You are on page 1of 8

Vol. IX No.

2 September 2013 Pilar Nusa Mandiri

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI


INFORMASI MENGGUNAKAN MATURITY LEVEL
DOMAIN PO DAN AI FRAMEWORK COBIT 4.1

Nurmalasari
Jurusan Manajemen Informatika, AMIK BSI Jakarta
Jalan RS Fatmawati No. 24 Pondok Labu 12450, Telp.(021)7500282, 7500680
nurmalasari.nmr@bsi.ac.id

ABSTRACT
IT Governance is one important aspect of corporate governance or the institution as a
whole. Good IT management will ensure efficiency and achieving quality services to the business
goals of the company. Implementation of governance must be well planned in order to be
implemented in accordance with the conditions and capabilities. COBIT is a standard model of IT
governance that was considered widely. It used because had a appropriate compromise in
management scope and processing detail than other ones. The research focused on two main
domains of COBIT, Planning and Organization (PO) and Acquisition and Implementation (AI).
The research methodology carried out by literature study and vision-mission identification PT
Pegadaian (Persero). Next, carried out an awareness management identification toward it’s
owned IT function assets to support the achievement of vision and mission the company by
questionnaire. By both of data it can be established an expected maturity level suitable for PT.
Pegadaian (Persero). Then, the research continued by examination of current maturity level under
questionnaire and interview toward the respondents related to the IT governance. The results of
this study as expected data and current maturity levels processes of IT analyzed to find an existing
gap, and established an important procedure should be done to hold these gaps to PT. Pegadaian
(Persero) with reference to the standard COBIT (Control Objectives for Information and Related
Technology).

Keywords : IT Governance, COBIT, Information Technology.

I. PENDAHULUAN obyektif dan strategi organisasi. Pada


implementasinya, Tata Kelola TI dapat
Tata kelola Teknologi Informasi (TI) diartikan sebagai proses pengendalian dan
merupakan salah satu aspek penting dari tata peningkatan kinerja yang dilakukan secara
kelola perusahaan atau instansi secara terus menerus terhadap penerapan TI di
keseluruhan. Studi kasus yang dibahas pada perusahaan. Proses Tata Kelola TI diawali
tulisan ini adalah merancang tata kelola dengan penentuan tujuan untuk TI
teknologi informasi pada PT Pegadaian perusahaan. Tujuan akan memberikan arah.
(Persero) yaitu untuk menghasilkan Aktifitas- aktifitas TI yang dilakukan harus
rekomendasi tata kelola pada proses TI yang didasarkan pada tujuan-tujuan tersebut.
paling penting pada instansi tersebut. Akhirnya, kinerjanya diukur dan
Perancangan model tata kelola TI mengacu dibandingkan, hasil yang dicapai
kepada standar COBIT dan memfokuskan dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai
hanya pada dua domain pertama COBIT, yaitu sebelumnya dan dibuat penyesuaian dalam
Planning and Organisation (PO) dan kaitannya dengan tujuan yang telah
Acquisition and Implementation (AI). ditetapkan.
COBIT (Control Objectives for
II. KAJIAN LITERATUR Information and related Technology)
merupakan standar Tata Kelola TI yang
Menurut IT Governance Institute (2007), dikembangkan oleh IT Governance Institute
Tata kelola TI didefinisikan sebagai (ITGI), yaitu sebuah organisasi yang
tanggungjawab eksekutif dan dewan direktur, melakukan studi tentang model Tata Kelola
terdiri atas kepemimpinan, struktur organisasi TI yang berbasis di Amerika Serikat.
serta proses-proses yang memastikan TI
perusahaan mendukung dan memperluas

123
Pilar Nusa Mandiri Vol. IX No.2 September 2013

Gambar 1. Kubus COBIT


Sumber : IT Governance Institute (2007)

A. Kerangka Kerja COBIT a) Status organisasi saat ini – dimana


Kerangka kerja COBIT merupakan organisasi saat ini.
kumpulan praktek-praktek terbaik (best b) Status terbaik industri saat ini (dikelasnya)
practices) dan bersifat generik, digunakan – sebagai perbandingan.
sebagai acuan dalam menentukan sasaran c) Status standar internasional saat ini –
kendali (control objectives) dan proses- sebagai perbandingan tambahan.
proses TI yang diperlukan dalam pengelolaan d) Strategi organisasi untuk perbaikan atau
TI. Kerangka kerja COBIT terdiri dari 3 peningkatan – ke arah mana keinginan
level control objectives, dimulai dari level organisasi.
yang paling bawah yaitu activities. Activities Tingkat maturity proses TI dibagi ke dalam 6
merupakan kegiatan rutin yang memiliki skala, mulai dari 0−Non-Existent sampai
konsep siklus hidup. Selanjutnya kumpulan 5−Optimized, yaitu:
activities dikelompokkan ke dalam proses TI 1) 0−Non-Existent. Tidak ada proses yang
(processes), kemudian proses-proses TI yang dapat dikenali. Perusahaan tidak
memiliki permasalahan yang sama menyadari adanya isu pengelolaan yang
dikelompokkan ke dalam domain (domains). harus ditangani.
Secara keseluruhan konsep kerangka kerja 2) 1−Initial. Terdapat bukti bahwa
COBIT digambarkan sebagai sebuah kubus perusahaan telah mengetahui adanya isu-
tiga dimensi yang terdiri dari: (1) Proses TI, isu TI yang harus ditangani. Tidak ada
(2) Kriteria Informasi, dan (3) Sumber Daya proses yang standar dan penanganan
TI. Kerangka kerja COBIT mengidentifikasi proses umumnya menggunakan
34 proses TI yang dikelompokkan ke dalam 4 pendekatan ad hoc case by case basis.
domain utama, yaitu domain Planning and Secara keseluruhan pendekatan yang
Organisation (PO), Acquisition and digunakan dalam pengelolaan tidak
Implementation (AI), Delivery and Support terorganisir.
(DS), dan Monitoring (M). 3) 2−Repeatable. Proses dilengkapi dengan
prosedur yang diikuti oleh individu -
B. Pedoman Manajemen COBIT individu yang memiliki kesamaan tugas.
Pedoman manajemen COBIT (COBIT Tidak ada program pelatihan secara
Management guidelines) berisi pedoman dan formal, yang bertujuan untuk
arahan manajemen dalam hal pengontrolan mengkomunikasikan prosedur-prosedur
dan pengukuran proses TI. Pedoman dan tanggung jawab setiap individu. Proses
manajemen COBIT terdiri dari Model sangat bergantung pada keahlian individu.
Maturity, Critical Success Factors (CSF), Key 4) 3−Defined. Proses dilengkapi prosedur
Goal Indicators (KPI), dan Key Performance yang terstandarisasi, terdokumentasi, dan
Indicators (KPI). dikomunikasikan melalui pelatihan secara
Model maturity merupakan alat bantu untuk formal. Walaupun demikian
memetakan status kematangan dari proses TI penyimpangan terhadap ketaatan pada
(dalam skala 0 – 5). Dengan menggunakan prosedur masih sulit untuk dideteksi.
model maturity yang dikembangkan untuk Prosedur yang dibuat merupakan
setiap 34 proses TI COBIT, manajemen dapat formalisasi dari kegiatan-kegiatan yang
mengidentifikasi: ada.

124
Vol. IX No.2 September 2013 Pilar Nusa Mandiri

5) 4−Managed. Proses pengawasan dan III. METODE PENELITIAN


penilaian ketaatan pada prosedur sudah Pada PT Pegadaian (persero) sampai saat
diterapkan dan terdapat aktifitas untuk ini hanya tersedia SOP (Standar Operasional
melakukan proses perbaikan ketika proses Prosedur) pada divisi operasional TI nya dan
berjalan tidak efektif. Best practice sudah dalam pelaksanaan teknologi informasinya (TI)
diterapkan dan diikuti. Otomasi dan belum di organisasikan dan di kelola dengan
peralatan yang digunakan terbatas. baik. Maka dengan ini saya merancang tata
6) 5−Optimised. Proses telah disaring pada kelola TI dalam perusahaan tersebut yang
tingkat praktek terbaik berdasarkan pada nantinya akan direkomendasikan dan di
hasil perbaikan yang terus menerus dan implementasikan pada PT Pegadaian (Persero).
pengukuran model maturity dengan
organisasi lain. TI digunakan dalam cara Tahapan Perancangan Model Tata Kelola
yang terintegrasi untuk mengotomatisasi TI:
arus kerja, sebagai alat bantu untuk 1. Memilih proses TI yang diperlukan.
meningkatkan kualitas dan efektifitas, Pemilihan proses TI bertujuan untuk
dan membuat perusahaan mudah untuk memilih proses-proses TI COBIT (domain
beradaptasi. PO dan AI) apa saja yang dibutuhkan oleh
model Tata Kelola TI yang akan
C. Critical Success Factors (CSF) dikembangkan. Pemilihan proses TI
Critical Success Factors (CSF) dilakukan melalui implementasi kuesioner
menyajikan arahan bagi manajemen dalam management awareness.
menerapkan kendali-kendali TI dan proses- 2. Menilai kematangan proses TI terpilih.
prosesnya. CSF merupakan kumpulan hal-hal Penilaian kematangan proses TI bertujuan
yang harus ada atau aktifitas-aktifitas yang untuk menentukan maturity level (tingkat
harus dilakukan untuk memastikan kematangan) dari setiap proses yang
keberhasilan setiap proses untuk mencapai dibutuhkan.
tujuannya. 3. Menentukan target kematangan proses TI
terpilih. Target kematangan proses TI
D. Key Goal Indicators (KGI) adalah kondisi ideal tingkat kematangan
Key Goal Indicators (KGI) adalah dari setiap proses TI yang diinginkan (to-
ukuran yang digunakan untuk menunjukkan be) yang akan menjadi acuan dalam model
pencapaian tujuan dari kendali yang Tata Kelola TI yang akan dikembangkan.
diterapkan pada setiap proses TI. KGI Target kematanganuntuk setiap proses TI
biasanya berbentuk kriteria informasi sebagai akan ditentukan dengan melihat
berikut: lingkungan internal bisnis dan tingginya
a. Availability. ekspektasi jajaran manajemen PT
b. Integrity and confidentiality. Pegadaian (Persero) terhadap proses TI
c. Cost-efficiency. COBIT yang dibutuhkan.
d. Reliability, effectiveness, dan compliance. 4. Menganalisis gap antara kondisi as-is dan
KGI merupakan lag indicators, KGI hanya to-be. Setelah tingkat kematangan proses
dapat diukur setelah proses selesai (after the pada kondisi saat ini (as-is) dan target
fact). KGI harus dinyatakan dengan jelas dan kematangan proses yang diinginkan (to-
dinyatakan dalam bentuk angka atau persen. be) dapat ditentukan , maka selanjutnya
gap yang muncul antar kondisi as-is dan
E. Key Performance Indicators (KPI) to-be pada setiap proses akan dianalisis.
Key Performance Indicators (KPI) Analisis gap berguna untuk menentukan
merupakan ukuran yang digunakan untuk proses-proses TI COBIT apa saja yang
menunjukkan kinerja setiap proses TI. KPI memerlukan peningkatan.
merupakan lead indikator, KPI diukur pada Jumlah personel yang menangani Divisi
saat proses berjalan (before the fact). KPI operasional TI dan Divisi pengembangan TI
biasanya berupa indikator- indikator pada PT Pegadaian (Persero) Jakarta Pusat
kapabilitas, pelaksanaan, dan kemampuan terdiri dari 2 orang Jeneral Manager yaitu
sumber daya TI. KPI fokus pada bagaimana Jeneral Manager Operasional TI dan Jeneral
proses dijalankan, sedangkan KGI fokus Manager Pengembangan TI, 2 orang
pada hasil dari proses. KPI dan KGI Sekretariat, 5 orang Manager yaitu 1 orang
merupakan ukuran-ukuran yang digunakan Manager Operasional Sistem TI, 1 orang
untuk mengukur CSF. Manager Komunikasi Sistem, 1 orang Manajer
Layanan Sistem TI, 1 orang Manager
Perencanaan TI, 1 orang Manager

125
Pilar Nusa Mandiri Vol. IX No.2 September 2013

Pengembangan TI, 5 orang Pranata TI dan 1 PO dan AI dalam pencapaian tujuan


orang Pimpinan Wilayah. perusahaan dan penanggung jawab dari setiap
proses TI terkait.
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data management
Penelitian dengan melakukan penyebaran awareness dilakukan dengan menggunakan
kuesioner untuk mendapatkan informasi dari Kuesioner Management Awareness. Responden
setiap pertanyaan maupun pernyataan dalam dipilih untuk mewakili seluruh jajaran
kuesioner yang disebar. Dalam penelitian ini, manajemen TI di PT Pegadaian Persero
dilakukan pengumpulan data yang bertujuan berdasarkan keterlibatannya dalam
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan perencanaan sistem informasi perusahaan.
untuk penelitian. Jenis data yang dikumpulkan Kuesioner Management Awareness
terbagi menjadi 2 jenis yaitu : menggunakan 5 skala tingkat kepentingan,
1) Data Primer yaitu sangat tidak penting, tidak penting, bisa
Data primer dihimpun langsung dari tempat diterapkan, penting, dan sangat penting. Selain
penelitian. Dalam penelitian ini data primer itu, responden juga diminta untuk memberikan
berupa hasil kuesioner. Data primer ini pendapat mengenai penanggung jawab dari
diperoleh melalui kuesioner, yaitu dengan setiap proses TI apabila proses tersebut
menyebarkan draft kuesioner tentang dianggap penting untuk diterapkan. Pihak
Manajemen Awareness dan Analisis penanggung jawab proses TI dibagi ke dalam 3
pengelolaan TI yang berjalan untuk golongan, yaitu:
mendapatkan keterangan atau pendapatnya 1. Divisi TI, jika penanggung jawab proses TI
akan suatu hal atau masalah. Dan hanya terkait adalah unit TI.
staff TI yang berkepentingan saja yang 2. Divisi Lain, jika yang bertanggung jawab
mengisi draft kuesioner tersebut. adalah pihak internal perusahaan selain unit
2) Data Sekunder TI PT Pegadaian Persero
Data sekunder adalah data yang digunakan 3. Pihak Luar, jika bertanggung jawab
untuk melengkapi data primer yang terhadap proses TI terkait adalah pihak
diperoleh dari responden atau nara sumber, eksternal perusahaaan (pemerintah, vendor,
data sekunder diperoleh dari beberapa atau pihak eksternal lainnya).
referensi seperti buku-buku peraturan-
peraturan, laporan hasil penelitian, Dari hasil identifikasi manajemen awaresess
dokumen dan arsip yang berkaitan dengan melalui Kuesioner Management Awareness,
penelitian. dapat diperoleh tingkat kepentingan setiap
Untuk mendapatkan data sekunder proses TI maupun penanggung jawab dari
dilakukan berbagai cara yaitu: proses terkait. Hasil memperlihatkan
a) Studi dokumentasi. Dalam studi penanggung jawab untuk masing-masing
dokumentasi ini pengumpulan data proses dan proses-proses TI COBIT apa saja
dilakukan dengan cara mencari referensi yang harus ada dalam model Tata Kelola TI
dari berbagai media, seperti dokumen untuk PT Pegadaian Persero. Jajaran
perusahaan catatan kasus, laporan kerja, manajemen TI PT Pegadaian Persero
dan lain sebagainya yang terdapat di menganggap bahwa dari 17 proses TI COBIT
lingkungan ataupun di luar obyek pada domain PO dan AI, 13 proses dinyatakan
penelitian. Selain itu juga menggunakan sangat penting untuk diterapkan, 3 proses
buku, jurnal ilmiah, majalah. dinyatakan penting dan satu proses dianggap
b) Website, data dikumpulkan dari internet bisa diterapkan yaitu proses AI1-Identify
berupa artikel tulisan oleh sumber Automated Solution.
sesuai bidangnya yang dapat
dipertanggungjawabkan, situs-situs B. Analisis Kematangan Proses TI
resmi baik dari pemerintah atau lembaga Kemampuan dan kematangan dari setiap
pendidikan. proses TI tersebut kemudian akan
diidentifikasi. Implementasi kuesioner II.
IV. PEMBAHASAN Analisis pengelolaan TI untuk unit TI PT
Pegadaian (Persero) akan mengungkapkan
A. Analisis Management Awareness kondisi kematangan setiap proses pada saat ini.
Proses identifikasi management Penilaian tingkat kematangan setiap proses TI
awareness bertujuan untuk mengetahui mengacu pada model maturity COBIT
ekspektasi dan opini jajaran manajemen PT Management Guidelines, dan dihitung
Pegadaian Persero terhadap tingkat menggunakan rumus
kepentingan setiap proses TI COBIT domain

126
Vol. IX No.2 September 2013 Pilar Nusa Mandiri

Nilai Index maturity yang didapatkan kematangan 3 (defined process) dan sisanya
menunjukkan tingkat kematangan pada setiap 12,5% berada pada tingkat kematangan 4
proses. Selanjutnya diketahui 87,5% dari total (manage dan measurable).
16 proses TI COBIT berada pada tingkat

Tabel 1. Hasil ringkasan kuesioner II. Analisis pengelolaan TI untuk mengukur Tingkat
kematangan Proses TI

Proses TI Jumlah Jumlah Index Maturity


Jawaban Pertanya Level
an
DOMAIN PLANNING & ORGANISATION
PO1 - Define a Strategic IT Plan 30 7 4,3 4
PO2 - Define the Information Architecture 40 11 3,6 3
PO3 - Determine Technological Direction 18 5 3,6 3
PO4 - Define the IT Organisasion and Relationship 61 19 3,2 3
PO5 - Manage the IT Investment 27 7 3,9 3
PO6 - Communicate Management Aims and Direction 23 7 3,3 3
PO7 - Manage Human Resources 36 11 3,3 3
PO8 - Ensure Compliance with External Requirement 11 3 3,7 3
PO9 - Assess Risks 37 12 3,1 3
PO10 - Manage Project 36 11 3,3 3
PO11 - Manage Quality 36 12 3,0 3
DOMAIN ACQUISITION & IMPLEMENTATION
AI2 - Acquire and Maintain Application Software 98 26 3,8 3
AI3 - Acquire and Maintain Technology Infrastructure 36 10 3,6 3
AI4 - Develop and Maintain Procedure 47 13 3,6 3
AI5 - Install and Accredit Systems 12 3 4,0 4
AI6 - Change Management 28 9 3,1 3
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

C. Menentukan Target Kematangan 4. PT Pegadaian (Persero) berkeinginan


Proses TI untuk mewujudkan terciptanya pelayanan
Target kematangan proses TI adalah yang berbasis customer satisfaction pada
kondisi ideal tingkat kamatangan proses yang berbagai unit layanan yang berhubungan
diharapkan (to-be), yang akan menjadi acuan dengan pelanggan.
dalam model Tata Kelola TI yang akan 5. PT Pegadaian (Persero) berkeinginan
dikembangkan. Target kematangan proses TI memiliki struktur organisasi dan
dapat ditentukan dengan melihat lingkungan mekanisme kerja yang dapat menjaga
internal bisnis PT Pegadaian (Persero) dan keterjaminan bisnis yang berkelanjutan.
tingginya ekspektasi jajaran manajemen PT 6. PT Pegadaian (Persero) berkeinginan
Pegadaian (Persero) terhadap proses TI COBIT untuk menerapkan proses bisnis yang
untuk diterapkan. Dalam visi dan misi, tujuan pendek, sehingga memiliki kemampuan
perusahaan, serta arah dan strategi penerapan untuk meningkatkan daya saing
TI PT Pegadaian (Persero) dapat ditemukan perusahaan dalam industry.
beberapa hal penting yang dapat diambil 7. PT Pegadaian (Persero) berkeinginan
sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan memiliki basis mekanisme pengelolaan
target kematangan proses yang diharapkan dan control yang praktis pada setiap lini
antara lain adalah: bisnisnya dengan mengimplementasikan
1. PT Pegadaian (Persero) berkeinginan TI yang tepat guna.
untuk menjadi usaha skala internasional 8. PT Pegadaian (Persero) berkeinginan
dalam semua bidang. membangun sistem informasi yang
2. PT Pegadaian (Persero) berkeinginan mendukung efektifitas proses bisnis
untuk menerapkan Good Corporate dengan melakukan integrasi pada setiap
Governance (GCG). lini bisnis yang dimiliki.
3. PT Pegadaian (Persero) berkeinginan Dengan mempertimbangkan beberapa
menjadi alternatif usaha gadai di faktor tersebut di atas serta tingginya
Indonesia yang memiliki keunggulan ekspektasi jajaran manajemen terhadap proses
kompetitif dan keunggulan komparatif. TI COBIT ( 87,5% dari keseluruhan proses TI

127
Pilar Nusa Mandiri Vol. IX No.2 September 2013

COBIT dalam domain PO dan AI), maka dapat suatu penyesuaian dengan kondisi normatif
diambil kesimpulan bahwa tingkat kematangan berdasarkan COBIT. Penyesuaian dilakukan
reasonable yang akan menjadi acuan dalam untuk menutup gap yang diciptakan dari
model Tata Kelola TI yang akan dikembangkan tingkat kematangan proses saaat ini (current
adalah pada skala 4 yaitu telah dikelola dengan maturity level) dengan kondisi ideal tingkat
baik dan terukur (managed and measurable). kematangan proses yang diinginkan (target
maturity level). Tabel IV. di atas
D. Analisis Gap Kematangan Proses TI menunjukkan adanya gap pada 8 proses TI
Dengan melihat kondisi tingkat pada PT Pegadaian (Persero), yang berupa 6
kematangan proses-proses TI yang berjalan gap dalam domain PO dan 2 gap dalam domain
pada PT Pegadaian (Persero) saat ini terhadap AI. Temuan COBIT dari 8 gap yang harus
kondisi ideal tingkat kematangan proses TI disesuaikan tersebut adalah PO4, PO6, PO7,
yang diinginkan, maka akan memunculkan PO9, PO10, PO11, dan AI6.

Tabel 2. Analisis Gap Tingkat Kematangan Proses TI.


Current
Target Maturity
PROSES TI Maturity
Level
Level
DOMAIN PLANNING & ORGANISATION
PO1 - Define a Strategic IT Plan 4 5
PO2 - Define the Information Architecture 3 4
PO3 - Determine Technological Direction 3 4
PO4 - Define the IT Organisasion and Relationship 3 4
PO5 - Manage the IT Investment 3 4
PO6 - Communicate Management Aims and Direction 3 4
PO7 - Manage Human Resources 3 4
PO8 - Ensure Compliance with External Requirement 3 4
PO9 - Assess Risks 3 4
PO10 - Manage Project 3 4
PO11 - Manage Quality 3 4
DOMAIN ACQUISITION & IMPLEMENTATION
AI2 - Acquire and Maintain Application Software 3 4
AI3 - Acquire and Maintain Technology Infrastructure 3 4
AI4 - Develop and Maintain Procedure 3 4
AI5 - Install and Accredit Systems 4 5
AI6 - Change Management 3 4

PT Pegadaian (Persero) harus mampu Tampilan secara grafik dari current dan
menutupi gap maturity level ini agar sumber target maturity level pengelolaan TI pada PT
daya TI yang dimiliki mampu mendukung Pegadaian (Persero), akan terlihat seperti pada
secara maksimal seluruh proses bisnis PT gambar
Pegadaian (Persero) dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam visi dan misinya.

Gambar 2. Tampilan Grafik Current dan Target Maturity Level domain PO


Sumber : Hasil Pengolahan Data(2012)

128
Vol. IX No.2 September 2013 Pilar Nusa Mandiri

Gambar 3. Tampilan Grafik Current dan Target Maturity Level domain A


Sumber : Hasil Pengolahan Data(2012)

Dari sebaran tingkat kematangan (maturity Saran yang dapat diberikan pada
level) proses-proses TI COBIT domain PO dan penelitian ini adalah :
AI yang diperlihatkan dalam grafik di atas, 1. Aspek Manajerial
maka dapat dideskripsikan suatu kondisi Dengan adanya perancangan model tata
dimana kondisi domain pada kedua domain kelola TI yang telah dibuat pada penelitian
tersebut berada pada maturity level 3 (87,5%). ini, maka diharapkan PT Pegadaian
Hal ini berarti bahwa secara umum sebagai (Persero) dapat merumuskan manajemen
besar proses TI yang sejalan pada PT pengelolaan TI dengan merujuk pada Model
Pegadaian (Persero) telah terdefinisi dalam Tata Kelola TI yang dihasilkan. Unit TI
suatu standar baku atau prosedur yang pada PT Pegadaian (Persero) dapat lebih
terdokumentasi dan telah dikomunikasikan dioptimalkan peranannya, khususnya pada
melalui pelatihan-pelatihan secara formal. intermediasi antara kebutuhan proses bisnis
Kondisi ideal yang diharapkan adalah pada yang terkait dengan stakeholder dengan
tingkat kematangan 4 (managed and kepentingan pada semua level organisasi PT
measurable), yaitu suatu kondisi dimana proses Pegadaian (Persero).
pengawasan dan penilaian ketaatan terhadap 2. Aspek Sistem Informasi
standar baku atau prosedur telah diterapkan dan Informasi yang masuk maupun yang keluar
terdapat aktifitas-aktifitas untuk melakukan perlu ditampung untuk mengetahui mana
perbaikan pada saat proses berjalan tidak saja informasi yang menjadi penentu
efektif. jalannya perusahaan khususnya perusahaan
yang bergerak dibidang bisnis gadai. Untuk
V. PENUTUP menjalankan sistem informasi yang dipilih
Dengan memperhatikan hal-hal pokok diperlukan panduan teknis cara pemakaian
dari pelaksanaan penelitian ini, maka dapat sistem informasi secara mendetail dan
diambil kesimpulan yaitu pada penelitian ini batasan pemakaian sistem informasi.
dibuat Model Tata Kelola TI yang dapat Melalui penelitian ini diharapkan pihak
direkomendasikan untuk diterapkan di PT manajemen mampu membangun bahkan
Pegadaian (Persero). Model tersebut didasarkan terus mengembangkan sistem informasi
pada 2 domain pertama COBIT, yaitu Planning yang dipilih sehingga dapat mewakili citra
and Organisation (PO) dan Acquisition and PT Pegadaian (Persero) menjadi lebih baik
Implementation (AI). Hasil penelitian yang 3. Aspek Penelitian Lebih Lanjut
berupa pengukuran tingkat kematangan TI Penelitian yang lebih lanjut atas penelitian
menggunakan COBIT dan terbentuk model ini diharapkan dapat mendefinisikan
standar untuk setiap proses dan terdiri dari CSF ukuran-ukuran performa yang lebih
dan indikator-indikator pengukuran kinerja mendetail dari seluruh proses TI COBIT
proses (KGI dan KPI) dapat dijadikan domain PO (Planning and Organisation) ,
pertimbangan oleh PT Pegadaian (Persero) AI (Acquisition and Implementation), dan
untuk digunakan sebagai acuan dalam domain COBIT yang lain seperti DS
pengelolaan TInya. COBIT merupakan sebuah (Deliver and Support) dan M (Monitoring),
standar Tata Kelola TI (IT Governance) yang sehingga manajemen PT Pegadaian
bersifat generik sehingga pengembangannya (Persero) akan dapat menilai apakah
dapat berbeda-beda untuk setiap perusahaan pengelolaan teknologi informasinya sudah
tergantung kebutuhan perusahaan tersebut. mencapai performa yang diharapkan atau

129
Pilar Nusa Mandiri Vol. IX No.2 September 2013

tidak. Proses survey kurang lengkap Framework COBIT (Studi Kasus Pada
sehingga Model Tata Kelola TI yang Direktorat Metrologi), Jurnal Seminar
dihasilkan masih bersifat global dan kurang Nasional aplikasi Teknologi Informasi
spesifik pada PT Pegadaian (Persero). 2006.

DAFTAR PUSTAKA Guttman, L. The basis for scalogram analysis.


In Stouffer et al. Measurement and
Agus Prasetyo Utomo dan Novita Mariana. Prediction. Diambil dari
(2011). Analisis Tata Kelola Teknologi http://www.socialresearchmethods.net/k
Informasi pada Bidang akademik b/scalgutt.php. (Diakses 3 Februari
dengan COBIT Framework Studi Kasus 2010)
pada Universitas Stikubank Semarang,
Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK IT Governance Institute, (2007). COBIT 4.1 :
Volume 16, No.2, Juli 2011 : 139-149, Control Objectives, Management
ISSN : 0854-9524. Guidelines, Maturity Models, IT
Governance Institute.
Alan Calder. (2005). IT Governance Guidelines
for Directors, IT Governance IT Governance Institute. (2004). COBIT
publishing. Mapping, Overview of International IT
Guidance.
Annual Report PT Pegadaian (Persero), (2011).
Koen Brand & Harry Boonen, (2005). IT
Budiyono. (2008). Analisis Tata Kelola Governance a Pocket Guide Based on
Teknologi Informasi Menggunakan COBIT, Van Haren Publishing,
Framework COBIT Dalam Mendukung Zaltbommel.
Layanan Teknologi Informasi Studi
Kasus : PT PLN (Persero) Distribusi La Ode Rizal Adikrishna. (2008). Analisis Tata
Jawa Barat dan Banten. Tesis Institut Kelola Teknologi Informasi PT.
Teknologi Bandung. Surveyor Indonesia Menggunakan
Kerangka Kerja COBIT. Tesis Institut
COBIT Steering Committee and the IT Teknologi Bandung.
Governance Institute, (2005). COBIT
(3rd Edition) Management Guidelines, SOP Kedudukan, Tugas pokok dan Struktur
IT Governance Institute. organisasi & Divisi PT Pegadaian
(Persero), (2012).
Dsaratha V. Rama & Frederick L.Jones,
(2008), Sistem Informasi Akuntansi, U Tresna, Lenggana. (2008). Perancangan
Penerbit Salemba Empat. Model Tata Kelola Teknologi Informasi
pada PT. Kereta Api Indonesia Berbasis
Falahah, (2006). Perencanaan Tata Kelola Framework COBIT. Tesis Institut
Teknologi Informasi Berdasarkan Teknologi Bandung.

130

You might also like