You are on page 1of 7

INFORMATICS ENGINEERING RESEARCH AND TECHNOLOGY [VOLUME 1 NO.

1 AGUS 2019]

Analisa Tata kelola teknologi informasi pada PT. BJMS


dengan Framework ITIL Versi 3 Domain Service Operation
Robin Huang1, Ivanrezki Ngadijaya2

1
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Pelita Harapan
E-mail: robin80huang@gmail.com1)
2
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Pelita Harapan
E-mail: ivanrezki@gmail.com2)

Abstract – Since human civilization past, starting a business only requires capital, products
or services to be traded. However, to improve and to manage current business
correctly required knowledge. Technology improvement has caused business to
integrate technology into an organization in order to survive and to improve
business, especially information technology. PT. BJMS is one of the advancing
companies which has integrated information technology to increase the
company’s performance. To ensure the integrated information technology to
run optimally in the organization, a framework is required to assist information
technology processing and allocating the needs. In this research, all steps are
reviewed in accordance to IT governance road map, starting from literature
review, interviews, observation, conditional analysis, to comparison to ITIL 3
framework. As a result of the scoring, 11 sub process carries weight with 2 sub-
process having weight of 5. The chosen sub process are facilities and data
center management. In facilities and data center management, there are 9
components of facilities management, and 7 key factors in data center
management, with 40 criteria that needed to be fulfilled by organization. From
those criteria, PT. BJMS has fulfilled 27 out of 40 criteria. As a result, it is
concluded that PT. BJMS still has rooms for improvement in its information
technology management.

Keywords: Analysis, IT Governance, Service Operation ITIL Version 3, facilities and


data center management

Abstrak – Sejak dahulu, memulai bisnis suatu hanya memerlukan modal dan produk
ataupun jasa yang dapat di perjualbelikan. Namun untuk memajukan dan
mengelola bisnis yang dikerjakan membutuhkan pengetahuan untuk mengelola
yang benar. Dengan semakin majunya perkembangan teknologi, bisnis yang
ingin tetap bertahan dan berkembang harus mengintegrasikan teknologi ke
dalam organisasi. Teknologi yang paling sering diintegrasikan adalah
Teknologi Informasi. PT BJMS merupakan salah satu perusahaan yang telah
di integrasikan teknologi informasi yang dapat membantu perusahaan dalam
menjaga kestabilan dan meningkatkan kinerja dari suatu organisasi. Untuk
memastikan bahwa teknologi informasi yang di integrasikan ke dalam
organisasi dapat bekerja optimal, maka dibutuhkan framework yang dapat
membantu dalam pengelolaan lokasi dan keperluan dari teknologi informasi.
Dalam penelitian ini, semua tahapan yang dilakukan sesuai dengan IT
Governance road map dimulai dari studi literatur, wawancara, observasi,

41 | Copyright © 2019 Published by Universitas Pelita Harapan


PSDKU Medan Jurusan Teknik Informatika
INFORMATICS ENGINEERING RESEARCH AND TECHNOLOGY [VOLUME 1 NO.1 AGUS 2019]

analisis kondisi Existing, hingga perbandingan dengan framework ITIL versi


3. Hasil yang didapat dari perhitungan scoring yaitu 11 sub-proses yang
memiliki bobot, dan 2 sub-proses yang memiliki bobot 5. Sub-proses yang
dipilih adalah facilities and data centre management. Dalam facilities and data
centre management terdapat 9 komponen facilities management dan 7 faktor
kunci data centre management, yang terdiri dari 40 kriteria yang perlu
dipenuhi oleh organisasi. Dari kriteria yang disebutkan, PT BJMS telah
memenuhi 27 kriteria dengan 13 kriteria tidak dapat dipenuhi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa PT. BJMS masih memiliki ruang untuk ditingkatkan dan
dikembangkan menjadi yang lebih baik.

Kata Kunci: analisa, tata kelola TI, Service Operation ITIL versi 3, facilities and data
centre management

PENDAHULUAN Operating Procedure) yang berjalan


Berkembangnya teknologi informasi dalam perusahaan tersebut. Digunakan
telah mengubah cara manusia dalam aplikasi yang dapat mempermudah
menyelesaikan semua pekerjaan. jalannya perusahaan bernama eBA. eBA
Manusia yang berbisnis tetap perlu adalah sebuah software ERP (Enterprise
berhubungan dengan pengelolaan Resource Planning) yang dibangun
organisasi. Dahulu segala pengelolaan untuk usaha partai besar dengan isi
dari bisnis dilakukan secara manual. beberapa modul yang lengkap dan cocok
Tetapi dengan kemajuan teknologi yang untuk PT. BJMS. Dikembangkan oleh
sangat cepat, sehingga terjadi eBA-ITSM yang berada di Amerika
otomatisasi/komputeriasasi dalam Serikat. Aplikasi ini menyediakan
pengelolaan bisnis. Komputerisasi dapat berbagai modul seperti penjualan,
membantu manusia untuk menigkatkan pembelian, persediaan barang, buku
kinerja dan dapat menghemat sumber besar, kas bank, aktiva tetap,
daya yang dibutuhkan dalam proses pembiayaan pesanan, klaim barang,
pengerjaan. manajemen proyek dan laporan
PT. BJMS sekarang telah memilki dari keuangan.
92 pegawai dan telah menerima Dengan adanya integrasi aplikasi e-BA
sertifikasi ISO untuk service dalam perusahaan, dibutuhkan berbagai
managementnya, yang beralamat di dukungan dari perusahaan seperti,
berada di Jl. Sangir Talaud I KIM IV, perangkat keras pendukung, sumber
Kota Medan, Sumatera Utara. Yang daya manusia dan perangkat lunak.
merupakan perusahaan yang bergerak Untuk mengelola pendukung-
dalam bidang produksi dan distribusi pendukung tersebut diperlukan
alat-alat instrumen tekhnik dan mekanis framework yang dapat mengelola
pabrik. PT. BJMS melayani penjualan sumber yang ada. Dari berbagai
berbentuk assembly, maupun kecil/end framework best practice yang
user. Biasa pelanggan memesan barang berhubungan dengan teknologi
melalui departemen penjualan informasi, yang paling sering dipakai
perusahaan dengan email maupun adalah: ITIL (Information Technology
telepon. Setelah itu akan dikonfirmasi Infrastructure Library) dan COBIT.
apakah item yang diperlukan oleh Kedua jenis framework best practice ini
pelanggan tersedia dan akan dibuat bisa mendapatkan kualitas dalam
penawaran kepada pelanggan. Dan akan pelayanan atau management (Infitharina,
dilanjutkan seperti SOP (Standard 2007). Dengan data yang akan diproses

42 | Copyright © 2019 Published by Universitas Pelita Harapan


PSDKU Medan Jurusan Teknik Informatika
INFORMATICS ENGINEERING RESEARCH AND TECHNOLOGY [VOLUME 1 NO.1 AGUS 2019]

dan analisis data yang dilakukan, maka Setelah didapatkan sub-proses dengan
penulis memutuskan untuk bobot terberat, sub-proses tersebut akan
menggunakan framework ITIL Versi 3 dibandingkan tata kelola yang ada
dengan berfokus pada Domain Service diperusahaan dengan domain service
Operation. Maka penelitian ini operation ITIL versi 3.
membahas tentang framework
Information Technology Infrastructure Tahapan penelitian
Library atau biasa disebut ITIL versi 3 Kerangka kerja adalah penyusunan
yang dipakai untuk menganalisis tata proses kerja yang dilakukan sebelum
kelola TI yang ada dalam PT. BJMS mulainya penelitian. Dengan adanya
apakah telah sesuai atau memenuhi kerangka kerja dapat membantu sebuah
kriteria dalam ITIL versi 3. pekerjaan lebih terstuktur dalam
pelaksanaannya. Gambar 1
METODE PENELITIAN menunjukkan proses kerja yang akan
dilakukan dalam penelitian ini.
Kerangka pikir
Pada tahap ini akan dijelaskan jalannya
penelitian ini,yang mengikuti IT
Governance Road Map, seperti tahap
pertama yang perlu dilakukan adalah
identifikasi kebutuhan, dalam
identifikasi kebutuhan dilakukannya
studi literatur dan studi lapangan. Studi
lapangan biasa dilakukan dengan
wawancara terhadap pemimpin
perusahaan dan pegawai yang
bersangkutan, dan observasi dilakukan
sendiri oleh penulis untuk mengamati
proses kerja sehari-hari dalam
perusahaan.
Tahap selanjutnya akan dilakukan
analisis kondisi existing di perusahaan,
dalam tahap ini akan ditentukan variabel
yang dapat dipakai untuk pengukuran
penilaian. Lalu akan dilakukan
perhitungan kinerja yaitu penilaian
terhadap kinerja proses perusahaan
melalui pertanyaan pertanyaan yang
ditanyakan pada tahap wawancara dan
observasi, selanjutnya akan dilakukan
definisi target dan kemajuan yang
berupa target dari kinerja dan kemajuan
dari kontrol yang diinginkan oleh pihak Gambar 1. Kerangka Kerja Penelitian
perusahaan. Setelah itu akan ditentukan
dilakukan analisis gap dan identifikasi Metode pengumpulan data
kemajuan perusahaan dengan Berikut merupakan tahapan yang
menghitung gap dengan rumus yang dilakukan untuk mengumpulkan data
telah ditentukan. Kemudian akan dari studi literatur maupun studi
didapatkan bobot kepentingan dari sub- lapangan:
proses yang ada di service operation. Identifikasi Kebutuhan

43 | Copyright © 2019 Published by Universitas Pelita Harapan


PSDKU Medan Jurusan Teknik Informatika
INFORMATICS ENGINEERING RESEARCH AND TECHNOLOGY [VOLUME 1 NO.1 AGUS 2019]

Pada tahap ini, penulis melakukan nilai terhadap data yang diperoleh
komunikasi kepada pemilik perusahaan. melalui teknik wawancara dan
Penulis melakukan studi lapangan untuk observasi. Dari hasil penilaian dapat
mengumpulkan informasi dan sumber- ditentukan sub-domain service
sumber data yang diperlukan dalam operation yang akan dikerjakan dalam
membangun sistem yang tentunya tahap analisa selanjutnya.
berhubungan dengan penelitian ini. Setelah dilakukannya pemberian nilai
1. Studi Literatur atau scoring. Untuk menganalisa kondisi
Penulis melakukan studi literatur Existing, akan digunakan rumus untuk
dengan mengumpulkan beberapa menghitung: Control’s Gap dan Weight.
jurnal maupun buku-buku Rumus akan digunakan untuk
berbentuk fisik maupun digital yang menghitung tingkat kepentingan untuk
berkaitan dengan framework ITIL merubah/mengontrol layanan tertentu.
versi 3 atau berkaitan dengan hal- Control’s Gap dapat dihitung dengan
hal yang akan dibahas dalam skipsi rumus (1):
ini. Informasi dapat dibaca dan Control′s Gap=Control′s
dipelajari lebih mendalam sehingga Needed−Existing Control . . . . . (1)
dapat dijadikan sebagai acuan untuk Rumus control’s gap diambil dari rumus
menjalankan pembahasan dalam tingkat kematangan perhitungan gap
jurnal ini. yang ada dalam ITIL v3. Dengan
2. Wawancara control’s needed adalah target
Wawancara merupakan salah satu perubahan atau kontrol yang diinginkan
metode yang digunakan pada saat dalam layanan tertentu.
studi lapangan, dengan mengajukan Setelah itu untuk menentukan tingat
pertanyaan secara langsung atau pentingnya suatu bagian layanan TI
tidak langsung terhadap diperlukan rumus Weight yang dapat
narasumber. Dengan metode ini, dihitung dengan rumus (2):
diharapkan penulis dapat Weight=Control′s Gap∗Impact to
memperoleh dan memastikan data organization . . . . . . (2)
yang didapatkan menjadi informasi. Control Needed, Existing Control dan
Wawancara dilakukan dengan Impact to organization merupakan
pemimpin perusahaan dan pegawai kriteria yang di tentukan dengan Tabel 1,
yang berhubungan dengan 2 dan 3:
penelitian yang akan ditulis.
3. Observasi Level Spesifikasi
Pada tahap ini, penulis akan Level 1: Proses masih tidak stabil, kurang
melakukan pengamatan dan Initial control
pencatatan langsung di perusahaan Level 2: Proses telah berjalan tanpa prosedur
Managed baku
dan admin yang nantinya akan
Level 3: Proses telah berjalan dengan prosedur
menggunakan sistem ini. Defined baku
Level 4: Proses telah dikelola dengan baik, dan
Metode analisis Quantitatively dapat diukur dengan kuantitatif
Berikut merupakan tahapan-tahapan Managed
yang dilakukan untuk menganalisis dan Level 5: Proses sudah berfungsi dan dikelola
Optimizing dengan optimal, dan sudah adanya
menghitung data: otomatisasi dalam pengelolaan
Analisis kondisi existing merupakan Tabel 1. Variabel Existing Control
metode yang dilakukan oleh penulis
setelah dilakukannya studi literatur,
wawancara dan obeservasi. Dengan
teknik ini penulis dapat menganalisa Level Spesifikasi
keadaan lapangan dengan pemberian

44 | Copyright © 2019 Published by Universitas Pelita Harapan


PSDKU Medan Jurusan Teknik Informatika
INFORMATICS ENGINEERING RESEARCH AND TECHNOLOGY [VOLUME 1 NO.1 AGUS 2019]

Level 1 Proses hanya perlu dikenal dan needed dikurangi variabel existing
disadari, tetapi belum perlu control yang hasilnya membuat variabel
dilaksanakan
baru yaitu variabel control’s gap. Seperti
Level 2 Proses telah berjalan tetapi belum ada
prosedur yang jelas rumus (1). Kemudian variabel control’s
Level 3 Proses telah berjalan dengan mengacu gap akan dikalikan dengan variabel
pada proses yang baku impact to organization. Hasil perkalian
Level 4 Proses telah berjalan dan kinerja dapat tersebut akan dituliskan pada kolom
diukur dengan bentuk kualitatif Weight. Seperti rumus (2). Ketiga
Level 5 Proses sudah berfungsi dan dikelola
dengan optimal, dan sudah adanya
variabel yang digunakan telah
otomatisasi dalam pengelolaan ditentukan dengan Tabel 1 variabel
Tabel 2. Variabel Control Needed existing control, Tabel 2 variabel
control’s needed, dan Tabel 3 variabel
Level Keterangan impact to organization.
Level 1 Bila proses tidak ada, tidak memiliki Perhitungan akan menggunakan rumus
sedikit atau tidak ada dampak terhadap (1) dan rumus (2), sehingga akan
organisasi didapatkan nilai hasil seperti yang ada di
Level 2 Bila proses tidak ada, hasil kinerja
Tabel 4:
organisasi akan memiliki dampak
minor, tidak sampai organisasi tidak
dapat berjalan, tetapi kinerja yang No Process Sub Process
Exisiting Control's Control's Impact to
Weight
Control needed Gap organization
dihasilkan akan dibawah target atau
diambang batas minimal penilaian Service
4.1 Event
1 Operation 3 3 0 4 0
Management
Level 3 Bila proses tidak ada, dampak Processes
4.2 Incident
terhadap organisasi akan mencapai 2 
Management
2 3 1 3 3
level sedang, tidak sampai organisasi 3 
4.3 Request
2 3 1 3 3
tidak dapat berjalan, tetapi kinerja Fulfillment
4.4 Problem
yang dihasilkan akan dibawah target 4  2 3 1 3 3
Management
atau diambang batas minimal 5 
4.5 Access
3 3 0 5 0
Management
penilaian
Common
Level 4 Bila proses tidak ada, dampak 6
Service 5.1 Monitoring
2 3 1 3 3
Operation and Control
terhadap organisasi akan mencapai activities
level tinggi, organisasi masih dapat 7 
5.2 IT
3 3 0 4 0
Operations
berjalan, tetapi kinerja yang dihasilkan 5.3 Mainframe
8  2 3 1 4 4
akan dibawah batas minimal penilaian Management
5.4 Server
yang dapat diterima 9  Management 3 3 0 5 0
Level 5 Bila proses tidak ada, dampak and Support
5.5 Network
terhadap organisasi akan mencapai 10   3 3 0 4 0
Management
level sangat tinggi, organisasi tidak 11  
5.6 Storage and
3 3 0 5 0
Archive
dapat berjalan, dan kinerja yang 5.7 Database
12   2 3 1 5 5
dihasilkan akan dibawah batas Administration
5.11 Internet
minimal penilaian dan tidak dapat 13   /Web 2 3 1 4 4
memenuhi target penting perusahaan. Management
5.12 Facilities
Tabel 3. Variabel Impact to Organization 14  
and Data
Centre
2 3 1 5 5
Management
5.13
Information
Security
15  
HASIL DAN PEMBAHASAN Management
3 3 0 5 0
and Service
Operation
Organizing
Analisis kondisi existing 16 for Service
6.1 Service
Desk
2 3 1 3 3
Operation
Setelah dilakukannya identifikasi 17  
6.2 Technical
2 3 1 3 3
Management
kebutuhan, tahap selanjutnya adalah 6.3 IT
18  
analisis kondisi existing dimana peneliti Operations
Management
2 2 0 2 0

mengolah data yang didapat dari tahapan 19  


6.4 Application
Management
3 3 0 5 0

wawancara dan observasi. Pada tahap Tabel 4. Hasil Scoring


analisis kondisi existing penulis
melakukan perhitungan. Perhitungan
yang dilakukan adalah variabel control’s

45 | Copyright © 2019 Published by Universitas Pelita Harapan


PSDKU Medan Jurusan Teknik Informatika
INFORMATICS ENGINEERING RESEARCH AND TECHNOLOGY [VOLUME 1 NO.1 AGUS 2019]

Berikut adalah tata kelola berdasarkan facilities and data centre management.
Facilities and Data centre management Dengan komponen yang memiliki
berbasis ITIL (OGC, 2007): kriteria yang tidak terpenuhi adalah poin
“Facilities Management refers to the 8. Involvement in contract management.
management of the physical environment PT. BJMS telah memenuhi semua
of IT Operations, usually located in Data kriteria pada 5 komponen utama
Centres or computer rooms. This is a facilities and data centre management
vast and complex area and this yaitu: building management, safety,
publication will provide an overview of physical access control, shipping and
its key role and activities. In many recieving dan maintainence. Dan sisa
respects Facilities Management could be komponen utama hanya dapat dipenuhi
viewed as a function in its own right. beberapa kriterianya.
However, because this publication is Komponen utama yang kriterianya tidak
focused on where IT Operations are terpenuhi adalah:
housed, it will cover Facilities 1. Equipment hosting karena tidak ada
Management specifically as it relates to perencanaan dalam pembagian
the management of Data Centres and as bobot berat.
a subset of the IT Operations 2. Power Management karena tidak
Management function.” adanya penjadwalan dalam
Seperti kutipan diatas yang menjelaskan penambahan dan pengurangan daya
tujuan utama dari facilities and data pada saat ruangan tidak digunakan.
centre management adalah untuk Dan juga tidak adanya
mengatur lingkungan fisik dari operasi pengalokasian pasokan daya
TI, yang biasanyan berhubungan dengan tambahan pada ruangan tertentu.
data centre dan ruangan komputer. 3. Evironmental conditioning and
Berikut pada gambar 2 merupakan alert systems karena tidak ada
komponen utama dalam facilities and pengaturan kelembaban, kualitas
data centre management yang dikutip udara, dan aksi preventif apabila
dari buku ITIL versi 3 service operation terjadi bencana alam.
(2007): 4. Involvement in contract
management masih kurangnya
pemberian tanggung jawab untuk
manajemen fasilitas dalam
membangun kontrak yang memiliki
dampak untuk manajemen fasilitas.
5. Data centre strategies, tidak ada
SOA dan kebijakan tertulis yang
mengatur otomatisasi dan
pengalokasian sumber daya data
centre. Dan juga data centre di PT.
BJMS belum bersifat virtual.

KESIMPULAN
Dari bab pembahasan dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
Gambar 2. Komponen utama dalam facilities 1. Setelah didapatkan penilaian untuk
management variabel existing control, control’s
needed, dan impact to organization,
Setelah dibandingkan dengan keadaan
dapat dilakukan perhitungan
sebenarnya dari PT. BJMS ada 13
control’s gap dan akhirnya
kriteria yang tidak memenuhi framework
didapatkan variabel weight. Dengan

46 | Copyright © 2019 Published by Universitas Pelita Harapan


PSDKU Medan Jurusan Teknik Informatika
INFORMATICS ENGINEERING RESEARCH AND TECHNOLOGY [VOLUME 1 NO.1 AGUS 2019]

dilakukan sortir berdasarkan dari [6] Putra, H. L., Darwiyanto, E. & Wisudiawan, G. A. A.
angka terbesar ke angka terkecil, Teknologi Informasi Berbasis ITIL Versi 3 Domain Se
dapat dilihat dari 19 sub-domain Departemen Engineering PT. Grand Indonesia
yang disediakan, terdapat 2 sub [7] Tjok, R. (2008). Entreprise Resource Planning.
domain dengan bobot tertinggi,
database administration dan [8] Sugiyono, P. D. (n.d.). Metode Penelitian Kuantitatif, K
facilities and data centre [9] Maita, I., & Akmal, S. (2016). Analisis Tata Kelola T
management. Bset Practice ITIL V3 Service Operation (Studi Kasus: P
2. PT. BJMS telah memenuhi semua 1,2. Jurnal Ilmiah Rekayasa Dan Manajemen Sistem Inf
kriteria pada 5 proses utama [10] Lillycrop, C. A. (2007). ITSMF An Introductory Ove
facilities and data centre ___ Cannon David, D. W. (HP). (n.d.). ITIL Version 3 Servi
management yaitu: building 3 Service Operation.
management, safety, physical [11] Aisha, L., Wardani, K., & Ramadani, L. (2016). Peranca
access control, shipping and Teknologi Informasi Menggunakan ITIL versi 3 Doma
recieving dan maintainence.
Service Operation Di Pemerintah Kota Bandung, 2(2).
3. Dari 10 proses utama facilities and
data centre management yang [12] Infitharina, E. (2007). Penerapan Information Technol
dibagi menjadi 40 kriteria yang Framework Pada Sistem ( Studi Kasus : Pt Tridas Widia
perlu dipenuhi, PT. BJMS telah [13] Fransiska, Murahartwaty, dan Karma, A. (2015). Peran
memenuhi 27 kriteria yang setara pada Layanan TI PT.XYZ dengan Menggunakan Fra
dengan 67,5% dari facilities and Proceeding of Engineering, 5079.
data centre management.’ [14] OGC. (2007). ITIL Best Management Practice Service S
4. Apabila perusahaan telah memenuhi
[15] OGC. (2007). ITIL Best Management Practice Service D
semua kriteria yang ada didalam
facilities and data centre [16] OGC. (2007). ITIL Best Management Practice Service O
management akan adanya
peningkatan dalam efisiensi dan
biaya yang perlu dikeluarkan oleh
perusahaan, karena kriteria-kriteria
ini dapat menigkatkan waktu hidup
dan penggunaan dari fisik gedung
perusahaan sampai dengan alat-alat
operasional TI perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Elsaddai, S. B., dan Andry, J. F., 2018, Audit Sistem Informasi Inventory
Menggunakan Kerangka Kerja Cobit 5 Di Pt. Everlight, Ikraith-Informatika, Vol.
2, No. 1, Jakarta.
[2] Saraswati, T. (2018), Desain Tata Kelola Teknologi Informasi Ramah Lngkungan
Berbasis ITIL Versi 3.
[3] Putri, A. F. (2018), Audit Layanan Informasi Tribun Lampung Menggunakan
Framework ITIL (Infrastructure Technology Information Library).
[4] Sari, T. D. A. (2014), Evalusi IT Change Management dengan Menggunakan
Framework ITIL Versi 3: Studi Kasus PT. XL Axiata Tbk.
[5] Assegaff, A. (2018), Perencanaan Information Technology Incident Management
Menggunakan Information Technology Infratructure Library (ITIL) Versi 3 pada
PT. Terminal Petikemas Surabaya.

47 | Copyright © 2019 Published by Universitas Pelita Harapan


PSDKU Medan Jurusan Teknik Informatika

You might also like