Professional Documents
Culture Documents
Aktivitas Antidiabetes Ramuan Sambiloto, Ciplukan & Pegagan PD Tikus DGN Diet Tinggi Lemak Diinduksi Streptozotosin - Prihatini 2019
Aktivitas Antidiabetes Ramuan Sambiloto, Ciplukan & Pegagan PD Tikus DGN Diet Tinggi Lemak Diinduksi Streptozotosin - Prihatini 2019
(Author dkk)
Abstract
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Ciplukan (Physalis angulata L), and Gotu Kola (Centella asiatica L.)
plants are commonly used for traditional medicine individually. These all plants have shown efficacy as antidiabetic,
but their combination has not been proven. To prove its safety and efficacy, a safety test and antidiabetic efficacy
test were made from the ingredients of Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Ciplukan (Physalis angulata L),
and Gotu Kola (Centella asiatica L.). Safety tests were carried out using Wistar rat strain while the antidiabetic
efficacy test used Sprague Dawley mouse strain intervened with high fat content (80% feed, 15% animal fat, 5%
protein and 1.8 g fructose / kb BW mice orally) for 55 days and induced by streptozotosin (35 mg / kg BW ip)
dosing of herb SCP is 57.6 mg / 200g BW, 115.2 mg / 200g BW and 230.4 mg / 200g BB. Antidiabetic data were
analyzed using computer devices. The safety test results showed that the extract dose of 870 mg /200g BW rats was
equivalent to the powder dose of 3534,37 mg /200g BW rats did not show toxic effects. The test results showed that
the antidiabetic dose of SCP herb was 57.6 mg / 200g rat BW that were consistent for up to 14 days compared to the
negative control and the two other dose groups (115.2 mg / 200g BW and 230.4 mg / 200g BW) with
andrographolide content of Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) was 8,3%. It was concluded that SCP herbs
are safe and have antidiabetic effects.
Keywords: Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Ciplukan (Physalis angulata L), Gotu Kola (Centella
asiatica L.), antidiabetic, acute oral toxicity.
Abstrak
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Ciplukan (Physalis angulata L), dan Pegagan (Centella asiatica L.)
merupakan tanaman yang biasa digunakan untuk obat tradisional secara sendiri-sendiri. Ketiga tanaman tersebut
telah menunjukkan khasiat sebagai antidiabetes, namun penggunaan secara bersama-sama belum terbukti. Sehingga
untuk membuktikan keamanan dan khasiat, maka dilakukanlah uji keamanan dan uji khasiat antidiabetes dari
ramuan Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Ciplukan (Physalis angulata L), dan Pegagan (Centella asiatica
L.) (SCP). Uji keamanan dilakukan menggunakan strain tikus Wistar sedangkan uji khasiat antidiabetes
menggunakan strain tikus Sprague Dawley yang diintervensi dengan kadar lemak tinggi (80% pakan, 15% lemak
hewani, 5% protein dan fruktosa 1,8 g/kg BB tikus peroral) selama 55 hari dan diinduksi streptozotosin (35 mg/kg
BB IP). Pemberian dosis ramuan SCP yaitu 57,6 mg/200 gram berat badan (g BB), 115,2 mg/200g BB dan 230,4
mg/200g BB. Data antidiabetes dianalisis menggunakan perangkat komputer. Hasil uji keamanan menunjukkan
bahwa dosis ekstrak 870 mg/200g BB tikus setara dengan dosis serbuk 3534,37 mg/200g BB tikus tidak
menunjukkan efek toksik. Dan dari hasil uji antidiabetes diketahui bahwa ramuan SCP dosis 57,6 mg/200g BB tikus
mempunyai efek sebagai antidiabetes yang konsisten sampai 14 hari dibandingkan dengan kontrol negatif dan 2
kelompok dosis yang lain (115,2 mg/200g BB dan 230,4 mg/200g BB) dengan kadar andrographolide dari
Sambiloto adalah 8,3%. Disimpulkan bahwa ramuan SCP aman dan mempunyai efek sebagai antidiabetes.
Kata kunci : Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Ciplukan (Physalis angulata L), Pegagan (Centella
asiatica L.), antidiabetes, toksisitas akut oral.
51
konsumsi makanan yang menyebabkan penelitian yang dilakukan oleh Lusi
penyakit degeneratif ini1. Hasil Riset Kristiana juga menyebutkan beberapa
Kesehatan Dasar tahun 2007 melaporkan ramuan yang digunakan oleh BATTRA
bahwa prevelensi nasional penyakit diabetes sebagai obat antidiabetes.7 Penelitian yang
melitus berdasarkan hasil diagnosis tenaga dilakukan oleh Siti Sapardiyah Santoso
kesehatan dan gejala adalah 1,1% dengan mencantumkan beberapa ramuan untuk DM
penyebaran tertinggi pada daerah perkotaan2 yang dilakukan oleh BATTRA DKI Jakarta,
sedangkan pada Riset Kesehatan Dasar Yogyakarta, dan Surabaya.8 Banyak sumber
tahun 2013 terjadi peningkatan yaitu yang menyebutkan untuk penggunaan
menjadi 2,1%. Berdasarkan hasil ramuan tradisional seperti pada penelitian
pengukuran gula darah pada penduduk yang dilakukan oleh Hesti Mulyani yang
dengan umur lebih dari 15 tahun yang mendeskripsikan pengobatan tradisional
bertempat tinggal di perkotaan, prevalensi dalam manuskrip Serat Primbon Jampi Jawi
diabetes melitus adalah 5,7%. Sementara untuk beberapa penyakit.9 Oleh Helen
penduduk yang menunjukan intoleransi Anjelina Simanjuntak membahas mengenai
glukosa adalah 10,2%.3 Hasil Riset pemanfaatan tumbuhan obat diabetes
Kesehatan Dasar tahun 2018 prevalensi melitus pada masyarakat etnis Simalungun
diabetes berdasarkan pemeriksaan darah kabupaten Simalungun provinsi Sumatera
pada penduduk dengan umur lebih dari 15 Utara disebutkan juga beberapa tanaman
tahun menurut konsensus Perhimpunan yang digunakan untuk pengobatan ini.10
Endokrinologi Indonesia (Perkeni) 2011 Komposisi tanaman obat antidiabetes yang
adalah 8,5%, sedangkan menurut konsensus digunakan secara empiris, tidak hanya
Perkeni 2015 usia 55 – 64 tahun sebesar ditujukan untuk menstabilkan kadar gula
19,6% dan usia 65 – 74 tahun sebesar darah, namun juga untuk pemeliharaan atau
19,6%. 4 revitalisasi organ serta untuk mencegah
Ada dua kategori DM, yaitu insulin komplikasi dari penyakit diabetes.
dependent diabetes melitus (IDDM/DM tipe Penelitian ini bertujuan untuk
1) dan non-insulin dependent diabetes mengetahui tingkat keamanan dengan uji
melitus (NIDDM/DM tipe 2). DM tipe 1 toksisitas akut oral (LD50 Oral) dan
ditandai oleh kerusakan sel pankreas β yang mengetahui tingkat efektivitas pemberian
mengarah ke defisiensi insulin absolut, terapi kombinasi ramuan SCP pada tikus
sedangkan DM tipe 2 disebabkan karena yang diberi diet tinggi lemak dan diinduksi
resistensi sel dalam merespon kehadiran Streptozotosin. Formula yang diuji
insulin untuk melakukan penyerapan gula di merupakan kombinasi ekstrak SCP dengan
dalam darah. Hal ini dapat disebabkan oleh perbandingan sesuai yang digunakan oleh
beberapa faktor, antara lain faktor genetika, BATTRA (empiris).
perubahan gaya hidup, misalnya stress,
konsumsi berlebihan makanan manis, dan Metode
berlemak tinggi, atau diet berlebihan.5 DM Penelitian ini adalah penelitian
juga menjadi faktor risiko berbagai penyakit eksperimental dengan disain rancangan acak
seperti jantung koroner, hipertensi, gagal lengkap. Hewan coba untuk uji toksisitas
ginjal, stroke, glaukoma, kerusakan retina, akut menggunakan tikus strain Wistar, jenis
impotensi, dan kelainan fungsi hati. kelamin jantan dan betina masing-masing 25
Komposisi formula tanaman obat sebagai ekor, umur 8-10 minggu, berat badan 170-
antidiabetes yang digunakan oleh pengobat 200 g. Pada uji antidiabetes menggunakan
tradisional (BATTRA) di Pulau Jawa di 40 ekor tikus strain Sprague Dawley dengan
antaranya terdiri dari sambiloto jenis kelamin jantan, umur 8-10 minggu,
(Andrographis paniculata Nees), ciplukan berat badan 225-250 g, yang diperoleh dari
(Physalis angulata L), dan pegagan Laboratorium Hewan Coba, Puslitbang
(Centella asiatica L.) (SCP).6 Pada Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan.
53
Pengamatan selama 6 jam setelah .
pemberian bahan obat meliputi: tingkah laku Pengukuran Bobot Badan
(aktivitas spontan, peka sentuhan, rasa Pengaruh pemberian bahan uji single dose
nyeri) dan eksitasi sistem syaraf pusat (dosis sekali pemberian) terhadap bobot
(gejala straub, melompat, tremor, konvulsi) badan tikus jantan dan betina dilakukan
pada semua dosis ramuan hewan dalam penimbangan hewan pada hari ke 1, 2, 3, 4,
keadaan normal yaitu peka terhadap 7, 11, dan 14. Hasil penimbangan bobot
sentuhan dan rasa nyeri. Tidak terjadi badan, rata-rata terlihat kenaikan sampai
straub, melompat, tremor dan konvulsi pada akhir pengamatan.
hewan coba
Tabel 1. Rata-rata Pertambahan Bobot Badan Tikus Jantan pada Uji Toksisitas Ekstrak
Alkohol 70% Sambiloto, Ciplukan dan Pegagan (SCP
Tabel 2. Rata-rata Pertambahan Bobot Badan Tikus Betina pada Uji Toksisitas Ekstrak
Alkohol 70% Sambiloto, Ciplukan dan Pegagan (SCP)
Kelompok Berat badan Tikus Betina (g)
Penambahan
dosis Hari ke-
BB
(mg/200g BB) 1 2 3 4 7 11 14
226,5 193,2 191.4 198 199 200,6 202,6 204,4 11,2 g
317,1 191,6 189 194 195,8 197,2 199,6 204 12,4 g
443,9 192,2 190 195 196,6 199,6 201 203,2 11,0 g
621,4 183,2 181,6 184 185,8 187,8 189,6 192 8,8 g
870 196,4 194 198 196,4 197,4 199 201 4,6 g
Rata - rata 9,6 g
Sedangkan dosis yang terbesar yang Hasil karakterisasi kimia ekstrak SCP
digunakan pada penelitian ini adalah 870 masih di bawah 10%, yaitu hasil kadar air
mg/200 gbb tikus setara dengan 4350 mg/kg masing-masing adalah sambiloto 0,17%,
bb dalam bentuk ekstrak. Dengan demikian ciplukan 0,18% dan pegagan 0,16%,
dosis ramuan ekstrak SCP yang digunakan menurut Farmakope Indonesia dan Materia
pada penelitian ini adalah dosis yang aman. Medika Indonesia ini berarti kecil
kemungkinan ekstrak untuk ditumbuhi
Data bobot badan, asupan makanan dan jamur. Dengan mengurangi kadar air dan
minuman serta gejala-gejala klinis menghentikan reaksi enzimatik akan
digunakan untuk mengevaluasi status mencegah penurunan mutu atau perusakan
kesehatan dan perkembangan patologi ekstrak sehingga selama penelitian berjalan
hewan percobaan akibat sediaan bahan uji. diharapkan mutu dari ekstrak tetap terjaga.
Hasil penimbangan bobot badan pada semua
ramuan rata-rata menunjukkan kenaikan Uji Antidiabetes
bobot badan sampai akhir percobaan. Hanya
satu hari setelah pemberian ramuan ekstrak Dari hasil pengukuran kadar gula darah
SCP bobot badan hewan coba mengalami uji antidiabetes formula herbal sambiloto,
penurunan, hal ini kemungkinan karena sifat ciplukan, dan pegagan (SCP) (Gambar 1)
dari ramuan ekstrak SCP yang pahit dan terlihat bahwa dosis kecil ekstrak SCP (57,6
kental sehinga mengganggu selera makan mg/200g BB) memiliki efek yang dapat
dari hewan coba. Hingga akhir pengamatan menurunkan kadar gula darah puasa pada
pemberian dosis besar pada semua ramuan tikus. Sedangkan untuk dosis sedang (115,2
hewan dalam keadaan normal tidak terjadi mg/200g BB) dan dosis besar (230,4
gejala klinis penurunan aktivitas, tremor, mg/200g BB) cenderung memiliki efek yang
sensitifitas terhadap bunyi dan sentuhan. Hal tidak stabil untuk menurunkan kadar gula
tersebut menunjukkan bahwa bahan obat darah puasa pada tikus.
tidak menyebabkan kelainan pada sistem
saraf pusat, saraf motorik, maupun kelainan
fisik.
Gambar 1 Kadar Gula Darah pada Uji Antidiabetes Pasca Pemberian Per oral Formula
Herbal Sambiloto, Ciplukan dan Pegagan (SCP)
(Keterangan : Jumlah tikus per kelompok masing-masing 8 ekor)
55
Pembahasan kelompok hewan. Setelah diperlakukan
dengan pemberian diet tinggi lemak dan
Penelitian ini bertujuan untuk pemberian STZ didapat hasil yang tidak
mengetahui LD50 Oral dan mengetahui seragam antara kelompok disebabkan karena
efektivitas pemberian terapi kombinasi perbedaan respon individu dari hewan coba
ramuan SCP pada tikus yang diberi diet yang memiliki daya tahan dan metabolisme
tinggi lemak dan diinduksi Streptozotosin. yang berbeda. Hal ini juga mempengaruhi
Tikus percobaan diberi diet tinggi lemak hasil dari uji antidiabetes pada ramuan
selama 55 hari dilanjutkan dengan induksi herbal sambiloto, ciplukan dan pegagan.
STZ 35 mg/kg BB sebanyak dua kali
interval 3 hari. Dari hasil penelitian dapat dijelaskan
bahwa kadar glukosa darah awal
Pemberian diet tinggi lemak menunjukan tidak ada perbedaan pada
dikombinasi dengan induksi STZ dosis semua kelompok uji. Setelah 14 hari
rendah (<40 mg/kg BB) menghasilkan perlakuan dengan memberikan ramuan SCP
model dengan karakteristik diabetes melitus dilakukan pemeriksaan glukosa darah puasa
tipe-2.12. Pada penelitian ini didapat LD50 pada hari ke-7 dan hari ke-14, hasil pada
oral, kombinasi ekstrak alkohol sambiloto, hari ke-14 menunjukan bahwa dosis 1 yaitu
ciplukan dan pegagan dosis 870 mg/200g 57,6 mg/200 g BB tikus dapat menurunkan
BB tikus ekstrak aman digunakan, kadar glukosa darah yang bermakna
sedangkan pada uji efektifitas ekstrak dosis terhadap kelompok kontrol. Hal ini sejalan
57,6 mg/200g BB tikus efektif menurunkan dengan penelitian terdahulu14 mengenai
kadar glukosa darah. sambiloto yang zat aktifnya andrographolida
mampu meningkatkan sekresi insulin baik
Pada pembuatan hewan model diabetes
dalam lingkungan yang mengandung
dilakukan pemberian diet tinggi lemak
glukosa tinggi maupun tanpa glukosa,
melalui pengamatan perubahan berat badan
sehingga sebagai antidiabetes sambiloto
sebelum dan sesudah pemberian dan
potensial menimbulkan hipoglikemia.
didapatkan kenaikan berat badan tikus
dengan diet tinggi lemak. Hal ini Efek farmakologi sambiloto dalam
mengindikasikan bahwa diet tinggi lemak perbaikan insulitis adalah sebagai
mempengaruhi kenaikan berat badan antioksidan dan antiradang. Struktur
kelompok hewan perlakuan dibandingkan molekul sambiloto bekerja memecah rantai
dengan kelompok tikus normal. Resistensi oksida sehingga mampu meningkatkan
insulin disebabkan oleh asupan diet tinggi status antioksidan endogenous tikus
lemak dan fruktosa. Lemak dan fruktosa di diabetes. Hal ini akan menyebabkan
dalam tubuh akan dimetabolisir dan terhambatnya reaksi autooksidasi akibat
menghasilkan banyak senyawa yang dapat peradangan dan dapat menetralisir radikal
mengganggu transport glukosa dari darah ke bebas atau sitokin yang membinasakan sel
jaringan; keseluruhan proses ini beta pankreas pada saat terjadinya insulitis.
menggambarkan telah terjadinya resistensi Kemudian sebagai detoksikan, sambiloto
insulin. mampu menghentikan reaksi autoimun
akibat serangan sel - sel inflamator dan
Pada pembuatan hewan model tikus
meningkatkan ketahanan sel sehingga
diabetes dimulai dengan pemilihan hewan
mampu mengadakan proses penyembuhan
coba dengan karakteristik individu yang
terhadap infeksi.15 Kondisi tersebut
hampir seragam. Hal ini dapat dilihat pada
mendukung proses terjadinya perbaikan
hasil statistik yang diperoleh yaitu tidak ada
jaringan dan pembentukan kembali sel - sel
perbedaan yang bermakna untuk semua
beta yang baru sehingga insulin dapat
57
5 Ganong, F.G. Endocrine functions of the Diabetes. Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan
pancreas & regulation of carbohydrate Biologi, UIN Malang. 2008.
metabolism. In: Review of Medical Physiology.
New York: McGraw-Hill Book Company. 2005. 16 S.S. Eka, dkk. Aktivitas Antidiabetes Kombinasi
pp. 336-355. Ekstrak Terpurifikasi Herba Sambiloto
(Andrographis paniculata (Burn.f.) Nees.) dan
6 Sa'roni, dkk. Survei Pengobat Tradisional Metformin pada Tikus DM Tipe 2 Resisten
(BATTRA) Ramuan dan Review Penelitian Insulin, Majalah Obat Tradisional. 2011. 16(3)
Tanaman Obat Indonesia. Pusat Penelitian dan hal 124-131.
Pengembangan Biomedis dan Farmasi Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 17 B.C. Yetrie, dkk. Uji Aktivitas Antidiabetes
Depkes. 2005. Ekstrak Etanol Akar Pegagan (Centella asiatica
(L.) Urban) terhadap Tikus Putih Jantan, Jurnal
7 Kristiana L., Suharmiati. Analisis Rasionalisasi Farmanesia. 2017. Vol.4 No. 1.
Kandungan Ramuan Diabetes Melitus di
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan 18 Rachmatiah T, dkk. Aktivitas Ekstrak Etanol dan
Pelayanan Pengobatan Obat Tradisional Metanol Daun Pegagan Merah (Centella asiatica
(LP4OT). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. (L.) Urban. Var. Manoko) Sebagai Antioksidan
2006. Vol.9 No.2 (107-112) dan Antidiabetes Secara In Vitro, Jurnal Ilmu
Kefarmasian. 2015. Vol.8 No. 2.
8 S. S. Siti, dkk. Obat Tradisional Untuk
Penyembuhan Penyakit Diabetes Melitus dari 19 Sediarso, dkk. Efek Antidiabetes dan Identifikasi
Pengobat Tradisional (BATTRA) di DKI Senyawa Dominan Fraksi Kloroform Herba
Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya. Jurnal Ciplukan (Physalis angulata L.). Majalah Ilmu
Ekologi Kesehatan. 2003. Vol 2 No.2 (239-248) Kefarmasian. 2011. Vol. 8 No. 1.
9 Mulyani H, dkk. Pengobatan Tradisional Jawa 20 Permana, R.B. Aktivitas Antidiabetes Buah
Dalam Manuskrip Serat Primbon Jampi Jawi. Ciplukan (Physalis angulata Linn.) Pada Tikus
LITERA. 2017. Vol 16 No. 1 Model Diabetes Tipe -2. 2013. Skripsi