Professional Documents
Culture Documents
Abstract: One of the problems that arise in early adulthood starts from when you
start building opposite sex relationships. There are always problems related to it, one
of which is caused by the psychological condition it has. The psychological condition
in question can be related to the feelings, mentality, and mindset that the individual
has. When individuals always think positively, then what will materialize is something
positive. Vice versa, when individuals always have negative thoughts, then what is
obtained is in the form of something negative such as the emergence of anxiety. The
purpose of this study was to determine whether or not there is a relationship between
negative thought patterns and anxiety in fostering opposite sex relationships in early
adulthood.(correlational research). The sample in this study amounted to 102
respondents who were selected using the snowball sampling technique. The measuring
instrument used is a questionnaire consisting of a scale of anxiety in fostering
opposite sex relationships and a scale of negative thinking patterns. Analysis of the
data used is a product moment correlation analysis with the help of software SPSS for
windows version 23. The results show the sig value. <0.05 and the Pearson
correlation value of 0.354. This shows that there is a significant positive relationship
between negative thought patterns and anxiety in fostering opposite sex relationships.
Key words: Negative thought patterns, anxiety, adulthood
Abstrak: Masalah yang timbul pada masa dewasa awal salah satunya berawal dari
ketika mulai membina hubungan lawan jenis. Selalu ada masalah yang berkaitan
dengan hal tersebut salah satunya disebabkan oleh kondisi psikologis yang dimilikinya.
Kondisi psikologis yang di maksud dapat berkaitan dengan perasaan, mental, serta
pola pikir yang dimiliki individu tersebut. Ketika individu selalu berpikir positif, maka
yang akan terwujud adalah sesuatu yang positif. Begitupun sebaliknya, ketika individu
selalu memiliki pikiran negatif, maka yang didapatkanpun berupa sesuatu yang negatif
seperti munculnya rasa cemas. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara pola pikir negatif dengan kecemasan
dalam membina hubungan lawan jenis pada dewasa awal. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantitatif dengan jenis korelasi (correlational research). sampel
dalam penelitian ini berjumlah 102 responden yang dipilih dengan menggunakan
teknik snowball sampling. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri
dari skala kecemasan dalam membina hubungan lawan jenis dan skala pola pikir
negatif. Analisis data yang digunakan merupakan analisis korelasi product moment
dengan dibantu software SPSS for windows versi 23. Hasil penelitian menunjukkan
nilai sig. < 0,05 dan nilai pearson correlation sebesar 0,354. Hal itu menunjukkan
1
Korespondensi tentang artikel ini dapat ditujukan pada Zuraidah Faradiana melalui e-mail:
zura.diana01@gmail.com
71
Faradiana & Mubarok: Hubungan antara Pola Pikir Negatif… (71-80)
bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola pikir negatif dengan
kecemasan dalam membina hubungan lawan jenis.
Kata kunci: Pola pikir negatif, kecemasan, dewasa
Setiap individu memiliki tugas Masalah yang muncul bisa dari segi fisik,
perkembangannya masing-masing yang psikologis, maupun sosial. Didukung oleh
berawal dari bayi hingga lanjut usia. pernyataan dari Putri (2018) bahwa
Beberapa tugas perkembangan salah permasalahan yang dihadapi individu saat
satunya berlangsung selama masa dewasa memasuki masa dewasa awal baik dari
yang terbagi dalam tiga fase yakni masa segi sosial, individu, budaya, fisik maupun
dewasa awal yang bermula dari usia 21-40 yang lainnya bisa saja dipengaruhi oleh
tahun, kemudian masa dewasa tengah faktor internal ataupun eksternal seperti
berlangsung sejak usia 40-60 tahun, dan faktor lingkungan, teman sebaya,
yang terakhir masa dewasa lanjut dimulai masyarakat dan lain-lain. Masalah yang
ketika individu berusia 60 tahun ke atas. timbul pada masa dewasa awal juga
Menurut Hurlock (2009) ada beberapa berkaitan dengan tugas perkembangannya,
tugas perkembangan pada masa dewasa salah satunya adalah ketika membina
awal diantaranya yaitu (1) Memperoleh hubungan dengan lawan jenis atau
pekerjaan atau karir; (2) Menentukan membangun rumah tangga. Ketika seorang
pasangan hidup; (3) Belajar menjalani individu bermasalah dalam membina
kehidupan berkeluarga; (4) Mengelola hubungan dengan lawan jenis, hal tersebut
rumah tangga; (5) Memiliki tugas baru dapat meningkatkan jumlah populasi orang
sebagai warga Negara; (6) Menemukan dewasa lajang. Di Indonesia, berdasarkan
dan bergabung dengan komunitas sosial. data dari Badan Pusat Statistik tahun 2018
Pada masa dewasa awal penentuan yang telah diolah menunjukkan populasi
relasi menjadi poin penting untuk laki-laki dan perempuan berstatus lajang
membina hubungan yang lebih akrab meningkat menjadi 43 juta jiwa yang mana
dengan lawan jenis. Hal itu sesuai dengan terbagi kedalam dua kelompok dengan
pendapat dari Erikson bahwa pada masa persentase sebesar 58% berjenis kelamin
dewasa awal yang terjadi antara usia 20 laki-laki dan 42% berjenis kelamin
tahun sampai dengan usia 30 tahun, perempuan dengan rentang usia 18-40
individu mulai memiliki tanggung jawab tahun, yang sebelumnya pada tahun 2014
yang semakin berat dan hubungan yang populasi orang dewasa lajang berjumlah
lebih erat antar individu mulai berkembang 5,1 juta jiwa laki-laki dan 5 juta jiwa
(dalam Hurlock, 2009). Orang dewasa perempuan (Pramuji, 2019).
awal juga diharapkan mampu Masalah individu ketika membina
mengembangkan tugas-tugas baru dan hubungan dengan lawan jenis sering kali
menjalani peran baru yang dimilikinya berkaitan dengan kondisi psikologis yang
seperti peran sebagai pencari nafkah, dimilikinya. Kondisi psikologis yang
menjadi orang tua, atau sebagai suami/istri. dimaksud berupa perasaan, mental yang
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa masa sehat serta pola pikir yang baik. Pikiran
dewasa awal yaitu masa yang terjadi pada memiliki peran penting dalam menentukan
individu yang memasuki masa untuk kualitas hidup individu. Ketika seorang
bekerja, memiliki peran untuk bertanggung individu menarik diri untuk berpikir hal-
jawab serta menerima kedudukan dalam hal yang bersifat positif, maka akan
kelompok yang lebih luas dan membina terwujud sesuatu yang positif, begitu juga
hubungan dengan lawan jenis. ketika individu berfokus pada hal-hal yang
Setiap individu menghadapi masalah bersifat negatif, maka yang didapatkanpun
dalam menjalani tugas perkembangannya. akan negatif. Pola pikir negatif merupakan
72
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 13, No. 1, Tahun 2022
cara pandang seseorang yang cenderung adanya pola pikir negatif dan pandangan
berfokus pada pemikiran yang tidak yang buruk dalam menilai dirinya.
realistik, kesalahan dalam berpikir dan Pada tahun 2018, Data Riskesdas
juga asumsi disfungsional (Beck, 1995). menunjukkan sekitar 6,1% dari jumlah
Terdapat tiga aspek pola pikir negatif penduduk di Indonesia dengan rentang usia
menurut Beck (1995) yaitu pandangan 15 tahun ke atas mengalami gangguan
negatif pada diri sendiri, pandangan emosional yang berindikasi pada depresi
negatif pada dunia atau kejadian yang dan kecemasan (Depkes RI, 2019).
menimpa diri, serta pandangan negatif Definisi kecemasan telah dijelaskan oleh
pada masa depan. Sukma (2017) Nevid, Rathus, dan Green (2003) bahwa
menambahkan beberapa hal yang menjadi kecemasan merupakan keadaan
penyebab munculnya pikiran negatif yaitu sentimental yang disertai dengan
(1) Kurangnya pengetahuan agama; (2) ketegangan fisiologis, perasaan yang
Jauh dari sang pencipta; (3) Lingkungan kurang menyenangkan atau rasa khawatir
sekitar dan keluarga; (4) Semangat yang bahwa hal yang buruk akan terjadi. Durand
lemah; (5) Mempunyai aktivitas rutin yang dan Barlow (2006) juga memaparkan
negatif; (6) Memiliki konsep diri yang bahwa kecemasan merupakan suatu
negatif; (7) Persahabatan yang kurang baik; perasaan yang disertai gejala fisik seperti
(8) Media informasi. ketakutan, ketegangan, dan kekhawatiran
Dalam wawancara yang dilakukan terhadap masa depan. Kecemasan juga bisa
pada 10 responden yang terbagi dalam dua berkaitan dengan perasaan, perilaku dan
kategori yaitu 5 pria dan 5 wanita yang respon-respon fisiologis. Dari definisi-
berusia 20-25 tahun yang bertempat definisi yang telah dipaparkan tersebut,
tinggal di kota kediri, penulis mendapatkan peneliti menyimpulkan bahwa kecemasan
hasil mengenai masalah dalam membina dalam membina hubungan dengan lawan
hubungan dengan lawan jenis. Dari jenis adalah suatu emosi yang dirasakan
wawancara tersebut, penulis mendapatkan oleh individu dan ditandai dengan adanya
banyak jawaban dari responden yang mana ketegangan fisik, perilaku dan kognitif
beberapa alasannya didasari oleh pola pikir seperti perasaan tidak menyenangkan, rasa
negatif yang mereka miliki, seperti khawatir atau perasaan takut sesuatu yang
ketidaksiapan untuk menjalani hidup buruk akan terjadi ketika membina
dengan orang lain, trauma, khawatir akan hubungan dengan individu yang berjenis
disakiti, takut ditolak oleh lawan jenis, kelamin berbeda.
tidak percaya diri, khawatir hubungan Kecemasan telah dibagi dalam dua
yang dijalaninya tidak harmonis, dan ada kelompok oleh Spilberger yaitu state
juga yang hanya belum ingin membina anxiety dan trait anxiety. State anxiety
hubungan dengan lawan jenis. Dilansir merupakan ketakutan tidak seimbang pada
dari Sukma (2017) dampak dari adanya keadaan atau situasi tertentu, sedangkan
pola pikir negatif pada individu dapat trait anxiety adalah kecemasan yang
menyebabkan beberapa masalah kesehatan, menetap sehingga mengganggu beberapa
salah satunya adalah gangguan kecemasan dimensi kehidupan individu (dalam Annisa
yang menyebabkan rasa rendah diri, & Ifdil, 2016). Kecemasan yang dimaksud
perasaan takut ditolak, kesepian dan juga dalam penelitian ini termasuk dalam model
ketidakberdayaan. Seiring dengan hal itu, state anxiety karena terjadi saat keadaan
penelitian yang dilakukan oleh tertentu yaitu ketika individu dalam
Fakhrunnisa (2018) menunjukkan hasil kondisi membina hubungan dengan lawan
bahwa beberapa subjek penelitian jenis.
mengalami kecemasan dalam memilih Menurut Nevid et al (2003) terdapat
pasangan hidup yang disebabkan oleh tiga aspek kecemasan yaitu aspek fisik,
aspek behavioral atau perilaku, dan aspek
73
Faradiana & Mubarok: Hubungan antara Pola Pikir Negatif… (71-80)
kognitif. Dalam aspek fisik meliputi hal-hal yang menyebabkan kita berpikir
jantung berdebar-debar, merasa gelisah negatif, salah satunya dengan selalu
dan gugup, juga kesulitan berbicara dan berprasangka baik terhadap ketetapan atau
banyak berkeringat. Kemudian termasuk takdir yang diberikan Allah sebagaimana
aspek behavioral atau perilaku adalah yang telah disebutkan pada QS. Al-
menarik diri dalam interaksi atau Baqarah: 112
menghindari sesuatu yang tidak َلَلى لُ حٌ َ ل حَْل لَ لَْح لَُه س ِّس لَ هُ لَ هُْح ِ ن
سٌ َلَلُه
menyenangkan bagi diri dan melakukan
gerakan-gerakan tertentu sebagai bentuk ٌَ لََل حْ سَ حَ لَال هُ ح
َلْح هُُه سَ حَْل لََب سُ لَال َ حلَ ن
kemonikasi nonverbal. Selanjutnya untuk َلْح َل ُه حََل
aspek kognitif meliputi sulit berkonsentrasi Artinya: “(Tidak demikian) barang siapa
dan kekhawatiran berlebih pada sesuatu menyerahkan diri sepenuhnya kepada
yang akan terjadi. Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka
Beberapa penyebab munculnya kecemasan dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan
diantaranya adalah adanya ancaman, tidak ada kekhawatiran pada mereka dan
timbulnya rasa takut, faktor keturunan dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-
juga bisa dikatakan munculnya kecemasan Baqarah: 112).
dikarenakan memang sudah menjadi Strategi untuk menurunkan pola pikir
kepribadian seorang individu. Disebutkan negatif juga dapat dilakukan dengan
dalam suatu sumber bahwa seseorang yang menggunakan coping tought. Pernyataan
rendah diri lebih rentan mengalami tersebut didukung dengan adanya
gangguan kecemasan. Hal itu selaras penelitian dari Muthmainnah (2012) yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh membahas mengenai penggunaan coping
Trianawati (2017) yang menuturkan bahwa tought dengan cara menata ulang pikiran-
individu yang memiliki kecenderungan pikiran tidak logis menjadi pikiran yang
kurang objektif ketika memandang dan positif untuk mengurangi pikiran negatif
memberikan penilaian pada dirinya yang dimiliki oleh subjek penelitian.
menunjukkan adanya kecemasan dalam Melihat dari uraian masalah diatas,
diri individu tersebut, terlebih ketika semakin menarik peneliti untuk membahas
sedang menjalin hubungan lawan jenis. lebih lanjut mengenai pola pikir negatif
Selain itu juga dijelaskan bahwa dengan kecemasan dalam membina
kecemasan dapat menyebabkan timbulnya hubungan lawan jenis. Terlebih lagi
pikiran negatif seperti rasa rendah diri, melihat fakta di lapangan yang
takut ditolak. Didukung juga dengan menunjukkan bahwa masih ada individu
adanya permasalahan lain seperti masalah yang cenderung memiliki pola pikir yang
pekerjaan, hubungan, keuangan, dan negatif, sehingga menimbulkan kecemasan
masalah lainnya yang semakin dalam diri individu terlebih ketika
memperparah timbulnya kecemasan membina hubungan dengan lawan jenis.
(Sukma, 2017). Dalam penelitian Utami, Kerangka berpikir dalam penilitian
Hakim, dan Junaidin (2019) dijelaskan ini berdasarkan pemaparan konsep di atas
bahwa faktor afektif merupakan faktor adalah:
yang paling mempengaruhi kecemasan.
Fakor afektif yang dimaksud merupakan
faktor yang memberikan pengaruh pada
emosi individu dalam menilai suatu
peristiwa yang terjadi meliputi perasaan
cemas, rasa khawatir, dan juga perasaan
gelisah yang tidek jelas.
Untuk menghindari timbulnya
kecemasan, sebaiknya kita menghindari
74
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 13, No. 1, Tahun 2022
75
Faradiana & Mubarok: Hubungan antara Pola Pikir Negatif… (71-80)
76
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 13, No. 1, Tahun 2022
signifikansi > 0,05, yang artinya data Setelah dilakukannya uji normalitas
tersebut terdistribusi normal. dan juga uji linieritas, selanjutnya
dilakukan uji hipotesis. Berdasarkan tabel
di atas, hasil dari uji korelasi antara
kecemasan dalam membina hubungan
Uji Linieritas
lawan jenis dengan pola pikir negatif
Untuk melihat hubungan antara dua memiliki nilai signifikansi 0,000 < 0,05
variabel penelitian linier atau tidak dapat dan koefisien korelasi sebesar 0,354. Jadi
dilihat dari nilai probabilitasnya. Jika nilai dapat diartikan bahwa hipotesis diterima.
probabilitasnya < 0,05, maka hubungan Artinya terdapat korelasi positif yang
kedua variabel tidak linier. Tapi jika nilai signifikan antara variabel pola pikir negatif
probabilitasnya > 0,05, maka hubungan dengan variabel kecemasan dalam
dua variabelnya linier. membina hubungan lawan jenis.
77
Faradiana & Mubarok: Hubungan antara Pola Pikir Negatif… (71-80)
Fakta dari lapangan tersebut menunjukkan Hasil dari penelitian ini mendukung
bahwa meskipun individu masuk dalam teori dari Beck (1995) yang
kategori memiliki pola pikir negatif rendah mengungkapkan bahwa ketika seorang
ternyata tetap bisa memunculkan individu selalu berpikir negatif, maka dia
kecemasan dalam membina hubungan cenderung mengalami depresi atau
lawan jenis meskipun dalam kategori yang kecemasan. Didukung juga dalam
sedang (tidak terlalu tinggi). Rendahnya penelitian yang dilakukan oleh Dobson dan
pola pikir negatif yang dimiliki oleh Dozois (2008)menunjukkan bahwa pikiran
individu dewasa awal di Kecamatan negatif pada individu dapat menyebabkan
Mojoroto dapat dipengaruhi oleh wawasan munculnya kecemasan, stress, dan depresi.
keagamaan yang dimiliki individu itu Dari kecemasan yang muncul dalam diri
sendiri. Karena dalam lingkungan tersebut individu, dapat memberikan dampak baik
mayoritas penduduknya beragama islam, secara fisik maupun psikis atau kejiwaan.
banyak juga lembaga pendidikan pesantren Beberapa gangguan kejiwaan yang
yang didirikan di wilayah Kecamatan ditimbulkan akibat kecemasan diantaranya
Mojoroto Kota Kediri dapat membantu adalah fobia, somnabulisme, histeria,
masyarakat untuk lebih mendekatkan diri psikosomatis, dan lain-lain. Sehingga
pada sang Pencipta. Sehingga untuk untuk meminimalisir munculnya
menetralisir munculnya pola pikir negatif kecemasan dalam membina hubungan
pada individu dapat dilakukan dengan cara lawan jenis pada individu dewasa awal
lebih mendekatkan diri kepada Allah. dapat dilakukan dengan cara mengontrol
Dalam Sukma (2017) juga dijelaskan munculnya pola pikir negatif yang muncul
bahwa hal-hal yang menyebabkan individu seperti fokus pada hal-hal positif, bersikap
cenderung memiliki pola pikir negatif berani untuk menghadapi ketakutan,
diantaranya adalah kurangnya wawasan mengubah cara pandang, lebih bersyukur,
keagamaan dan kondisi individu yang jauh serta ikhlas dalam menerima kejadian
dari sang Pencipta. apapun (Sukma, 2017).
Ada banyak hal yang menjadi Kelemahan dalam peneliti ini adalah
penyebab munculnya kecemasan dalam tidak menilai kecemasan ketika peristiwa
membina hubungan lawan jenis. Salah sedang berlangsung, sehingga bisa terjadi
satunya adalah pola pikir negatif yang bias memori mengenai pengalaman
dimiliki oleh individu dewasa awal individu dalam membina hubungan dengan
tersebut. Pola pikir negatif yang cenderung lawan jenis yang disebabkan oleh adanya
dimiliki individu seperti kurangnya rasa persepsi individu terhadap pengalaman
percaya diri, rasa takut akan penolakan kecemasan tersebut. Bias memori yang
dari lawan jenis, rasa khawatir akan dimaksud bisa berupa ketidaksamaan
disakiti, dan lain-lain. Kurangnya rasa antara bentuk gejala kecemasan yang
percaya diri pada individu menjadi salah diingat dengan gejala kecemasan yang
satu faktor yang relevan dalam pernah dialami oleh subjek penelitian.
mempengaruhi kecemasan seperti yang
diungkapkan oleh Fakhrunnisa (2018) Simpulan
dalam penelitiannya bahwa subjek yang
memiliki kepercayaan diri rendah ketika Berdasarkan dengan penelitian yang
bertemu dengan lawan jenis akan timbul sudah dilakukan, hasil penelitian yang
rasa cemas dalam dirinya. Munculnya rasa didapatkan adalah terdapat korelasi positif
cemas tersebut ditandai dengan beberapa yang signifikan antara pola pikir negatif
gejala fisiologis seperti bibir dan dengan kecemasan dalam membina
tenggorokan terasa kering, merasa deg- hubungan lawan jenis pada dewasa awal.
degan, dan mudah berkeringat. Hal itu ditunjukkan dengan nilai sig. (2-
tailed) sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai
78
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 13, No. 1, Tahun 2022
pearson correlation sebesar 0,354. Artinya membina hubungan lawan jenis. Hal itu
ketika individu memiliki pola pikir negatif dilakukan untuk kebaikan individu dewasa
yang tinggi, maka tingkat kecemasan yang awal dalam melaksanakan tugas
dimiliki individu tersebut cenderung tinggi perkembangan selanjutnya.
juga. Begitupun sebaliknya, ketika seorang Disarankan untuk peneliti selanjutnya yang
individu memiliki pola pikir negatif yang akan mengambil topik serupa, diharapkan
rendah, maka tingkat kecemasan yang dapat mempertimbangkan variabel lain
dimiliki individu tersebut juga rendah. yang berhubungan dengan kecemasan
dalam membina hubungan lawan jenis
Saran demi berkembangnya hasil penelitian.
Penelitian ini hanya menekankan pada
Diharapkan penelitian ini dapat faktor-faktor dari pola pikir negatif saja,
memberikan pengetahuan baru bagi sehingga faktor-faktor lain yang
individu dewasa awal khususnya untuk berhubungan dengan variabel kecemasan
lebih mengendalikan munculnya pola pikir dalam membina hubungan lawan jenis
negatif dalam dirinya dengan cara lebih tidak dapat dibahas secara rinci. Dan
fokus pada hal-hal positif dan berhenti diharapkan hasil penelitian ini bisa
ketika mulai berpikir negatif supaya dapat menjadi sumber rujukan.
mengurangi munculnya kecemasan dalam
Daftar Pustaka
Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep Dewasa Awal yang Mengalami
Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Obesitas. Psikoborneo, 6(1), 101–
Usia (Lansia). Konselor, 5(2), 93. 108. http://e-
https://doi.org/10.24036/0201652648 journals.unmul.ac.id/index.php/psiko
0-0-00 neo/article/view/4533/pdf
79
Faradiana & Mubarok: Hubungan antara Pola Pikir Negatif… (71-80)
80