Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Perputaran Kas Dan Perputaran Piutang Terhadap Tingkat Profitabilitas
Pengaruh Perputaran Kas Dan Perputaran Piutang Terhadap Tingkat Profitabilitas
net/publication/327688873
CITATIONS READS
0 8,380
2 authors, including:
Ratih Puspitasari
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan, Indonesia, Bogor
49 PUBLICATIONS 281 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ratih Puspitasari on 17 September 2018.
RATIH PUSPITASARI
ABSTRACT
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Dalam suatu perusahaan, kas adalah investasi yang sifatnya likuid,
berjangka pendek, dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai. Kas dapat dijadikan
sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat profitabilitas perusahaan karena
kas adalah aktiva lancar yang utama dalam kegiatan operasional perusahaan.
Contohnya perusahaan manufaktur, seperti: membeli mesin-mesin produksi,
membeli bahan baku serta pengolahan produksinya menjadi barang jadi yang
kemudian dijual untuk mendapatkan kas kembali untuk proses produksi
selanjutnya. Semakin cepat perputaran kas, maka tingkat profitailitas
perusahaan menjadi baik karena proses operasional untuk menghasilkan laba
berjalan dengan lancar.
Piutang juga salah satu aktiva lancar yang tidak boleh diabaikan.
Adanya strategi piutang atau penjualan secara kredit, dapat memudahkan
pelanggan dalam hal pembayaran. Pemberian piutang merupakan salah satu
strategi untuk menarik pelanggan dari pesaing. Akan tetapi, adanya penjualan
kredit atau piutang menimbulkan resiko piutang tak tertagih yang tidak dapat
dihindarkan meskipun memungkinkan untuk diperkecil. Apabila perputaran
piutang berjalan dengan lambat, maka saldo investasi dalam piutang akan
menumpuk. Tingginya investasi dalam piutang juga akan menghambat
aktivitas operasional perusahaan karena piutang termasuk aktiva lancar yang
digunakan untuk membiayai semua kegiatan operasional perusahaan dalam
tujuan untuk menghasilkan laba.
Perusahaan dituntut untuk mengelola modalnya sebaik mungkin agar
tujuan perusahaan mendapatkan laba yang diharapkan dapat terwujud.
Pengolahan kas yang baik mempengaruhi tingkat perputaran kas. Semakin
tinggi tingkat perputaran kasnya, maka menunjukkan bahwa kegiatan
operasional perusahaan berjalan dengan lancar. Begitu juga dengan
pengolahan piutang yang baik mempengaruhi tingkat perputaran piutang.
2
Semakin cepat perusahaan berhasil dalam mengatur manajemen piutang dan
mampu membangun hubungan yang baik dengan pelanggan maka
perusahaan dapat dikatakan mengelola modal kerjanya dengan sangat baik.
Jadi, perusahaan harus mampu mengatur manajemen kas, piutang
agar dapat menciptakan manajemen modal kerja yang baik.
Dengan mengetahui tingkat perputaran kas dan perputaran piutang
perusahaan, diharapkan dapat diketahui pengaruhnya pada profitabilitas
perusahaan.
Penelitian ini menggunakan data berupa laporan keuangan perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi dan makanan yang terdaftar di
BEI pada tahun 2010-2014, yaitu PT. Delta Djakarta tbk, PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, PT. Siantar Top Tbk, PT. Ultrajaya Milk
Tbk. Pengambilan data pada lima tahun tersebut dijadikan sebagai obyek
penelitian dengan asumsi bahwa data pada tahun tersebut lebih bermanfaat
bagi pembaca karena data serta hasil penelitian lima tahun terakhir dapat
memberikan informasi yang aktual bagi para pengambil keputusan agar dapat
mengambil keputusan investasi yang tepat pada waktu mendatang.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini variabel
perputaran kas dan perputaran piutang akan dipergunkan sebagai variabel-
variabel bebas yang berpengaruh terhadap profitabilitas, dimana profitabilitas
dihitung dengan retun on assets (ROA).
Berdasrkan gambaran tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN
PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS”. Studi kasus
pada PT. Delta Djakarta tbk, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT.
Mayora Indah Tbk, PT. Siantar Top Tbk, dan PT. Ultrajaya Milk Tbk.
Periode 2010-2014”.
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang penelitan yang dikemukakan di atas, maka penulis
mencoba mengidentifikasikan masalah yang akan dibahas dalam penelitian
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengaruh Perputaran Kas terhadap Tingkat Profitabilitas pada
PT. Delta Djakarta, PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Mayora Indah, PT.
Siantar Top, PT. Ultrajaya Milk (Persero) Tbk?
3
2. Bagaimana Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Tingkat Profitabilitas
pada PT. Delta Djakarta, PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Mayora Indah,
PT. Siantar Top, PT. Ultrajaya Milk (Persero) Tbk?
3. Bagaimana Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang terhadap
Tingkat Profitabilitas pada PT. Delta Djakarta, PT. Indofood Sukses
Makmur, PT. Mayora Indah, PT. Siantar Top, PT. Ultrajaya Milk (Persero)
Tbk?
Maksud dan Tujuan Penelitian
Sesuai dengan identifikasi yang telah diuraikan, maka penulis
bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian, yaitu dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Perputaran Kas terhadap
Tingkat Profitabilitas pada PT. Delta Djakarta, PT. Indofood Sukses
Makmur, PT. Mayora Indah, PT. Siantar Top, PT. Ultrajaya Milk (Persero)
Tbk?
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Perputaran Piutang terhadap
Tingkat Profitabilitas pada PT. Delta Djakarta, PT. Indofood Sukses
Makmur, PT. Mayora Indah, PT. Siantar Top, PT. Ultrajaya Milk (Persero)
Tbk?
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Perputaran Kas dan
Perputaran Piutang terhadap Tingkat Profitabilitas pada PT. Delta
Djakarta, PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Mayora Indah, PT. Siantar
Top, PT. Ultrajaya Milk (Persero) Tbk?
TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Pemikiran Teoritis
Perputaran Kas
Kas merupakan aktiva lancar yang paling tinggi tingkat likuiditasnya,
artinya dengan ketersediaan kas yang cukup maka perusahaan tidak akan
kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dengan kata lain,
semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin
tinggi pula likuiditasnya. Menilai ketersediaan kas dapat dihitung dari
perputaran kas.
Hampir semua transaksi perusahaan pada akhirnya akan
mempengaruhi perputaran kas. Pembelian tunai barang-barang akan
menyebabkan terjadinya pengeluaran kas, sedangkan penjualan tunai akan
4
mengakibatkan pertambahan kas. Oleh karena itu tidak salah kalau dikatakan
kas adalah aktiva penting dalam pengendalian intern yang baik atas kas
mutlak harus dilakukan untuk menghindari kemungkinan penyalahgunaan dan
penyelewengan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2010:184) yang ditulis oleh
Drs.Hadri Mulya, M.Si dalam buku Memahami Akuntansi Dasar, kas
didefinisikan sebagai berikut:
“Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas
adalah investasi yang sifatnya likuid berjangka pendek dan yang dengan
cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko
perubahan nilai yang signifikan”.
Menurut Soemarso S.R (2009: 296), kas didefinisikan sebagai berikut:
“Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang
dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban
pada nilai nominalnya”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kas merupakan pos aktiva dalam
neraca yang paling likuid, maksudnya dapat dengan mudah dipergunakan
sebagai alat pertukaran dan menunjukan daya beli umun, dimana dalam
berbagai bentuk dinyatakan dengan nilai sekarang yang jelas dan pasti dapat
ditetapkan.
Perputaran kas merupakan kemampuan kas dalam menghasilkan
pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu
periode tertentu. Tingkat perputaran kas merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan
kas yang tersedia. Suatu perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi karena
adanya kas dalam jumlah besar berarti tingkat perputaran kas tersebut
rendah dan mencerminkan adanya kelebihan kas. Sebaliknya apabila jumlah
kas relatif kecil berarti perputaran kas tinggi sehingga perusahaan akan atau
dapat berada dalam keadaan likuid.
Untuk menentukan berapa jumlah kas yang sebaliknya harus
dipertahankan dalam perusahaan, belum ada standar rasio yang bersifat
umum.Meskipun demikian ada beberapa standar tertentu yang dapat
digunakan sebagai pedoman didalam menentukan jumlah kas yang harus
dipertahankan oleh suatu perusahaan.Jumlah kas pada suatu saat dapat
dipertahankan dengan besarnya jumlah aktiva lancar ataupun utang lancar.
5
Penjualan
Tingkat Perputaran Kas = Modal Kerja Bersihx1
Perputaran Piutang
Piutang dalam neraca timbul kerena adanya penjualan barang dagang
secara kredit. Semakin longgar persyaratan kredit yang diberikan, akan
semakin besar pula jumlah penjualan. Sebaliknya, semakin ketat
persyaratannya diberlakukan, kemungkinan pelanggan akan beralih kepada
pesaing sehingga penjualan menjadi berkurang. Investasi dalam piutang
ditentukan dengan membandingkan keuntungan yang diperoleh dari tingkat
investasi tertentu dengan biaya yang akan dikeluarkan oleh karena memiliki
tingkat investasi tersebut.
Menurut Adul Halim (2007:32) piutang adalah merupakan klaim
kepada pihak lain yang nanti akan berakhir dengan penerimaan kas pada
masa yang akan mendatang.
Menurut Rudianto (2009:224), piutang adalah klaim perusahaan atas
uang, barang atau jasa kepada pihak lain akibat transaksi dimasa lalu.
Dalam proses penerimaan piutang, untuk melihat kelancaran
penerimaannya dan pengukuran baik tidaknya investasi dalam piutang dapat
diketahui dari tingkat perputarannya. Karena piutang (receivables) ini
merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar
secara terus – menerus dalam rantai perputaran modal kerja.
Menurut Kasmir (2010:247) menyatakan bahwa : “Perputaran piutang
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan
piutang selama satu periode. Atau berapa kali dana yang ditanam dalam
piutang ini berputaran dalam satu periode”.
Pendapat senada dikemukan oleh Bambang Riyanto (2010:90) yang
menyatakan bahwa : “Tingkat perputaran piutang (receivable turnover) dapat
diketahui dengan membagi jumlah credit sales selama periode tertentu
dengan jumlah rata-rata piutang (average receivable)”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka pengertian perputran piutang
dapat didefinisikan sebagai alat pengukuran dalam proses penilaian piutang
6
usaha sehingga dapat dilihat berapa kali piutang usaha tersebut dalam
dikonversikan menjadi kas selama periode tertentu.
Menurut rumus yang dinyatakan Bambang Riyanto (2010:91) maka
tingkat perputaran piutang (receivable turnover) dapat diketahui dengan
membagi jumlah penjualan kredit selama periode tertentu dengan jumlah
rata-rata piutang (average receivables) pada periode tersebut.
Penjualan
Perputaran Piutang =
Rata − Rata Piutang
Penjualan disini adalah semua penjualan kredit sesudah dikurangi
potongan-potongan. Sedangkan rata-rata piutang dihitung dari piutang awal
ditambah piutang akhir dibagi dua.
Dapat disimpulkan dari pengertian-pengertian diatas, bahwa
perputaran piutang merupakan salah satu rasio dari rasio aktivitas yang mana
digunakan untuk melihat berapa kali, seberapa cepat piutang dapat tertagih
dengan cara membandingkan penjualan kredit bersih di bagi dengan rata-rata
piutang dan rata atau penjualan bersih perusahaan di bagi dengan piutang
dagang.
Semakin tinggi perputaran piutang menjelaskan bahwa semakin baik
perusahaan dalam menagih proses piutang usaha, serta menunjukkan modal
kerja yang disimpan dalam piutang usaha rendah. Sebaliknya, jika rendahnya
perputaran piutang dalam perusahaan menjelaskan bahwa modal kerja yang
disimpan terlalu banyak dan menunjukkan bahwa bagian penagihan piutang
usaha tidak berjalan efektif.
Dengan demikian, berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa perputaran piutang harus dimaksimalkan dalam proses manajemennya
agar dapat berjalan efektif dan efisien. Karena memang dibutuhkan idealnya
satu tahun untuk dapat mengkonversikan piutang usaha menjadi kas.
Tingkat Profitabilitas
Tingkat kesehatan bank yang dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan adalah profitabilitas bank.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan suatu
pendapatan atau laba. Keinginan perusahaan untuk memperoleh laba
(profitability) memberi arti bahwa perusahaan bersifat ekonomis.
Jenis-jenis rasio profitabilitas yang sering digunakan, yaitu:
1. Hasil Pengembalian atas Aset atau Return On Assets (ROA)
7
Income After Tax
ROA =
Total Asset
2. Hasil Pengembalian atas Ekuitas atau Return on Equity (ROE)
Income After Tax
ROE =
Total Equity
3. Margin Laba Kotor atauGross Profit Margin (GPM)
Gross Profit
GPM =
Net Sales
4. Margin Laba Operasional atau Operating Profit Margin (OPM)
Operating Income
OPM =
Net Sales
5. Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin (NPM)
Net Income
NPM =
Net Sales
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
PERPUTARAN PERPUTARAN
KAS PIUTANG
TINGKAT
PROFITABILITAS
ANALISIS
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Konseptual
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Operasional Variabel
Tabel 1.1
Operasionalisasi Variabel
8
Skala/
Variabel Indikator
Ukuran
Varibel (X1) Penjualan
Perputaran Kas (CATO) = Rasio
Perputaran Kas Modal Kerja Bersih
Metode Analisis
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik analisis kuantitatif, yaitu:
1. Analisis Statistik Deskriptif
2. Uji Asumsi Klasik
3. Analisis Regresilinear Berganda
4. Uji Statistik t dan F
9
Analisis deskriptif memberikan gambar umum mengenai variabel
penelitian tentang perputaran kas (CATO), perputaran piutang (ARTO) dan
tingkat profitabilitas (ROA) yang dilihat dari nilai mean, minimum, maximum,
standar diviasi (simpangan baku).
Tabel 1.2
Hasil Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 25 ,04 ,31 ,1128 ,08264
CATO 25 -881,40 97,40 -27,2880 178,94439
ARTO 25 3,00 18,00 8,5000 4,30639
10
-
ARTO (x2) -,009 ,017 Signifikan (-)
2,587
F 3,512 ,047b Signifikan
R ,492 a
Cukup Kuat
R square ,242 Rendah
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan
menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi liner berganda atas
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen maka dapat
dijelaskan sebagai berikut.
11
karena dengan hasil t hitung sebesar 1,260 dan nilai signifikasi sebesar 0,017
< 0,005.
Pengaruh perputaran piutang negatif tersebut dapat diartikan bahwa
variabel perputaran piutang berdampak negatif terhadap ROA, hal ini terjadi
karena banyak piutang atas penjualan kredit yang kemungkinan banyak
piutang tak tertagih yang menyebabkan saldo piutang semakin kecil dan
berdampak terhadap aset perusahaan dan laba perusahaan, sehingga apabila
perputaran piutang meningkat maka tingkat profitabilitas perusahaan akan
menurun.
Hasil penelitian tersebut mendukung hasil penelitian yang pernah
dilakukan oleh Mohamad Tejo Suminar (2014), Nina Sufiana dan Ni Ketut
Purwanti (2011) dan Ika Susanti (2010). Namun hasil penelitian tersebut
bertolak belakang dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurul
Pratiwi Utami (2014), dan Dicky Kurnia (2014) yang menunjukkan bahwa
perputaran piutang (ARTO) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
profitabilitas.
Secara keseluruhan perbedaan hasil penelitian ini dengan peneli-
peneliti sebelumnya disebabkan karena berbedanya objek atau jumlah sampel
yang dilakukan pada masing-masing penelitian.
12
Berdasarkan hasil pembahasan terkait pengaruh perputaran kas dan
perputaran piutang terhadap profitabilitas, maka penulis dapat mengambil
beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1. Bedasarkan hasil penelitian bahwa perputaran kas tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas (ROA).
2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa perputaran piutang memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas (ROA).
3. Berdasarkan hasil penelitian bahwa perputaran kas dan perputaran
piutang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
profitabilitas (ROA).
Keterbatasan
1. Sampel yang digunakan hanya beberapa perusahaan manufaktur dalam
bidang Industri Barang dan Konsumsi, sehingga hasil yang didapatkan
kurang bervariatif.
2. Periode penelitian yang digunakan hanya lima tahun pengamatan yaitu
tahun 2010-2014.
3. Variabel yang digunakan masih terbatas, hanya dua variabel independen
saja sehingga kurang memberikan kontribusi pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependennya.
Saran
Bedasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, ada beberapa
saran yang dapat disarankan peneliti terkait pihak-pihak yang terkait, yaitu:
1. Bagi Perusahan
a. Pihak manajemen perusahaan harus bisa mengkonversi penjualan
kredit secara berkala agar menghasilkan kas yang lebih tinggi,
sehingga menghasilkan perputaran kas yang baik terhadap
perusahaan.
b. Pihak manajemen harus membuat kebijakan yang baik terhadap
manajemen piutang perusahaan, sehingga bisa meminimalisir piutang
tak tertagih dari hasil penjualan kredit, dan mempercepat pencairan
piutang sehingga dapat dikonversi menjadi kas.
13
dan barang konsumsi, tetapi seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI sehingga hasil penelitian nya bisa lebih baik lagi dan
data yang dihasilkan lebih bervariatif.
b. Melakukan perluasan terhadap periode pengamatan lebih panjang lagi
yang tidak hanya lima tahun.
c. Menggunakan variabel lebih banyak lagi, tidak hanya perputaran kas
dan perputaran piutang untukmengetahui pengaruhnya terhadap
tingkat profitabilitas.
DAFTAR PUSTAKA
14
K.R, S., & Wild, J. J., 2010. Analisis Laporan Keuangan, Salemba Empat,
Jakarta.
L.M Sameyn, SE., AK., M.M. 2012. Akuntansi Manajemen Informasi Biaya
Untuk Mengendalikan Aktivitas Operasi dan Informasi. Edisi Pertama.
Prenada Media Group. Jakarta
Margaretha, Farah., 2011. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan, Grasindo,
Jakarta.
Maudy Warouw. Elly Idawati. Baharudin. 1997. Akuntansi Di Indonesia.
Slemba Empat. Jakarta
Mohamad Tejo Suminar et al. 2014. Pengaruh Perputaran Persediaan,
Perputaran Piutang dan Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas. Studi:
Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI
Periode 2008-2013
Muktiadji, N. and Hidayat, L., 2006. Pengendalian Kualitas Produk dengan
Metode Control Chart pada PT XYZ. Jurnal Ilmiah Ranggagading
(JIR), 6(1), pp.49-56.
Munawir. (2007). Analisis Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta.
Nina Sufiana dan Ni Ketut Purwanti et al. 2011. Pengaruh Perputaran Kas,
Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas.
Nurul Pratiwi Utami. et al. 2014. Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran
Piutang, dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas. Studi:
Perusahaan Non Perbankan yang Terdaftar ada LQ-45 Periode 2008-
2012
Riduwan., 2013, Dasar-Dasar Statistika, Alfabeta, Bandung
Rudianto., 2009. Pengantar Akuntansi, Erlangga, Jakarta
Rudianto., 2012. Pengantar Akuntansi. Erlangga. Jakarta
Riyanto, Bambang., 2010. Dasar Dasar Pembelajaran Perusahaan, Yogyakarta
BPFE. Yogyakarta
Rosita, S.I. and Nurjanah, Y., 2008. Pengaruh Beta Saham Terhadap Tingkat
Imbal Hasil Saham Studi Kasus Pada Lima Perusahaan yang Listing di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 10(2), pp.81-86.
Sugiono, Arif., 2011.Manajemen Keuanagan untuk Praktisi Keuanga,
Gramedia, , Jakarta.
Supriadi, Y., 2012. Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan Melalui Manajemen
Asset. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 14(1).
15