You are on page 1of 12

Jurnal Anestesiologi Indonesia

PENELITIAN

Pengaruh Anestesi Regional dan General pada Sectio Cesaria pada Ibu
dengan Pre Eklampsia Berat terhadap Apgar Score
Nurhadi Wijayanto*, Ery Leksana**, Uripno-Budiono**
*Bagian Anestesiologi RSU Bhayangkara Sartika Asih Bandung
**Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang

ABSTRACT
Background: in patients with severe preeclampsia intubation is dangerous because of the
actions associated with airway management and hemodynamic fluctuations that may
occur. Spinal anesthesia avoided many risks associated with hypotensive but some studies
have shown that spinal anesthesia is safe for both mother and fetus. debate about the
influence of general anesthesia and spinal anesthesia on Apgar score is something
interesting. Some research suggests that there was no difference in anesthesia on both of
them but other studies say that the appreciation of the general anesthesia will result in a
lower than spinal anesthesia.
Objective: to compare the influence of general anesthesia and spinal anesthesia on
children born to mothers with a sectio caesaria because of severe preeclampsia. Methods:
an experimental study design with prospective randomized control trial study, the
research group is divided into two (n: 8), Group I is the group that received general
anesthesia with pentothal 5mg/bb dose and dose muscle paralytic suksinilkholis 1.5mg/bb
Conclusion: Apgar score in the group of spinal anesthetics are higher than general
anesthesia in patients with sectio caesaria because of severe preeclampsia, but clinically
by Apgar score categories of the two groups together

Key words: pre-eclampsia, Apgar score, spinal anesthesia, sectio Cesaria, hemodynamic

ABSTRAK
Latar belakang: pada pasien preeklampsia berat intubasi merupakan tindakan yang
berbahaya karena berkaitan dengan menejeman jalan napas dan gejolak hemodinamik
yang mungkin terjadi. Anestesi spinal banyak dihindari berkaitan dengan resiko
hipotensinya namun beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa anestesi spinal
adalah aman bagi ibu maupun janin . perdebatan tentang pengaruh anestesi umum dan
anestesi spinal terhadap Apgar score adalah sesuatu yang menarik. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan anestesi pada keduanya namun pada penelitian
lainnya dikatakan bahwa dengan apresiasi umum akan menghasilkan anestesi yang lebih
rendah daripada anestesi spinal.

Volume IV, Nomor 2, Tahun 2012 115


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Tujuan : untuk membandingkan pengaruh anestesi umum dan anestesi spinal terhadap
anak yang dilahirkan oleh ibu dengan sectio caesaria karena preeklampsia berat.
Metode : merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian prospective
randomized control trial, kelompok penelitian dibagi menjadi dua (n:8), kelompok I
merupakan kelompok yang mendapat anestesi umum dengan pentothal dosis 5mg/bb dan
pelumpuh otot suksinilkholis dosis 1.5mg/bb
Kesimpulan : Apgar score pada kelompok anesthesi spinal lebih tinggi daripada anestesi
umum pada pasien sectio caesaria karena preeklampsia berat, tetapi secara klinis
berdasarkan kategori Apgar score kedua kelompok sama

Kata kunci : preeklampsia, Apgar score, anestesi spinal, sectio cesaria, hemodinamik

PENDAHULUAN penurunan perfusi uteroplasenta akibat


tindakan anestesi yang diberikan.
Kurang lebih 50.000 ibu meninggal
karena preeklampsia tiap tahun diseluruh Pada waktu yang lampau istilah hipertensi
dunia dan hipertensi pada kehamilan selama kehamilan masih membingungkan
menyebabkan 15%-20% kematian ibu namun demikian The National High Blood
dan kurang lebih 30% bayi yang Pressure Education Program Working
dilahirkan mengalami asfiksia selama Group telah merekomendasikan bahwa
persailinan dan IUFD (intrauterine fetal istilah hipertensi gestasional diganti
death sebesar 12% kematian perinatal dengan pregnancy-induced hypertension
terjadi karena asfiksia. Hipertensi untuk mendiskripsikan naiknya tekanan
merupakan penyebab ketiga kematian ibu darah disertai proteinuria. Setelah
di USA setelah tromboembolisme dan kehamilan 20 minggu dan dan kemudian
pendarahan.1,2 menurun pada post partum, sebanyak 25%
wanita dengan hipertensi gestasional akan
Sebuah penelitian yang dilakukan di
timbul proteinuria dan sindrom
Yogyakarta mendapatkan bahwa
preeklampsia.1
preeklampsia akan meningkatkan resiko
terjadinya asfiksia berat sebesar 15 kali Preeklampsia merupakan sekumpulan
dibanding kehamilan normotensi, gejala yang terdiri dari hipertensi dan
sedangkan untuk terjadinya asfiksia proteinuria setelah kehamilan berumur 20
sedang meningkat 2,9 kali.3 minggu. lstilah eklampsia digunakan bila
sindrom preeklampsia melibatkan system
Asfiksia terjadi bila pada saat neonatus saraf pusat sehingga berakibat kejang.
lahir mengalami gangguan gas dan Istilah HELLP Syndrome digunakan pada
transport O2 sehingga menderita preeklampsia dengan hemolysis elevated
kekurangan persediaan O2 dan kesulitan liver enzymes, and low
mengeluarkan CO2. Salah satu penyebab
platelet meskipun kaitan antara
terjadinya asfiksia adalah adannya preeklampsia dengan HELLP syndrome
tidak jelas 1,2,3

116 Volume IV, Nomor 2, Tahun 2012


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Preeklampsia terjadi pada 5% sampai 9% didiagnosis preeklampsia menjalani sectio


dari semua kehamilan meskipun caesaria.2
prevalensi berbeda-beda ditiap Negara.
Di United States 7%-10% wanita Beberapa pasien yang memerlukan
menderita preeklampsia, di Singapura tindakan sectio caesaria tentunya
0,13-6,6%, sedangkan di Indonesia 3,4- memerlukan penatalaksanaan anestesi.
Karena bahaya yang mungkin timbul
8,5% dan ini menyebabkan peningkatan
berkaitan dengan manajemen jalan napas
morbiditas dan mortalitas ibu dan
dan gejolak hemodinamik pada saat
neonatus . Antara tahun 1979 dan 1986
intubasi maka anestesi umum dipilih bila
insidensi preeklampsia rneningkat dari 2,4
ada kontra indikasi terhadap anestesi
per 1000 persalinan, menjadi 5,2 per
regional. Anestesi epidural digunakan
1.000 persalinan di USA. Pada
pada saat pasien dengan preeklampsia
penelitian terhadap 40.124 kelahiran
berat, meskipun anestesi spinal banyak
yang berkaitan dengan kematian ibu
dihindari berkaitan dengan resiko
setelah kehamilan 20 minggu di USA
hipotensinya namun dari beberapa
antara 1979 dan 1992. Telah dilaporkan
penelitian telah menunjukkan bahwa efek
bahwa rata-rata kematian ibu karena
anestesi spinal dan epidural terhadap
preeklampsia atau eklampsia adalah 1.5
hemodinamik sama. Perdebatan tentang
kematian dari 100.000 kelahiran hidup. 1,4 pengaruh anestesi umum dan anestesi
Sectio caesaria merupakan metode untuk spinal terhadap Apgar score adalah
melahirkan bayi melalui irisan pada sesuatu yang menarik. Beberapa penelitian
abdomen dan uterus. Asal mula nama ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
tidak jelas walaupun secara luas diyakini Apgar score pada keduanya namun pada
bahwa nama ini berasal dari nama Julius penelitian lainnya dikatakan bahwa
Caesar walaupun Julius Caesar tidak dengan anestesi umum akan menghasilkan
dilahirkan dengan metode ini. Mungkin Apgar score yang lebih rendah daripada
nama ini berasal dari peraturan yang anestesi spinal.
dahulu digunakan yaitu berdasar undang-
Telah dilakukan penelitian tingkat stress
undang Julius Caesar. Berdasarkan Center
hormone selama anestesi. Pada Kelompok
for Disease Control and Prevention
yang dilakukan anestesi umum,
(CDC) lebih dari 700.000 orang menjalani
adrenocorticotrophic hormone (ACTH)
sectio caesaria yang pertama dan 400.000
dan betaendorphin meningkat secara
wanita menjalani sectio caesaria berulang
bermakna pada saat insisi kulit, tetapi
tiap tahun. Jumlah total sectio caesaria
perubahan ini tidak terjadi pada anestesi
adalah 29% selama tahun 2004. Wanita
epidural. Epinefrin dan norepinefrin
dengan preeklampsia menunjukkan
plasma meningkat secara bermakna pada
peningkatan untuk dilakukan pengakhiran
saat insisi kulit untuk pasien dengan
kehamilan dengan sectio caesaria, dalam
anestesi umum sedangkan anestesi
satu penelitian didapat 83% yang
epidural perubahannya tidak bermakna.

Volume IV, Nomor 2, Tahun 2012 117


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Anestesi regional yang digunakan dapat ibu, kombinasi dari hipoksemia dan
menggunakan anestesi epidural atau hipotensia.
anestesi spinal karena keduanya
METODE
menunjukkan efek hermodinamik yang
stabil dan tidak bermakna.1,5,6 Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental dengan desain penelitian
Pada wanita dengan preeklampsia, anestesi
prospective randomized control trial,
spinal mempunyai beberapa keuntungan
kelompok penelitian dibagi menjadi dua
yaitu menghindari kesulitan intubasi pada
sebagai berikut, Kelompok I mendapat
anestesi umum dan mencegah gejolak
anestesi umum, yang rnerupakan
intubasi, onset yang cepat, lebih mudah
kelompok kontrol, Kelompok II mendapat
dikerjakan, lebih terpercaya jika
anestesi spinal.Tempat penelitian adalah
dibandingkan dengan anestesi epidural,
instalasi bedah sentral dan ruang operasi
mempunyai resiko yang lebih kecil dalam
menyebabkan trauma di ruang epidural UGD Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi
Semarang. Waktu penelitian adalah 4
sehingga menurunkan resiko hematom.1,5
bulan sejak usulan di setujui.

Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah


Pemeriksaan penunjang dan penilaian
pasien dengan preeklampsia berat yang
dalam penatalaksanaan asfiksia, dapat
akan menjalani SC, tidak ada riwayat
dilakukan dengan : pemantauan janin
alergi dengan obat-obat anestesi yang
(klinik dan kardiotokografi), analisis gas
darah, USG kepala, Computed Tomografi, akan diberikan, kehamilan aterm,
sedangkan Kriteria eksklusi dari penelitian
MRI, EEG dan Apgar score.7 ini adalah pasien menolak untuk ikut
Apgar score merupakan metode untuk dalam penelitian, kontraindikasi untuk
melakukan penilaian terhadap bayi baru dilakukan anestesi umum atau anestesi
lahir secara cepat. Penilaian tersebut spinal, BMI > 35 kg/m2, mallampati > 2,
meliputi lima komponen yang dengan koagulasi yang abnormal, trombositopeni
mudah dpt dilakukan. Kelima komponen (trombosit 75 X 109/1), SIRS/Sepsis,
itu meliputi laju jantung, usaha bernapas, deformitas tulang belakang, kehamilan
tonus otot, refleks dan warna kulit, dan kembar, fetal distress, partus lama, bayi
reflek tergantung dari maturitas fisiologi preterm atau serotinus, penderita diabetes
bayi. Bayi preterm yang sehat tanpa mellitus, perdarahan antepartum dan
riwayat asfiksia mungkin saja mendapat perdarahan intrapartum, ruptur uteri.
score yang rendah karena imaturitasnya.
Jumlah sampel yang diperlukan untuk
Sejumlah faktor pada fetus dipengaruhi
penelitian ini adalah 16 sampel, yang
oleh penurunan konsentrasi oksigen yang
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
dihirup oleh ibu, penurunan aliran darah
kelompok I (anestesi umum) dan
uterus, penurunan aliran darah umbilikus,
kelompok II (anestesi spinal), masing-
emboli uteroplasenta, pendarahan pada

118 Volume IV, Nomor 2, Tahun 2012


Jurnal Anestesiologi Indonesia

masing kelompok berjumlah 8 sampel. Rerata (simpangan baku) umur kehamilan


Randomisasi dilakukan sebelum operasi. kelompok I dan kelompok II berturut-turut
Penderita dibagi menjadi dua kelompok, adalah 37,25 (1,58) minggu dan 38,00
yaitu kelompok I dan II. Kelompok II (1,60) minggu, sehingga umur kehamilan
mendapatkan anestesi spinal dengan pada kedua kelompok berbeda
bupivakain 0,5% hiperbarik 12,5 mg, tidak bermakna (p=0,328). Umur
fentanil 25 ug. Sebelum diberikan anestesi kehamilan antara kelompok I dan II adalah
spinal diberikan pemberian koloid HES sama. Rerata (simpangan baku) kadar
6% dalam larutan berimbang sebanyak hemoglobin (Hb) kelompok I dan
500 ml, kelompok I mendapatkan anestesi kelompok II berturut-turut adalah 10,87
umum dengan pentothal 5% 5 mg/kg bb, (0,63) g% dan 11,16 (1,04) g%. Kadar Hb
suksinilkholin 1,5 mg/kgbb kemudian pada dua kelompok berbeda tidak
dilakukan intubasi 1 menit kemudian, bermakna (p=0,516), sehingga kadar Hb
analgetik diberikan tramadol 2mg/kgbb, pada kedua kelompok adalah sama.
rumatan anestesi dengan menggunakan
50% N2O dalam O2 dan 0,75-1,5% Rerata (simpangan baku) kadar gula darah
sewaktu (GDS) kelompok I dan Kelompok
isoflurane. Setelah bayi lahir dilakukan
penilaian Apgar score oleh dokter anak/ II berturut-turut adalah 103,50 (20,87)
residen anak. mg/dL dan 102,75 (8,88) mg/dL. Kadar
GDS antara kedua kelompok berbeda
Data yang terkumpul dibagi, menjadi dua tidak bermakna (p= 0,927), sehingga kadar
kelompok. Yaitu kelompok I yang GDS antara kedua kelompok adalah sama.
mendapatkan anestesi umum dan Demikian juga berdasarkan indikasi
kelompok II yang mendapatkan anestesi c=section kedua kelompok berbeda tidak
spinal. Data-data tersebut meliputi data bermakna (p=0,41), sehingga berdasarkan
demografi dasar, status obstetrik, umur indikasi sectio caesaria kedua kelompok
kehamilan, hemoglobin ibu, gula darah adalah sama.
sewaktu melahirkan, hemodinamik ibu,
berat badan bayi baru lahir dan Apgar Rerata (simpangan baku) waktu insisi-
score. lahir kelompok I dan Kelompok II berturut
-turut adalah 7,25 (0,46) menit dan 7,5
HASIL (0,93) menit. Kedua kelompok
menunjukkan adanya perbedaan yang
Pada Tabel 1, Rerata (simpangan baku)
tidak bermakna waktu insisi-lahir
umur ibu, kelompok I, kelompok II
(p=0,574), sehingga berdasarkan waktu
berturut-turut adalah 26,75 (7,09) tahun
insisi-lahir kedua kelompok adalah sama.
dan 29,63) tahun. Keadaan tersebut
Rerata (simpangan baku) berat bayi lahir
berbeda tidak bermakna antara kedua
kelompok I dan kelompok II berturut-turut
kelompok ( p= 0,408). Umur ibu pada
adalah 2869 (266) gram dan 2981
kedua kelompok sama.
(474) gram. Hasil uji beda menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang tidak

Volume IV, Nomor 2, Tahun 2012 119


Jurnal Anestesiologi Indonesia

bermakna berat bayi lahir antara kedua Berdasarkan ketegori klinis Apgar score
kelompok (p=0,568). dikategorikan menjadi 3 yaitu Apgar score
0 – 3 (asfiksia berat), Apgar score 4 -6
Rerata (simpangan baku) waktu insisi-
(asfiksia ringan), Apgar score 7 – 10
lahir kelompok I dan Kelompok II berturut
(normal). Pada kelompok I menit ke – 1
-turut adalah 7,25 (0,46) menit dan 7,5
ada sampel yang masuk kategori asfiksia
(0,93) menit. Kedua kelompok
ringan sebanyak 3 sampel, sedangkan pada
menunjukkan adanya perbedaan yang
menit ke – 5 dan 10 semua sampel masuk
tidak bermakna waktu insisi-lahir
dalam kategori normal.
(p=0,574), sehingga berdasarkan waktu
insisi-lahir kedua kelompok adalah sama. Pada kelompok II semua sampel adalah
Rerata (simpangan baku) berat bayi lahir normal, baik pada menit ke – 1, menit ke –
kelompok I dan kelompok II berturut-turut 5, maupun menit ke – 10 . berdasarkan uji
adalah 2869 (266) gram dan 2981 beda terdapat perbedaan tidak bermakna
(474) gram. Hasil uji beda menunjukkan antara dua kelompok baik pada menit ke –
bahwa terdapat perbedaan yang tidak 1 (p = 0,234), menit ke - 5 (p = 1,00) dan
bermakna berat bayi lahir antara kedua menit ke – 10 (p = 1,00), sehingga
kelompok (p=0,568). Berat bayi lahir bedasarkan kategori klinis kedua
antara kedua kelompok adalah sama (tabel kelompok sama
2).
Hipotensi berdasarkan tekanan darah
Dari grafik 1 dapat dilihat pada kelompok sistolik menunjukkan bahwa semua
I hanya terdapat dua sampel (25%) dengn sampel kelompok I tidak ada yang
riwayat partus satu kali, sedangkan sisanya hipotensi sedangkan pada kelompok II
belum pernah melahirkan sebelumnya. terdapat dua sampel (25%) yang hipotensi
Sebaliknya pada kelompok II terdapat lima dan sisanya (75%) tidak hipotensi.
sampel (62,5%) dengan riwayat partus Sementara itu apabila hipotensi
satu kali, sedangkan sisanya belum pernah berdasarkan MAP, maka terdapat seorang
melahirkan sebelumnya. sampel (12,5%) dari kelompok I yang
bipotensi dan tiga sampel (37,5%) dari
Rerata (simpangan baku) Apgar
kelompok II (grafik 2).
score
menit ke 1,5. 10 kelompok I dan kelompok Berdasarkan uji Fisher’s Exact
II berturut-turut adalah 7,00 (1,07),7,88 menunjukkan bahwa kejadian hipotensi
(0,84), 9,00 (0,76) dan 8,63 berdasarkan tekanan darah sistolik dan
(0,52), 9,50 (0,53),9,88(0,35). Terdapat MAP pada kedua kelompok berbeda tidak
perbedaan bermakna Apgar score menit ke bermakna (p=0,233) dan (p=0,285) kedua
1,5 dan 10 antara kelompok I dan II. kelompok sama
Apgar score menit ke-1, 5,10 pada
kelompok II lebih tinggi daripada PEMBAHASAN
kelompok I (tabel 3).
Perdebatan tentang anestesi spinal pada

120 Volume IV, Nomor 2, Tahun 2012


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Tabel 1. Umur, umur kehamilan, kadar Hb dan kadar GDS, indikasi sectio caesaria

Kelompok Perlakuan
Variabel Kelompok I Kelompok II P

Umur (tahun) 26,75 (7,09) 29,63(6,37) 0,4081


Umur Kehamilan (minggu) 37,25 (1,58) 38,00 (1,60) 0,3282
Kadar Hemoglobin (g%) 10,87 (0,63) 11,16 (1,04) 0,5161
Kadar GDS (mg/dL) 103,50 (20,87) 102,75 (8,88) 0,9271
Indikasi sectio caesaria
Panggul sempit 0 1 0,4113
Disproporsi kepala panggul 0 0
Malpresentasi 4 2
Partus tak maju 4 5

1
Keterangan: : independen t test
2
: mann whitney test
3
: chi-square test

Tabel 2. Waktu insisi- lahir dan berat bayi lahir

Variabel Kelompok perlakuan p


Kelompok I Kelompok II

Insisi-lahir (menit) 7,25 (0,46) 7,50 (0,93) 0,5742


Berat bayi lahir (gram) 2868 (266) 2981( 474) 0,5681

Ket :
1
= independent t test
2
= mann whitney test

Grafik 1. Distribusi frekuensi (dalam %) riwayat partus di antara kedua kelompok

Volume IV, Nomor 2, Tahun 2012 121


Jurnal Anestesiologi Indonesia

preeklamasia berat saat ini telah plasenta menyebabkan disfungsi endothel


ditinggalkan. Penelitian yang telah sirkulasi ibu. Disfungsi endothel
dilaksanakan di Perancis pada tahun 2003 merupakan tanda awal preeklampsia dan
menunjukkan bahwa anestesi spinal pada hal ini merupakan penyebab dan bukan
pasien preeklampsia berat menunjukkan akibat dari ganggguan kehamilan.8
bahwa anestesi spinal pada pasien
preeklampsia berat menunjukkan hipotensi Selama kehamilan normal terjadi
yang lebih rendah daripada anesthesia peningkatan aktivitas endothelial Nitric
spinal pada pasien sectio caesaria tanpa Oxide Synthase (NOS) dan
preeklampsia. Resiko hipotensi enam kali Cyclooxigenase (COX) dan peningkatan
lebih rendah pada pasien dengan produksi nitric oxide (NO), prostacyclin
preeklampsia berat dari pada pasien tanpa (PG12), dan endothelium-derived
hyperpolarizing factor (EDHF). NO
preeklampsia.5
meningkatkan cGMP dan PG12
Ada dua hal yang mengatur tekanan darah Meningkatkan c GMP dan PG12
yaitu tonus vaskuler yang diperantarai oleh meningkatkan cAMP pada otot polos,
jalur simpatis dan jalur endothelial jalur Ca2+ intraseluler mengalami penurunan
simpatis menuju pembuluh darah berubah dan miofilamen menjadi sensitif terhadap
dengan tindakan anestesi spinal pada Ca2+. Demikian juga EDHF akan
pasien preeklampsia berat maupun pada membuka K+ channels, sehingga
pasien tanpa preeklampsia. Perhatian menyebabkan membran otot mengalami
tertuju pada jalur endothelial. Akibat hiperpolarisasi. hal ini menyebabkan
kegagalan invasi trophoblast menyebabkan relaksasi otot polos dan penurunan tahanan
penurunan perfusi utero perifer serta penurunan tekanan
plasenta. Plasenta wanita dengan arteri. Pada preeklampsia terjadi
preeklampsia menunjukkan adanya meningkatkan pelepasan sitokin plasenta
peningkatan frekuensi infark dan yang menghambat produksi endothelium-
perubahan morfologi karena adanya derived relaxing factor sehingga terjadi
proliferasi sitotrofoblast yang abnormal penurunan relaksasi otot polos. Sitokin
dan adanya peningkatan pembentukakan juga merangsang pelepasan endothelium-
syncytial knots. derived contracting factor seperti
endothelin-1 (ET-1) dan tromboksan A2
Endothelium vaskuler mempunyai (TXA2) dan mengaktifkan renin-
beberapa fungsi penting termasuk angiotensin system (RAS) di ginjal
mengontrol tonus vaskuler dengan sehingga meningkatkan ANG II.
melepaskan beberapa zat yang bersifat Endothelin-1, TXA2, dan ANG II
vasokonstriktor dan vasodilator dan merangsang reseptor spesifik di otot polos
mengatur fungsi antikoagulasi, antiplatelet
sehingga meningkatkan Ca2+ intraseluler,
dan fibrinolisis. Hal ini menunjukkan
aktifitas protein kinase C (PKC) dan hal
bahwa pelepasan beberapa zat dari ini menyebabkan kontraksi otot polos,
palsenta sebagai respon dari iskemia

122 Volume IV, Nomor 2, Tahun 2012


Jurnal Anestesiologi Indonesia

dan meningkatkan tahanan perifer serta terutama pada operasi-operasi elektif.


tekanan arteri.8 Beberapa peneliti melaporkan bahwa tidak
ada perbedaan antara anestesi umum dan
Demikian juga penelitian di Thailand pada anestesi regional namun beberapa peneliti
tahun 2005 telah membandingkan anestesi melaporkan bahwa Apgar score yang
spinal dan anestesi epidural pada rendah telah terjadi pada pasien sectio
preeklampsia, dari penelitian tersebut
caesaria dengan anestesi umum.10
didapatkan bahwa insidensi hipotensi pada
anestesi spinal lebih tingi daripada anestesi Sementara itu hasil pada penelitian ini
epidural namun durasi hipotensi menunjukkan bahwa Apgar score pada
pada kedua kelompok singkat. Penggunaan menit pertama dengan anesesi spinal
efedrin untuk mengatasi hipotensi lebih karena preeklampsia berat menunjukkan
banyak pada anestesi spinal namun rerata yang lebih tinggi dan perbedaan
demikian hipotensi yang terjadi mudah rerata Apgar score antara anestesi umum
untuk diatasi pada kedua dan menunjukkan perbedaan yang
kelompok. Bayi yang dilahirkan kemudian bermakna dengan p=0,007 (p<0,05),
dilakukan peniliaian dengan Apgar score demikian juga pada menit kelima maupun
maupun analisa gas darah dari arteri menit kesepuluh Apgar score pada pasien
umbilikus dan ternyata keduanya sama preeklamasia berat yang mendapatkan
pada kedua kelompok.9 anestesi spinal mempunyai rerata yang
lebih tinggi daripada anestesi umum dan
Perencanaan tindakan anestesi pada sectio terdapat perbedaan yang bermakna antara
caesaria harus senantiasa memperhatikan kedua kelompok berturut-turut didapatkan
keselamatan ibu maupun anak. Anestesi nilai p=0,002 dan p=0,028 (p<0,05). Dari
umum maupun anestesi regional, termasuk keseluruhan sampel penelitian didapatkan
anestesi spinal, epidural maupun combine bahwa Apgar score > 7, sehingga kondisi
spinal epidural, dapat dilakukan pada bayi yang dilahirkan semuanya masuk
pasien yang akan menjalani sectio dalam kelompok yang sama yaitu
caesaria. Sebagian besar operasi sectio kelompok normal. Hasil penelitian ini
caesaria yang dilakukan di Amerika sesuai dengan penelitian sebelumya yang
Serikat menggunakan anestesi regional, menyatakaan bahwa umumnya bayi yang
dan anestesi regional yang sering dilahirkan oleh ibu dengan preeklampsia
digunakan adalah anestesi spinal.10 berat lahir pada saat aterm dengan berat
badan yang normal, morbiditas dan
Pertanyaan mengenai seberapa besar
mortalitas yang lebih kecil jika
pengaruh anesesi umum dibandingkan
dibandingkan dengan literatur yang telah
anestesi regional terhadap Apgar score
ada sebelumnya. Apgar score merupakan
bayi baru lahir merupakan satu hal yang
metode yang sederhana dan mudah untuk
menarik, bahkan hal ini telah diteliti oleh
diulang dalam menilai kondisi bayi yang
beberapa peneliti, dan umumnya
baru dilahirkan secara cepat dan ringkas.
merupakan penelitian retrospektif

Volume IV, Nomor 2, Tahun 2012 123


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Tabel 3. Apgar score

Kelompok Perlakuan P
Kelompok I Kelompok II
Apgar score menit ke-1 7,00 (1,07) 8,63 (0,52) 0,0072
Apgar score menit ke-5 7,88 (0,84) 9,50 (0,53) 0,0022
Apgar score menit ke 10 9,00(0,76) 9,88 (0,35) 0,0282

Ket :2 mann whitney test

Tabel 4. Perbedaan klinis Apgar score

Kategori Apgar score Kelompok Perlakuan P


Kelompok I Kelompok II

Menit ke – 1 Asfiksia berat 0 0 0,2342


Asfiksia ringan 3 0
Normal 5 8

Menit ke – 5 Asfiksia berat 0 0 12


Asfiksia ringan 0 0
Normal 8 8

Menit ke - 10 Asfiksia berat 0 0 12


Asfiksia ringan 0 0
Normal 8 8

Ket :2 mann whitney test

Grafik 2. Distribusi frekuensi (dalam 100%) riwayat hipotensi berdasarkan MAP diantara kedua kelompok

124 Volume IV, Nomor 2, Tahun 2012


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Tes Apgar bertujuan utuk menilai kondisi sementara sehingga dapat berakibat
fisiologis bayi secara cepat apakah bayi rendahnya Apgar score pada menit
tersebut segera memerlukan perawatan pertama. Sementara obat induksi yang lain
medis dan tidak untuk menilai kesehaan yaitu suksinikholin tidak menunjukkan
bayi dalam jangka panjang.11,12 adanya transfer plasenta kecuali dosis yang
diberikan lebih dari 300 mg. dari
Insidensi hipotensi lebih tinggi pada
penelitian analisis retrospektif disimpulkan
kelompok yang mendapat anestesi spinal
bahwa Apgar score pada menit kelima
yaitu sebesar 37,5% dibanding kelompok
merupakan prediktor yang valid untuk
yang mendapatkan anestesi umum yaitu
menilai resiko kematian bayi baru lahir.
sebesar 12,5%. Perbedaan insidensi
Apgar score pada menit kelima sampai 10
hipotensi ini tidak berbeda bermakna antar
menit menunjukkan bahwa kondisi bayi
kedua kelompok. Hasil penelitian ini
normal, Apgar score 4,5,6 (asfiksia ringan)
sesuai dengan hasil penelitian Visalyaputra biasanya memerlukan bantuan medis
yang menyatakan bahwa insidensi misalnya dapat diberikan oksigen dan
hipotensi pada preeklampsia yang bantuan napas, sedangkan Apgar score
diberikan anestesi spinal lebih tinggi. kurang dari 4 maka bayi tersebut
Walaupun insidensi hipotensinya lebih
memerlukan resusitasi.13
tinggi namun Apgar score pada kelompok
anesthesia spinal baik hal ini diduga Penelitian ini mempunyai keterbatasan
karena durasi hipotensinya hanya singkat, diantaranya adalah sampel penelitian yang
mudah dalam penatalaksanaanya serta bayi kecil, sehingga perlu sampel yang lebih
mempunyai mekanisme kompensasi untuk besar agar diperoleh hasil yang lebih
tetap mempertahankan kecukupan akurat. Disamping itu sectio caesaria
oksigennya yaitu dengan meningkatkan karena preeklampsia berat sebagian besar
laju nadi bayi sehingga anestesi spinal dikerjakan dalam status darurat (cito),
aman untuk diberikan pada ibu dengan maka untuk operator, dokter anestesi,
preeklampsia.6,9 maupun dokter anak sulit untuk dikerjakan
oleh tim yang sama karena disesuaikan
Nilai Apgar score yang rendah pada menit
dengan jadwal jaga masing-masing bagian,
pertama saja tidak menunjukkan hasil
sehingga keterbatasan diatas akan
akhir dari bayi. Apgar score yang rendah
merupakan bias dalam penelitian ini.
pada menit pertama menunjukkan bahwa
bayi baru lahir memerlukan perhatian
medis tetapi bukan merupakan indikasi SIMPULAN
bahwa bayi tersebut akan mempunyai
masalah kesehatan dalam jangka panjang. Apgar score bayi yang lahir dari pasien
sectio caesaria karena preeklampsia berat
Pada anestesi umum obat induksi yang
pada kelompok anestesi spinal lebih
digunakan dalam hal ini thiopental dapat
menyebabkan depresi ringan aktivitas bayi
yang sifatnya

Volume IV, Nomor 2, Tahun 2012 125


Jurnal Anestesiologi Indonesia

tinggi daripada anestesi umum, tetapi 7. Chair I, Ensefalopati biopsies iskemikpada bayi
secara klinis berdasarkan kategori Apgar baru lahir. Dalam :reasy RK, Resnik R eds
Maternal Fetal Medicine. 3 rd ws, USA;WB
score kedua kelompok sama.
Saunders, 1994: 28
8. Khalil RA, Granger JP. Vascular mechanisms
DAFTAR PUSTAKA
of increased arterialpressure in
1. Gambling, RG, Hypertensive disorders. preeclampsia :lessons from animal medels.
In :Chesnut DH. Obstetric anesthesia Availale from URL : http://
ajpregu.physiology.org/cegi/content/full/283/1/
principles and practice 3 rd . ed. Philadelphia :
Elsevier Mosby, 2004 :795-830 R29/BIBL
2. Hypertensive disorder in Pregnancy : 9. Visalyaputra S, Rondonant O, somboonvinoon
Anesthetic implication and management. W, Tantivitayatan K, Thientong S.
Available from :URL http ://www. SaengchoteW. Spinal versus
Freemedeme.com/eme/article.efm / epiduralanesthesisa for cesarean deligery in
mode=article full view & cme id=13 severa preeclamsia : a prospective
3. Hermatno. Factor Resiko asfiksi neonatorum di randomizedmultycenter study. Avialableform
RSUP dr. Sardjito Yogyakarta; Bagian IKA FK URL :http: www.medscape.com/
UGM//RSUPdr. Sardjito; 1992 viewarticle/520775
4. Granger JP, Barbara TA, Llamas MT, Bennett 10. Khademis. The effect of anesthesia on apgar.
WA, Khalil RA Pathophysiology of Availabelform URL: Http://
hypertension during preeclampsia linking www.medscape.com/viearticle /520775
placental ischemia with endothelial dysfunction. 11. Bellis M. Apgar Scoring for Newborn.
Available from URL: http:// Available form UR:http//en. Wikipedia.org/
www.hyper.ahojourplas.org.egi/content/ wiki/Apghar score.
full/97/3/867 12.Nava F., Roblesn P., Padilla L. Neonatal
5. Aya GM, mangin R, Vialles N, Ferrer JM, Outcome in women with severe preeclamsia.
Robert C, Ripart J, Coussaye JE. Patients with Available from URL : http://
severe preeclampsia experience less www.imbiomed,com.mx/Inper/Prv12n4/
hypotension during spinal anesthesia for english/Zor84-01.html
elective cesarean delivery than healthy 13.American Academy of Pediatrics, Committee
parturient; A prospective cohort comparison. on Fetus and Newborn, American College of
Available from URL :http://www/aneshesia. Obstetricians and sGyanccologist and
Analgesia.org/egi/content/full/97/3/867 Committec on Obstetric Practice. The apgar
6. MacArhur A, Anesthesia for severe score.available from URL :http://aapopolicy.
hypertensive disease of pregnancy and ischemic Aappublications . org/cgi/content/full/
heart from URL :http://www.anesthesia pediatrics;1174/1444
analgesia.org/egi/reprint/101/3/862.

126 Volume IV, Nomor 2, Tahun 2012

You might also like