You are on page 1of 11

Selamat Soni Harsono Wijaya, RZ Abdul Aziz Jurnal Informatika Vol. 19 No.

2 Desember 2019

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA LAMPUNG POST


MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5
Selamat Soni Harsono Wijaya1, R.Z Abdul Aziz2
12
Magister Teknik Informatika, Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya
Jl. Z.A. Pagar Alam No.93, Bandar Lampung – Indonesia 35142
1
Email
2
: selamatsoni@gmail.com,
Email : rz.aziz@gmail.com

ABSTRACT
Information is one of the most important factors at this time, especially for organizations
that use information technology (IT) as a supporter of their business processes. Lampung
Post is a company that uses IT to support its business processes. But in its development,
technological progress is also used as an opportunity to commit crime in cyberspace or
other media that are often known as cyber crime. Cyber crime is to take over the website
and also change the contents of the website content that causes harm to the company and
also company partners who are still in one group of companies. To maintain the security of
corporate information systems, a technology or system with good information security
management is needed to safeguard information assets and prevent activities that can
harm the company. For this reason, an information system audit is needed to assess
current and expected capability of corporate information technology governance. This
research on auditing information systems uses the COBIT 5 framework to find solutions to
improve corporate information technology governance systems and use a scale of 0-5 in
determining the capability level assessment. The results of the information system audit
show that the current value is on a scale of 3 (Established), while the value of the excpect
is at level 5 (Optimizing).

Keywords : Audit, Capability Level, Framework COBIT 5 , Information Systems

ABSTRAK

Informasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting saat ini, terutama terhadap organisasi
yang menggunakan Teknologi Informasi (TI) sebagai pendukung proses bisnisnya. Lampung Post
merupakan perusahaan yang menggunakan TI untuk mendukung proses bisnisnya. Namun dalam
perkembangannya, kemajuan teknologi juga dijadikan peluang untuk melakukan kriminalitas di
dunia maya atau media lainnya yang kerap dikenal dengan istilah kejahatan siber. Kejahatan siber
yaitu dengan mengambil alih website dan juga mengubah isi content website yang menimbulkan
kerugian bagi pihak perusahaan dan juga rekanan perusahaan yang masih berada dalam satu group
perusahaan. Untuk menjaga keamanan sistem informasi perusahaan maka dibutuhkan suatu
teknologi atau sistem dengan tata kelola keamanan informasi yang baik untuk menjaga aset
informasi dan mencegah terjadinya aktivitas yang dapat merugikan perusahaan. Untuk itu perlu
adanya audit sistem informasi untuk menilai capability level tata kelola teknologi informasi
perusahaan saat ini dan yang diharapkan. Penelitian tentang audit sistem informasi ini
menggunakan framework COBIT 5 untuk mencari solusi perbaikan sistem tata kelola teknologi
informasi perusahaan dan menggunakan skala 0-5 dalam penentuan penilaian tingkat kapabilitas.
Hasil dari audit sistem informasi menunjukkan bahwa nilai current ada pada skala 3 (Established),
sedangkan nilai excpect berada pada level 5 (Optimizing).

Kata kunci : Audit, Capability level, Framework COBIT 5, Sistem Informasi

Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya 116


Selamat Soni Harsono Wijaya, RZ Abdul Aziz Jurnal Informatika Vol. 19 No. 2 Desember 2019

1. PENDAHULUAN peluang untuk melakukan kriminalitas di


dunia maya atau media lainnya yang
Informasi saat ini menjadi hal yang kerap dikenal dengan istilah kejahatan
sangat penting, terutama terhadap siber. Cyber crime atau kejahatan siber
organisasi yang menggunakan teknologi dalam istilah hukumnya adalah mengacu
Informasi (TI) sebagai pendukung proses pada aktivitas kejahatan dengan komputer
bisnis. Ketergantungan terhadap TI ini atau jaringan komputer menjadi alat dan
menuntut perhatian khusus pada tata sasaran kejahatan.
kelola yang terdiri dari kepemimpinan,
Belum lama ini terjadi aktivitas
struktur organisasi, dan proses untuk
kejahatan siber di Lampost.co yang
memastikan bahwa TI di organisasi tidak
menimbulkan kerugian bagi pihak
hanya berkembang, namun juga menopang
Lampost dan juga rekanan perusahaan
strategi dan tujuan perusahaan[1].
yang masih berada dalam satu grup
Lampung Post (Lampost) merupakan
perusahaan. Untuk menjaga keamanan
perusahaan yang menggunakan TI untuk
sistem informasi perusahaan maka
mendukung proses bisnisnya. Penggunaan
dibutuhkan suatu teknologi atau sistem
TI di Lampung Post bertujuan untuk
dengan tata kelola keamanan informasi
meningkatkan kualitas layanan yang
yang baik untuk menjaga aset informasi
diberikan terhadap para stakeholder
dan mencegah terjadinya aktivitas yang
terutama informasi pemberitaan online
dapat merugikan perusahaan.
maupun offline kepada masyarakat. Untuk
itu perlu adanya dukungan keamanan Permasalahan ini membuat audit
informasi yang bertujuan agar informasi sistem informasi pada Lampung Post perlu
yang akan diberikan baik melalui media dilakukan. Audit sistem informasi ini
cetak maupun online dapat berjalan dibuat dengan mengacu pada framework
dengan lancar. Salah satu bentuk COBIT 5. Framework COBIT 5
dukungan keamanan informasi adalah merupakan suatu kerangka kerja
dengan adanya audit sistem informasi manajemen teknologi informasi yang
dengan tujuan agar risiko keamanan diciptakan oleh Information System Audit
informasi dapat dikurangi atau dihindari. and Control Association (ISACA) dan IT
Keamanan informasi merupakan aspek Governance Institute (ITGI). COBIT
penting dari tata kelola organisasi, kinerja memiliki model kapabilitas (capability)
TI akan terganggu jika keamanan yang bertujuan untuk mencapai tujuan
informasi sebagai aspek penting dari secara keseluruhan dari proses penilaian
keamanan informasi mengalami masalah dan proses dukungan perbaikan, yaitu
terkait kerahasiaannya (confidentiality), untuk menyediakan sarana untuk
keutuhannya (integrity), dan mengukur kinerja dari setiap sisi sistem
ketersediaannya (availibility). Gangguan informasi yang kemudian diterapkan pada
pada sistem informasi secara tidak suatu penilaian kapabilitas proses.
langsung akan mempengaruhi kegiatan
operasional yang dilakukan oleh 2. METODE PENELITIAN
perusahaan. Metodologi audit operasional
Motto Lampung Post yaitu menyebarkan berkaitan dengan penggunaan secara
berita yang jujur, terkini, bermutu, dan ekonomis dan efisien atas sumber daya
paling berpengaruh di Provinsi Lampung. pencapaian tujuan serta sasaran yang
Kemajuan teknologi saat ini terkadang diterapkan. Audit operasional memiliki 4
tidak hanya dimanfaatkan untuk kegiatan (empat) tahapan, yaitu perencanaan
positif. Namun dalam perkembangannya, (planning), pekerjaan lapangan
kemajuan teknologi juga dijadikan

Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya 117


Selamat Soni Harsono Wijaya, RZ Abdul Aziz Jurnal Informatika Vol. 19 No. 2 Desember 2019

(fieldwork), pelaporan (reporting), dan e).MEA (Monitor, Evaluate and


tindak lanjut (follow up). Assess)

2.1. Perencanaan (Planning)


Tahap perencanaan dilakukan dengan 2.2. Pekerjaan Lapangan (Fieldwork)
mengumpulkan data berikut. 2.2.1. Membuat kuisioner
2.1.1. Wawancara Peneliti membuat pernyataan
Mewawancarai staf TI untuk pada kuisioner berdasarkan pedoman
mengidentifikasi masalah pada framework COBIT 5 yang terkait
khususnya tentang tindakan yang dengan tata kelola keamanan sistem
pernah terjadi pada sistem informasi untuk mencegah terjadinya
informasi Lampost. tindakan cracking pada Lampost.
2.1.2. Observasi 2.2.2. Menyebarkan kuisioner
Mengamati tata kelola sistem Peneliti menyebarkan kuisioner
informasi Lampost. kepada bagian TI Lampost sebanyak 6
2.1.3. Studi literatur (enam) orang dan redaksi Lampost
Mengumpulkan bahan referensi sebanyak 24 orang yang dilakukan pada
berupa teori yang berasal dari buku tanggal 3-31 Desember 2018 yang
dan jurnal serta data sekunder digunakan untuk mengukur kapabilitas
berupa dokumen yang mendukung tata kelola keamanan sistem informasi
hasil penelitian. perusahaan.
2.1.4. Menentukan proses bisnis
Metode yang digunakan untuk 2.3. Pelaporan (Reporting)
menganalisis tata kelola keamanan Kegiatan yang dilakukan pada tahap
informasi, yaitu Framework pelaporan adalah sebagai berikut.
COBIT 5. Framework COBIT 5 2.3.1. Mengukur tingkat kapabilitas
merupakan standar kontrol yang Merekap pengisian kuisioner untuk
umum terhadap teknologi menghitung dan mengukur tingkat
informasi, dengan memberikan kapabilitas tata kelola keamanan sistem
kerangka kerja dan kontrol informasi untuk dijadikan laporan hasil
terhadap teknologi informasi yang analisis. Tingkat kapabilitas setiap
dapat diterima dan diterapkan proses yang dinilai dinyatakan dalam
secara internasional. Framework level 0 sampai 5 (ISACA, 2013).
COBIT 5 dirancang dengan 5 a) Level 0 : incomplete
(lima) domain yang masing- b) Level 1 : performed
masing mencakup penjelasan rinci c) Level 2 : managed
dan termasuk panduan secara luas d) Level 3 : established
dan bertujuan sebagai tata kelola e) Level 4 : predictable
dan manajemen TI perusahaan. 5 f) Level 5 : optimizing
(lima) domain yang ada pada 2.3.2. Menganalisa gap / kesenjangan
COBIT 5 adalah sebagai berikut. Menganalisa gap/kesenjangan tingkat
a).EDM (Evaluate, Direct and kapabilitas untuk menemukan
Monitor) permasalahan yang terjadi pada tata
b).APO (Align, Plan and kelola keamanan sistem informasi
Organise) perusahaan.
c).BAI (Build, Acquire and
Implement) 2.4. Tindak Lanjut (Followup)
d).DSS (Deliver, Service, and Kegiatan yang dilakukan pada tahap
Support) tindak lanjut adalah sebagai berikut.

Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya 118


Selamat Soni Harsono Wijaya, RZ Abdul Aziz Jurnal Informatika Vol. 19 No. 2 Desember 2019

2.4.1 Merekomendasikan perbaikan pemetaan yang telah dilakukan,


tata kelola keamanan sistem didapatkan 9 (sembilan) IT related
informasi. goals yang diselaraskan dengan
Dari hasil gap/kesenjangan yang enterprise goals, yaitu :
terjadi pada tingkat kapabilitas a) Pengaturan risiko bisnis yang
saat ini dan yang diharapkan berhubungan dengan TI.
perusahaan didapatkan temuan b) Transparasi biaya, manfaat, dan resiko
masalah yang kemudian akan TI.
diberikan rekomendasi perbaikan c) Kecukupan kegunaan aplikasi,
untuk meningkatkan kapabilitas informasi, dan solusi teknologi.
tata kelola keamanan sistem d) Kecerdasan TI.
informasi pada website e) Keamanan informasi, aplikasi, dan
Lampost.co. infrastruktur pemrosesan.
2.4.2 Dokumentasi f) Optimalisasi aset TI, sumber daya, dan
Melakukan dokumentasi kegiatan kemampuan.
penelitian tata kelola keamanan g) Pemenuhan TI dengan kebijakan
sistem informasi pada Lampost. internal.
h) Personal TI yang kompeten dan
3. ANALISA DAN PEMBAHASAN memiliki motivasi bisnis.
i) Pengetahuan, keahlian, dan inisiatif
3.1. Hasil Identifikasi Enterprise Goals untuk inovasi bisnis.
Memetakan dan menentukan enterprise
goals yang berkaitan dengan latar 3.3 Identifikasi Domain COBIT 5
belakang masalah berdasarkan pedoman Berdasarkan hasil pemetaan IT related
pada COBIT 5. Hasil pemetaan terhadap goals yang diselaraskan dengan
enterprise goals adalah sebagai berikut. domain COBIT 5, domain yang akan
a) Penilaian produk dan pelayanan digunakan dalam penelitian ini ada 2
bersaing. (dua), yaitu DSS dan MEA.
b) Pengaturan risiko bisnis
(perlindungan aset). 3.4 Identifikasi Proses COBIT 5
c) Budaya pelayanan orientasi Memetakan proses bisnis pada
konsumen. COBIT 5 yang diselaraskan dengan IT
d) Pelayanan bisnis berkelanjutan dan enterprise goals. Berdasarkan hasil
ketersediaan. pemetaan yang telah dilakukan,
e) Kecerdasan dalam merespon didapatkan 8 (delapan) proses bisnis
perubahan lingkungan bisnis. yang akan digunakan dalam penelitian
f) Pengelolaan fungsi proses bisnis. ini, yaitu APO013, DSS01, DSS02,
g) Pengaturan program perubahan bisnis. DSS03, DSS05, DSS06, MEA01, dan
h) Produktivitas staf dan operasional. MEA02.
i) Pemenuhan kebijakan internal.
j) Keahlian dan motivasi perorangan. 3.5 Identifikasi Proses dan Aktivitas
k) Budaya inovasi bisnis & produk. COBIT 5
Berdasarkan pemetaan proses bisnis
3.2 Hasil Identifikasi IT Related Goals pada Framework COBIT 5,
Memetakan dan menentukan IT digunakan 42 pernyataan yang
related goals yang diselaraskan merupakan turunan dari proses bisnis
dengan enterprise goals yang telah yang akan digunakan dalam penelitian
dipilih sebelumnya dengan acuan dan yang akan dijadikan acuan dalam
pedoman pada COBIT 5. Berdasarkan pembuatan kuisioner.

Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya 119


Selamat Soni Harsono Wijaya, RZ Abdul Aziz Jurnal Informatika Vol. 19 No. 2 Desember 2019

Dari nilai Cronbach Alpha diketahui


3.6 Uji Validitas Data Responden realibity statistics data responden
memiliki nilai 0,984.
Uji validitas dapat dihitung dengan
bantuan SPSS versi 20.0 menggunakan 3.7 Perhitungan Capability Level
persamaan sebagai berikut. Perhitungan capability level merupakan
rekapitulasi dari hasil kuisioner responden
manajemen dan user dengan rumus
berikut.
Keterangan :
r yx = koefisien korelasi Pearson
Product Moment
X = skor item Keterangan :
Y = skor item total X = simbol untuk mean atau rata-rata
n = jumlah responden hitung
∑ = simbol untuk penjumlahan
Pengujian ini diambil sampel sebanyak 30 keseluruhan
orang responden yang terdiri dari 6 (enam) Xi = nilai berapa jumlah X, I = 1, 2, 3,..., n
kategori responden manajemen dan 24 (nilai sampel ke-i)
kategori responden user dan mengisi n = jumlah sampel.
kuisioner yang diberikan. Data kuisioner
yang diperoleh dari responden telah diuji Hasil pengukuran capability level
validitasnya menggunakan SPSS. Kriteria responden manajemen dapat dilihat dalam
pengambilan keputusan adalah : bentuk grafik radar pada gambar 1 berikut

Bila r hitung > r tabel maka instrumen valid.


Bila r hitung<r tabel maka instrumen tidak
valid. Uji validitas pada penelitian ini
dilakukan tiap item pernyataan pada
kerangka kerja COBIT 5. Hasil uji
validitas dari 42 pernyataan mendapatkan
r hitung lebih besar daripada r tabel maka
dengan ini kuisioner yang dinyatakan
valid sebanyak 37 pernyataan sedangkan 5
(lima) diantaranya dinyatakan tidak valid.
Kemudian dilakukan uji reliabilitas
statistik pada data responden ini :
menggunakan metode alpha cronbach’s
dengan hasil yang dapat dilihat pada tabel Gambar 1. Grafik Radar Capability
1 (satu). Level Manajemen

Tabel 1. Realibity Statistics Data


Responden Sedangkan hasil pengukuran capability
level responden user dapat dilihat dalam
Cronbach's Alpha N of Items bentuk grafik radar pada gambar 2 berikut
0,984 42 ini :

Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya 120


Selamat Soni Harsono Wijaya, RZ Abdul Aziz Jurnal Informatika Vol. 19 No. 2 Desember 2019

yang berarti bahwa proses


pengaturan keamanan yang
berjalan sekarang
diimplementasikan dan telah
ditetapkan. Sedangkan pada proses
APO013 diperoleh nilai expect
4,83 sehingga pada APO013
terdapat gap atau kesenjangan
antara current dengan expect
sebesar 1,00. Permasalahan yang
ditemukan adalah pada keamanan
sistem yang belum dilindungi
secara baik sehingga diperlukan
Gambar 2. Grafik Radar Capability pengamanan sistem melalui
Level User jaringan dengan melakukan
pengaman FTP, SMTP, Telnet dan
Berikut ini merupakan gap pada pengaman Web Server.
responden manajemen dan user yang b. Dari proses perhitungan penilaian
dapat dilihat pada tabel 2 dan 3. kuisioner user, diperoleh nilai rata-
Tabel 2. Gap Capablity Level rata pada proses APO013 dengan
Manajemen nilai current 2,85 yang masuk ke
Current Expect
Capability Capability dalam skala pengukuran capability
Proses Gap
Level Level level 3 (established), yang berarti
Manajemen Manajemen bahwa proses pengaturan
APO13 3,83 4,83 1,00
DSS01 3,83 4,53 0,70 keamanan yang berjalan sekarang
DSS02 3,80 4,63 0,83 telah diimplementasikan dengan
DSS03 3,76 4,60 0,84 perencanaan dan pemantauan.
DSS05 3,95 4,83 0,88
DSS06 3,83 4,53 0,70
Sedangkan pada proses APO013
MEA01 3,83 4,61 0,78 diperoleh nilai expect 4,62
MEA02 3,93 4,60 0,67 sehingga pada APO013 terdapat
gap atau kesenjangan antara
Tabel 3. Gap Capablity Level user current dengan expect sebesar
Current Expect 1,77. Permasalahan yang sama
Proses Capability Capability Gap
Level User Level User ditemukan pada keamanan sistem
APO13 2,85 4,62 1,77 yang belum dilindungi secara baik
DSS01 3,03 4,58 1,55 sehingga diperlukan pengamanan
DSS02 3,03 4,60 1,57 sistem melalui jaringan dengan
DSS03 3,05 4,50 1,45
DSS05 3,04 4,42 1,38 melakukan pengaman FTP, SMTP,
DSS06 3,03 4,42 1,39 Telnet dan pengaman Web Server.
MEA01 3,01 4,61 1,60 2. DSS01 (pengaturan operasi)
MEA02 3,03 4,59 1,56
a. Dari proses perhitungan penilaian
kuisioner manajemen, diperoleh
3.8 Analisa Kesenjangan nilai rata-rata pada proses DSS01
1. APO013 (pengaturan keamanan) dengan nilai current 3,60 yang
a. Dari proses perhitungan penilaian masuk ke dalam skala pengukuran
kuisioner manajemen, diperoleh capability level 4 (predictable),
nilai rata-rata pada proses APO013 yang berarti bahwa proses
dengan nilai current 3,83 yang pengaturan operasi yang berjalan
masuk ke dalam skala pengukuran sekarang diimplementasikan dan
capability level 4 (predictable),
Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya 121
Selamat Soni Harsono Wijaya, RZ Abdul Aziz Jurnal Informatika Vol. 19 No. 2 Desember 2019

telah ditetapkan. Sedangkan pada masuk ke dalam skala pengukuran


proses DSS01 diperoleh nilai capability level 4 (predictable),
expect 4,53 sehingga pada DSS01 yang berarti bahwa proses
terdapat gap atau kesenjangan pengaturan permintaan layanan
antara current dengan expect dan insiden yang berjalan sekarang
sebesar 0,93. Permasalahan yang diimplementasikan dan telah
ditemukan adalah terhadap ditetapkan. Sedangkan pada proses
pengaturan fasilitas meliputi daya DSS02 diperoleh nilai expect 4,63
dan alat bantu komunikasi yang sehingga pada DSS02 terdapat gap
sejalan dengan hukum dan atau kesenjangan antara current
peraturan, teknik dan kebutuhan dengan expect sebesar 0,73.
bisnis, kesehatan, dan petunjuk Permasalahan yang ditemukan
keamanan sehingga diperlukan adalah pada perawatan hardware
pengaturan fasilitas yang baik dan update software mendukung
untuk mendukung kegiatan kebutuhan bisnis sehingga
operasional perusahaan dari sisi diperlukan perawatan hardware
pemberdayagunaan alat dan software secara rutin untuk
komunikasi, Kesehatan dan mencegah terjadinya cracking dan
Keselamatan Kerja (K3) serta penyebaran virus yang dapat
adanya petunjuk keamanan kerja. menyerang dan merusak data yang
b. Dari proses perhitungan penilaian bersifat penting yang diakibatkan
kuisioner user, diperoleh nilai adanya beberapa perangkat yang
rata-rata pada proses DSS01 tidak update.
dengan nilai current 2,92 yang b. Dari proses perhitungan penilaian
masuk ke dalam skala pengukuran kuisioner user, diperoleh nilai rata-
capability level 3 (established), rata pada proses DSS02 dengan
yang berarti bahwa proses nilai current 3,09 yang masuk ke
pengaturan operasi yang berjalan dalam skala pengukuran capability
sekarang diimplementasikan level 3 (established), yang berarti
dengan perencanaan dan bahwa proses pengaturan
pemantauan. Sedangkan pada permintaan layanan dan insiden
proses DSS01 diperoleh nilai yang berjalan sekarang telah
expect 4,58 sehingga pada DSS01 diimplementasikan dengan
terdapat gap atau kesenjangan perencanaan dan pemantauan.
antara current dengan expect Sedangkan pada proses DSS02
sebesar 1,66. Permasalahan yang diperoleh nilai expect 4,60
sama ditemukan pada pengaturan sehingga pada DSS02 terdapat gap
fasilitas untuk mendukung atau kesenjangan antara current
kegiatan operasional perusahaan dengan expect sebesar 1,51.
dari sisi pemberdayagunaan alat Permasalahan yang sama
komunikasi, Kesehatan dan ditemukan pada perawatan
Keselamatan Kerja (K3) serta hardware dan update software
adanya petunjuk keamanan kerja. secara rutin untuk mencegah
3. DSS02 (pengaturan permintaan terjadinya cracking dan
layanan dan insiden) penyebaran virus yang dapat
a. Dari proses perhitungan penilaian menyerang dan merusak data yang
kuisioner manajemen, diperoleh bersifat penting yang diakibatkan
nilai rata-rata pada proses DSS02 adanya beberapa perangkat yang
dengan nilai current 3,90 yang tidak update.

Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya 122


Selamat Soni Harsono Wijaya, RZ Abdul Aziz Jurnal Informatika Vol. 19 No. 2 Desember 2019

4. DSS03 (pengaturan masalah) pemecahan masalah yang telah


a. Dari proses perhitungan penilaian terjadi.
kuisioner manajemen, diperoleh 5. DSS05 (pengaturan layanan
nilai rata-rata pada proses DSS03 keamanan)
dengan nilai current 3,77 yang a. Dari proses perhitungan penilaian
masuk ke dalam skala pengukuran kuisioner manajemen, diperoleh
capability level 4 (predictable), nilai rata-rata pada proses DSS05
yang berarti bahwa proses dengan nilai current 3,40 yang
pengaturan masalah yang berjalan masuk ke dalam skala pengukuran
sekarang diimplementasikan dan capability level 3 (established),
telah ditetapkan. Sedangkan pada yang berarti bahwa proses
proses DSS03 diperoleh nilai pengaturan layanan keamanan
expect 4,60 sehingga pada DSS03 yang berjalan sekarang
terdapat gap atau kesenjangan diimplementasikan dengan
antara current dengan expect perencanaan dan pemantauan.
sebesar 0,83. Permasalahan yang Sedangkan pada proses DSS05
ditemukan adalah pada diperoleh nilai expect 4,83
pengumpulan data operasional sehingga pada DSS05 terdapat gap
untuk mengidentifikasi masalah atau kesenjangan antara current
yang muncul sehingga diperlukan dengan expect sebesar 1,43.
pengumpulan data operasional Permasalahan yang ditemukan
yang akan digunakan pihak adalah pada pengaturan data
manajemen untuk mengidentifikasi operasional tentang keamanan
dan menganalisa masalah yang sistem informasi sehingga
akan timbul, dan mencari solusi diperlukan pelaporan rutin kepada
pemecahan masalah yang telah pihak manajemen untuk
terjadi. mengidentifikasi, menganalisis,
b. Dari proses perhitungan penilaian dan mengatasi masalah yang akan
kuisioner user, diperoleh nilai muncul dengan cara
rata-rata pada proses DSS03 mengumpulkan data operasional
dengan nilai current 3,26 yang perusahaan yang berkaitan dengan
masuk ke dalam skala pengukuran tata kelola TI.
capability level 3 (established), b. Dari proses perhitungan penilaian
yang berarti bahwa proses kuisioner user, diperoleh nilai rata-
pengaturan masalah yang berjalan rata pada proses DSS05 dengan
sekarang telah diimplementasikan nilai current 3,13 yang masuk ke
dengan perencanaan dan dalam skala pengukuran capability
pemantauan. Sedangkan pada level 3 (established), yang berarti
proses DSS03 diperoleh nilai bahwa proses pengaturan layanan
expect 4,50 sehingga pada DSS03 keamanan yang berjalan sekarang
terdapat gap atau kesenjangan diimplementasikan dengan
antara current dengan expect perencanaan dan pemantauan.
sebesar 1,24. Permasalahan yang Sedangkan pada proses DSS05
sama ditemukan pada diperoleh nilai expect 4,44
pengumpulan data operasional sehingga pada DSS05 terdapat gap
untuk mengidentifikasi dan atau kesenjangan antara current
menganalisa masalah yang akan dengan expect sebesar 1,31.
timbul, dan mencari solusi Permasalahan yang sama
ditemukan pada pengumpulan data

Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya 123


Selamat Soni Harsono Wijaya, RZ Abdul Aziz Jurnal Informatika Vol. 19 No. 2 Desember 2019

operasional tentang keamanan gap atau kesenjangan antara


sistem informasi. Diperlukan current dengan expect sebesar
pelaporan rutin dengan cara 1,33. Permasalahan yang sama
menganalisa data operasi ditemukan pada kegiatan evaluasi
perusahaan yang terkait layanan kesalahan sehingga perlu
keamanan untuk mencegah dilakukan tindakan pengoreksian
terjadinya gangguan baik dari terhadap pengelolaan kesalahan
dalam maupun dari luar yang terjadi pada proses bisnis.
lingkungan perusahaan. 7. MEA01 (memonitor, mengevaluasi,
6. DSS06 (pengaturan kendali proses dan menilai pelaksanaan dan
bisnis) penyesuaian)
a. Dari proses perhitungan penilaian a. Dari proses perhitungan penilaian
kuisioner manajemen, diperoleh kuisioner manajemen, diperoleh
nilai rata-rata pada proses DSS06 nilai rata-rata pada proses MEA01
dengan nilai current 3,44 yang dengan nilai current 3,30 yang
masuk ke dalam skala pengukuran masuk ke dalam skala pengukuran
capability level 3 (established), capability level 3 (established),
yang berarti bahwa proses yang berarti bahwa proses
pengaturan kendali proses bisnis monitoring, evaluasi, dan penilaian
yang berjalan sekarang pelaksanaan dan penyesuaian yang
diimplementasikan dengan berjalan diimplementasikan dengan
perencanaan dan pemantauan. perencanaan dan pemantauan.
Sedangkan pada proses DSS06 Sedangkan pada proses MEA01
diperoleh nilai expect 4,52 diperoleh nilai expect 4,67
sehingga pada DSS06 terdapat gap sehingga pada MEA01 terdapat
atau kesenjangan antara current gap atau kesenjangan antara
dengan expect sebesar 1,08. current dengan expect sebesar
Permasalahan yang ditemukan 1,37. Permasalahan yang
adalah pada tindakan pengoreksian ditemukan adalah pada tindakan
kesalahan yang terjadi pada proses perbaikan penyimpangan pada
bisnis. Perusahaan perlu proses bisnis. Pihak manajemen
melakukan tindakan pengoreksian diharapkan dapat membantu
dan evaluasi terhadap pengelolaan stakeholders untuk
kesalahan yang terjadi pada proses mengidentifikasi, memprakarsai,
bisnis. dan memperbaiki penyimpangan
b. Dari proses perhitungan penilaian yang terjadi pada proses bisnis.
kuisioner user, diperoleh nilai b. Dari proses perhitungan penilaian
rata-rata pada proses DSS06 kuisioner user, diperoleh nilai
dengan nilai current 3,08 yang rata-rata pada proses MEA01
masuk ke dalam skala pengukuran dengan nilai current 2,94 yang
capability level 3 (established), masuk ke dalam skala pengukuran
yang berarti bahwa proses capability level 3 (established),
pengaturan kendali proses bisnis yang berarti bahwa proses
yang berjalan sekarang monitoring, evaluasi, dan
diimplementasikan dengan penilaian pelaksanaan dan
perencanaan dan pemantauan. penyesuaian yang berjalan
Sedangkan pada proses DSS06 diimplementasikan dengan
diperoleh nilai expect 4,41 perencanaan dan pemantauan.
sehingga pada DSS06 terdapat Sedangkan pada proses MEA01

Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya 124


Selamat Soni Harsono Wijaya, RZ Abdul Aziz Jurnal Informatika Vol. 19 No. 2 Desember 2019

diperoleh nilai expect 4,56 current dengan expect sebesar


sehingga pada MEA01 terdapat 1,17. Permasalahan yang sama
gap atau kesenjangan antara ditemukan pada kegiatan layanan
current dengan expect sebesar perusahaan terkait TI. Perlu
1,62. Permasalahan yang sama adanya tim audit TI untuk
ditemukan pada pada tindakan mengawasi dan memantau
evaluasi. Perlu adanya perbaikan kegiatan layanan perusahaan yang
tindakan evaluasi terhadap berkaitan dengan tata kelola
penyimpangan yang terjadi pada teknologi informasi.
proses bisnis.
8. MEA02 (memonitor, mengevaluasi, 4. SIMPULAN
dan menilai sistem kendali internal)
a. Dari proses perhitungan penilaian Hasil analisis penyebaran kuisioner pada
kuisioner manajemen, diperoleh responden manajemen dan user
nilai rata-rata pada proses MEA02 menghasilkan nilai current rata-rata pada
dengan nilai current 3,56 yang proses APO013, DSS01, DSS02, DSS03,
masuk ke dalam skala pengukuran DSS05, DSS06, MEA01, dan MEA02,
capability level 4 (predictable), yaitu 3,42 yang berarti bahwa hasil
yang berarti bahwa proses penilaian pada sistem informasi Lampung
monitoring, evaluasi, dan Post memiliki capability level 3
penilaian sistem kendali internal (established). Keseluruhan proses bisnis
telah diimplementasikan dan telah yang berjalan telah diimplementasikan
ditetapkan. Sedangkan pada dengan perencanaan dan pemantauan.
proses MEA02 diperoleh nilai Hasil analisis penyebaran kuisioner pada
expect 4,60 sehingga pada responden manajemen dan user
MEA02 terdapat gap atau menghasilkan nilai expect rata-rata 4,59
kesenjangan antara current yang berada pada level 5 (optimizing)
dengan expect sebesar 1,04. yang berarti bahwa proses diharapkan
Permasalahan yang ditemukan akan terus meningkatkan dan memenuhi
adalah pada inisiatif perusahaan. tujuan bisnis yang relevan.
Perusahaan perlu mendefinisikan Antara gap manajemen dan user,
dan menyetujui lingkup inisiatif ditemukan perbedaan penilaian terhadap
berdasarkan tujuan penjaminan capability level tata kelola sistem
bisnis. informasi perusahaan. Penilaian gap pada
b. Dari proses perhitungan penilaian responden manajemen jauh lebih rendah
kuisioner user, diperoleh nilai dibandingkan penilaian gap yang terjadi
rata-rata pada proses MEA02 pada responden user.
dengan nilai current 3,39 yang
masuk ke dalam skala pengukuran DAFTAR PUSTAKA
capability level 3 (established),
[1] Aziz, R. Z. A., & Nurlistiani, R.
yang berarti bahwa proses
(2018). Audit sistem informasi
monitoring, evaluasi, dan
menggunakan pendekatan cobit
penilaian sistem kendali internal
5.0dan itil v3 pada sistem informasi
telah diimplementasikan dengan
akademik. ICTB Darmajaya, 1(93),
perencanaan dan pemantauan.
1–6.
Sedangkan pada proses MEA02
diperoleh nilai expect 4,56
[2] Ciptaningrum, D., Nugroho, E., &
sehingga pada MEA02 terdapat
Adhipta, D. (2015). Audit Keamanan
gap atau kesenjangan antara
Sistem Informasi Pada Kantor
Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya 125
Selamat Soni Harsono Wijaya, RZ Abdul Aziz Jurnal Informatika Vol. 19 No. 2 Desember 2019

Pemerintah Kota Yogyakarta http://dx.doi.org/10.21609/jsi.v10i2.3


Menggunakan Cobit 5. Seminar 93, 10, 108–117.
Nasional Teknologi Informasi Dan [8] Nugroho, H. (2014). Conceptual
Komunikasi, 2015(Sentika), 2089– model of IT governance for higher
9815. education based on COBIT 5
[3] Mufti, R. G., & Mursityo, Y. T. framework. Journal of Theoretical
(2017). Evaluasi Tata Kelola Sistem and Applied Information Technology,
Keamanan Teknologi Informasi 60(2), 216–221. https://doi.org/ISSN:
Menggunakan Framework COBIT 5 1992-864
Fokus Proses APO13 dan DSS05 ( [9] Preittigun, A., & Chantatub, W.
Studi Pada PT Martina Berto Tbk ), (2012). A Comparison between IT
1(12), 1622–1631. Governance Research and Concepts
[4] Sari, T. R., & Sari, W. S. (2016). in COBIT 5. International Journal of
Audit Tata Kelola Teknologi Research in Management &
Informasi Berbasis COBIT 5 ( DSS05 Technology, 2(6), 581–590.
) Untuk Evaluasi Keamanan Sistem [10] ISACA, 2013. Kerangka COBIT 5,
Informasi Pada Dinas Komunikasi COBIT 4.1, BMI (Modeling Bussiness
dan Informatika Kabupaten Kendal, Information), Manajemen Tata
5(22 Mar). Retrieved from Kelola, Jaminan Framework,
http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/183 Kerangka IT Risk. Major ISACA.
3. [11] Sanyoto, 2015. Audit Sistem
[5] Atastina, I., Firdaus, Y., & Candra, R. Informasi. Mitra Wacana Media,
K. (2014). Audit Teknologi Informasi Jakarta.
menggunakan Framework COBIT 5 [12] Sarno, 2009. Audit Sistem &
Pada Domain DSS (Delivery, Teknologi Informasi. ITS Press,
Service, and Support) (Studi Kasus : Surabaya.
iGracias Telkom University). Eproc, [13] Isaca. (2016). COBIT 5 A Business
2(1), 1701–1706. Framework for the Governance and
[6] Bartens, Y., De Haes, S., Lamoen, Y., Management of Enterprise IT-
Schulte, F., & Voss, S. (2015). On Executive Summary. Isaca.Org.
the way to a minimum baseline in IT Retrieved from
governance: Using expert views for https://cobitonline.isaca.org/l3-
selective implementation of COBIT main?book=framework#framework-
5. Proceedings of the Annual Hawaii preface02
International Conference on System [14] ISACA. (2013). Process Assessment
Sciences, 2015–March(September), Model (PAM): Using COBIT 5. Isaca.
4554–4563. https://doi.org/10.1016/B978-
https://doi.org/10.1109/HICSS.2015. 012107151-6/50011-6.
543 [15] Liandi, O., & Fitria, F. (2019).
[7] Hakim, A., Saragih, H., Suharto, A., Evaluasi Tata Kelola Framework
Studi, P., Informatika, T., Tinggi, S., COBIT 5 pada Dinas Kependudukan
& Informatika, M. (2014). Jurnal dan Pencatatan Sipil. POSITIF:
Sistem Informasi ( Journal of Jurnal Sistem dan Teknologi
Information Systems ). 2 / 10 ( 2014 Informasi, 5(2), 111-115.
), 108-117 DOI :

Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya 126

You might also like