Professional Documents
Culture Documents
Materi Dan Media Edukasi Sains Antariksa: November 2014
Materi Dan Media Edukasi Sains Antariksa: November 2014
net/publication/283427559
CITATIONS READS
0 20,211
1 author:
Rhorom Priyatikanto
Indonesian National Institute of Aeronautics and Space
48 PUBLICATIONS 66 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Two 0.5-m Robotic Telescopes System for Timau National Observatory View project
All content following this page was uploaded by Rhorom Priyatikanto on 03 November 2015.
R. Priyatikantoa,∗
a
Pusat Sains Antariksa – LAPAN, Bandung, Indonesia 40133
Abstract
Education and public outreach regarding space science become an obligatory task to carry out by Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Every working unit of LAPAN acts as its miniature, trans-
mits information and knowledge to the people and students. However, the availability of education facility
and human resource in every working unit is not the same. To deal with this shortage, it is a matter of urgen-
cy to formulate and provide educational materials and media which are developed centrally and distributed
evenly to every working unit. This article discusses the inventory of educational materials formulated from
the need of the students and the anticipated role of LAPAN in increase the level of science literacy among
the people. Those materials can be implemented into various media, both visual and audio visual.
Abstrak
Edukasi masyarakat dalam bidang sains antariksa menjadi salah satu tanggung jawab yang diemban oleh
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Setiap satuan kerja LAPAN berperan seperti
miniatur LAPAN yang turut menjadi corong penyampai informasi dan pengetahuan kepada masyarakat dan
siswa. Hanya saja, tidak seluruh satuan kerja memiliki kesiapan yang sama dari segi fasilitas dan sumber
daya manusia. Untuk itu, perumusan dan penyediaan materi dan media edukasi perlu dilakukan secara
terpusat untuk didistribusikan ke setiap satuan kerja. Makalah ini mendiskusikan inventaris materi edukasi
berdasarkan kebutuhan siswa dan potensi peran LAPAN untuk meningkatkan taraf melek sains masyarakat.
Materi tersebut dapat diimplementasikan ke dalam berbagai bentuk media edukasi, baik visual maupun
audio visual.
Pusat Sains Antariksa memiliki konsentrasi pene- tahun 1985 dapat digunakan sebagai acuan sekun-
liti yang relatif tinggi sehingga ketersediaan media der untuk memetakan materi edukasi seputar sains
dan bahan edukasi cukup baik. Di sisi lain, bebe- antariksa.
rapa balai dan loka mengalami keterbatasan dalam AAAS beranggapan bahwa studi ilmiah meru-
hal tersebut. pakan bentuk usaha intelektual dan sosial yang ha-
Kondisi ini menunjukkan adanya urgensi untuk rus mendapat tempat istimewa dalam kurikulum
pengembangan materi dan media edukasi secara pendidikan yang salah satu tujuannya adalah un-
terpusat yang dapat didistribusikan ke setiap satuan tuk meningkatkan science literacy. Bila seseorang
kerja yang tersebar di penjuru nusantara. Dengan memahami bagaimana kerja sains, maka ia mam-
demikian, setiap miniatur LAPAN memiliki kesi- pu mengikuti perkembangan sains sepanjang hi-
apan yang sama dalam melakukan edukasi kepada dupnya, baik secara aktif maupun pasif. Pema-
siswa atau masyarakat secara luas. haman tersebut dapat diperoleh dari pengalaman
Pemetaan perlu dilakukan untuk menentukan maupun sejarah perkembangan sains yang penuh
materi edukasi yang esensial, sesuai dengan kebu- lika-liku. Dalam naskah Benchmark for Science
tuhan siswa serta dapat menjawab tantangan untuk Literacy (AAAS, 2009), siswa dibagi menjadi em-
mempersiapkan kader muda yang lebih melek sa- pat tingkatan pendidikan: (1) Taman Kanak-kanak
ins dan teknologi. Hasil pemetaan tersebut dapat hingga kelas 2; (2) kelas 3 hingga 5; (3) kelas 6
diimplementasikan ke dalam berbagai media edu- hingga 8; dan (4) kelas 9 hingga 12. Karakteristik
kasi, baik visual maupun audio visual. yang diharapkan dari tiap tingkatan dapat dilihat
pada Tabel 2. Terdapat beberapa patokan (bench-
mark) yang disebutkan dalam naskah tersebut, sa-
2. Dasar Penyusunan Materi Edukasi
tu di antaranya tentang pemahaman fisika (nature
Dalam setiap kunjungan yang dilakukan rom- of physical setting) yang meliputi pemahaman ten-
bongan siswa ke kantor LAPAN, terdapat menu tang semesta. Bagian tersebut erat kaitannya de-
utama berupa pengenalan LAPAN serta wawas- ngan sains antariksa.
an keantariksaan yang bersifat umum. Terkadang, Selain patokan tersebut, terdapat penekanan pa-
sekolah menyampaikan permintaan khusus terka- da apa yang perlu dipelajari oleh siswa. Pertama
it materi yang diterimakan kepada siswa. Tema- adalah komponen penyusun semesta. Kedua ada-
tema khusus seputar Bumi dan antariksa sering kali lah hukum fisika yang mendasari dinamika semes-
diminta oleh sekolah mengingat pengajar memili- ta. Ketiga adalah pandangan terkini tentang alam
ki keterbatasan dalam menyampaikan hal tersebut semesta yang merupakan ramuan dari beragam pe-
(Liliawati et al., 2005; Liliawati and Herdiwijaya, nemuan yang telah dilakukan manusia selama ini.
2011). Pada dasarnya, permintaan tersebut sesuai
dengan kurikulum pendidikan yang berlaku. De- 3. Usulan Materi Edukasi
ngan demikian, naskah Kurikulum 2013 menjadi
salah satu acuan dalam memetakan kebutuhan ma- Berdasarkan acuan dan poin-poin yang telah di-
teri edukasi yang dapat dijawab oleh LAPAN. sebutkan sebelumnya, materi edukasi sains anta-
Topik sains antariksa disinggung dalam Kuriku- riksa dapat disusun secara terstruktur (lihat Gam-
lum 2013 sebagai bagian dari kompetensi dasar il- bar 1). Materi tersebut terdiri atas tiga gugus ma-
mu pengetahuan alam yang harus dikuasai oleh sis- teri, yakni lingkungan antariksa, cuaca antariksa,
wa. Rincian kompetensi dasar terkait dapat dili- serta astronomi dan astrofisika. Gugus astronomi
hat pada Tabel 1, dibagi menurut jenjang pendidik- dan astrofisika meliputi beberapa materi yang da-
an/kelas. pat disampaikan kepada siswa sesuai jenjang pen-
Meningkatkan taraf melek sains dan memba- didikannya.
ngun kecintaan siswa akan sains dan teknologi an- Siswa Sekolah Dasar (SD) dapat menerima
tariksa menjadi kejaran kedua dalam setiap proses materi tentang fenomena astronomis (pergantian
edukasi yang dilakukan oleh LAPAN. Melalui pro- siang-malam hingga gerhana), Tata Surya, serta
ses ini, LAPAN secara aktif mempersiapkan gene- benda jatuh Antariksa. Penyampaian materi feno-
rasi muda untuk menyongsong masa depan yang mena astronomis bertujuan untuk membangun ke-
kental akan gebrakan dan inovasi. Karena itu, Pro- sadaran siswa tentang alam semesta serta mene-
ject 2061 yang digulirkan oleh American Associa- kankan bahwa setiap fenomena yang ada memiliki
tion for the Advancement of Science (AAAS) sejak penjelasan ilmiah di baliknya. Materi Tata Surya
2
R. Priyatikanto’s Article Series
Tabel 1: Daftar kompetensi dasar ilmu pengetahuan alam (dan fisika), menurut Kurikulum 2013, yang menjadi bagian dalam sains
antariksa.
3
R. Priyatikanto’s Article Series
Tabel 2: Karakter ilmiah dan pemahaman tentang semesta yang diharapkan dari siswa, menurut Benchmark for Science Literacy
(AAAS, 2009).
dan benda jatuh antariksa membangun inventaris teknologi menjadi menu yang wajib disampaikan
siswa tentang komponen penyusun alam semesta, karena banyak hal yang dapat dipelajari dari per-
dimulai dari yang terdekat dengan Bumi. jalan sejarah tersebut. Informasi tentang pekerjaan
Bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), seorang peneliti atau ilmuwan juga penting untuk
materi yang lebih kompleks dapat dicerna berda- disampaikan demi membuka wawasan siswa ten-
sarkan pengetahuan yang telah mereka terima di tang profesionalisme di bidang sains.
sekolah. Materi tersebut meliputi Matahari seba-
gai bintang induk Tata Surya, radiasi elektromag- 4. Usulan Media Edukasi
netik, teknologi pengamatan, medan magnet Bumi,
sistem telekomunikasi, dan sistem navigasi. Pene- Inventaris materi edukasi yang diilustrasikan da-
kanan terhadap cara kerja alam semesta dan bagai- lam Gambar 1 dapat dikembangkan lebih lanjut
mana teknologi memudahkan kehidupan manusia serta dituangkan dalam beragam media edukasi.
menjadi pokok bahasan. Media tersebut dapat diproduksi secara terpusat
dan didistribusikan ke setiap satuan kerja LAPAN,
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) telah me-
atau bahkan didistribusikan lebih luas lagi mela-
nerima beragam ilmu dan pengetahuan serta diha-
lui website LAPAN. Dengan pengembangan media
rapkan mampu memahami dan menerapkan penge-
edukasi semacam ini, laman ’edukasi’ dalam situs
tahuan tersebut. Integrasi beragam konsep yang
LAPAN diharapkan menjadi lebih hidup dan berisi.
terkait dengan satu isu tertentu (thematic learning)
Beberapa media edukasi yang dapat dikem-
menjadi ciri khas materi edukasi untuk siswa SMA.
bangkan adalah:
Selain itu, jenjang pendidikan SMA sering kali
dianggap sebagai gerbang menuju jenjang pendi- Poster. Informasi visual yang diterima mata dipro-
dikan tinggi yang lebih mengerucut pada bidang ses 60.000 kali lipat lebih cepat dibandingkan
tertentu. Untuk itu, materi edukasi harus mam- informasi teks. Dengan demikian, media edu-
pu membuka pandangan siswa tentang pentingnya kasi visual menjadi pilihan pertama. Poster
sains dan teknologi dalam mendukung kemajuan berisikan gambar dan informasi terkait sains
bangsa serta peradaban manusia secara umum. antariksa dapat disusun sebagai media edu-
Selain materi yang telah disebutkan dalam Gam- kasi yang bersifat pasif maupun aktif (lihat
bar 1, sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan Gambar 2). Dikatakan sebagai media edukasi
4
R. Priyatikanto’s Article Series
???
??
?
Kehidupan
Sejarah
am logi
Ta
n
ata
ta
Pe ekno
?
Su
?? ?
ng
T
rya
Ko na
sm
olo o me mis
gi Fen rono
t
As
Astronomi
Astrofisika
??
Te Sist ??
lek ari
om em Sains h
un
ika Mata
s i Antariksa
Sistem Lingkungan Cuaca Radiasi
?? Navigasi Antariksa Antariksa Elektromagnet
??
lit Ra
Sa
te Pa diasi
rti
bit kel
Or
Ma
? ??
tar h
Benda Jatuh
a
??
An mpa
?
Bumi-Matahari
Antariksa
gn
iks
eto
Sa
Interaksi
sfe
r
?
??
??
???
Gambar 1: Gugus materi edukasi terkait sains antariksa yang telah dipetakan berdasarkan kurikulum. Jumlah bintang menandai
tingkat pendidikan yang sesuai untuk menerima materi terkait: satu bintang untuk SD, dua bintang untuk SMP, dan tiga bintang
untuk SMA.
pasif ketika poster hanya ditampilkan dalam si dan pengetahuan kepada siswa. Slide pre-
pameran. Gambar yang ditampikan dalam sentasi perlu dipersiapkan dengan baik supaya
poster menarik perhatian pengunjung yang se- dapat menjawab kebutuhan siswa akan penge-
cara mandiri membaca informasi yang disedi- tahuan sekaligus membangun rasa cinta akan
akan dalam poster. Media ini dapat berper- sains. Satu bahan presentasi dapat mencakup
an dalam edukasi aktif ketika ada seorang pe- satu materi tertentu atau memuat materi inte-
mandu/pranata humas yang menjelaskan kon- gratif.
ten yang diilustrasikan dalam poster. Dalam
hal ini, komunikasi menjadi lebih interaktif. Video. Media audio visual seperti video memang
amat efektif dalam menyampaikan materi sa-
Slide presentasi. Presentasi saat kunjungan sering ins antariksa. Namun, proses pembuatan vi-
kali dilakukan untuk menyampaikan informa- deo bukan perkara mudah. Sejumlah vi-
5
R. Priyatikanto’s Article Series
Buku. Media cetak dapat dinilai sebagai media Undang-undang no. 21 tahun 2013 tentang keantariksaan.
AAAS. Benchmark for science literacy, 2009.
paling komprehensif karena dapat menam-
W. Liliawati and D. Herdiwijaya. Analisis kebutuhan astrono-
pung lebih banyak informasi. Buku ini da- mi terintegrasi berbasis kecerdasan majemuk (tkm) untuk
pat dijadikan panduan bagi pranata humas di membekalkan literasi astronomi. In Prosidings Seminar
setiap satuan kerja LAPAN untuk menyam- Himpunan Astronomi Indonesia, pages 23–26, 2011.
W. Liliawati, D. Dawanas, A. Wardana, and L. Aviyanti. Cur-
paikan informasi dan pengetahuan sains an-
riculum of astronomy in indonesia secondary education:
tariksa kepada masyarakat. Masyarakat juga Evaluation and proposal. In Proceedings of The 9th Asian-
dapat mengakses buku tersebut untuk men- Pacific Regional IAU Meeting 2005, pages 324–325, 2005.
dapatkan pengetahuan sains antariksa. Pa- D. R. Martiningrum, A. Purwono, F. Nuraeni, and J. Muha-
da tahun 2012, LAPAN pernah merilis buku mad. Fenomena Cuaca Antariksa. Andira, 2012.
berjudul Fenomena Cuaca Antariksa (Marti-
ningrum et al., 2012), tapi cakupan materi bu-
ku tersebut belum lengkap sepenuhnya. Tanya–Jawab
6
R. Priyatikanto’s Article Series
Aries Kurniawan, LAPAN : Media edukasi yang da- Sefria Anggarini, LAPAN : Pembagian materinya ba-
pat dikembangkan apa saja? gaimana ya? Kalau bidang Ionosfer dan Teleko-
Penulis : Sementara ini, yang terpikirkan adalah pos- munikasi masuk di bagian mana?
ter sebagai etalase sains antariksa, slide presentasi Penulis : Pembagian lingkungan antariksa dan cuaca
(terstandardisasi), serta buku panduan. Bila me- antariksa memang agak kurang jelas. Di sini, saya
mungkinkan, media audio visual juga dapat ditam- masukkan sistem komunikasi dan navigasi ke da-
bahkan. lam bagian lingkungan antariksa. Kedua topik ter-
Aries Kurniawan : Saran saya, pikirkan juga tentang sebut amat berhubungan dengan kondisi antariksa
pembuatan alat beraga seperti yang ada di bebera- dan teknologi satelit.
pa museum atau pusat peraga IPTEK. Dengan alat
semacam itu, siswa mempunyai gambaran yang
lebih jelas tentang apa yang ingin disampaikan.