You are on page 1of 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/327688873

PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP


TINGKAT PROFITABILITAS

Conference Paper · September 2015

CITATIONS READS

0 8,380

2 authors, including:

Ratih Puspitasari
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan, Indonesia, Bogor
49 PUBLICATIONS   281 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Management Research View project

All content following this page was uploaded by Ratih Puspitasari on 17 September 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN
PIUTANG TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS
Studi Kasus pada PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, PT. Siantar Top Tbk, dan PT.
Ultrajaya Milk Tbk. Periode 2010-2014

PUTRI IRMA WATI

RATIH PUSPITASARI

ABSTRACT

In a corporation, cash is an investment which has a liquid


characteristic, short-term, and are readily convertible into cash within a
certain amount without facing the risk of changes in value. Cash can be used
as a measuring tool to determine the level of profitability of companies
because cash is the main current assets in company operations. Credit is also
one of the current assets that should not be overlooked. The presence of
credit strategy or credit sales, help to facilitate customers in terms of
payment. Giving credit is one of the strategies to attract customers from
competitors. However, the existance of the credit sales or debt raises the risk
of bad debts that can not be avoided despite allowing for minimized. If the
turnover of debts is running slow, then the account investment in debt will
pile up. Company is required to manage their money as possible so that the
company's goal to get the expected profit can be realized. Good cash
management affect the level of cash turnover. The higher it gets, then it
shows that the company's operations run smoothly. Reciprocally with a good
accounts receivable management will affect the rate of cash turnover. The
faster company succeed in managing accounts receivable management and
are able to build good relationships with customers, the company can be said
to manage its working capital very well.

The purpose of this research is to determine how much influence of the


cash turnover and receivables turnover to the level of profitability. The writter
conducted the research on PT. Delta Djakarta Tbk. (DLTA), PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR), PT. Siantar Top
Tbk. (STTP), PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk. (ULTJ).
The observation was done for 5 years in 2010-2014. The method used is
descriptive analysis with quantitative approach. The results showed that
partially the cash turnover (CATO) has no significant effect on the profitability
level (ROA) and accounts receivable turnover (ARTO) significantly affects the
level of profitability (ROA). While simultaneously, that the cash turnover
(CATO) and accounts receivable turnover (ARTO) significantly affects the level
of profitability (ROA).

Key words : Cash Turnover, Accounts Receivable Turnover, Profitability Levels

1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Dalam suatu perusahaan, kas adalah investasi yang sifatnya likuid,
berjangka pendek, dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai. Kas dapat dijadikan
sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat profitabilitas perusahaan karena
kas adalah aktiva lancar yang utama dalam kegiatan operasional perusahaan.
Contohnya perusahaan manufaktur, seperti: membeli mesin-mesin produksi,
membeli bahan baku serta pengolahan produksinya menjadi barang jadi yang
kemudian dijual untuk mendapatkan kas kembali untuk proses produksi
selanjutnya. Semakin cepat perputaran kas, maka tingkat profitailitas
perusahaan menjadi baik karena proses operasional untuk menghasilkan laba
berjalan dengan lancar.
Piutang juga salah satu aktiva lancar yang tidak boleh diabaikan.
Adanya strategi piutang atau penjualan secara kredit, dapat memudahkan
pelanggan dalam hal pembayaran. Pemberian piutang merupakan salah satu
strategi untuk menarik pelanggan dari pesaing. Akan tetapi, adanya penjualan
kredit atau piutang menimbulkan resiko piutang tak tertagih yang tidak dapat
dihindarkan meskipun memungkinkan untuk diperkecil. Apabila perputaran
piutang berjalan dengan lambat, maka saldo investasi dalam piutang akan
menumpuk. Tingginya investasi dalam piutang juga akan menghambat
aktivitas operasional perusahaan karena piutang termasuk aktiva lancar yang
digunakan untuk membiayai semua kegiatan operasional perusahaan dalam
tujuan untuk menghasilkan laba.
Perusahaan dituntut untuk mengelola modalnya sebaik mungkin agar
tujuan perusahaan mendapatkan laba yang diharapkan dapat terwujud.
Pengolahan kas yang baik mempengaruhi tingkat perputaran kas. Semakin
tinggi tingkat perputaran kasnya, maka menunjukkan bahwa kegiatan
operasional perusahaan berjalan dengan lancar. Begitu juga dengan
pengolahan piutang yang baik mempengaruhi tingkat perputaran piutang.

2
Semakin cepat perusahaan berhasil dalam mengatur manajemen piutang dan
mampu membangun hubungan yang baik dengan pelanggan maka
perusahaan dapat dikatakan mengelola modal kerjanya dengan sangat baik.
Jadi, perusahaan harus mampu mengatur manajemen kas, piutang
agar dapat menciptakan manajemen modal kerja yang baik.
Dengan mengetahui tingkat perputaran kas dan perputaran piutang
perusahaan, diharapkan dapat diketahui pengaruhnya pada profitabilitas
perusahaan.
Penelitian ini menggunakan data berupa laporan keuangan perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi dan makanan yang terdaftar di
BEI pada tahun 2010-2014, yaitu PT. Delta Djakarta tbk, PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, PT. Siantar Top Tbk, PT. Ultrajaya Milk
Tbk. Pengambilan data pada lima tahun tersebut dijadikan sebagai obyek
penelitian dengan asumsi bahwa data pada tahun tersebut lebih bermanfaat
bagi pembaca karena data serta hasil penelitian lima tahun terakhir dapat
memberikan informasi yang aktual bagi para pengambil keputusan agar dapat
mengambil keputusan investasi yang tepat pada waktu mendatang.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini variabel
perputaran kas dan perputaran piutang akan dipergunkan sebagai variabel-
variabel bebas yang berpengaruh terhadap profitabilitas, dimana profitabilitas
dihitung dengan retun on assets (ROA).
Berdasrkan gambaran tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN
PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS”. Studi kasus
pada PT. Delta Djakarta tbk, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT.
Mayora Indah Tbk, PT. Siantar Top Tbk, dan PT. Ultrajaya Milk Tbk.
Periode 2010-2014”.

Identifikasi Masalah
Dari latar belakang penelitan yang dikemukakan di atas, maka penulis
mencoba mengidentifikasikan masalah yang akan dibahas dalam penelitian
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengaruh Perputaran Kas terhadap Tingkat Profitabilitas pada
PT. Delta Djakarta, PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Mayora Indah, PT.
Siantar Top, PT. Ultrajaya Milk (Persero) Tbk?

3
2. Bagaimana Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Tingkat Profitabilitas
pada PT. Delta Djakarta, PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Mayora Indah,
PT. Siantar Top, PT. Ultrajaya Milk (Persero) Tbk?
3. Bagaimana Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang terhadap
Tingkat Profitabilitas pada PT. Delta Djakarta, PT. Indofood Sukses
Makmur, PT. Mayora Indah, PT. Siantar Top, PT. Ultrajaya Milk (Persero)
Tbk?
Maksud dan Tujuan Penelitian
Sesuai dengan identifikasi yang telah diuraikan, maka penulis
bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian, yaitu dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Perputaran Kas terhadap
Tingkat Profitabilitas pada PT. Delta Djakarta, PT. Indofood Sukses
Makmur, PT. Mayora Indah, PT. Siantar Top, PT. Ultrajaya Milk (Persero)
Tbk?
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Perputaran Piutang terhadap
Tingkat Profitabilitas pada PT. Delta Djakarta, PT. Indofood Sukses
Makmur, PT. Mayora Indah, PT. Siantar Top, PT. Ultrajaya Milk (Persero)
Tbk?
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Perputaran Kas dan
Perputaran Piutang terhadap Tingkat Profitabilitas pada PT. Delta
Djakarta, PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Mayora Indah, PT. Siantar
Top, PT. Ultrajaya Milk (Persero) Tbk?

TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Pemikiran Teoritis
Perputaran Kas
Kas merupakan aktiva lancar yang paling tinggi tingkat likuiditasnya,
artinya dengan ketersediaan kas yang cukup maka perusahaan tidak akan
kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dengan kata lain,
semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin
tinggi pula likuiditasnya. Menilai ketersediaan kas dapat dihitung dari
perputaran kas.
Hampir semua transaksi perusahaan pada akhirnya akan
mempengaruhi perputaran kas. Pembelian tunai barang-barang akan
menyebabkan terjadinya pengeluaran kas, sedangkan penjualan tunai akan

4
mengakibatkan pertambahan kas. Oleh karena itu tidak salah kalau dikatakan
kas adalah aktiva penting dalam pengendalian intern yang baik atas kas
mutlak harus dilakukan untuk menghindari kemungkinan penyalahgunaan dan
penyelewengan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2010:184) yang ditulis oleh
Drs.Hadri Mulya, M.Si dalam buku Memahami Akuntansi Dasar, kas
didefinisikan sebagai berikut:
“Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas
adalah investasi yang sifatnya likuid berjangka pendek dan yang dengan
cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko
perubahan nilai yang signifikan”.
Menurut Soemarso S.R (2009: 296), kas didefinisikan sebagai berikut:
“Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang
dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban
pada nilai nominalnya”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kas merupakan pos aktiva dalam
neraca yang paling likuid, maksudnya dapat dengan mudah dipergunakan
sebagai alat pertukaran dan menunjukan daya beli umun, dimana dalam
berbagai bentuk dinyatakan dengan nilai sekarang yang jelas dan pasti dapat
ditetapkan.
Perputaran kas merupakan kemampuan kas dalam menghasilkan
pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu
periode tertentu. Tingkat perputaran kas merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan
kas yang tersedia. Suatu perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi karena
adanya kas dalam jumlah besar berarti tingkat perputaran kas tersebut
rendah dan mencerminkan adanya kelebihan kas. Sebaliknya apabila jumlah
kas relatif kecil berarti perputaran kas tinggi sehingga perusahaan akan atau
dapat berada dalam keadaan likuid.
Untuk menentukan berapa jumlah kas yang sebaliknya harus
dipertahankan dalam perusahaan, belum ada standar rasio yang bersifat
umum.Meskipun demikian ada beberapa standar tertentu yang dapat
digunakan sebagai pedoman didalam menentukan jumlah kas yang harus
dipertahankan oleh suatu perusahaan.Jumlah kas pada suatu saat dapat
dipertahankan dengan besarnya jumlah aktiva lancar ataupun utang lancar.

Perputaran kas dalam satu periode dapat dihitung dengan rumus :

5
Penjualan
Tingkat Perputaran Kas = Modal Kerja Bersihx1

Penjualan tersebut merupakan penjual perusahaan pada periode yang


bersangkutan, sedangkan modal kerja bersih dihasilkan dari aktiva lancar
setelah di kurangi pasiva lancar.

Perputaran Piutang
Piutang dalam neraca timbul kerena adanya penjualan barang dagang
secara kredit. Semakin longgar persyaratan kredit yang diberikan, akan
semakin besar pula jumlah penjualan. Sebaliknya, semakin ketat
persyaratannya diberlakukan, kemungkinan pelanggan akan beralih kepada
pesaing sehingga penjualan menjadi berkurang. Investasi dalam piutang
ditentukan dengan membandingkan keuntungan yang diperoleh dari tingkat
investasi tertentu dengan biaya yang akan dikeluarkan oleh karena memiliki
tingkat investasi tersebut.
Menurut Adul Halim (2007:32) piutang adalah merupakan klaim
kepada pihak lain yang nanti akan berakhir dengan penerimaan kas pada
masa yang akan mendatang.
Menurut Rudianto (2009:224), piutang adalah klaim perusahaan atas
uang, barang atau jasa kepada pihak lain akibat transaksi dimasa lalu.
Dalam proses penerimaan piutang, untuk melihat kelancaran
penerimaannya dan pengukuran baik tidaknya investasi dalam piutang dapat
diketahui dari tingkat perputarannya. Karena piutang (receivables) ini
merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar
secara terus – menerus dalam rantai perputaran modal kerja.
Menurut Kasmir (2010:247) menyatakan bahwa : “Perputaran piutang
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan
piutang selama satu periode. Atau berapa kali dana yang ditanam dalam
piutang ini berputaran dalam satu periode”.
Pendapat senada dikemukan oleh Bambang Riyanto (2010:90) yang
menyatakan bahwa : “Tingkat perputaran piutang (receivable turnover) dapat
diketahui dengan membagi jumlah credit sales selama periode tertentu
dengan jumlah rata-rata piutang (average receivable)”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka pengertian perputran piutang
dapat didefinisikan sebagai alat pengukuran dalam proses penilaian piutang

6
usaha sehingga dapat dilihat berapa kali piutang usaha tersebut dalam
dikonversikan menjadi kas selama periode tertentu.
Menurut rumus yang dinyatakan Bambang Riyanto (2010:91) maka
tingkat perputaran piutang (receivable turnover) dapat diketahui dengan
membagi jumlah penjualan kredit selama periode tertentu dengan jumlah
rata-rata piutang (average receivables) pada periode tersebut.
Penjualan
Perputaran Piutang =
Rata − Rata Piutang
Penjualan disini adalah semua penjualan kredit sesudah dikurangi
potongan-potongan. Sedangkan rata-rata piutang dihitung dari piutang awal
ditambah piutang akhir dibagi dua.
Dapat disimpulkan dari pengertian-pengertian diatas, bahwa
perputaran piutang merupakan salah satu rasio dari rasio aktivitas yang mana
digunakan untuk melihat berapa kali, seberapa cepat piutang dapat tertagih
dengan cara membandingkan penjualan kredit bersih di bagi dengan rata-rata
piutang dan rata atau penjualan bersih perusahaan di bagi dengan piutang
dagang.
Semakin tinggi perputaran piutang menjelaskan bahwa semakin baik
perusahaan dalam menagih proses piutang usaha, serta menunjukkan modal
kerja yang disimpan dalam piutang usaha rendah. Sebaliknya, jika rendahnya
perputaran piutang dalam perusahaan menjelaskan bahwa modal kerja yang
disimpan terlalu banyak dan menunjukkan bahwa bagian penagihan piutang
usaha tidak berjalan efektif.
Dengan demikian, berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa perputaran piutang harus dimaksimalkan dalam proses manajemennya
agar dapat berjalan efektif dan efisien. Karena memang dibutuhkan idealnya
satu tahun untuk dapat mengkonversikan piutang usaha menjadi kas.

Tingkat Profitabilitas
Tingkat kesehatan bank yang dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan adalah profitabilitas bank.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan suatu
pendapatan atau laba. Keinginan perusahaan untuk memperoleh laba
(profitability) memberi arti bahwa perusahaan bersifat ekonomis.
Jenis-jenis rasio profitabilitas yang sering digunakan, yaitu:
1. Hasil Pengembalian atas Aset atau Return On Assets (ROA)

7
Income After Tax
ROA =
Total Asset
2. Hasil Pengembalian atas Ekuitas atau Return on Equity (ROE)
Income After Tax
ROE =
Total Equity
3. Margin Laba Kotor atauGross Profit Margin (GPM)
Gross Profit
GPM =
Net Sales
4. Margin Laba Operasional atau Operating Profit Margin (OPM)
Operating Income
OPM =
Net Sales
5. Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin (NPM)
Net Income
NPM =
Net Sales

Kerangka Pemikiran Konseptual

PERUSAHAAN

LAPORAN KEUANGAN

PERPUTARAN PERPUTARAN
KAS PIUTANG
TINGKAT
PROFITABILITAS

ANALISIS

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Konseptual

METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Operasional Variabel
Tabel 1.1
Operasionalisasi Variabel

8
Skala/
Variabel Indikator
Ukuran
Varibel (X1) Penjualan
Perputaran Kas (CATO) = Rasio
Perputaran Kas Modal Kerja Bersih

Variabel (X2) Penjualan


Perputaran Piutang (ARTO) = Rasio
Perputaran Piutang Rata − Rata Piutang

Variabel (Y) Income After Tax


Return on Assets (ROA) = Rasio
Tingkat Profitabilitas Total Assets

Jenis dan Sumber Data


Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
berupa data sekunder dimana data sekunder merupakan data yang diambil
secara tidak langsung yang merupakan data yang telah diolah perusahaan,
yaitu laporan keuangan audit pada perusahaan manufaktur dibidang industri
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu
PT. Delta Djakarta Tbk. (DLTA), PT. Indofood Sukss Makmur Tbk. (INDF), PT.
Mayora Indah Tbk. (MYOR), PT. Siantar Top Tbk. (STTP), PT. Ultrajaya Milk
Industri and Trading Company Tbk. (ULTJ). Selama 5 tahun periode
pengamatan yaitu tahun 2010-2014.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam melakukan penelitian
ini terdiri dari 2 teknik, yaitu penelitian Lapangan (Field Research) dan
Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Metode Analisis
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik analisis kuantitatif, yaitu:
1. Analisis Statistik Deskriptif
2. Uji Asumsi Klasik
3. Analisis Regresilinear Berganda
4. Uji Statistik t dan F

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

9
Analisis deskriptif memberikan gambar umum mengenai variabel
penelitian tentang perputaran kas (CATO), perputaran piutang (ARTO) dan
tingkat profitabilitas (ROA) yang dilihat dari nilai mean, minimum, maximum,
standar diviasi (simpangan baku).
Tabel 1.2
Hasil Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 25 ,04 ,31 ,1128 ,08264
CATO 25 -881,40 97,40 -27,2880 178,94439
ARTO 25 3,00 18,00 8,5000 4,30639

Uji Asumsi Klasik


Sebelum dilakukan analisis regresi linear, terlebih dahulu harus
dilakukan pengujian asumsi klasik untuk melihat apakah data berdistribusi
normal, terjadi masalah autokorelasi, multikolinearitas, dan
heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik ini dilakukan agar hasil yang diperoleh
merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased
Estimator (BLUE). Pengujian asumsi kalsik yang dilakukan yaitu :
Tabel 1.3
Hasil Uji Asumsi Klasik
Jenis Uji Sig VIF Kesimpulan
Normalitas UnResid
(Kolmorov- 0,625 Normal
Smirnov)
CATO Non
Multikolinearitas 1,006
ARTO Multikolinearitas
1,006
CATO Non
Heteroskedastisitas ,190
ARTO Heteroskedastisitas
,118
Durbin-
Autokorelasi 1,714 Non Autokorelasi
Watson

Analisis Regresi linear Berganda


Tabel 1.4
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Coefficient t Sig Kesimpulan
(Constant) ,193 5,661 ,000 -
CATO (X1) 6,643E-005 ,773 ,448 Tidak Signifikan (+)

10
-
ARTO (x2) -,009 ,017 Signifikan (-)
2,587
F 3,512 ,047b Signifikan
R ,492 a
Cukup Kuat
R square ,242 Rendah

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan
menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi liner berganda atas
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen maka dapat
dijelaskan sebagai berikut.

Pengaruh Perputaran Kas (CATO)-(X1) terhadap Tingkat Profitabilitas


(ROA)
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui variabel perputaran kas
(CATO) memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap return on
assets (ROA) pada PT. Delta Djakarta, PT. Indofood Sukses Makmur, PT.
Mayora Indah, PT. Siantar Top, PT. Ultrajaya Milk (Persero) Tbk. Dimana
koefisiennya sebesar 6,643 dan t hitung sebesar 0,773 dengan nilai
signifikansi 0,448 > 0,005. Hal ini berarti semakin tinggi alokasi pembiayaan
musyarakah akan meningkatkan profitabilitas perusahaan akan tetapi
pengaruh tersebut tidak terlalu besar (tidak signifikan) dimana perputaran
kas memberikan kontribusi pengaruh positif sebesar 6,643 terhadap kenaikan
tingkat profitabilitas (ROA).
Hasil penelitian tersebut mendukung hasil penelitian yang pernah
dilakukan oleh Dicky Kurnia (2014) dan Nina Sufiana dan Ni Ketut Purwanti
(2011), tetapi bertolak belakang dengan hasil penelitian yang pernah
dilakukan oleh Nurul Pratiwi Utamai (2014) dan Ika Susnti (2010) yang
menunjukan hasil penelitiannya bahwa perputaran kas (CATO) berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

Pengaruh Perputaran Piutang (ARTO)-(X2) terhadap Tingkat


Profitabilitas (ROA)
Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel perputaran piutang
(ARTO), diperoleh nilai koefisien sebesar -0,009. Hasil tersebut menunjukan
bahwa perputaran piutang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA,

11
karena dengan hasil t hitung sebesar 1,260 dan nilai signifikasi sebesar 0,017
< 0,005.
Pengaruh perputaran piutang negatif tersebut dapat diartikan bahwa
variabel perputaran piutang berdampak negatif terhadap ROA, hal ini terjadi
karena banyak piutang atas penjualan kredit yang kemungkinan banyak
piutang tak tertagih yang menyebabkan saldo piutang semakin kecil dan
berdampak terhadap aset perusahaan dan laba perusahaan, sehingga apabila
perputaran piutang meningkat maka tingkat profitabilitas perusahaan akan
menurun.
Hasil penelitian tersebut mendukung hasil penelitian yang pernah
dilakukan oleh Mohamad Tejo Suminar (2014), Nina Sufiana dan Ni Ketut
Purwanti (2011) dan Ika Susanti (2010). Namun hasil penelitian tersebut
bertolak belakang dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurul
Pratiwi Utami (2014), dan Dicky Kurnia (2014) yang menunjukkan bahwa
perputaran piutang (ARTO) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
profitabilitas.
Secara keseluruhan perbedaan hasil penelitian ini dengan peneli-
peneliti sebelumnya disebabkan karena berbedanya objek atau jumlah sampel
yang dilakukan pada masing-masing penelitian.

Pengaruh Perputaran Kas (CATO)-(X1) dan Perputaran Piutang


(ARTO)-(X2) terhadap Tingkat Profitabilitas (ROA)
Berdasarkan hasil penelitian secara bersama-sama (simultan)
menunjukkan bahwa perputaran kas (CATO) dan perputaran piutang (ARTO)
berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas (ROA) pada PT. Delta
Djakarta, PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Mayora Indah, PT. Siantar Top,
PT. Ultrajaya Milk (Persero) Tbk. Hasil tersebut dapat dilihat berdasarkan uji F
statistik, dimana f hitung sebesar 3,512 dengan nilai signifikansi 0,047 <
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel bebas tersebut
(perputaran kas dan perputaran piutang) secara bersama-sama memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu tingkat profitabilitas
(ROA).

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan

12
Berdasarkan hasil pembahasan terkait pengaruh perputaran kas dan
perputaran piutang terhadap profitabilitas, maka penulis dapat mengambil
beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1. Bedasarkan hasil penelitian bahwa perputaran kas tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas (ROA).
2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa perputaran piutang memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas (ROA).
3. Berdasarkan hasil penelitian bahwa perputaran kas dan perputaran
piutang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
profitabilitas (ROA).

Keterbatasan
1. Sampel yang digunakan hanya beberapa perusahaan manufaktur dalam
bidang Industri Barang dan Konsumsi, sehingga hasil yang didapatkan
kurang bervariatif.
2. Periode penelitian yang digunakan hanya lima tahun pengamatan yaitu
tahun 2010-2014.
3. Variabel yang digunakan masih terbatas, hanya dua variabel independen
saja sehingga kurang memberikan kontribusi pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependennya.

Saran
Bedasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, ada beberapa
saran yang dapat disarankan peneliti terkait pihak-pihak yang terkait, yaitu:
1. Bagi Perusahan
a. Pihak manajemen perusahaan harus bisa mengkonversi penjualan
kredit secara berkala agar menghasilkan kas yang lebih tinggi,
sehingga menghasilkan perputaran kas yang baik terhadap
perusahaan.
b. Pihak manajemen harus membuat kebijakan yang baik terhadap
manajemen piutang perusahaan, sehingga bisa meminimalisir piutang
tak tertagih dari hasil penjualan kredit, dan mempercepat pencairan
piutang sehingga dapat dikonversi menjadi kas.

2. Bagi peneliti lain


a. Disarankan untuk peneliti selanjutnya, bisa menggunakan sampel yang
lebih luas tidak hanya perusahaan manufaktur dalam bidang industri

13
dan barang konsumsi, tetapi seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI sehingga hasil penelitian nya bisa lebih baik lagi dan
data yang dihasilkan lebih bervariatif.
b. Melakukan perluasan terhadap periode pengamatan lebih panjang lagi
yang tidak hanya lima tahun.
c. Menggunakan variabel lebih banyak lagi, tidak hanya perputaran kas
dan perputaran piutang untukmengetahui pengaruhnya terhadap
tingkat profitabilitas.

DAFTAR PUSTAKA

Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess . 2005. Pengantar Akuntansi.


Edisi 21. Salemba Empat. Jakarta.
Dicky Kurnia. et al. 2014. Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang
Terhadap Profitabilitas pada PT Indosat, Tbk
Effendy, M., Hidayat, L. and Sumardimansyah, A., 2014. PENGARUH HUTANG
JANGKA PANJANG TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DI SEKTOR
INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN. Jurnal Ilmiah Manajemen
Kesatuan, 2(3).
Gison, Charles H., 2011. Financial Reporting & Analysis, 12th Edition. South-
Western, Natorp Boulevar United States
Halim , Abdul., 2007. Manajemen Keuangan Bisnis, Ghalid Indonesia, Bogor.
Hanafi, Mamduh ., 2004, Manajemen Keuangan, BPFE Yogyakarta,
Yograkarta.
Harahap, Sofyan Syafri., 2013, Analisis Krisis Atas Laporan, Edisi 1-11.
Rajawali Pers,Jakarta.
Hery., 2015, Analisis Laporan Keuangan, CAPS, Yogyakarta.
Hidayat, L., Puspitasari, R. and Tantina, T., 2011. Analisis Sensitivitas Sebagai
Faktor Penting Dalam Suatu Pengambilan Keputusan Investasi. Jurnal
Ilmiah Ranggagading (JIR), 11(2), pp.134-141.
Ikatan Akuntan Indonesia., 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba
Empat, Jakarta.
Ika Susanti Effendy. et al. 2010. Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran
Piutang, dan Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas. Studi:
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Kasmir., 2010, Analisa Laporan Keuangan, Edisi ketiga, Rajawali Pers,
Jakarta.
Kasmir., 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT Rajagrafindo
Persada, Jakarta.

14
K.R, S., & Wild, J. J., 2010. Analisis Laporan Keuangan, Salemba Empat,
Jakarta.
L.M Sameyn, SE., AK., M.M. 2012. Akuntansi Manajemen Informasi Biaya
Untuk Mengendalikan Aktivitas Operasi dan Informasi. Edisi Pertama.
Prenada Media Group. Jakarta
Margaretha, Farah., 2011. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan, Grasindo,
Jakarta.
Maudy Warouw. Elly Idawati. Baharudin. 1997. Akuntansi Di Indonesia.
Slemba Empat. Jakarta
Mohamad Tejo Suminar et al. 2014. Pengaruh Perputaran Persediaan,
Perputaran Piutang dan Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas. Studi:
Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI
Periode 2008-2013
Muktiadji, N. and Hidayat, L., 2006. Pengendalian Kualitas Produk dengan
Metode Control Chart pada PT XYZ. Jurnal Ilmiah Ranggagading
(JIR), 6(1), pp.49-56.
Munawir. (2007). Analisis Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta.
Nina Sufiana dan Ni Ketut Purwanti et al. 2011. Pengaruh Perputaran Kas,
Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas.
Nurul Pratiwi Utami. et al. 2014. Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran
Piutang, dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas. Studi:
Perusahaan Non Perbankan yang Terdaftar ada LQ-45 Periode 2008-
2012
Riduwan., 2013, Dasar-Dasar Statistika, Alfabeta, Bandung
Rudianto., 2009. Pengantar Akuntansi, Erlangga, Jakarta
Rudianto., 2012. Pengantar Akuntansi. Erlangga. Jakarta
Riyanto, Bambang., 2010. Dasar Dasar Pembelajaran Perusahaan, Yogyakarta
BPFE. Yogyakarta
Rosita, S.I. and Nurjanah, Y., 2008. Pengaruh Beta Saham Terhadap Tingkat
Imbal Hasil Saham Studi Kasus Pada Lima Perusahaan yang Listing di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 10(2), pp.81-86.
Sugiono, Arif., 2011.Manajemen Keuanagan untuk Praktisi Keuanga,
Gramedia, , Jakarta.
Supriadi, Y., 2012. Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan Melalui Manajemen
Asset. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 14(1).

15

View publication stats

You might also like