You are on page 1of 44
SLA NAY SES seperinya, Sein itu, partikel ini juga akan menolak ion mmedh ee yan matan park Kolohd i ag rine resr bali aa, dierai dengan adanya kecenderungan bercampur yang ana oneal Kinet akan terbentuk apa yang dinamakan lapisan ganda elebne Sestak lapean ganda elcktrk ini dapat dilhat pada Gambar 13.3, 13:3, Kestabilan Koloid ” ‘Ada dua gaya pada sistem koloid yang menentukan kestabilan koloid tersebut, Sebenarnya ada gaya ketiga: yang mempengaruhi kestabilankoloid. Gaya ini kadang-kadang dapat menyebabkan terjadinya agregasi, dan kadang- meningkatkan kestabilan koloid. Gaya tadi adalah i i a. pembicaraan di sini, gaya ketiga ini akan diabaikan, : Derjaguin dan Landau, sera Verwey dan Overbeek telah merumuskan sebuah cori tentang Kestabilan koloid. Dalam teori ini, kestabilan sol liofobik dicoba diuraikan dari segi perubahan energi yang berlangsung ketika dua partikel koloidsaling Post (oak menolak) Sones 184 rey) sta kn oa tr prt at To DLV : 302 Dipinda dengan Camscanner ‘rma Ret Komputer GURIKOM, Va. 3 No.6 Desember 2016 ISSN 2407 99% (Mein Cah) hl 908 ‘Liani Damanik', Anda Yanny* * Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma * Dosen Tetap STMIK Budi Darr JL Sisingamangaraja Np. 338 Simpang Limun Medan ABSTRAK. Penggunaan media sebagai pendamping dalam proses pmbelajaran semakin har semakin dbutubhan. Medka pembelajaran ‘adalah sebuah ala song berfungsi wnmk menyampuilan pesan penbelgjaran. Pembelgjaran adalah sebuah proses omunikasi antara pembelajar pengajar. dan bahan ajar, komunias! Tidak akon berjalan tan bata sarana penvampai pes atau media. Sistem koloid merupatan campuran Heterogen anuira dua zat ata lei dimana partkel-pariel eset ‘udarterdspert, Sistem kolo bank digunaandolaw kehidupan schar-har hal in disebablan sft harakseistt oid sang penting, satu dep digunakan watuk mencanpar cast yang tdok dap sling melon secara homer. Mater ‘mater yang djihan dapat memberikan gembaron tentang pembelaaran sistem Kolo. Sela iu keunggulan pembelaharan ‘longa ala bantu komputer dapat membanapengajar dalam memberikan pelapran dan menvampatha mater peljaran lepads peserta diditn. Penerapan metode Computer Based Learning (CBL) dalam implement pembelyjaran sistem [oloid ni akan membantu mengarakan dan mematsimallan proses beljar men ajar ‘Kata kunci: Pembelojaran, Sistem kool, CBL (Computer Based Learning) 1 PENDAHULUAN ‘Metode CBL adalah metode pembelajaran yang sepenuhnya — menggunakan Komputer, siswa trerhadapan dan berinteraksi secara langsung dengan komputer. Metode ini memiliki model tutorial yang dapat memberikan pemahaman secara tuntas kepada siswa_mengenai materi atau bahan yang sedang lipelajarinya, instructional games dapat menyediakan suasana yang memberikan fasilitas belajar_yang ‘menambah kemampuan siswa. ML. TEORITIS A. Perancangan Defenisi menurat_ John Burch dan Gary Grudnitski yang telah di terjemahkan oleh Jogiyanto (2005) dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi menyebutkan bahwa desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu ‘esatuan yang utuh dan berfungsi ‘Menurut Nataniel Dengen dan Heliza Rabmania Hatta (2009), menyebutkan babwa: Perancangan atau. sain didefinsikan sebagai proses aplikasi berbagai teknik dan prinsip bagi tujuan pendefinisian suaty pperangkat, suatu proses atau sistem dalam detail yang) memadai untuk memungkinkan —realisasi fisiknya. B. Aplikasi ‘Aplkasi berasal dari kata application yang anya penerapan staupun penggunaan. Secara isla aplikasi adalah program yang siap digunakan untuk relaksanakan statu fungsi bagi pengguna aplkasi sera penggunaan aplikast lain yang dapat digunakan untuk pemecahan masala yang menggunakan tcknik penrosesan data aplikasi yang dinginkan ‘untuk meneiptakan agar terjadi kegiatan_interaksi ‘edukarifantar dua pibak, yaitu antara peserta dik dan ik yang melakukan kegiatan pembelajaran, D, Pembelajaran Berbasis Komputer Pada tahun 1950-1960 kemajuan bidang tcknike komputer bertujuan sebagai bantuan dalam ppembelajaran. Adapun berbagai kajian-membedah komputer ini dapat dimulai dengan pengelompokan aati bahasa mengenai komputer di lapangan, dlilanjutkan dengan penjabaran beragam jenis sistem komputer schingga tercipta konsep dan_katergori ppenggunaan komputer datum pendidikan. Berkembang pada penelitian penggunaan komputer dalam skala besar hinges peneltian penggunaan Komputer yang lebih spesifik, penelitian deskriptif menghasilkan saran untuk kemajuan penelitian di bidang Komputer kelak, sampai_ kepada peneltian efektivitas biaya dan egiatan pembelajaran berhusis komputer E, Model-Model Pembelajaran ‘Model pembelajaran didefinisikan sebagai suata kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan _pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivtas belajar mengajar. Model Dipinda dengan CamScanner PHYSICAL CHEMISTRY a ea as RL Madan No electrical properties such as electro-osmosis, cataphoresis and coagulation are observed. ‘The particle size is below 1 mm in diameter. The particles of the solute in true solution can pass through a parchment membrane. The osmotic pressure exerted by the solution is, relatively more. The solutions do Colloidal solutions exhibit these electrical properties to a great extent. The particle size is 1-100 nm in diameter. The particles of a colloidal solution can pass through a parchment membrane. Colloidal solutions exert a very low osmotic pressure. No such electrical properties are exhibited. The particle size is above 100 nm in diameter. The suspension particles are retained by a parchment membrane. No osmotic pressure is observed. not possess the jidal soluti Property of Seana papeteer a ‘The phenomenon of adsorption is rption (a adsorption. much less marked. surface phenomenon). those of the dispersion medium (molecules or ions). 6.2 CLASSIFICATION OF COLLOIDS Lene el iat particles of the dispersed phase (colloidal particles) are bigger than Colloids can be classified on the basis of physical state of dispersed phase and dispersion medium on the basis of appearance and on the basis of solvent affinity. Each of these is discussed as under. 6.2.1 Classification of Colloids on the Basis of Physical State of Dipinda dengan CamScanner PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN CHEMOENTREPREUNIRSHIP (CEP) PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID DI MA NURUL HUDA SEMARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Kimia Di? Oleh : NUR HIDAYATUN NIKMAH NIM. 113711032 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016 Dipinda dengan CamScanner | Sistem koloid dapat disebarkan dalam suatu medium sinambung, sehingga dihasilkan suatu sebaran koloid. Dalam sistem semacam ini, partikel kooid ditunjuk sebagai zat terdispersi dan materi kontinu dimana partikel tersebut tersebar disebut medium __pendispersi.” Berdasarkan wujud dari komponen-komponen koloid maka terdapat beberapa s pada tabel 2.2 berikut. stem koloid yang dapat dilihat *! Syukri S., Kimi ..,jil.2, him, 453. ©? Charles W. Keenan, dkk, “Simu Kimia Untuk Universitas” ter}. Aloysius Handyana Pudjaatmaka, (Jakarta: Erlangga, 1984), jil. 1, edisi ke6, him. 457. Dipinda dengan CamScanner diperoleh dari zat pembuih yang teradsorpsi_ pada daerah antar fasa yang mengikat gelembung gas. a Gambar 2.9, Efek Tyndall: (a) sorot lampu mobil pada udara yang berkabut; (b) berkas sinar matahari diantara celah daun pepohonan di pagi hari. * Syukri S., Kimia Dasar 2, him. 456. ® Citra Dewi, Media Pembelajaran Berbasis Web: Sistem Koloid untuk Kelas 1 SMA, bitp://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/ citra%20060150/sifat.html, diunduh pada tanggal 11 November 2015. 43 Dipinda dengan CamScanner Contoh gerak Brown dapat dilihat pada gambar 2.10 berikut. Gambar 2.10. Gerak Brown®> 3) Adsorpsi “ Syukri S., Kimia Dasar 2, hlm. 456. * J.M.C. Johari, M. Rachmawati, Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI, (akarta: esis, 2009), him, 309, Dipinda dengan CamScanner pada permukaannya dengan maksimal." Contoh adsorpsi dapat dilihat pada gambar 2.11 berikut. Gambar 2.11. Adsorpsi..” pesmukan pare." *° Charles W. Keenan, dkk, “//mu Kimia ...” terj. Aloysius Handyana Pudjaatmaka, him. 458-460. ‘7 Wahyu Skn, Definisi Adsorpsi, Abs desorpsi_08.html, diunduh pada tanggal 25 September 2015. *8 Syukri S., Kimia Dasar 2, hlm. 457. 45 Dipinda dengan CamScanner Heni Purwatiningrum Program Studi D II Farmasi Politeknik Harapan Bersama J1.Mataram no,09 Pesurungan Lor Kota Tegal ABSTRAK Berbagai penelitian menunjukan bahwa minyak jarak merupakan minyak lemak yang berkhasiat dan ‘merupakan sumber gizi penting bagi manusia. Emulsi mefupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya mengandung air dan minyak, dimana cairan yang saat terdispersi menjadi butit-butirkecil dllam cairan yang lin Penelitiandilakukan di Laboratorium Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal, mengenai perbedaan erivat selulosa techadap uji sifat Fisk enulsi minyak jarak (Oleum ricin) dengan mengamati sift fisk emulsi yang meliputi organoleptis, pH, berat jens, viskositas,tipe emulsi, dan volume sedimentasi selama 1 bulan ‘penyimpanan terhadap variasi emulgator devivat sel _yang berbeda yaitu CMC Na, MC dan kombinasinya. ‘Hasil pengamatan berdasarkan pengujian terhadap pH, erat jenis,viskositas, dan volume sedimentasi ‘menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signfikan, Sedangkan organolepts dan tipe emulsi tidak ada perbedaan leh penggunaan emu ator yang berbeda. Kata kunei : Minyakjarak (Olewm ricini), Emulsi, CMC Na, 1. Pendabuluan Tanaman— jarak atau Ricinus communis,L sudah cukup lama dikenal di Indonesia dan dahulu umumnya tumbuh secara lami (tanpa dipelihara), tetapi pada zaman pendudukan Jepang diperintahkan untuk ‘membudidayakannya Karena biji jarak dapat diolah menjadi minyak. Minyak jarak ( Olewm ricini )termasuk golongan pencahar rangsang kkarena merangsang otot polos usus sehingga ‘meningkatkan peristaltic dan sekresi lendir usus. Minyak jarak juga bersifat emollient yaitu dapat melunakkan feses dan ‘memudahkan pengeluarannya Emulsi merupakan sediaan yang ‘mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok, Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya mengandung air dan minyak, dimana ‘cairan yang saat terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. ‘Untuk menstabilkan emulsi diperlukan femulgator yang cocok, tanpa adanya ‘emulgator emulsi akan segera pecah dan terpisah. Emulgator sendiri harus memenuhi kualitas tertentu salah satunya emulsiharus dapat dicampurkan dengan bahan formulat ya. Salah satu emulgator yang dap: igunakan dalam pembuatan emulsi adalah ‘golongan derivat selulosa 2 Landasan Teori 1. Minyak Jarak Minyak jarak adalah miyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan dingin biji Ricinus ‘communis, L yang telah dikupas. Diera modern ini minyak jarak ( Oleu ricini ) banyak digunakan untuk industri otomotif, industri farmasi dan kosmetik. Kandungan asam lemak pada minyak jarak 90% tenditi dari asam risinoleat, hanya sedikit mengandung asam dlibidroksi stearat,linoleat,oleat dan stearat. 2. Emulsi Emulsi berasal dari kata “emulgeo” autinya menyerupai sus dan _warna emulsi memang_putih seperti sus. Emulsi dapat didefinisikan sebagai sediaan yang ‘mengandung bahan obat cair atau larutan obat, yang terdispersikan dalam cairan pembawa ‘Gstabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Klasifikasi tipe emulsi berdasarkan fase terdispersinya digolongkan menjadi dua tipe yaitu tipe OW (Oil On Water) atau M/A (Minyak dalam Air) dan cemulsi tipe W/O (Water On Oil) atau A/M (Air dalam Minyak). Emulsi tipe O/W atau M/A adalah emulsi yang terdiriatas butiran minyak yeng tersebar atau terdispersi dalam air. ‘Minyak sebagai fase intemal dan air sebagai fase eksternal. Untuk emulsi tipe W/O atau ‘AM adalah emulsi yang terdiriatas butiran ait yang terdispersi ke dalam minyak. Dipinda dengan CamScanner ‘abel 1. Emulgator 4. Derivat Selulosa ‘Tabel 2, Rancang formula 4. Hasil dan Analisa Pada penelitian ini objek yang diteliti yaitupembuata emulsi menggunakan tiga femulgator yang berbeda yaitu CMC Na, MC dan —_kombinasi untuk mengetahui pi Replikasi FL Fn ru T[2]3t[2[3h]2 Wings | 717 17/7 17171717 kel Pembuatan —emulsi—_biasanya Mas TTT TTT LS YT [IT Mines | 717 ]7] Pe] eT] 7 Bahan Bask led 1 a at Mingo [6 [6 [7/6] 6] 6 [7/7 Minyak —[30mi [30m 30 mt led Sarak 6 {6 16/6 ]6 16/7] 7 MCNa [OS® |= 05% Raw |7]7]./ 3 | 2] s i MC > ie YOs% a 7 on petbandingam sift fisiknya emeen, | | BIB. | 018m: | O18s asl pengamatan tabel pH pada — formula I didapatkan basil rata-rata pH adalah Mossel [See | Gaae [ones 67 , formula It didapatkan basil ratarata pH Gierol [5% [5% [5% adalah 6.4 dan formula 11 didapatkan basil : rata-rata pH adalah 7. Hasil pengamatan ini Sorbiot [5% [5% [5% sesuai dengan standar yaitu pH saluran cera wader bad Pad 00a TO mara $ — 7. Hal ini menunjukan bahwa ° io [a fm penggunaan CMC Na, MC dan kombinasinya ey tak dari seg pH menggunakan emulgator dari derivat selulosa yang merupakan hidrokoloid yaitu suatw Kooloid yang mempunyai afinitas terhadap air dalam hal kemampuannya untuk berinteraksi dengan sir, larut dan terbagi merata di dalamnya, Pada umumnya viskositas derivate selulosa akan turun dengan adanya pemanasan. Tingginya temperature dan lamanya waktu emanasan sampai terjadinya penurunan viskositas herbeda-beda—_tergantung viskositasnya. 3. Metode Penelitian ‘Objek penelitiaan yanag akan diteliti adalah formulasi dan ji sifat fk emulsi ‘inyak jarak(oleum rcini) dengan perbedaan emulator derivat_selulosa. Sampel yang ‘diambil adalah hasil pembuatan emulsi dengan emulgator CMC Na dan MC dan kombinasinya yang didapatkan dari populasi ‘emulgator derivate selulosa Dari analisa data di atas kemudian dilakukan ji statistic menggunakan SPSS vers 15 cara One Way Anova dengan tingkat kesalahan 5% dan tingkat kepercayaan 95%, mova Zz smo foe | 2 Tutooe| eT ae Sa as frenoner'| oe] e] a Pada hasil tabel_ anova diperoleh F hitung 27,000 > F tabel 5,1432 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada perbedaan penggunaan CMC Na, MC dan ombinasinya terhadap pH emulsiminyak jarak. Data anova dilanjutkan dengan uji statistic cara T-Test dengan tingkat kesalahan 5% dan tingkat kepercayaan 95%.. singe Dipinda dengan CamScanner Dipinda dengan CamScanner Dipindal dengan Cam Dipindal dengan Cam Novneet Sharma! ii Shoradendy Mishra’ Suryadey Sharma! Rohan D. Deshpande* Gxpicatons of nano: Dre aug of eiectve aug efcacy con ter (Division of CBRN Detence. nitute of Nuclear Medicine and Alied Sciences. Big. S.K. Mazumdar Rood, Doth 110 054, incia, ‘Dept. of Pharmaceutics 15S Cobege of Pharmacy, 558 S70015, nck Gropertes oF Me ug boernental aeugy Nonoemusions — ore colloidal fapersions composed of an of phase, aqueous phase, surfactant ond co surfactant at appropiate ratios. Unie coare emulsions micronized with extemal energy. Nanoermuttions are based on low Interfacial torsion. This is achieved by oxking © comactont, which jeadi to spontaneous formation of a themodynamicaly stable nancemution ®. The fem 'Nancemusions’ is offen used to designate emusions with the internal phase droplets smatier than 1000 nm 8 The Nanoemutions ore clio relened as mint fermutions, utrafine emutions ond submicron ‘ermusont *. Phase behavior studies have shown Covered Scope B Umbeve Chev? | October - December 2013 | Vot 5 | nue 4 | ISN 0775-7344 | Preparation and Optimization of Nanoemulsions for targeting Drug Delivery hough riewat n rore-er om, maw for nanoparticle preparation. & i the lot few years Mat arect mariy © pharacy ard courenct Theve recent applications Rave maze Mat ude on opterastion methods tg Nano erruiuon Breparaton be Noncemuason & beng oppled to enhance ie scunily ond Woavalanity of water reskible aug The nonouzed apie leading 10 on encrmo nereate Fiertoce ec onodged wih noroemuson woud fence Me ROSDOT coment Becoue offs eeroved Grug toubLZaton Capacty ‘ong thet Prepaaton and morcverrent of boa aay Of ug Me review i foci On Me mot recent Berake cn development of nono-emuawars a: that appICatON Produc and on the opkmaaton of Mer preparation Keywords: Noncen aon Applications targeting aug debvery Optmaation Copyright © 2013 By 1vPF Aa rights reverved Open Acces Contents tet 4. Drug Dev. & Res “eruiors m Coreumer product are beng developed. reawrervert formations tor rugs has ong been a mae tak becovie seety tested By irstablty OF Poot LoLbilly A he vehicle Tecenty Mere has been 9 Coraderatse oA ac ton 1 ebvery Of MODE ob wel Ot PyStOpNOoe ug as Og that the size of the droplets & govemed by the| sutoctont phase suche —bicontinuows| microemutsion or lametas) at the invention point induced by either temperature or compotion Studies on Nanoemusion formation by the phase lnvenion temperate method have shown a| rwinionship between minimum droplet size ond complete schibitafon of the of in microemuion bicontinuous phave independently of whether the init phase equiitxium is single or muttiphase. Due fo ther sma droplet size, noncemutions posers stabilly agains! sedimentation or creaming with Ostwaks rpering| forming the main mechanism of Nanoemution| breakdown. Nanoemutions are prepared by the| spontaneous emuitification method _ftiration| Toe 1 Orog Dev Ber October December 2010, 5 fe) 37-48 10 2013 Nevneet Sharm et a, publaher and licensee IVPF. Ths san Open Access artice which permits unrestricted ‘noncommercial ute, prowded the orignal works properly cited Dipinda dengan CamScanner KESETABILAN EMULSI FORMULASI PESTISIDA BENTUK EMULSIFIER CONCENTRATE. Oleh = Ir. Sumingkrat *) Abstract. " In Indonesia, pesticide formulation mostly used is Emulsifiable Concentrate (EC). In order to get a suitable formulation in application, effective in use, stable in certain period of time and economically, stabilization of emulsion become an important thing. ‘The stabilization is influenced specially by variety and optimum amount of em: sifier used. The Industry has been interested in emulsions stabilized by blends of anio- nic and nonionic emulsifier. I. PENDAHULUAN Formulasi pestisida yang banyak digunakan di Indonesia adalah bentuk Emul- sion Concentrate (EC), ini berdasarkan kapasitas terpasang dari seluruh pabrik for- - mulasi pestisida yang kirakira 30% dari kapasitas total terpasang memproduksi EC. Bentuk formulasi EC lebih disenangi formulator, karena tidak menimbulkan penyumbatan pada alat, penggumpalan dan endapan yang mengeras. Dalam pembuatan emulsi yang paling penting adalah menyatukan bahan- bahan yang tidak larut menjadi sebuah formulasi yang homogen (serba sama) ser- ta stabil (mantap) untuk jangka waktu yang cukup lama. ‘Teknik emulsi dapat diterapkan untuk pemakaian bahan aktif yang sedikit, dan juga bila bahan aktif tidak larut dalam air, maka dalam aplikasinya bahan aktif tersebut dilarutkan dalam minyak dahulu kemudian diemulsikan dalam air. Secara umum emulsi dapat diklasikasikan dalam dua golongan, yaitu : — Emulsi minyak dalam air (o/w). — Emulsi air dalam minyak (w/o). Mutu dan kestabilan formulasi EC dalam pemakaian di lapangan banyak dipenga- ruhi oleh emulsifier yang digunakan. Oleh karena itu pemilihan emulsifier meru- pakan langkah yang tepat dan sangat penting dalam memformulasikan sediaan emul. ‘Yang banyak digunakan untuk formulasi pestisida adalah emulsifier sintetik, yaitu zat organik yang dalam konsentrasi kecil dapat menurunkan tegangan per- mukaan pelarut. Dengan menurunnya tegangan permukaan maka ketidak stabilan ‘emulsi dapat diperkecil. “IL. FARTORPAKTOR YANG MEMPENGARUIKESTABILAN EMULSI Emulsifiable Concentrate adalah bentuk suatu formulasi yang dalam pemakai- annya di lapangan dicampur dengan air sehingga akan membentuk cairan emulsi. Komponenkomponen di dalam formulasi ini adalah bahan aktif, emulsifier dan pelarut organik. Formulasi emulsi adalah suatu sistem dari 2 fase cair yang ter- dispersi, dimana fase dalam bentuk tetesan+etesan di dalam fase cair lainnya de- ngan penambahan emukifier. *) Stat Baba Penetitian Pupuk dan Petrokimia, Basi Besar Industri Kimia. Dipinda dengan CamScanner Fase yang terdispersi menjadi tetesan tersebut, mengakibatkan bertambahnya Juas permukaan. Secara kesetimbangan energi, pertambahan Iuas permukaan ini akan mengekibatkan ketidakstabilan emulsi. Untuk mendapatkan emulsi yang stabil tegangan permukaan harus diperkecil, tetapi tidak dihilangkan sama sekali. Gejala ketidak stabilanemulsi antara lain, terbentuknya creaming, sedimentasi, flokulasi dan inversi. Emulsi adalah dispersi koloid cairan satu dalam cairan lainnya. Bila eairan yang satu air dan yang lainnya minyak, maka emulsi dapat berupa air dalam minyak atau sebaliknya min; i fase yang terdispersi dan mediumnya IKlasifikasi sistem koloid, seperti terlihat pada Tabel berikut : ‘Tabel 1, Klasifikasi sistem koloid. Fase Dispers | Medium Dispers | Sistim koloid Contoh | Cait Gas ‘Aerosol Cair | Kabut Padat Gas ‘Aerosol Padat | Asap, NH4CL, Uap Gas Cair Busa Buth sabun Cair Cair Emulsi Lemak dan air Padat Cair Suspensi Sulfur dalam air Gas Padat Busa padat ‘Batu apung Caie Padat Emulsi padat | Kwarsa Padat Padat Suspensi padat | Zat warna dalam ges Secara umum dikenal 2 jenis sifat koloid : 1. Kolodi Lyophob ‘Mempunyai sifat menolak pelarut, sehingga condong untuk menggumpal menjadi fase padat yang besar. ‘Tarik menarik molekul-molekul kedua fase kecil, sehingga kestabilannya juga rendah. Kestabilan ini sangat tergantung pada adanya emulsifier da- lam medianya. 2. Koloid Lyophil ‘Mempunyai sifat menarik pelarut, gaya tarik menarik antara molekul-mo- Jekul kedua fase besar, bahkan cukup besar untuk menjadikan koloid sta- bil. Dipinda dengan CamScanner Ses Loe senyawa lain dalam suatu emulsi harus diperhati- kan, misalnya : beberapa zat pengemulsi tidak dapat disatukan dengan zat ka- tionik dari bahan aktif, asam, ion ataupun logam berat yang hampi Pemilihan emulsifier non —ionik ditetapkan bila didalam formulasi sudah ada emubifier kationik atau anionik. Bila emulsifier anionik ditambahkan pada formulasi yang telah mengandung kationik, maka akan menimbulkan interaksi antara ion yang dapat menyebabkan sedimentasi (pengendapan), karena dalam kenyataannya ada jenis emulsifier yang mempunyai struktur kimia inkor tible, yaitu dengan perhitungan HLB yang tepat belum tentu akan mem! kan formulasi yang bail. Pemilihan emulsifier yang diperkenalkan oleh William Griffins adalah kon- sep HLB. Emulsifier mempunyai bagian molekul yang larut dalam air (iidro- fil) dan bagian molekul lainnya, yang larut dalam minyak (lipofil). Jadi mi- nyak dan air dapat dicampur dengan adanya emulsifier, rantai hidrofil akan menangkap air dan rantai lipofil menangkap minyak. Dengan menggunakan konsep HLB dalam pembuatan emulsi akan didapat bentuk emulsi yang opti- mal. Kombinasi emulsifier selalu memberikan bentuk yang lebih baik dari pada bahan tunggal yang mempunyai HLB yang sama. Nilai HLB menunjukkan ke- hidrofilan suatu emulsifier, HLB menunjukkan sejumlah minyak yang dapat diemulsikan dan jumlah emulsifier atau kombinasinya yang diperlukan agar minyak teremulsi. Emulsifier digunakan untuk membantu stabilnya suatu formulasi, sebab ukuran partikel yang keeil dari bahan aktif mempunyai kecenderungan un- tuk flokulasi irreversible. Flokulasi adalah gaya tarik Van Der Waals diantara partikel-partikel yang terdekat. Pengenceran dari formulasi EC didalam air pertama kali terbentuk emulsi ‘fw atau minyak dalam air (M/A), kemudian terinversi menjadi bentuk emulsi w/o atau air dalam minyak. Titik dimana terjadi perubahan susunan minyak, zat pengemulsi dan air dari bentuk emulsi o/w menjadi bentuk emulsi w/o pada suhu 20°, dinamakan Emulsion Inversion Point (EIP). Pada umumnya nilai EIP cenderung mengurangi nilai HLB. Dengan ada- nya kombinasi emulsifier yang ditambahkan, nilai EIP minimum pada titik ‘yang sesuai dengan harga HLB dimana keadaan emulsi w/o mencapai kestabil- an maksimum. Karena dispersi dari partikel yang halus tidak stabil secara thermodina- mis dan adanya gaya tarik Van Der Waals tersebut, maka emulsifier mempu- nyai peranan untuk mengurangi gaya tarik tersebut. Dipinda dengan CamScanner Molekul emulsifier relatif mudah berpindah ke interfase, Lergantung fase yang daya larutnya tinggi. Pada fase ini daya larut emulsifier bertambah, se- dang perpindahan antar fase berkurang, Maka emulsifier harus lebih dalam fa- se eksternal dari pada fase internal. DReemeen emt gugus fungsional dan sifat-sifat elektrik meru- pakan hal yang penting dari karekteristik permukaan. Muatan permukaan ada- lah salah satu faktor yang penting yang memberikan kestabilan dalam medium ispersi. Sebuah molekul yang berada didalam cairan dikelilingi seluruhnya oleh molekul-molekul cairan lainnya, dan mer i ju rusan dengan gaya sama. gaya tarik ke r {tuan volume menjadi kecil. Kerja yang diperluken untuk memperluas permukaan pemisah antara dua cairan yang tidak tercampur tersebut "tenaga permukaan interfacial” atau tegangan interfacial. Untuk menurunkan tegangan interfacial ini maka pada proses pembuatan emulsi perlu ditambahkan emulsifier. Ill. BAHAN DAN METODA PENGUJIAN ‘A. Bahan-bahan pembuatan formulasi Formulasi EC yang akan diperiksa kestabilan emulsinya, dibuat dari bahan aktif dengan menggunakan emulsifier. Kombinasi Tween 80 (Polyoxyethylene sorbitan mono oleate) dan ABS (Aliil benzene sulfonate) dengan mengguna- kan pelarut xylene. Dapat juga digunakan emulsifier tunggal, jenis antonik atau tonik. Emubsifier jenis antonik, antara lain sodium lanril sulfat, Alkil Benzene Sulfonat, sodium laurat. Sedang jenis emulsifier non tonik, antara lain polioksietiku sorbitan mono oleat, sorbitan monoplmitat, sorbitan mono laurat dan lanryl alkohol. Pelaut yang sering digunakan untuk formulasi EC antara lain xylene, naph- tha dan pelarut hidrokarbon aromatik lain dengan titik didih rendah. Pelarut ini mempunyai daya melarut yang baik dengan kekentalan rendah dan mem- punyai sifat fitotoksik yang rendah. Bahan aktif yang digunakan untuk formulasi EC adalah jenis yang dapat Jarut dengan baik didalam pelarut. Kemudian dapat dibuat beberapa formulasi dengan komposisi yang sama tapi dengan menggunakan konsentrasi emulsi- fier yang berbeda-beda, lalu kestabilan emulsi formulasi tersebut diamati. Kemudian formulasi mengalami perlakuan pemanasan suhu 54°C selama 14 hari. Setelah itu kestabilan emulsi sesudah pemanasan diamati kembali. B, Pengujian kestabilan emulsi 1. Prinsip Pengamatan kestabilan emulsi dilakukan terhadap formulasi yang dilarut- kan dalam air baku D. Setelah didiamkan selama waktu tertentu kestabil- an emulsi diamati, dinyatakan dengan banyaknya minyak yang bebas atau lkrim yag terjadi. Dipinda dengan CamScanner PRAKTIKUM KIMIA FISIKA MODUL IX (SISTEM KOLOID) LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA UPN “VETERAN” JAWA TIMUR Dipindal dengan Camscanner MODUL IX (SISTEM KOLOID) TUJUAN: — a. Mengetahui cara pembuatan koloid dengan sistem emulsi b. mengetahui waktu pemisahan zat dengan cara emulsi TEORI: Koloid adalah partikel yang mempunyai diameter yang terletak antara 1 sampai 100 milimikron dalam suatu medium pelarut, telah kita ketahui bahwa terdapat 3 fase zat yaitu padat, cair, dan gas. Dari ketiga fase tersebut dapat dibuat 9 kombinasi campuran fase zat tetapi yang dapat membentuk sistem koloid hanya 8. Kombinasi campuran fase gas menghasilkan campuran homogen (satu fase) sehingga tidak dapat membentuk sistem koloid. Sebelum mengetahui fase zat, beberapa fase zat dengan sistem koloid sebagai berikut: Dipinda dengan CamScanner Sebenarnya istilah aerosol lazim digunakan untuk menyatakan’ sistem dispersi zat cair di dalam medium gas sehingga tidak perlu disebut aerosol cai. |. Sistem koloid fase cair-gas (aerosol) Sistem Koloid yang terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan fase pendispersi berupa gas. Contohnya adalah kabut (fog) dan awan. Partikel- artikel zat cair terdispersi di udara disebut partikulat cair. Beberapa contoh aerosol antara in : hairspray, obat nyamuk semprot, parfum, cat semprot dan lain-ain. Pada produk-produk tersebut digunakan zat pendorong (propellant) berupa senyawa klorofluorokarbon (CFC), 3. Sistem koloid fase cair-cair (emulsi) Sistem koloid fase cair-cair terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersinya juga berupa cairan. Contohnya air dan minyak. Kedunya tidak dapat bercampur terkecuali jika ditambahkan suatu penghubung yaitu detergen. Sistem koloid fase cair-padat (emulsi padat) Sistem koloid fase cair-padat terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat padat. Contohnya : keju, mentega, mutiara. Sistem koloid fase gas-cair (busa) Sistem koloid ini terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi berupa zat cair. Jika anda mengocok larutan tersebut terdapat rongga yang terlinat kosong, Busa sabun merupakan fase gas dalam medium cair. Contohnya : sabun, detergen, protein dan tenin, , Sistem koloid fase gas-padat (busa padat) Sistem koloid ini terbentuk dari fase terdispersi berupa gas dan medium pendispersi berupa zat padat yang dikenal dengan istilah busa padat, sedangkan dispersi gas dalam medium cair disebut busa. Contoh fase busa padat adalah karet busa dan batu apung. Dipinda dengan CamScanner KIMIA KOLOID DAN PERMUKAAN ida fot lems |e is a espn eigen thenan) Ae mmtar apenas: Ags repent ua oman aut Na enatinat 4 Dwi Hudiyanti Sifat-sifat dari kedua jenis koloid tersebut diberikan olch Alexander dan Johnson (1949) dalam tabel | berikut: Tabel I, Sifat Sistem Koloid Liofit Liofob T. Sistem dengan Konsentrasi _fasa terdispersinya tinggi biasanya tetap stabil 2. Tidak terpengaruh oleh elektrolit- lektrolit dalam jumlah yang relatif kecil, Elektrolit dalam jumlah besar akan menyebabkan ‘salted out” 3, Stabil terhadap dialisa dalam waktu 4, Residunya setelah pengeringan akan menerima medium —_pendispersi Secara spontan, So ROag last MeHighasitiaa get 6 Biasanya memberikan sinar Tyndall yang lemah 7. Kekentalan sering sangat tinggi dari mediumnya T. Hanya sistem dengan Konsentrasi fasa terdispersinya rendah stabil (kecuali terdapat lapisan penstabil yang bersifat liofil yang padanya, stabilisasi sterik) 2 Sangat mudah mengendap oleh adanya elektrolit. teradsorbsi 3. Tidak stabil terhadap dialisa dalam waktu lama, karena _hilangnya elektrolit diperlukan untuk stabilisasi, (kecuali untuk sol-sol liofob yang memiliki gugus-gugus ionik yang mauldal terdisosiasi pada permukaannya. Misal : -COOH, -SO;0H,-NEb*) 4, Terkoagulasi secara ireversibel pada pengeringan 5. Koagulasi — menghasilkan kecuali sistem yang pekat. granula 6, Sinar Tyndall dan hamburan cahaya Sangat jelas. 7. Kekentalan naik sedikit (hanya untuk sol yang encer dan stabil dengan BAB V. SISTEM EMULSI V.1 |EMULSI I Emulsi adalah suatu dispersi atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang lain dimana molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi saling antagonistik. Air dan minyak merupakan cairan yang tidak saling berbaur, tetapi saling ingin terpisah karena mempunyai kepolaran yang berbeda. Pada suatu sistem emulsi terdapat tiga bagian utama, yaitu bagian yang terdispersi, terdiri dari butir-butir yang biasanya terdiri dari lemak. Bagian kedua disebut media, pendispersi yang juga dikenal sebagai fase kontinyu, biasanya terdiri dari air. Bagian ketiga adalah zat pengemulsi (surfaktan) yang berfungsi menjaga agar butir-butir minyak tadi tetap terdispersi di dalam air. |") Jika fase terdispersinya minyak maka sistem emulsi disebut emulsi minyak dalam air (o/w), dan jika air sebagai fase terdispersinya maka sistem emulsi disebut emulsi air dalam minyak (w/o). ‘Ada beberapa cara dalam menentukan tipe emulsi yang terbentuk yaitu: 1, Umumnya emulsi minyak dalam air (o/w) mempunyai tekstur seperti susu dan emulsi air dalam minyak (w/o) seperti minyak. Tipe emulsi dapat diketahui dengan melarutkan zat warna yang dapat Jarut dalam medium pendispersi. 2. Umumnya emulsi minyak dalam air mempunyai konduktivitas elektrik yang lebih tinggi daripada emulsi air dalam minyak.”) Emulsi umumnya tidak stabil tanpa adanya zat ketiga, yang dikenal sebagai zat pengemulsi (emulsifier/surfaktan). Surfaktan adalah suatu bahan dalam suatu sistem dengan konsentrasi rendah yang mempunyai sifat terserap di ‘atas permukaan (surface) atau antar permukaan (interface) dari sistem dan mengubah energi bebas permukaan atau antar permukaan sistem. Surfaktan selalu menurunkan energi bebas antar permukaan, walaupun untuk tujuan khusus dapat dibuat sebaliknya. Efek-efek ini dikenal sebagai aktif permukaan (surface aktif). Istilah “antar muka‘* (interface) menunjukkan batas antara dua fasa yang tidak 41 FORMULAS! DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN. EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK Faridha Yenny Nonci , Nurshalati Tahar, Qoriatul Aini' ‘Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan limu Kesehatan, Universitas liam Negeri Aauddin Makassar ABSTRAK Telah dilakukan formulasi, uji stablitas fisik, dan aitivitas sediaan krim susu kuda ‘Sumbawa dengan emuigator nonionk (kombinasi tween 60 dan span 60) dan anionik (kombinasi asam stearat dan TEA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan konsentrasi emulgator yang baik tethadap kestabilan fisik krim susu kuda Sumbawa. Uji stabilitas sediaan krim ditentukan berdasarkan pengamatan organoleptk, tipe emuisi, volume kriming, viskositas, tetes terdispersi, daya sebar dan pHpada kondisi sebelum dan ‘setelah penyimpanan dipercepat pada suhu 5°C dan 35°C. ji aktivitas pada krim susu kuda ‘Sumbawa dengan emulgator anionik konsentrasi 2%, 3% dan 4% dan nonionik konsentrasi 2%, 3% dan 4%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa formuia kim susu kuda Sumbawa yang menggunakan emulgator nonionik mengalami pemisahan fase setelah penyimpanan dipercepat. Kondsi penyimpanan dipercepat_memberikan pengaruh yang signfikan terhadap viskositas tiap krim.Emulgator anionik dengan konsentrasi 2%, 3%, dan 4% dapat ‘membentuk krim dengan stabilitas fisik yang baik, dan diamati ketiga konsentrasi diperoleh stabilitas fisik yang balk pada emulgator anionik dengan konsentrasi 4% pada uli stabilitas fisik, organoleptik, pengenceran, dispersi zat wama, volume kriming, daya sebar, dan viskositas. Kata Kunel : Krim, Susu kuda Sumbawa, Stabilitas, emulgator PENDAHULUAN memberikan indikasi tentang konsentrasi yang digunakan. Sebagal__aturan, ‘emuigator dengan konsentrasi 2% adalah jumiah yang cukup dalam suatu formula walaupun konsentrasi yang lebih kecil dapat memberikan hast yang lebih balk Jka konsentrasi emulgator lebih dari 5% maka emulgator akan menjadi bagian tama dari formula dan hal ini bukaniah tujuan dari penggunaan emulgator’ ‘Susu kuda Sumbawa merupakan salah satu susu mumi hasil perahan kuda far yang diternak oleh petani organik di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia’. JF FIK UINAM Vol.4 No.42016 eae CHEMICAL ENGINEERS’ 8TH EDITION “e — a DON W. GREEN ROBERT H. PERRY — oe ee) em, siege me | saab ais Gtto4so Nast wos | seit . GROANS we | Se € saa | Ae ‘ 3035 jolie t ‘ tos | Se i set : £ do | lie Py P ioe LykeraMeprmines — | € im | Ty isa ie ms 1aKE2 SaNlec 3 eth ca man ome » : - tender Abie (aor) coucomcno won | ake 1s \ ay Siheamenonyeae ts Anche sa lem cileea cent z e nd lip) ‘soe i imc bY etx . — : Eee ie SSR, cuano “ teneling : — i i 4> 0 a —" homie. van 14 no i i bet ena cSialneea 2 aed - aw chest ‘ie at we aaa tego es : : = Henle ‘an 5 230 Wise heny Yoon Yori Yeu te come irene <—— ride reeide Indrani wide sits inci) =n — hope tse sila (coi) siete Words atut wera oxo, UOANO 61149 vosoeaio INO, He ¥ Vet, veh, vel, 0, 0, VO. V0 voc! Woxa vod, Do xe wy Y i ZalCH.O de Zucato,yan. 00 acl, alCN), ‘51010, Jal alNOD-6UO 0 0 a0, Zul: 0510 aS0, ‘Zas0¢ M0 shat Skat wat Brig Le west 0 g BESke & ee a8 ee 21500, expla Se “yr aw rey on imbLin we. 110,100 oo ne on 61.0105 1100 rer ay ad, a ‘ \ oer ‘ine -” ed vg ue oo" a os coms | da. ‘coos oo" 510" as ~e ‘coon ‘coma oom - om ® suse we a, ale ail, wae secalk Nt, Salk, NILOH SHINO HSO4 ap, ae fae Kibale Sth a ete a, SHINO, Halk weak seca La ws HNO, SND, al. x0, adil ah KOHL Sarl ea a. ved SE NHOML alt SEs alke NII: Vag St 1 dew vets Mt KON, Nt ale a Salk, NHOw Sale NH aq, WwiLj.00, ve fe evall, NECA XH, ENHOI da sia Asc abs sy erate) gat GOGH NI EMOGueNI GnoGn, ikon CoHiO, HO-Cat.so,Hevtt.o GaHCH;CHO GMACHACOH. GHCCH EMSGHENE, GHG, GMycHL.Ch GHNHCHCO GUNILNT TENNIIGHSO,IT CHNCO ae REFERRERS 23 LO SREEEE F BPE FR BEE TR RAFS BRETEEREEEFS RRR ie Fags an Hg ettire peepee F Peirerrictccsiersarit SKRIPSI — TK141581 STUDI PEMISAHAN' BITUMEN DARI ASBUTON DALAM MEDIA AIR PANAS, SURFAKTAN SODIUM DODECYL SULPHATE (SDS), DAN SODIUM TRIPOLYPHOSPHATE (Na;P30,9) Oleh : Sukron Nursalim NRP. 2313100045 Rofi Arga Hardiansyah NRP. 2313100067 Dosen Pembimbing 1: Dr. Ir, Susianto, DEA NIP. 1962 08 20 1989 03 1004 Dosen Pembimbing 2: Fadlilatul Taufany, ST., Ph.D NIP. 1981 07 13 2005 01 1001 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017 2.2.2 Surfaktan Sodium Dodecyl Sulfate (SDS) Surfaktan merupakan suatu' zat yang memiliki kecenderungan untuk menurunkan tegangan permukaan. Salah satu sebabnya adalah karena surfaktan memiliki gugus hidrofilik di satu sisi dan hidrofobik di sisi yang lain. Pada sebagian besar surfaktan, bagian hidrofobiknya berupa rantai hidrokarbon, yang memiliki panjang rantai 12 hingga 18 atom karbon, dan bisa pula mengandung cincin aromatik (Cullum, 1994: 17). Natrium dodesil sulfat adalah surfaktan anion yang biasa terdapat dalam produk-produk pembersih, Garam kimia ini adalah organosulfur anion yang mengandung 12-ekor karbon terikat ke gugus sulfat, membuat zat kimia ini. mempunyai sifat ambifilik yang merupakan syarat sebagai deterjen. SDS bisa juga disebut sodium lauryl sulfate merupakan jenis surfaktan yang sangat kuat dan umum digunakan dalam produk-produk pembersih noda minyak dan kotoran. (pubchem.ncbi.nlm.nih.gov . 2017). Klasifikasi_ surfaktan berdasarkan sifat' dari gugus hidrofiliknya dibagi menjadi empat golongan yaitu: 1. Surfaktan anionik, yakni surfaktan yang bagian hidrofiliknya bermuatan negatif. Yang termasuk dalam surfaktan anionik, misalnya sabun, RCOO’; alkil sulfat, RSOs. 2. Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian hidrofiliknya bermuatan positif. Yang termasuk dalam surfaktan kationik, misalnya garam alkil trimetil ammonium RN*(CHs)s; garam alkil trimetil benzil ammonium RN*(CH3);CH,C,Hs. . Surfaktan nonionik yaitu surfaktan yang bagian hidrofiliknya tidak bermuatan. Yang termasuk surfaktan nonionik, misalnya asil dietanolamida, RCON(C2HsOH)2; etoxylated fatty alcohol, R(OC)H,),OH. w 16 (8 MedCrave International journal of Complementary & Alternative Medicine Colloids and Colloidal Systems in Human Health and Nutrition Act CGlokds and sollaidal atoms are extent te life They are ectrenels useful, (oem lndnyrernatee, fe any conte tial aie lohan natin an wel, ‘Tey andion in everybody cal ir the bend, and in all bedy Huids, expecay tte iatertellaar Twigs, ermerly known as “hunours” Therfore, intemed Sdeutanding of catelds and their attendant phenomena, as well a8 the haton erat ng pieciple, to entance xmas heath cons derabhy Saincued 1 the article Calloldal wience ls relatively young, howeret, and (te wember of quiliied experts te few compared ca wher areas arionce. Maiton, moe wody in wollads has bee cenfived to (odustria presses. ving fomnd use in sgrcalture, ne concrete industry horticeltue, the floral (tee mining ler eploting sod soma, tm name ne alle vey Pave ‘qecite application in almost ver) form ef bumat endewout Each ofthe few {foertateas ust menoned cin be bres Gown iat extensve sMbMivWl00 38 recedin thie wire Keynes: Clit; Callaidal Chemiatry: Collodi iver, Healthy Nubtional Value 3 ames 2016 ‘bert 0 Youne” vert Mates mig Comp Ut “Lerrmpunding iter! abet O ane trae a $3pe a ale Conte Carin 900 A eal Mic imag as 12610 barb Bo {Say ta Ctra 407 SR Tt Geant rte com ected unary 1.2014 Rated sy 27,2004 ‘epplemencs Genctal Information Definition of terms Amate-ial system mw sichone kind of matter usually inthe form, ff fne particies, is dtributed mare or less evealy throughout (mothe? ke called dopersion. The term calold ie ecually apphed litter to a particle of matter falling wi hina specited size range. collaida systern, which is a combination of particles ara a ‘dietaleing mectur, Lea dpe sie: Anthisensay,calloa w lt reer A partclecon art eadlcal tren te the dersinn A calla ‘ysem may consist of one kind of ealold or 2 comsiaation of Solid, ljuld or gas colloids disperved inthe medium. dsscntially, article sine dutinguiches colbidal eyteme from other material sysiens, such a8 suspensions anc soutiens (suspersiors hwve larger particles and solutions tave smaller). assitication of dispersions In 192% H Freendich clasiied dispersions into thres basic atrgories: true selutions, coloidal soluions, and emusions/ Supensiors. There were four parimuters fo" categoriang aporsion (1}paricle st; (2) roweian mow ment fmarermsnt ofsusprndedpartides resulting ro-theinpac of molecules of he ‘weflum); (3) ability topass through ordinary Stet paper; and (4) level ofsolabily. P euadlil’s success catego lag dpe sons ‘at somewhat limted due to the laboratory e uipmest aaiable ‘achat tine. As 2 result he ant his eontemperares had to ‘leila the sie ofthe particies. The ble below wetiies these ateqories of elutions (Figure 1). ila cut y late, ue Ruslan see ts. 33 Yuytahy wrote is book o> ellocal ernest. and his firings (1). Particle tae wae stil ef major importance in dieing sehing sysens (rom one anether, bt although the range of particle sues he dagram ms the same as that orighuly calculates the ‘Atiereney be thatthe ermilina/erepension lewd i divi Inte the micro heerogencous level (xext up from caloital) and the arsely dispersed system Voyttsky’s term for a true soletion 1s the ure accurate muleculaly clapersed szaten, bs which turtidles tend to be belew + nanometer (nm). Though particle ‘Sie ls critical in xaking dstisctiens among systems, eact points Of transiton between the varios dagrees {dispersion cannot ‘me cabled. Rather, there ie continuity muck Ike the eslow transitions is a rainbow. Even so, colloida. systems are quite Afferent Yom micro-heterogene.us ones, wich do not have the ery ange total sr ane aa wf eaoids, | eee te ec Tenet ow — — Se — ee I ? i El 1 Campion A nl 3463 0005 Deepa Presiding Seminar Nesinnsl Biatik 2018 SBN: 978-602-60401-9-0 PEMBELAJARAN PROBLEM BASE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN, KEMAMPUAN MAILASISWA PADA MATERIKOLOID Malis "gms Sui Pandan Kira PT UN A Raicy Band Aco [ i i H i if | E i i tPF Fr i E i H i i i iH i 1 Hi | t E | i Serie ont appleten of amg pce rnd! won stuns tees ene sdeau’ sbibty © kam a abjec Fer example, Fur expic, a Probes (aw Learning tmadel ‘acter ou colkad subject This leaming suds! lps wankeds kaowiodps and undsrmana of the rela to jo sberact Thon teearch war comiased on the sindcas of Chemaery Educasoe Progern IN Arrery Aceh, by wig ane group pertest and pests deni abyacta bebe hearg given texment woth lareng monk! Problem Hane Learsang, fest dee by prs sa then ste Irani done pst es dre the ‘adeat aban. Hanod os thereat ‘sbecrratons Sound the abbey of atadent to sty calla ayect ow Lver, expecially wif the colin caracer and cold eye. fn eth The ruconcepeam shia wan cccured wes exphiring te reovcrnca of ceded picks ot {or lieonm misece Tye fice ana warface anc. Wewcarch subjects of Chemical Edacatane are 82 sadeae and dat ayes techeagoc want toe ane pescctage The uit ef teu OunCe a 2% nignificance Level ia 2008, wa er 20,08 > 1,99. fx cmcaion, leasing wth Problem Hane ‘model can radon abubey 10 wealy colend eabject, te of Lemaig mel cm ere sathough the percentage (Kaee Kune Frotiew Bane Learnone, Kaked dan Kemampunn mafia, [ PENDAHULUAN cmbclaperan peda habikstnys adalah (2003) menyatekan kusbitin pembclapean hare tmadasiswadergan —lingkinpinnya, pendiditan. Leth laut ia menjclaskiin, dake (ching bik (Mulyasa, 2005-100). Numnabali, dk ditermukan — seategi tas pendiatu Pombolgieras Problem Mase Leorsing ata: Mexinplasion Kemampascn untuk meaphemburkan cabsys dengan porjang ‘yang Ichi panjang (Petrucci, Ralph Hi, 1987-12129) ‘Sifat ined ini tend: dari dua gerakan, ‘yaitu gerakin termal dan gerakan alibat pays eee (Petracci, Radlph H, 1987-126-129). ‘spirinus, sir lat, bens, dass dara bersih. Jenispenelitian menggumakian jens cope Miers fguary experiment) denpe (Aviloumto, 2010124) Ketcranpen: Ty = Texawall schelun pemberian perlakuan Ts Tenabbir setelih pombcrian polakusn X- Peelakusn denpe: mencrapiten pestbclajares model Proflom Buse Learmeny Sihjek penclitian dalam pone xi solalah makcedsa yap mcaparcl reals kulish pada micsi Koloid, yang berjurii 32 ceang pada Program Stud Peadalikson Katia, Fakultex Tarbiysh dm Keguruim (FTK) UIN As-Rasiry Acch Mg Mare dar pectin tox awal dergas (as shee Nd Deviant emnsng-amensing sib 2 2 juenlah kumar deviant N= Saja amped db « ditentakan oleh N-/ (Untuk manporuleh Mu diyemahies russ ms xd = Keiteria pengujian set dipercled dari daar distribuod 1 pada taraf sigifikan a = 0,05 ddan dersjat Kcbebasan db=N-f. Adapun criteria Menyatuian “Tidak terjali perbedasn secsea sigiGikan Inasil tex antars te seal dan tes Me seaiohs Memarat Duch (1995) dalaen Shoumin, A (2014130) mengemsbulie penpetion dark mall Prabiem Baw Leerning ysit muadel Laregkah pembelajarien suoled tersebut smemurut Triste (2007-7) sebagai bevikut : ‘Tahupen pertama. yaits proece orients’ poxcita: Mid pela masalah, Dilan tahapan ini Porras yary menyeeekan bajtein pemiselay scan lopask — yang diperlukan, — memutivn smuhascewa poserta dik level dalam ativan fpomssshan musa dan steneayshin: mala (Chang, 2005-13), Koil mcrapelan salah sats ‘materi ineia yang membahis tentang suid besmuk campuran Gc persian homage: ejenis} menjadi heterogen. Compara rschat smerupakan heathen ators larutan dan soppcrod. Sears makzukopis Kuleid tarpak homoge, skin tctapi sebenamya Kuboidd terpodong ‘camparan heteruges, Karena perbedasn partic! Rodis fase Lolaid emai dapat eamali din dibalakan secure malzokopis, Salem daperi ‘elalah soem denearas sual Zat Icha hulu sls ewdapeni diam sat Ikin. Kolbid merupuie suite sistern dinpersi, Karena tewdisi dari dua Fane, pail fine terdoperi, dat Gane ponkapert. Koload memiliki lant permitasn, ssisaleys mengamatilarutan yobs atid larutan garam, pattitelnys mini mengandang lebdt dart emu svokckul ian seta tidak cttup bee 2 Yayuk Astuti, S.Si., Ph.D. dan Permukaan ri SISTEM KOLOID LA, Deskripsi Singkat Bab 1 ini berisi penjelman tentang pengertian koloid, ukuran partikel, jenis-jenis dan contoh-contoh kolold, Jaga ditwhas sedikit mengenai komposisi dan cara pembuatun koloid, Sistem koloid pada sintesis material hismut oksida juga akan dibahas. 1.2. Capaian Pembelajaran Pokok Babasan Matnpis meinahaii (C2), mengkonstruksi (PM) dan mendliskusikan (A2) tentang sistem koloid, 13, Penyajian 1.4.1, Sistem Kolaid Ibtilah koloid berasal dari hatasa Yanani yaitu dota yang berarti ferekat yang dikemukakan oleh ‘Thomas Graham (1861), Koloid tidak numpo melewati membran permeabel sedangkan gula, urea dan natrium Klorida dapat melewati membran permeabel. Sistem Koloid ‘Sistem koloid dapat ditemukan dalam kehidupan schari-hari. Sebagai contoh cat adalah sistem koloid yang merupakan campuran heterogen zat padat pada koloid yang tersebar merata dalam zat cair, Demikian pola, udara dan debu didalamnya merupakan suatu sistem koloid. lalu apa yang dimaksud dengan sistem koloid? bee Si Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar), contohnya lem, kanji, santan, dan jeli. Analisis sistem koloid diawali oleh percobaan Thomas Graham, Thomas Graham menemukan bahwa berbagai Jarutan misalnya HCI dan NaCl mudah berdifusi, sedangkan zat-zat seperti kanji, gelatin dan utih telur sangat lambat atau sama sekali tidak berdifusi. Ia menemukan waktu difusi relatif ‘untuk berbagai zat. Oleh karena zat yang mudah berdifusi biasanya berbentuk kristal dalam keadaan padat, Graham menyebutnya kristaloid. Sedangkan, zat-zat yang sukar berdifusi disebutnya koloid, Istilah koloid berasal dari bahasa Yunani, yaitu “holla” dan “oid”, Kolla berarti lem sedangkan oid berarti seperti. Dalam hal ini yang dikaitkan dengan lem adalah sifat difusinya, sebab sistem koloid mempunyai nilai difusi yang rendah seperti lem. Untuk memahami sistem kkoloid, kita dapat membandingkan tiga jenis campuran yaitu campuran kopi dalam air, campuran garam dalam air dan campuran susu dalam air, Ketika kita mencampurkan kopi dalam air, teryata kkopi tidak Jarut dalam air. Walaupun campuran ini diaduk, lambat laun kopi akan memisah (mengalami sedimentasi). Campuran seperti ini kita sebut suspensi. Suspensi bersifat heterogen, tidak kontinu, sehingga merupakan sistem dua fase. Ukuran partikel tersuspensi lebih besar dari 100 nm, Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (Gambar. Campuran ait dan kopi Yumihe Mose, 2014 Penerapen Model Pembeiajoran Predict-Observe-Explain (POE) Pods Mater! Koloid Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis den Keterampilan Proses Sains Siswe Universitas Pendidikan Indonesia repository.upl.edu perpustakaan.upl.edu Kolold liofil (suka catran) : koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang cukup esr antara fase tenispersi dan medium pendispersinya. Contohnya, disperst kanji, sabun, deterjen, dan protein dalam air. Koloid Tiofob (tidak ska cairan) : koloid di mana terdapat gaya tarik menatik yang lemad ata hahkan tidak ada gaya tatik menarik antara fase tenlispersi dan medium pendispersiaya, Contohnya, dispersi cmas, Fe(OH), . dan belerang dalam air. ‘Tika medium perudispersi koloid ini adalah air, maka istilah yang digtnakan adalah koloid hidrofil dan koloid hidmfob, Contoh keloid hidrofil > protein, xabun, deterjen, agor-agar, kanji, dan gelatin. Contoh koloid hideofob : susu, mayanaise, sol belerang, sol Fe(OH), , sol-sol sulfida, dia sot-sol logam, i 3 | f ? 2 & 3 Reaksinya : FeCl, + 3H,O — Fe(OH) + HCl ‘Saat larutan FeCl; ditcteskan kedalam air mendidih, hus terjadi reaksi antura ion-lon OH? dengan FeCl, membentuk Fe(OH); Ukuran purtikel-prtikel Fe(OH), yang Aerbeatnk lebih hesar dari ukuran patel larutan sejatl, tetapl tidak eikup bestr nuk rmengendap, Selain its, Fe(OH)s yang terbentuk terstabitkan dengan adanya ean Histrik akibat terdsorpsinya ion-ion Fe, Hal ini menunjukan bahwa Fe(OH, merupakan i 2 Reaksi Redoks umee Mose, 2014 "Model Pembelajaran Predict-Observe-Esplain (POE) Pade Materi Keloid Untuk Meningksthon Aeterampilan Berpikir Kritis aan Keterampilan Proves Seine Siswe Universitas Pendidikan Indonesia reDeritory.upl.edu | perpusaksan.ups edu ccc Reaksinya sebagai herikut + 2AuCh +CH)COH + 3H;0 — 2Au + 6HCL+ CH;COOH iss pertumi-tams terbentuk dalam keadasn atom bebasnya, kemudian membentuk agregat seukuran koloid yung selunjutnya distabilkun oleh adanya ion OH" dart hidrolisis sir yang teradsorps cpermukaan koloid seaksinya : NayS30)+2HCI—+ 2NaCl +H3S0) +S. ‘Terbentuknya portikel berukuran koloid kirena belerang yang terbentuk akaa beragre gat ying makin lama semakin besar sammpal berukurin koloid akin tetapt, bili komsentrasi perenksi dan suhu reais) tidak dikendalikan, dispersi keloid tidak akan terbentuk sehaby ppartikel belerang akan tumbub terus menjadi endapan yang tidak larut dalam air. pit HI in Faq Hy te Ei a Be FT it FEE Pengadukan, Adanya pengadukan ini menimbulkan agregat endapan terpecah menjadi agrogal-agregat yang lebih kecil mengju wkuran koloid, Penggnbungan kembali agrepat ‘Yumine Mase, 2014 Peneropan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Pudo Materi Koloid Untuk Meningkathan Ulversta lan Berpikir Kritis don Keterampilan Proses Sains Siswa Indonesla | repesitony-upl.edh | perpuatakaan.upl.edy yang berukuran koloid dicegah dengan adanya jon-ion yang teradsnepsi «i permukaan koloid, ‘Contoh : pembentukan kaloid Fe(OH); dari suspensi Fe(OH), dengan cara penambaban Jarutat FeCl; kedalan suspen Fe(OH) dalam air dan mengaduknya, homogen. Contohaya pada pembuatan susu. ‘Yume Move, 2014 Fenerapan sodet Pembelajaran Predict-Observe-Exptoin (POE) Pada Matert Kalold Untuk Meningharkon ‘Neterampitan Berpikir Kritts dan Keterampilan Proues Sains Sinwo Universitas Pencidihan Indonesia repository. upl edu | perpustasaan.upt ed

You might also like