usaha. telah dikelola dengan hasil yang dapat
Dalam hal ini, pelatihan merupakan dipertanggungjawabkan dari sisi akuntabilitas
alat penelitian bagi pendamping dengan dan kemanfaatan program tersebut bagi
penekanan pada proses yang berlangsung masyarakat, dosen, dan mahasiswa.

IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
132

Tabel 2.Jumlah Judul Kegiatan Pengabdian kesejahteraan masyarakat. Demikian


Kepada Masyarakat pula kegiatan ini juga mampu mendorong
Tahun Jumlah Judul
mahasiswa untuk mempunyai kepdulian
2008 143
masyarakat yang tinggi dengan dilibatkannya
2009 367
mereka dalam kegiatan Pengabdian kepada
2010 170
Masyarakat ini.
2011 172
Dalam tabel 4 terlihat data yang lebih
2012 270 rinci terkait dengan keterlibatan dosen dalam
berbagai jenis kegiatan Pengabdian kepada
Sumber: Data LP2M Unnes diolah, 2012 Masyarakat selama tahun 2012. Jenis yang
paling banyak dilakukan adalah pengabdian
Dalam tabel 2 terlihat jumlah judul dosen yang dilakukan secara swadaya, yaitu
kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat sebanyak 214 judul. Khusus program IbM dan
selama lima tahun terakhir, yaitu dari tahun IbIKK pada tahun 2012 telah dilaksanakan
2008 hingga 2012. Dalam tiga tahun terakhir sebanyak 10 judul program.
menunjukkan peningkatan jumlah judul
kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Tabel 4. Jumlah Judul dan Keterlibatan
yang akhirnya dapat direalisasikan di tengah- Dosen pada Pengabdian Kepada
tengah masyarakat. Masyarakat 2012
Tabel 3 menunjukkan rincian Keterangan Jumlah
pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Pengabdian Dosen 214
Masyarakat selama tahun 2012. Dari usulan Pengabdian Mahasiswa 30
proposal yang masuk sebanyak 461, hanya Pengabdian Pusat 8
sebanyak 270 judul yang disetujui dan IbM dan IbIKK 10
diselesaikan dengan baik. KKN-PPM 1
PM-PMP 7
Tabel 3. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Jumlah 270
Kepada Masyarakat Tahun 2012
Sumber: LP2M Unnes diolah, 2012

Keterangan Jumlah
Rencana Kegiatan Pengabdian Kepada 461
Adapun jenis kepakaran yang dibutuhkan
Masyarakat (Judul/Kegiatan) dalam kegiatan pengabdian ini adalah bidang
Penyelesaian Kegiatan Pengabdian 270 pertanian, teknologi pangan dan ekonomi
Kepada serta akses terhadap pengusaha. Berikut
Masyarakat (Judul/Kegiatan)
beberapa personil yang memiliki keahlian
Jumlah Dosen yang Terlibat 806
sesuai yang dibutuhkan dalam kegiatan ini
Jumlah Mahasiswa yang Terlibat 81
Sumber: Data LP2M Unnes diolah, 2012
dapat dilihat pada tabel 5.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari data tersebut terlihat mekanisme
seleksi yang dilakukan atas kegiatan ini Kawasan Sumowono merupakan
sangat ketat. Kegiatan Pengabdian kepada daerah pengembangan kawasan agropolitan
Masyarakat ini juga telah mampu melibatkan berdasarkan Program Nasional Departemen
jumlah dosen yang cukup besar, yaitu Pertanian dengan Pemerintah Daerah Tingkat
sebanyak 806 dosen untuk berkiprah I dan Daerah Tingkat II Kabupaten Semarang.
berkontribusi pada program peningkatan Terhitung sejak tahun 2003, delapan desa dari

Rekayasa Vol. 13 No. 2, Desember 2015


133

Tabel 5. jenis kepakaran


Tujuan Pengabdian Keahlian Nama
Pelatihan produksi kripik terong dan wortel Ekonomi Sucihatiningsih / Asih
pertanian Kuswardinah
dan teknologi
pangan
Fasilitas mesin freezing frying Penyediaan CV Dukun Masak
mesin
Pengkajian kelayakan usaha Ekonomi Fafurida

Akses kredit usaha Ekonomi Sucihatiningsih / Fafurida


Pendampingan usaha Semua bidang Sucihatiningsih / Asih
Kuswardinah/ Fafurida

Gambar 1. Kompleks perkatoran wilayah kecamatan Sumowono,


(Sumber: Foto Tim Pengabdi, 2014)

enam belas desa di kecamatan Sumowono, Wilayah Sumowono yang telah


ditetapkan sebagai desa kawasan agropolitan. dicanangkan sebagai kawasan agropolitan
Delapan desa kawasan agropolitan itu sejak tahun 2003 ini, tanah sawah nya tidak
adalah desa Duren, Pledoan, Trayu, Kemitir, menggunakan sistem irigasi teknis. Sistem
Lanjan, Candingaron, Ngadirejo, dan desa irigasi yang yang digunakan yaitu; sistem
Kebonagung. Kecamatan Sumowono irigasi setengah teknis dengan luas lahan
terletak di barat daya dari wilayah kabupaten 200,445 ha, sistem irigasi sederhana dengan
Semarang. Berdasarkan batas wilayah, luas lahan 401,390 ha, dan sistem irigasi
kawasan agropolitan ini dibatasi kabupaten hujan dengan luas lahan sawah 735,125 ha.
Kendal sebelah utara, sebelah timur Selain topografi tanah sawah, sebagian
berbatasan dengan kecamatan Ambarawa dan besar kawasan lahan Sumowono didominasi
kecamatan Jambu, sebelah selatan berbatasan lahan kering. Tercatat lahan tegalan seluas
dengan kabupaten Temanggung, dan sebelah 3.422,93 ha, lahan pekarangan seluas
barat berbatasan dengan karisidenan Kedu. 574,081 ha, hutan seluas 636,005 ha, lahan

IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
134

Gambar 2. Sistem Irigasi Sawah Wilayah Sumowono


Sumber: Diolah dari data Statistik Pertanian Kecamatan Sumowono tahun 2014

Gambar 3. Luas Lahan Pertanian Lahan Kering Wilayah Sumowono


Sumber: Diolah dari data Statistik Pertanian Kecamatan Sumowono tahun 2014

perkebunan seluas 190,000 ha, dan luas seluas 2.536,913 ha, jenis tanah podsolid
lahan yang diperuntukkan lain-lain seluas merah kuning seluas 2.099,036 ha, dan
94,512 ha. Berdasarkan luas lahan pertanian jenis tanah latosol coklat kemerahan seluas
kecamatan Sumowono seluas 5.552,753 ha, 920,250 ha.
terdapat tanah sawah seluas 735,125 ha dan Kecamatan Sumowono secara
lahan kering seluas 4.817,628 ha. administratif terbagi dalam enam belas
Bentuk wilayah kawasan agropolitan desa. Dari enam belas desa tersebut adalah
ini berbentuk bergelombang dengan luas desa Kebonagung, Candingaron, Ngadirejo,
5.228,15 ha, bentuk tanah miring seluas Lanjan, Jubelan, Sumowono, Trayu,
205,395 ha, dan bentuk wilayah datar seluas Kemitir, Duren, Pledokan, Mendongan,
920,250 ha. Dengan benuk wilayah yang Bumen, Losari, Kemawi, Piyanggang, dan
didoninasi seperti gelombang, kawasan desa Keseneng. Jumlah desa di kecamatan
Sumowono ini memiliki tiga jenis tanah. Tiga kawasan agropolitan ini jumlahnya sama
jenis tanah tersebut adalah andosol coklat dengan jumlah desa di kawasan Bringin.

Rekayasa Vol. 13 No. 2, Desember 2015


135

Gambar 4. Topografi Wilayah Sumowono


Sumber: Diolah dari data Statistik Pertanian Kecamatan Sumowono tahun 2014

Gambar 5. Teminal Sumowono, sebagai sarana transportasi dan angkutan yang


menghubungkan komoditas dengan jaringan konsumennya (Sumber:
Foto Tim Pengabdi, 2014)

Walaupun terdapat kesamaan dalam jumlah yang memiliki topogafi bergelombang


desa secara administratif, namun karakteristik berbukit, memiliki hawa sejuk yang cocok
lahan dan iklim pada dua wilayah ini berbeda. untuk pemuliaan komoditi sayuran. Wilayah
Bandingkan dengan karakteristik lahan dan Sumowono tercatat tidak memiliki kedalaman
iklim wilayah Bringin (lihat profil pertanian gambut. Curah hujan pada bulan basah
wilayah Bringin), pH tanah pada wilayah dengan rata-rata pada kisaran 3-6, sedangkan
Sumowono adalah netral yaitu dengan batas pada bulan kering, tingkat cuah hujan pada
ambang 40-59%. Walaupun pH tanahnya juga kisaran yang sama. Kondisi curah
netral, namun tingkat kemiringan lahan lebih hujan ini tidak lepas dari kedekatan lokasi
dominan yaitu dengan tingkat kemiringan dengan gunung Ungaran, dan setiap desa
rata-rata kurang dari 8%. lahan basah memiliki mata air yang cukup
Ketinggian tempat wilayah Sumowono untuk kebutuhan pertanian. Begitu keadaan

IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
136

Gambar 6. Sumber mata air di mengairi lahan sayuran di saat musim tanam ke II
di wilayah Sumowono (Sumber: Foto Tim Pengabdi, 2014)

drainasenya, wilayah komoditi agropolitan Selanjutya pada kawasan perkebunan,


sayur ini kategori sistem drainase baik pada komoditi yang diusahatanikan diantaranya;
delapan desa, draenase buruk pada lima desa, tanaman kopi dan ragam tanaman buah-
dan draenase sedang pada tiga desa. buahan seperti alpokat. Adapun tanaman
Berdasarkan curah hujan tahunan, holtikultura sayur yang berlimpah didominasi
pendekatan MOHR Sumowono memiliki dengan jenis sayuran kolbis, wortel, dan daun
iklim basah (B) dengan hujan tahunan bawang.
berkisar 1.735,2 mm. Sedangkan banyaknya Sumber mata air di wilayah Sumowono
hujan dalam setahun terakhir adalah 103 menurut data PPL Kecamatan Sumowono
hh (Programa Kecamatan Sumowono tahun 2008 berjumlah 58 sumber mata air.
tahun 2008). Berdasarkan data curah hujan Sumber mata air tersebut tersebar di enam
wilayah Sumowono, wilayah ini memiliki belas desa meliputi desa Kebonagung,
bulan basah sebanyak 7 kali, selebihnya Candingaron, Ngadirejo, Lanjan, Jubelan,
adalah bulan kering sebanyak 2 kali dan Sumowono, Trayu, Kemitir, Duren, Pledokan,
bulan lembab sebanyak 3 kali. Suhu Mendongan, Bumen, Losari, Kemawi,
rata-rata Sumowono berkisar 200 C, dan Piyanggang, dan desa Keseneng.
terendah mencapai derajat 13 celcius, serta Pada bagian atas telah dipaparkan
suhu tertinggi pada level 220 celcius. Jika bahwa Sumowono memiliki sistem irigasi
dikaji dari sudut pandang iklim dan potensi yang didominasi setengah teknis. Dengan
agro ekosistem, wilayah Sumowono ini demikian, luas lahan menurut ekosistem,
cocok dengan usaha tani holtikultura, dan wilayah Sumowono dapat dibagi menjadi
sebagian lagi adalah untuk perkebunan dan dua yaitu luas lahan sawah (irigasi, tadah
kehutanan yang berkesinambungan. Varietas hujan, pasang surut) dan luas lahan kering.
komoditi tanaman pangan telah dilestarikan Luas lahan wilayah Sumowono menurut
secara terpola pada masyarakat Sumowono. ekosistem yaitu; sawah irigasi seluas 601,8
Jenis komoditi tanaman pangannya yaitu ha, luas lahan sawah tadah hujan 133,29 ha,
jagung dan ketela rambat serta ketela pohon. sedangkan pada luas lahan sawah pasang surut

Rekayasa Vol. 13 No. 2, Desember 2015


137

Gambar 7. Kebun kobis sebagai pemasok sayuran di pasar agropolitan


Sumowono (Sumber: Foto Tim Pengabdi, 2014)

tidak tersedia. Selanjutnya luas lahan kering Berdasarkan data di atas, guna lahan
wilayah ini terbagi menjdi dua yaitu lahan di wilayah Sumowono sebagian besar untuk
tegal dengan luas 3.422,09 ha dan luas lahan sawah, kebun, dan pekarangan. Dengan
kering pekarangan 475,01 ha. Selanjutnya demikian komoditi tani sayuran, tanaman
luas lahan untuk perhutanan rakyat seluas 638 pangan, dan perkebunan. Dibawah ini
ha dan luas lahan kategori lain-lain adalah adalah data tentang komoditi utama menurut
284,5 ha. Berdasarkan luas lahan menurut subsektor di wilayah Sumowono.
ekosistem, wilayah Sumowono memiliki luas Nilai tawar petani seringkali tidak
total 5.552,753 ha. menentu karena ketidakpastian faktor
Dari kategori luas lahan menurut kestabilan segmen pasar. Pasar sebagai
ekosistem seperti di atas, lahan Sumowono tempat transaksi komoditi hasil tani sebagian
digunakan untuk lima jenis guna lahan. Guna besar di seluruh Indonesia belum memadai.
lahan peringkat teratas yaitu lahan tegal/ Pasar tradisonal sampai sekarang masih setia
kebun/ ladang/ huma dengan luas 3.422,093 sebagai tempat transaksi hasil tani. Rendahnya
ha. Guna lahan peringkat kedua digunakan kreatifitas petani dalam melakukan sentuhan
untuk sawah dengan luas 735,125 ha. Guna hasil taninya, seringkali produk tani jarang
lahan peringkat tiga adalah 575,018 ha dilirik pasar secara luas dan pasar swalayan.
dengan penggunaan lahan untuk pekarangan/ Wilayah Sumowono sejak pada tahun 2003
tanah untuk bangunan dan halaman rumah. telah dicanangkan sebagai tempat pasar
Peringkat selanjutnya adalah lahan yang agropolitan tingkat nasional oleh Departemen
digunakan untuk perkebunan (negara/ swasta) Pertanian Nasional. Walaupun demikian, sulit
seluas 190 ha dan lahan unutk lain- lain dengan sekali memutus rantai pemasaran yang hanya
luas 94,5. Wilayah Sumowono dalam data memihak para pengecer, distributor, bandar,
luas lahan menurut penggunaan tahun 2008, pengumpul, yang masih jauh memihak
tercatat tidak digunakan untuk lahan padang kepentingan petani.
rumput, tambak, kolam/ lebak/ lembang, Menurut data Survei Pasar tahun 2008,
tanah yang sementara tidak diusahakan, dan komoditas tani wilayah Sumowono tercatat
tanah untuk tanaman kayu-kayuan. hanya memiliki prospek pasar di tingkat lokal

IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
138

Gambar 8. Produksi Komoditi Unggulan tanaman pangan wilayah Sumowono

Gambar 9. Produksi Komodotas utama Sayuran Wilayah Sumowono Sumber:


Diolah dari data Progama Penyuluhan Pertanian tahun 214

Gambar 10. Pasar Sumowono, dikenal dengan pasar agropolitan yang didirikan
Departemen Pertanian Nasional pada tahun 2003
(Sumber: Foto Tim Pengabdi, 2014)

Rekayasa Vol. 13 No. 2, Desember 2015


139

Gambar 11. Komoditi, Produksi, dan Prosentase Pasar lokal

Gambar 12. Rantai Pemasaran Komoditas di Wilayah Sumowono

saja, tidak sampai pada prospek pemasaran rantai pemasaran tersebut sifatnya merugikan
secara luas dan swalayan. Dibawah ini petani komoditas karena harga tertinggi
adalah tabel prospek pasar komoditas, pada konsumen tidak langsung dinikmati
produksi, dan prosentase pasar. petani. Dibawah ini adalah gambaran rantai
Komoditi pertanian tanaman pangan, pemasaran komoditi di wilayah Sumowono.
sayuran, dan hasil perkebunan wilayah Berikut merupakan gambaran
Sumowono tidak kurang dari 14 jenis permasalahan pertanian di wilayah
komoditi. Ragam komodiiti tersebut yaitu Sumowono. Pada bagian ini akan dipaparkan
sebagai berikut; padi, jagung, ubi jalar, ubi tiga masalah pertanian wi wilayah Sumowono,
kayu, lombok, buncis, kobis, petsai/sawi, yaitu; masalah yang berhubungan dengan
tomat, wortel, kopi, cengkeh, panili, aren tanaman pangan dan holtikultura, masalah
dan jahe. Berdasarkan pengamatan, rantai yang berhubungan dengan tanaman
pemasaran di wilayah Sumowono dari proses perkebunan, dan masalah yang menyangkut
pemasaran komoditas di atas, tidak ada yang hubungan sosial ekonomi.
mampu memotong rantai pemasaran. Rantai Wilayah Sumowono merupakan kawasan
pemasaran mulai dari pengepul, banda, agropolitan penghasil komoditi sayuran, padi,
pengecer, dan konsumen berjalan rapi. Namun jagung, dan tanaman pangan serta ragam

IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
140

komoditi holtikultura. Menurut Program sebagian besar kelompok tani belum cekatan
Penyluhan pertanian, terdapat lima rumusan dalam menyusun RUB/RUK, (2) sebagian
permasalahan di bidang tanaman pangan dan besar kelompok tani belum memiliki modal
holtikultura. Pertama, produktivitas tanaman dan fasilitas pertanian yang mendukung dan
padi masih di bawah potensi. Produksi padi memadai, (3) kehadiran anggota kelompok
yang dihasilkan saat ini hanya mencapai tani dalam pertemuan masih rendah, (4)
42% yang telah mengimplementasikan sebagian besar petani belum mampu
pupuk berimbang. Kemudian dalam hal merencanakan pengolahan dan pemasaran
pengenaan benih berlabel mencapai 21%. hasil, (5) sebagain besar kelompok tani belum
Serta belum adanya penanganan komoditi melaksanakan panca usaha tani, (6) kelompok
pasca panen. Kedua, produktivitas jagung tani belum mampu membentuk koperasi dan
belum mencapai produksi optimal. Pola tanam asosiasi lembaga tani, serta (7) belum rejalin
petani masih terpatri pada pemupukan yang kemitraan ekonomi antar kelompok tani
tidak seimbang, tercatat baru 40% mereka yang tergabung dalam gapoktan. Demikian
yang melakukan pemupukan berimbang. Hal rumusan masalah pertanian tanaman pangan
senada juga terjadi pada komoditi jagung, dan holtikultura, masalah yang berhubungan
dimana 21% dari petani penanam jagung dengan tanaman perkebunan, dan masalah
yang menggunakan benih berlabel. Ketiga, yang menyangkut hubungan sosial ekonomi,
masih rendanya produktifitas ubi jalar. Petani diwilayah Sumowono.
penanam ubi jalar belum menggunakan Perkembangan dunia industri dibidang
anjuran varietas yang unggul, termasuk sains teknologi saat sekarang ini sangat pesat,
pola pemupukan yang tidak berimbang. tidak terkecuali di dalam dunia rekayasa
Keempat, produktivitas sayuran masih dalam produk. Beragam inovasi ditawarkan untuk
tingkatan rendah ditambah belebihannya memecahkan masalah dan mempermudah
mengunakan pupuk, obat pembasmi hama, suatu proses pekerjaan. Termasuk juga
belum menggunakan varietas anjuran, serta peningkatan efisiensi pekerjaan dalam hal
pola pengendalihan hama terpadu masih bahan, proses produksi, mutu produk yang
sulit dijalankan. Kelima, belum optimalnya bagus dan harga yang terjangkau oleh
produktivitas tanaman buah-buhan. masyarakat menengah ke bawah.
Permasalahan juga terjadi pada tanaman Mesin vacum merupakan salah satu
perkebunan. Ragam komoditi perkebunan bentuk inovasi kami dalam bidang rekayasa
seperti kopi, panili, aen, dan kayu masih relatif produk. Usaha perekayasaan mesin vacum
rendah produktivitasnya. Selain petani tidak frying tersebut ditujukan untuk memenuhi
semua menggunakan bibit anjuran, dalam kebutuhan masyarakat yang selalu
melakukan pemupukan juga tidak berimbang. mengharapkan perbaikan produk.
Masalah hama pada tanaman perkebunan juga Pada masa sekarang ini masih gencar
tidak jauh beda dengan pengendalian hama dipublikasikan tentang penghematan energi,
pada tanaman pangan dan holtikultura. Begitu yang merupakan awal dari ide kami untuk
hal dalam hal peremajaan dan pemangkasan pengembangan produk rekayasa industri ini.
komoditi, petani masih melakukan teknik Penghematan tersebut terutama
yang kurang ideal. ditujukan untuk bahan bakar minyak dan gas.
Berikut merupakan permasalahan sosial Hal tersebut mengingat bahwa minyak dan
ekonomi yang sedang marak di wilayah gas merupakan sumber energi yang berasal
Sumowono. Tercatat tujuh point rumusan dari fosil dan tidak dapat diperbarui.
masalah sosial ekonomi, diantaranya; (1) Dengan menggunakan mesin vacum

Rekayasa Vol. 13 No. 2, Desember 2015


141

Tabel 6. Spesifikasi Mesin Vacum Frying

Uraian Model 3 Model 4


10- 15 kg 16-20 kg
Kapasitas (kg masukan / proses)
Lama proses (menit) 55-75 55-75
Type Horizontal Horizontal
Minyak tanah /solar dengan
Bahan Bakar kontrol suhu otomatis Minyak tanah/solar dengan
kontrol suhu otomatis

Pendingin sirkulai air sirkulai air


Volume minyak goreng (liter) 90 liter 125 liter

Kebutuhan minyak l/jam 0.2-0.3 0.30-0.35


Kebutuhan daya (watt) 1,5 - 2 HP (1500 watt) 1,5 -3 HP (1100 watt)
Instalasi listrik rumah minimum 3500 watt/220V phasa 3600 watt/220V/phasa
Dimensi bak air 240 x 122 x 65 cm 240 x 122 x 65 cm
Dimensi total 240 x 125 x 125 cm 240 x 130 x 135 cm
Volume pada waktu diangkut (cm3) 120x120x60
Sealer kemasan, pengaktus Sealer kemasan, pengaktus
Kelengkapan minyak (spinner), tool kit minyak (spiner), tool kit,

Garansi (bulan) 1 th 1 th
Harga Rp. 40.000.000,- Rp. 45.000.000,-

frying ini maka ketergantungan secara penuh macam kebutuhan hidup manusia. Sehingga
kepada minyak dan gas sebagai sumber memerlukan berbagai inovasi terhadap
energi bisa terkurangi. Hal itu karena mesin berbagai sistem pengolahan produk.
ini menggunakan bahan bakar yang terbuat Berkaitan dengan hal tersebut maka kami
dari campuran minyak tanah, air dan metanol. merancang Mesin Vacum Frying. Mesin ini
Sedangkan efisiensi panas didapat dari dirancang dengan mengedepankan system
pemanfaatan system heat excanger pada bahan bakar yang lebih murah dan efisiensi
mesin ini. energi yang lebih tinggi. Hal tersebut karena
Dengan diawali dengan pembuatan mesin ini menggunakan bahan bakar minyak
mesin vacum frying ini, kami berharap di yang dicampur dengan air dan methanol.
masa yang datang akan lebih banyak inovasi- Sedangkan system pemanasannya dengan
inovasi yang dapat kami lakukan. Selain itu menerapkan system yang ada pada Heat
juga agar inovasi-inovasi kami nanti bisa Exchanger (Vacum). Sehingga pemanasan
lebih banyak bermanfaat untuk mengangkat yang terjadi pada mesin ini bias merata ke
derajat para petani, yang merupakan mata semua sudut ruangan pemanas.
pencarian mayoritas rakyat Indonesia. Bahan baku yang digunakan telah
Seriring semakin meningkatnya tersedia secara melimpah di tiap daerah. Bahan
harga minyak dunia maka secara langsung baku tersebut antara lain berupa bermacam-
mempengaruhi biaya produksi berbagai macam jenis buah dan sayuran. Beberapa

IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
142

Gambar 13. bentuk Mesin Vacum Frying

pertimbangan yang yang meyakinkan bahwa salah satu factor yang bias menarik minat
bisnis ini sangat menguntungkan antara lain : pasar untuk menyerap produk ini. Sehingga
1) Hemat bahan bakar; 2) Bahan bakar yang nantinya diharapkan bisa mendatangkan
lebih murah; 3) Ketersediaan bahan baku keuntungan yang berlipat.
yang melimpah; 4) Harga bahan baku yang Melakukan pelatihan dan pembinaan
murah; 5) Manfaat yang langsung dirasakan petani sayur di desa Sumowono untuk
oleh rakyat kecil melalui UKM dan petani; 6) melaksanakan bisnis sayur pasca panen.
Produk akhir yang merupakan produk organic Forum grup Discussion dilakukan bersama
yang terhindar dari bahan kimia dan bahan pelatihan penggorengan sayur pasca panen di
pengawet; sehingga aman untuk dikonsumsi; ikuti oleh kelompok tani dan petani sayur di
7) Pemeliharaan mesin yang mudah; 8) Harga desa Sumowono.
suku cadang yang murah. Sayur mayur hasil tani desa Sumowono
Anjuran pemerintah untuk melakukan merupakan produk unggulan petani tersebut.
penghematan energi dan pengembangan Perlu trobosan dalam pengolahan sayur
system bahan bakar alternative merupakan mayur pasca panen dikarenakan sayur mayur

Rekayasa Vol. 13 No. 2, Desember 2015


143

Gambar 14. FGD di desa Sumowono Gambar 17. Pelaksanaan


penggorengan sayur

Gambar 15 Penjelasan pengolahan Gambar 18 Penggorengan sayur


sayur pasca panen wortel

Gambar 16 Penjelasan penggunaan Gambar 20.Penjelasan penggorengan


mesin dan menunggu hasil
penggorengan

IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
144

dan Pemgembangan Teknologi


Pertanian Vol 12 no 2 Juli 2009:135-
145
As’ad, Moh., 1991. Psikologi Industri. Ed 4,
Yogyakarta: Liberty.
Angeles, M Díaz and Rosario Sánchez
.2002. Firms’ size and productivity in
Spain: a stochastic frontier analysis.
University of Valencia, Department
of Economic Analysis, Faculty of
Economics, Campus dels Tarongers,
Gambar 21. Hasil Penggorengan Av. Dels Tarongers s/n, 46022 Valencia,
keripik wortel SpainJEL: C23, J21, J29 and L60
Baek, H.Young and J. A. Pagan. 2003.
Executive Compensation and Corporate
cepat rusak muak busuk dan tidak tahan lama. Production Efficiency : A Stochastic
Pengolahan sayur melalui freezing frying Frontier Approach. Quaterly Journal
merupakan alternatif untuk pengolahan sayur of Business and Economics. 40 (1&2):
pasca panen yang bernilai ekonomis dan 27-41.
dapat terjangkau dilakukan oleh masyarakat Coelli, TJ., D.S.P Rao and GE. Battese,
Sumowono. Namun demikian, tidak semua (1998) An Intoduction to efficiency
sayur dapat ditreathment dengan baik karena and Productivity Analysis. Kluwer
karakteristik sayur berbeda. Sayur yang Academic. Publisher, Boston
tidak dapat di treathment adalah terong. Coelli (1996) “A Guide to Frontier Version
Sedangkan wortel alternatif pengolahan 4.1: A Computer Program For
sayur yang baik dan hasilnya enak dan penuh Stochastic Fronter Production and
gizi dikarenakan tidak digunakan bahan Cost Function Estimation. Center for
pengawet dan penyedap rasa. Pengolahan Efficiency and Productivity Analysis”.
sayur pasca panen menggunakan freezing Empi\]rical Economics, 20:325-332
frying ini alternatif yang akan ditindak lanjuti Dewan Ketahanan Pangan dan FAO.
oleh masyarakat Sumowono yang digunakan 2005. Kebijakan Umum Ketahanan
untuk menyerap tenaga kerja. Pangan.Makalah disampaikan pada
Perumusan Program Ketahanan
SIMPULAN
Pangan Nasional, Jakarta 12 September
Setelah pengabdian ini dilaksanakan, 2005.
diharapkan mampu memecahkan FAO (2007) The State of food and
permasalahan yang ada sehingga dapat Agriculture. Electronic Publising and
menunjang peningkatan ekonomi masyarakat Suport Branch Comunication Division.
petani sayur dan daerah setempat. Food Agriculture Organisation.
Giannakas, Konstantinos, Kien C. Tran
DAFTAR PUSTAKA and Vangelis Tzouvelekas. 2003. On
Abdul Choliq dan Indrie Ambarsari (2009) The Choice of Functional Form
Prospek Usahatani Tanaman Sayuran di in Stochastic Frontier Modeling.
Kabupaten Brebes. Jurnal Pengkajian Empirical Economics. 28:75-100.
http://id.wikipedia.org/wiki/Lanjan,_

Rekayasa Vol. 13 No. 2, Desember 2015


145

Sumowono,_Semarang Rejang, Kabupaten Rejang Lebong.


Korten, David C.1984. Pembangunan yang Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia.
Memihak Rakyat. Jakarta : Lembaga vol 6 no.2 2004 hal104-110
Studi Pembangunan. Supadi dan Sumedi. 2004. Tinjauan Umum
Kumbhakar, S.C. and C.A.K. Lovell. Kebijakan Kredit Pertanian. ICASARD
2000. Stochastic Frontier Analysis. Working Paper No. 25. Badan
Cambridge University Press, Penelitian dan Pengembangan Sosial
Cambridge. Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian
Kusnadi, N., Netti T., Sri HS., dan Adreng dan Pengembangan, Departemen
P., (2011) Analisis Efisiensi Usahatani Pertanian. Jakarta.
Padi Di Beberapa Sentra Produksi Padi Suryana, A. 2002. Membangun Ketahanan
Di Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, Pangan Regional Melalui
Volume 29 No.1, Mei 2011 : 25 – 48 Pengembangan Sistem dan Usaha
Nicholson, W., 1995. Teori Ekonomi Mikro. Agribisnis. In: Prosiding Lokakarya
Prinsip Dasar dan. Pengembangannya. “Pengembangan Usahatani Terpadu
PT Radja Grafindo Berwawasan Agribisnis Menunjang
Nwaru, J.C., Onyenweaku, C.E., dan Pemanfaatan Sumberdaya Pertanian
Nwosu, A.C. 2006. Relative Technical Jawa Barat Balai Pengkajian Teknologi
Efficiency of Credit and Non-Credit Pertanian Jawa Barat, Lemban.
User Crop Farmers. African Crop Susilowati, I. et al. 2004. Pengembangan
Science Journal, Vol. 14. No.3, pp: 241- Model Pemberdayaan Usaha Mikro
251. Kecil, Menengah dan Koperasi Dalam
Oyewo I.O, M.O. Rauf, F. Ogunwole and S.O. Mendukung Ketahanan Pangan di
Balogun (2009) Determinant of Mize Kabupaten dan Kota Pekalongan.
Production Among Maize Farmers in RUKK Kantor Menneg Ristek dan
Ogbomoso South Local Goveernment LIP]. Jakarta.
in Oyo State. Agricultural Journal Susantun, I. 2000. “Fungsi Keuntungan Cobb-
4(3):144-149 Dauglas Dalam Pendugaan Efisiensi
Parsons, Leonard J. (2004) “Measuring Ekonomi Realtif”. Jurnal Ekonomi
Performance Using Stochastic Frontier Pembangunan. Vol.5 No.2. hal 149-161
Analysis:An Industrial Salesforce Syahyuti. 2007. Kebijakan Pengembangan
Illustration”. Institute for the Study of Gabungan Kelompok Tani
Business Markets The Pennsylvania (GAPOKTAN) Sebagai Kelembagaan
State University 402 Business Ekonomi di Pedesaan. Pusat Penelitian
Administration Building University Sosial Ekonomi. Bogor
Park, PA 16802-3004 Undang Undang Republik Indonesia No.
Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 7 Tahun 1996 Tentang : Pangan.
tentang Ketahanan Pangan Republik Idonesia. Jakarta Widodo,
Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi, Sri. 1989. Production Efficiency of Rice
dengan pokok Bahasan analisis fungsi Farmers in Java Indonesia. Gajah Mada
Cobb-Dauglas. Jakarta; Rajawali Pers University Press, Yogyakarta.
Sukiyono, Ketut (2004) Analisa Fungsi Yuk-Shing Cheng and Dic Lo (2004)
Produksi dan Efisiensi Teknik: “Firm Size, Technical Efficiency
Aplikasi fungsi produksi Frontier pada and Productivity Growth in Chinese
Usahatani Cabai di Kecamatan Selupu Industry”. Department Of Economics

IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
146

Working Papers No. 144. School of Zen et.al., “Technical Efficiency of The
Oriental and African Studies University Driftnet and Payang Seine (Lampara)
of London, UK. Fisheries in west Sumatra, Indonesia”.
Yunastiti Purwaningsih (2008) “Ketahanan Journal of Asian fisheries Scince. vol.15
Pangan: Situasi, Permasalahan,. 2002. p. 97-106
Kebijakan, Dan Pemberdayaan
Masyarakat”. Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol 9 no.1 Juni 2008.
Hal 1-27

Rekayasa Vol. 13 No. 2, Desember 2015

You might also like