You are on page 1of 2

The Correlation Between Mechanical Ventilation Duration, Pediatric Sequential Organ Failure Assessment Score,

and Blood Lactate Level in Children in Pediatric Intensive Care


Fang Lu1,2, Hua Qin2 and Ai-Min Li1

Abstract
Objective: This study aimed to investigate whether the ventilation duration for children undergoing invasive mechanical
ventilation (IMV) in pediatric intensive care unit (PICU) is correlated with pediatric sequential organ failure (pSOFA)
score, white blood cell (WBC) count, blood lactate level, and duration of fever.
Methods: Retrospectively reviewed that the medical records of patients who received IMV in the PICU of Jingzhou Central
Hospital between January 2018 and December 2020. According to the duration of IMV in diagnosis-related groups, these
patients were divided into two groups: group A, ventilation duration <96 h, and group B, ventilation duration ≥96 h. Each
group’s pSOFA scores, WBC counts, blood lactate levels, and durations of fever were compared. Logistic regression
analysis was used to analyze the clinical risk factors of ventilation duration ≥96 h, and the receiver operator characteristic
(ROC) curve was drawn.
Results: A total of 42 patients were included, including 23 in group A and 19 in group B. The difference in pSOFA score
between group A and group B was statistically significant (P < 0.05), while the differences in blood lactate level, duration of
fever, and WBC count between the two groups were not statistically significant (P > 0.05). Logistic regression analysis was
conducted to analyze the influencing factors of mechanical ventilation duration ≥96 h. An ROC curve was drawn with
pSOFA score as a test variable and duration of mechanical ventilation ≥96 h as a state variable, revealing that the area
under the curve was 0.76 (SE = 0.075, 95% CI: 0.614–0.906, P = 0.005). The sensitivity and specificity were 68.4 and
73.9%, respectively, and the corresponding pSOFA score was 7.5.
Conclusion: When the pSOFA score ≥8, the risk of mechanical ventilation duration ≥96 h increases.
Keywords: duration of mechanical ventilation, pSOFA score, lactate, PICU, operator characteristic

PENDAHULUAN
Ventilator telah digunakan secara luas di PICU dan diakui sebagai metode perawatan tambahan yang penting.
Durasi ventilasi mekanis mengacu pada waktu pasien menerima bantuan pernapasan melalui intubasi trakea. Namun,
penggunaan ventilator juga meningkatkan risiko komplikasi, seperti ventilator-associated pneumonia (VAP), disfungsi
ventrikel kanan, cedera otot pernapasan, memperpanjang waktu perawatan di rumah sakit, serta meningkatkan biaya dan
angka kematian. VAP merupakan infeksi kedua yang paling umum ditemukan pada pasien rawat inap di PICU. Penelitian
sebelumnya menunjukan semakin lama durasi penggunaan ventilasi mekanis, semakin tinggi risiko VAP. Penggunaan
ventilator mekanis >96 jam merupakan faktor risiko dari VAP.
Penilaian Sepsis 3.0 diterbitkan berdasarkan skor sequential organ failure (SOFA) tahun 2016. Sistem ini
memiliki kekurangan dari segi penilaian untuk anak-anak. Tujuan dari sistem ini untuk mengatasi kekurangan dalam
mendiagnosis pasin anak. Pada tahun 2018, terdapat tiga sistem penilaian pSOFA, yaitu sistem yang diusulkan oleh
Schlapbach et al., Matics et al. dan Shime et al. Dua sistem pertama telah diverifikasi, dan sistem kedua banyak digunakan
dalam praktik klinis karena lebih akurat dalam memprediksi tingkat kematian.
Dalam penelitian ini, data klinis dari 42 anak yang menerima invasive mechanical ventilator (IMV) di PICU
Rumah Sakit Pusat Jingzhou antara Januari 2018 dan Desember 2020, dikumpulkan dan dianalisis secara retrospektif untuk
mengidentifikasi perbedaan antara skor pSOFA, jumlah leukosit (WBC), kadar laktat darah (dalam 6 jam sebelum intubasi),
dan durasi demam. Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki apakah durasi penggunaan IMV pada anak di PICU berkorelasi
dengan skor pSOFA.

METODE
Populasi Studi
Populasi pada penelitian ini adalah anak yang menggunakan ventilasi mekanis yang dirawat di PICU RS Pusat
Jingzhou sejak bulan Januari 2018 – Desember 2020. Kriteria inklusi berupa : (1) Diagnosis penyakit primer ; (2) Durasi
ventilasi mekanis ≥ 24 jam ; (3) Data pasien lengkap. Kriteria eksklusi berupa : (1) Usia<31 hari atau > 12 tahun ; (2) pasien
yang menjalani prosedur bedah atau memiliki penyakit yang membutuhkan tindakan pembedahan ; (3) Pasien transfer,
mengalami pengabaian pengobatan, atau kematian ; (4) Data pasien tidak lengkap.
Total 42 pasien terbagi menjadi dua grup, yaitu grup A (23 pasien) dan grup B (19 pasien) dengan rentang usia 1
dan 74 bulan. Usia rata-rata grup A adalah 2 bulan dan grup B adalah 3 bulan. 39 anak mengalami pneumonia berat, 1 anak
menderita miokarditis, 1 anak menjalani pengangkatan benda asing bronkial, dan 1 anak menderita diabetes ketoasidosis. 40
anak mendapatkan analgesic dan obat penenang

Indeks Observasi
Data medis yang dikumpulkan berupa jenis kelamin, usia, durasi IMV, kadar laktat darah, durasi demam, durasi
rawat inap, total bilirubin, kreatinin, jumlah trombosit, nilai PiO 2/FiO2 atau SpO2/FiO2, skor GCS, tekanan darah,
penggunaan inotropik, jumlah leukosit, rawat inap, dan skor pSOFA di awal IMV. Grup A durasi ventilasi < 96 jam dan
grup B ≥ 96 jam

Analisis Statistik
Analisis dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS 23.0. Data distribusi normal dipresentasikan
menggunakan mean ± standar deviasi (x ± SD) dan dibandingkan menggunakan uji sampel t independen. Data non-
distributif normal dipresentasikan sebagai median dan interquartile dan dibandingkan menggunakan uji non-parametrik
Mann-Whitney U. Analisis regresi logistik digunakan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi durasi ventilasi
mekanis ≥96 jam. Metode kurva Receiver Operator Characteristic (ROC) digunakan untuk menganalisis nilai cut-off,
sensitivitas, dan spesifisitas dari persamaan eksponensial untuk memprediksi skor pSOFA pada kasus IMV durasi ≥96 jam.
P<0.05 signifikan secara statistik

HASIL
Perbandingan Indeks Klinis antara Dua Kelompok
Skor pSOFA secara signifikan lebih tinggi pada grup B dibandingkan grup A (p<0,05). Perbedaan kadar laktat
darah, durasi demam, lama perawatan, dan jumlah WBC diantara kedua grup tidak signifikan secara statistik (p>0.05)
Analisis Univariat dari Durasi Ventilasi Mekanis ≥96 jam
Hasil analisis menunjukan bahwa skor pSOFA (OR = 1.694, 95% CI: 1.099–2.610) merupakan faktor risiko
independen. Pada kurva ROC, area dibawah kurva adalah 0.76 (SE = 0.075, 95% CI: 0.614–0.906, P = 0.005), sensitivitas
dan spesifisitas adalah 68.4% dan 73.9%, indeks youden 0.423, dan skor pSOFA adalah 7,5. Jika skor pSOFA≥ 8, risiko
durasi ventilasi mekanis ≥ 96 jam relatif lebih tinggi.
Rata-rata Durasi Lama Perawatan pada Anak dengan Skor SOFA > 8 atau < 8
Rata-rata durasi lama perawatan pada anak dengan skor SOFA > 8 adalah 16.6 ± 5.6 hari dan skor SOFA < 8
adalah 14.4 ± 5.2 hari. Perbedaannya tidak signifikan secara statistik (p>0.05)

DISKUSI
Skor pSOFA memprediksi tingkat keparahan dan prognosis pada anak lebih akurat dibandingkan pediatric risk
score of mortality dan pediatric critical illness score. Skor pSOFA dapat digunakan untuk memprediksi luaran dari populasi
umum di PICU. Skor ini lebih akurat dibandingkan systemic inflammatory respons syndrome (SIRS) dalam mendefinisikan
sepsis pada anak dan lebih baik dalam memprediksi laju insidensi baru atau tingkat mortalitas anak yang sakit kritis dalam 3
tahun. Ambang batas terbaik dari skor pSOFA dalam membedakan tingkat mortalitas adalah > 8. Penelitian menunjukan
bahwa skor pSOFA > 4 secara signifikan berhubungan dengan peningkatan mortalitas.
Di PICU, penggunaan ventilator berhubungan dengan kejadian VAP dan komplikasi lainnya. Penggunaan ventilasi
mekanis jangka panjang terlah diketahui dapat meningkatkan penggunaan antibiotik spektrum luas, memperpanjang durasi
perawatan, dan meningkatkan risiko kematian pada anak dengan VAP.
Pada penelitian ini, nilai kritis terbaik dari pSOFA untuk membedakan durasi ventilasi ≥ 96 jam adalah 8 poin.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian lain yang menemukan jika skor pSOFA > 8 pada hari 1 dan 3, risiko relatif dari
penggunaan ventilasi mekanis jangka panjang meningkat. Ketika skor awal pSOFA di awal penggunaan ventilator ≥ 8, risiko
penggunaan ventilasi mekanis ≥ 96 jam meningkat, sehingga mengambil tindakan pencegahan yang efektif dalam perawatan
dapat meningkatkan luaran dari pasien. Pada anak dengan skor pSOFA > 8, rontgen dada harus dilakukan 72 jam setelah
pemasangan ventilasi mekanis sehingga VAP dapat terdeteksi dan terobati lebih awal.
Kadar laktat darah merupakan indikator dari hipoksia, kanker, dan merupakan respons tubuh terhadap epinefrin.
Laju klirens laktat dapat digunakan untuk mengevaluasi prognosis dan efek kuratif pada pasien dengan penyakit kritis.
Penurunan laju klirens laktat dapat menyebabkan penurunan kemampuan metabolisme oksigen, menyebabkan hipoksia dan
merusak organ serta jaringan. Kadar laktat darah dan ventilasi mekanis secara signifikan berhubungan dengan laju kematian.
Penelitian terbaru menunjukan bahwa kadar 24 jam laktat merupakan prediktor independen untuk laju mortalitas dan secara
positif berkolerasi dengan skor pSOFA, yang mengindikasikan skor pSOFA dan kadar 24 jam laktat dapat memprediksi
lebih akurat. Kadar 6 jam laktat telah diketahui lebih baik dalam memprediksi mortalitas dibandingkan kadar 0 jam laktat.
Pada penelitian ini, hanya kadar 0 jam laktat yang diukur dan tidak ditemukan korelasi antara kadar 0 jam laktat dengan
durasi ventilasi mekanis. Satu penelitian membuktikan bahwa kadar 6 jam laktat berhubungan dengan mortalitas dan lebih
baik dibandingkan kadar 0 jam laktat. Penelitian ini tidak mengukur kadar 6 jam laktat dan laju klirens laktat. Penelitian
lebih lanjut dibutuhkan untuk menjelaskan hubungan antara kadar 6 jam laktat dan laju klirens laktat dengan durasi ventilasi
mekanis.
Penelitian ini memiliki tiga keterbatasan, yaitu (1) terdapat banyak recall bias dan selection bias ; (2) insidensi
dari VAP tidak dianalisis ; (3) signifikasi kadar laktat darah dalam penilaian durasi ventilasi mekanis pada anak dengan
penyakit kritis masih belum jelas dan diperlukan penelitian lebih lanjut.

KESIMPULAN
Analisis regresi logistik telah digunakan untuk mendapatkan kurva ROC dan memprediksikan sensitivitas dan
spesifisitas dari skor pSOFA di awal penggunaan ventilasi mekanis yang sangat penting untuk perkembangan klinis dari
pasien dan pengukuran standar pengobatan preventif untuk mengurangi risiko VAP dan komplikasi lain dari ventilasi
mekanis. Saat hasil skor pSOFA ≥ 8, risiko durasi ventilasi mekanis ≥ 96 jam meningkat. Mengambil tindakan pencegahan
aktif sejak dini dapat meminimalisasi insidensi dari ventilator-associated pneumonia dan komplikasi lainnya,
memperpendek durasi rawat inap pasien, serta mengurangi biaya.

You might also like