You are on page 1of 8

Aktivitas Antidiabetes….

(Author dkk)

Aktivitas Antidiabetes Ramuan Sambiloto (Andrographis paniculata Nees),


Ciplukan (Physalis angulata L) dan Pegagan (Centella asiatica L.) pada Tikus
dengan Diet Tinggi Lemak Diinduksi Streptozotosin
Nita Prihatini1, Putri Reno Intan2, Tri Wahyuni Lestari1
1
Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Badan Litbangkes, Kemkes RI
2
Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes, Kemkes RI
Email : nita_2006@yahoo.com

Abstract
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Ciplukan (Physalis angulata L), and Gotu Kola (Centella asiatica L.)
plants are commonly used for traditional medicine individually. These all plants have shown efficacy as antidiabetic,
but their combination has not been proven. To prove its safety and efficacy, a safety test and antidiabetic efficacy
test were made from the ingredients of Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Ciplukan (Physalis angulata L),
and Gotu Kola (Centella asiatica L.). Safety tests were carried out using Wistar rat strain while the antidiabetic
efficacy test used Sprague Dawley mouse strain intervened with high fat content (80% feed, 15% animal fat, 5%
protein and 1.8 g fructose / kb BW mice orally) for 55 days and induced by streptozotosin (35 mg / kg BW ip)
dosing of herb SCP is 57.6 mg / 200g BW, 115.2 mg / 200g BW and 230.4 mg / 200g BB. Antidiabetic data were
analyzed using computer devices. The safety test results showed that the extract dose of 870 mg /200g BW rats was
equivalent to the powder dose of 3534,37 mg /200g BW rats did not show toxic effects. The test results showed that
the antidiabetic dose of SCP herb was 57.6 mg / 200g rat BW that were consistent for up to 14 days compared to the
negative control and the two other dose groups (115.2 mg / 200g BW and 230.4 mg / 200g BW) with
andrographolide content of Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) was 8,3%. It was concluded that SCP herbs
are safe and have antidiabetic effects.

Keywords: Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Ciplukan (Physalis angulata L), Gotu Kola (Centella
asiatica L.), antidiabetic, acute oral toxicity.

Abstrak
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Ciplukan (Physalis angulata L), dan Pegagan (Centella asiatica L.)
merupakan tanaman yang biasa digunakan untuk obat tradisional secara sendiri-sendiri. Ketiga tanaman tersebut
telah menunjukkan khasiat sebagai antidiabetes, namun penggunaan secara bersama-sama belum terbukti. Sehingga
untuk membuktikan keamanan dan khasiat, maka dilakukanlah uji keamanan dan uji khasiat antidiabetes dari
ramuan Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Ciplukan (Physalis angulata L), dan Pegagan (Centella asiatica
L.) (SCP). Uji keamanan dilakukan menggunakan strain tikus Wistar sedangkan uji khasiat antidiabetes
menggunakan strain tikus Sprague Dawley yang diintervensi dengan kadar lemak tinggi (80% pakan, 15% lemak
hewani, 5% protein dan fruktosa 1,8 g/kg BB tikus peroral) selama 55 hari dan diinduksi streptozotosin (35 mg/kg
BB IP). Pemberian dosis ramuan SCP yaitu 57,6 mg/200 gram berat badan (g BB), 115,2 mg/200g BB dan 230,4
mg/200g BB. Data antidiabetes dianalisis menggunakan perangkat komputer. Hasil uji keamanan menunjukkan
bahwa dosis ekstrak 870 mg/200g BB tikus setara dengan dosis serbuk 3534,37 mg/200g BB tikus tidak
menunjukkan efek toksik. Dan dari hasil uji antidiabetes diketahui bahwa ramuan SCP dosis 57,6 mg/200g BB tikus
mempunyai efek sebagai antidiabetes yang konsisten sampai 14 hari dibandingkan dengan kontrol negatif dan 2
kelompok dosis yang lain (115,2 mg/200g BB dan 230,4 mg/200g BB) dengan kadar andrographolide dari
Sambiloto adalah 8,3%. Disimpulkan bahwa ramuan SCP aman dan mempunyai efek sebagai antidiabetes.

Kata kunci : Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Ciplukan (Physalis angulata L), Pegagan (Centella
asiatica L.), antidiabetes, toksisitas akut oral.

Pendahuluan atau akibat resistensi insulin. Hal ini


mengakibatkan insulin tidak dapat
Diabetes melitus (DM) merupakan
mengangkut gula menuju otot dan jaringan
salah satu penyakit degeratif yang ditandai
lain untuk memulai proses metabolisme.
oleh meningkatnya konsentrasi gula dalam
Peningkatan kesejahteraan dan daya beli di
darah, akibat sel beta pankreas tidak mampu
negara-negara berkembang menyebabkan
menghasilkan hormon insulin secara optimal
perubahan gaya hidup, terutama pola

51
konsumsi makanan yang menyebabkan penelitian yang dilakukan oleh Lusi
penyakit degeneratif ini1. Hasil Riset Kristiana juga menyebutkan beberapa
Kesehatan Dasar tahun 2007 melaporkan ramuan yang digunakan oleh BATTRA
bahwa prevelensi nasional penyakit diabetes sebagai obat antidiabetes.7 Penelitian yang
melitus berdasarkan hasil diagnosis tenaga dilakukan oleh Siti Sapardiyah Santoso
kesehatan dan gejala adalah 1,1% dengan mencantumkan beberapa ramuan untuk DM
penyebaran tertinggi pada daerah perkotaan2 yang dilakukan oleh BATTRA DKI Jakarta,
sedangkan pada Riset Kesehatan Dasar Yogyakarta, dan Surabaya.8 Banyak sumber
tahun 2013 terjadi peningkatan yaitu yang menyebutkan untuk penggunaan
menjadi 2,1%. Berdasarkan hasil ramuan tradisional seperti pada penelitian
pengukuran gula darah pada penduduk yang dilakukan oleh Hesti Mulyani yang
dengan umur lebih dari 15 tahun yang mendeskripsikan pengobatan tradisional
bertempat tinggal di perkotaan, prevalensi dalam manuskrip Serat Primbon Jampi Jawi
diabetes melitus adalah 5,7%. Sementara untuk beberapa penyakit.9 Oleh Helen
penduduk yang menunjukan intoleransi Anjelina Simanjuntak membahas mengenai
glukosa adalah 10,2%.3 Hasil Riset pemanfaatan tumbuhan obat diabetes
Kesehatan Dasar tahun 2018 prevalensi melitus pada masyarakat etnis Simalungun
diabetes berdasarkan pemeriksaan darah kabupaten Simalungun provinsi Sumatera
pada penduduk dengan umur lebih dari 15 Utara disebutkan juga beberapa tanaman
tahun menurut konsensus Perhimpunan yang digunakan untuk pengobatan ini.10
Endokrinologi Indonesia (Perkeni) 2011 Komposisi tanaman obat antidiabetes yang
adalah 8,5%, sedangkan menurut konsensus digunakan secara empiris, tidak hanya
Perkeni 2015 usia 55 – 64 tahun sebesar ditujukan untuk menstabilkan kadar gula
19,6% dan usia 65 – 74 tahun sebesar darah, namun juga untuk pemeliharaan atau
19,6%. 4 revitalisasi organ serta untuk mencegah
Ada dua kategori DM, yaitu insulin komplikasi dari penyakit diabetes.
dependent diabetes melitus (IDDM/DM tipe Penelitian ini bertujuan untuk
1) dan non-insulin dependent diabetes mengetahui tingkat keamanan dengan uji
melitus (NIDDM/DM tipe 2). DM tipe 1 toksisitas akut oral (LD50 Oral) dan
ditandai oleh kerusakan sel pankreas β yang mengetahui tingkat efektivitas pemberian
mengarah ke defisiensi insulin absolut, terapi kombinasi ramuan SCP pada tikus
sedangkan DM tipe 2 disebabkan karena yang diberi diet tinggi lemak dan diinduksi
resistensi sel dalam merespon kehadiran Streptozotosin. Formula yang diuji
insulin untuk melakukan penyerapan gula di merupakan kombinasi ekstrak SCP dengan
dalam darah. Hal ini dapat disebabkan oleh perbandingan sesuai yang digunakan oleh
beberapa faktor, antara lain faktor genetika, BATTRA (empiris).
perubahan gaya hidup, misalnya stress,
konsumsi berlebihan makanan manis, dan Metode
berlemak tinggi, atau diet berlebihan.5 DM Penelitian ini adalah penelitian
juga menjadi faktor risiko berbagai penyakit eksperimental dengan disain rancangan acak
seperti jantung koroner, hipertensi, gagal lengkap. Hewan coba untuk uji toksisitas
ginjal, stroke, glaukoma, kerusakan retina, akut menggunakan tikus strain Wistar, jenis
impotensi, dan kelainan fungsi hati. kelamin jantan dan betina masing-masing 25
Komposisi formula tanaman obat sebagai ekor, umur 8-10 minggu, berat badan 170-
antidiabetes yang digunakan oleh pengobat 200 g. Pada uji antidiabetes menggunakan
tradisional (BATTRA) di Pulau Jawa di 40 ekor tikus strain Sprague Dawley dengan
antaranya terdiri dari sambiloto jenis kelamin jantan, umur 8-10 minggu,
(Andrographis paniculata Nees), ciplukan berat badan 225-250 g, yang diperoleh dari
(Physalis angulata L), dan pegagan Laboratorium Hewan Coba, Puslitbang
(Centella asiatica L.) (SCP).6 Pada Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan.

52 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Vol8.1.2019; hal 51-58


Aktivitas Antidiabetes….(Author dkk)

Penelitian telah mendapatkan persetujuan 225-250 g sebanyak 40 ekor. Hewan uji


dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan, diberi pakan dengan komposisi pakan
Badan Penelitian dan Pengembangan standar (80%), lemak hewani (15%), dan
Kesehatan (KEPK-BPPK dengan nomor kuning telur bebek (5%). Fruktosa yang
LB.02.01/5.2/KE.638/2013. diberikan sebesar 1,8 g/kg BB tikus peroral
Bahan uji adalah simplisia sambiloto selama 55 hari. dilanjutkan dengan injeksi
(Andrographis paniculata Nees), ciplukan Streptozotosin (Calbiochem) 35 mg/kg BB,
(Physalis angulata L) dan pegagan (Centella IP. yang dilarutkan dalam 0,1 M acetat
asiatica L.) didapat dari Balai Penelitian buffer; pH 4,5. Tiga hari kemudian
Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) diberikan dosis yang sama. Tikus dengan
Bogor. Pembuatan ekstrak alkohol 70% kadar gula darah puasa diatas 150 mg/dL
dilakukan dengan cara maserasi serbuk selama 15 hari digunakan untuk uji. Setiap
masing- masing herba dengan alkohol 70%, minggu dilakukan pemeriksaan glukosa
kemudian dipekatkan dan dikeringkan. puasa (Pre Prandial) dan glukosa (2,4
g/ekor) dua jam (post prandial)
Uji Toksisitas Akut
menggunakan accu chek.
Uji toksisitas akut bertujuan untuk Uji aktivitas antihiperglikemia terdiri dari 5
mengetahui pemberian dosis tunggal suatu kelompok masing-masing terdiri dari 8 ekor,
bahan uji secara oral yang dapat yaitu: Kelompok 1 (ekstrak SCP 57,6
menyebabkan kematian 50% dari hewan mg/200g BB tikus); Kelompok 2 : (ekstrak
coba dalam jangka waktu tertentu. Uji SCP 115,2 mg/200g BB tikus); Kelompok 3
toksisitas akut LD50 kombinasi ekstrak SCP (ekstrak SCP 230,4 mg/200g BB tikus);
menggunakan 50 ekor tikus strain wistar Kelompok 4 (glibenclamid 5 mg/kg tikus);
yang terdiri dari 5 kelompok, masing- dan Kelompok 5 (Akuades). Bahan uji
masing kelompok terdiri dari masing- diberikan satu kali sehari per oral selama 14
masing 5 ekor tikus jantan dan betina. hari berturut-turut. Pemeriksaan glukosa
Pemberian dosis berdasarkan pemakaian dilakukan pada hari ke-0, ke-7 dan ke-14.
empiris pada manusia. Komposisi ramuan 12,13

yaitu sambiloto 5 g, ciplukan 5 g dan Hasil


pegagan 3 g.
Bahan uji yang diberikan secara teknis Uji Toksisitas Akut
Hasil penelitian LD50 oral, kombinasi
dapat diterima oleh hewan percobaan serta
ekstrak alkohol 70% sambiloto, ciplukan
digunakan kelipatan 1,4 didapat dosis 226,5
dan pegagan menunjukkan pada dosis 870
mg/200g BB; 317,1 mg/200g BB; 443,9
mg/200g BB ekstrak setara dengan 3534,37
mg/200g BB; 621,4 mg/200g BB; 870
mg/200g BB serbuk, tidak terjadi kematian
mg/200g BB.
pada hewan coba, sehingga LD50 semu
Observasi dilakukan selama 6 jam untuk ekstrak alkohol sambiloto, ciplukan
setelah pemberian bahan uji terhadap adanya dan pegagan adalah lebih besar dari 3534,37
gejala toksik dan kematian. Pengamatan mg/200g BB serbuk. Dosis ini didapat dari
dilakukan sampai 24 jam dan dilanjutkan perhitungan dosis empirik manusia yaitu
sampai 14 hari, dilakukan penimbangan sambiloto 5 gram ciplukan 5 gram dan
berat badan setiap hari. Pada akhir pegagan 5 gram sehingga didapat dosis
penelitian, dilakukan otopsi untuk empirik ramuan yaitu 13 gram. Dosis ini
pengamatan makroskopis organ.11 dibagi dengan hasil rendemen masing-
Uji Antidiabetes masing ekstrak yaitu ekstrak sambiloto 1,1
gram, ekstrak ciplukan 1,1 gram dan ekstrak
Pembuatan hewan model untuk uji pegagan 1 gram sehingga didapat dosis
antidiabetes. Hewan uji antidiabetes ramuan ekstrak adalah 3,2 gram.
menggunakan tikus jantan strain Sprague
Dawley, umur 8-10 minggu, berat badan

53
Pengamatan selama 6 jam setelah .
pemberian bahan obat meliputi: tingkah laku Pengukuran Bobot Badan
(aktivitas spontan, peka sentuhan, rasa Pengaruh pemberian bahan uji single dose
nyeri) dan eksitasi sistem syaraf pusat (dosis sekali pemberian) terhadap bobot
(gejala straub, melompat, tremor, konvulsi) badan tikus jantan dan betina dilakukan
pada semua dosis ramuan hewan dalam penimbangan hewan pada hari ke 1, 2, 3, 4,
keadaan normal yaitu peka terhadap 7, 11, dan 14. Hasil penimbangan bobot
sentuhan dan rasa nyeri. Tidak terjadi badan, rata-rata terlihat kenaikan sampai
straub, melompat, tremor dan konvulsi pada akhir pengamatan.
hewan coba

Tabel 1. Rata-rata Pertambahan Bobot Badan Tikus Jantan pada Uji Toksisitas Ekstrak
Alkohol 70% Sambiloto, Ciplukan dan Pegagan (SCP

Kelompok Berat badan Tikus Jantan (g)


Penambahan
dosis Hari ke-
BB
(mg/200g BB) 1 2 3 4 7 11 14
226,5 180 178,6 183,6 184,6 188 190 192 12 g
317,1 174 172 177 178 180 187 198 24 g
443,9 181 179 183 184.6 190 198 205 24 g
621,4 198 196 200 202.2 204 205,8 209 11 g
870 196 194,2 199 201,8 203 205 207.6 11,6 g
Rata - rata 16,52 g

Tabel 2. Rata-rata Pertambahan Bobot Badan Tikus Betina pada Uji Toksisitas Ekstrak
Alkohol 70% Sambiloto, Ciplukan dan Pegagan (SCP)
Kelompok Berat badan Tikus Betina (g)
Penambahan
dosis Hari ke-
BB
(mg/200g BB) 1 2 3 4 7 11 14
226,5 193,2 191.4 198 199 200,6 202,6 204,4 11,2 g
317,1 191,6 189 194 195,8 197,2 199,6 204 12,4 g
443,9 192,2 190 195 196,6 199,6 201 203,2 11,0 g
621,4 183,2 181,6 184 185,8 187,8 189,6 192 8,8 g
870 196,4 194 198 196,4 197,4 199 201 4,6 g
Rata - rata 9,6 g

Kenaikan bobot badan tikus jantan Kelompok tikus jantan mempunyai


maupun betina yang digunakan untuk uji kenaikan rata - rata 16,52 g dan kelompok
toksisitas akut ekstrak sambiloto, ciplukan tikus betina mempunyai kenaikan rata-rata
dan pegagan dari hari pertama sampai hari 9,6 g. Dari hasil pengukuran bobot badan
keempat belas menunjukkan pola yang tikus pada uji toksisitas setelah 14 hari
sama. Kenaikan terbesar terjadi pada terlihat bahwa tikus jantan mempunyai
kelompok dosis 317,1 mg/200g BB untuk kenaikan lebih besar dari kenaikan bobot
tikus jantan (24 g) dan untuk tikus betina badan tikus betina.
(12,4 g). Kenaikan terendah ditunjukkan
oleh kelompok 870 mg/200g BB untuk tikus Kombinasi ekstrak alkohol 70% SCP
jantan (11,6 g) sedangkan tikus betina sampai dengan dosis 870 mg/200g BB,
(hanya 4,6 g). dinyatakan aman setara dengan 3534,37
mg/200g BB dalam bentuk sediaan serbuk.

54 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Vol8.1.2019; hal 51-58


Aktivitas Antidiabetes….(Author dkk)

Sedangkan dosis yang terbesar yang Hasil karakterisasi kimia ekstrak SCP
digunakan pada penelitian ini adalah 870 masih di bawah 10%, yaitu hasil kadar air
mg/200 gbb tikus setara dengan 4350 mg/kg masing-masing adalah sambiloto 0,17%,
bb dalam bentuk ekstrak. Dengan demikian ciplukan 0,18% dan pegagan 0,16%,
dosis ramuan ekstrak SCP yang digunakan menurut Farmakope Indonesia dan Materia
pada penelitian ini adalah dosis yang aman. Medika Indonesia ini berarti kecil
kemungkinan ekstrak untuk ditumbuhi
Data bobot badan, asupan makanan dan jamur. Dengan mengurangi kadar air dan
minuman serta gejala-gejala klinis menghentikan reaksi enzimatik akan
digunakan untuk mengevaluasi status mencegah penurunan mutu atau perusakan
kesehatan dan perkembangan patologi ekstrak sehingga selama penelitian berjalan
hewan percobaan akibat sediaan bahan uji. diharapkan mutu dari ekstrak tetap terjaga.
Hasil penimbangan bobot badan pada semua
ramuan rata-rata menunjukkan kenaikan Uji Antidiabetes
bobot badan sampai akhir percobaan. Hanya
satu hari setelah pemberian ramuan ekstrak Dari hasil pengukuran kadar gula darah
SCP bobot badan hewan coba mengalami uji antidiabetes formula herbal sambiloto,
penurunan, hal ini kemungkinan karena sifat ciplukan, dan pegagan (SCP) (Gambar 1)
dari ramuan ekstrak SCP yang pahit dan terlihat bahwa dosis kecil ekstrak SCP (57,6
kental sehinga mengganggu selera makan mg/200g BB) memiliki efek yang dapat
dari hewan coba. Hingga akhir pengamatan menurunkan kadar gula darah puasa pada
pemberian dosis besar pada semua ramuan tikus. Sedangkan untuk dosis sedang (115,2
hewan dalam keadaan normal tidak terjadi mg/200g BB) dan dosis besar (230,4
gejala klinis penurunan aktivitas, tremor, mg/200g BB) cenderung memiliki efek yang
sensitifitas terhadap bunyi dan sentuhan. Hal tidak stabil untuk menurunkan kadar gula
tersebut menunjukkan bahwa bahan obat darah puasa pada tikus.
tidak menyebabkan kelainan pada sistem
saraf pusat, saraf motorik, maupun kelainan
fisik.

Gambar 1 Kadar Gula Darah pada Uji Antidiabetes Pasca Pemberian Per oral Formula
Herbal Sambiloto, Ciplukan dan Pegagan (SCP)
(Keterangan : Jumlah tikus per kelompok masing-masing 8 ekor)

55
Pembahasan kelompok hewan. Setelah diperlakukan
dengan pemberian diet tinggi lemak dan
Penelitian ini bertujuan untuk pemberian STZ didapat hasil yang tidak
mengetahui LD50 Oral dan mengetahui seragam antara kelompok disebabkan karena
efektivitas pemberian terapi kombinasi perbedaan respon individu dari hewan coba
ramuan SCP pada tikus yang diberi diet yang memiliki daya tahan dan metabolisme
tinggi lemak dan diinduksi Streptozotosin. yang berbeda. Hal ini juga mempengaruhi
Tikus percobaan diberi diet tinggi lemak hasil dari uji antidiabetes pada ramuan
selama 55 hari dilanjutkan dengan induksi herbal sambiloto, ciplukan dan pegagan.
STZ 35 mg/kg BB sebanyak dua kali
interval 3 hari. Dari hasil penelitian dapat dijelaskan
bahwa kadar glukosa darah awal
Pemberian diet tinggi lemak menunjukan tidak ada perbedaan pada
dikombinasi dengan induksi STZ dosis semua kelompok uji. Setelah 14 hari
rendah (<40 mg/kg BB) menghasilkan perlakuan dengan memberikan ramuan SCP
model dengan karakteristik diabetes melitus dilakukan pemeriksaan glukosa darah puasa
tipe-2.12. Pada penelitian ini didapat LD50 pada hari ke-7 dan hari ke-14, hasil pada
oral, kombinasi ekstrak alkohol sambiloto, hari ke-14 menunjukan bahwa dosis 1 yaitu
ciplukan dan pegagan dosis 870 mg/200g 57,6 mg/200 g BB tikus dapat menurunkan
BB tikus ekstrak aman digunakan, kadar glukosa darah yang bermakna
sedangkan pada uji efektifitas ekstrak dosis terhadap kelompok kontrol. Hal ini sejalan
57,6 mg/200g BB tikus efektif menurunkan dengan penelitian terdahulu14 mengenai
kadar glukosa darah. sambiloto yang zat aktifnya andrographolida
mampu meningkatkan sekresi insulin baik
Pada pembuatan hewan model diabetes
dalam lingkungan yang mengandung
dilakukan pemberian diet tinggi lemak
glukosa tinggi maupun tanpa glukosa,
melalui pengamatan perubahan berat badan
sehingga sebagai antidiabetes sambiloto
sebelum dan sesudah pemberian dan
potensial menimbulkan hipoglikemia.
didapatkan kenaikan berat badan tikus
dengan diet tinggi lemak. Hal ini Efek farmakologi sambiloto dalam
mengindikasikan bahwa diet tinggi lemak perbaikan insulitis adalah sebagai
mempengaruhi kenaikan berat badan antioksidan dan antiradang. Struktur
kelompok hewan perlakuan dibandingkan molekul sambiloto bekerja memecah rantai
dengan kelompok tikus normal. Resistensi oksida sehingga mampu meningkatkan
insulin disebabkan oleh asupan diet tinggi status antioksidan endogenous tikus
lemak dan fruktosa. Lemak dan fruktosa di diabetes. Hal ini akan menyebabkan
dalam tubuh akan dimetabolisir dan terhambatnya reaksi autooksidasi akibat
menghasilkan banyak senyawa yang dapat peradangan dan dapat menetralisir radikal
mengganggu transport glukosa dari darah ke bebas atau sitokin yang membinasakan sel
jaringan; keseluruhan proses ini beta pankreas pada saat terjadinya insulitis.
menggambarkan telah terjadinya resistensi Kemudian sebagai detoksikan, sambiloto
insulin. mampu menghentikan reaksi autoimun
akibat serangan sel - sel inflamator dan
Pada pembuatan hewan model tikus
meningkatkan ketahanan sel sehingga
diabetes dimulai dengan pemilihan hewan
mampu mengadakan proses penyembuhan
coba dengan karakteristik individu yang
terhadap infeksi.15 Kondisi tersebut
hampir seragam. Hal ini dapat dilihat pada
mendukung proses terjadinya perbaikan
hasil statistik yang diperoleh yaitu tidak ada
jaringan dan pembentukan kembali sel - sel
perbedaan yang bermakna untuk semua
beta yang baru sehingga insulin dapat

56 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Vol8.1.2019; hal 51-58


Aktivitas Antidiabetes….(Author dkk)

diproduksi kembali untuk mengendalikan Kesimpulan


kadar glukosa darah yang tinggi. Akibatnya
terjadi kerjasama yang harmonis antara Ramuan SCP terbukti aman dan
glukagon dan insulin dalam metabolisme mempunyai khasiat sebagai antidiabetes.
karbohidrat yang mengendalikan kadar Hasil penelitian LD50 oral, kombinasi
glukosa darah tetap dalam batas yang ekstrak alkohol sambiloto, ciplukan dan
sempit.15 pegagan menunjukkan bahwa pada dosis
ekstrak 870 mg/200g BB tikus ekstrak setara
Beberapa interaksi obat dapat dibagi dengan serbuk 3534,37 mg/200g BB tikus
menjadi 3 golongan yaitu interaksi aman digunakan. Dosis 57,6 mg/200g BB
farmasetika (interaksi ini merupakan tikus atau setara dengan 1 kali dosis manusia
interaksi fisiko-kimiawi antara obat dan lama pemberian 14 hari dapat
sehingga mengubah aktivitas menurunkan kadar glukosa darah yang
farmakologinya), interaksi farmakokinetika bermakna dibanding kelompok kontrol
(interaksi ini terjadinya bila obat B negatif serta dosis 115,2 mg/200g BB tikus
mempengaruhi atau mengubah proses dan dosis 230,4 mg/200g BB tikus dengan
absorpsi, distribusi ikatan protein, kadar andrographolide pada sambiloto
metabolisme dan ekskresi dari obat A) dan sebesar 8,3%.
interaksi farmakodinamika (pada interaksi
ini, terjadi perubahan efek obat A karena Ucapan Terima Kasih
pengaruh obat B pada tempat kerja). Efek
Terima kasih kepada Ani Isnawati, MS, Apt
antagonis atau sinergisme masuk dalam
sebagai pembina Risbinkes 2015 dan tim
interaksi farmakodinamika.16 Hal ini
teknis Risbinkes 2014 atas masukan dan
mendukung hasil yang didapat bahwa
nasehat selama penelitian. Teman-teman tim
sambiloto dapat mempunyai efek sinergisme
di Laboratorium Hewan Coba, Puslitbang
dengan simplisia ciplukan dan pegagan.
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan,
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yetrie
Badan Litbangkes Kemenkes RI. Penelitian
B.C., dkk menunjukan bahwa akar pegagan
ini terlaksana atas pendanaan dari Risbinkes
memberikan aktivitas antidiabetes terhadap
Badan Litbangkes Kemenkes RI 2014.
tikus jantan putih, hal ini mendukung
penelitian.17 Penelitian ini juga sejalan Daftar Rujukan
dengan penelitian daun pegagan sebagai
antioksidan dan antidiabetes.18 1 Li, Y., M. Chen, H. Xuan, dan F. Hu. Effects of
Encapsulated Propolis on Blood Glycemic
Pada penelitian yang dilakukan oleh Control, Lipid Metabolism, and Insulin
Sediarso dkk menghasilkan fraksi kloroform Resistence in Tipe 2 Diabetes Melitus Rats.
Hindawi Publishing Corporation. Evidence-
herba Ciplukan dapat menurunkan kadar Based Complementary and Alternative
glukosa darah mencit jantan putih yang Medicine. 2011. Vol. 2012.
diinduksi aloksan tetrahidrat.19 Penelitian
yang dilakukan oleh Reza Berri Permana 2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
dalam skripsinya menghasilkan pemberian Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007.
pengobatan anti-DMT2 berupa ekstrak 2007. Jakarta: BALITBANGKES DEPKES.
etanol 70% buah ciplukan dengan dosis 0.5
gram/kg.bb dan 1.0 gram/kg bb secara 3 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
peroral pada tikus model DMT2 Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional
menunjukkan perbaikan sensitivitas insulin Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013.
2013. Jakarta: BALITBANGKES DEPKES.
yang ditandai dengan menurunnya
konsentrasi glukosa, total lipid, dan NEFA 4 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
(p<0.05).20 Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018.
2018. Jakarta: BALITBANGKES DEPKES.

57
5 Ganong, F.G. Endocrine functions of the Diabetes. Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan
pancreas & regulation of carbohydrate Biologi, UIN Malang. 2008.
metabolism. In: Review of Medical Physiology.
New York: McGraw-Hill Book Company. 2005. 16 S.S. Eka, dkk. Aktivitas Antidiabetes Kombinasi
pp. 336-355. Ekstrak Terpurifikasi Herba Sambiloto
(Andrographis paniculata (Burn.f.) Nees.) dan
6 Sa'roni, dkk. Survei Pengobat Tradisional Metformin pada Tikus DM Tipe 2 Resisten
(BATTRA) Ramuan dan Review Penelitian Insulin, Majalah Obat Tradisional. 2011. 16(3)
Tanaman Obat Indonesia. Pusat Penelitian dan hal 124-131.
Pengembangan Biomedis dan Farmasi Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 17 B.C. Yetrie, dkk. Uji Aktivitas Antidiabetes
Depkes. 2005. Ekstrak Etanol Akar Pegagan (Centella asiatica
(L.) Urban) terhadap Tikus Putih Jantan, Jurnal
7 Kristiana L., Suharmiati. Analisis Rasionalisasi Farmanesia. 2017. Vol.4 No. 1.
Kandungan Ramuan Diabetes Melitus di
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan 18 Rachmatiah T, dkk. Aktivitas Ekstrak Etanol dan
Pelayanan Pengobatan Obat Tradisional Metanol Daun Pegagan Merah (Centella asiatica
(LP4OT). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. (L.) Urban. Var. Manoko) Sebagai Antioksidan
2006. Vol.9 No.2 (107-112) dan Antidiabetes Secara In Vitro, Jurnal Ilmu
Kefarmasian. 2015. Vol.8 No. 2.
8 S. S. Siti, dkk. Obat Tradisional Untuk
Penyembuhan Penyakit Diabetes Melitus dari 19 Sediarso, dkk. Efek Antidiabetes dan Identifikasi
Pengobat Tradisional (BATTRA) di DKI Senyawa Dominan Fraksi Kloroform Herba
Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya. Jurnal Ciplukan (Physalis angulata L.). Majalah Ilmu
Ekologi Kesehatan. 2003. Vol 2 No.2 (239-248) Kefarmasian. 2011. Vol. 8 No. 1.

9 Mulyani H, dkk. Pengobatan Tradisional Jawa 20 Permana, R.B. Aktivitas Antidiabetes Buah
Dalam Manuskrip Serat Primbon Jampi Jawi. Ciplukan (Physalis angulata Linn.) Pada Tikus
LITERA. 2017. Vol 16 No. 1 Model Diabetes Tipe -2. 2013. Skripsi

10 S.A.Helen. Pemanfaatan Tumbuhan Obat


Diabetes Melitusdi Masyarakat Etnis
Simalungun Kabupaten Simalungun Provinsi
Sumatera Utara. Jurnal Biologi Lingkungan,
Industri, Kesehatan. 2018. Vol. 5 No. 1

11 Peraturan Kepala Badan Pengawas obat dan


Makanan RI. No. 7 Tahun 2014 tentang
Pedoman Uji Toksisitas Nonklinik secara In
Vivo.

12 K. Srinivasan, P Ramarao. Animal models in tipe


2 diabetes: An overview. Indian J Med Res 125,
March 2007, pp 451-472.

13 K. Srinivasan, et al. Combination of high-fat-fed


and low dose streptozotocin-treated rat: A model
for tipe 2 diabetes and pharmacological
screening. Pharmacologycal Research 52 (2005).
313-320. www.elsevier.com.

14 Aris Wibudi. Mekanisme Kerja Sambiloto


(Andrographis paniculata L.) Sebagai
Antidiabetes. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana
Institut Pertanian Bogor. 2006.

15 H. Rochmah. Pengaruh Lama Pemberian Ekstrak


Daun Sambiloto (Andrographis paniculata
Nees.) Terhadap Glukosa Darah dan Gambaran
Histologi Pankreas Tikus (Rattus novergicus)

58 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Vol8.1.2019; hal 51-58

You might also like