You are on page 1of 18

Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632

Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN DARI PELAKU


TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL
(Legal Protection of Children Victims from Criminal Actors of Sexual Violence)

Diana Yusyanti
Badan Peneltian dan Pengembangan Hukum dan HAM
Kementerian Hukum dan HAM RI, Jakarta
deon.zus@gmail.com

Tulisan Diterima: 29-09-2020; Direvisi: 08-11-2020; Disetujui Diterbitkan: 10-11-2020


DOI: http://dx.doi.org/10.30641/dejure.2020.V20.619-636

ABSTRACT

Cases of sexual violence against children at the time of the Covid-19 pandemic continued to increase,
both perpetrators of sexual violence against girls and boys perpetrated by paedophiles and also by child
prostitution businesses, even though Law Number 35 Taun was in place. 2014 and Law Number 17 of
2016 concerning child protection which further exacerbates the sanctions for the perpetrators, apparently
they have Nomort had a deterrent effect. The research method used in this paper is to use Nomorrmative
legal research methods through the statutory approach. The conclusion is that in handling cases of sexual
violence against children, law enforcers often use the Criminal Code (KUHP), even though the Child
Protection Law can provide better protection for children as victims compared to the Criminal Code
because the KUHP has Nomort regulated rights. -the rights of children as victims to obtain legal
guarantees that can alleviate losses due to sexual violence and the perpetrators of very light penalties as
stipulated in the Child Protection Law. Apart from that, the existence of children that have been regulated
in the Criminal Code and several laws and regulations have Nomor similarity in the category of child age
limits. For this reason, it is suggested to formulate rules in the Criminal Code concerning sanctions for
perpetrators of sexual violence and legal guarantees for children as victims. Besides, there should be
uniform rules regarding the age limit of children.
Keywords: legal protection; children as victims; sexual violence

ABSTRAK
Kasus kekerasan seksual terhadap anak pada saat pandemi Covid-19 terus meningkat, baik itu pelaku
kekerasan seksual terhadap anak perempuan maupun anak laki-laki yang dilakukan oleh pelaku kaum
pedofil dan juga oleh pelaku bisnis prostitusi anak, meskipun sudah ada Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2014 dan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2016 tentang perlindungan anak yang lebih memperberat sangsi
bagi pelaku, ternyata belum juga mempunyai efek jera. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan
ini adalah menggunakan metode penelitian hukum normatif, melalui pendekatan Perundang-undangan.
Kesimpulannya bahwa penanganan kasus kekerasan seksual terhadap anak, penegak hukum seringkali
menggunakan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), padahal dalam Undang-undang
Perlindungan Anak dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi anak sebagai korban
dibandingkan dengan KUHP, karena dalam KUHP belum diatur hak-hak anak sebagai korban dalam
memperoleh jaminan hukum yang dapat meringankan kerugian akibat kekerasan seksual dan pelaku
sangsinya sangat ringan seperti yang sudah diatur dalam Undang-Undang Perlindungan anak. Selain itu
keberadaan anak yang telah diatur dalam KUHP dan beberapa peraturan perundang-undangan tidak ada
kesamaan dalam kategori batasan umur anak. Untuk itu disarankan perlu dibentuk aturan dalam KUHP

619
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

tentang sangsi bagi pelaku kekerasan seksual serta jaminan hukum bagi anka sebagai korban. Selain itu
perlu ada aturan yang seragam tentang batasan usia anak.
Kata Kunci: perlindungan hukum; anak sebagai korban; kekerasan seksual

PENDAHULUAN Ada 14 kasus kekerasan seksual pada anak yang


kini ditangani Polres Parepare. Kalau dibanding
Akhir-akhir ini di berbagai media seperti Januari hingga bulan Juli 2019, kasus kekerasan
media cetak dan media online banyak diberitakan seksual 2020 dengan bulan yang sama ini
adanya kasus kekerasan yang menimpa anak- meningkat, sekitar 20 persen, karena sampai
anak sebagai korbannya, salah satunya adalah bulan Juli ini sudah 14 kasus kekerasan seksual.
kekerasan seksual terhadap anak, walaupun Meningkatnya kasus kekerasan seksual pada
disaat pandemi covid-19 yang masih melanda anak di Kota Parepare hingga pertengahan 2020
Indonesia, seakan akan para pelaku kekerasan ini memang dinilai sangat tinggi dibanding tahun-
seksual terhadap anak seperti tidak tahun sebelumnya. Hal ini dipicu semakin
mempedulikanya. Pemberitaan kasus kekerasan leluasanya anak menggunakan internet dan tanpa
seksual terhadap anak ternyata masih terus diiringi pengawasan ketat orang tua. "Memang
meningkat membuat banyak orang miris dan anak-anak diberikan keleluasaan memainkan
marah pada pelakunya. sosial media, apalagi aktivitas anak di tengah
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan pandemi COVID-19 ini yang berada di rumah.
Perlindungan Anak (PPA): I Gusti Ayu Bintang Karena dari beberapa kasus juga, pelaku
Darmawati mengatakan:1 Sejak Januari hingga kekerasan seksual dari orang terdekat. Selain itu,
Juni 2020 terdapat 3.928 kasus kekerasan anak, ada kasus perdagangan anak di bawah umur, yang
oleh karena itu sesuai amanat Presiden, tersangkanya seorang mucikari berinisial (SR).
pemerintah menargetkan prioritas 5 tahun ke Polisi sudah menggali keterangan SR dan dia
depan adalah menurunkan angka kekerasan mengaku melakukan perbuatannya itu hanya
terhadap anak dan melindungi anak. Data dari seorang diri.
simponi PPA dari Januari hingga 17 Juni 2020 Kasus berikutnya yaitu Tindak Pidana di
hampir 3.928 kasus kekerasan terhadap, antara NTT, didominasi Kekerasan Seksual Anak3, Kepala
lain kekerasan seksual, kekerasan fisik maupun Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak
kekerasan emosional, tapi hampir 55 persen Asasi Manusia Provinsi Nusa Tenggara Timur,
memang itu terjadi kekerasan seksual. Melihat Marciana Jone, mengatakan, kasus tindak pidana
kasus kekerasan terhadap anak tersebut, hal ini di NTT didominasi tindakan kekerasan seksual
merupakan fakta-fakta yang sangat pada anak yang mencapai lebih dari 1.000 kasus.
memprihatinkan dan perlu mendapatkan Dari 2.000 lebih tindak pidana di NTT saat ini,
perhatian semua orang. 1.000 lebih di antaranya kasus kekerasan seksual
Beberapa kasus kekerasan seksual pada anak berupa pemerkosaan atau pelecehan
terhadap anak di masa pandemi Covid-19 antara seksual. Kemudian kasus lainnya dari Jakarta4,
lain: di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel)2, antara lain: Komisi Perlindungan Anak Indonesia
pada periode Januari-Juli 2020 naik 20 persen. (KPAI) mengharapkan pelaku kekerasan seksual

1
Yulida Medistiara, “Menteri PPA: Dari Januari - 3
Emald, “Kasus Tindak Pidana Di NTT Didominasi
Juni 2020 Ada 3.928 Kasus Kekerasan Anak,” Kekerasan Seksual Anak,” Republika.Co.Id,
News.Detik.Com, July 22, 2020, August 25, 2020,
https://news.detik.com/berita/d-5103613/menteri- https://republika.co.id/berita/qflzrs349/kasus-
ppa-dari-januari-juni-2020-ada-3928-kasus- tindak-pidana-di-ntt-didominasi-kekerasan-
kekerasan-anak. seksual-anak.
2
Hasrul Nawir, “Kekerasan Seksual Pada Anak Di 4
Nusyeha, “KPAI Mita Wawan Gunawan Dijerat
Parepare Naik 20%, Polisi Tangani 14 Kasus,” Pasal Berapis,” Republika.Co.Id, August ,
News.Detik.Com, July 23, 2020, https://republika.co.id/berita/qfg3e3330/kpai-
https://news.detik.com/berita/d- minta-wawan-gunawan-dijerat-Pasal-berlapis.
5104841/kekerasan-seksual-pada-anak-di-
parepare-naik-20-polisi-tangani-14-kasus.

620
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

terhadap anak di bawah umur mendapatkan Pasal bahwa Keppres tidak bisa menjadi dasar
berlapis untuk memberikan efek jera atas pertimbangan undang-undang, padahal secara
perbuatannya. Hal tersebut disampaikan logika hukum, sumber hukum perlindungan anak
Komisioner KPAI, Putu Elvina usai penangkapan seharusnya berasal dari Konvensi Hak-Hak
Wawan Gunawan (41 tahun) pria yang membawa Anak, kemudian disesuaikan dengan nilai-nilai
kabur gadis belia F (14 tahun). sosial budaya negara bangsa.
Perlindungan Hukum merupakan unsur Keberadaan anak dikelompokkan sebagai
yang di dalamnya sangat penting yaitu untuk kelompok yang sangat rentan, karena pengaturan
mengatur warga negaranya yang menjadi korban anak telah diatur dalam beberapa peraturan
para pelaku tindak pidana. Dalam Undang- perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,
Undang Dasar 1945 Pasal 1 Ayat 3 yang akan tetapi tidak ada suatu kepastian hukum,
berbunyi: Indonesia adalah negara hukum. Ini khususnya hal ini disebabkan tidak ada kesamaan
berarti bahwa Indonesia adalah negara yang dalam kategori anak, karena masing-masing
berdasarkan atas hukum. Dengan sendirinya Undang batasan umur berbeda. Pada Undang-
perlindungan hukum menjadi unsur esensial serta Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
menjadi konsekuensi dalam negara hukum dan Perlindungan Anak, menyebutkan anak adalah
Negara wajib menjamin hak-hak hukum warga seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas),
negaranya. sedangkan dalam Undang Undang Nomor 4
Di Indonesia sebetulnya sejak tahun 1979 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, yang
pemerintah telah menetapkan sebuah peraturan disebut anak adalah orang yang batas usianya
untuk meletakkan anak-anak dalam sebuah sebelum mencapai umur 21 tahun dan belum
lembaga proteksi yang cukup aman, yaitu UU pernah kawin. Antara Undang-Undang Nomor 23
Nomor 4 tentang Kesejahteraan Anak yang Tahun 2002, dan KUHP tidak sama batasan
dengan tegas merumuskan, setiap anak berhak definisi tentang anak, sehingga menyulitkan bagi
atas pemeliharaan dan perlindungan sejak dalam aparatur penegak hukum dalam menerapkan
kandungan sampai dengan sesudah dilahirkan. kebijakan hukumnya. Keberadaan Undang-
Kemudian Indonesia sendiri telah Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
menandatangani Konvensi Tentang Hak-hak Perlindungan Anak, mempertegas perlunya
Anak (Convention on The Right of The Child) pemberatan sanksi pidana dan denda bagi pelaku
sebagai hasil Sidang Umum PBB pada tanggal 26 tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak.
Januari 1990 dan diratifikasi dengan Keputusan Tujuan dan dasar pemikiran perlindungan
Presiden RI Nomor 36 Tahun 1990 Tentang hukum terhadap anak tidak dapat dilepaskan dari
Pengesahan Convention on the Rights of the tujuan bagaimana mewujudkan kesejahteraan
Child (Konvensi Hak Anak). anak sebagai bagian integral dan mewujudkan
Melihat status Konvensi Hak-Hak Anak, kesejahteraan sosial secara menyeluruh5. Anak
dapat disimpulkan bahwa dari segi kebijakan, merupakan generasi penerus bangsa karena di
perlindungan anak masih belum tertata dengan pundaknya terletak terletak tugas tugas bangsa
baik. Karena Konvensi Hak-Hak Anak hanya yang belum terselesaikan oleh generasi-generasi
diratifikasi dengan KEPPRES Nomor 36 Tahun sebelumnya. Sebagai generasi penerus cita-cita
1990 tentang Konvensi hak-hak anak maka bangsa dan negara, anak-anak harus tumbuh dan
konskuensinya banyak kebijakan yang berkaitan berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat
dengan perlindungan anak tidak menggunakan jasmani dan rohani, cerdas, berpendidikan dan
Konvensi Hak-Hak Anak sebagai dasar bermoral yang baik. Perlindungan anak
pertimbangan, termasuk Undang-Undang Nomor merupakan hal yang mutlak yang harus
23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, hal diperhatikan.
ini terjadi karena dalam UU Nomor 10 Tahun Begitu bayak persoalan hukum dalam
2004 Tentang Perundang-undangan disebutkan masalah perlindungan terhadap anak, khususnya

5
Arif Gosita, Masalah Perlndungan Anak
(Kumpulan Karangan) (Jakarta: BIP Kelompok
Gramedia, 2004).

621
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

perlindungan dari kekerasan seksual terhadap “seseorang yang mengalami penderitaan fisik,
anak. Di antara sekian banyak bentuk kekerasan, mental dan /atau kerugian ekonmi yag
diantaranya bentuk kekerasan seksual terhadap diakibatkan oleh suatu tindak pidana”.. .
anak yang perlu diwaspadai saat ini adalah Bagaimana perlindungan hukum terhadap anak
pedofilia. Pedofilia adalah manusia dewasa yang sebagai korban kekerasan seksual dalam
memiliki perilaku seksual menyimpang dengan memperoleh jaminan hukum yang dapat
anak-anak. Kata itu berasal dari Bahasa Yunani, meringankan kerugian yang telah dialaminya?
paedo (anak) dan philia (cinta) Pedofilia sebagai selain itu bagaimana penegakan hukum dalam
kelainan jiwa pada seseorang untuk bertindak upaya mencegah pelaku agar supaya menjadi jera
dengan mejadikan anak-anak sebagai instrument dalam melakukan kekerasan seksual terhadap
atau sasaran dari tindakan itu. Umumnya anak.
tindakan itu berupa pelampasan nafsu seksual6.
Selain bentuk kekerasan pedofilia, yang METODE PENELITIAN
harus diwaspadai adalah adanya bisnis prostitusi
yang melibatkan anak- anak dengan cara dirayu Penelitian ini menggunakan penelitian
dan direkrut secara langsung tatap muka dan Nomorrmatif bersifat diskriptif analitis melalui
melalui bisns prostitusi melalui media sosial pendekatan Perundang-Undangan (Statute
(online). Dalam berbagai peraturan perundang- Approach). Didalam pendekatan Perundang-
undangan Indonesia, ada perbedaan tentang Undangan (Statute Approach) dilakukan dengan
kriteria batas usia anak sehingga menelaah semua Undang-Undang dan regulasi
membingungkan. Perlindungan hukum terhadap yang bersangkut paut dengan isu hukum yang
korban dari pelaku bisnis prostitusi online yang sedang ditangani7. Begitu pula menurut
dilakukan saat ini banyak melibatkan anak-anak SoerjoNomor dan H. Abdurahman8 yaitu
yang menjadi Pekerja Sex Komersial (PSK) penelitian yang dilakukan dengan cara mengkaji
dalam tulisan ini adalah yang bersifat preventif Peraturan perundang-Undangan yang berlaku
yaitu pencegahan agar tidak terus menerus terjadi atau diterapkan terhadap suatu permasalahan
korban anak-anak yang dijadikan PSK dalam hukum tertentu.
bisnis prostitusi online melalui melalui Undang- Teknik pengumpulan data dilakukan
Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang melalui studi kepustakaan (data sekunder).
Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2014 Sumber Data/ Bahan Hukum. Data sekunder
tentang Perlindungan Anak. Disisi lain upaya berarti data yang dikumpulkan ini berasal dari
hukum dalam memberantas maraknya pelaku tangan kedua atau sumber-sumber lain yang telah
bisnis prostitusi online melalui pendekatan tersedia sebelum penelitian dilakukan9. Data
peratutan perundang-undangan diharapkan dapat sekunder diperoleh dari bahan primer: seperti
dijerat melalui pendekatan berbagai Undang- Peraturan perundang-undangan yang berkaitan
Undang berlapis apabila ternyata ada keterkaitan topik penelitian.
dengan tindak pidana lainnya. Sedangkan bahan sekunder diperoleh dari
Dalam tulisan ini akan dibatasi hanya buku-buku, jurnal hasil penelitian dan bahan
perlidungan hukum terhadap anak sebagai korban tersier yaitu bahan-bahan informasi tentang
dari pelaku tindak pidana kekerasan seksual: bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder
pedofilia dan korban dari pelaku untuk tujuan seperti informasi melalui media media online.
prostitusi atau dieksploitasi seksual komersil. Data tersebut diinventarisir dan diklasifikasikan
Adapun yang dimaksud korban menurut Undang- serta disusun secara komperhensif melalui
Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang penelusuran manual maupun elektronik.
perlindungan saksi dan korban adalah:

6 8
Tii Rusmini Gorda, Hukum Perlindgan Anak H.Abdurahman SoerjoNomor, Metode Penelitian
Korban Pedofilia (Malang: Setara Press Malang, Hukum (Jakarta: Rineke Cipta, 2003).
9
2017). Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial
7
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Bandung: Unpar Press, 20 06).
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006).

622
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

PEMBAHASAN DAN ANALISIS tersebar luas atau serangan sistematis terhadap


populasi sipil. Kepedulian dan keberpihakan
Perlindungan Hukum Terhadap Anak kepada anak korban kekerasan seksual phedofilia
Sebagai Korban Kekerasan Seksual (dari yang terjadi, masih sebatas ucapan prihatin atau
Pelaku Pedofilia dan Pelaku bisnis Prostitusi kasihan. Memang pada kenyataannya kasus
anak) dalam Memperoleh Jaminan Hukum Pedofilia sampai saat ini masih lamban
yang Dapat Meringankan Kerugian yang penanganannya hal ini kemungkinan dikarenakan
Telah Dialaminya ketidaksamaan persepsi aparat dalam melihat
1. Perlindungan hukum terhadap Anak kasus tindak kekerasan seksual phedofilia oleh
Sebagai Korban Kekeraan Seksual Dari pelaku terhadap korbannya. Praktik pedofilia di
Pelaku Pedofiia Indonesia dianggap sebagai bentuk perilaku
sodomi, walaupun sebenarnya sangat berbeda.
Perlindungan Hukum merupakan unsur Pedofilia sebagai salah satu kejahatan seksual
yang di dalamnya sangat penting yaitu untuk mungkin awalnya tidak menjadi perhatian utama
mengatur warga negaranya yang menjadi korban kita seperti kejahatan narkoba.
para pelaku tindak pidana. Dalam Undang- Praktik kejahatan Pedofilia ini sangatlah
Undang Dasar 1945 Pasal 1 Ayat 3 yang akan berdampak buruk bagi anak. Bukan hanya
berbunyi: Indonesia adalah negara hukum. Ini akan merusak masa depan anak secara fisik saja,
berarti bahwa Indonesia adalah negara yang tetapi juga akan merusak mental dan kejiwaan
berdasarkan atas hukum. Dengan sendirinya pada anak. Gangguan depresi berat akibat
perlindungan hukum menjadi unsur esensial serta pengalaman pahit yang dialaminya bisa jadi akan
menjadi konsekuensi dalam negara hukum dan terbawa hingga kelak dewasa. Apalagi Anak-
negara wajib menjamin hak-hak hukum warga anak yang menjadi korban juga banyak yang
negaranya. Perlindungan Hukum dimaksud tidak mau menceritakan kasus yang menimpa
adalah upaya hukum yang harus diberikan oleh dirinya dikarenakan mendapat ancaman atau
aparat penegak hukum untuk memberikan rasa intimidasi dari pelaku. Hal ini juga sudah pasti
aman, baik secara pikiran maupun fisik atas akan berdampak mengalami gangguan psikis
gangguan dan berbagai ancaman dari pihak dalam jangka panjang. Hal tersebut dikarenakan
manapun. anak masih peka terhadap orang lain di
Pelaku tindak pidana pedofilia ada yang lingkungan keluarganya.Tindak pidana
dilakukan secara terstruktur, sistematis dan luas kekerasan seksual Pedofilia saat ini sudah
yang juga dilakukan pihak-pihak pelakunya yang menjadi ringan internasional dan Indonesia
masuk dalam jaringan pedofilia internasional. merupakan salah satu daerah tujuan kaum
Hal ini membuat terkejut setelah melihat Pedofilia.
banyaknya pemberitaan dari berbagai media baik Anak pada dasarnya merupakan amanah
itu media cetak,elektronik maupun media online Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus
yang memberitakan tentang pelaku kekerasan dijaga karena dalam dirinya melekat harkat,
seksual pedofilia tidak hanya terjadi di kumpulan martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang
masyarakat biasa tetapi juga terjadi secara luas di harus dijunjung tinggi. Hak asasi anak
kelompok tempat-tempat tidak terduga seperti di merupakan bagian dari hak asasi manusia yang
tempat peribadatan, di dunia Pendidikan termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
internasional di Indonesia dan juga di tempat Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang
pariwisata. Oleh karena itu terhadap tindak Hak-Hak Anak. Dari sisi kehidupan berbangsa
kekerasan seksual pedofilia harus segera dan bernegara, anak adalah masa depan bangsa
digolongkan ke dalam kejahatan luar biasa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga
terhadap kemanusiaan sehingga segala daya setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
upaya dan perhatian penegakan hukumnya tidak tumbuh, dan berkembang, berpartisipasi serta
setengah-tengah seperti terjadi pada kejahatan-
kejahatan biasa lainnya.
Kejahatan terhadap kemanusiaan berarti
perbuatan yang menjadi bagian kejahatan

623
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan Begitu pula sebaliknya, Apabila kepribadian anak
dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan10. tersebut buruk maka akan bobrok pula kehidupan
Kembali pada ide dasar Hak Asasi bangsa yang akan datang. Pedofilia merupakan
Manusia, dimana setiap manusia sejak lahir pribadi yang abnorrmal, pribadi yang abnormal
memiliki hak utama yang melekat dan suci, yaitu umumnya dihinggapi gangguan mental atau ada
hak hidup dari Tuhan dan hak-hak lainnya demi kelainan-kelainan. Orang-orang yang abnormal
pemenuhan kebutuhan lahir batinnya11. ini selalu diliputi banyak konflik-konflik batin,
Membicarakan Hak Asasi Manusia (HAM) miskin jiwanya dan tidak stabil, tanpa perhatian
berarti membicarakan kehidupan manusia12. pada lingkungannya, terpisah hidupnya dari
Secara epistimologis, hak asasi manusia masyarakat, selalu gelisah dan takut, jasmani dan
terbentuk dari tiga kata, hak , asasi dan manusia. rokhaninya sering sakit-sakitan.
Hak Asasi Manusia ada bukan diberikan oleh Ada perbedaan dari berbagai peraturan
masyarakat dan kebaikan Negara, melainkan tentang batas usia anak. Anak adalah seseorang
berdasarkan martabatnya sebagai manusia13. yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang
Perlindungan hukum bagi anak dapat dilakukan masih dalam kandungan (UU Nomor 23 Tahun
sebagai upaya perlindungan hukum terhadap 2002 Pasal 1 butir 1). Ketentuan batas usia
berbagai kebebasan dan hak asasi anak. pertanggungjawaban pidana anak dalam KUHP
Perlindungan terhadap anak ini juga mencakup masih memiliki kekurangan. Kekurangan
kepentingan yang berhubungan dengan tersebut adalah :
kesejahteraan anak. Perlindungan anak-anak 1. Dalam KUHP tidak ada batas usia minimum
yang berhadapan dengan hukum (ABH) pertanggungjawaban pidana anak, sedangkan
khususnya anak sebagai korban kekerasan The Beijing Rules mengenal konsep batas
seksual, pedofilia merupakan tanggung jawab usia tanggung jawab pidana untuk remaja.
bersama aparat penegak hukum. Aparat penegak 2. Selain itu KUHP tidak ada penjelasan tentang
hukum yang terlibat dalam penanganan ABH lembaga yang mendukung perlindungan anak
agar tidak hanya mengacu pada Undang- Undang dalam hukum.
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan 3. Aturan mengenai hukum pidana anak dalam
Pidana Anak atau peraturan perundang-undangan KUHP terlampau sederhana, tidak sesuai
lainnya yang berkaitan dengan penanganan ABH, dengan perkembangan masyarakat
14
namun lebih mengutamakan perdamaian Indonesia.
daripada proses hukum formal yang mulai
KUHP mengutamakan teori pembalasan
diberlakukan 2 tahun setelah UU Nmor 11 Tahun
dalam pengaturannya mengenai hukum pidana
2012 tentag Sistem Peradilan Pidana Anak
anak, maka peraturan KUHP yang khusus
(SPPA) diundangkan atau 1 Agustus 2014 (Pasal
mengatur tentang hukum pidana anak terutama
108 UU Nomor 11 Tahun 2012).
Pasal 45,46,47 dihapus dan digantikan oleh
Anak merupakan cikal bakal lahirnya suatu
undang-undang yang bersifat lebih khusus, yaitu
generasi baru yang merupakan penerus cita-cita
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang
perjuangan bangsa dan sumber daya manusia
Pengadilan Anak. UU Pengadilan Anak
bagi pembangunan Nasional. Anak adalah asset
menetapkan bahwa usia pertanggungjawaban
bangsa, masa depan bangsa dan negara di masa
pidana anak menjadi telah mencapai umur 8
yang akan datang berada di tangan anak sekarang.
tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan
Semakin baik keperibadian anak sekarang maka
belas) tahun dan belum pernah kawin. Namun,
semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa.
pada akhirnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun

10 12
Arif Gosita, Perlindungan Anak (Bandung: Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap
Mandar Maju, 2009). Anak (Bandung: PT. Refika Aditama, 2008).
11 13
A. Masyhur Effendi and Taufani S, HAM Dalam Franz Magnis SuseNomor, Etika Politik: Prisip-
Dimensi/Dinamika Yuridis, Sosial, Politik; Dan Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern
Proses Penysunan /Aplikasi Ha-Kham (Hukum (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001).
14
Hak Asasi Manusia) Dalam Masyarakat (Bogor: Bunadi Hidayat, Pemidanaan Anak Di Bawah
Ghalia Indonesia, 2010). Umur (Bandung: Alumni, 2010).

624
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

1997 tentang Pengadilan Anak ini diujikan di kepentingan anak itu. Syarat-syarat pelaksanaan
Mahkamah Konstitusi (MK). Pengujian ini Pasal tersebut di atas antara lain adalah;
menghasilkan Putusan Mahkamah Konstitusi pertama, bahwa anak itu telah lahir; kedua,
Nomor I/PUU-VIII/2010 akhirnya mengabulkan bahwa ia lahir hidup; ketiga, bahwa
sebagian pemohonan pemohon, yaitu diantaranya kepentingannya itu membawa serta tuntutan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang akan haknya15.
Pengadilan Anak Pasal 1 Angka 2 huruf b, Pasal Pada Undang-Undang Nomor 39 Tahun
4 Ayat 1, dan Pasal 5 Ayat 1 yang dinyatakan 1999 tentang Hak Asasi Manusia juga secara
inskonstitusional bersyarat. Dalam putusan tegas mengakui eksistensi anak. Dalam
tersebut, MK mengemukakan pendapatnya Undang-undang ini anak adalah setiap manusia
mengenai usia pertanggungjawaban pidana anak yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun
adalah 12 tahun. Pada akhirnya lahirlah Undang- dan belum menikah termasuk anak yang masih
Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem dalam kandungan apabila hal tersebut adalah
Peradilan Pidana Anak, yang menentukan batas demi kepentingannya. Selanjutnya dalam Pasal
usia pertanggungjawaban pidana yang baru bagi 52 Ayat 1 mengatur bahwa perlindungan
menjadi anak yang telah berumur 12 (dua belas) terhadap anak harus dilakukan oleh orang tua,
tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas) keluarga, masyarakat, dan negara. Sedangkan
tahun. Pasal 58 Ayat 1 memberikan jaminan kepada
Dalam KUH Perdata Pasal 330 setiap anak untuk mendapatkan perlindungan
menyebutkan bahwa anak adalah orang belum hukum dari segala bentuk kekerasan fisik atau
dewasa yang belum mencapai umur genap 21 mental, penelantaran, perlakuan buruk, dan
(dua puluh satu) tahun dan tidak lebih dahulu pelecehan seksual selama dalam pengasuhan
telah kawin. Batas usia anak tersebut sama orang tua atau walinya, atau pihak lain yang
dengan UU Nomor 4 Tahun 1979 tentang bertanggung jawab atas pengasuh anak.
Kesejahteraan Anak dalam Pasal 1 Ayat (2) Mengenai hak-hak anak yang merupakan
menyebutkan bahwa anak adalah seseorang bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM), Undang-
yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
tahun dan belum pernah kawin. Kemudian Pasal 70. Mensyaratkan bahwa hak dan
dalam KUHPerdata Pasal 2 Ayat (1) mengatur kebebasan setiap orang dibatasi oleh hak dan
bahwa “anak yang berada dalam kandungan kebebasan orang lain. KUHP bagi pelaku
seorang wanita dianggap sebagai telah pelecehan seksual terhadap anak dihukum
dilahirkan, jika kepentingan anak itu maksimal penjara 9 (sembilan) tahun, kemudian
menuntutnya”. KUH Perdata Pasal 2 Ayat (1) dengan adanya Undang-Undang Perlindungan
tersebut di atas mengandung maksud bahwa Anak dihukum 15 (lima belas) tahun, sedangkan
kepribadian seseorang dimulai sejak dilahirkan. di Filipina bagi pelaku pelecehan seksual
Sebaliknya seorang anak yang belum terhadap anak dihukum mati.
dilahirkan, belum mempunyai kepribadian. Kalau kita telusuri kebelakang sebetulnya
Oleh karena itu, setiap anak yang lahir dalam Sejak tahun 1979 pemerintah telah menetapkan
keadaan hidup, mempunyai kepribadian peraturan untuk meletakkan anak-anak dalam
sehingga ia mempunyai kewenangan hukum sebuah lembaga proteksi yang cukup aman, yaitu
(rechtsbevoegdheid). Sesingkat apapun UU Nomor 4 tentang Kesejahteraan Anak yang
hidupnya, ia telah menikmati hak-hak dengan tegas merumuskan, setiap anak berhak
keperdataannya dan setelah ia meninggal dunia atas pemeliharaan dan perlindungan sejak dalam
hak tersebut berpindah kepada orang lain. Hak kandungan sampai dengan sesudah dilahirkan.
yang diperoleh pada waktu ia dilahirkan, Dalam koridor tersebut, terhadap anak tidak
dengan syarat syarat tertentu dapat berlaku dibenarkan adanya perbuatan yang dapat
surut bagi anak yang belum dilahirkan untuk menghambat pertumbuhan dan perkembangan.

15
R. Soetojo Prawirohamidjojo and Marthalena
Pohan, Hukum Orang Dan Keluarga (Surabaya:
Airlangga University Press, 2000).

625
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

Seorang anak yang tidak dapat diasuh dengan Tahun 1990, tertanggal 25 Agustus 1990 Tentang
baik oleh orang tuanya dapat mengakibatkan Pengesahan Convention on the Rights of the
pembatalan hak asuh orang tua. Langkah Child (Konvensi Hak Anak). Melihat status
pemerintah selanjutnya adalah menetapkan UU Konvensi Hak-Hak Anak, dapat disimpulkan
Pengadilan Anak (UU Nomor 3 Tahun 1997) bahwa dari segi kebijakan, perlindungan anak
yang diharapkan dapat membantu anak yang masih belum tertata dengan baik. Karena
berada dalam proses hukum tetap untuk Konvensi Hak-Hak Anak hanya diratifikasi
mendapatkan hak-haknya. Pemerintah dengan KEPPRES Nomor 36 Tahun 1990
menetapkan pula Undang-Undang Nomor 23 tersebut maka konsekuensinya banyak kebijakan
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang yang berkaitan dengan perlindungan anak tidak
secara tegas pula menggariskan bahwa anak menggunakan Konvensi Hak-Hak Anak sebagai
adalah penerus generasi bangsa yang harus dasar pertimbangan, termasuk Undang-Undang
dijamin perlindungannya dari segala bentuk Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
kekerasan dan diskriminasi. Namun meskipun Anak, hal ini terjadi karena dalam UU Nomor 10
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Tahun 2004 Tentang Perundang-undangan
Perlindungan Anak sudah disahkan, tetapi disebutkan bahwa Keppres tidak bisa menjadi
pelaksanaan di lapangan belum berjalan seperti dasar pertimbangan Undang-Undang, padahal
yang diharapkan. secara logika hukum, sumber hukum
Beberapa kasus menunjukkan bahwa perlindungan anak seharusnya berasal dari
diantara penyidik jaksa dan hakim belum adanya Konvensi Hak-Hak Anak, kemudian disesuaikan
kesamaan persepsi dalam menangani kasus yang dengan nilai-nilai sosial budaya negara bangsa
menyangkut perlindungan anak terhadap tindak Indonesia dan spirit agama.
kekerasan seksual yang dilakukan oleh pelaku Dari ketiga peraturan tersebut, ada
Pedofilia. Seringkali para jaksa lebih memilih perbedaan antara hukuman yang diberikan oleh
memakai Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP, Undang-undang Perlindungan Anak, dan
(KUHP) daripada menggunakan Undang- Undang-Undang Anti KDRT. Undang-undang
Undang Perlindungan Anak, padahal Undang- Perlindungan Anak dapat memberikan
Undang Perlindungan Anak ini diadakan dengan perlindungan yang lebih baik dibandingkan
tujuan menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dengan KUHP. Misalnya, ada sanksi cukup tinggi
dapat hidup dengan nyaman, tumbuh dan berupa hukuman pidana penjara maksimal 15
berkembang seperti pada usianya, dan tahun dan minimal 3 tahun dengan denda
berpartisipasi optimal sesuai harkat dan martabat maksimal Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta
kemanusiaan, mendapat perlindungan dari rupiah) dan minimal Rp 60.000.000,- (enam
kekerasan dan diskriminasi. puluh juta rupiah) tindakan yang berhubungan
Sanksi hukuman yang relatif ringan dan dengan perkosaan dan pencabulan terhadp anak
penegakan hukum lemah, memerlukan yang diatur di dalam KUHP.
pengorbanan biaya dan pengorbanan mental yang Oleh karena itu, dengan diberlakukannya
sangat tinggi cenderung membuat korban Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
menghindari proses hukum. Dalam kasus tindak Perlindungan Anak yang kemudian mengalami
pidana kekerasan seksual terhadap anak, di perubahan pada UU Nomor 35 Tahun 2014
negara lain sudah menerapkan ancaman hukuman adalah salah satu langkah yang tepat untuk
mati, kebiri, sistem serta berbaga kebijakan untuk memberikan perlindungan terhadap anak
menahan laju dan ledakan kekerasan seksual Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan
seperti di negara Korea Selatan, Turki, dan masalah Phedofilia, sebab undang-undang
Moldova, sedangkan di Indonesia seolah-olah tersebut secara umum menjamin terpenuhinya
jalan di tempat terutama karena ada budaya malu hak-hak anak agar dapat tumbuh, berkembang
dan tidak berani mengakui fakta ini sebagai dan berpartisipasi optimal sesuai harkat dan
masalah besar. martabat kemanusiaan, serta mendapatkan
Pada Konvensi Hak-Hak Anak, perlindungan dari kekerasan.
Pemerintah Indonesia telah meratifikasi dengan Usaha untuk mengurangi kasus tindak
mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 36 pidana Pedofilia telah ditempuh dengan cara

626
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

memberikan sanksi/hukuman kepada pelakunya, belum ada aturannya didalam Kitab Undang-
dan dengan cara melindungi korban dari tindak Undang Hukum Pidana (KUHP). Apabila kasus
pidana tersebut. Disamping menghukum prostitusi online tersebut yang menjadi korban
pelakunya dengan hukuman yang setimpal juga PSK anak laki-laki yang dipaksa untuk menjadi
diberikan psikoterapi (pengobatan secara psikis) konsumsi kaum phedofil maka prostitusi online
terhadap pelaku agar tidak lagi mengulangi tersebut terkait adanya kekerasan sexual terhadap
perbuatannya. Hal ini dapat mengurangi kasus anak.
tindak pidana Phedofilia. Sarana Perlindungan Hukum ada dua
Untuk mengungkap kasus tentang macam, yaitu sarana Perlindungan Hukum
Pedofilia ini sebenarnya sangatlah sulit Preventif dan sarana Perlindungan Hukum
dikarenakan korbannya seringkali tidak mau Represif. Perlindungan yang diberikan oleh
mengungkapkannya dengan alasan malu, pemerintah dengan tujuan untuk mencegah
sehingga untuk penetingan investigasi, maka sebelum terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat
penyidikan pada kasus Phedofilia (prefential dalam peraturan perundang-undangan dengan
child molester) digunakan 3 (tiga) indikator maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta
penting, yaitu : akses ke anak-anak, banyaknya memberikan rambu-rambu atau batasan-batasan
korban, dan koleksi pornografi atau erotika anak. dalam melakukan sutu kewajiban. Perlindungan
Dari ketiga indikator tersebut biasanya kasus hukum represif merupakan perlindungan akhir
phedofilia dapat terungkap. berupa sanksi seperti denda, penjara, dan
hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah
Anak sebagai korban Pelaku bisnis Prostitusi terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang- pelanggaran.
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Kasus bisnis prostitusi anak baik itu secara
Perlindungan Anak Pasal 59 salah satu kewajiban konvensional maupu melalui media atau media
pemerintah adalah memberikan perlindungan online yang melibatkan anak-anak dapat
khusus kepada anak yang tereksploitasi secara dikategorikan kekerasan sexual terhadap anak,
ekonomi/seksual. Anak korban bisnis prostiusi bila anak-anak tersebut direkrut dan diiming-
baik itu prostitusi online maupun dapat imingin dengan cara dirayu untuk menjadi
dikategorikan sebagai anak yang tereksploitasi prostitusi anak untuk konsumsi kaum phedofil
secara seksual sehingga pemerintah berkewajiban yang senang dengan anak-anak. Phedofilia
untuk memberikan perlindungan khusus. merupakan salah satu tindakan kejahatan seksual
Perlindungan khusus dapat diberikan berupa yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak-
bentuk penegasan tindak pidana Phedofilia anak dibawah umur dengan cara memaksa,
sebagai tindak pidana yang diatur dalam Undang- merayu dengan bujukan. dari kasus yang
undang Perlindungan Anak. Hal ini dapat terungkap hingga saat ini terlihat belum ada
dilakukan dengan merevisi undang-undang tindakan tegas dari berbahai pihak sesuai yang
perlindungan anak tersebut. diharapkan. Mulai dari keluarga, masyarakat,
Selain itu pelaku tindak pidana terkait para penegak hukum maupun para penentu
kekerasan seksual terhadap anak belakangan ini kebijakan yang ada di tingkat kabupaten maupun
masih dijerat dengan Undang-Undang Nomor 35 provinsi dan negara. Ketidak seriusan tersebut
tahun 2014 yang sanksi hukumannya hanya 15 terbukti nyata mulai dari tingkat keluarga yang
tahun, apabila akan memberantas pelaku tindak seakan-akan kehilangan kontrol terhadap anak-
pidana perdagangan orang untuk di eksploitasi anak dan bahkan cenderung membiarkan anak-
seksual dan juga menghukum seberat-beratnya anak terperangkap menjadi anak asuh pagi para
pada pelaku kekerasan pedofil yang melakukan pelaku Phedofilia.
kekerasan sexual terhadap anak, maka penerapan Dalam berbagai peraturan perundang-
Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2016 undangan Indonesia, tidak terdapat pengaturan
tentang perlindungan anak yang baru sanksinya yang tegas tentang kriteria anak. Lain peraturan
20 tahun penjara dan kebiri kimia demi masa perundangan-undangan lain pula kriteria anak.
depan Anak-Anak Indonesia.. Khusus yang Pasal 330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
menyangkut PSK nya anak laki-laki, saat ini menentukan bahwa belum dewasa apabila belum

627
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

mencapai umur 21 ( dua puluh satu) tahun dan 2. Penegakan Hukum Terhadap Pelaku
tidak lebih dahulu telah kawin. Anak adalah Kekerasan Seksual Pedofilia dan Pelaku
orang yang berumur dibawah 18 (delapan belas). bisnis Prostitusi Anak.
Anak-anak yang menjadi korban dari pelaku Di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
bisnis prostitusi online sebagai penyedia jasa atau (KUHP) sebenarya telah di atur ketentuan
PSK anak untuk pengguna para pedofil juga pada mengenai sanksi pidana terhadap pelaku tindak
umumnya tidak mau menceritakan kasus yang pidana kekerasan seksual, namun pada
menimpa dirinya dikarenakan mendapat ancaman kenyataannya tindak pidana kekerasan sexual ini
atau intimidasi dari pelaku. Hal ini juga sudah masih saja terjadi di berbagai daerah.
pasti akan berdampak mengalami gangguan Pengaturan hukum di Indonesia selama ini
psikis dalam jangka panjang dikarenakan anak diberlakukan untuk mengadili pelaku tindak
masih peka terhadap orang Lain di lingkungan pidana pedofilia adalah dengan menggunakan
keluarganya. ketentuan yang ada dalam KUHP, antara lain
Kekerasan seksual yang dialami pada anak sebagai berikut: Dengan hukuman penjara
di bawah umur sampai saat ini masih menjadi selama-lamanya tujuh tahun dihukum :
masalah yang cukup besar di indonesia. Lihat saja 1e. Barang siapa yang melakukan pembuatan
pemberitaan media cetak dan elektronik cabul dengan seseorang, sedang diketahuinya
mengenai kekerasan seksual pada anak dapat di bahwa orang itu pinsan atau tidak berdaya;
jumpai setiap hari, bentuk dan modus 2e. Barang siapa yang melakukan pembuatan
operandinya pun juga beragam. Kecenderungan cabul dengan seseorang, sedang diketahuinya
meningkatnya kekerasan seksual terhadap anak, atau patut harus disangkanya bahwa umur
baik secara fisik maupun psikis sering merupakan orang itu belum cukup 15 tahun atau kalau
issue baik tingkat nasional, regional maupun tidak nyata berapa umurnya. Bahwa orang itu
internasional. Kekerasan terhadap fisik dan psikis belum masa buat kawin;
yang terjadi antara sesama manusia bermula sejak 3e. Barang siapa yang membujuk (menggoda)
manusia itu ada dimuka bumi. Hal itu tetap terjadi seseorang, yang diketahuinya atau patut
pada masa kini dan mungkin sekali tetap tetap harus disangkanya, bahwa umur orang itu
berlangsung di masa mendatang16. belum cukup 15 tahun atau kalau tidak nyata
Setidaknya ada dua dampak yang terjadi berapa umurnya, bahwa ia belum masanya
jika seorang anak mengalami kekerasan sejak buat kawin, akan melakukan atau
usia dini. Dampak pertama tentu mengacu kepada membiarkan dilakukan pada dirinya
psikologisnya. Stress akan mengganggu fungsi pembuatan cabul, atau akan bersetubuh
serta perkembangan otak anak. Berdasarkan studi dengan orang lain dengan tidak kawin. faktor
yang telah terjadi, 79% korban dari kekerasan dan yang mempengaruhinya.
pelecehan seksual akan mengalami trauma yang
Sedangkan Pasal 292 antara lain: Orang
mendalam. Di sisi lain, dampak fisik juga akan
dewasa yang melakukan perbuatan cabul dengan
menyerang korban, terutama penularan Penyakit
orang lain sesama kelamin, yang diketahuinya
Menular Seksual. Korban juga berpotensi
atau sepatutnya harus diduganya belum dewasa,
mengalami luka internal, pendarahan bahkan
diancam dengan pidana penjara paling lama lima
kerusakan organ internal. Perlu diketahui bahwa
tahun. Persepsi terhadap kata “cabul” tidak
dampak terburuk yang dapat terjadi bagi anak
dimuat dalam KUHP. Kamus Besar Bahasa
adalah kematian17.
Indonesia memuat artinya “Keji, kotor, tidak
senonoh (melanggar kesopanan, kesusilaan)”.
Untuk mewujudkan keberhasilan
penegakan hukum dalam memberantas maraknya
kasus tindak pidana kekerasan seksual sangat di

16
Tapi Omas Ihromi and Dkk, Penghapusan 17
Joko Sadewo, “Indonesia Darurat Kekerasan
Diskriminasi Terhadap Wanita (Bandung: Seksual Anak,” Republika (Jakarta, 2018),
Alumni, 2000). /01/21/p2whmc318-indonesia-daruratkekerasan-
seksual-anak.

628
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

perlukan koordinasi yang serius baik dari aparat menentukan aturan yang berbeda dengan KUHP
kepolisian, aparat kejaksaan maupun hakim- maka dengan demikian pasal-pasal dalam KUHP
hakim di pengadilan. Putusan hakim pemeriksa tersebut dapat diterapkan.
kasus kasus tindak pidana kekerasan seksual di Untuk mewujudkan keberhasilan
berbagai pengadilan bervariasi. Bahkan ada kasus penegakan hukum dalam memberantas maraknya
kasus tindak pidana kekerasan seksual yang kasus tindak pidana kekerasan seksual sangat di
hanya divonis dengan hukum penjara enam perlukan koordinasi yang serius baik dari aparat
bulan. Hal mana dapat di benarkan karena dalam kepolisian, aparat kejaksaan maupun hakim-
batas-batas maksimum dan minimum (satu hari hakim di pengadilan. Putusan hakim pemeriksa
sampai dua belas tahun) tersebut hakim bebas kasus kasus tindak pidana kekerasan seksual di
untuk memutuskan. berbagai pengadilan bervariasi. Bahkan ada kasus
Kalau kita lihat pada rumusan KUHP Pasal kasus tindak pidana kekerasan seksual yang
63 Ayat (2) yang menentukan bahwa jika suatu hanya divonis dengan hukum penjara enam
perbuatan (percabulan dengan tahun. Hal mana dapat di benarkan karena dalam
kekerasan/ancaman kekerasan yang disebut batas-batas maksimum dan minimum (satu hari
sebagai kekerasan seksual), yang masuk dalam sampai dua belas tahun) tersebut hakim bebas
satu aturan pidana yang umum (diatur dalam untuk memutuskan. Dalam menyelenggarakan
KUHP), diatur pula dalam aturan pidana yang sistem penyelenggara hukum pidana (Criminal
khusus (UU Perlindungan Anak), maka hanya Justice Sistem) maka pidana menempati suatu
yang khusus itulah yang dikenakan. Pada posisi sentral. Hal ini di sebabkan karena putusan
penggunaan aturan khusus ini terdapat ancaman di dalam pemidanaan akan mempunyai
minimal khusus baik untuk pidana penjara konsekuensi yang luas, lebih-lebih kalau putusan
maupun dendanya. Untuk pidana penjaranya pidana tersebut di anggap tidak tepat, maka akan
yakni 3 tahun penjara, sehingga pelaku tidak menimbulkan reaksi yang kontroversial.
dapat dihukum kurang dari 3 tahun penjara. Persoalan pidana ini adalah sangat kompleks dan
Adapun denda diancamkan secara kumulasi mengandung makna yang sangat mendalam, baik
dengan pidana penjara, jadi bukan hanya dapat yuridis maupun sosiologis. Sebagai mana di
dijatuhi pidana penjara namun juga pidana denda ketahui bahwa tindak pidana itu adalah perbuatan
minimal 60 juta Rupiah. orang, pada dasarnya yang dapat melakukan
Apabila perbuatan ini dilakukan lebih dari tindak pidana itu manusia (natuurlijke personen).
satu kali baik terhadap korban yang KUHP dinilai kurang kuat dalam
sama/berbeda, maka dapat diterapkan aturan memberikan hukuman bagi para pelaku tindak
tentang gabungan tindak pidana untuk masing- pidana kekerasan seksual terhadap anak. Contoh,
masing pelaku seperti diatur di dalam KUHP dalam kasus perdagangan anak-anak, yang
Pasal 65. Sesuai KUHP Pasal 65 Ayat (2), dianggap sebagai sebuah kejahatan besar di
terhadap pelaku dapat dijatuhkan pidana penjara Indonesia. KUHP Pasal 297 yang mengatur
yang lamanya maksimal 20 tahun. Jika dilakukan masalah ini hanya mengancam dengan vonis
oleh lebih dari satu orang maka dapat diterapkan maksimal 4 tahun. Padahal di sejumlah negara
ajaran penyertaan sesuai Pasal 55 dan/atau 56 termasuk Amerika Serikat kasus seperti ini
KUHP, tergantung peranan masing-masing dianggap sebagai sebagai sebuah kejahatan besar
pelaku dalam tindak pidana tersebut. Baik pelaku dimana pelakunya bisa mendapat vonis penjara
yang sudah teridentifikasi keterlibatannya dalam diatas 15 tahun. Bahkan di beberapa negara
kasus ini maupun yang belum. seperti Inggris dan Amerika terhadap pengunjung
KUHP Pasal 65, 55 dan/atau 56 digunakan situs pornografi anak-anak ditangkap dan
dikarenakan menurut Pasal 103 KUHP, ketentuan ditindak tegas. hal ini menunjukkan keseriusan
umum dalam Buku I KUHP juga berlaku bagi pemerintah negeri itu untuk memerangi hal
perbuatan-perbuatan yang oleh ketentuan tersebut.
perundang-undangan lainnya diancam dengan Begitu juga persetubuhan dengan anak
pidana (Pasal 82 UU Perlindungan Anak memuat dibawah umur, KUHP Pasal 287 hanya mengatur
sanksi pidana) kecuali jika oleh UU ditentukan hukuman maksimal 9 tahun (diluar hubungan
lain. Karena UU Perlindungan Anak tidak perkawinan), sementara Pasal 288 memberi

629
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

ancaman hukuman maksiman 4 tahun (di dalam hanya mengatur hukuman maksimal 9 tahun
hubungan perkawinan, dengan syarat (diluar hubungan perkawinan), sementara Pasal
menimbulkan luka). Hal ini diperparah lagi 288 memberi ancaman hukuman maksimal 4
dengan dimasukkannya kasus ini sebagai delik tahun (di dalam hubungan perkawinan, dengan
aduan. syarat menimbulkan luka). Hal ini diperparah lagi
Selain ini, Undang-undang yang sering dengan dimasukkannya kasus ini sebagai delik
diberlakukan untuk mengadili pelaku tindak aduan.
pidana Phedofilia adalah dengan menggunakan Selain ini, undang-undang yang sering
ketentuan yang ada dalam KUHP, yakni Pasal diberlakukan untuk mengadili pelaku tindak
292 tentang tindak pidana pencabulan. Tuntutan pidana kekerasan seksual terhadap anak adalah
maksimal 5 tahun yang dipandang oleh banyak dengan menggunakan ketentuan yang ada dalam
aktivis perlindungan anak sudah tidak relevan KUHP, yakni Pasal 292 tentang tindak pidana
lagi untuk memberikan efek jera bagi pelaku. pencabulan. Tuntutan maksimal 5 tahun yang
Dengan diberlakukannya Undang-Undang dipandang oleh banyak aktivis perlindungan anak
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlidungan Anak sudah tidak relevan lagi untuk memberikan efek
adalah salah satu langkah untuk memberikan jera bagi pelaku. Oleh karena itu, dengan
perlindungan terhadap anak Indonesia, diberlakukannya Undang-undang Nomor 23
khususnya yang berkaitan dengan masalah Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak adalah
Phedofilia, sebab undang-undang tersebut secara salah satu langkah yang tepat untuk memberikan
umum menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar perlindungan terhadap anak Indonesia,
dapat tumbuh dan berkembang, serta khususnya yang berkaitan dengan masalah tindak
berpartisipasi optimal sesuai dengan harkat dan pidana kekerasan seksual , sebab undang-undang
martabat kemanusiaan, serta mendapatkan tersebut secara umum menjamin terpenuhinya
perlindungan dai kekerasan. hak-hak anak agar dapat tumbuh, berkembang
Undang-undang Perlindungan Anak dapat dan berpartisipasi optimal sesuai harkat dan
memberikan perlindungan yang lebih baik martabat kemanusiaan, serta mendapatkan
dibandingkan dengan KUHP. Misalnya, ada perlindungan dari kekerasan.
sanksi cukup tinggi berupa hukuman pidana Unsur-unsur dari perbuatan terkait adanya
penjara maksimal 15 tahun dan minimal 3 tahun bisnis prostitusi online yang dilakukan pelaku
dengan denda maksimal Rp 300.000.000,- (tiga bisnis prostitusi online tersebut,sebagaimana
ratus juta rupiah) dan minimal Rp 60.000.000,- tersebut dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun
(enam puluh juta rupiah) tindakan yang 2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 81 Ayat
berhubungan dengan perkosaan dan pencabulan (1) adalah :
terhadp anak yang diatur di dalam KUHP KUHP a. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan
dinilai kurang kuat dalam memberikan hukuman kekerasan atau ancaman kekerasan
bagi para pelaku tindak pidana. Contoh, dalam b. Memaksa anak melakukan persetubuhan
kasus perdagangan anak-anak, yang dianggap dengannya atau dengan orang lain.
sebagai sebuah kejahatan besar di Indonesia. Sementara dalam Ayat (2) diuraikan unsur-
KUHP Pasal 297 yang mengatur masalah ini unsur tindak pidana sebagai berikut :
hanya mengancam dengan vonis maksimal 4 a. Setiap orang dengan sengaja melakukan tipu
tahun. Padahal di sejumlah negara termasuk muslihat dan serangkaian kebohongan;
Amerika Serikat kasus seperti ini dianggap b. Membujuk anak untuk melakukan
sebagai sebagai sebuah kejahatan besar dimana persetubuhan dengannya atau dengan orang
pelakunya bisa mendapat vonis penjara diatas 15 lain.
tahun. Bahkan di beberapa negara seperti Inggris Sebetulnya Perlindungan anak secara
dan Amerika terhadap pengunjung situs nasional telah memperoleh dasar pijakan yuridis
pornografi anak-anak ditangkap dan ditindak diantaranya Undang-Undang Dasar 1945 sebagai
tegas. hal ini menunjukkan keseriusan landasan konstitusional serta Pasal 21 sampai 24
pemerintah negeri itu untuk memerangi hal Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang
tersebut. Begitu juga dengan persetubuhan Perlindungan Anak. Adapun pengertian anak
dengan anak dibawah umur, KUHP Pasal 287 menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

630
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

Tentang Perlindungan Anak Pasal 1 angka 1 2014 yang sanksi hukumannya hanya 15 tahun,
adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan apabila akan memberantas pelaku tindak pidana
belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam bisnis prostitusi online dan juga menghukum
kandungan. Undang-Undang Nomor 23 Tahun seberat-beratnya para gay maupun pedofil yang
2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 17 Ayat memperdagangkan dan mengeksplorasi
(2) juga mengatur bahwa “setiap anak yang perdagangan dan kekerasan sexual terhadap anak,
menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual maka penerapan UU RI Nomor 17 Tahun 2016
atau yang berhadapan dengan hukum berhak tentang perlindungan anak yang baru sanksinya
dirahasiakan. Selain itu, Pasal 64 Ayat (2) huruf 20 tahun penjara dan kebiri kimia maka lebih
g juga mengatur “Perlindungan dari penderitaan tepat demi masa depan Anak-Anak Indonesia dan
identitas melalui media massa dan untuk keamanan mereka.
menghindari labelisasi”. Berdasarkan konteks Aparat penegak hukum mayoritas masih
Pasal 17 Ayat (2) dapat diartikan bahwa mengimplementasikan Undang-Undang Nomor
kerahasiaan identitas anak tidak hanya ditujukan 35 Tahun 2014 yang hukumannya hanya minimal
kepada pelaku kekerasan seksual, namun juga 5 tahun dan maksimal 15 tahun. Sedangkan pada
kepada korban kekerasan seksual serta setiap Undang-Undang Nomor 17 tahun 2016 tentang
anak yang berhadapan dengan hukum. penerapan Perppu Nomor 1 tahun 2016 penuntut
Sedangkan Keberadaan Undang-Undang umum nanti menggunakan hukuman lebih 20
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan tahun, seumur hidup bahkan (pelaku yang
Anak, mempertegas perlunya pemberatan sanksi divonis) bisa dihukum kebiri. Tapi kalau
pidana dan denda bagi pelaku tindak pidana diterapkan tidak berdasarkan UU Nomor 17
prostitusi online terhadap anak terutama terkait tahun 2016 itu maka tidak ada aturan lainnya
adanya kekerasan seksual yang bertujuan untuk yang membuat pelaku bisnis prostitusi merasa
bisnis prostituai online memberikan efek jera. jera., aturan yang dikenakan (hukuman) kebiri
Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi sebagai Implementasi Undang-Undang Nomor
anak sebagai korban dikemudian hari tidak 17 Tahun 2016 harus dilakukan.
menjadi pelaku kejahatan yang sama. dalam Bentuk perlindungan hukum terhadap anak
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 diatur sebagai korban berdasarkan Undang-Undang
dalam beberapa Pasal yang diantaranya Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
mewajibkan dan memberikan tanggung jawab Anak: Jaminan Keselamatan, baik fisik, mental
untuk menghormati pemenuhan hak anak tanpa maupun sosial. Dalam Undang-undang Nomor 11
membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum, Anak mengatur perlindungan mengenai jaminan
urutan kelahiran, dan kondisi fisik dan/atau keselamatan anak yang menjadi saksi dalam
mental, serta melindungi, dan menghormati hak kasus bisnis prostitusi online dalam Pasal 90 Ayat
anak dan bertanggung jawab dalam merumuskan (1) butir (b) yang menyebutkan “jaminan
dan melaksanakan kebijakan di bidang keselamatan, baik fisik, mental, maupun sosial”.
penyelenggaraan perlindungan anak. Kemudian Jaminan keselamatan diperlukan sebagai seorang
dalam undang-undang ini pemerintah daerah anak yang menjadi saksi dalam sidang peradilan
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk pidana, mempunyai hak Mendapatkan
melaksanakan dan mendukung kebijakan Pendampingan. Hal lain berkaitan dengan
nasional dalam penyelenggaraan perlindungan keselamatan yaitu keamanan dan kenyamanan
anak di daerah yang dapat diwujudkan melalui anak sebagai korban yang menjadi saksi diatur
upaya daerah membangun kabupaten/kota layak pula dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun
anak, serta memberikan dukungan sarana, 2012. Pada Ayat (1) di atas, diketahui bahwa anak
prasarana, dan ketersediaan sumber daya manusia yang menjadi saksi dalam perkara pidana dapat
dalam penyelenggaraan perlindungan anak. dititipkan kepada lembaga perlindungan atau
Pelaku kekerasan sexual terhadap anak lembaga kesejahteraan sosial anak. Hal ini dapat
terkait tindak pidana bisnis prostitusi anak secara dilakukan karena hasil pengamatan dari para
konvensional maupun secara online belakangan pendamping anak tersebut melihat bahwa anak
ini masih dijerat dengan UU Nomor 35 tahun saksi yang bersangkutan memang memerlukan

631
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

suatu perlindungan khusus. Demikian juga pada dengan menggunakan ketentuan yang ada dalam
Ayat (4), penyidik maupun pihak lain dapat KUHP, antara lain sebagai berikut:
meminta lembaga peradilan untuk menyediakan Dengan hukuman penjara selama-lamanya
rumah perlindungan saksi maupun perlindungan tujuh tahun dihukum:
sosial di suatu tempat khusus. Setiap anak berhak 1e. barang siapa yang melakukan pembuatan
mendapat perlindungan dari tindakan yang cabul dengan seseorang, sedang diketahuinya
merugikan, menimbulkan penderitaan mental, bahwa orang itu pinsan atau tidak berdaya;
fisik dan sosial. 2e. barang siapa yang melakukan pembuatan
Sedangkan Hak Menjalani Peradilan cabul dengan seseorang, sedang diketahuinya
dalam Situasi Khusus untuk Anak menurut atau patut harus disangkanya bahwa umur
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang orang itu belum cukup 15 tahun atau kalau
Sistem Peradilan Pidana Anak Pasal (1) Ayat (5) tidak nyata berapa umurnya. Bahwa orang itu
disebutkan bahwa anak saksi adalah seseorang belum masa buat kawin;
dengan pembatasan usia di bawah 18 tahun yang 3e. barang siapa yang membujuk (menggoda)
dapat memberikan keterangan guna kepentingan seseorang, yang diketahuinya atau patut
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di harus disangkanya, bahwa umur orang itu
sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana belum cukup 15 tahun atau kalau tidak nyata
yang didengar, dilihat, dan/atau dialaminya berapa umurnya, bahwa ia belum masanya
sendiri. Upaya pemerintah dalam pemberian buat kawin, akan melakukan atau
perlindungan hukum terhadap anak sebagai dari membiarkan dilakukan pada dirinya
pelaku bisnis prostitusi online atau kejahatan pembuatan cabul, atau akan bersetubuh
seksual, antara lain: Penyuluhan hukum, dengan orang lain dengan tidak kawin.
Penyuluhan rohani/agama, melalui upaya
Sedangkan Pasal 292 antara lain: Orang
preventif dan represif kemudian memasukkan
dewasa yang melakukan perbuatan cabul dengan
kurikulum tentang pelajaran seksual, masalah
orang lain sesama kelamin, yang diketahuinya
seksual dan kejahatan seksual pada semua level
atau sepatutnya harus diduganya belum dewasa,
pendidikan sekolah. Penyuluhan hukum instansi
diancam dengan pidana penjara paling lama lima
penegak hukum yang dilakukan polisi dalam
tahun. Persepsi terhadap kata “cabul” tidak
upaya pencegahan dan penanggulangan
dimuat dalam KUHP. Kamus Besar Bahasa
kejahatan adalah memberikan himbauan dan
Indonesia memuat artinya “Keji, kotor, tidak
melakukan patroli rutin untuk meningkatkan
senonoh (melanggar kesopanan, kesusilaan)”.
suasana aman dan tenteram. Penyuluhan
Untuk mewujudkan keberhasilan
rohani/agama, melalui penyuluhan keagamaan
penegakan hukum dalam memberantas maraknya
diharapkan keimanan seseorang terhadap agama
kasus tindak pidana kekerasan seksual sangat di
kepercayaannya semakin kokoh, serta
perlukan koordinasi yang serius baik dari aparat
dimanifestasikan dalam perilaku yang baik
kepolisian, aparat kejaksaan maupun hakim-
sehari-hari di dalam masyarakat. Upaya preventif
hakim di pengadilan. Putusan hakim pemeriksa
adalah suatu pengendalian sosial yang dilakukan
kasus kasus tindak pidana kekerasan seksual di
untuk mencegah kejadian yang belum terjadi
berbagai pengadilan bervariasi. Bahkan ada kasus
dapat dilakukan oleh orang tua, guru sebagai
kasus tindak pidana kekerasan seksual yang
pendidik, masyarakat.
hanya divonis dengan hukum penjara enam
Di dalam Kitab Undang-undang Hukum
bulan. Hal mana dapat di benarkan karena dalam
Pidana (KUHP) sebenarnya telah di atur
batas-batas maksimum dan minimum (satu hari
ketentuan mengenai sanksi pidana terhadap
sampai dua belas tahun) tersebut hakim bebas
pelaku tindak pidana kekerasan seksual, namun
untuk memutuskan.
pada kenyataannya tindak pidana kekerasan ini
Pada rumusan KUHP Pasal 63 Ayat (2)
masih saja terjadi di berbagai daerah. Pengaturan
yang menentukan bahwa jika suatu perbuatan
tentang tindak pidana phedofilia dalam peraturan
(percabulan dengan kekerasan/ancaman
hukum di Indonesia selama ini berlakukan untuk
kekerasan yang disebut sebagai kekerasan
mengadili pelaku tindak pidana pedofilia adalah
seksual), yang masuk dalam satu aturan pidana

632
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

yang umum (diatur dalam KUHP), diatur pula Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang
dalam aturan pidana yang khusus (UU Perlindungan Anak. pemerintah menyatakan
Perlindungan Anak), maka hanya yang khusus menerima 40 usulan dari berbagai pihak untuk
itulah yang dikenakan. Dengan demikian, sesuai melindungi korban phedofilia, usulan itu akan
dengan asas lex specialis derogat legi generali, dikaji dan diserahkan ke DPR.
dalam kasus kekerasan seksual yang dialami oleh Selain itu Para penegak hukum di lembaga
siswa TK JIS, maka aturan yang kita pergunakan Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan serta
adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Lembaga pemasyarakatan di harapkan mampu
Tentang Perlindungan Anak. UU ini diamanatkan melaksanakan upaya penegakan hukum yang
untuk dijadikan sebagai landasan hukum dalam nyata dan dapat di pertanggungjawabkan sesuai
memberikan perlindungan kepada seluruh anak dengan peraturan hukum yang berlaku agar
Indonesia. Dalam hal ini, utamanya anak sebagai tatanan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa
korban. Lahirnya UU ini sebagai penyempurnaan yang aman dan tertib dapat di capai semaksimal
dari ketentuan dalam KUHP yang mengatur mungkin. Upaya bukanlah suatu proses
tentang kekerasan seksual terhadap anak dan sederhana dan cepat seperti yang di bayangkan,
menjadi ketentuan yang khusus. karena di dalamnya terkait begitu banyak faktor
Pada penggunaan aturan khusus ini yang mempengaruhinya.
terdapat ancaman minimal khusus baik untuk Selain dilakukan penegakan hkm melalui
pidana penjara maupun dendanya. Untuk pidana pendekatan perundang-undangan, peran dari
penjaranya yakni 3 tahun penjara, sehingga asyarakat sekitarnya juga sanat penting.
pelaku tidak dapat dihukum kurang dari 3 tahun Pentingnya keterlibatan masyarakat dalam
penjara. Adapun denda diancamkan secara bentuk membangun gerakan perlindungan anak
kumulasi dengan pidana penjara, jadi bukan di lingkungan tetangga seperti di lingkungan RT,
hanya dapat dijatuhi pidana penjara namun juga RW sampai di tingkat Kelurahan, yang dapat
pidana denda minimal 60 juta Rupiah. diintegrasikan dengan UU Desa, karena di UU
Perlu kita perhatikan bahwa jika Desa itu ada pemberdayaan masyarakat rentan
perbuatan ini dilakukan lebih dari satu kali baik yaitu anak-anak. Dengan begitu aparat desa
terhadap korban yang sama/berbeda, maka dapat nantinya mengeluarkan peraturan desa di
diterapkan aturan tentang gabungan tindak masyarakat satu Kelurahan tersebut ada gerakan
pidana untuk masing-masing pelaku seperti perlindungan anak yang menjaga dan melindungi
diatur di dalam KUHP Pasal 65. Sesuai KUHP anak. Jadi Masyarakat ikut berperan dalam
Pasal 65 Ayat (2), terhadap pelaku dapat memberikan perlindungan terhadap anak-anak
dijatuhkan pidana penjara yang lamanya korban kekerasan seksual agar kedepannya tidak
maksimal 2 tahun. Jika dilakukan oleh lebih dari terulang lagi dan membuat pelaku kekerasan
satu orang maka dapat diterapkan ajaran seksual berpikir ulang untuk melakukan
penyertaan sesuai Pasal 55 dan/atau 56 KUHP, kekerasan seksual terhadap anak.
tergantung peranan masing-masing pelaku dalam
tindak pidana tersebut. Baik pelaku yang sudah KESIMPULAN
teridentifikasi keterlibatannya dalam kasus ini
maupun yang belum. Dalam konteks perlindungan hukum
KUHP Pasal 65, 55 dan/atau 56 digunakan terhadap anak sebagai korban yang dilakukan
dikarenakan menurut KUHP Pasal 103, ketentuan oleh pelaku tindak pidana kekerasan seksual,
umum dalam Buku I KUHP juga berlaku bagi dapat dipastikan dari sisi pengaturan, dalam
perbuatan-perbuatan yang oleh ketentuan Pasal-Pasalnya telah merumuskan adanya
perundang-undangan lainnya diancam dengan perlindungan atas hak-hak anak sebagai korban.
pidana (Pasal 82 UU Perlindungan Anak memuat Seperti dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun
sanksi pidana) kecuali jika oleh UU ditentukan 2014 sebagai perubahan atas Undang-Undang
lain. Karena UU Perlindungan Anak tidak Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
menentukan aturan yang berbeda dengan KUHP Anak, mempertegas perlunya pemberantasan
maka dengan demikian pasal-pasal dalam KUHP sanksi pidana dan denda bagi pelaku tindak
tersebut dapat diterapkan. Pasal dalam Undang- pidana kekerasan sexual terhadap anak, agar

633
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

dapat memerikan efek jera, serta mendorong hukum, terutama terhadap anak-anak yang
adanya langkah kongkrit untuk memulihkan menjadi korban.
Kembali fisik, psikis dan sosial anak. Akan tetapi Ditujukan kepada Direktorat Jendral
ternyata Undang-Undang Nomor 35 Tahun Peraturan dan Perundang-Udangan (Dirjen PP),
2014 tersebut, belum dapat membuat efek jera dalam rangka perlindungan anak sebagai korban
para pelaku tindak pidana kekerasan seksual pedofilia dan korban bisnis prostitusi anak, perlu
terhadap anak karena sangsinya ternyata masih diatur secara tegas tentang pengertian, unsur-
rendah. Oleh karena itu maka dibentuklah unsur pedofilia dan klasikasi korban kekerasan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang seksual terhadap anak baik itu korban pedofilia
(Perppu) Nomor 1 Tahun 2016, yang kemudian maupun anak korban bisnis prostitusi. Oleh
menjadi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 karena itu diperlukan kebijakan yang lebih
tentang Penerapan Perppu Nomor 1 Tahun 2016. limitatif dalam bentuk amandemen terhadap
Dari berbagai kasus yang terjadi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
penanganan kasus kekerasan seksual terhadap dengan cara menambahkan Pasal baru yang
anak, penegak hukum seringkali menggunakan mengatur secara khusus tentang pedofilia, dan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), jenis sangsi pidana bagi pelaku kekerasan seksual
padahal dalam Undang-undang Perlindungan terhadap anak yang dapat menimbulkan efek jera.
Anak dapat memberikan perlindungan yang lebih Materi muatan dalam amandemen terhadap Kitab
baik bagi anak sebagai korban dibandingkan Undang-Undang Hukum Pidana tersebut perlu
dengan KUHP, karena dalam KUHP belum memperhatikan berbagai konvensi internasional
diatur hak-hak anak sebagai korban dalam sebagai konsekuensi kedudukan negara Indonesia
memperoleh jaminan hukum yang dapat yang meupakan bagian dari masyarakat
meringankan kerugian akibat kekerasan seksual internasional. Selain itu diperlukan ada aturan
dan pelaku sangsinya sangat ringan seperti yang yang seragam tentang batasan usia anak agar
sudah diatur dalam Undang-Undang tidak membingungkan. Kemudian dalam KUHP
Perlindungan anak. Selain itu keberadaan anak diperlukan aturan yang melarang prostitusi anak
yang telah diatur dalam KUHP dan beberapa pada khususnya dan bisnis prostitusi pada
peraturan perundang-undangan tidak ada umumnya beserta sangsinya, karena saat ini
kesamaan dalam kategori batasan umur anak. hanya mengatur mucikari dan yang memfasilitasi
Selain itu kebijakan formulasi hukum positif kegiatan bisnis prostitusi.
Indonesia terdapat kekosongan hukum karena
tidak ada ketentuan yang mengatur secara tegas DAFTAR KEPUSTAKAAN
terhadap pedofilia, sehingga penegak hukum
harus mencari ketentuan-ketentuan yang didasar Effendi, A. Masyhur, and Taufani S. HAM Dalam
pada Pasal 287, Pasal 290,Pasal 292, Pasal 293 Dimensi/Dinamika Yuridis, Sosial, Politik;
dan Pasal 294, akan tetapi Pasal-Pasal tersebut Dan Proses Penysunan /Aplikasi Ha-Kham
belum dapat memberikan perlindungan yang (Hukum Hak Asasi Manusia) Dalam
memadai terhadap anak, karena pola Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia,
perumusannya kurang tegas. 2010.
Emald. “Kasus Tindak Pidana Di NTT
Didominasi Kekerasan Seksual Anak.”
SARAN Republika.Co.Id, August 25, 2020.
Pelaku kekerasan seksual agar menjadi https://republika.co.id/berita/qflzrs349/kas
efek jera, maka perlu untuk diterapkan Pasal 81 us-tindak-pidana-di-ntt-didominasi-
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang kekerasan-seksual-anak.
perlindungan anak yang baru, sanksinya bagi Gorda, Tii Rusmini. Hukum Perlindgan Anak
pelaku selama 20 tahun penjara dan kebiri kimia. Korban Pedofilia. Malang: Setara Press
Perlu ada koordinasi yang intensif antar Malang, 2017.
lembaga terkait seperti para penegak hukum dari Gosita, Arif. Masalah Perlndungan Anak
kepolisian, kejaksaan, kementerian hukum dan (Kumpulan Karangan). Jakarta: BIP
HAM, KPAI, Komnas HAM perlindungan Kelompok Gramedia, 2004.

634
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

———. Perlindungan Anak. Bandung: Mandar Undang-Undang Nomor 17 tahun 2016 tentang
Maju, 2009. Penetapan PERPPU Nomor 1 Tahun 2016
Gultom, Maidin. Perlindungan Hukum Terhadap tentang perubahan kedua atas Undang-
Anak. Bandung: PT. Refika Aditama, 2008. Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Hidayat, Bunadi. Pemidanaan Anak Di Bawah perlindungan anak menjadi Undang-
Umur. Bandung: Alumni, 2010. Undang
Ihromi, Tapi Omas, and Dkk. Penghapusan Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Diskriminasi Terhadap Wanita. Bandung: Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Alumni, 2000. Perlindungan Anak
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Hak Asasi Manusia
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang
2006. Kesejahteraan Anak
Medistiara, Yulida. “Menteri PPA: Dari Januari -
Juni 2020 Ada 3.928 Kasus Kekerasan
Anak.” News.Detik.Com, July 22, 2020.
https://news.detik.com/berita/d-
5103613/menteri-ppa-dari-januari-juni-
2020-ada-3928-kasus-kekerasan-anak.
Nawir, Hasrul. “Kekerasan Seksual Pada Anak
Di Parepare Naik 20%, Polisi Tangani 14
Kasus.” News.Detik.Com, July 23, 2020.
https://news.detik.com/berita/d-
5104841/kekerasan-seksual-pada-anak-di-
parepare-naik-20-polisi-tangani-14-kasus.
Nusyeha. “KPAI Mita Wawan Gunawan Dijerat
Pasal Berapis.” Republika.Co.Id, August .
https://republika.co.id/berita/qfg3e3330/kp
ai-minta-wawan-gunawan-dijerat-pasal-
berlapis.
Prawirohamidjojo, R. Soetojo, and Marthalena
Pohan. Hukum Orang Dan Keluarga.
Surabaya: Airlangga University Press,
2000.
Sadewo, Joko. “Indonesia Darurat Kekerasan
Seksual Anak.” Republika. Jakarta, 2018.
/01/21/p2whmc318-indonesia-
daruratkekerasan-seksual-anak.
Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial.
Bandung: Unpar Press, 2006.
Soerjono, H.Abdurahman. Metode Penelitian
Hukum. Jakarta: Rineke Cipta, 2003.
Suseno, Franz Magnis. Etika Politik: Prisip-
Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001.
Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
mengenai Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak

635
Jurnal Penelitian Hukum p-ISSN 1410-5632
Akreditasi: Kep. Dirjen. Penguatan Risbang. Kemenristekdikti:

De Jure
e-ISSN 2579-8561
No:10/E/KPT/2019
Volume 20, Nomor 4, Desember 2020

HALAMAN KOSONG

636

You might also like