You are on page 1of 11

PERILAKU KOMUNIKASI DRIVER GO-RIDE DENGAN

PENGGUNANYA
(Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Driver Go-ride Dalam Memberikan
Kepuasan Pengguna Jasa Transportasi Online Go-Jek Di Kota Bandung)

Sesilia Candra Dewi


Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Komputer Indonesia, Jalan Dipatiukur No.112-116, Bandung 40132, Indonesia

Email :
holla.sesilia@gmail.com

Abstract

This research is intended to describe in depth about the communication behavior of the Go-ride driver in
giving satisfaction to Go-Jek users in Bandung. The focus of the problem is divided into sub-micro those are
verbal communication, nonverbal communication, and the barriers of communication.
This research uses qualitative methods with descriptive studies. The informants of this study were 6 (six)
people, which were selected using purposive sampling technique and snowball technique. Data collection
techniques that are used in research is in-depth interviews, non-participant observation, documentation, book
references, previous research, and internet searching.
The result showed that verbal communication by Go-ride drivers used situational language selection
with relaxed speech and mild selection of words. This happens when communicating via chat in the Go-Jek
application, until he finishes delivering passengers. Nonverbal communication in communication behavior of
Go-ride drivers is facial messages, getural messages, and artifactual messages. The barriers of communication
in communication behavior of Go-ride drivers is external barriers such as congested and noisy road conditions,
and the internal barriers such as language understanding by driver and the emotional situation felt by the
driver and passengers.

Keywords : communication behavior, verbal communication, nonverbal communication, the barriers of


communication, Go-ride driver in Bandung.

Abstrak

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menguraikan secara mendalam mengenai perilaku
komunikasi driver Go-ride dalam memberikan kepuasan pengguna jasa transportasi online Go-Jek di Kota
Bandung. Fokus masalah dalam penelitian ini terbagi kedalam sub-sub masalah mikro yaitu, komunikasi verbal,
komunikasi nonverbal, dan hambatan komunikasi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi deskriptif. Informan penelitian ini berjumlah 6
(enam) orang, yang diperoleh melalui teknik purposive sampling dan snowball. Teknik pengumpulan data yaitu
observasi non partisipatif, wawancara mendalam, dokumentasi, referensi buku, studi terdahulu, dan internet
searching.
Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi verbal yang dilakukan driver Go-ride menggunakan
pemilihan bahasa yang bersifat situasional dengan gaya bicara yang santai dan pemilihan kata yang ringan. Hal
tersebut terjadi dari mulai komunikasi dalam chat aplikasi Go-Jek, hingga proses pengantaran penumpang
selesai. Komunikasi nonverbal dalam perilaku komunikasi driver Go-ride adalah pesan fasial, pesan getural,
dan juga pesan artifaktual. Hambatan komunikasi dalam perilaku komunikasi driver Go-ride adalah hambatan
eksternal terkait lingkungan fisik berupa kondisi jalanan yang bising dan macet, serta hambatan internal terkait
pemahaman bahasa dari driver serta situasi emosional yang dirasakan driver maupun penumpang.

Kata kunci : perilaku komunikasi, komunikasi verbal, komunikasi nonverbal, hambatan komunikasi, driver Go-
ride Bandung.
1. Pendahuluan proses komunikasi yaitu komunikasi primer
dan komunikasi sekunder. Proses
Perilaku komunikasi diartikan komunikasi primer yaitu komunikasi yang
sebagai tindakan atau respon dalam dilakukan oleh driver Go-ride kepada
lingkungan dan situasi komunikasi yang penumpangnya secara langsung yaitu tatap
ada, atau dengan kata lain perilaku muka ketika awal bertemu menjemput
komunikasi adalah cara berfikir, penumpang, pada saat dalam perjalanan
berpengetahuan,berwawasan, berperasaan pengantaran penumpang dan ketika tiba
dan bertindak atau melakukan tindakan ditempat pengantaran penumpang.
yang dianut seseorang, keluarga atau Sedangkan untuk proses komunikasi
masyarakat dalam mencari dan sekunder adalah proses komunikasi yang
menyampaikan informasi melalui dilakukan melalui media atau secara tidak
berbagai saluran yang ada di dalam langsung. Hal itu terjadi ketika driver Go-
jaringan komunikasi masyarakat ride berkomunikasi dengan penumpangnya
setempat. (Hapsari 2007:36) melalui chat aplikasi Go-Jek saat mereka
belum bertemu.
Sebenarnya perilaku komunikasi itu
sendiri merupakan tindakan komunikasi Komunikasi yang terjadi tidak
yang didalamya terdapat komunikasi selamanya berjalan dengan lancar. Dalam
verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal prakteknya ditemukan juga hambatan yang
merupakan segala bentuk simbol yang mengganggu komunikasi itu sendiri.
disampaikan secara terucap maupun Begitupun yang terjadi dalam perilaku
tertulis dengan sengaja. Bentuk simbol komunikasi driver Go-ride dengan
yang dimaksud adalah bahasa karena penggunanya. Sehingga peneliti menjadikan
bahasa merupakan sebuah sistem simbol hal tersebut sebagai fokus penelitian ini
yang telah disepakati bersama dalam setelah komunikasi verbal dan komunikasi
berkomunikasi. nonverbal.

Seiringan dengan terjadinya Dilansir dari harian Kompas pada


komunikasi verbal, komunikasi tanggal 28 Desember 2018, bahwa
nonverbalpun turut melengkapi. keberadaan Go-Jek telah berkontribusi pada
Walaupun jenisnya dapat dibedakan perekonomian warga Bandung sebesar
namun keberadaan mereka tak dapat Rp.187 miliar pada tahun 2017. Hasil itu
dipisahkan. Karena terkadang komunikasi didapat dari survey yang dilakukan
nonverbal dapat mengambarkan sebuah manajemen Go-Jek bersama lembaga
makna dari komunikasi yang sebenernya demografi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
ingin disampaikan walaupun tidak secara Universitas Indonesia. Dari jumlah tersebut
terucap. sebanyak Rp.108 miliar adalah penghasilan
mitra Go-ride sepanjang 2017.
Begitupun yang dapat terlihat dalam
perilaku komunikasi driver Go-ride Becquini Akbar selaku Strategic
dalam memberikan kepuasan pengguna Region Head Jawa Barat dan Banten dari PT
jasa transportasi online Go-Jek di Kota Go-Jek Indonesia mengatakan bahwa 79%
Bandung. Komunikasi yang terjalin driver Go-Jek di Kota Bandung rata-rata
secara terus menerus dari driver Go-ride berusia 21-41 tahun. Dimana mayoritas
dengan penumpangnya akan membentuk driver merupakan lulusan SMA atau
sebuah perilaku komunikasi dari driver sederajat. Mereka memiliki penghasilan rata-
itu sendiri. rata Rp.2,7 juta perbulan dari menjadi
driver. Selain itu beliaupun memaparkan
Komunikasi verbal yang dapat bahwa salah satu layanan yang paling
terlihat dari perilaku komunikasi driver banyak di minati adalah Go-ride.
Go-ride dapat dilihat dalam dua bentuk
Secara statistik performa Go-Jek di Bertambahnya permintaan pengguna
Kota Bandung memang cukup potensial jasa Go-Jek ini membuat perusahaan
karena Kota Bandung merupakan pasar tersebut perlu meningkatkan pelayanan
terbesar kedua Go-Jek setelah Kota kepada para penggunanya. Karena salah satu
Jakarta. Untuk jumlah driver di Kota faktor yang mempengaruhi pelayanan jasa
Bandung sendiri belum dapat dipastikan transportasi dalam hubungannya dengan
jumlahnya, namun diperkirakan sudah kepuasan pelanggan adalah pelayanan prima.
mencapai puluhan ribu lebih dari jumlah Menurut Atep Adya Barata bahwa layanan
keseluruhan nasional yaitu satu juta prima atau service excellent bertitik tolak
driver pertahun 2017. Untuk jumlah pada pelaku bisnis untuk memberikan
driver pada tahun 2018 dan 2019 masih layanan terbaiknya sebagai wujud
dalam tahap survey penghitungan. kepedulian perusahaan kepada pelanggan
atau penggunanya. Hal terpenting dalam
Besarnya dampak keberadaan Go- sebuah pelayanan prima didasarkan kepada 6
Jek di Kota Bandung terhadap aspek penting yaitu tanggung jawab, sikap,
perekonomian warganya menandakan tindakan, perhatian, penampilan dan
bahwa permintaan pengguna Go-Jek kemampuan. (Barata, 2004:31)
cukup tinggi. Sehingga driver yang
tersedia pun banyak. Hal tersebut dapat Seperti yang dijelaskan dalam teori
menimbulkan suatu masalah komunikasi diatas salah satu aspek yang menentukan
interpersonal yang terjadi diantara driver baik buruknya pelayanan yaitu kemampuan.
dengan pengguna jasa transportasi online Selain kemapuan dalam berkendara,
Go-Jek di Kota Bandung. kemampuan untuk berkomukasipun penting
dilakukan oleh driver Go-ride. Karena dalam
Dari hasil wawancara prapenelitian melaksanakan tugasnya, akan terjadi
dengan Dinar, yaitu seorang mahasiswi perilaku komunikasi antara driver Go-ride
sekaligus ibu rumah tangga yang setiap dengan pengguna jasa transportasi online
harinya menggunakan layanan jasa Go-Jek. Oleh karena itu pelayanan utama
transportasi online Go-Jek mengatakan yang harus dilakukan PT. Go-Jek Indonesia
bahwa : yaitu melalui driver, karena driverlah yang
“Selama menggunakan Go-Jek berinteraksi langsung dengan para pengguna
sejauh ini driver Go-ride memiliki jasa.
sikap yang baik, ramah, serta
pelayanan dan cara komunikasinya Sebuah perilaku komunikasi akan
pun baik, sehingga saya loyal dalam bereaksi sebagai hubungan sebab akibat.
menggunakan Go-Jek daripada Maka perilaku komunikasi dari driver Go-
transportasi online lainnya yang ride pada saat beroprasi akan berdampak
terkadang driver-nya kurang pada kepuasan pengguna jasa tersebut ketika
memiliki sikap yang baik dan menggunakan jasa trasnportasi online Go-
kurang ramah”. (Dinar, Jek. Kepuasan yang dimaksud adalah
23/04/2019) perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja atau hasil yang dirasakan
Maka dari itu peneliti ingin meneliti dibandingkan dengan harapannya. (Kotler,
lebih dalam bagaimana komunikasi 2012:138)
interpersonal yang terjadi antara driver
Go-ride dengan pengguna layanan Maka dari itu demi memberikan
transportasi online Go-Jek di Kota kepuasan terhadap pengguna jasa
Bandung. Komunikasi interpersonal yang transportasi online Go-Jek maka perilaku
dimaksud merupakan komunikasi antara komunikasi dari driver Go-ride dengan
orang-orang bari secara langsung ataupun pengguna jasa transportasi online Go-Jek
tidak langsung. pun harus baik. Karena kepuasan dari
pengguna jasa tersebut pada akhirnya akan
tergambarkan dari sistem penilaian pada 1. Bagaimana Komunikasi Verbal
aplikasi yang akan muncul setelah selesai Driver Go-ride Dalam Memberikan
menggunakan jasa transportasi online Kepuasan Pengguna Jasa Transportasi
Go-Jek. Sistem penilaian kepuasan Online Go-Jek Di Kota Bandung?
tersebut berupa memberikan bintang dari 2. Bagaimana Komunikasi Nonverbal
1 bintang hingga 5 bintang. Dimana Driver Go-ride Dalam Memberikan
semakin banyak pemberian bintang akan Kepuasan Pengguna Jasa Transportasi
menandakan semakin puasnya pengguna Online Go-Jek Di Kota Bandung?
jasa. 3. Bagaimana Hambatan Komunikasi
Driver Go-ride Dalam Memberikan
Ditengah tingginya permintaan Go- Kepuasan Pengguna Jasa Transportasi
ride di Kota Bandung dan banyaknya Online Go-Jek Di Kota Bandung?
driver yang ada, maka perilaku
komunikasi dari driver Go-ride dengan 1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian
pengguna jasa transportasi online Go-Jek
di Kota Bandung pun beragam. Karena Maksud dan tujuan dari penelitian ini
setiap driver pasti mempunyai perilaku adalah sebagai berikut :
komunikasi yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, bedasarkan latar belakang 1.3.1 Maksud Penelitian
masalah diatas, peneliti tertarik untuk
mengkaji fenomena tersebut yang Maksud dari penelitian ini adalah untuk
dituangkan kedalam judul “Perilaku mengetahui dan menganalisis secara
Komunikasi Driver Go-ride Dengan mendalam mengenai perilaku komunikasi
Penggunanya (Studi Deskriptif Mengenai driver Go-ride dalam memberikan kepuasan
Perilaku Komunikasi Driver Go-ride pengguna jasa transportasi online Go-jek di
Dalam Memberikan Kepuasan Pengguna Kota Bandung.
Jasa Transportasi Online Go-Jek Di Kota
Bandung)”. 1.3.2 Tujuan Penelitian

1.2 Rumusan Masalah Agar penelitian ini mencapai hasil yang


optimal maka harus adanya tujuan yang
Berdasarkan latar belakang masalah terarah. Maka berikut adalah tujuan dari
diatas maka peneliti merinci secara jelas penelitian :
dari fokus penelitian yang masih bersifat 1. Untuk mengetahui Komunikasi
umum dengan subfokus-subfokus terpilih Verbal Driver Go-ride Dalam
menjadi rumusan masalah makro (umum) Memberikan Kepuasan Pengguna Jasa
dan mikro (khusus) sebagai berikut : Transportasi Online Go-Jek Di Kota
Bandung
1.2.1 Rumusan Masalah Makro 2. Untuk mengetahui Komunikasi
Nonverbal Driver Go-ride Dalam
Rumusan masalah makro terkait Memberikan Kepuasan Pengguna Jasa
masalah yang akan di teliti oleh peneliti Transportasi Online Go-Jek Di Kota
yaitu “Bagaimana Perilaku Komunikasi Bandung.
Driver Go-ride Dalam Memberikan 3. Untuk Mengetahui Hambatan
Kepuasan Pengguna Jasa Transportasi Komunikasi Driver Go-ride Dalam
Online Go-Jek Di Kota Bandung?” Memberikan Kepuasan Pengguna
Jasa Transportasi Online Go-Jek Di
1.2.2 Rumusan Masalah Mikro Kota Bandung.

Peneliti membagi subfokus dari


rumusan masalah makro kedalam
rumusan masalah mikro sebagai berikut :
1.4 Kegunaan Penelitian Go-Jek. Namun perilaku komunikasi
tersebut akan berdampak kepada kepuasan
Sebuah penelitian yang baik pelayanan bagi penggunanya. Karena driver-
hendaknya memiliki kegunaan, berikut lah yang berperan penting dan berinteraksi
adalah kegunaan dari penelitian ini : langsung dengan pengguna jasa. Menurut
hasil prawawancara penelitian, perilaku
1.4.1 Kegunaan Teoritis komunikasi yang terjadi diantara driver
dengan pengguna jasa transportasi online
Penelitian ini diharapkan dapat Go-Jek dilapangan beragam. Keberagaman
menambah serta mengembangkan ilmu tersebut menimbulkan berbagai macam
pengetahuan dalam bidang kajian ilmu reaksi dan juga kesan berbeda dari para
komunikasi, khususnya berkaitan dengan penggunanya yang pada akhirnya
komunikasi interpersonal yang dilakukan menimbulkan rasa kepuasan atau tidak bagi
para driver Go-ride mengenai perilaku penggunanya.
komunikasi dalam memberikan kepuasan
terhadap pengguna jasa transportasi Perilaku komunikasi berdasarkan
online Go-Jek. pemaparan Lapierre adalah tindakan dalam
berkomunikasi, dimana setiap tindakan
1.4.2 Kegunaan Praktis dalam komunikasi meliputi verbal dan
Kegunaan praktis penelitian ini nonverbal atau atau yang biasa disebut
terbagi menjadi kegunaan bagi peneliti, dengan perilaku komunikasi verbal dan
bagi perusahaan, dan juga bagi perilaku komunikasi nonverbal. (Lapierre
universitas. dalam Azwar, 2015:5)

2. Kajian Pustaka dan Kerangka Melihat dari pengertian perilaku


Pemikiran komunikasi diatas dan membandingkan
dengan hasil prawawancara yang terjadi
Dalam kerangka pemikiran ini dilapangan, maka peneliti menetapkan
peneliti berusaha membahas subfokus untuk mengukur permasalahan
permasalahan yang diangkat oleh yang akan diteliti. Subfokus tersebut adalah
peneliti. Adapun permasalahan yang akan komunikasi verbal, komunikasi nonverbal,
diteliti yaitu mengenai perilaku serta hambatan komunikasi. Karena dalam
komunikasi driver Go-ride dengan proses pengiriman dan penerimaan pesan
pengguna jasa transportasi online Go-Jek dengan cara langsung ataupun tidak
di Kota Bandung. langgsung pasti menggunakan komunikasi
verbal dan juga komunikasi nonverbal.
Dalam kehidupan manusia tentunya Selain itu, dalam tindakan komunikasi tidak
komunikasi merupakan hal yang sangat selamanya berjalan dengan efektif. Namun
vital, karena komunikasi sangat berperan ditemukan juga hambatan komunikasi dalam
penting dalam proses berinteraksi. perilaku komunikasi driver Go-ride dengan
Komunikasi merupakan faktor terpenting pengguna jasa transportasi online Go-Jek di
dalam menjalin hubungan antar individu Kota Bandung.
baik dalam komunikasi antarpribadi
maupun dalam memberikan pelayanan. 3. Objek dan Metode Penelitian
Begitupula yang terjadi pada perilaku
komunikasi driver Go-ride dengan Pada penelitian ini peneliti
penggunanya jasa transportasi online Go- menggunakan pendekatan kualititatif dengan
Jek di Kota Bandung. metode deskriptif. Pendekatan kualitatif
dipandang lebih relevan dan cocok karena
Perilaku komunikasi disini bukan bertujuan menggali dan memahami realitas
hanya sedekar interaksi antara driver perilaku komunikasi driver Go-ride dengan
dengan pengguna jasa transportasi online pengguna jasa transportasi online Go-Jek di
Kota Bandung. Sedangkan metode 3.2 Waktu Penelitian
deskriptif cocok untuk peneliti
menjelaskan dan memaparkan bagaimana Penelitian ini dilaksanakan selama 6
hasil penelitian yang ditemukan (enam) bulan sejak bulan Februari 2019
dilapangan. sampai Juli 2019. Mulai dari persiapan,
pelaksanaan hingga ke penyelesaian.
Objek dari penelitian ini adalah
driver Go-ride di Kota Bandung. 4. Hasil dan Pembahasan
Sehingga merekalah yang menjadi
informan penelitian. Dalam pemilihan Dari hasil penelitian mengenai
informan penelitian peneliti “Perilaku Komunikasi Driver Go-ride
menggunakan teknik purposive sampling Dengan Penggunanya” yang dilakukan
dan juga snowball. Teknik purposive peneliti dilapangan dengan cara observasi
sampling digunakan untuk memilih nonpartisipatif serta wawancara mendalam
informan kunci. Dimana peneliti dengan informan maka penelitipun dapat
menentukan kriteria khusus yang sesuai membahas hasil penelitian ini. Dalam
dengan penelitian guna memilih informan perilaku komunikasi driver Go-ride dengan
kunci. Sedangkan untuk pemilihan penggunanya ini peneliti lebih memfokuskan
informan pendukung dalam penelitian ini kepada komunikasi verbal, komunikasi
menggunakan teknik snowball. Dimana nonverbal, serta hambatan komunikasi.
peneliti mendapatkan informan
pendukung yang merupakan pengguna Dalam komunikasi verbal bahasa
jasa transportasi online Go-Jek dari memegang peranan penting, karena
driver yang menjadi informan kunci. bahasalah yang digunakan dalam
komunikasi verbal itu sendiri. Pada dasarnya
Adapun teknik pengumpulan data bahasa adalah suatu sistem lambang yang
dari penelitian ini adalah studi pustaka memungkinkan orang berbagi makna.
yang meliputi referensi buku, studi Begitupun yang terdapat dalam perilaku
literatur, dan internet searching. Dan komunikasi driver Go-ride dengan pengguna
studi lapangan berupa wawancara jasa transportasi online Go-Jek di kota
mendalam, observasi nonpartisipatif serta Bandung
dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Untuk uji keabsahan data pada dilakukan peneliti selama dilapangan,
penelitian ini meliputi peningkatan komunikasi verbal tersebut terjadi kedalam
ketekunan, triangulasi, diskusi teman dua situasi proses komunikasi yaitu proses
sejawat, dan member check. Sedangkan komunikasi sekunder dan juga proses
teknik analisa data berupa pengumpulan komunikasi primer. Komunikasi verbal
data, reduksi data, penyajian data hingga dalam proses komunikasi sekunder yaitu
penarikan kesimpulan. komunikasi yang dilakukan melalui media
chat pada aplikasi Go-Jek ketika driver dan
3.1 Lokasi Penelitian penumpang belum saling bertemu. Dalam
hal ini pengguna jasa mengaku komunikasi
Peneliti melakukan observasi di kota verbal yang dilakukan driver dalam aplikasi
Bandung. Penelitian yang dilakukan tidak Go-Jek kurang komunikatif karena biasanya
terfokus pada satu tempat, namun driver hanya memberikan pesan yang sangat
dilakukan berdasarkan kesepakatan singkat.
antara peneliti dan informan.
Selanjutnya komunikasi verbal dalam
proses komunikasi primer yaitu ketika driver
telah bertemu dengan pengguna jasa atau
penumpang, dalam perjalanan pengantaran
penumpang, hingga ketika tiba ditempat mampu mengkomunikasikan dengan baik
tujuan mengantar penumpang. Dalam hal jika ia sedang menggunakan motor yang
ini bahasa yang digunakan oleh driver berbeda dengan yang terdaftar pada akun
Go-ride adalah bahasa Indonesia yang Go-Jeknya.
tidak baku, dengan gaya bahasa yang
santai namun tetap sopan ataupun Pengguna jasa transportasi online Go-
menggunakan bahasa sunda. Jek mengaku puas dengan driver yang
memang komunikatif. Namun mereka tidak
Penggunaan pilihan bahasa tersebut terlalu suka jika driver secara terus menerus
adalah situasional, mulanya para driver bertanya mengenai hal-hal seputar dirinya.
memang menggunakan bahasa Indonesia. Mereka merasa driver cukup
Namun ketika penumpang menjawab mengkomunikasikan hal-hal yang bersifat
dengan bahasa sunda maka driver pun seperlunya saja tampa berlebihan. Karena
akan menggunakan bahasa sunda. Jika tidak semua penumpang selama dalam
sejak awal mereka menggunakan bahasa perjalanan merasa senang jika diajak
sunda mereka khawatir bahwa berbicara secara terus menerus.
penumpangnya tidak mengerti. Karena
walaupun mereka berada di tanah sunda Untuk komunikasi nonverbal pertama
yang mayoritas penduduknya yang dapat dinilai dalam perilaku
menggunakan bahasa Indonesia dan komunikasi driver Go-ride adalah pesan
bahasa sunda, namun banyak pula fasial. Pesan fasial yaitu gambaran ekspresi
penumpangnya yang tidak mengerti muka yang dapat memberikan makna
bahasa sunda. tertentu seperti ekspersi marah, bahagia,
ataupun sedih. Ekspresi muka dari driver
Untuk penggunaan gaya bahasa Go-ride saat pertama kali bertemu dengan
dengan pemilihan kata-kata yang santai penumpang adalah senyum. Senyum tersebut
sengaja dilakukan oleh driver agar menandakan dari keramahan driver Go-ride
komunikasi yang terjalin tidak terlalu itu sendiri. Memang dalam kenyataannya
kaku dan formal. Hal tersebut diharapkan tidak semua driver saat bertemu dengan
agar menambah kesan kedekatan antara penumpang senyum. Selain tiu senyumpun
driver Go-ride dengan pengguna jasa mereka tampakan ketika setelah selesai
transportasi online Go-Jek. mengantarkan penumpang ditempat tujuan.

Sebenarnya tidak ada aturan khusus Komunikasi nonverbal kedua yang


dari PT Go-Jek Indonesia terkait cara ditemukan adalah pesan gestural dari driver
bagaimana driver berkomunikasi dengan Go-ride. Pesan gestural adalah gerakan
penumpang. Namun driver hanya diminta sebagian anggota badan seperti tangan
untuk ramah terhadap penumpang. atapun mata untuk mengkomunikasikan
Karena keramahan dari driver tersebut berbagai makna. Pengguna jasa melihat
serta baiknya interaksi yang terjalin komunikasi nonverbal pertama yaitu ketika
antara driver dengan pengguna jasa akan penumpang membawa banyak barang, ada
mempengaruhi terhadap nilai performa driver yang memang secara inisiatif
dari driver itu sendiri. membantu untuk menaruh barang bawaan
penumpang tersebut dibagian depan motor
Dari pengakuan informan dengan sigapnya.
pendukung yang merupakan pengguna
jasa transportasi online Go-Jek di kota Terdapat pesan gestural lainnya yang
Bandung, mereka mengaku puas dengan peneliti dapat dari pengakuan informan
perilaku komunikasi yang dilakukan oleh pendukung selaku pengguna jasa
driver Go-ride. Driver cukup komunikatif trasnportasi online Go-Jek atau penumpang,
dalam hal menanyakan seputar hak-hak bahwa ketika dalam perjalanan dan driver
dari penumpangnya. Selain itu driver-pun melakukan rem mendadak maka secara
otomatis badan penumpangpun terbawa Berdasarkan analisis peneliti,
kedepan. Lalu bagian dada dari penggunaan rompi ataupun patch tulisan
penumpang atau payudara yang yang menggambarkan nama komunitas
merupakan area sensitif bagi wanita driver yang sengaja ditempelkan pada jaket
mengenai punggung driver. Dalam hal Go-Jeknya sengaja dilakukan untuk
tersebut penumpang menilai bahwa menambah eksistensi dirinya maupun
driver mulai melakukan gestur yang komunitas yang diikutinya. Agar orang-
menunjukan bahwa dirinya salah tingkah orang khususnya sesama driver transportasi
atau merasa tidak enak terhadap online dapat mengetahui keberadaan
penumpang. Adapun driver yang komunitas tersebut.
memang langsung meminta maaf ataupun Secara keseluruhan terkait komunikasi
hanya menunjukan gestur yang tidak nonverbal yang terdapat dalam perilaku
enak terhadap penumpang karena merasa komunikasi driver Go-ride, pengguna jasa
bersalah. merasa puas. Hal tersebut tergambarkan
dalam penilaian performa yang diberikan
Komunikasi nonverbal selanjutnya oleh pengguna jasa terhadap driver.
yang dapat dilihat adalah pesan
artifaktual. Pesan artifaktual adalah Dalam perilaku komunikasi driver Go-
sebuah makna yang diungkapkan melalui ride yang dilakukan terhadap pengguna jasa
pakaian yang digunakan ataupun transportasi online Go-Jek di kota Bandung
kosmetik. Dalam perilaku komunikasi ternyata tidak selamanya berjalan dengan
driver Go-ride hal ini dapat dilihat dari lancar. Karena dalam prosesnya terdapat
atribut yang digunakan oleh driver diluar beberapa hal-hal yang menjadi hambatan
jaket Go-Jek. bagi driver Go-ride maupun pengguna jasa
transportasi online Go-Jek.
Berdasarkan hasil pengamatan
peneliti memang terdapat beberapa driver Hambatan yang paling dirasakan
yang menggunaka atribut tambahan pertama datang dari faktor eksternal yaitu
diluar jaket Go-Jek seperti rompi yang terkait dengan lingkungan fisik atau kondisi
bertuliskan nama komunitas ataupun jalanan. Kondisi jalan yang memang ramai
patch yang bergambarkan logo komunitas serta bisingnya suara kendaraan membuat
yang ditempelkan pada jaket Go-Jek yang pendengaran terganggu. Hal tersebut
mereka kenakan. Hal tersebutpun membuat komunikasi diantara komunkator
dibenarkan oleh informan pendukung dan komunikan tidak lancar. Karena
yang merupakan pengguna jasa bisingnya suara jalanan membuat proses
transportasi onlineGo-Jek dikota pengiriman pesan menjadi sulit terdengar
Bandung. Dari pengamatan mereka sehingga menimbulkan perbedaan makna
selama menggunakan jasa transportasi pada pesan yang diterima oleh komunikan
online Go-Jek memang kerap kali atau yang biasa kita sebut dengan miss
menemukan hal tersebut. communication. Dalam hal ini penumpang
harus memajukan dirinya sedikit agar telinga
Menurut pengakuan dari informan mereka lebih dekat dekat dengan suara dari
kunci selaku driver Go-ride penggunaan driver Go-ride agar bisa mendengar lebih
rompi ataupun patch yang bertuliskan jelas.
logo komunitas driver memang sengaja
dilakukan untuk memperkenalkan Hambatan komunikasi kedua yang
komunitasnya kepada sesama driver dirasakan adalah faktor internal yaitu yang
dijalanan. Selain itu hal tersebutpun guna berasal dari dalam diri komunikator atau
mempermudah mendapatkan pertolongan driver Go-ride. Menurut pengakuan
jika terjadi sesuatu yang tidak-tidak informan kunci yaitu driver Go-ride, 2 dari 3
dijalanan. informan kunci pada penelitian ini pernah
memiliki penumpang yang berasal dari luar
negeri. Dalam situasi ini hambatan yang ketika diajak berbicara tidak terlalu
mereka rasakan adalah perbedaan bahasa. responsif, yaitu hanya menjawab secara
singkat “ya” atau “tidak” saja. Namun
Driver Go-ride tidak menguasai terkait hal tersebut adapun driver yang
bahasa inggris dengan baik sehingga menyadari bahwa jika penumpang
mereka tidak mengerti apa yang memberikan feedback secara singkat
dikatakan oleh turis asing selaku ataupun kurang responsif maka mereka tidak
penumpangnya. Ketika penumpangnya terlalu banyak mengajak berbicara
berbicara dalam perjalanan, driver Go- penumpang
ride hanya dapat menanggapinya dengan
seadanya saja yaitu hanya mengatakan 5. Kesimpulan dan Saran
“yes” atau “no”. Sehingga dalam hal ini
proses komunikasi yang terjadi diantara Berdasarkan hasil penelitian yang telah
mereka berjalan dengan tidak lancar. dibahas dan dianalisa pada bab sebelumnya
Karena tidak tercapainya suatu yaitu mengenai mengenai perilaku
pemahaman yang sama diantara driver komunikasi driver Go-ride dalam
Go-ride dengan penumpangnya dan memberikan kepuasan pengguna jasa
feedback yang diberikanpun tidak sesuai. transportasi online Go-Jek di kota Bandung.
Maka peneliti dapat mengemukakan
Untuk kesehariannya dimana beberapa hal yang dapat di tarik sebagai
mayoritas penumpang yang mereka kesimpulan dari uraian yang telah di bahas
dapatkan adalah penumpang domestik sebelumnya, yaitu sebagai berikut :
yang bukan merepakan turis asing, 1. Komunikasi verbal yang dilakukan
mereka tidak merasakan hambatan terkait driver Go-ride menggunakan pemilihan
bahasa yang digunakan, karena mereka bahasa yang bersifat situasional antara
menggunakan pilihan bahasa secara bahasa indonesia dan bahasa sunda
situasional yaitu menggunakan bahasa dengan gaya bahasa dan pemilihan kata
Indonesia terlebih dahulu selanjutnya jika yang ringan dan cenderung santai.
penumpang menjawab dengan bahasa Segala bentuk komunikasi verbal yang
sunda maka mereka melanjutkan dilakukan oleh driver dapat
pembicaraannya dengan bahasa sunda. mencerminkan driver sebagai orang
yang komunikatif atau tidak. Hal
Hambatan komunikasi ketiga yang tersebut dapat memberikan rasa puas
dirasakan oleh driver Go-ride maupun bagi penggunanya yang akan
penumpangnya adalah faktor internal tergambarkan pada pemberian rating .
terkait psikologis. Dimana situasi 2. Komunikasi nonverbal yang terdapat
emosional yang sedang dirasakan oleh dalam perilaku komunikasi driver Go-
driver Go-ride maupun pengguna jasa ride antara lain adalah pesan fasial atau
akan mempengaruhi terhadap jalannya ekspresi muka, pesan gestural atau
komunikasi yang terjadi diantara mereka. gerakan anggota badan yang memiliki
makna, serta pesan artifaktual yang
Dari pengakuan informan tercermin dari atribut tambahan yang
pendukung dalam penelitian ini yaitu digunakan oleh driver Go-ride. Segala
pengguna jasa transportasi online Go-Jek bentuk komunikasi nonverbal yang
di kota Bandung, mengatakan bahwa dilakukan oleh driver dapat
tidak selalu mereka ingin diajak berbicara memberikan rasa puas atau tidak bagi
selama dalam perjalanan. Keadaan yang penggunanya yang akan tergambarkan
sedang capek ataupun situasi emosional pada pemberian rating .
yang sedang kurang baik membuat 3. Hambatan komunikasi dalam perilaku
mereka tidak dalam “mood” untuk komunikasi driver Go-ride yang
beinteraksi dengan orang lain dengan dirasakan oleh driver dan juga
baik. Hal tersebut membuat penumpang pengguna jasa antara lain adalah
hambatan intenal dan juga hambatan Daftar Pustaka
eksternal. Untuk hambatan internal
terkait dengan situasi emosional Buku :
yang sedang dirasakan, baik dari
dalam diri driver maupun dalam diri Kotler, Philip dan Garry Amstrong. 2012.
penumpang. Selain itu hambatan Prinsip – Prinsip Pemasaran. Jakarta :
internal lainnya adalah kurangnya Erlangga.
pemahaman bahasa inggris dari
driver sehingga mengalami Moleong, Lexy, J. 1991. Metode Penelitian
kesulitan berkomunikasi ketika Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
mendapatkan penumpang yang Rosdakarya.
merupakan turis asing. Sedangkan
untuk hambatan eksternal terkait Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi :
dari kondisi lingkungan fisik yaitu Suatu Pengantar. Bandung : Remaja
bisingnya suara dijalan raya dan Rosdakarya.
kondisi jalan.
Rismawaty, Sangra Juliano dan Desayu Eka
Adapun saran-saran yang peneliti Surya. 2014. Pengantar Ilmu
berikan setelah meneliti permasalahan ini Komunikasi. Bandung : Rekayasa
yang pertama adalah saran bagi driver Sains.
Go-ride di Kota Bandung yaitu perilaku
komunikasi yang dilakukan oleh driver Solihat, Manap, Melly Maulin, Olih Solihin.
Go-ride sudah baik, namun hendaknya 2014. Interpersonal Skill. Bandung :
driver lebih memahami lagi keadaan Rekayasa Sains.
penumpang yang berbeda-beda, karena
tidak selamanya penumpang senang jika Jurnal :
terlalu banyak terjadi komunikasi dijalan.
Selain itu driver harus lebih ramah dalam Ayu Rochmawati. 2016. “Perilaku
memberikan senyuman terutama ketika Komunikasi Tukang Ojek
awal bertemu dengan penumpang. Saran Konvensional Dalam Mengantisipasi
lainnya adalah driver harus lebih belajar Kehadiran Ojek Online Di
mengenai bahasa inggris dasar, agar Surabaya”, Skripsi Ilmu Komunikasi.
setidaknya dapat berkomunikasi dengan Surabaya : Fakultas Dakwah dan
penumpangnya yang merupakan turis Komunikasi Universitas Islam
asing walau tidak secara menyeluruh Negeri Sunan Ampel Surabaya.
berjalan dengan efektif.
Internet :
Yang kedua adalah saran bagi
peneliti selanjutnya yang akan meneliti https://www.go-jek.com/ (diakses pada
permasalahan menyangkut PT Go-Jek 14/03/2019 pukul 01.13 wib)
Indonesia lebih baik menghubungi
perusahaan tersebut lebih awal agar tidak https://tekno.kompas.com/read/2017/12/18/0
lama menunggu balasan perusahaan. 7092867/berapa-jumlah-pengguna-
Selain itu diusahakan mempunyai dan-pengemudi-go-jek (diakses pada
kenalan di perusahaan tersebut, karena 26/03/2019 pukul 23.18 wib)
mengingat PT Go-Jek Indonesia sangat
tertutup untuk memberikan data https://regional.kompas.com/read/2018/12/2
perusahaan. 8/15385761/hadirnya-go-jek-dan-
pengaruhnya-ke-perekonomian-
bandung (diakses pada 26/03/2019
pukul 23.30 wib).

You might also like