You are on page 1of 11

Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 2, No.

2,
ISSN: 2550-0414 April 2018

ANALISA HUBUNGAN KEPUASAN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN PENCAPAIAN BED


OCCUPANCY RATE (BOR) DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK-II MEDAN

CYNTHIA INDA MEIDINA

ABSTRACT

Healthcare is an effort that is carried out by itself or together in an organization to maintain and improve
health, prevent and treat disease and restore the health of individuals, groups and or society. The pattern of
health services consists of several aspects, namely tangible, empathy, reliability, responsiveness, assurance.
This can support the interest of hospital visits back.The type of research used is Cross Sectional design. The
population in this study were patients who went to Bhayangkara Hospital with a sample of 96 people, consist of
Mawar room 51 peopel and Anggrek room 45 people. The research instrument used is a questionnaire. From the
result of bivariate analysis, been done by the statistical test using chi square. It's affected if p value <0,05. From
5 which were being researched with the influence of BOR achievement (Bed Occupancy Rate) was found
tangible value of (p = 0,00), empathy of(p = 0,001), reliability of (p = 0,001), responsiveness of (p = 0,046),
assurance of (p = 0.001). The result of multivariate analysis using multiple linear regression is known that the
most influential on toward BOR is the responsiveness with p value for responsiveness of 0,048 <0,05. The
conclusions of this research are those 5 aspects have a significant result to patient satisfaction that influenced
BOR value. But the most influential aspect on patient satisfaction were responsiveness.

Keywords: health services statisfaction, patient satisfaction, bed occupancy rate

PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya
kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilakukan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (UU No 44 tahun 2009).
Di rumah sakit ada beberapa indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat pelayanan rumah
sakit. Indikator pelayanan rumah sakit ini meliputi Bed Occupancy Rate, Average Lenght of Stay, Turn Over
Interval, Bed Turn Over, Net Death Rate, Gross Death Rate. Salah satu indikator pelayanan kesehatan yang
paling umum digunakan yaitu Bed Occupancy Rate (BOR).
BOR merupakan angka yang menunjukkan persentase tingkat penggunaan tempat tidur pada satuan
waktu tertentu di unit rawat inap. Data BOR ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan sarana
pelayanan, mengetahui mutu pelayanan rumah sakit, dan mengetahui tingkat efisiensi pelayanan rumah sakit.
Di Indonesia, beberapa penelitian terkait dengan meningkat atau menurunnya BOR. Menurut penelitian
(Benson, 2012) di RSUD Sukamara Kalimantan Tengah, ada hubungan yang signifikan antara peningkatan atau
penurunan BOR dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan.Semakin baik pelayanan
yang diberikan, maka semakin ideal pula pencapaian BOR di rumah sakit begitu juga sebaliknya. Pelayanan
yang kurang baik berpengaruh terhadap pencapaian BOR di rumah sakit.
Antisipasi mutu harus dilakukan oleh rumah sakit untuk tetap bertahan dan berkembang adalah
meningkatkan pendapatan dari pasien, karena pasien merupakan sumber pendapatan dari rumah sakit baik
secara langsung (out of pocket) maupun secara tidak langsung melalui asuransi kesehatan. Tanpa adanya
pasien rumah sakit tidak dapat bertahan dan berkembang mengingat biaya operasional rumah sakit yang sangat
tinggi. Oleh sebab itu dalam rangka meningkatkan kunjungan pasien ke rumah sakit maka rumah sakit harus
mampu menampilkan dan memberikan kepuasan kepada konsumen, Parasuraman et.al.dalam Irawan (2008).

13
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 2, No. 2,
ISSN: 2550-0414 April 2018

Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai fungsi menjaga mutu pelayanan, yang sering
dijadikan barometer oleh masyarakat, dalam menilai mutu rumah sakit, sehingga menuntut adanya
profesionalisme Petugas RS dalam bekerja yang ditunjukkan oleh hasil kinerja petugas RS dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien. Pelaksanaan kerja petugas RS yang maksimal dalam pelayanan
kesehatan yang berkualitas terjadi bila sistem pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan mendukung
praktik keperawatan profesional sesuai standar (Wahyuni, 2007).
Upaya untuk meningkatkan kinerja perawat melalui penerapan asuhan keperawatan yang maksimal,
maka sumber daya manusia sangat berpengaruh khususnya dalam tingkat kompetensi perawat, motivasinya
dalam bekerja dan juga beban pekerjaan yang dipikulnya. Tingkat kepuasan pelanggan sangat tergantung pada
mutu atau kualitas suatu produk atau jasa yang ditawarkan (Supranto, 2001). Menurut Parasuraman et al. dalam
Shahin (1994), mutu suatu jasa sangat ditentukan oleh 5 (lima) dimensi, yakni, kehandalan (reliability), daya
anggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty) dan tampilan (tangible) . Dimensi-dimensi
inilah yang digunakan elanggan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan jasa, sehinggga kepuasan dan
ketidakpuasan akan tergantung pada 5 dimensi tersebut.
Rumah Sakit Bhayangkara Tk- II Medan merupakan rumah sakit tipe kelas B yang melaksanakan
pelayanan untuk masyarakat. Rumah Sakit Bhayangkara Tk- II Medan merupakan rumah sakit rujukan bagi
kabupaten dan kota di lingkungan Propinsi Sumatera Utara dengan kapasitas ± 100 tempat tidur. Dalam
kegiatannya Rumah Sakit Bhayangkara Tk- II Medan menyelenggarakan pelayanan kesehatan dalam bentuk
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan terhadap pasien peserta BPJS dan Asuransi lainnya serta masyarakat
umum.
Dari hasil survei pada Sumber Daya Manusia didapat rendahnya mutu pelayanan dikarenakan layanan
keperawatan yang ada di rumah sakit masih bersifat okupasi. Artinya tindakan keperawatan yang dilakukan
hanya pada pelaksanaan prosedur, pelaksanaan tugas berdasarkan instruksi dokter. Pelaksanaan tugas tidak
didasarkan pada tanggung jawab moral serta tidak adanya analisis dan sintesis yang mandiri tentang asuhan
keperawatan. Dan bahwa masalah keperawatan yang dihadapi saat ini adalah belum terbentuknya layanan
keperawatan profesional dimana layanan yang diberikan belum sesuai dengan tuntutan standar profesi sehingga
mutu layanan keperawatan yang diberikan masih kurang (Sulaeman, 2000).
Pada pencapaian kerja pelayanan RS Bhayangkara diketahui bahwa nilai BOR pada tahun 2016 tidak
optimal. Rumah Sakit Bhayangkara TK-II medan secara umum tidak sesuai dengan standart Depkes RI tetapi
terdapat peningkatan kualitas standart setiap tahunnya. Diperoleh data tahun 2016 untuk tingkat indikator yang
menunjukkan kinerja rumah sakit yang sesuai dengan standart ditetapkan DEPKES RI adalah frekuensi BOR
40% pada tahun 2015 dan 55% pada tahun 2016 dari standart yang ditetapkan Depkes RI sebesar 60-85%.
Hasil yang ditemukan masih belum sesuai dengan standart yang ditetapkan oleh Depkes RI.Data ini
memberikan gambaran bahwa pelayanan kesehatannya masih belum sesuai dengan standart yang diharapkan.
Hasil wawancara singkat dengan beberapa pasien dan keluarga pasien rawat inap, dikeluhkan bahwa
pelayanan perawat yang lambat saat di panggil pasien, perawat kurang komunikatif serta perawat jarang
melakukan inform consent sebelum melakukan tidakan seperti penyuntikan obat. Hal ini membuat pasien atau
keluarga pasien mengeluhkan bahwa pelayanan Rumah Sakit ini kurang baik.
Berdasarkan bebagai permasalahan tidak tercapainya BOR yang ideal di Rumah sakit ini maka peneliti
merasa perlu melakukan penelitian mengenai Analisa Hubungan kepuasan pelayanan kesehatan dengan
pencapaian BOR di RS Bhayangkara TK-II Medan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya permasalahan yang terjadi adalah tidak
tercapainya nilai ideal BOR sebesar 60-85 %. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kurangnya tingkat kepuasan pada
pelayanan yang diberikan perawat kepada pasien. Berdasarkan hal tersebut maka penulis merumuskan
permasalahn sebagai berikut “Apakah ada hubungan kepuasan pelayanan kesehatan dengan Bed Occupancy
Rate (Bor) di RS Bhayangkara Medan?”

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

14
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 2, No. 2,
ISSN: 2550-0414 April 2018

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu merupakan penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel independent dengan variabel dependent pada suatu
kelompok. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel independen adalah pelayanan kesehatan dan fasilitas
penunjang kesehatan, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pencapaian BOR . Metode
yang digunakan adalah crossectioal, yaitu suatu variabel dan penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk
faktor resiko dan variabel yang termasuk efek diteliti dalam waktu yang bersaan. Didalam penelitian ini
menggunakan kuisioner yang akan diisi oleh pasien rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara TK II Medan.

Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap yang berobat ke Rumah Sakit
Bhayangkara TK II Medan pada bulan Juli tahun 2017 yang berjumlah pada ruang Mawar sebanyak 105 Orang
dan ruang Anggrek sebanyak 82 Orang.

Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah pasien rawat inap yang berobat ke Rumah Sakit Bhayangkara TK II
Medan pada ruang Mawar 51 orang dan ruang Anggrek 45 orang. Sehingga total sampel pada penelitian ini
adalah 96 orang.
Rumus yang digunakan menghitung besar sampel dengan menggunakan rumus Taro Yamenne:
N
n=
1 + N e2
Dimana :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persentasi kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolerir (10%)\

Pada Ruang Mawar


105
n= = 51
1 + 105 0,12

Pada Ruang Anggrek


82
n= = 45
1 + 82 0,12

Kriteria inklusi merupakan sampel yang memenuhi kriteria untuk di teliti, yaitu :
1. Pasien yang bersedia menjadi responden
2. Pasien yang rawat inap minimal 1x24 jam
3. Usia ≥ 17 tahun untuk pasien atau <17 tahun dapat diisi oleh keluarga pasien dengan
alasan pada umur tersebut responden mampu menggambarkan hal yang sebenarnya
tentang pelayanan yang telah dia terima dari pelayanan kesehatan di RS
Bhayangkara.

Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang bersifat kualitatif
melalui wawancara dan pengisian kuisioner oleh informan yaitu pasien rawat inap dan data sekunder yang di
dapat dari data rekam medik.

Defenisi operasional
Defenisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang
diukur oleh variabel yang bersangkutan.
No. Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur

15
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 2, No. 2,
ISSN: 2550-0414 April 2018

Operasional Ukur
1 Tangible Persepsi pasien Kuisioner Ordinal 1. Sangat tidak
terhadap sarana puas
dan prasarana 2. Tidak puas
rumah sakit 3. Cukup puas
meliputi 4. Puas
keindahan dan 5. Sangat puas
kebersihan
bangunan, ruang
tunggu yang
nyaman,
peralatan yang
lengkap, tenaga
medis yang
berpenampilan
baik dan papan
informasi yang
jelas.
2 Empathy Persepsi pasien Kuisioner Ordinal 1.Sangat tidak
terhadap tenaga puas
kesehatan yang 2.Tidak puas
memberikan 3.Cukup puas
waktu pelayanan 4.Puas
yang cukup, 5. Sangat puas
pelayanan sesuai
kebutuhan dan
bersikap sopan.
3. Realibility Persepsi pasien Kuisioner Ordinal 1.Sangat tidak
terhadap ketelitian puas
tenaga medis, 2.Tidak puas
memberikan 3.Cukup puas
informasi penyakit 4.Puas
dengan jelas, 5. Sangat puas
informs consent.

4. Responsiveness Persepsi pasien Kuisioner Ordinal 1.Sangat tidak


terhadap tenaga puas
kesehatan 2.Tidak puas
menanggapi 3.Cukup puas
keluhan, tanggap, 4.Puas
melakukan 5. Sangat puas
tindakan dengan
cepat dan tept,
melakukan
tindakan sesuai
dengan prosedur
kepada pasien
5 Assurance Perspesi pasien Kuisioner Ordinal 1.Sangat tidak
terhadap puas
kemampuan 2.Tidak puas
dokter 3.Cukup puas

16
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 2, No. 2,
ISSN: 2550-0414 April 2018

mendiagnosa, 4.Puas
kelengkapan obat, 5.Sangat puas
bisa meyainkan
pasien, catatan
medis yang
lengkap
Bed Occupancy Frekuensi Rekam Rasio a. ≥60% ideal
6. Rate (BOR) pemakaian tempat Medik b. <60% tidak
tidur (jumlah ideal
pasien keluar
hidup & mati
dibagi dengan
jumlah tempat
tidur).

Aspek Pengukuran
Pada kuesioner yang akan digunakan terdapat 25 pertanyaan. Masing-masing bagian terdiri dari 5
pertanyaan untuk tangibles, emphaty, realibility, responsiveness, assurance.
Teknik pengukuran gambaran kepuasan pasien tentang pelayanan yang di berikan di RS yaitu
(Arikunto, 2006):
a. Tidak memuaskan jika Score 5 - 15
b. Memuaskan jika score 16-25

Metode Analisa Data


Dalam penelitian ini, data-data yang sudah diolah kemudian dianalisis. Analisis data untuk data primer
menggunakan analisis deskriptif.

Analisis Univarat
Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti.
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh masing-masing faktor karakteristik
pelayanan kesehatan dan fasilitas penunjang kesehatan dengan pencapaian BOR. Analisis bivariat dilakukan
dengan menggunakan uji chi-Square (X2) untuk mengetahui pengaruh setiap variabel bebas dengan variabel
terikat. Untuk menginterpretasikan besar pengaruh dinyatakan dengan Odds Ratio (OR) dengan menggunakan
Confidence Interval (CI) sebesar 95%. Apabila nilai p ≤ α (0,05)  hipotesa nol ditolak artinya ada hubungan
variabel independen terhadap variable dependen. Apabila nilai p ≥α (0,05)  hipotesa nol diterima artinya tidak
ada hubungan variabel independen.

Analisis Multivariat
Pada analisis multivariat, uji statistik yang digunakan adalah regresi berganda. Uji ini digunakan untuk
menganalisis hubungan beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen. Hasil analisis multivariat
dapat dilihat dari nilai PR (Prevalence Ratio), semakin besar nilai PR berarti semakin besar pengaruhnya
terhadap variabel dependen yang dianalisis.
Untuk mengetahui hubungan lebih dari satu variabel independen dengan satu variabel dependen harus
dilakukan analisis multivariat. Uji statistik yang digunakan biasanya regresi berganda, untuk mengetahui variabel
independen yang mana yang lebih erat hubungannya dengan variabel dependen. Variabel independen dengan
nilai PR yang terbesar adalah paling berpengaruh terhadap variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

17
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 2, No. 2,
ISSN: 2550-0414 April 2018

Analisis Univariat
Analisis univariat menggambarkan kepuasan pasien berdasarkan kategori Tangibles, Empathy,
Reliability, renposiveness, Assurance.
Tabel Jumlah kepuasan pasien berdasarkan kategori Tangibles
Kategori Jumlah %
Tidak puas 39 40,6
Puas 57 59,4
Total 96 100
Berdasarkan Tabel 4.1, jumlah responden dengan tangibles tidak puas sebanyak 40.6% dan responden
dengan puas sebanyak 59.4%

Tabel Jumlah kepuasan pasien berdasarkan kategori Empathy


Kategori Jumlah %
Tidak puas 71 74
Puas 25 26
Total 96 100
Berdasarkan Tabel jumlah responden dengan empathy tidak puas sebanyak 74.00% dan responden
dengan puas sebanyak 26.00%.

Tabel Jumlah kepuasan pasien berdasarkan kategori Realiability


Kategori Jumlah %
Tidak puas 65 67,7
Puas 31 32,3
Total 96 100
Berdasarkan Tabel jumlah responden dengan reliability tidak puas sebanyak 67,7% dan responden
dengan puas sebanyak 32,3%.

Tabel Jumlah kepuasan pasien berdasarkan kategori Responsiveness


Kategori Jumlah %
Tidak puas 53 55,2
Puas 43 44,8
Total 96 100
Berdasarkan Tabel jumlah responden dengan responsiveness tidak puas sebanyak 55,2% dan
responden dengan puas sebanyak 44,8%.

Tabel Jumlah kepuasan pasien berdasarkan kategori Assurance


Kategori Jumlah %
Tidak puas 33 34,4
Puas 63 65,6
Total 96 100
Berdasarkan Tabel jumlah responden dengan assurance tidak puas sebanyak 34.4% dan responden
dengan puas sebanyak 65,6%.
Tabel Pencapaian BOR pada rawat inap Ruang Mawar dan Ruang Anggrek
Kategori Jumlah %
Tidak Ideal 51 53,1
Ideal 45 46,9
Total 96 100

18
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 2, No. 2,
ISSN: 2550-0414 April 2018

Berdasarkan Tabel jumlah responden dengan pencapaian BOR tidak ideal sebanyak 53,1 % pada
ruang Mawar dan responden dengan ideal sebanyak 46,9% pada ruang Anggrek

Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh masing-masing faktor karakteristik
pelayanan kesehatan dengan pencapaian BOR. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi-Square.
Apabila nilai p ≤ α (0,05)  hipotesa nol ditolak artinya ada hubungan variabel independen terhadap variable
dependen. Apabila nilai p ≥α (0,05)  hipotesa nol diterima artinya tidak ada hubungan variabel independen.

Tabel Hubungan antara Tangible dengan pencapaian BOR


PPencapaian BOR
V T I
Variabel Tidak Ideal Ideal Total *
N % N
T
Tangible 3 7 9
0 6,9 6,8 9 00 ,000
T
Tidak Puas 3
21 23,1 36 63,2 57 100 P
Puas

T 5 1 4
Total 1 100 5 100 6 100

Berdasarkan Table diatas diketahui dari 39 responden dengan tangibel tidak puas, sebanyak 76.9%
responden dengan pencapaian BOR tidak ideal dan 36,8% responden dengan pencapaian BOR ideal dan dari
57 responden dengan tangibel puas, sebanyak 23,1% responden dengan pencapaian BOR tidak ideal dan
63,2% responden dengan pencapaian BOR ideal dan berdasarkan hasil uji chi-square Pearson, diperoleh nilai p
= 0,000 < 0,05, maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara aspek tangibles dan
pencapaian BOR.

Tabel Hubungan antara Empathy dengan pencapaian BOR


Pencapaian BOR
V
Tidak Ideal Ideal Total
Variabel *
N % N
E
Empathy 4 6 2
5 3,4 6 6,6 1 00 ,001
T
Tidak Puas
6 24 19 76 25 100 P
Puas

Total 1 100 5 100 6 100


Berdasarkan Table diketahui dari 71 responden dengan empathy tidak puas, sebanyak 63,4% responden
dengan pencapaian BOR tidak ideal dan 36,6% responden dengan pencapaian BOR ideal dan dari 25
responden dengan empathy puas, sebanyak 24% responden dengan pencapaian BOR tidak ideal dan 76%
responden dengan pencapaian BOR ideal dan berdasarkan hasil uji chi-square Pearson, diperoleh nilai p =
0,001 < 0,05, maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara aspek empathy dan pencapaian
BOR.

Tabel Hubungan antara Realibility dengan pencapaian BOR

19
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 2, No. 2,
ISSN: 2550-0414 April 2018

P
Pencapaian BOR
VVariabel TTidak Ideal * I
Ideal Total
N % N
Reliability
Tidak Puas 42 64,6 2
Puas 9 29 3 5,4 5 00 ,001

2 71 31 100
2
Total 51 1100 5 100 6 100

Berdasarkan Table diketahui dari 65 responden dengan reliability tidak puas, sebanyak 64,6% responden
dengan pencapaian BOR tidak ideal dan 35,4% responden dengan pencapaian BOR ideal dan dari 31
responden dengan reliability puas, sebanyak 29% responden dengan pencapaian BOR tidak ideal dan 71%
responden dengan pencapaian BOR ideal dan berdasarkan hasil uji chi-square Pearson, diperoleh nilai p =
0,001 < 0,05, maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara aspek reliability dan pencapaian
BOR.

Tabel Hubungan antara Responsiveness dengan pencapaian BOR


P
Pencapaian BOR
V
T I
Variabel *
Tidak Ideal Ideal Total
N % N
R
Responsivenes 3 6 2
3 2,3 0 37,7 3 00 ,046
T
Tidak Puas 43
18 41,9 25 58,1 100 P
Puas

T 5 1 4
Total 1 100 5 100 6 100

Berdasarkan Table diketahui dari 53 responden dengan responsiveness tidak puas, sebanyak 62,3%
responden dengan pencapaian BOR tidak ideal dan 37,7% responden dengan pencapaian BOR ideal dan dari
43 responden dengan responsivenTess puas, sebanyak 41,9% responden dengan pencapaian BOR tidak ideal
dan 58,1% responden dengan pencapaian BOR ideal dan berdasarkan hasil uji chi-square Pearson, diperoleh
nilai p = 0,046 < 0,05, maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara aspek responsiveness
dan pencapaian BOR.

Tabel Hubungan antara Assurance dengan pencapaian BOR


P
Pencapaian BOR
V
T I
Variabel *
Tidak Ideal Ideal Total
N % N
A

20
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 2, No. 2,
ISSN: 2550-0414 April 2018

Assurance 2 7 8
5 5,8 4,2 3 00 ,001
T
Tidak Puas 3
26 41,3 37 58,7 63 100 P
Puas

T 5 1 4
Total 1 100 5 100 6 100

Berdasarkan Table diketahui dari 33 responden dengan assurance tidak puas, sebanyak 75,8% responden
dengan pencapaian BOR tidak ideal dan 41,3% responden dengan pencapaian BOR ideal dan dari 63
responden dengan assurance puas, sebanyak 41,3% responden dengan pencapaian BOR tidak ideal dan 58,7%
responden dengan pencapaian BOR ideal dan berdasarkan hasil uji chi-square Pearson, diperoleh nilai p =
0,001 < 0,05, maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara aspek assurance dan
pencapaian BOR.

Analisis Multivariat
Pada analisis multvariat digunakan regresi linear berganda, dengan variabel pencapaian BOR sebagai
variabel tak bebas, dan variabel tangibles, empathy, reliability, responsiveness, dan assurance sebagai variabel
bebas. Untuk mendapatkan faktor yang paling dominan dalam hal hubungannya dengan yy, maka semua
kandidat variabel bebas diuji bersama-sama atau simultan dengan menggunakan metode regresi linear
berganda. Berikut hasil dari analisis regresi linear berganda.
Tabel Model Summary
Adjusted R
Model R R Square Square SE
1 .645a .416 .384 2.73201
Berdasarkan Tabel 4.12 Model Summary di atas, diketahui nilai R Square adalah 0,416. Nilai tersebut
dapat diinterpretasi faktor tangibles, empathy, reliability, responsiveness, dan assurance mampu mempengaruhi
yy sebesar 41,6%.

Tabel Hasil Uji Regresi Linear Berganda pada Pengaruh Kepuasan Pelayanan Kesehatan dengan
Pencapaian BOR di RS Bhayangkara

No. Variabel B S.E Β T Sig.

1 Tangeibel .097 .118 .092 .824 .412


2 Empathy .114 .127 .118 .900 .371
3 Reliability .075 .123 .078 .613 .542
4 Responsiveness .193 .101 .221 1.901 .060
5 Assurance .229 .104 .256 2.189 .031
Constant 45.061 1.490 30.236 0.000

Berdasarkan Tabel diatas, di dapatkan hasil analisis regresi berganda diketahui assurance yang paling
signifikan dalam mempengaruhi yy, dikarenakan nilai p untuk assurance 0,031 < 0,05. Seperti yang kita ketahui
buruknya komunikasi yang dilakukan oleh dokter terhadap pasiennya membuat pasien tidak percaya terhadap
dokter tersebut. Bahkan banyak pasien yang berobat keluar negri bukan karena dokter di Indonesia tidak bisa
menangani penyakit pasien melainnya malasnya dokter di Indonesia untuk memberikan edukasi dan waktu yang
cukup untuk pasien menceritakan keluhannya. Padahal obat yang paling baik adalah support yang di berikan
oleh dokter kepada pasien.

21
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 2, No. 2,
ISSN: 2550-0414 April 2018

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara aspek tangibles dan pencapaian BOR di RS Bhayangkara
TK II Medan
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara aspek empathy dan pencapaian BOR di RS Bhayangkara
TK II Medan
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara aspek realibility dan pencapaian BOR di RS Bhayangkara
TK II Medan
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara aspek responsivenesss dan pencapaian BOR di RS
Bhayangkara TK II Medan
5. Terdapat hubungan yang signifikan antara aspek assurance dan pencapaian BOR di RS Bhayangkara
TK II Medan

Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diambil dari hasil pembahasan terhadap hasil penelitian, maka diberikan
saran sebagai berikut:
1. Bagi RS Bhayangkara TK II Medan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil yang signifikan antara pelayanan kesehatan
yaitu tangibels, empathy, realibility, responsiveness, assurance dengan pencapaian BOR. Untuk itu
dalam memberikan pelayanan, tenaga kesehatan harus memberikan segala potensi yang mampu
diberikan kepada pasien. Para tenaga kesehatan juga disarankan mengikuti bebagai macam pelatihan
untuk menunjang tercapainya pelayanan kesehatan yang maksimal. Contohnya seperti bagaimana
caranya untuk memotivasi pasien untuk sembuh. Penelitian ini juga menjadi masukan untuk
manajemen rumah sakit agar pelayanan yang diberikan dapat lebih baik.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya tentang
pengaruh pelayanan kesehatan dengan tercapainya BOR. Hasil ini juga diharapkan dapat dijadikan
bahan pembelajaran dan bahan untuk refresi penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Arisutha, Damartaji, 2005. Dimensi Kualitas Pelayanan. Penerbit Gramedia Pustaka, Jakarta.
Bustami.2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya. Jakarta: Erlangga.
Departemen Kesehatan R.I. (2005). Rencana Strategi Departemen Kesehatan. Jakarta: Depkes RI
Departemen Kesehatan RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit. Jakarta: Depkes RI.
Dinas Kesehatan Kota Medan (2000) Tentang Faktor atau Dimensi Mutu, Medan
Irawan. (2003). Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam Pelayanan Kesehatan, Program Pasca
Sarjana UNHAS
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 Tahun 2003 Tentang Pelayanan
KEMENKES RI. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 659/Menkes/Per/VIII/2009 Tentang
Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia: Jakarta: Kemenkes RI. 2009

22
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 2, No. 2,
ISSN: 2550-0414 April 2018

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2010.
KEMENKES RI. Keputusan Mentri Kesehatan no 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang SPM RS
Nababan, Benson. Analisis Hubungan Pelayanan Kesehatan Dengan Bed Occupncy Rate (BOR) di Rumah
Sakit Umum Daerah Sukamara Kalimantan Tengah Tahun 2012. TAPM Universitas Terbuka
Notoadmojo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta, 2015
Nurna, 2013. Analisis Persepsi Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri (Paps) Terhadap Kualitas Pelayanan
Dan Harga Di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) A Rsup Haji Adam Malik Medan Tahun 2013. Thesis
PPS-FKM USU
Patria Jati, Sutopo, 2009. Beberapa Konsep Dasar tentang Manajemen Rumah Sakit
Pratiwi, S. 2016 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Sultan
Immanudin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah (jurnal Universitas Muhammadiyah yogyakarta)
Triaty, R. 2016. Pengaruh tangibel, reliability, responsiveness, assurance dan empathy terhadap kepuasan
konsumen (Skripsi)
Wahyuni, S. 2007. “Analisis Kompetensi Kepala Ruang Dalam Pelaksanaan Standar Manajemen Pelayanan
Keperawatan Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perawat Dalam Mengimplementasikan Model Praktik
Keperawatan Profesional Di Instalasi Rawat Inap BRSUD Banjarnegara” (Tesis)
Widyatama (2014), Tentang Mutu Terpadu, Repository USU
Winarno, T. 2015. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien di RSUD Sragen (Skripsi).

23

You might also like