You are on page 1of 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/283427559

Materi dan Media Edukasi Sains Antariksa

Conference Paper · November 2014

CITATIONS READS

0 20,211

1 author:

Rhorom Priyatikanto
Indonesian National Institute of Aeronautics and Space
48 PUBLICATIONS   66 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Two 0.5-m Robotic Telescopes System for Timau National Observatory View project

Timau Astronomical Observatory View project

All content following this page was uploaded by Rhorom Priyatikanto on 03 November 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Materi dan Media Edukasi Sains Antariksa

R. Priyatikantoa,∗
a
Pusat Sains Antariksa – LAPAN, Bandung, Indonesia 40133

Abstract
Education and public outreach regarding space science become an obligatory task to carry out by Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Every working unit of LAPAN acts as its miniature, trans-
mits information and knowledge to the people and students. However, the availability of education facility
and human resource in every working unit is not the same. To deal with this shortage, it is a matter of urgen-
cy to formulate and provide educational materials and media which are developed centrally and distributed
evenly to every working unit. This article discusses the inventory of educational materials formulated from
the need of the students and the anticipated role of LAPAN in increase the level of science literacy among
the people. Those materials can be implemented into various media, both visual and audio visual.

Keywords: space science, education, curriculum.

Abstrak

Edukasi masyarakat dalam bidang sains antariksa menjadi salah satu tanggung jawab yang diemban oleh
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Setiap satuan kerja LAPAN berperan seperti
miniatur LAPAN yang turut menjadi corong penyampai informasi dan pengetahuan kepada masyarakat dan
siswa. Hanya saja, tidak seluruh satuan kerja memiliki kesiapan yang sama dari segi fasilitas dan sumber
daya manusia. Untuk itu, perumusan dan penyediaan materi dan media edukasi perlu dilakukan secara
terpusat untuk didistribusikan ke setiap satuan kerja. Makalah ini mendiskusikan inventaris materi edukasi
berdasarkan kebutuhan siswa dan potensi peran LAPAN untuk meningkatkan taraf melek sains masyarakat.
Materi tersebut dapat diimplementasikan ke dalam berbagai bentuk media edukasi, baik visual maupun
audio visual.

Kata kunci: sains antariksa, pendidikan, kurikulum.

1. Pendahuluan bagi masyarakat untuk pelayanan di bidang kean-


tariksaan. Dalam kaitannya dengan sains antarik-
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional sa, LAPAN turut berperan sebagai sarana edukasi
(LAPAN) adalah lembaga yang mengemban ama- masyarakat, khususnya para siswa yang haus akan
nah undang-undang untuk melaksanakan kegiatan pengetahuan.
keantarisaan, baik dari aspek sains maupun tekno-
logi (uu). Lembaga ini memiliki 20 satuan ker- Sejumlah besar siswa dari berbagai jenjang me-
ja (satker) yang sebagian besar bersentuhan lang- lakukan kunjungan studi ke satker atau balai LAP-
sung dengan masyarakat, di antaranya berupa balai AN untuk menerima pengetahuan baru yang me-
dan loka yang sering kali dianggap sebagai minia- lengkapi apa yang telah diperoleh di sekolah. Me-
tur LAPAN di daerah. Dikatakan demikian karena dia edukasi dikembangkan sebagai sarana disemi-
setiap satuan kerja LAPAN dituntut menjadi portal nasi pengetahuan kepada siswa, diimbangi dengan
pengembangan sumber daya pranata humas. Ha-
nya saja, ketersediaan media semacam itu di seti-

rhorom.priyatikanto@lapan.go.id ap satker tidak sepenuhnya sama. Sebagai contoh,
Preprint submitted to Prosiding Seminar Nasional Sains Atmosfer dan Antariksa 2014 8 Desember 2014
R. Priyatikanto’s Article Series

Pusat Sains Antariksa memiliki konsentrasi pene- tahun 1985 dapat digunakan sebagai acuan sekun-
liti yang relatif tinggi sehingga ketersediaan media der untuk memetakan materi edukasi seputar sains
dan bahan edukasi cukup baik. Di sisi lain, bebe- antariksa.
rapa balai dan loka mengalami keterbatasan dalam AAAS beranggapan bahwa studi ilmiah meru-
hal tersebut. pakan bentuk usaha intelektual dan sosial yang ha-
Kondisi ini menunjukkan adanya urgensi untuk rus mendapat tempat istimewa dalam kurikulum
pengembangan materi dan media edukasi secara pendidikan yang salah satu tujuannya adalah un-
terpusat yang dapat didistribusikan ke setiap satuan tuk meningkatkan science literacy. Bila seseorang
kerja yang tersebar di penjuru nusantara. Dengan memahami bagaimana kerja sains, maka ia mam-
demikian, setiap miniatur LAPAN memiliki kesi- pu mengikuti perkembangan sains sepanjang hi-
apan yang sama dalam melakukan edukasi kepada dupnya, baik secara aktif maupun pasif. Pema-
siswa atau masyarakat secara luas. haman tersebut dapat diperoleh dari pengalaman
Pemetaan perlu dilakukan untuk menentukan maupun sejarah perkembangan sains yang penuh
materi edukasi yang esensial, sesuai dengan kebu- lika-liku. Dalam naskah Benchmark for Science
tuhan siswa serta dapat menjawab tantangan untuk Literacy (AAAS, 2009), siswa dibagi menjadi em-
mempersiapkan kader muda yang lebih melek sa- pat tingkatan pendidikan: (1) Taman Kanak-kanak
ins dan teknologi. Hasil pemetaan tersebut dapat hingga kelas 2; (2) kelas 3 hingga 5; (3) kelas 6
diimplementasikan ke dalam berbagai media edu- hingga 8; dan (4) kelas 9 hingga 12. Karakteristik
kasi, baik visual maupun audio visual. yang diharapkan dari tiap tingkatan dapat dilihat
pada Tabel 2. Terdapat beberapa patokan (bench-
mark) yang disebutkan dalam naskah tersebut, sa-
2. Dasar Penyusunan Materi Edukasi
tu di antaranya tentang pemahaman fisika (nature
Dalam setiap kunjungan yang dilakukan rom- of physical setting) yang meliputi pemahaman ten-
bongan siswa ke kantor LAPAN, terdapat menu tang semesta. Bagian tersebut erat kaitannya de-
utama berupa pengenalan LAPAN serta wawas- ngan sains antariksa.
an keantariksaan yang bersifat umum. Terkadang, Selain patokan tersebut, terdapat penekanan pa-
sekolah menyampaikan permintaan khusus terka- da apa yang perlu dipelajari oleh siswa. Pertama
it materi yang diterimakan kepada siswa. Tema- adalah komponen penyusun semesta. Kedua ada-
tema khusus seputar Bumi dan antariksa sering kali lah hukum fisika yang mendasari dinamika semes-
diminta oleh sekolah mengingat pengajar memili- ta. Ketiga adalah pandangan terkini tentang alam
ki keterbatasan dalam menyampaikan hal tersebut semesta yang merupakan ramuan dari beragam pe-
(Liliawati et al., 2005; Liliawati and Herdiwijaya, nemuan yang telah dilakukan manusia selama ini.
2011). Pada dasarnya, permintaan tersebut sesuai
dengan kurikulum pendidikan yang berlaku. De- 3. Usulan Materi Edukasi
ngan demikian, naskah Kurikulum 2013 menjadi
salah satu acuan dalam memetakan kebutuhan ma- Berdasarkan acuan dan poin-poin yang telah di-
teri edukasi yang dapat dijawab oleh LAPAN. sebutkan sebelumnya, materi edukasi sains anta-
Topik sains antariksa disinggung dalam Kuriku- riksa dapat disusun secara terstruktur (lihat Gam-
lum 2013 sebagai bagian dari kompetensi dasar il- bar 1). Materi tersebut terdiri atas tiga gugus ma-
mu pengetahuan alam yang harus dikuasai oleh sis- teri, yakni lingkungan antariksa, cuaca antariksa,
wa. Rincian kompetensi dasar terkait dapat dili- serta astronomi dan astrofisika. Gugus astronomi
hat pada Tabel 1, dibagi menurut jenjang pendidik- dan astrofisika meliputi beberapa materi yang da-
an/kelas. pat disampaikan kepada siswa sesuai jenjang pen-
Meningkatkan taraf melek sains dan memba- didikannya.
ngun kecintaan siswa akan sains dan teknologi an- Siswa Sekolah Dasar (SD) dapat menerima
tariksa menjadi kejaran kedua dalam setiap proses materi tentang fenomena astronomis (pergantian
edukasi yang dilakukan oleh LAPAN. Melalui pro- siang-malam hingga gerhana), Tata Surya, serta
ses ini, LAPAN secara aktif mempersiapkan gene- benda jatuh Antariksa. Penyampaian materi feno-
rasi muda untuk menyongsong masa depan yang mena astronomis bertujuan untuk membangun ke-
kental akan gebrakan dan inovasi. Karena itu, Pro- sadaran siswa tentang alam semesta serta mene-
ject 2061 yang digulirkan oleh American Associa- kankan bahwa setiap fenomena yang ada memiliki
tion for the Advancement of Science (AAAS) sejak penjelasan ilmiah di baliknya. Materi Tata Surya
2
R. Priyatikanto’s Article Series

Tabel 1: Daftar kompetensi dasar ilmu pengetahuan alam (dan fisika), menurut Kurikulum 2013, yang menjadi bagian dalam sains
antariksa.

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


Sekolah Dasar Kelas VI

• Mendeskripsikan Tata Surya, Matahari sebagai pusat Tata Surya,


serta posisi dan karakteristik anggota Tata Surya.
Memahami pengetahu- • Mendeskripsikan peristiwa rotasi Bumi, revolusi bumi, revolusi
an faktual dengan cara Bulan, dan peristiwa terjadinya gerhana bulan dan gerhana mata-
mengamati dan menanya. hari.

Sekolah Menengah Pertama Kelas VII – IX

• Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, ser-


ta aplikasinya.

• Memahami struktur bumi untuk menjelaskan fenomena gempa


bumi dan gunung api.

• Mendeskripsikan karakteristik Matahari, Bumi, Bulan, planet,


benda angkasa lainnya dalam ukuran, struktur, gaya gravitasi,
orbit, dan gerakannya, serta pengaruh radiasi Matahari terhadap
kehidupan di Bumi.

• Mendeskripsikan gerakan Bumi dan Bulan terhadap matahari


Memahami dan menerapkan serta menjelaskan perubahan siang dan malam, peristiwa gerhana
pengetahuan. Matahari dan gerhana Bulan, perubahan musim serta dampaknya
bagi kehidupan di Bumi.

• Memahami konsep atom dan partikel penyusunnya, ion dan mo-


lekul, serta hubungannya dengan karakteristikmaterial yang di-
gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

• Mendeskripsikan konsep medan listrik, medan magnet, induk-


si elektromagnetik, dan penggunaannya dalam produk teknolo-
gi, serta pemanfaatan medan listrik dan magnet dalam pergerak-
an/navigasi hewan untuk mencari makanan dan migrasi.

Sekolah Menengah Atas Kelas XI–XII

• Menganalisis keteraturan gerak planet dalam Tata Surya berda-


sarkan hukum-hukum Newton.
Memahami, menerapkan,
dan menjelaskan pengeta- • Memahami radiasi elektromagnetik, dampaknya pada kehidup-
huan faktual, konseptual, an, dan pemanfaatannya dalam teknologi.
prosedural, dan metakogni-
tif.

3
R. Priyatikanto’s Article Series

Tabel 2: Karakter ilmiah dan pemahaman tentang semesta yang diharapkan dari siswa, menurut Benchmark for Science Literacy
(AAAS, 2009).

Jenjang Karakter ilmiah Pemahaman tentang semesta


TK – Kelas II Mendorong rasa ingin tahu, bera- Melakukan observasi kualitatif terha-
ni bertanya, mampu berhitung dan dap objek Bumi dan langit.
mengukur, dapat melakukan penga-
matan kuantitatif hingga mendisku-
sikan temuannya.
Kelas III – V Mengembangkan kepekaan akan per- Melakukan inventarisasi terhadap apa
bedaan proses dan perilaku benda di yang diamati. Mengetahui komponen
sekitarnya. penyusun semesta dari lingkup terke-
cil hingga terbesar.
Kelas VI – VIII Mengetahui bagaimana harus bereak- Mempunyai gambaran mendetil ter-
si terhadap perbedaan. kait skala dalam semesta serta metode
penelitian/pengamatan untuk menge-
tahuinya.
Kelas IX – XII Mengalami proses pengembangan sa- Melakukan integrasi konsep: wawas-
ins: menguji, merevisi, atau bahkan an sejarah ilmu pengetahuan, konsep
menyisihkan sebuah teori. fisika dan kimia, logika berpikir ma-
tematis, hingga peran teknologi.

dan benda jatuh antariksa membangun inventaris teknologi menjadi menu yang wajib disampaikan
siswa tentang komponen penyusun alam semesta, karena banyak hal yang dapat dipelajari dari per-
dimulai dari yang terdekat dengan Bumi. jalan sejarah tersebut. Informasi tentang pekerjaan
Bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), seorang peneliti atau ilmuwan juga penting untuk
materi yang lebih kompleks dapat dicerna berda- disampaikan demi membuka wawasan siswa ten-
sarkan pengetahuan yang telah mereka terima di tang profesionalisme di bidang sains.
sekolah. Materi tersebut meliputi Matahari seba-
gai bintang induk Tata Surya, radiasi elektromag- 4. Usulan Media Edukasi
netik, teknologi pengamatan, medan magnet Bumi,
sistem telekomunikasi, dan sistem navigasi. Pene- Inventaris materi edukasi yang diilustrasikan da-
kanan terhadap cara kerja alam semesta dan bagai- lam Gambar 1 dapat dikembangkan lebih lanjut
mana teknologi memudahkan kehidupan manusia serta dituangkan dalam beragam media edukasi.
menjadi pokok bahasan. Media tersebut dapat diproduksi secara terpusat
dan didistribusikan ke setiap satuan kerja LAPAN,
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) telah me-
atau bahkan didistribusikan lebih luas lagi mela-
nerima beragam ilmu dan pengetahuan serta diha-
lui website LAPAN. Dengan pengembangan media
rapkan mampu memahami dan menerapkan penge-
edukasi semacam ini, laman ’edukasi’ dalam situs
tahuan tersebut. Integrasi beragam konsep yang
LAPAN diharapkan menjadi lebih hidup dan berisi.
terkait dengan satu isu tertentu (thematic learning)
Beberapa media edukasi yang dapat dikem-
menjadi ciri khas materi edukasi untuk siswa SMA.
bangkan adalah:
Selain itu, jenjang pendidikan SMA sering kali
dianggap sebagai gerbang menuju jenjang pendi- Poster. Informasi visual yang diterima mata dipro-
dikan tinggi yang lebih mengerucut pada bidang ses 60.000 kali lipat lebih cepat dibandingkan
tertentu. Untuk itu, materi edukasi harus mam- informasi teks. Dengan demikian, media edu-
pu membuka pandangan siswa tentang pentingnya kasi visual menjadi pilihan pertama. Poster
sains dan teknologi dalam mendukung kemajuan berisikan gambar dan informasi terkait sains
bangsa serta peradaban manusia secara umum. antariksa dapat disusun sebagai media edu-
Selain materi yang telah disebutkan dalam Gam- kasi yang bersifat pasif maupun aktif (lihat
bar 1, sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan Gambar 2). Dikatakan sebagai media edukasi
4
R. Priyatikanto’s Article Series

???

??
?

Kehidupan
Sejarah

am logi
Ta

n
ata
ta

Pe ekno
?

Su
?? ?

ng
T
rya
Ko na
sm
olo o me mis
gi Fen rono
t
As
Astronomi
Astrofisika

??
Te Sist ??
lek ari
om em Sains h
un
ika Mata
s i Antariksa
Sistem Lingkungan Cuaca Radiasi
?? Navigasi Antariksa Antariksa Elektromagnet
??

lit Ra
Sa
te Pa diasi
rti
bit kel
Or
Ma

? ??
tar h

Benda Jatuh
a

??
An mpa

?
Bumi-Matahari
Antariksa

gn
iks

eto
Sa

Interaksi

sfe
r
?

??
??

???

Gambar 1: Gugus materi edukasi terkait sains antariksa yang telah dipetakan berdasarkan kurikulum. Jumlah bintang menandai
tingkat pendidikan yang sesuai untuk menerima materi terkait: satu bintang untuk SD, dua bintang untuk SMP, dan tiga bintang
untuk SMA.

pasif ketika poster hanya ditampilkan dalam si dan pengetahuan kepada siswa. Slide pre-
pameran. Gambar yang ditampikan dalam sentasi perlu dipersiapkan dengan baik supaya
poster menarik perhatian pengunjung yang se- dapat menjawab kebutuhan siswa akan penge-
cara mandiri membaca informasi yang disedi- tahuan sekaligus membangun rasa cinta akan
akan dalam poster. Media ini dapat berper- sains. Satu bahan presentasi dapat mencakup
an dalam edukasi aktif ketika ada seorang pe- satu materi tertentu atau memuat materi inte-
mandu/pranata humas yang menjelaskan kon- gratif.
ten yang diilustrasikan dalam poster. Dalam
hal ini, komunikasi menjadi lebih interaktif. Video. Media audio visual seperti video memang
amat efektif dalam menyampaikan materi sa-
Slide presentasi. Presentasi saat kunjungan sering ins antariksa. Namun, proses pembuatan vi-
kali dilakukan untuk menyampaikan informa- deo bukan perkara mudah. Sejumlah vi-
5
R. Priyatikanto’s Article Series

disampaikan sesuai dengan jenjang pendidikan se-


hingga siswa dapat mencerna informasi berdasark-
an pengetahuan yang telah diperoleh di sekolah.
Proses edukasi masyarakat bukan hanya tang-
gung jawab pranata humas yang ada di setiap satu-
an kerja LAPAN, melainkan juga tanggung jawab
peneliti sebagai sumber informasi dan pengetahu-
an keantariksaan. Penyusunan materi dan produksi
media edukasi secara terpusat dimaksudkan untuk
memastikan kualitas pengetahuan yang disampaik-
an serta memastikan setiap satuan kerja memiliki
Gambar 2: Contoh poster tentang cuaca antariksa yang di- fasilitas yang memadai dalam proses edukasi ma-
rangkum dalam album astronomi picture of the day (APOD). syarakat.
Album ini telah dipamerkan dalam Festival Sains Antariksa
2014 dan berhasil menarik perhatian pengunjung.
Apa yang didiskusikan dalam makalah ini me-
rupakan ide dan usulan demi kemudahan LAPAN
dalam melaksanakan tugasnya serta demi pening-
deo tematik yang banyak beredar di internet katan taraf melek sains masyarakat. Semoga ide
memang dapat disadur untuk dijadikan me- yang disampaikan menjadi sebuah realitas dalam
dia edukasi, tentu dengan mempertimbangkan waktu dekat, serta dapat diperluas pada sub-bidang
transfer hak cipta. Proses editing dan subtit- keantariksaan yang lain.
ling perlu dilakukan supaya video, yang seba-
gian berbahasa Inggris, dapat dipahami oleh
pemirsa Indonesia. Daftar Pustaka

Buku. Media cetak dapat dinilai sebagai media Undang-undang no. 21 tahun 2013 tentang keantariksaan.
AAAS. Benchmark for science literacy, 2009.
paling komprehensif karena dapat menam-
W. Liliawati and D. Herdiwijaya. Analisis kebutuhan astrono-
pung lebih banyak informasi. Buku ini da- mi terintegrasi berbasis kecerdasan majemuk (tkm) untuk
pat dijadikan panduan bagi pranata humas di membekalkan literasi astronomi. In Prosidings Seminar
setiap satuan kerja LAPAN untuk menyam- Himpunan Astronomi Indonesia, pages 23–26, 2011.
W. Liliawati, D. Dawanas, A. Wardana, and L. Aviyanti. Cur-
paikan informasi dan pengetahuan sains an-
riculum of astronomy in indonesia secondary education:
tariksa kepada masyarakat. Masyarakat juga Evaluation and proposal. In Proceedings of The 9th Asian-
dapat mengakses buku tersebut untuk men- Pacific Regional IAU Meeting 2005, pages 324–325, 2005.
dapatkan pengetahuan sains antariksa. Pa- D. R. Martiningrum, A. Purwono, F. Nuraeni, and J. Muha-
da tahun 2012, LAPAN pernah merilis buku mad. Fenomena Cuaca Antariksa. Andira, 2012.
berjudul Fenomena Cuaca Antariksa (Marti-
ningrum et al., 2012), tapi cakupan materi bu-
ku tersebut belum lengkap sepenuhnya. Tanya–Jawab

Clara Y. Yatini, LAPAN : Ada ide apa saja untuk me-


5. Kesimpulan masukkan materi sains ke siswa?
Penulis : Kala memasukkan konten ke kurukulum se-
Edukasi masyarakat tentang sains menjadi salah
kolah, saya tidak tahu dan rasanya sulit. Di sini
satu tugas yang diemban LAPAN sebagai lembaga saya sudah menginventarisasi materi-materi dalam
penelitian yang dibiayai oleh negara. Dalam pro- Kurikulum 2013 yang menyangkut sains antarik-
ses edukasi tersebut, rancangan materi dan media sa. Materi tersebut dapat dikembangkan menjadi
edukasi menjadi amat penting untuk memastikan beragam media edukasi, salah satunya lembar ker-
efektivitas penyampaian materi kepada khalayak, ja siswa yang dapat diunduh melalui situs LAPAN.
khususnya siswa sekolah yang sering kali berkun- Clara Y. Yatini : Kalau begitu, perlu ada petunjuk un-
jung ke kantor LAPAN. tuk guru juga.
Makalah ini telah menginventarisasi materi- Desember yang akan datang, akan ada pertemuan
materi yang dinilai penting untuk disampaikan ke- APRSAF di Jepang dan Biro KSH akan melapork-
pada siswa. Materi tersebut dikelompokkan ke da- an kegiatan edukasi sains dalam forum tersebut.
lam tiga gugus utama, yakni cuaca antariksa, ling- Tolong kirimkan foto poster dan penggunaannya
kungan antariksa, dan astrofisika. Materi tersebut ya, supaya dapat turut dilaporkan.

6
R. Priyatikanto’s Article Series

Aries Kurniawan, LAPAN : Media edukasi yang da- Sefria Anggarini, LAPAN : Pembagian materinya ba-
pat dikembangkan apa saja? gaimana ya? Kalau bidang Ionosfer dan Teleko-
Penulis : Sementara ini, yang terpikirkan adalah pos- munikasi masuk di bagian mana?
ter sebagai etalase sains antariksa, slide presentasi Penulis : Pembagian lingkungan antariksa dan cuaca
(terstandardisasi), serta buku panduan. Bila me- antariksa memang agak kurang jelas. Di sini, saya
mungkinkan, media audio visual juga dapat ditam- masukkan sistem komunikasi dan navigasi ke da-
bahkan. lam bagian lingkungan antariksa. Kedua topik ter-
Aries Kurniawan : Saran saya, pikirkan juga tentang sebut amat berhubungan dengan kondisi antariksa
pembuatan alat beraga seperti yang ada di bebera- dan teknologi satelit.
pa museum atau pusat peraga IPTEK. Dengan alat
semacam itu, siswa mempunyai gambaran yang
lebih jelas tentang apa yang ingin disampaikan.

Sri Kaloka P., LAPAN : Idenya bagus. Apa saja yang


sudah dilakukan?
Penulis : Saya telah membuat poster untuk dipamerk-
an dalam Festival Sains Antariksa 2014. Dari pe-
ngalaman tersebut, muncul ide untuk memetakan
materi sains antariksa yang sebaiknya disampaik-
an kepada masyarakat, terutama pelajar.

Siti Mariam, LAPAN : APOD itu apa?


Penulis : Astronomy Picture of the Day, sebuah si-
tus internet yang dikelola NASA. Secara rutin me-
nampilkan foto terbaik hari ini yang terkait de-
ngan fenomena antariksa. Isinya adalah foto dan
deskripsi yang relevan. Untuk Festival Sains An-
tariksa 2014, saya telah memyusun album poster
ukuran A3 yang berisikan gambar-gambar APOD
yang terkait fenomena cuaca antariksa serta mem-
buat desrkipsi singkat dalam bahasa Indonesia.

Halimurrahman, LAPAN : Media apa saja yang di-


gunakan? Cetak? Elektronik?
Penulis : Untuk media cetak, saya mengusulkan poster
dan buku panduan edukasi, sedangkan untuk me-
dia elektronik, dapat berupa slide presentasi, lem-
bar kerja siswa (PDF), atau media audio visual.

Buldan Muslim, LAPAN : Sangat baik untuk disam-


paikan di hadapan guru-guru.
Penulis : Terima kasih atas sarannya pak... Edukasi se-
benarnya merupakan salah satu spektrum kegiatan
yang perlu dilakukan oleh sebuah lembaga peneli-
tian.

Jiyo, LAPAN : Memang tidak murni penelitian kare-


na tidak menggunakan, dsb. Tapi idenya sangat
menarik, terutama bagi para pengambil keputus-
an. Saya sarankan untuk dipublikasikan di Media
Dirgantara atau Berita Dirgantara.
Penulis : Terima kasih atas saran Bapak. Saya meman-
faatkan SNSAA sebagai ajang untuk menyampa-
ikan ide, barangkali ada yang tertarik dengan ide
tersebut. Setelah pengembangan, akan saya tulis
di Media Dirgantara.

View publication stats

You might also like