Professional Documents
Culture Documents
Abstract. Agriculture-based business development efforts is crucial carried out in support of public welfare. One of
the agricultural products which have the potential to be developed towards an industrial scale are fruits and vegetables.
During this time, farmers only sell fruit and vegetables in the form of raw products, and product diversification are less
in touch. So far, farmers also simply be a price taker, where they do not have the strength in pricing. This causes farmers
sometimes manipulated by middlemen, especially when the harvest is abundant. Therefore, it takes effort and innovation
to cultivate fruit and vegetables to be more durable, has a high economic value and improve the welfare of farmers. The
purpose of this service is: (1) provide training on making chips eggplants and carrots; (2) facilitate the use of freezing-
frying machines; (3) help the vegetable farmers in assessing the feasibility of making chips eggplants and carrots (4)
facilitate and assist farmers in accessing capital loans to financial institutions (5) business assistance. The methods used in
service activities are 1) a method of action which the servants of training the production of chips eggplant and vegetables,
2) methods of assistance where efforts procurement of machines, access to capital and feasibility studies done here and,
3) the method of supervision, which in the method The servant evaluate and solve problems encountered while running
a business. After the service is implemented, is expected to solve the existing problems so as to support the promotion of
the local economy and local vegetable growers.
Abstrak. Upaya pengembangan usaha berbasis pertanian sangat penting dilaksanakan dalam mendukung kesejahteraan
masyarakat. Salah satu produk pertanian yang memiliki potensi untuk dikembangkan ke arah skala industri adalah buah
dan sayur. Selama ini, petani hanya menjual produk buah dan sayur dalam bentuk produk mentah, dan kurang dalam
sentuhan diversifikasi produk. Selama ini petani juga hanya menjadi price taker, dimana mereka tidak memiliki kekuatan
dalam penentuan harga. Hal tersebut menyebabkan petani terkadang dipermainkan oleh tengkulak, terutama saat panen
melimpah. Oleh karena itu diperlukan usaha dan inovasi untuk mengolah buah dan sayuran agar lebih tahan lama,
memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Tujuan pengabdian ini adalah: (1)
memberikan pelatihan pembuatan kripik terong dan wortel ; (2) memfasilitasi penggunaan mesin freezing-frying; (3)
membantu masyarakat petani sayur dalam mengkaji kelayakan usaha pembuatan kripik terong dan wortel (4) memfasilitasi
dan membantu petani dalam mengakses kredit modal pada lembaga keuangan (5) pendampingan usaha. Adapun metode
yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah 1) metode aksi dimana pengabdi memberikan pelatihan produksi
kripik terong dan sayur, 2) metode pendampingan dimana upaya pengadaan mesin, akses modal dan studi kelayakan
usaha dilakukan disini dan, 3) metode supervisi, dimana dalam metode ini pengabdi mengevaluasi dan memecahkan
permasalahan yang dihadapi saat usaha berjalan. Setelah pengabdian ini dilaksanakan, diharapkan mampu memecahkan
permasalahan yang ada sehingga dapat menunjang peningkatan ekonomi masyarakat petani sayur dan daerah setempat.
128
129
IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
130
Untuk mencapai tujuan yang pertama, di masyarakat dan bukan pada output
kegitan yang dilakukan adalah melakukan pelatihan. Sedapat mungkin pendamping
pelatihan pembutan kripik terong dan wortel memberi respon terhadap beberapa keluhan
melalui metode freezing-frying. Langkah- dan mencari penyelesaian terhadap berbagai
langkah untuk kegiatan pelatihan selanjutnya adalah hambatan yang dihadapi masyarakat dalam
persiapan yang meliputi kegiatan sebagai mengembangkan usahanya. Dari catatan harian
berikut: 1) Penyiapan modul/ panduan pelatihan, aktivitas pendamping selama tinggal bersama
penentuan waktu pelatihan, penyediaan masyarakat, kemudian menjadi instrumen
mesin freezing-frying; 2) Menghubungi penting dalam menemukan berbagai pelajaran
kelompok-kelompok tani yang akan diberikan (lesson learned).
pelatihan mengenai persetujuan waktu, tanggal, Selama pendampingan terhadap masyarakat
dan tempat, serta penjaringan peserta pelatihan, lokal, metode yang dilakukan oleh
3) Menyiapkan alat dan bahan pelatihan pendamping antara lain melalui metode diskusi
antara lain editing dan perbanyakan modul bersama anggota masyarakat maupun para
pelatihan; pengadaan alat dan bahan sesuai aparat desa. Melalui kegiatan diskusi tersebut
dengan kebutuhan setiap jenis pelatihan. diharapkan dapat ditangkap informasi mengenai
Peserta pelatihan yang mengikuti kegiatan kendala-kendala yang dihadapi ataupun faktor-
aksi ini berjumlah sekitar 50 - 100 orang, faktor pendorong dalam implementasi kegiatan
yang berasal dari warga Desa Lanjan. Metode aksi penguatan ekonomi.
pelatihan yang digunakan berupa pemberian materi Selama tinggal bersama masyarakat lokal,
di kelas dan dilanjutkan dengan praktek bersama pendamping melakukan komunikasi dan
dan / atau peragaan oleh instruktur. Dalam koordinasi dengan tim aksi / tenaga ahli.
pelaksanaan pelatihan personel yang terlibat Berbagai temuan atau masalah di lapang
antara lain pelatih atau instruktur lokal maupun dikonsultasikan untuk memberikan follow up
yang didatangkan dan tenaga ahli tim ekonomi, selanjutnya. Secara berkala tim / tenaga ahli turun
asisten tim, asisten lokal, pendamping, panitia ke desa-desa guna meninjau secara langsung
lokal, dan peserta pelatihan. bagaimana perkembangan di lapang sekaligus
Untuk tujuan membantu masyarakat dalam memonitor dan memberikan pengarahan
mengembangkan aksi-aksi penguatan ekonomi terhadap kegiatan yang dilakukan pendamping.
dan mengetahui sejauh mana implementasi Setelah kegiatan pendampingan berakhir,
hasil pelatihan yang diberikan di tingkat supervisi tetap dilakukan untuk mengetahui
masyarakat lokal, maka dilakukan kegiatan bagaimana keberlanjutan program yang
pendampingan. Fungsi dari pendamping dilakukan atas inisiatif masyarakat sendiri.
adalah untuk merekam/ mencatat respon, faktor- Kinerja lembaga pengabdian kepada
faktor yang menjadi kendala dan pendorong bagi masyarakat dalam kegiatan PPM
keberlanjutan program, dan aspirasi masyarakat LP2M Unnes selama ini telah
dalam kaitan antara aksi ekonomi dengan aspek melakukan pengelolaan kegiatan Pengabdian
konservasi. Selain itu, pendampingan kepada Masyarakat dengan kinerja yang
bertujuan memfasilitasi masyarakat petani bagus. Hal tersebut setidaknya dapat dilihat
dalam penyediaan alat produksi, modal dan dari jumlah pengabdian masyarakat yang
evaluasi kelayakan masing-masing usaha. telah dikelola dengan hasil yang dapat
Dalam hal ini, pelatihan merupakan dipertanggungjawabkan dari sisi akuntabilitas
alat penelitian bagi pendamping dengan dan kemanfaatan program tersebut bagi
penekanan pada proses yang berlangsung masyarakat, dosen, dan mahasiswa.
IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
132
Keterangan Jumlah
Rencana Kegiatan Pengabdian Kepada 461
Adapun jenis kepakaran yang dibutuhkan
Masyarakat (Judul/Kegiatan) dalam kegiatan pengabdian ini adalah bidang
Penyelesaian Kegiatan Pengabdian 270 pertanian, teknologi pangan dan ekonomi
Kepada serta akses terhadap pengusaha. Berikut
Masyarakat (Judul/Kegiatan)
beberapa personil yang memiliki keahlian
Jumlah Dosen yang Terlibat 806
sesuai yang dibutuhkan dalam kegiatan ini
Jumlah Mahasiswa yang Terlibat 81
Sumber: Data LP2M Unnes diolah, 2012
dapat dilihat pada tabel 5.
IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
134
perkebunan seluas 190,000 ha, dan luas seluas 2.536,913 ha, jenis tanah podsolid
lahan yang diperuntukkan lain-lain seluas merah kuning seluas 2.099,036 ha, dan
94,512 ha. Berdasarkan luas lahan pertanian jenis tanah latosol coklat kemerahan seluas
kecamatan Sumowono seluas 5.552,753 ha, 920,250 ha.
terdapat tanah sawah seluas 735,125 ha dan Kecamatan Sumowono secara
lahan kering seluas 4.817,628 ha. administratif terbagi dalam enam belas
Bentuk wilayah kawasan agropolitan desa. Dari enam belas desa tersebut adalah
ini berbentuk bergelombang dengan luas desa Kebonagung, Candingaron, Ngadirejo,
5.228,15 ha, bentuk tanah miring seluas Lanjan, Jubelan, Sumowono, Trayu,
205,395 ha, dan bentuk wilayah datar seluas Kemitir, Duren, Pledokan, Mendongan,
920,250 ha. Dengan benuk wilayah yang Bumen, Losari, Kemawi, Piyanggang, dan
didoninasi seperti gelombang, kawasan desa Keseneng. Jumlah desa di kecamatan
Sumowono ini memiliki tiga jenis tanah. Tiga kawasan agropolitan ini jumlahnya sama
jenis tanah tersebut adalah andosol coklat dengan jumlah desa di kawasan Bringin.
IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
136
Gambar 6. Sumber mata air di mengairi lahan sayuran di saat musim tanam ke II
di wilayah Sumowono (Sumber: Foto Tim Pengabdi, 2014)
tidak tersedia. Selanjutnya luas lahan kering Berdasarkan data di atas, guna lahan
wilayah ini terbagi menjdi dua yaitu lahan di wilayah Sumowono sebagian besar untuk
tegal dengan luas 3.422,09 ha dan luas lahan sawah, kebun, dan pekarangan. Dengan
kering pekarangan 475,01 ha. Selanjutnya demikian komoditi tani sayuran, tanaman
luas lahan untuk perhutanan rakyat seluas 638 pangan, dan perkebunan. Dibawah ini
ha dan luas lahan kategori lain-lain adalah adalah data tentang komoditi utama menurut
284,5 ha. Berdasarkan luas lahan menurut subsektor di wilayah Sumowono.
ekosistem, wilayah Sumowono memiliki luas Nilai tawar petani seringkali tidak
total 5.552,753 ha. menentu karena ketidakpastian faktor
Dari kategori luas lahan menurut kestabilan segmen pasar. Pasar sebagai
ekosistem seperti di atas, lahan Sumowono tempat transaksi komoditi hasil tani sebagian
digunakan untuk lima jenis guna lahan. Guna besar di seluruh Indonesia belum memadai.
lahan peringkat teratas yaitu lahan tegal/ Pasar tradisonal sampai sekarang masih setia
kebun/ ladang/ huma dengan luas 3.422,093 sebagai tempat transaksi hasil tani. Rendahnya
ha. Guna lahan peringkat kedua digunakan kreatifitas petani dalam melakukan sentuhan
untuk sawah dengan luas 735,125 ha. Guna hasil taninya, seringkali produk tani jarang
lahan peringkat tiga adalah 575,018 ha dilirik pasar secara luas dan pasar swalayan.
dengan penggunaan lahan untuk pekarangan/ Wilayah Sumowono sejak pada tahun 2003
tanah untuk bangunan dan halaman rumah. telah dicanangkan sebagai tempat pasar
Peringkat selanjutnya adalah lahan yang agropolitan tingkat nasional oleh Departemen
digunakan untuk perkebunan (negara/ swasta) Pertanian Nasional. Walaupun demikian, sulit
seluas 190 ha dan lahan unutk lain- lain dengan sekali memutus rantai pemasaran yang hanya
luas 94,5. Wilayah Sumowono dalam data memihak para pengecer, distributor, bandar,
luas lahan menurut penggunaan tahun 2008, pengumpul, yang masih jauh memihak
tercatat tidak digunakan untuk lahan padang kepentingan petani.
rumput, tambak, kolam/ lebak/ lembang, Menurut data Survei Pasar tahun 2008,
tanah yang sementara tidak diusahakan, dan komoditas tani wilayah Sumowono tercatat
tanah untuk tanaman kayu-kayuan. hanya memiliki prospek pasar di tingkat lokal
IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
138
Gambar 10. Pasar Sumowono, dikenal dengan pasar agropolitan yang didirikan
Departemen Pertanian Nasional pada tahun 2003
(Sumber: Foto Tim Pengabdi, 2014)
saja, tidak sampai pada prospek pemasaran rantai pemasaran tersebut sifatnya merugikan
secara luas dan swalayan. Dibawah ini petani komoditas karena harga tertinggi
adalah tabel prospek pasar komoditas, pada konsumen tidak langsung dinikmati
produksi, dan prosentase pasar. petani. Dibawah ini adalah gambaran rantai
Komoditi pertanian tanaman pangan, pemasaran komoditi di wilayah Sumowono.
sayuran, dan hasil perkebunan wilayah Berikut merupakan gambaran
Sumowono tidak kurang dari 14 jenis permasalahan pertanian di wilayah
komoditi. Ragam komodiiti tersebut yaitu Sumowono. Pada bagian ini akan dipaparkan
sebagai berikut; padi, jagung, ubi jalar, ubi tiga masalah pertanian wi wilayah Sumowono,
kayu, lombok, buncis, kobis, petsai/sawi, yaitu; masalah yang berhubungan dengan
tomat, wortel, kopi, cengkeh, panili, aren tanaman pangan dan holtikultura, masalah
dan jahe. Berdasarkan pengamatan, rantai yang berhubungan dengan tanaman
pemasaran di wilayah Sumowono dari proses perkebunan, dan masalah yang menyangkut
pemasaran komoditas di atas, tidak ada yang hubungan sosial ekonomi.
mampu memotong rantai pemasaran. Rantai Wilayah Sumowono merupakan kawasan
pemasaran mulai dari pengepul, banda, agropolitan penghasil komoditi sayuran, padi,
pengecer, dan konsumen berjalan rapi. Namun jagung, dan tanaman pangan serta ragam
IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
140
komoditi holtikultura. Menurut Program sebagian besar kelompok tani belum cekatan
Penyluhan pertanian, terdapat lima rumusan dalam menyusun RUB/RUK, (2) sebagian
permasalahan di bidang tanaman pangan dan besar kelompok tani belum memiliki modal
holtikultura. Pertama, produktivitas tanaman dan fasilitas pertanian yang mendukung dan
padi masih di bawah potensi. Produksi padi memadai, (3) kehadiran anggota kelompok
yang dihasilkan saat ini hanya mencapai tani dalam pertemuan masih rendah, (4)
42% yang telah mengimplementasikan sebagian besar petani belum mampu
pupuk berimbang. Kemudian dalam hal merencanakan pengolahan dan pemasaran
pengenaan benih berlabel mencapai 21%. hasil, (5) sebagain besar kelompok tani belum
Serta belum adanya penanganan komoditi melaksanakan panca usaha tani, (6) kelompok
pasca panen. Kedua, produktivitas jagung tani belum mampu membentuk koperasi dan
belum mencapai produksi optimal. Pola tanam asosiasi lembaga tani, serta (7) belum rejalin
petani masih terpatri pada pemupukan yang kemitraan ekonomi antar kelompok tani
tidak seimbang, tercatat baru 40% mereka yang tergabung dalam gapoktan. Demikian
yang melakukan pemupukan berimbang. Hal rumusan masalah pertanian tanaman pangan
senada juga terjadi pada komoditi jagung, dan holtikultura, masalah yang berhubungan
dimana 21% dari petani penanam jagung dengan tanaman perkebunan, dan masalah
yang menggunakan benih berlabel. Ketiga, yang menyangkut hubungan sosial ekonomi,
masih rendanya produktifitas ubi jalar. Petani diwilayah Sumowono.
penanam ubi jalar belum menggunakan Perkembangan dunia industri dibidang
anjuran varietas yang unggul, termasuk sains teknologi saat sekarang ini sangat pesat,
pola pemupukan yang tidak berimbang. tidak terkecuali di dalam dunia rekayasa
Keempat, produktivitas sayuran masih dalam produk. Beragam inovasi ditawarkan untuk
tingkatan rendah ditambah belebihannya memecahkan masalah dan mempermudah
mengunakan pupuk, obat pembasmi hama, suatu proses pekerjaan. Termasuk juga
belum menggunakan varietas anjuran, serta peningkatan efisiensi pekerjaan dalam hal
pola pengendalihan hama terpadu masih bahan, proses produksi, mutu produk yang
sulit dijalankan. Kelima, belum optimalnya bagus dan harga yang terjangkau oleh
produktivitas tanaman buah-buhan. masyarakat menengah ke bawah.
Permasalahan juga terjadi pada tanaman Mesin vacum merupakan salah satu
perkebunan. Ragam komoditi perkebunan bentuk inovasi kami dalam bidang rekayasa
seperti kopi, panili, aen, dan kayu masih relatif produk. Usaha perekayasaan mesin vacum
rendah produktivitasnya. Selain petani tidak frying tersebut ditujukan untuk memenuhi
semua menggunakan bibit anjuran, dalam kebutuhan masyarakat yang selalu
melakukan pemupukan juga tidak berimbang. mengharapkan perbaikan produk.
Masalah hama pada tanaman perkebunan juga Pada masa sekarang ini masih gencar
tidak jauh beda dengan pengendalian hama dipublikasikan tentang penghematan energi,
pada tanaman pangan dan holtikultura. Begitu yang merupakan awal dari ide kami untuk
hal dalam hal peremajaan dan pemangkasan pengembangan produk rekayasa industri ini.
komoditi, petani masih melakukan teknik Penghematan tersebut terutama
yang kurang ideal. ditujukan untuk bahan bakar minyak dan gas.
Berikut merupakan permasalahan sosial Hal tersebut mengingat bahwa minyak dan
ekonomi yang sedang marak di wilayah gas merupakan sumber energi yang berasal
Sumowono. Tercatat tujuh point rumusan dari fosil dan tidak dapat diperbarui.
masalah sosial ekonomi, diantaranya; (1) Dengan menggunakan mesin vacum
Garansi (bulan) 1 th 1 th
Harga Rp. 40.000.000,- Rp. 45.000.000,-
frying ini maka ketergantungan secara penuh macam kebutuhan hidup manusia. Sehingga
kepada minyak dan gas sebagai sumber memerlukan berbagai inovasi terhadap
energi bisa terkurangi. Hal itu karena mesin berbagai sistem pengolahan produk.
ini menggunakan bahan bakar yang terbuat Berkaitan dengan hal tersebut maka kami
dari campuran minyak tanah, air dan metanol. merancang Mesin Vacum Frying. Mesin ini
Sedangkan efisiensi panas didapat dari dirancang dengan mengedepankan system
pemanfaatan system heat excanger pada bahan bakar yang lebih murah dan efisiensi
mesin ini. energi yang lebih tinggi. Hal tersebut karena
Dengan diawali dengan pembuatan mesin ini menggunakan bahan bakar minyak
mesin vacum frying ini, kami berharap di yang dicampur dengan air dan methanol.
masa yang datang akan lebih banyak inovasi- Sedangkan system pemanasannya dengan
inovasi yang dapat kami lakukan. Selain itu menerapkan system yang ada pada Heat
juga agar inovasi-inovasi kami nanti bisa Exchanger (Vacum). Sehingga pemanasan
lebih banyak bermanfaat untuk mengangkat yang terjadi pada mesin ini bias merata ke
derajat para petani, yang merupakan mata semua sudut ruangan pemanas.
pencarian mayoritas rakyat Indonesia. Bahan baku yang digunakan telah
Seriring semakin meningkatnya tersedia secara melimpah di tiap daerah. Bahan
harga minyak dunia maka secara langsung baku tersebut antara lain berupa bermacam-
mempengaruhi biaya produksi berbagai macam jenis buah dan sayuran. Beberapa
IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
142
pertimbangan yang yang meyakinkan bahwa salah satu factor yang bias menarik minat
bisnis ini sangat menguntungkan antara lain : pasar untuk menyerap produk ini. Sehingga
1) Hemat bahan bakar; 2) Bahan bakar yang nantinya diharapkan bisa mendatangkan
lebih murah; 3) Ketersediaan bahan baku keuntungan yang berlipat.
yang melimpah; 4) Harga bahan baku yang Melakukan pelatihan dan pembinaan
murah; 5) Manfaat yang langsung dirasakan petani sayur di desa Sumowono untuk
oleh rakyat kecil melalui UKM dan petani; 6) melaksanakan bisnis sayur pasca panen.
Produk akhir yang merupakan produk organic Forum grup Discussion dilakukan bersama
yang terhindar dari bahan kimia dan bahan pelatihan penggorengan sayur pasca panen di
pengawet; sehingga aman untuk dikonsumsi; ikuti oleh kelompok tani dan petani sayur di
7) Pemeliharaan mesin yang mudah; 8) Harga desa Sumowono.
suku cadang yang murah. Sayur mayur hasil tani desa Sumowono
Anjuran pemerintah untuk melakukan merupakan produk unggulan petani tersebut.
penghematan energi dan pengembangan Perlu trobosan dalam pengolahan sayur
system bahan bakar alternative merupakan mayur pasca panen dikarenakan sayur mayur
IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
144
IbM untuk Petani Sayur ... (Sucihatiningsih DWP, Asih Kuswardinah, Fafurida)
146
Working Papers No. 144. School of Zen et.al., “Technical Efficiency of The
Oriental and African Studies University Driftnet and Payang Seine (Lampara)
of London, UK. Fisheries in west Sumatra, Indonesia”.
Yunastiti Purwaningsih (2008) “Ketahanan Journal of Asian fisheries Scince. vol.15
Pangan: Situasi, Permasalahan,. 2002. p. 97-106
Kebijakan, Dan Pemberdayaan
Masyarakat”. Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol 9 no.1 Juni 2008.
Hal 1-27