You are on page 1of 4

Assalamualaikum Wr.

Wb

My name is Siti Diyanah from SMKN 1 Leuwimunding.

Today I have a story to tell you. The story is Roro Jonggrang. Who is Roro Jonggrang?

Let’s listen to the story…..

Roro Jonggrang

Once upon a time, there was a prince named Raden Bandung Bondowoso, a son of Prabu Damar
Moyo, a king of Pengging kingdom. Raden Bandung Bondowoso was strong and powerful. He
was also a fine soldier and commander which always led his army won in every battle. It was
why Pengging became powerful and prosperous kingdom.

Not far from Pengging kingdom, there was another kingdom named Keraton Boko. Kearton
Boko kingdom was ruled by a king named Prabu Boko and his minister named Patih Gupalo.
Both of them were giants who ate men. Even though Prabu Boko was a giant; he had a very
beautiful daughter named Roro Jonggrang.

One day, Keraton Boko kingdom wanted to attack the Penggging kingdom. Parbu Boko wanted
to expand his kingdom territory to make his kingdom more powerful and prosperous. Prabu
Boko and Patih Gupalo together with whole soldiers marched to the Pengging Kingdom.
However, Raden Bandung Bondowoso had prepared his army to defend Pengging kingdom. The
huge battle between Keraton Boko and Pengging could not be stopped anymore.

Radeng Bandung Bondowoso was fine soldier and commander. Not only strong and powerful, he
was also smart in making a strategy to win the battle. Because of Raden Bandung Bondowoso’s
strategy, the battle ended quicker than predicted. Keraton Boko’s army was cornered and
annihilated. Prabu Boko was also died in the battle. Seeing his army was losing the battle, Patih
Gupalo and the remaining soldiers retrieved from the battle and run back to Keraton Boko.
However, Raden Bandung Bondowoso knew it. He then decided to hunt them down to the
Keraton Boko and caught them.

As he arrived in Keraton Boko, Patih Gupalo told everything to princess Roro Jonggrang,
including her father death. He also told her that Raden Bandung Bondowoso would come and
destroyed Keraton Boko. Roro Jonggrang was sad but she needed to make an action to save her
kingdom. Raden Bandung Bondowoso finally arrived in Keraton Boko not long after Patih
Gupalo. When he wanted to destroy Keraton Boko to draw out Patih Gupalo, Roro Jonggrang
showed herself in front of Raden Bandung Bondowoso.

“Stop.. Stop it.. Please stop it. It’s enough.” Roro Jonggrang scream.

Raden Bandung Bondowoso stood still. He had just heard the most beautiful voice he had ever
heard. He looked at Roro Jonggrang and her beauty chilled his heart. He fell in love with her.
“Please stop. It’s enough. Please don’t destroy this kingdom. You’ve killed my father. Should it
be enough? Please, end this war. I promise I will take no revenge.” Cried Roro Jonggrang.

“You are Roro Jonggrang, the daughter of Parbu Boko, aren’t you? So, the rumor is true. Your
beauty is beyond compare. I will end this war right at the moment, but you should be my wife.”
Proposed Raden Bandung Bondowoso.

Roro Jonggrang did not want to marry Raden Bandung Bondowoso, the man who killed her own
father. But she did not have other option to save her kingdom. If she rejected Raden Bandung
Bondowoso’s proposal, the kingdom would be destroyed and everyone would die. But if she
accepted the proposal, she would live her whole life with the man who killed her father. She
taught for a while and came out with an idea.

“I will accept your proposal and I will marry you. But I want you to make something for me. I
want you to make a well and a thousand temples within a night. If you can finish it, I promise I
will accept your proposal.” Promise Roro Jonggrang.

Raden Bandung Bondowoso could not reject it. He had fallen in love with her. With all his
strength and power, he summoned genies to help him. He started to make a well then continued
to make a thousand temples. He worked so hard. He was sure; he could finish them even before
dawn. Worried that Raden Bandung Bondowoso would finish the work. Roro Jonggrang ordered
girls to pound rice and burn stubbles in the east as sign that the morning had come. Raden
Bandung Bondowoso surprised. He felt that it was not morning yet. He stopped his work and
counted the temples. The total temples made were only 999 temples.

Roro Jonggrang was happy; Raden Bandung Bondowoso could not finish his job. So she rejected
Raden Bandung Bondowoso’s proposal. Raden Bandung Bondowoso smelt something fishy. He
believed that it was not morning yet. Knowing Roro Jonggrang lied to him, Raden Bandung
Bondowoso was mad. He was mad because Roro Jonggrang did not appreciate what he had
done. Angrily, he cursed Roro Jonggrang into a statue to complete his work. Roro Jonggrang
then transformed become a stone statue. The statue Roro Jonggrang exists until now in Candi
Prambanan site, Central Java.

Moral of the story: appreciate what someone do to you and never ever lie to them.

That’s all my story telling. Thank you very much for your attention. The last I say…

Wassalamualaikum Wr.Wb
Terjemahan

Roro Jonggrang

Suatu ketika, ada seorang pangeran bernama Raden Bandung Bondowoso, anak dari Prabu
Damar Moyo, raja dari kerajaan Pengging. Radeng Bandung Bondowoso adalah pangeran yang
kuat dan sakti. Dia juga adalah prajurit dan komandan yang tangguh yang selalu membawa
tentaranya menang di setiap pertempuran. Itu lah mengapa Pengging menjadi kerajaan yang kuat
dan sejahtera.

Tidak jauh dari kerajaan Pengging, terdapat kerajaan lain yang bernama Keraton Boko. Kerajaan
Keraton Boko dipimpin oleh seorang raja bernama Prabu Boko dan patihnya bernama Patih
Gupalo. Mereka berdua adalah raksasa pemakan manusia. Walaupun Prabu Boko adalah seorang
raksasa, dia memiliki putri yang sangat cantik bernama Roro Jonggrang.

Suatu hari, kerajaan Keraton Boko ingin menyerang kerajaan Pengging. Prabu Boko ingin
memperluas wilayah kerajaannya untuk membuat kerajaannya lebih kuat dan sejahtera. Prabu
Boko dan Patih Gupalo bersama dengan seluruh tentaranya berbaris menuju kerajaan Pengging.
Akan tetapi, Raden Bandung Bondowoso telah menyiapkan tentaranya untuk mempertahankan
kerajaan Pengging. Pertarungan besar antara Keraton Boko dan Pengging pun tidak bisa
dihentikan lagi.

Raden Bandung Bondowoso adalah prajurit dan komandan yang tangguh. Tidak hanya kuat dan
sakti, dia juga pintar dalam membuat strategi untuk memenangkan peperangan. Karena strategi
Raden Bandung Bondowoso pertaruangan berakhir lebih cepat daripada yang diprediksi. Tentara
Keraton Boko terpojok dan dihancurkan. Prabu Boko juga tewas dalam pertempuran. Melihat
tentaranya kalah dalam perang, Patih Gupalo dan tentara yang tersisa mundur dari peperangan
dan kembali ke Keraton Boko. Namun, Radung Bandung Bondowoso mengetahuinya. Dia
kemudian memutuskan untuk mengejarnya ke Keraton Boko untuk menangkapnya.

Setibanya di Keraton Boko, Patih Gupalo menceritakan semuanya kepada puteri Roro
Jonggrang, termasuk kematian ayahnya. Dia juga menceritakan bahwa Raden Bandung
Bondowoso akan datang dan menghancurkan Keraton Boko. Roro Jonggrang sedih tetapi dia
harus membuat tindakan untuk menyelamatkan kerajaannya. Raden Bandung Bondowoso
akhirnya tiba di Keraton Boko tidak lama setelah Patih Gupalo. Ketika dia ingin menghancurkan
Keraton Boko untuk menarik keluar Paith Gupalo, Roro Jonggrang menunjukan dirinya di
hadapan Raden Bandung Bondowoso.

“Hentikan.. Hentikan.. Tolong hentikan. Cukup.” Teriak Roro Jonggrang.


Raden Bandung Bondowoso terdiam. Dia baru saja mendengar suara paling indah yang perah dia
dengar. Dia menatap Roro Jonggrang dan kecantikannya menyejukkan hatinya. Dia jatuh cinta
padanya.

“Tolong hentikan. Cukup. Tolong jangan hancurkan kerajaan ini. Kamu telah membunuh ayah
saya. Sudah cukup kan? Mohon, akhiri perang ini. Saya janji saya tidak akan membalas
dendam.” Tangis Roro Jonggrang.

“Kamu Roro Jonggrang, puteri Prabu Boko, bukan? Jadi, rumor itu benar. Kecantikan mu tidak
ada bandingnya. Saya akan mengakhiri perang sekarang juga, tetapi kamu harus menjadi
isteriku.” Pinang Raden Bandung Bondowoso.

Roro Jonggrang tidak ingin menikah dengan Raden Bandung Bondowoso, orang yang telah
membunuh ayahnya. Tetapi dia tidak mempunyai pilihan lain untuk menyelamatkan
kerajaannya. Jika dia menolak pinangan Raden Bandung Bondowoso, kerajaanya akan
dihancurkan dan semua orang akan mati. Tetapi jika dia menerima pinangannya, dia akan akan
tinggal seumur hidupnya dengan orang yang telah membunuh ayahnya. Dia berfikir sejenak dan
muncul lah sebuah ide.

“Saya akan menerima pinangan mu dan menikah dengan mu. Tetapi saya ingin kamu melakukan
sesuatu untuk ku. Saya ingin kamu membuat seribu candi dalam satu malam. Jika kamu mampu
menyelesaikannya, saya berjanji akan menerima pinangan mu.” Janji Roro Jonggrang.

Raden Bandung Bondowoso tidak dapat menolaknya. Dia telah jatuh cinta padanya. Dengan
semua kekuatan dan kesaktiannya, dia memanggil jin untuk menolongnya. Dia memulai dengan
mengerjakan sumur kemudian berlanjut untuk membuat seribu candi. Dia bekerja begitu keras.
Dia yakin dia dapat menyelesaikan pekerjaannya bahkan sebelum subuh. Cemas Raden Bandung
Bondowoso akan menyelesaikan pekerjaannya, Roro Jonggrang memerintahkan para gadis untuk
menumbuk padi dan membakar jerami di timur sebagai tanda pagi sudah datang. Raden Bandung
Bondowoso terkejut. Dia rasa saat itu belum waktunya pagi. Dia menghentikan pekerjaannya dan
menghitung candi-candi. Total candi yang dibuat ternyata cuma 999 candi saja.

Roro Jonggrang senang; Raden Bandung Bondowoso tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya.
Jadi dia menolak pinangan Raden Bandung Bondowoso. Raden Bandung Bondowoso mencium
ada sesuatu yang tidak benar. Dia percaya bahwa ini belum pagi. Mengetahui Roro Jonggrang
berbohong kepadanya, Raden Bandung Bondowoso murka. Dia murka karena Roro Jonggrang
tidak menghargai apa yang telah dia kerjakan. Dengan marah, dia mengutuk Roro Jonggrang
menjadi patung untuk melengkapi karyanya. Roro Jonggrang kemudian berubah menjadi patung
batu. Patung Roro Jonggrang tersebut masih ada sampai sekarang di komplek Candi Prambanan ,
Jawa Tengah.

Moral cerita: hargai apa yang telah seseorang buat untuk kamu dan jangan pernah berbohong
kepadanya.

You might also like