You are on page 1of 9

https://journal.uwgm.ac.id/index.

php/KESMAS
P-ISSN: 2477-1880; E-ISSN: 2502-6623
December 2021, Vol. 7 No. 2

Author : Abstract
Firdausi Ramadhani1,
Herman Hatta2, Nuryani3, Background: Obesity is defined as an increase in energy intake compared
Nirmala Yusuf4, to energy expenditure resulting in body fat deposits and eventually
Suwignyo5 weight gain. The prevalence of obesity has increased sharply in the Asia
Pacific region. Many factors cause obesity. Based on data obtained from
the Gorontalo District Health Office in 2018, it showed that the incidence
First Author E-mail: of obesity was 8.795 cases (30.9%) consisting of 1,971 cases of men
firdausiramadhani410@ (6.9%) and 6,824 cases of women (24.0%).
gmail.com, Universitas Purpose: The purpose of the study was to see the correlation of nutritional
Gorontalo1 intake, family income, and stress levels with the incidence of obesity in
Second Author E-mail: adolescents.
hattaherman.1988@yaho Research methods: This type of research uses observational analytic
o.co.id, Universitas research with a cross sectional study design. With data analysis
Gorontalo2 techniques using Chi Square test. The population in this study were all
Third Author E-mail: teenagers in Bunto Village, East Popayato District, Pohuwato Regency. By
nuryanigz@gmail.com. using exhaustive sampling sampling technique.
Universitas Gorontalo3 Research result : Based on the research results of energy intake with
Fourth Author E-mail: obesity obtained p value ((0,320>α(0,05)). Protein intake with obesity
nirmalayusuf@gmail.co obtained p value ((0,599>α(0,05)). Fat intake with obesity obtained p
m, Universitas Gorontal4 value ((( 0.108>α(0.05)).Carbohydrate intake with obesity, obtained p
Fifth Author E-mail: value ((0.353>α(0.05)). Income with obesity obtained p value
wigbohc@yahoo.co.id, ((0.160>α(0.05)). Stress level with the incidence of obesity obtained p
Universitas Widya Gama value ((0.645>α(0.05)).
Mahakam5 Conclusion : It was concluded that nutrient intake, income and stress
levels were not correlated with the incidence of obesity in adolescents. As
a suggestion to continue to provide information about the importance of
maintaining nutritional intake in every food consumed
DOI :10.24903/kujkm.v7i2.1049 Keywords: Obesity, nutrient intake, family income, stress level.
Received : November 2021
Accepted : November 2021 Abstrak
Published : Desember 2021
Latar Belakang: Obesitas didefinisikan sebagai peningkatan asupan
energi dibandingkan daya pengeluaran sehingga mengakibatkan depoisit
lemak tubuh dan akhirnya kenakan berat badan. Prevalensi obesitas
meningkat tajam di kawaasan Asia Pasifik. Banyak factor yang
menyebabkan terjadinya obesitas. Berdasarkan data yang di peroleh dari
dinas kesehatan Kabupaten Gorontalo Tahun 2018 menunjukkan bahwa
kejadian obesitas sebanyak 8,795 kasus (30,9%) terdiri dari laki-laki 1.971
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623 kasus (6,9%) dan perempuan 6.824 kasus (24,0%).
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Tujuan: Tujuan penelitian untuk melihat korelasi asupan gizi, pendapatan
Masyarakat
keluarga, dan tingkat stress dengan kejadian obesitas pada remaja.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini menggunakan analitik
observasional dengan desain penelitian Cros Sectional Study. Dengan
teknik analisis data menggunakan uji Chi Square. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua remaja di Desa Bunto Kecamatan Popayato
Timur Kabupaten Pohuwato. Dengan menggunakan teknik pengambilan
sampel exhaustive sampling.

P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623


Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
December 2021, Vol. 7 No. 2

Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian asupan energi dengan


obesitas diperoleh p value ((0,320>α(0,05)). Asupan protein dengan
obesitas diperoleh p value ((0,599>α(0,05)). Asupan lemak dengan
obesitas diperoleh p value ((0,108>α(0,05)). Asupan karbohidrat dengan
obesitas, diperoleh p value ((0,353>α(0,05)). Pendapatan dengan
obesitas diperoleh p value ((0,160>α(0,05)). Tingkat stres dengan
kejadian obesitas diperoleh p value ((0,645>α(0,05)).
Kesimpulan : Disimpulkan bahwa asupan zat gizi, pendapatan dan
tingkat stres tidak berkorelasi dengan kejadian obesitas pada remaja.
Sebagai saran agar terus memberikan informasi tentang pentingnya
menjaga asupan gizi pada setiap makanan yang dikonsumsi.

Kata Kunci: Obesitas, asupan zat gizi, Pendapatan Keluarga, tingkat stres.

Copyright Notice

This work is licensed under Creative Commons Attribution 4.0 International License.
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623

PENDAHULUAN dan sekitar 39% dari orang dewasa


Terjadinya obesitas secara berusia 18 tahun ke atas (38% laki-
umum berkaitan dengan laki dan 40% perempuan) mengalami
ketidakseimbangan asupan dan kegemukan(Sugiatmi & Handayani,
pengeluaran energi dalam tubuh. 2018)
Remaja obesitas memiliki konsumsi Pendapatan keluarga yang
makanan sumber karbohidrat dan tinggi, kecenderungan pola makan
lemak hewani yang tinggi tetapi pun berubah, yaitu terjadi
rendah asupan sayur dan buah. peningkatan dalam asupan lemak dan
Fenomena konsumsi makanan protein hewani serta gula, diikuti
dengan densitas energy tinggi seperti dengan penurunan lemak dan protein
makanan cepat saji dan minuman nabatai dan karbohidrat. Pendapatan
bergula telah menjadi kebiasaan dan keluarga juga berhubungan dengan
trend bagi remaja di Amerika Serikat frekuensi makan diluar rumah yang
dan beberapa Negara Asia. Makanan biasanya tinggi lemak. Peningkatan
cepat saji memiliki kandungan asam pendapatan juga dapat
lemak jenuh (SFA) dan lemak trans mempengaruhi pemilihan jenis dan
yang tinggi(Eni, 2018) (Eni, 2018)(Eni, jumlah makanan yang dikonsumsi.
2018). Prevalensi obesitas di seluruh Peningkatan kemakmuran di
dunia meningkat lebih dari dua kali masyarakat yang diikuti oleh
lipat antara tahun 1980 dan 2014. peningkatan pendidikan dapat
Pada tahun 2014 lebih dari 1,9 miliar mengubah gaya hidup dan pola
orang dewasa mulai usia 18 tahun, makan tradisional ke pola makan
mengalami kelebihan berat badan makanan praktis dan siap saji yang
dan dari jumlah tersebut lebih dari dapat menimbulkan mutu gizi yang
600 juta mengalami obesitas. Secara tidak seimbang. Pola makan praktis
keseluruhan, sekitar 13% dari dan siap saji terutama di kota-kota
populasi dunia kategori dewasa (11% besar di Indonesia, dan jika
laki-laki dan 15% perempuan) yang dikonsumsi secara tidak rasional
mengalami obesitas pada tahun 2014 akan kelebihan masukan kalori yang
272
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
December 2021, Vol. 7 No. 2

akan menimbulkan obesitas kesehatan pada remaja. Berdasarkan


(Parengkuan et al., 2013). uraian di atas maka peneliti tertarik
Seseorang saat dalam kondisi melakukan penelitian mengenai
stres, perilaku makan akan determinan obesitas pada remaja di
mengalami peningkatan dan Desa Bunto Kecamatan Popayato
berkontribusi terhadap obesitas atau Timur Kabupaten Pohuwato.
kelebihan berat badan. Stres Tujuan penelitian untuk melihat
psikolgis seringkali dikaitkan dengan korelasi asupan gizi, pendapatan
konsumsi makanan yang meningkat, keluarga, dan tingkat stress dengan
terutama dalam mengkonsumsi kejadian obesitas pada remaja.
makanan berlemak tinggi. Stres dapat
meningkatkan berat badan karena METODE
meningkatkan kadar kortisol darah, Jenis penelitian ini
mengaktifkan enzim penyimpanan menggunakan desain studi
lemak dan memberi tanda lapar ke observasional dengan rancangan
otak (Purwanti et al., 2017) cross-sectional. Lokasi penelitian ini
Berdasarkan data Riskesdas dilakukan di desa Bunto Kabupaten
tahun 2018 Kabupaten Pohuwato Pohuwato, Propinsi Gorontalo. Waktu
adalah salah satu Kabupaten yang penelitian ini dilaksanakan pada
memiliki masalah gizi pada remaja. bulan Februari - Maret 2021. Populasi
Data Riskesdas menunjukkan bahwa dalam penelitian ini adalah semua
remaja 13-15 tahun kategori sangat remaja di Desa Bunto Kecamatan
kurus (6,01%), kurus (20,05%), gemuk Popayato Timur Kabupaten Pohuwato
(17,05%) dan obesitas (12,27%). yang berjumlah 297 orang.
Berdasarkan hasil survey pengambilan sampel yang digunakan
pendahuluan, di desa Bunto dalam penelitian ini adalah dengan
Kecamatan Popayato Timur terdapat menggunakan teknik exhaustive
297 orang remaja dimana kebiasaan sampling.
makan dan budaya masyarakat
terutama orang tua remaja dan HASIL
remaja itu sendiri masih didominasi Tabel 1. Distribusi Responden
oleh budaya turun temurun.
Kebiasaan makan yang kurang Variabel Karakteristik
beragam, pengetahuan dan Responden
pendidikan orang tua yang masih N %
rendah. Letak geografis desa Bunto Jenis Kelamin
merupakan desa terpencil yang jauh Laki-Laki 46 34,8
Perempuan 86 65,2
dari lokasi perkotaan serta desa
Umur
Bunto kurang mendapatkan 15-16 57 43,2
penyuluhan dari tenaga kesehatan 17-19 75 56,8
serta akses ke tempat pelayanan Obesitas
kesehatan masih tergolong jauh Obesitas 78 59,1
sehingga memungkinkan adanya Tidak 54 40,9
masalah kesehatan yang terdapat di obesitas
Kategori
desa Bunto Kecamatan Popayato
Asupan Zat
Timur termasuk permasalahan Gizi

273
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
December 2021, Vol. 7 No. 2

Asupan Energi 94 71,2 Kurang


Kurang 38 28,8 Cukup
Cukup Pendapatan
Asupan 92 69,7 Rendah 81 61,4
protein 40 30,3 Tinggi 51 38,6
Kurang Tingkat Stress
Cukup Ringan 52 39,4
Asupan 50 37,9 Sedang 80 60,6
Karbohidrat 82 62,1 Data Primer 2021

Tabel 2. Analisi Hubungan Asupan Zat Gizi, Pendapatan Keluarga Dan Tingkat
Stress Dengan Kejadian Obesitas

Variabel Obesitas Jumlah X2


Tidak Obesi N % Hitung
Obesitas tas P Value
N % N %
Asupan Energi
Kurang 41 43,6 53 56,3 94 100 0,990
Cukup 13 34,2 25 65,7 38 100 0,320
Asupan protein
Kurang 39 42,3 53 57,6 92 100 0,276
Cukup 15 38,4 25 64,1 39 100 0,599
Asupan Lemak
Kurang 24 50 24 50 48 100 2,579
Cukup 30 35,7 54 64,2 84 100 0,108
Asupan Karbohidrat
Kurang 23 46 27 54 50 100 0,863
Cukup 31 60,7 51 62,1 82 100 0,353
Pendapatan
Rendah 37 45,6 44 54,3 81 100 1,973
Tinggi 17 33,3 34 66,6 51 100 0,160
Tingkat Stres
Ringan 20 38,4 32 61,5 52 100 0,213
Sedang 34 42,5 46 56,2 80 100 0,645
Data Primer 2021

PEMBAHASAN mengukur kebiasaan makanan


individu sehingga terdapat gambaran
KORELASI ASUPAN ZAT GIZI
pola makan seseorang. Asupan energi
DENGAN KEJADIAN OBESITAS
dikatakan cukup jika AKG 80-120%
dan dikatakan kurang jika AKG <80%.
PEMBAHASAN
Energi diperoleh dari pembakaran
KORELASI ASUPAN ZAT GIZI
karbohidrat, lemak, dan protein
DENGAN KEJADIAN OBESITAS
makanan. Kebutuhan energi manusia
Pada penelitian ini data asupan
di dalam tubuh akan tercukupi bila
energi, asupan protein, asupan lemak
kebutuhan akan zat-zat makanan
dan asupan karbohidrat diperoleh
tercukupi pula. Dalam kehidupan
melalui metode kuesioner recall 2x24
sehari-hari tubuh memerlukan
jam. Metode recall digunakan untuk

274
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
December 2021, Vol. 7 No. 2

makanan yang memberikan cukup secara berkesinambungan ditimbun


energi yang sesuai kebutuhan untuk setiap hari yang akhirnya
menjaga kesehatan sehingga menimbulkan obesitas(Siti Andina
diperlukan adanya keseimbangan Rachmayani, Mury Kuswari, 2018).
antara makanan sumber energi yang Tidak adanya hubungan asupan
dimakan dengan energi yang energi dengan obesitas pada remaja
dikeluarkan terutama bergerak dan bukan berarti asupan energi tidak
beraktivitas, maka makin banyak mempengaruhi obesitas, hanya saja
pula energi yang diperlukan dalam penelitian ini peneliti
(Dwiningsih, 2017). Berdasarkan menggunakan metode food recall
hasil penelitian diperoleh p value 2x24 jam yang menggambarkan
((0,320>α(0,05)) ini menunjukkan asupan makan responden saat itu,
bahwa tidak ada hubungan yang sedangkan kejadian obesitas tidak
signifikan antara asupan energi terjadi dalam waktu yang singkat
dengan obesitas pada remaja di Desa melainkan kebiasan makan
Bunto Kecamatan Popayato Timur responden terdahulu. Metode food
Kabupaten Pohuwato. Penelitian ini recall juga mempunyai kelemahan
sejalan dengan penelitian yaitu hanya mengandalkan ingatan
(Rahmawati, 2017) yang responden, akibatnya dapat terjadi
menunjukkan bahwa asupan energi lupa, responden cenderung tidak
tidak berhubungan dengan kejadian melaporkan dengan benar makanan
obesitas. Penelitian ini juga sama yang dimakan sehingga sering terjadi
dengan penelitian(Sartika, 2011) pengurangan informasi yang
yang mengatakan bahwa tidak ada menyebabkan estimasi asupan zat
hubungan antara asupan energi gizi menjadi lebih rendah dari yang
dengan obesitas pada remaja seharusnya.
(Sartika, 2011). Tetapi berbeda Asupan protein dikatakan
dengan penelitian(Anggraini, 2018) cukup jika AKG 80-120% dan
yang mendapatkan hasil bahwa ada dikatakan kurang jika AKG <80%.
hubungan antara asupan energi Untuk metode recall 2x24 jam ini
dengan obesitas. dapat di lihat dalam frekuensi makan
Energi diperlukan tubuh untuk seseorang 2x24 jam. Dalam
kelangsungan proses di dalam tubuh penelitian diperoleh p value
seperti proses peredaran dan ((0,599>α(0,05)) ini berarti tidak ada
sirkulasi darah, denyut jantung hubungan asupan protein dengan
pernapasan, pencernaan, untuk kejadian obesitas. Penelitian ini
bergerak atau melakukan pekerjaan sejalan dengan penelitian (Widyastuti
fisik. Apabila remaja mengkonsumsi et al., 2016) yang menunjukkan
makanan dengan kandungan energi bahwa asupan protein tidak
sesuai yang dibutuhkan tubuhnya berhubungan dengan kejadian
maka tidak ada energi yang obesitas. Penelitian ini juga didukung
disimpan. Sebaiknya remaja dalam oleh penelitian(Loliana & Siti, 2015)
mengkonsumsi energi melebihi yang menyatakan bahwa tidak ada
kebutuhan tubuh maka kelebihan hubungan antara asupan protein
energi akan disimpan sebagai dengan obesitas pada remaja.
cadangan energi. Cadangan energi Berbeda dengan penelitian yang

275
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
December 2021, Vol. 7 No. 2

dilakukan oleh(Asriati, 2017) bahwa mengukur kebiasaan makanan


dilakukan analisis menggunakan uji individu atau keluarga sehingga
chi square test didapatkan bahwa terdapat gambaran pola makan
p<0,05 yaitu p=0,000 yang berarti seseorang.
ada hubungan antara asupan protein Berdasarkan analisis data
dengan obesitas(Asriati, 2017). Tidak diperoleh p value ((0,353>α(0,05)) ini
adanya hubungan asupan protein menunjukkan bahwa tidak ada
dengan obesitas pada remaja bukan hubungan yang signifikan antara
berarti asupan protein tidak asupan karbohidrat dengan obesitas
mempengaruhi obesitas, hanya saja pada remaja di Desa Bunto
dalam penelitian ini peneliti Kecamatan Popayato Timur
menggunakan metode food recall Kabupaten Pohuwato. Penelitian ini
2x24 jam yang menggambarkan sejalan dengan
asupan makan responden saat itu, penelitian(Ramadhaniah et al., 2014)
sedangkan kejadian obesitas tidak yang menunjukkan bahwa asupan
terjadi dalam waktu yang singkat karbohidrat tidak berhubungan
melainkan kebiasan makan dengan kejadian obesitas (p=0,300).
responden sebelumnya. Sama halnya juga dengan
Pada asupan lemak diperoleh penelitian(Anggraeny, 2018)
p value ((0,108>α(0,05)) artinya tidak ditemukan bahwa tidak ada
ada hubungan yang signifikan antara hubungan antara asupan karbohidrat
asupan lemak dengan obesitas pada dengan obesitas pada remaja dengan
remaja di Desa Bunto Kecamatan p value (0,203). Penelitian ini berbeda
Popayato Timur Kabupaten dengan penelitian lain sebelumnya
Pohuwato. Lemak merupakan sumber yang menggunakan uji chi square
yang padat kalori, membuat rasa test, didapatkan bahwa p=0,005
masakan menjadi lezat dan sering artinya p<0,05 yang berarti ada
tidak diperhatikan atau tersembunyi hubungan antara asupan karbohidrat
dalam makanan (Medawati, 2019). dengan obesitas (Rumagit et al.,
Penelitian ini sejalan dengan 2019).
penelitian (Beti Dwi, 2019) yang
menunjukkan bahwa asupan lemak Korelasi Pendapatan Keluarga
tidak berhubungan dengan kejadian Dengan Kejadian Obesitas
obesitas. Penelitian ini juga sama Pada penelitian ini data pendapatan
dengan penelitian (Rahmawati, 2017) keluarga diperoleh melalui kuesioner
bahwa tidak terdapat hubungan pendapatan keluarga berdasarkan
antara asupan lemak dengan obesitas UMP Gorontalo. Kuesioner
pada remaja. Berbeda dengan pendapatan keluarga yang digunakan
penelitian yang dilakukan oleh yaitu kuesioner pendapatan keluarga
(Nurul, 2018) dan (Asriati, 2017) per bulan. Kategori pendapatan
bahwa setelah dianalisis yang keluarga dikatakan tinggi apabila
menunjukkan bahwa ada hubungan pendapatan >2.586.900 dan
antara asupan lemak dengan obesita. dikatakan rendah jika ≤2.586.900.
Pada penelitian ini data asupan lemak dari hasil penelitian diperoleh p
diperoleh melalui metode kuesioner value ((0,160>α(0,05)) artinya tidak
recall 2x24 jam yaitu untuk ada hubungan pendapatan dengan

276
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
December 2021, Vol. 7 No. 2

kejadian obesitas. Penelitian ini mengkhwatirkan berat badannya,


sejalan dengan penelitian Wismoyo justru memicu kelenjar adrenal
(2017) menunjukkan bahwa melepaskan kortisol lebih banyak
pendapatan orang tua tidak sebagai respon alami tubuh terhadap
berhubungan secara bermakna stres. Tinggi kadar hormon kortisol
dengan obesitas. Hal ini disebabkan akan merangsang tubuh untuk
oleh penelitian ini dilakukan di mengeluarkan hormon insulin dan
pedesaan yang pendapatan keluarga leptin, yang akan membuat otak
mereka rendah sehingga membangkitkan rasa lapar sehingga
mempengaruhi daya beli terhadap timbul keinginan makan. Faktor stres
bahan makanan, maka kejadian berkontribusi terhadap asupan
obesitas dapat disebabkan oleh makan dan zat gizi yang dikonsumsi
banyaknya faktor lain responden sehingga berpengaruh
(Wismoyo,2017). terhadap status gizi responden. Stres
atau depresi diketahui
Korelasi Tingkat Stres dengan mengakibatkan dua kencendurungan
Obesitas Pada Remaja gangguan pola makan, baik berupa
Skala stres dalam penelitian ini nafsu makan berkurang ataupun
menggunakan alat ukur untuk nafsu makan meningkat. Adakalanya
mengukur stres yang digunakan orang stres tidak nafsu makan
adalah PSS 10 (perceived stress scale). sehingga menjadi kurus dan adapula
Hasil penelitian diperoleh p value nafsu makan meningkat terutama
((0,645>α(0,05)) ini menunjukkan makanan manis dan tinggi kalori
bahwa tidak ada hubungan tingkat sehingga dapat menyebabkan
stres dengan kejadian obesitas. obesitas. Seseorang dalam kondisi
Penelitian ini sejalan dengan stres perilaku makan akan
penelitian(Wegiarti Sikalak, Laksmi mengalami peningkatan dan
Widajanti, 2017) yang berkontribusi terhadap obesitas atau
mengemukakan bahwa tidak ada kelebihan berat badan. Stres
hubungan tingkat stres dengan psikologis seringkali dikaitkan
kejadian obesitas. Tingkat stres dengan konsumsi makanan yang
bukan merupakan satu-satunya meningkat, terutama dalam
faktor yang berhubungan dengan mengkonsumsi makanan berlemak
obesitas pada remaja. Karena ada tinggi. Stres dapat meningkatkan
faktor lain yang dapat mempengaruhi berat badan karena meningkatkan
obesitas antara lain faktor genetik kadar kortisol darah, mengaktifkan
(keturunan), faktor lingkungan dan enzim penyimpanan lemak dan
obat-obatan(Fitri & Rakhmawatie, memberi tanda lapar ke otak(Masdar
2012) hasil analisis menunjukkan et al., 2016).
adanya hubungan yang bermakna Kesimpulan
secara statistik antara tingkat stres
dengan obesitas (p=0,003). Saat Berdasarkan hasil penelitian
tubuh kita mengalami stres yang ditemukan bahwa tidak ada korelasi
merupakan suatu ancaman dalam diri antara asupan gizi, pendapatan dan
kita, seperti orang yang takut tingkat stres dengan kejadian
kegemukan, yag selalu obesitas. Hal ini disebabkan karena

277
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
December 2021, Vol. 7 No. 2

banyak factor yang menyebabkan Nutrition College , Volume 2 ,


terjadinya obesitas. Sebagai saran Nomor 2 , Tahun 2013 , Halaman
agar terus memberikan informasi Online di : http://ejournal-
tentang pentingnya menjaga asupan s1.undip.ac.id/index.php/jnc. 2,
gizi pada setiap makanan yang 232–241.
dikonsumsi. Untuk penelitian
Eni, L. (2018). Pengaruh Konseling
selanjutnya agar menambahkan
Gizi Sebaya Terhadap Asupan
variable lain yang terkait dengan
Serat Dan Lemak Jenuh Pada
kejadian obesitas.
Remaja Obesitas Di Semarang.
DAFTAR PUSTAKA Journal of Nutrition College, 5(1),
36–43.
Anggraeny. (2018). TIDAK ADA
KORELASI ANTARA ASUPAN Fitri, D. K., & Rakhmawatie, M. D.
KARBOHIDRAT SEDERHANA , (2012). Perbedaan Kejadian Stres
PADA REMAJA DENGAN Antara Remaja Putra dan Putri
KEGEMUKAN DAN OBESITAS ( No dengan Obesitas di SMA Negeri 1
correlation among simple Wonosari , Klaten. Jurnal
carbohydrate intake , saturated Kedokteran Muhammadiyah,
fat intake , and physical activity 1(2), 54–60.
with nutrition status in Loliana, N., & Siti, R. (2015). Asupan
overweight and obese adolescent Dan Kecukupan Gizi Antara
). 3, 1–8. Remaja Obsitas Dengan Non
https://doi.org/10.30867/action Obesitas. Media Gizi Indonesia,
.v3i1.89 10(2), 141–145.
Anggraini, O. (2018). Tidak ada Masdar, H., Saputri, P. A., Rosdiana,
korelasi antara asupan D., Chandra, F., & Darmawi, D.
karbohidrat sederhana, lemak (2016). Depresi, ansietas dan
jenuh, dan tingkat aktivitas fisik stres serta hubungannya dengan
dengan status gizi pada remaja obesitas pada remaja. Jurnal Gizi
dengan kegemukan dan obesitas. Klinik Indonesia, 12(4), 138.
AcTion: Aceh Nutrition Journal, https://doi.org/10.22146/ijcn.2
3(1), 1. 3021
https://doi.org/10.30867/action
.v3i1.89 Medawati. (2019). Hubungan antara
asupan energi, asupan lemak,
Asriati, T. (2017). Vol. XI Jilid 2 No.77 dan obesitas pada remaja sltp di
Oktober 2017 MENARA Ilmu. kota yogyakarta dan di
XI(77). kabupaten bantul. 1(3), 119–129.
Beti Dwi. (2019). Nutrition College , Nurul. (2018). Hubungan Asupan
Volume Journal of Nutrition Karbohidrat dengan Obesitas.
College , Volume Online di : 3(3), 112–117.
http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jnc. m, Parengkuan, R., Mayulu, N., &
492–498. Ponidjan, T. (2013). Hubungan
Pendapatan Keluarga Dengan
Dwiningsih. (2017). Journal of Kejadian Obesitas Pada Anak
278
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat
P-ISSN 2460-0350, E-ISSN 2477-5819
December 2021, Vol. 7 No. 2

Sekolah Dasar Dikota Manado. Journal of Human Nutrition.


Jurnal Keperawatan UNSRAT, Indonesian Journal of Human
1(1), 110322. Nutrition, 5(2), 125–130.
https://www.researchgate.net/p
Purwanti, M., Putri, E. A., Ilmiawan, M.
rofile/Fajar_Ari_Nugroho/public
I., Wilson, W., & Rozalina, R.
ation/314713055_Kadar_NF-
(2017). Hubungan Tingkat Stres
_Kb_Pankreas_Tikus_Model_Typ
Dengan Indeks Massa Tubuh
e_2_Diabetes_Mellitus_dengan_P
Mahasiswa Pspd Fk Untan. Jurnal
emberian_Tepung_Susu_Sapi/lin
Vokasi Kesehatan, 3(2), 47.
ks/5b4dbf09aca27217ff9b6fcb/
https://doi.org/10.30602/jvk.v3
Kadar-NF-Kb-Pankreas-Tikus-
i2.116
Model-Type-2-Diabetes-Melli
Rahmawati, T. (2017). HUBUNGAN
Sugiatmi, S., & Handayani, D. R.
ASUPAN ZAT GIZI DENGAN
(2018). Faktor Dominan Obesitas
STATUS GIZI MAHASISWA GIZI
pada Siswa Sekolah Menengah
SEMESTER 3 STIKES PKU
Atas di Tangerang Selatan
MUHAMMADIYAH SURAKARTA.
Indonesia. Jurnal Kedokteran
Energy Intake, Protein, Fat,
Dan Kesehatan, 14(1), 1.
Carbohydrate, Nutritional
https://doi.org/10.24853/jkk.14
Status., 1(4), 50–57.
.1.1-10
Ramadhaniah, R., Julia, M., &
Wegiarti Sikalak, Laksmi Widajanti, R.
Huriyati, E. (2014). Durasi tidur,
A. (2017). FAKTOR-FAKTOR
asupan energi, dan aktivitas fisik
YANG BERHUBUNGAN DENGAN
dengan kejadian obesitas pada
KEJADIAN OBESITAS PADA
tenaga kesehatan puskesmas.
KARYAWATI PERUSAHAAN DI
Jurnal Gizi Klinik Indonesia,
BIDANG TELEKOMUNIKASI
11(2), 85.
JAKARTA TAHUN 2017. Jurnal
https://doi.org/10.22146/ijcn.1
Kesehatan Masyarakat (e-
9011
Journal), 5(3).
Rumagit, F. A., Kereh, P. S., & Rori, J.
Widyastuti, N., Dieny, F. F., & Fitranti,
(2019). Kontribusi Asupan Energi
D. Y. (2016). Asupan lemak jenuh
Protein Dan Makanan Jajanan
dan serat pada remaja obesitas
Pada Siswa Obesitas Di Sekolah
kaitannya dengan sindrom
Menengah Pertama Negeri 4
metabolik. Jurnal Gizi Klinik
Manado. Jurnal GIZIDO, 11(01),
Indonesia, 12(4), 131.
8–16.
https://doi.org/10.22146/ijcn.2
https://doi.org/10.47718/gizi.v
2756
11i01.754

Sartika, R. A. D. (2011). Faktor Risiko


Obesitas pada Anak 5-15 Tahun
di Indonesia. Makara, Kesehatan,
15(1), 37–43.

Siti Andina Rachmayani, Mury


Kuswari, V. M. (2018). Indonesian

279
P-ISSN: 2477-1880 E-ISSN: 2502-6623
Kesmas Uwigama : Jurnal Kesehatan Masyarakat

You might also like