You are on page 1of 16

| 21

Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) di tengah Pandemi


Covid-19 dan Implementasinya Terhadap Ketahanan
Ekonomi

Agus Danugroho, Aqidah Halimatus Sa’adah


Universitas Gadjah Mada
email: a.danu1997@gmail.com

Abstract
This study aims to determine how the Cash Waqf Linked Sukuk or CWLS program is in the
midst of the Covid-19 pandemic and its implications for economic resilience. The system
pioneered and implemented by the Indonesian Waqf Board or BWI is an interesting
matter to study. In addition, based on the analysis of the CWLS research VOSViewer
software, not many have researched it. Researchers use policy making theory which is
used as a research point of view. This research is a descriptive qualitative research. The
results of this study indicate that the CWLS waqf system is a form of social investment in
Indonesia. The Indonesian Waqf Board acts as an accelerator. The subject of this system
is the cash waqf itself collected by BWI as the manager of Indonesian waqf or Nazhir
through BNI Syariah and Bank Muamalat Indonesia as Islamic Financial Institutions
Receiving Cash Waqf or LKSPWU. Then the cash waqf will later be managed and placed
in the State Sukuk Instrument or State Sharia Securities (SBSN) issued by the Ministry of
Finance (Kemenkeu). CWLS itself also implements economic resilience. It can be seen on
the BWI website on Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) that the government will use the
results of the issuance of this State Sukuk to finance the state budget, including to finance
the development of public service projects such as the development of educational
infrastructure and religious services.
Keyword: Covid-19 Pandemic, CWLS, Economic Resilience, Waqf.

Proceeding I R O F O N I C
22 | Vol. 01 No. 01 2021

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah program Cash Waqf Linked
Sukuk atau CWLS ditengah pandemic Covid-19 serta implikasinya terhadap ketahanan
ekonomi. Sistem yang dipelopori dan dijalankan oleh Badan Wakaf Indonesia atau BWI
merupakan hal menarik untuk dikaji. Selain itu, berdasarkan analisis dari software
VOSViewer penelitian CWLS ini masih belum banyak yang meneliti. Peneliti
menggunakan teori policy making yang digunakan sebagai kacamata penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa sistem wakaf CWLS adalah salah satu bentuk investasi sosial
Indonesia. Badan Wakaf Indonesia bertindak sebagai akseleratornya. Adapun subjek
dari sistem ini adalah wakaf uang sendiri yang dikumpulkan oleh BWI selaku pengelola
wakaf Indonesia atau bisa disebut Nazhir melalui BNI Syariah dan Bank Muamalat
Indonesia sebagai Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang atau LKSPWU.
Kemudian wakaf uang tersebut nantinya akan dikelola dan ditempatkan pada Instrumen
Sukuk Negara atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang diterbitkan oleh
Kementrian Keuangan (Kemenkeu). CWLS sendiri juga berimplementasi terhadap
ketahanan ekonomi. Hal itu dapat terlihat dalam laman website BWI tentang Cash Waqf
Linked Sukuk (CWLS) bahwa pemerintah akan memanfaatkan hasil penerbitan Sukuk
Negara ini untuk membiayai APBN, termasuk untuk membiayai pembangunan proyek-
proyek layanan umum masyarakat seperti pembangunan infrastruktur pendidikan dan
layanan keagamaan.
Kata kunci: CWLS, Ketahanan Ekonomi, Pandemi Covid-19, Wakaf.

Pendahuluan

Wakaf merupakan salah satu alat yang digunakan oleh Islam untuk menciptakan
kehidupan yang sejahtera. Negara-negara muslim seperti Mesir, Arab Saudi, Yordania,
Turki, Bangladesh, Mesir, Malaysia telah merumuskan dan melaksanakan gerakan
keagamaan Islam seperti wakaf yang ditunjukan sebagai sarana untuk membantu umat
muslim melaksanakan berbagai kegiatan dan mengatasi permasalahan masyarakat
seperti kemiskinan (Prihatini, 2005). Wakaf memiliki dua peran penting dalam sejarah
Islam antara lain, dalam bidang ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, wakaf dapat
dijadikan sebagai sumber dana masjid, bakti sosial, jasa pendidikan, dan jasa kesehatan
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Dalam Islam, adat istiadat kehidupan
beragama memiliki kedudukan yang sangat penting seperti zakat dan sedekah. Wakaf

Proceeding I R O F O N I C
| 23

meminta umat Islam untuk menyerahkan aset yang digunakan untuk ibadah dan
kebaikan.

Mekanisme dari wakaf dimana harta wakaf yang sudah diserahkan tidak lagi
menjadi milik pribadi akan tetapi menjadi milik umat muslim yang ada di negara
tersebut. Secara tidak langsung wakaf dapat menjadi lembaga ekonomi yang potensial
dalam pengembangannya. Akan tetapi hal tersebut harus di dukung oleh tata kelola
yang optimal. Optimalisasi pengembangan lembaga wakaf sebagai lembaga ekonomi
dapat menjadi salah satu aset penopang hidup bangsa yang dimana dapat menjadi
sebuah kebudayaan nasional yang tercipta dari aspek sosial masyarakat. Pengertian
wakaf tidak terbatas pada aset atau real estate, tetapi lebih rumit pada benda bergerak
yang disebut wakaf tunai. Wakaf tunai juga memiliki beberapa manfaat antara lain,
dapat digunakan untuk pengesahan aset wakaf berupa benda tidak bergerak yang tidak
dikelola secara efektif. Wakaf ini biasa disebut juga dengan wakaf produktif, karena
dapat menghasilkan benda wakaf yang dapat menghasilkan keuntungan yang
berkelanjutan, sehingga keuntungan tersebut dapat menjadi sumber dana sumbangan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Bangsa dengan populasi Muslim terbesar di dunia adalah Indonesia. Jumlah


penduduk muslim Indonesia yang besar menjadi salah satu potensi yang dapat
digunakan untuk menegakkan posisi wakaf dalam rangka membangun keadilan sosial
dan mengentaskan kemiskinan yang melanda tanah air. Dengan jumlah penduduk
muslim sekitar lebih dari 80 persen, potensi wakaf di Indonesia sangat besar jika dapat
dioptimalkan dan dibuat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, mendorong
penggunaan wakaf tunai sebagai alat untuk meningkatkan taraf hidup sosial ekonomi
umat Islam (Setyahadi, 2017). Wakaf ada di Indonesia baik untuk benda bergerak
maupun tidak. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang
Wakaf dan PP Nomor 42 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraannya di Indonesia, wakaf

Prosiding I R O F O N I C
24 | Vol. 01 No. 01 2021

saat ini mendapat perhatian yang cukup signifikan. Tujuan wakaf adalah
memaksimalkan potensi dan manfaat ekonomi harta wakaf untuk kepentingan ibadah
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Badan Wakaf Indonesia adalah badan
yang bertanggung jawab atas wakaf di Indonesia. BWI adalah organisasi otonom yang
didedikasikan untuk pengembangan wakaf di Indonesia, bebas dari kendali otoritas
apapun dan bertanggung jawab kepada masyarakat.

Virus Covid-19 telah menyebar dengan cepat di tiga benua di dunia yaitu Amerika
Utara, Eropa, dan Asia. Salah satu negara yang terdampak pandemi COVID-19 adalah
Indonesia. Penularan pertama ditemukan pada 2 Maret 2020 di Kota Depok, dan dengan
cepat menyebar ke provinsi lain di Indonesia (Djalante et al., 2020). Sejak Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2020 menetapkan bencana non alam nasional pada 13 April
2020, jumlah kasus sejak penularan pertama masuk ke Indonesia pada April 2021
sebanyak 1.566.995 kasus, dengan rata-rata 4.127 kasus per hari. Indonesia memiliki
angka kematian yang tinggi, dengan 42.530 kematian terhitung 2,7 persen dari semua
kasus. Pandemi Covid-19 ini berpengaruh pada beberapa aspek termasuk perekonomian
di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan untuk Pemerintahan Indonesia yang terus
dituntut untuk segera menyelesaikannya.

Islam sebagai keyakinan rahmatan lil'alamin, tidak hanya mengatur ibadah tetapi
juga memiliki kepentingan ekonomi bagi banyak orang. Wakaf di Indonesia tidak hanya
mencakup wakaf tanah tetapi juga instrumen yang memungkinkan wakaf wakaf, seperti
wakaf tunai yang terkait dengan Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS). Bank Indonesia, Badan
Wakaf Indonesia, dan Kementerian Keuangan menjadi motor penggerak pengembangan
sukuk berbasis wakaf ini. Sukuk merupakan jenis produk paling kreatif yang telah
dihadirkan dalam arti modernisasi sistem keuangan Islam (Fasa, 2016). Sukuk adalah
salah satu jenis pembiayaan alternatif bagi pemerintah dan perusahaan. Karena
merupakan instrumen obligasi alternatif bagi perusahaan yang menjadi sumber dana
asing, kehadiran sukuk di Indonesia menjadi momen yang menentukan dalam

Proceeding I R O F O N I C
| 25

pertumbuhan pasar modal di Indonesia. Sukuk diharapkan menjadi salah satu andalan
pemerintah untuk pembiayaan proyek infrastruktur yang menjadi salah satu agenda
utama Masyarakat Ekonomi Syariah seiring dengan perkembangan negara. Dengan
instrumen CWLS, dimungkinkan untuk memaksimalkan harta wakaf, dengan sukuk yang
terintegrasi dengan wakaf, memberdayakan jumlah harta wakaf yang tidak produktif.
Wakaf memiliki kemampuan untuk menghasilkan pendapatan dari operasi keuangan
produktif, sedangkan sukuk berfungsi sebagai alat mobilisasi. Kemitraan sukuk dan
wakaf ini berpotensi menjadi game-changer dalam hal pendanaan untuk pertumbuhan
ekonomi jangka panjang. Peneliti ingin melihat bagaimana instrumen CWLS atau Sukuk
Terkait Wakaf Tunai dapat membantu perekonomian Indonesia berdasarkan hal-hal
tersebut. Optimalisasi perekonomian Indonesia juga akan meningkatkan ketahanan
ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

Hal inilah yang akan menjadi tujuan utama peneliti untuk menganalisis dampak dari
Cash Waqf Linked Sukuk atau CWLS serta implikasinya terhadap ketahanan ekonomi di
Indonesia. Selain itu untuk memperkuat novelty research dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan software VOSViewer. Penggunaan software ini ingin menunjukan bahwa
penelitian ini memiliki kebaharuan yang masih jarang diteliti oleh orang lain. Meskipun
banyak program software untuk menganalisis unit teks dan kesamaan matriks akan
tetapi kelebihan VOSviewer adalah pada aspek visualisasi (van Eck & Waltman, 2010).
Hasil pengolahan VOSViewer oleh peneliti menunjukan bahwa trend penelitian dalam
penelitian wakaf di Indonesia berkaitan dengan Wakaf Produktif. Selain itu, dalam
penelitian pada bidang syariah dan Wakaf Uang memiliki tren yang tinggi setelah Wakaf
Produktif. Penelitian yang jarang dilakukan menurut analisis VOSViewer berkaitan
dengan program Cash Waqf Linked Sukuk atau CWLS dan hubungannya dengan
ketahanan ekonomi. Dengan hasil VOSViewer ini dapat membuktikan bahwa penelitian
yang dilakukan masih jarang yang meneliti dan hal ini merupakan kesempatan bagi

Prosiding I R O F O N I C
26 | Vol. 01 No. 01 2021

peneliti untuk mengembangkan penelitian yang berkaitan tentang CWLS dan ditinjau
dengan ketahanan ekonomi.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pemaparan secara deskriptif.


Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian (Mohajan, 2018). Dalam penelitian ini data
dikumpulkan melalui tinjauan pustaka. Eliminasi data, interpretasi data, dan penarikan
kesimpulan merupakan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.
Pengendalian data hanya terlihat pada interpretasi data deskriptif kualitatif dalam
laporan ini. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif, dimana sampel dan bahan diperiksa dan dianalisis untuk menarik kesimpulan
dan membentuk penelitian yang sesuai dengan tema penelitian (Rukajat, 2018). Teori
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori policy making. Dalam teori ini
berpendapat bahwa proses pembuatan kebijakan pada esensinya tidak pernah bebas
nilai sehingga berbagai kepentingan akan selalu mempengaruhi proses pembuatan
kebijakan (Kay, 2006).

Hasil dan Pembahasan

Cash Waqf Linked Sukuk

Wakaf menurut salah satu Ahli Fikih, Abu Hanifah, yaitu tidak melakukan suatu
tindakan atas suatu benda yang berstatus tetap sebagai hak milik dengan
menyedekahkan manfaatnya kepada suatu pihak kebajikan (sosial), baik sekarang
maupun yang akan datang. Sejarah Islam menuliskan bahwa sejak zaman Rasulullah
SAW wakaf merupakan salah satu ajaran yang sudah dikenal, karena wakaf disyariatkan
setelah Nabi SAW pada tahun kedua Hijriyah di Madinah. Akan tetapi, istilah wakaf uang

Proceeding I R O F O N I C
| 27

(cash waqf) belum dikenal pada zaman Rasulullah SAW dan baru dipraktekkan sejak
awal abad kedua hijriyah. Kemudian pada abad ke-20 mulailah lahir gagasan-gagasan
ulama dan praktisi untuk menjadikan wakaf uang sebagai salah satu dasar dalam
membangun perekonomian umat. Sebagai salah satu contohnya di Indonesia, sebelum
lahirnya Undang-Undang No. 41 tahun 2004, Majelis Ulama Indonesia telah
mengeluarkan fatwa tentang Wakaf Uang (bwi.go.id, 2019). Berdasarkan fatwa MUI No.
29, wakaf uang diartikan sebagai wakaf yang dilakukan oleh seseorang, sekelompok
maupun lembaga badan hukum dengan bentuk uang tunai dan termasuk di dalamnya
surat-surat berharga. Pengelolaan wakaf uang berarti menahan harta wakaf yang dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan tanpa menyebabkan kelenyapan seperti
mewariskan, menjual dan sebagainya (Sulistya et al., 2020).

Sukuk merupakan istilah dalam bahasa Arab yang digunakan untuk obligasi
berdasarkan prinsip syariah. Dewan Nasional Syariah (DSN-MUI) dalam fatwanya Nomor
32/DSN-MUI/IX/2002 mengartikan sukuk sebagai surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang obligasi syariah
yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi
syariah berupa hasil marjin atau fee, serta membayar kembali dana obligasi saat jatuh
tempo (Saptono, 2018). Untuk sukuk yang diterbitkan dalam kaitannya dengan wakaf,
dasarnya adalah wakaf uang yang dikumpulkan melalui sukuk sifatnya ada yang
sementara atau temporer maupun permanen. Jadi, secara umum instrumen wakaf
berbasis sukuk terbagi menjadi dua yaitu Wakaf linked Sukuk dan Sukuk linked Wakaf.
Adapun Wakaf linked Sukuk sendiri transaksi dasarnya adalah wakaf uang yang
pemanfaatannya digunakan untuk membangun aset sosial. Landasan hukum sukuk
tertulis dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 275:

ْ‫ٱلر َب ٰو ْۗا‬ ۡ ‫س ٰذَ ِلكَ ِبأَنَّ ُهمۡ قَالُ ٓواْ ِإنَّ َما ۡٱل َب ۡي ُع‬
ِ ‫مِث ُل‬ ِّۚ ِ ‫طنُ مِنَ ۡٱل َم‬َ ٰ ‫ش ۡي‬
َّ ‫ٱلر َب ٰواْ ََل َيقُو ُمونَ ِإ ََّل َك َما َيقُو ُم ٱلَّذِي َيت َ َخبَّطُهُ ٱل‬ ۡ
ِ َ‫ٱلَّذِينَ َيأكُلُون‬
ٓ َ ‫ٱلربَ ٰو ِّۚاْ فَ َمن َجا ٓ َء ۥهُ َم ۡو ِع‬
‫ب‬ ُ ‫عادَ فَأ ُ ْو ٰلَئِكَ أَصۡ ٰ َح‬ ِ ‫ف َوأ َ ۡم ُر ٓۥهُ إِلَى َّ ه‬
َ ‫ٱَّلل َو َم ۡن‬ َ ‫ة مِن َّربِِۦه فَٱنت َ َه ٰى فَلَ ۥهُ َما‬ٞ ‫ظ‬
َ َ‫سل‬ ِ ‫ٱَّللُ ۡٱلبَ ۡي َع َو َح َّر َم‬
َّ َّ‫َوأ َ َحل‬
٢٧٥ َ‫ار هُمۡ فِي َها ٰ َخ ِلد ُون‬ ِ ‫ٱلنَّ ه‬

Prosiding I R O F O N I C
28 | Vol. 01 No. 01 2021

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.”

Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) adalah program wakaf uang berjangka 5 tahun oleh
Badan Wakaf Indonesia (BWI) yang bersinergi dengan Bank Indonesia (BI), Kementrian
Keuangan (Kemenkeu), Kementrian Agama (Kemenag), BNI Syariah, Bank Muamalat dan
Forum Wakaf Produktif. Program ini diluncurkan pada bukan Oktober 2018 dalam acara
Annual Meeting IMF & World Bank di Bali, Indonesia. Terdapat dua seri CWLS yaitu CWLS
seri SWR001 yang ditawarkan pada bulan Oktober 2020 dan CWLS seri SWR002 yang
diluncurkan dan ditawarkan pada bulan April 2021. Adapun tujuan pembentukan CWLS
ini antara lain, (1) memudahkan masyarakat dalam melakukan wakaf uang secara
produktif, (2) mengembangkan inovasi di bidang keuangan dan investasi sosial di
Indonesia, (3) mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, (4)
mendukung Gerakan Wakaf Nasional, membantu pengembangan investasi sosial dan
pengembangan wakaf produktif di Indonesia, serta (5) penguatan ekosisitem wakaf
uang di Indonesia. Sebagai tambahan, beberapa keunggulan menarik dari CWLS ini
adalah aman, amanah, mudah, produktif, utuh dan berkah yang mana para wakif
dengan mengeluarkan minimal 1 juta rupiah sudah dapat berinvestasi jariyah dengan
penuh berkah (Kemenkeu, 2021).

CWLS dikelola berdasarkan prinsip syariah, tidak mengandung unsur riba, gharar
(ketidakjelasan) dan maysir (judi), serta telah mendapatkan pernyataan kesesuaian

Proceeding I R O F O N I C
| 29

syariah dari DSN-MUI Nomor B-285/DSN-MUI/IV/2021 tanggal 7 April 2021


(kemenkeu.go.id, 2020). Sebagai tambahan, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA selaku
Ketua Badan Pelaksana BWI dalam pengenalan CWLS menegaskan bahwa dengan
adanya CWLS ini maka dapat dipastikan dalam kegiatan wakaf uang terdapat kepastian
tentang tingkat keamanan dan makna nilai tambahnya. Karena negara dan pemerintah
secara langsung menjamin harta wakaf yang dibelikan sukuk ini, jadi insyaAllah
kepastiannya bisa dijamin sehingga hasil CWLS bisa segera dirasakan oleh para mauquf
‘alaih. Oleh karena itu, status CWLS sendiri sudah mendapatkan kejelasan dalam
kesesuaiannya dengan syariah yang diajarkan agama Islam.

Adapun stakeholders dari CWLS ini antara lain, (1) BI, sebagai akselerator dalam
mendorong penerapan CWLS dan Bank Kustodian, (2) BWI, sebagai regulator, leader dan
Nazhir yang mengelola CWLS, (3) Kemenkeu, sebagai issuer SBSN dan pengelola dana di
sektor riil, (4) Nazhir Wakaf Produktif, sebagai mitra BWI yang melakukan
penghimpunan dana wakaf, dan (5) Bank Syariah yang terdiri dari BNI Syariah dan
Muamalat, sebagai Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU) dan
Bank Operasional BWI. Cara berwakaf uang melalui skema CWLS yaitu pada mulanya
Wakif menghubungi atau mendatangi mitra distribusi kemudian mengisi Akta Ikrar
Wakaf dan formulir pemesanan CWLS, setelah menyelesaikan pengisian kemudian
menyetorkan dana wakafnya kepada mitra distribusi tersebut. Selanjutnya, mitra
distribusi membuatkan SID dan SRE serta dilanjutkan dengan mencatatkan pada sistem
SBN Kemenkeu. Langkah terakhir, Kemenkeu melakukan pembayaran imbalan atau
kupon untuk kegiatan sosial dan juga melakukan pembayaran nilali nominal pada saat
jatuh tempo (kemenkeu.go.id, 2020).

Prosiding I R O F O N I C
30 | Vol. 01 No. 01 2021

Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) di Tengah Pandemi Covid-19

Kinerja ekonomi Indonesia menurun cukup tajam akibat munculnya virus jenis baru
SARS-COV-2 atau yang lebih sering dikenal dengan Covid-19. Sebagai akibat lain dari
pandemi ini, ekspor impor tertunda, investasi terhambat, konsumsi terganggu sehingga
pertumbuhan ekonomi sangat lambat bahkan menurun (Baiti & Syufaat, 2021). Adanya
pandemi Covid-19 secara langsung mengharuskan pemerintah menggunakan dana
APBN untuk melakukan penanganan virus yang terus merajalela. Penggunaan APBN
untuk penanganan virus ini diwujudkan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional.
Hal inilah yang membuat banyak pembangunan menjadi tertunda akibat berkurangnya
sumber pembiayaan untuk pembangunan nasional. Oleh karena itu, program-program
sosial yang menjadi fokus CWLS diharapkan mampu untuk turut serta dalam membantu
program pemulihan ekonomi nasional.

Pemerintah melalui Kemenkeu memaparkan urgensi penerbitan CWLS antara lain


untuk , (1) penguatan kapasitas Ekonomi Keuangan Syariah, (2) penguatan institusional
pengelolaan wakaf nasional, (3) dukungan pencapaian Sustainable Development Goals
(SDG’s) yang merupakan aksi global sesuai dengan kesepakatan para pemimpin negara
untuk mengentaskan kemiskinan, mengakhiri kesenjangan serta mengoptimalkan
perlindungan terhadap lingkungan, dan (4) pengembangan investasi sosial pada masa
pandemi (Kemenkeu, 2021). Dari keempat urgensi ini menunjukkan bahwa CWLS selain
bertujuan untuk investasi akhirat, juga dapat dijadikan sebagai salah satu investasi sosial
kepada umat yang membutuhkan. Terkhusus untuk masyarakat yang terdampak
pandemi Covid-19 yang telah memberikan banyak dampak negatif terhadap
perekonomian masyarakat.

Setelah berakhirnya masa penawaran CWLS seri SWR001 di bulan November 2020,
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) atas nama Menteri
Keuangan menetapkan hasil penjualan CWLS seri SWR001 dengan total volume
pemesanan yang telah ditetapkan mencapai 14,912 miliar rupiah. Akad yang digunakan

Proceeding I R O F O N I C
| 31

dalam CWLS seri SWR001 ini adalah akad wakalah, dengan menggunakan Barang Milik
Negara (BMN) dan Proyek APBN tahun 2020 sebagai underlying assets. Dengan
jangkauan wakif yang mencapai 1.041 wakif yang terdiri dari 1.037 wakif individu dan 4
wakif institusi di seluruh provinsi di Indonesia, hasil dari penawaran CWLS seri SWR001
ini menuai beberapa catatan dan salah satunya menyatakan bahwa instrumen CWLS
tetap diminati masyarakat meskipun penjualannya dilakukan secara offline dan hanya
melalui 4 mitra distribusi serta di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih belum
mereda (djppr.kemenkeu.go.id, 2021). Dari catatan ini menunjukkan bahwa CWLS seri
SWR001 tetap diminati investor di tengah kondisi pandemi.

Adanya CWLS pada masa pandemi ini, hasil penjualannya dapat digunakan oleh
pemerintah untuk melaksanakan pembangunan nasional yang terhambat akibat
pengalihan dana APBN yang digunakan untuk pemulihan Ekonomi Nasional. Kemudian
hasil imbal jasa dari CWLS ini nantinya akan dikelola untuk membantu masyarakat
melalui berbagai kegiatan sosial yang telah direncanakan sebelum terbit CWLS ini,
khususnya yang berfokus pada bantuan sosial kepada masyarakat dalam menghadapi
pandemi Covid-19 (Baiti & Syufaat, 2021). Dari catatan DJPPR mengenai hasil penawaran
CWLS seri SWR001 juga terlihat bahwa CWLS masih memiliki potensi yang sangat besar
yang bisa digali meskipun di masa pandemi, sehingga nantinya masyarakat Indonesia
secara menyeluruh dapat dengan mudah menjangkau program ini.

Implikasi Cash Waqf Linked Sukuk Terhadap Ketahanan Ekonomi

Ketahanan ekonomi merupakan kondisi eksistensi ekonomi bangsa berbasis


demokrasi Pancasila (Tarmini, 1992). Lebih lanjut, ketahanan ekonomi merupakan salah
satu komponen ketahanan nasional, terutama mengingat semakin beragamnya
kebutuhan manusia saat ini. Persaingan antar negara merupakan katalisator bagi
potensi ekonomi suatu negara untuk berkembang. Kapasitas dan kekuatan negara, serta
perhatian penting bagi negara lain, akan meningkat jika dapat meningkatkan ketahanan
ekonomi secara berkelanjutan (Aji, 2014). Oleh karena itu, penting bagi suatu negara

Prosiding I R O F O N I C
32 | Vol. 01 No. 01 2021

untuk membangun fondasi stabilitas nasional dengan mencapai ketahanan ekonomi di


daerahnya.

Wakaf tunai yang diterima Badan Wakaf Indonesia sebagai Nazhir oleh BNI Syariah
dan Bank Muamalat Indonesia sebagai Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf
Tunai (LKSPWU) akan ditangani dan ditempatkan di instrumen Sukuk Negara.
Kementerian Keuangan sudah merilis Surat Berharga Syariah Negara. Beberapa akad
mudharabah, ijarah, wakalah bi alIstishmar, musyarakah, dan akad syariah lainnya,
menggunakan penerbitan Sukuk Terkait Wakaf Tunai (Syaifullah & Idrus, 2019). Dana
wakaf ditangani sesuai dengan pedoman syariah dan sesuai dengan praktik bisnis halal.
Dana wakaf digunakan untuk mendukung program ekonomi dan sosial yang membantu
perekonomian negara berkembang.

Hal tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Cash Waqf Linked Sukuk yang
berimplikasi pada berbagai sektor. Cash Waqf Lined Sukuk yang disalurkan pada
beberapa program sosial seperti pemberdayaan ekonomi bagi pelaku UMKM di Rumah
Wakaf akan berdampak pada pertumbuhan perbankan Syariah. Secara tidak langsung
program CWLS akan menjadi dorongan bagi sektor bank Syariah karena perbankan disini
dituntut untuk melakukan pengembangan bagi penyaluran biaya untuk pelaku usaha.
Selain sektor perbankan pengembangan aset produktif, seperti penggunaan bagi
membangun inkubator bagi pengembangan usaha serta membuka lapangan pekerjaan
melalui usaha di sektor riil. Dengan adanya inkubator yang difungsikan sebagai
pemberdayaan ekonomi tersebut dapat mendorong pelaku usaha memaksimalkan
potensi yang ada, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

Program Cash Waqf Linked Sukuk juga mendukung pelaksanaan program sosial,
melalui pembiayaan pembangunan infrastuktur sosial yang dibutuhkan di daerah. Selain
itu program Cash Waqf Linked Sukuk juga mendukung berbaga pengembangan antara
lain, (1) pengembangan Endowment Fund untuk lembaga sosial yang disalurkan pada
Dana Kemaslahatan BPKH, (2) pengembangan dana CSR untuk kegiatan sosial dalam

Proceeding I R O F O N I C
| 33

Dana CSR Korporasi dan BUMN. Berbagai pengembangan yang dihasilkan oleh program
Cash Waqf Linked Sukuk ini sangat berguna untuk menopang perekonomian di tengah
Pandemi Covid. Selain pengembangan berbagai sektor ada juga pemanfaatan yang
secara langsung dilakukan pada program ini. Pemanfaatan itu antara lain, (1)
pemanfaatan lahan non produktif yang digunakan dimanfaatkan untuk lahan
peternakan atau perkebunan yang dilaksanakan pada Wakaf Kebun Dhompet Dhuafa,
(2) memberikan fasilitas layanan kesehatan gratis bagi dhuafa yang disalurkan pada
pembiayaan operasi katarak gratis, dan (3) memberikan program umrah gratis bagi
guru-guru ngaji di daerah (Rahayu & Agustianto, 2020).

Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) memberikan dampak positif yang begitu besar bagi
pengembangan ekonomi berkelanjutan. Oleh karena itu, keberadaan instrumen
investasi ini cocok untuk diterapkan di Indonesia mengingat potensi aset wakaf yang
begitu besar untuk dapat dijadikan produktif sejalan dengan sistem ekonomi Islam yang
dilandasakan pada prinsip-prinsip syariah. Program yang dijalankan ini secara langsung
akan berdampak pada ketahanan ekonomi Indonesia. Pengelolaan wakaf ini dapat
menyokong perekonomian serta pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Manfaat
upaya dan pemberdayaan masyarakat melalui inisiatif wakaf ini dapat dimanfaatkan
dengan baik di bidang pendidikan, kesehatan, dakwah, dan program kemasyarakatan,
serta penguatan ekonomi dan kesejahteraan umat. Pengelolaan wakaf yang ditujukan
untuk memperkuat perekonomian umat dapat dilakukan dengan memanfaatkan
berbagai alternatif program yang pendanaannya bersumber dari wakaf. Penggunaan
wakaf sesuai fungsinya membutuhkan administrasi yang kompeten, yang harus
dilakukan oleh sumber daya manusia yang andal. Status Nadhir sangat penting untuk
optimalisasi pengelolaan wakaf karena terkait langsung dengan kinerja pengelolaan
wakaf. Penyelenggara wakaf atau biasa disebut nadhir harus dikelola dengan baik agar
kemampuannya secara penuh dapat terwujud untuk kemaslahatan umat.

Prosiding I R O F O N I C
34 | Vol. 01 No. 01 2021

Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa program


Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) memberikan dampak yang luas disaat pandemi Covid-
19. Adanya pandemi Covid-19 secara langsung mengharuskan pemerintah
menggunakan dana APBN untuk melakukan penanganan virus yang terus merajalela.
Penggunaan APBN untuk penanganan virus ini diwujudkan dalam program pemulihan
ekonomi nasional. Hal inilah yang membuat banyak pembangunan menjadi tertunda
akibat berkurangnya sumber pembiayaan untuk pembangunan nasional. Oleh karena
itu, program-program sosial yang menjadi fokus CWLS diharapkan mampu untuk turut
serta dalam membantu program pemulihan ekonomi nasional dengan memperhatikan
catatan hasil penawaran CWLS seri SWR001 oleh Kemenkeu yang menyatakan bahwa
CWLS memiliki potensi yang besar dalam berkontribusi memulihkan sistem
perekonomian Indonesia. Dampak CWLS yang dapat mempengaruhi pemulihan
ekonomi inilah yang akan berdampak positif pada ketahanan nasional. Program wakaf
tunai berbasis sukuk ini terbukti dapat menunjang pembangunan nasional. Pengelolaan
CWLS terbukti dapat menyokong perekonomian serta pembangunan berkelanjutan di
Indonesia. Selain itu, manfaat inisiatif wakaf ini dapat dimanfaatkan dengan baik di
bidang pendidikan, kesehatan, dakwah, dan program kemasyarakatan, serta penguatan
ekonomi dan kesejahteraan umat.

Proceeding I R O F O N I C
| 35

DAFTAR PUSTAKA
Aji, N. S. (2014). Pembangunan Industri Penambangan Dan Pengolahan Pasir Besi Serta
Implikasinya Terhadap Ketahanan Ekonomi Wilayah (Studi Di Kabupaten Kulon
Progo Daerah Istimewa Yogyakarta). Jurnal Ketahanan Nasional, XX(2), 79–86.
Baiti, E. N., & Syufaat. (2021). Cash Waqf Linked Sukuk sebagai Instrumen Pemulihan
Ekonomi Nasional Akibat Covid-19. Jurnal Hukum Eknomi Syariah, 4(1), 37–70.
bwi.go.id. (2019). Pengertian Wakaf.
Djalante, R., Lassa, J., Setiamarga, D., Sudjatma, A., Indrawan, M., Haryanto, B., Mahfud,
C., Sinapoy, M. S., Djalante, S., Rafliana, I., Gunawan, L. A., Surtiari, G. A. K., &
Warsilah, H. (2020). Review and analysis of current responses to COVID-19 in
Indonesia: Period of January to March 2020. Progress in Disaster Science, 6, 100091.
https://doi.org/10.1016/j.pdisas.2020.100091
djppr.kemenkeu.go.id. (2021). CWLS Ritel Seri SWR001 Tetap Diminati Investor di
Tengah Kondisi Pandemi. Djppr.Kemenkeu.Go.Id.
Fasa, M. I. (2016). Sukuk: Teori dan Implementasi. Li Falah: Jurnal Studi Ekonomi Dan
Bisnis Islam, 1(1).
Kay, A. (2006). The dynamics Of public policy: Theory and evidence. In Wayne Parsons
(Ed.), Edward Elgar Publishing Limited. Edward Elgar Publishing Limited.
https://doi.org/10.4337/9781847203007
kemenkeu.go.id. (2020). Sukuk Wakaf.
Kemenkeu. (2021). Cash Waqf Link Sukuk Seri SWR001.
https://kemenkeu.go.id/media/16575/materi-marketing-cwls-ritel_final.pdf
Mohajan. (2018). Munich Personal RePEc Archive Qualitative Research Methodology in
Social Sciences and Related Subjects Qualitative Research Methodology in Social
Sciences and Related Subjects. Journal of Economic Development, Environment and
People, 7(1), 23–48.
Prihatini, F. et. al. (2005). Hukum Islam Zakat dan Wakaf. Kerjasama Penerbit Papas
Sinar Mentari dan Badan Penerbit Fakultas Hukum UI.
Rahayu, R. D., & Agustianto, M. A. (2020). Analisis Implementasi Cash Waqf Linked Sukuk
(CWLS) Perpektif Prinsip Ekonomi Syariah. Management of Zakat and Waqf Journal
(MAZAWA), 1(2), 145–161.
Rukajat, A. (2018). Pendekatan Peneltiian Kualitatif. Deepublish.
Saptono, I. T. (2018). Pengembangan Instrumen Wakaf Berbasis Investasi Sosial Studi
Wakaf Linked Sukuk. Al-Awqaf: Jurnal Wakaf Dan Ekonomi Islam, 11(2), 117–128.

Prosiding I R O F O N I C
36 | Vol. 01 No. 01 2021

Setyahadi, H. (2017). Pengelolaan Pengembangan Wakaf Uang Berdasarkan Peraturan


Pemerintah No. 42 Tahun 2006 Pasal 48 pada Bank BPD DIY Syariah. IQTISHADUNA:
Jurnal Ekonomi Syariah, 2(1).
Sulistya, I., Hasanah, N., & Irfany, M. I. (2020). Strategi Pengelolaan Wakaf Uang Oleh
Badan Wakaf Indonesia (BWI). Al-Awqaf Jurnal Wakaf Dan Ekonomi Islam, 13(1),
39–58.
Syaifullah, H., & Idrus, A. (2019). Manajemen Pengembangan Wakaf Produktif Era Digital
di Lembaga Wakaf Bani Umar. Al-Khidmat: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2(2).
Tarmini, L. (1992). Ekonomi Pembangunan. PAU Studi Ekonomi-UI.
van Eck, N. J., & Waltman, L. (2010). Software survey: VOSviewer, a computer program
for bibliometric mapping. Scientometrics, 84(2), 523–538.
https://doi.org/10.1007/s11192-009-0146-3

Proceeding I R O F O N I C

You might also like