You are on page 1of 8

ISSN 2303-1433

ANALISIS PERILAKU PENCEGAHAN CHILD SEXUAL


ABUSE OLEH ORANG TUA PADA ANAK USIA SEKOLAH
(Analysis Of Child Sexual Abuse Prevention Behavior
By Parents In School Age Children)

Nian Afrian Nuari


STIKES Karya Husada Kediri
Email: nian.afrian@yahoo.co.id

ABSTRACT

Child abuse is part of the kind of violence that is characterized by any properties of
hurting or harassing of sexual. Child sexual abuse is not only a negative impact on the
micro level only (individual and family), but it also could have an impact on the process of
social development in the future will come. Preventive child sexual abuse in school age
children is not optimal due to several factors. The aim of research to analyze factors
associated with child abuse prevention behavior of school-age children (6-8 years). The
research design is correlational design with cross sectional approach. The population is all
mothers in SDN Kawedusan 1 Kediri much as 73 mothers with a sample of 22 respondents
taken by purposive sampling technique. The result showed mostly maternal age 20-35
years old, high school educated, have jobs as the private sector, knowledge of early sexual
education categories of good and positive maternal attitude towards the prevention of child
sexual abuse in school-age children. Based on the analysis of Spearmean rho test obtained
child sexual abuse prevention behaviors in school-age children have a correlation with the
mother's age factor (p = 0.021), maternal education (p = 0.028), mother's occupation (p =
0.036), knowledge mothers about early sexual education (p = 0.002) and attitude of
mothers in the prevention of child sexual abuse behavior (p = 0.001). Based on these
results it is expected that the capital increase knowledge about sexual education early in
order to carry out the role in sex education so that preventive measures implemented in the
environment of child sexual abuse.

Keywords: analysis, mother, behavior, child, sexual, abuse

PENDAHULUAN tidak diharapkan oleh siapapun khususnya


ibu.
Dewasa ini sering kita temui adanya Pengertian kekerasan seksual pada
peristiwa kekerasan seksual pada anak anak mengacu pada kegiatan
yang dapat dilihat dari berbagai media melibatkan anak dalam kegiatan seksual,
baik majalah, koran, televisi maupun sementara anak tidak sepenuhnya
media informasi lainnya. Hal ini memahami atau tidak mampu memberi
memberikan gambaran bahwa kejahatan persetujuan. Aktivitas seksual antara anak
seksual sudah melanda dunia anak yang dengan orang dewasa atau anak lain,
sebenarnya masih harus dilindungi. Dalam bertujuan untuk mendapatkan kepuasan
kontek kesehatan reproduksi maka bagi pelaku. Kegiatan ini, yang termasuk
peristiwa ini termasuk dalam kategori didalamnya adalah prostitusi atau
pelecehan seksual. Hal ini akan pornografi, pemaksaan melihat kegiatan
menganggu perkembangan anak untuk seksual, memperlihatkan kemaluan untuk
masa-masa perkembangan selanjutnya. tujuan kepuasan dan stimulasi seksual,
Oleh karenanya kejadian demikian sangat

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 1 Nopember 2016 1


ISSN 2303-1433

perabaan, dan pemaksaan terhadap anak dalam jangka waktu panjang adalah
(IDAI, 2014). seperti dikemukakan Brierre dan Runtz
Berdasarkan data Pusat Krisis (dalam Viciawati, 2008) bahwa rasa
Terpadu (PKT) RSCM, korban child cemas, rasa takut dan depresi yang
sexual abuse lebih banyak menimpa anak sebelumnya disebut sebagai gejala jangka
yang belum sekolah, anak yang sedang pendek cenderung menjadi kronis dan
duduk di taman kanak-kanak dan sekolah menetap menjadi gejala jangka panjang.
dasar (Viciawati, 2008). Penyebab Kondisi psikologis anak child sexual
tingginya angka kejadian sexual abuse abuse tentu akan mempengaruhi perannya
adalah anak memiliki beberapa karakter di masyarakat. Child sexual abuse tidak
yang seringkali membuat pelaku bisa hanya memberikan dampak negatif pada
lebih mudah memperdayai. Briggs dan level mikro saja (individu dan keluarga),
Hawkins sebagaimana dikutip (Viciawati, tetapi juga bisa berdampak pada proses
2008) mengungkapkan penyebabnya pembangunan sosial di masa yang akan
adalah anak yang polos mempercayai datang (Viciawati, 2008).
semua orang dewasa, anak usia belia tidak Berdasarkan penelitian dilakukan
mampu mendeteksi motivasi yang dimiliki oleh Romantika (2014) di Kabupaten
orang dewasa, anak diajarkan untuk Wonogiri ditemukan beberapa faktor
menuruti orang dewasa, secara alamiah utama penyebab terjadinya kekerasan
anak memiliki rasa ingin tahu mengenai seksual terhadap anak yaitu kurangnya
tubuhnya dan anak diasingkan dari pendidikan agama yang kuat pada anak
informasi yang berkaitan dengan kurangnya perhatian orang tua karena
seksualitasnya. Hasil studi pendahuluan ditinggal merantau serta kurangnya
terhadap 10 anak didapatkan informasi kepedulian masyarakat dalam bertetangga.
yang pernah mengalami child sexual Faktor lain yang turut berperan yaitu
abuse sebanyak 1 anak (10%) dan masih kurangnya pendidikan seks pada anak
ada kemungkinan lain yang mengalami sesuai usia, kemiskinan dan
child sexual abuse akan tetapi belum pengangguran, pergaulan bebas dan gaya
terbuka untuk mengatakan kejadian hidup, hilangnya karakter dan budaya
tersebut. bangsa, serta globalisasi informasi (IT).
Komisi Perlindungan Anak Indonesia Ibu sebagai orang terdekat dengan
(KPAI) menemukan banyak aduan anak mempunyai peran yang sangat
kekerasan pada anak pada tahun 2010, penting dalam mencegah terjadinya
dari 171 kasus pengaduan yang masuk, kekerasan seksual pada anak. Mengingat
67,8% terkait dengan kasus kekerasan. hal tersebut maka anak membutuhkan
Diantara kasus kekerasan tersebut yang perlindungan dari orang yang lebih
paling banyak adalah kasus kekerasan dewasa terutama ibunya. Ibu harus
seksual yaitu 45,7% (53 kasus). Tahun memberikan pendidikan seksualitas
2011 ada 156 kekerasan seksual terhadap anaknya sejak dini (Viciawati,
khususnya sodomi pada anak dari anak 2008). Tugas ibu adalah memastikan anak
yang menjadi korban. Kekerasan seksual, mengetahui terhadap alat kelamin,
berdasarkan tempat terjadinya kebanyakan kemudian memastikan anak segera
terjadi di rumah (48,7%), tempat umum melapor kepada ibu jika mendapat
(6,1%), sekolah (4,6%), tempat kerja gangguan atau pelecehan fisik maupun
(3,0%), dan tempat lainnya seperti verbal dari orang lain yang mengajaknya
motel, hotel, dan lain-lain (37,6%) (IDAI, berinteraksi (Pratama, 2014). Ibu perlu
2014). memahami perilaku pencegahan child
Dampak negatif child sexual abuse sexual abuse pada anak agar anak
secara langsung adalah pada korban child terhindar dari child sexual abuse.
sexual abuse itu sendiri. Efek negatif Berdasarkan latar belakang diatas maka

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 1 Nopember 2016 2


ISSN 2303-1433

peneliti ingin menganalisis faktor yang Distribusi Frekuensi Responden


berhubungan dengan perilaku pencegahan Berdasarkan Pendidikan Ibu
child sexual abuse oleh orang tua pada
anak usia sekolah Tabel 2. Distribusi Respoden Berdasarkan
Pendidikan Ibu di SDN
METODE PENELITIAN Kawedusan I Desa Kawedusan
Kecamatan Plosoklaten
Desain penelitian yang dipakai dalam Kabupaten Kediri
penelitian ini adalah desain korelasional
analitik dengan pendekatan cross No. Pendidikan Ibu f %
sectional. Sampel dalam penelitian ini 1 Tidak Sekolah 0 0,0
sebagian ibu yang memiliki ank usia 2 SD 4 18,2
sekolah (usai 6-8 tahun) di SDN 3 SMP 6 27,3
Kawedusan 1 Kabupaten Kediri sebanyak 4 SMA 8 36,4
22 responden yang diambil dengan tehnik 5 Sarjana 4 18,2
purposive sampling. Pengumpulan data Total 22 100
dilakukan selama 1 bulan dengan
Berdasarkan tabel diatas dapat
menggunakan instrumen kuesioner.
diketahui hampir setengah responden
Analisis data dilakukan dengan uji
berpendidikan SMA yaitu sebanyak 8
statistik Spearmean Rho dengan
responden (36,4%)
signifikansi 0,05 (Notoatmodjo, S. 2010)
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pekerjaan Ibu
HASIL PENELITIAN
Tabel 3. Distribusi Respoden Berdasarkan
DATA UMUM
Pekerjaan Ibu di SDN
Distribusi Frekuensi Responden
Kawedusan I Desa Kawedusan
Berdasarkan Usia Ibu
Kecamatan Plosoklaten
Kabupaten Kediri
Tabel 1.Distribusi Respoden Berdasarkan
Usia Ibu di SDN Kawedusan I
No. Pekerjaan Ibu f %
Desa Kawedusan Kecamatan
Plosoklaten Kabupaten Kediri 1 Tidak Bekerja 6 27,3
2 Swasta 12 54,5
No. Umur Ibu f % 3 PNS 4 18,2
1 < 20 Tahun 0 0,0
Total 22 100
2 20-35 Tahun 12 54,5
3 > 35 Tahun 10 45,5
Berdasarkan tabel diatas dapat
Total 22 100
diketahui sebagian besar responden
berkerja di sektor swasta yaitu sebanyak
Berdasarkan tabel diatas dapat
12 responden (54,5%)
diketahui sebagian besar responden
berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 12
responden (54,5%)

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 1 Nopember 2016 3


ISSN 2303-1433

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tabel diatas dapat


Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang diketahui sebagian besar responden sikap
Pendidikan seksual dini pencegahan child sexual abuse termasuk
kategori positif yaitu 15 responden
Tabel 4. Distribusi Respoden Berdasarkan (68,1%)
Pengetahuan Ibu tentang
Pendidikan Seksual Dini pada Distribusi Frekuensi Perilaku
Anak Usia 6-8 Tahun di SDN Pencegahan Child Sexual Abuse pada
Kawedusan I Desa Kawedusan Anak Usia 6-8 Tahun
Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Tabel 6. Perilaku Pencegahan Child
Kediri Sexual Abuse pada Anak Usia 6-8
Tahun di SDN Kawedusan I
No. Pengetahuan f % Desa Kawedusan Kecamatan
1 Kurang 6 27,3 Plosoklaten Kabupaten Kediri
2 Cukup 7 31,8 No. Perilaku f %
3 Baik 9 40,9 1 Kurang 8 36,4
Total 22 100 2 Cukup 3 13,6
Berdasarkan tabel diatas dapat 3 Baik 11 50,0
diketahui hampir setengah responden
Total 22 100
memiliki pengetahuan tentang pendidikan
seksual dini dengan kategori baik yaitu 9 Berdasarkan tabel diatas dapat
responden (40,9%) diketahui setengah responden memiliki
perilaku pencegahan child sexual abuse
Distribusi Frekuensi Sikap Ibu termasuk kategori baik yaitu 11 responden
Terhadap Perilaku Pencegahan Child (50%)
Sexual Abuse pada Anak Usia 6-8
Tahun Data Khusus
Tabel 5. Perilaku Pencegahan Child Analisis Hubungan Karakteristik
Sexual Abuse pada Anak Usia 6-8 Responden, Pengetahuan Ibu, Sikap Ibu
Tahun di SDN Kawedusan I dengan Perilaku Pencegahan Child Sexual
Desa Kawedusan Kecamatan Abuse pada Anak Usia 6-8 Tahun
Plosoklaten Kabupaten Kediri Tabel 7. Analisis Hubungan Karakteristik
Responden, Pengetahuan Ibu,
No. Sikap f % Sikap Ibu dengan Perilaku
Pencegahan Child Sexual Abuse
1 Positif 15 68,1
pada Anak Usia 6-8 Tahun di SDN
2 Negatif 7 31,9 Kawedusan I Desa Kawedusan
Total 22 100 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten
Kediri

Perilaku Pencegahan child


No. Hubungan sexual abuse P value Kesimpulan
Uji statistik
1 Usia Ibu Uji Spearmean Rho 0,021 Ada hubungan
2 Pendidikan Ibu Uji Spearmean Rho 0,028 Ada hubungan
3 Pekerjaan Ibu Uji Spearmean Rho 0,036 Ada hubungan
4 Pengetahuan Ibu Uji Spearmean Rho 0,002 Ada hubungan
5 Sikap Ibu Uji Spearmean Rho 0,001 Ada hubungan

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 1 Nopember 2016 4


ISSN 2303-1433

Berdasarkan tabel 10. diketahui Hal ini sesuai dengan penelitian Santi
bahwa perilaku pencegahan child sexual et al (2014) bahwa Penelitian yang
abuse berhubungan dengan faktor dilakukan terhadap 369 responden di
karakteristik responden yaitu usia anak, Kecamatan Sukajadi Pekanbaru
jenis kelamin anak, usia ibu, pendidikan didapatkan hasil yang menunjukkan
ibu, pekerjaan ibu, dan pendapatan bahwa responden terbanyak berada pada
keluarga. Selain itu berdasarkan analisis rentang usia 26-35 tahun. Seseorang
dengan uji statistik Spearmean rho dalam rentang usia 26-35 tahun lebih
didapatkan hubungan antara pengetahuan berperan aktif dalam masyarakat dan
ibu dan sikap ibu dengan perilaku kehidupan sosialnya yang mempengaruhi
pencegahan child sexual abuse . penerimaan informasi sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan orang tua
PEMBAHASAN tentang kesehatan seksual pada anak
usia 7-12 tahun.
Pada bagian ini diuraikan dari hasil
penelitian analisis factor yang 2. Identifikasi Hubungan Pendidikan
berhubungan dengan Perilaku Ibu Dengan Perilaku Pencegahan
Pencegahan Child Sexual Abuse pada Child Sexual Abuse pada Anak Usia
Anak Usia 6-8 Tahun di SDN Kawedusan Sekolah
1 Desa Kawedusan Kecamatan
Plosoklaten Kabupaten Kediri. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui hampir setengah responden
1. Identifikasi Hubungan Usia Ibu berpendidikan SMA yaitu sebanyak 8
dengan Perilaku Pencegahan Child responden (36,4%) yang merupakan
Sexual Abuse pada Anak Usia kelompok pendidikan menengah. Pada
Sekolah kelompok pendidikan menengah
pengetahuan seseorang juga lebih banyak
Berdasarkan hasil penelitian dibanding yang berpendidikan dasar,
didapatkan berusia 20-35 tahun yaitu karena semakin tinggi pendidikan
sebanyak 12 responden (54,5%). seseorang semakin mudah menerima
Berdasarkan hasil uji spearmean rho informasi, dan akhirnya makin banyak
didapatkan hubungan antara usia ibu pengetahuan yang dimiliki.
dengan perilaku Pencegahan Child Sexual Berdasarkan hasil uji spearmean rho
Abuse pada Anak Usia Sekolah . didapatkan hubungan antara pendidikan
Bertambahnya umur seseorang akan ibu dengan perilaku Pencegahan Child
terjadi perubahan fisik dan psikologis. Sexual Abuse pada Anak Usia 6-8 Tahun
Pada kelompok umur 20-35 tahun Orang yang memiliki tingkat pendidikan
termasuk dalam kategori dewasa sehingga yang tinggi cenderung terpajan dengan
tingkat psikologis taraf berpikir sudah sumber informasi (Mubarak, 2007),
semakin matang, dengan demikian namun seseorang yang memiliki
kemampuan untuk menerima dan pendidikan yang rendah tetapi jika ia
memahami apa yang diperoleh terutama mendapatkan informasi yang baik dari
tentang pendidikan seksual dini sudah berbagai media seperti media massa dan
lebih baik. Rentang usia 26-35 tahun elektronik, maka pengetahuannya dapat
adalah usia dewasa awal, dimana meningkat. Pengetahuan orang tua yang
Friedman (2010) menyatakan bahwa cukup tentang kesehatan seksual pada
seseorang yang berada dalam rentang usia anak usia sekolah bisa dikarenakan
26-35 tahun dianggap sebagai pembuat banyaknya paparan informasi yang
keputusan. didapatkan oleh orang tua dari berbagai
media massa dan elektronik terutama

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 1 Nopember 2016 5


ISSN 2303-1433

tentang kekerasan seksual pada anak. untuk mencegah terjadinya sexual abuse
Pengetahuan yang baik mempunyai peran pada anaknya
dalam membentuk perilaku ibu dalam
pencegahan Child Sexual Abuse pada 4. Identifikasi Hubungan Pengetahuan
Anak Usia Sekolah. Ibu Tentang Pendidikan Seksual Dini
Dengan Perilaku Pencegahan Child
3. Identifikasi Hubungan Pekerjaan Ibu Sexual Abuse pada Anak Usia
Dengan Perilaku Pencegahan Child Sekolah
Sexual Abuse pada Anak Usia
Sekolah Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
dilihat hampir setengah responden
Berdasarkan hasil penelitian dapat memiliki pengetahuan tentang pendidikan
diketahui sebagian besar responden seksual dini dengan kategori baik yaitu 9
berkerja di sektor swasta yaitu sebanyak responden (40,9%). Pengetahuan
12 responden (54,5%). Faktor lain yang merupakan hasil tahu, dan terjadi setelah
berpengaruh terhadap pengetahuan adalah orang melakukan penginderaan terhadap
pekerjaan. Lingkungan pekerjaan dapat obyek tertentu. Penginderaan terjadi
menjadikan seseorang memperoleh melalui panca indera manusia, yakni
pengalaman dan pengetahuan baik secara indera penglihatan, pendengaran,
langsung maupun tidak langsung. penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo,
Pekerjaan swasta menjadikan seseorang 2010). Faktor yang mempengaruhi
bergaul dengan banyak orang yang pengetahuan seseorang antara lain
memiliki berbagai macam latar belakang, pendidikan, pekerjaan, umur, minat,
sehingga mereka saling berbagi pengalaman, kebudayaan dan informasi
pengetahuan dan pengalaman salah (Mubarak, dkk, 2007).
satunya pengetahuan tentang pendidikan Menurut Sunaryo (2009) faktor yang
seksual dini. Hal ini yang menyebabkan mempengaruhi perilaku meliputi faktor
pengetahuan mereka baik. genetik atau faktor endogen (jenis ras,
Berdasarkan hasil uji spearmean rho jenis kelamin, sifat fisik, sifat kepribadian,
didapatkan hubungan antara pendidikan bakat pembawaan, inteligensi) dan faktor
ibu dengan perilaku Pencegahan Child eksogen atau faktor dari luar individu
Sexual Abuse pada Anak Usia 6-8 Tahun. (faktor lingkungan, pendidikan, agama,
Orang tua yang bekerja memang memiliki sosial ekonomi, kebudayaan) dan faktor
sedikit interaksi dengan anak- anaknya lain (susunan saraf pusat, persepsi dan
karena lebih banyak menghabiskan waktu emosi). Pengetahuan orang tua yang
di luar rumah, namun bukan berarti tentang kesehatan seksual pada anak
orang tua tidak memberikan pengetahuan usia 6-8 tahun dalam penelitian ini
tentang kesehatan seksual pada anak usia kemungkinan diperoleh orang tua melalui
6-8 tahun. Pengetahuan tentang kesehatan media massa dan elektronik.
seksual pada anak usia 6-8 tahun bisa Hasil penelitian didapatkan hampir
diberikan orang tua pada saat keluarga setengah responden memiliki pengetahuan
sedang berkumpul bersama di rumah tentang pendidikan seksual dini dengan
(Santi et all, 2014). Pekerjaan responden kategori baik. Hal ini dipengaruhi oleh
sebagian besar adalah swasta. Pekerjaan berbagai faktor antara lain umur,
swasta selalu menjalankan aktifitas di pendidikan, pekerjaan dan informasi.
luar rumah sehingga dapat melihat Informasi merupakan salah satu
berbagai perilaku di masyarakat termasuk faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
perilaku sexual abuse, dengan demikian Hasil penelitian didapatkan sebagian besar
dapat memilih mana perilaku yang baik responden pernah mendapatkan informasi
tentang pendidikan seksual dini. Adanya

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 1 Nopember 2016 6


ISSN 2303-1433

informasi tentang pendidikan seksual dini dimulai dari domain kognitif, yang
menyebabkan pengetahuan tentang berarti subjek atau individu mengetahui
pendidikan seksual dini menjadi lebih terlebih dahulu stimulus berupa materi
baik. atau objek sehingga menimbulkan
Berdasarkan hasil uji spearmean rho pengetahuan yang baru pada individu. Hal
didapatkan hubungan antara pengetahuan ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa
ibu dengan perilaku Pencegahan Child responden yang mempunyai sikap yang
Sexual Abuse pada Anak Usia 6-8 Tahun. positif dalam pencegahan kekerasan
Hal ini sejalan dengan penelitian seksual pada anak memiliki pengetahuan
Tresnariyas (2013) yang menunjukkan yang baik tentang kesehatan seksual pada
bahwa sebagian besar orang tua anak usia 6-8 tahun.
memiliki pengetahuan yang baik Hasil penelitian ini sejalan dengan
mengenai pencegahan kekerasan seksual hasil penelitian Yeimo (2014) tentang
pada anak. hubungan pengetahuan, sikap, dan
perilaku orang tua tentang kekerasan fisik
5. Identifikasi Hubungan Sikap Ibu pada anak di Papua, yang menunjukkan
Dengan Perilaku Pencegahan Child semakin baik dan positif tingkat
Sexual Abuse pada Anak Usia pengetahuan serta sikap orang tua, maka
Sekolah makin baik pula perilaku orang tua dalam
mencegah terjadinya kekerasan pada anak
Berdasarkan hasil penelitian diatas (p value = 0,000).
dilihat sebagian besar responden sikap
pencegahan child sexual abuse termasuk KESIMPULAN DAN SARAN
kategori positif yaitu 15 responden Kesimpulan
(68,1%)
Menurut Suliha (2011) perilaku 1. Hasil penelitian didapatkan usia ibu
adalah suatu keadaan yang seimbang sebagian besar 20-35 tahun,
antara kekuatan pendorong dan kekuatan berpendidikan SMA, mempunyai
penahan, yang dapat berubah apabila pekerjaan sebagai swasta, pengetahuan
terjadi ketidakseimbangan antara kedua tentang pendidikan seksual dini
kekuatan tersebut di dalam diri seseorang. kategori baik dan sikap ibu positif
Sedangkan menurut Notoatmojo (2010) terhadap pencegahan child sexual
menjelaskan bahwa perilaku adalah semua abuse pada anak usia 6-8 tahun.
kegiatan atau aktivitas manusia baik yang 2. Perilaku pencegahan child sexual
dapat diamati secara langsung maupun abuse pada anak usia 6-8 tahun
tidak dapat diamati oleh pihak luar. Hasil mempunyai hubungan dengan faktor
penelitian didapatkan setengah responden usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu,
memiliki perilaku pencegahan child pengetahuan ibu dan sikap ibu dalam
sexual abuse termasuk kategori baik. melakukan perilaku pencegahan child
Berdasarkan hasil uji spearmean rho sexual abuse
didapatkan hubungan antara sikap ibu
dengan perilaku Pencegahan Child Sexual Saran
Abuse pada Anak Usia 6-8 Tahun. Sikap
positif yang dimiliki oleh orang tua dalam 1. Bagi Masyarakat
pencegahan kekerasan seksual pada anak Disarankan agar masyarakat dapat
kemungkinan disebabkan oleh mengembangkan pendidikan seks dini
pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini melalaui berbagai kegiatan di
sesuai dengan pendapat Notoatmodjo masyarakat baik dengan bekerja sama
(2010) yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan sebagai narasumber
terbentuknya perilaku baru yaitu sikap guna pencegahan child sexual abuse.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 1 Nopember 2016 7


ISSN 2303-1433

2. Bagi Ibu Kesehatan Seksual Pada Anak


Disarankan agar ibu meningkatkan Usia 7-12 Tahun Dengan Sikap
pengetahuan tentang pendidikan Orang Tua Dalam Pencegahan
seksual dini agar dapat melaksanakan Kekerasan Seksual. Universitas
peran dalam pendidikan seks Riau. Diakses pada tanggal 7
sehingga terlaksana tindakan Desember 2014 dari http://
pencegahan child sexual abuse digilib.unri.ac.id
dilingkungan keluarganya. Suliha, U. dkk. 2011. Pendidikan
Kesehatan dalam Keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta : EGC.
Friedman, M. 2010. Buku ajar Sunaryo. 2009. Psikologi untuk
keperawatan keluarga: Riset, teori Keperawatan. Jakarta : Penerbit
dan praktik edisi 5. Jakarta: EGC. Buku Kedokteran EGC
IDAI. 2014. Mengajari Kewaspadaan Tresnariyas, G. 2013. Gambaran
Kekerasan Seksual Pada Anak. pengetahuan orang tua tentang
Diperoleh pada tanggal 13 Agustus kekerasan seksual pada anak di
2014 dari http://idai.or.id/public- Kelurahan Kebon Jayanti
articles Kecamatan Kiaracondong Kota
Bandung. Universitas Padjajaran.
Mubarak, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Diakses pada tanggal 15 Desember
Sebuah Pengantar Proses Belajar 2014 dari
Mengajar dalam Pendidikan. http://pustaka.unpad.ac.id
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Viciawati, Sari. 2008. Pendidikan
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Seksualitas untuk Anak Melalui
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Pemasaran Sosial Sebagai Salah
Rineka Cipta. Satu Upaya Pencegahan Child
Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan Sexual Abuse (Penelitian Tindakan
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. terhadap Sepuluh Orang Tua yang
Jakarta: Rineka Cipta. Memiliki Anak pada Usia Taman
Kanak-kanak sampai dengan
Pratama, Rayhan. 2014. Memutus Mata
Kelas Empat Sekolah Dasar).
Rantai Anak Sebagai Korban
Jakarta : Universitas Indonesia
Pelecehan Seksual.
yourname@yourdomain.com. Yeimo, N. (2014). Pengetahuan, sikap,
Diakses tanggal 13 Nopember dan perilaku orang tua tentang
2015 kekerasan fisik pada anak di
Papua. Prosiding Konferensi
Romantika, P. 2014. Upaya pencegahan
Nasional II PPNI Jawa Tengah
kekerasan seksual terhadap anak
2014. Diakses pada tanggal 24
oleh pusat pelayanan terpadu
Januari 2015 dari
pemberdayaan perempuan dan
http://download.portalgaruda.org/a
anak (P2TP2A) di Kabupaten
rticle. php
Wonogiri. Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga, Fakultas
Syari’ah dan Hukum. Diakses
pada tanggal 15 Desember 2014
dari http://digilib.uin suka.ac.id
Santi, Fisnawati dkk. 2014. Hubungan
Pengetahuan Orang Tua Tentang

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 1 Nopember 2016 8

You might also like