You are on page 1of 12

Upaya Penjernihan Air Sumur Tidak Layak Konsumsi Di Desa

Karanggatak, Dengan Pemanfaatan Alat Sederhana Bermaterial


Alami

Adellona Merry Islamia1, Arya Dewangga Sujatmiko2, Fanny Dicky Nur


Adityawan3, Lina Nur Anisyah4, Muhammad Fathoni Wibowo5, Muhammad Hanifa
Barkah6, Muhammad Rifky Prasetiyo7, Nanda Aprillia Yasin8, Traviata Galih
Daraninggar9, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Email: adellonamerry61@gmail.com

Abstrak
Kegiatan upaya penjernihan air sumur tidak layak konsumsi saat musim hujan di
Desa Karanggatak, pada program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilaksanakan
guna membantu masyarakat setempat menemukan solusi untuk air sumur pada
saat musim hujan. Melalui penyuluhan yang dihadiri oleh beberapa ketua RT dan
warga yang mewakili, aktivitas ini memunculkan antusias tinggi warga. Tujuan
dari penyuluhan ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat
dalam pemanfaatan air sumur tidak layak konsumsi khususnya pada saat musim
hujan. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan metode Focus Group
Discussion (FGD) atau forum grup diskusi dan penyuluhan. Hasil dari kegiatan
pengabdian masyarakat diperoleh bahwa air sumur yang telah disaring
menggunakan filter dari segi warna menjadi lebih jernih dari sebelumnya yang
berwarna keruh kecoklatan. Dari segi bau, yang awalnya air sumur terdapat bau
seperti besi, menjadi tidak berbau lagi.
Kata kunci: filter air, air sumur, KKN, Focus Group Discussion, musim hujan

Abstract
Efforts were made in Karanggatak Village to purify well water that was unfit for
consumption during the rainy season, and The Student Study Service (KKN) work
program was implemented to assist local residents in finding solutions for well
water during the rainy season. This program produced a lot of interest from the
locals thanks to the counselling, which was attended by several Neighbourhood and
representatives. The purpose of this counseling is to provide an understanding to
the community in the use of well water that is not suitable for consumption,
especially during the rainy season. Community service activities are carried out
using the Focus Group Discussion (FGD) method or discussion group forums and
counseling. The results of community service activities showed that well water that
had been filtered using a filter in terms of color became clearer than before, which
was cloudy brown in color. In terms of smell, at first the well water had a smell like
iron, but now it doesn't smell anymore.
Keywords: water filter, well water, The Student Study Service, Focus Group
Discussion, rainy season

Jurnal Kreasi: Volume 2, No. 1, April 2022


1
Kreasi: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat
e-ISSN: 2809-4182

Article Info
Received date: 18 Maret 2022 Revised date: 2 April 2022 Published date: 15 April 2022

A. PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia dan segala aktivitasnya, sehingga air merupakan

kebutuhan dasar kehidupan. Kebutuhan air yang dimaksud adalah air yang

digunakan untuk kebutuhan konsumsi maupun kebutuhan rumah tangga

seperti mandi, mencuci, masak serta keperluan lainnya. Oleh karena itu,

ketersediaan air bersih pada setiap rumah adalah hal yang sangat krusial.

Dampak krisis air bersih cukup signifikan bagi masyarakat, diantaranya

akan berdampak bagi kesehatan yaitu timbulnya berbagai macam penyakit,

serta secara ekonomi akan berdampak pada sulitnya mendapatkan air bersih

terutama bagi rakyat miskin (Wafi & Subhani, 2018).

Kebutuhan akan air bersih bukan hanya tentang persoalan kuantitas,

akan tetapi kualitas air bersih layak konsumsi juga sangat peting. Kualitas air

ditentukan oleh banyak faktor, yaitu zat yang terlarut dan tersuspensi

didalam air. Air bersih layak konsumsi tidak mengandung zat terlarut yang

bersifat merugikan bagi kehidupan. Apabila zat yang terlarut atau

tersuspensi dalam air melebihi ketentuan yang berlaku, maka air tersebut

disebut air tercemar atau air tidak layak konsumsi (Sulistyorini et al., 2016).

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kota atau Kabupaten

di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan pernyataan dari Badan Pusat Statistik

Kabupaten Boyolali, Kabupaten Boyolali merupakan salah satu Daerah

Tujuan Wisata yang memiliki letak yang strategis yaitu terletak di antara

110°21' – 110°50' Bujur Timur dan 7°7' – 7°36' Lintang Selatan, dengan

ketinggian antara 75 – 1500 meter di atas permukaan laut. (Badan Pusat

Statistik, 2021). Kabupaten Boyolali memiliki batas – batas wilayah yang

strategis pula, di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan

Jurnal Kreasi: Volume 2, No. 1, April 2022


2
Kreasi: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat
e-ISSN: 2809-4182

Kabupaten Semarang, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten

Karanganyar, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Sukoharjo, di sebelah

Selatan berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa

Yogyakarta, serta di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang

dan Kabupaten Semarang (Badan Pusat Statistik, 2021).

Desa Karanggatak merupakan salah satu desa yang terletak di

Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali. Sebagian besar penduduk di desa ini

bermata pencaharian sebagai petani dengan lahan yang subur dan tempat

yang strategis. Fasilitas umum di desa ini cukup memadai, jalan desa yang

sudah beraspal, sarana ibadah dan prasarana pendukung lainnya cukup

layak untuk ukuran sebuah desa (Website Resmi Karanggatak, 2013).

Namun untuk sanitasi air, seperti sumur dan kamar mandi yang dimiliki

oleh masing-masing rumah, terkadang menjadi keruh dan berbau setelah

hujan. Hal ini berdampak terhadap beberapa dukuh di Desa Karanggatak

dimana kondisi air bersih masih menjadi kendala tersendiri. Permasalahan

yang muncul adalah kualitas air sumur yang digunakan oleh masyarakat

sering ditemukan tidak memenuhi syarat air bersih yang sehat, bahkan ada

beberapa tempat yang tidak layak untuk diminum. Kualitas air yang buruk

dapat berdampak negatif bagi kesehatan manusia. Tubuh akan rentan

terhadap berbagai penyakit (seperti penyakit kulit, tifus, muntah, diare, dll).

Air minum memiliki standar tertentu, meliputi persyaratan fisik, kimia, dan

bakteriologis, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No. 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang Persyaratan

Kualitas Air Minum.

Jurnal Kreasi: Volume 2, No. 1, April 2022


3
Kreasi: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat
e-ISSN: 2809-4182

Tabel 1. Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih


Kadar Maksimum
No. Parameter Satuan Keterangan
yang diperbolehkan
A. FISIKA
1. Bau - - Tidak Berbau
2. Jumlah zat pada terlarut (TDS) mg/L 1000 -
3. Kekeruhan Skala NTU 5 -
4. Rasa - - Tidak Berasa
5. Suhu °C ±3°C -
6. Warna Skala TCU 15
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
1. Air Raksa mg/L 0,001
2. Aluminium mg/L 0,2
3. Arsen mg/L 0,05
4. Barium mg/L 1,0
5. Besi mg/L 0,3
6. Fluorida mg/L 1,5
7. Kadnium mg/L 0,005
8. Kesadahan (CaCO3) mg/L 500
9. Klorida mg/L 250
10. Kromium, Valensi 6 mg/L 0,05
11. Mangan mg/L 0,1
12. Natrium mg/L 200
13. Nitrat, sebagai N mg/L 10
14. Nitrit, sebagai N mg/L 1,0
15. Perak mg/L 0,05
16. pH - 6,5 – 8,5 Merupakan batas minimum
dan maksimum
17. Selenium mg/L 0,01
18. Seng mg/L 5,0
19. Sianida mg/L 0,1
20. Sulfat mg/L 400
21. Sulfida (sebagai H2S) mg/L 0,05
22. Tembaga mg/L 1,0
23. Timbal mg/L 0,05
b. Kimia Organik
1. Aldrin dan Dieldrin mg/L 0,0007
2. Benzena mg/L 0,01
3. Benzo (a) pyrene mg/L 0,00001
4. Chlordane (total isomer) mg/L 0,0003
5. Coloroform mg/L 0,03
6. 2,4 D mg/L 0,10
7. DDT mg/L 0,03
8. Detergen mg/L 0,05
9. 1,2 Discloroethane mg/L 0,01
10. 1,1 Discloroethene mg/L 0,0003
11. Heptaclor dan heptaclor epoxide mg/L 0,003
12. Hexaclorobenzene mg/L 0,00001
13. Gamma-HCH (Lindane) mg/L 0,004
14. Methoxychlor mg/L 0,03
15. Pentachlorophanol mg/L 0,01
16. Pestisida Total mg/L 0,10
17. 2,4,6 urichlorophenol mg/L 0,01
18. Zat organik (KMnO4) mg/L 10
C. Mikro Biologi
1. Koliform Tinja Jumlah per 100 ml 0
2. Total Koliform Jumlah per 100 ml 0 95% dari sampel yang
diperiksa selama setahun.
Kadang-kadang boleh ada 3
per 100 ml sampel air, tetapi
tidak berturut-turut
D. Radio aktivitas
1. Aktivitas Alpha (Gross Alpha Bq/L 0,1
Activity)
2. Aktivitas Beta (Gross Beta Activity) Bq/L 1,0

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan No. 416, 1990

Jurnal Kreasi: Volume 2, No. 1, April 2022


4
Kreasi: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat
e-ISSN: 2809-4182

Keterangan
mg = miligram
ml = mililiter
L = liter
Bq = Bequerel
NTU = Nephelometrik Turbidity Units
TCU = True Colour Units
Logam berat merupakan logam terlarut

Ketika musim penghujan datang kondisi air terutama di Dukuh

Gandu mengalami perubahan, dimana air yang semula bersih berubah

menjadi berwarna kuning, keruh, dan berbau. Hal ini juga didukung oleh

faktor tanah. Jenis tanah di dukuh gandu merupakan jenis tanah kapur.

Apabila kondisi air di Dukuh Gandu terus menerus diabaikan tentu akan

berdampak negatif dan mempengaruhi kesehatan warga di Dukuh

Gandu. Melihat keadaan tersebut, 9 mahasiswa dari Universitas Sebelas

Maret yang melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Desa Karanggatak

mengambil salah satu tindakan yaitu mengadakan program kerja

penanggulangan air sumur tidak layak konsumsi dengan cara membuat

filter air. Filter Air adalah suatu alat yang difungsikan untuk menyaring

dan menghilangkan kontaminasi yang ada di dalam air, semisal air yang

berwarna kuning, berbau, mengandung mangan, kapur, besi dan lain

sebagian dengan menggunakan penghalang atau media, baik itu secara

biologi, fisika, dan kimia. Untuk menghasilkan air yang jernih dan

mendapatkan hasil maksimal maka pengolahan air membutuhkan media

filter air yang tepat. Menggunakan media filter air yang tepat dapat

mampu menghilangkan zat-zat kimia berbahaya agar menjadi lebih baik

dan layak di `konsumsi. Oleh sebab itu, harus diperhatikan dalam

memilih komposisi media filter antara tempat satu dengan tempat yang

lain tidak sama karena setiap tempat memiliki masalah air yang berbeda-

beda.

Jurnal Kreasi: Volume 2, No. 1, April 2022


5
Kreasi: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat
e-ISSN: 2809-4182

Melalui berbagai uraian-uraian diatas sudah jelas bahwa

penanggulangan air sumur ini bertujuan agar warga dapat mengerti fungsi

filter air dan pentingnya dilakukan filter air ketika kondisi air sedang

kotor serta cara pembuatan filter air. Selain tu diharapkan warga bisa

lebih mudah dalam mendapatkan air bersih.

B. METODE
Penanggulangan air sumur merupakan kegiatan pengabdian

masyarakat yang dilakukan dengan metode forum grup diskusi dan

penyuluhan. Focus Group Discussion/FGD atau diskusi kelompok

terfokus merupakan suatu metode pengumpulan data yang lazim

digunakan pada penelitian kualitatif sosial. metode ini mengandalkan

perolehan data atau informasi dari suatu interaksi informan atau

responden berdasarkan hasil diskusi dalam suatu kelompok yang

berfokus untuk melakukan bahasan dalam menyelesaikan permasalahan

tertentu (Ridlo et al., 2018). Kegiatan pengabdian masyarakat ini ditujukan

kepada warga masyarakat Dukuh Gandu, terutama pada warga kesulitan

untuk mendapatkan air bersih yang dikarenakan air sumurnya keruh.

Kegiatan penyuluhan ini ditekankan pada praktek langsung

pembuatan filter dan cara penggunannya serta diadakan sebuah forum

diskusi setelah pemberian materi selesai agar warga masyarakat lebih

paham. Sasaran utama penyuluhan ini adalah Warga desa Dukuh

Gandu yang mengalami masalah pada kondisi air yang menjadi keruh

setelah hujan. Pendekatan wawancara dan diskusi diberikan ketika

pemateri sudah menyampaikan seluruh materi tentang penanggulangan

air sumur yang memberikan pemahaman dalam pemanfaatan filter air

sumur sebagai media mendapatkan air bersih. Kegiatan penanggulangan

Jurnal Kreasi: Volume 2, No. 1, April 2022


6
Kreasi: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat
e-ISSN: 2809-4182

air sumur memiliki dampak jangka panjang untuk warga. Untuk jangka

panjangnya, filter air diharapkan bisa menjadi media atau alat untuk

membantu warga dalam memfilter air kotor sehingga bisa lebih mudah

mendapatkan air bersih ketika musim penghujan datang.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan penyuluhan tentang penanggulangan air sumur ini

dilaksanakan selama 1 hari di Dukuh Gandu, tepatnya di Rumah Bapak

Sumarno Ketua RT 17. Kegiatan ini dilakuan secara 3 tahap. Tahap

pertama yaitu penyampaian materi, yang kedua praktek pembuatan filter

air dan yang terakhir terdapat sesi diskusi atau tanya jawab.

Menurut (Zubair, 2020) kegiatan penyuluhan dilaksanakan dengan tujuan

untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat

mengenai persyaratan kualitas air bersih dan teknologi yang dapat

digunakan untuk mengolah air bersih. Dengan mengikuti kegiatan

penyuluhan, diharapkan masyarakat memahami pentingnya hidup bersih

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Kemudian kegiatan

praktek dan sesi diskusi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman

dan keterampilan masyarakat dalam membuat filter air bersih serta cara

penggunaannya.

Gambar 1. Kegiatan sosialisasi filter air kepada masyarakat


Sumber : Dokumentasi KKN UNS Kelompok 72

Jurnal Kreasi: Volume 2, No. 1, April 2022


7
Kreasi: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat
e-ISSN: 2809-4182

Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan

selama 45 hari di Desa Karanggatak diperoleh bahwa kegiatan

penyaringan air dengan metode filtrasi sangat membantu warga dalam

upaya pemenuhan kebutuhan air bersih, khususnya untuk keperluan

memasak. Sebelumnya, air yang langsung dialirkan dari sumur ataupun

PDAM warga di Desa Karanggatak tidak layak untuk dikonsumsi, namun

setelah adanya filter/alat penyaring yang digunakan, air yang dikeluarkan

mejadi lebih jernih dan dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari. Air

sumur yang telah disaring menggunakan filter/alat penyaring (gambar

gelas kanan) dari segi warna menjadi lebih jernih dari sebelumnya

(gambar gelas kiri) yang berwarna keruh kecoklatan. sedangkan dari segi

bau, yang awalnya air sumur terdapat bau seperti besi, menjadi tidak

berbau lagi setelah disaring.

Gambar 2. Hasil penyaringan air sumur menggunakan filter/alat penyaring


Sumber : Dokumentasi KKN UNS Kelompok 72

D. KESIMPULAN
Filter/alat penyaring yang telah dibuat terbukti dapat berfungsi

untuk menyaring air sumur yang keruh menjadi lebih jernih. Hal ini

dikarenakan bahan yang digunakan pada lapisan filter dapat berfungsi

sebagai mestinya. Beberapa bahan sederhana yang dipilih dan

digunakan dalam proses filtrasi (penyaringan air kotor) antara lain: batu

Jurnal Kreasi: Volume 2, No. 1, April 2022


8
Kreasi: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat
e-ISSN: 2809-4182

zeolit, pasir silika, karbon aktif, spons, dan serabut ijuk. (Vihantara, 2017)

mengatakan bahwa karbon aktif dapat berfungsi sebagai filter yang akan

menghambat endapan lumpur pada air sumur, sangat efektif

menjernihkan dan menyerap bau, rasa serta racun pada air. Pasir silika

berfungsi untuk menghilangkan kandungan besi (Fe), menghilangkan

sedikit Mangan (Mn2+) dan warna kuning pada air. Sebagai penguat

untuk penjernihan, media zeolit ditambahkan untuk pemisahan hasil fisi

dari limbah radioaktif dan media manganese greensand untuk

menghilangkan kandungan Mangan (Mn2+), Besi, Hidrogen Sulfida

yang tampak seperti lapisan atas berminyak pada air.

Gambar 3. Skema tabung filter air sederhana dan bahan-bahan yang


diperlukan untuk didalam paralon tersebut.
Sumber : (Adywater, 2013)

Kuantitas bahan yang digunakan dalam proses pembuatan filter air

sangat mempengaruhi hasil akhir. Pasir silika, zeolit dan karbon yang

digunakan dalam proses filtrasi dapat menjernihkan air secara optimal.

Semakin tebal lapisan atau semakin banyak bahan yang digunakan

semakin jernih air yang dikeluarkan. Dari hasil percobaan penggunaan

alat, diambil sampel air yang memiliki warna agak keruh, kemudian air

Jurnal Kreasi: Volume 2, No. 1, April 2022


9
Kreasi: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat
e-ISSN: 2809-4182

dimasukkan ke dalam penyaring air. Setelah melalui tahap penyaringan,

dihasilkan air yang jernih serta tidak berbau. Air yang semula warnanya

keruh dan kekuningan berubah menjadi lebih jernih. Hasil penelitian

(Purwonugroho, 2013) juga mengatakan bahwa keberadaan karbon aktif

dan zeolit teraktivasi efektif untuk mengurangi kandungan logam besi

(Fe), Mangan (Mn), dan Timbal (Pb) pada air, kemudian komposisi

optimum pencampuran zeolit dan karbon aktif pada filter adalah dengan

karbon aktif 25% + zeolit 75%.

Dengan adaya kegiatan ini warga masyarakat Dukuh Gandu

menjadi lebih paham dan mengerti tentang pentingnya penggunaan air

bersih dalam kegiatan sehari-hari. Air sumur yang dihasilkan pada rumah

warga menjadi lebih jernih dan layak digunakan setelah diolah

menggunakan filter/alat penyaring yang telah dibuat, sehingga warga

tidak lagi mengalami krisis air bersih terutama pada saat musim

penghujan. Kemudian dari segi ekonomi, warga juga tidak lagi harus

membeli air isi ulang untuk kebutuhan sehari-hari karena air dari sumur

sudah dapat digunakan.

Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat yang telah

dilaksanakan yaitu:

1. Peran penanggulangan air sumur memiliki dampak yang dapat

meningkatkan kesehatan masyarakat dalam mengatasi masalah air

bersih.

2. Konstruksi pengolahan air bersih yang dirancang merupakan

konstruksi yang mudah terjangkau bagi masyarakat.

3. Mahasiswa yang melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata dapat

memberikan ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat Desa

Karanggatak khususnya penanggulangan air sumur.

Jurnal Kreasi: Volume 2, No. 1, April 2022


10
Kreasi: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat
e-ISSN: 2809-4182

Saran dalam kegiatan PKM berikutnya adalah diharapkan kegiatan

serupa dapat diadakan tidak hanya di Dusun Gandu saja namun juga di

Dusun lain di wilayah Karanggatak yang mempunyai permasalahan

serupa, mengingat pengetahuan penjernihan air sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan air bersih. Kemudian adanya kegiatan lanjutan

berupa pembahasan mengenai uji laboratorium terkait kelayakan hasil

penjernihan air untuk kebutuhan air minum

E. UCAPAN TERIMAKASIH
1. UPKKN LPPM Universitas Sebelas Maret (UNS) yang telah

memfasilitasi pelaksanaan kegiatan KKN periode Februari-Juli 2022.

2. Bapak Kepala Desa Karanggatak, Bapak Sugiyono.

3. Jajaran Pemerintah Desa Karanggatak yang telah mendukung

kegiatan Kuliah Kerja Nyata.

4. Bapak Dosen Pembimbing Lapangan yang telah membersamai selama

kegiatan Kuliah Kerja Nyata.

5. Teman-teman kelompok KKN 72 Karanggatak yang telah saling

bekerja sama dalam melakukan kegiatan KKN di Desa Karanggatak,

Kecamatan Klego, Boyolali.

F. DAFTAR PUSTAKA
Adywater. (2013). Cara Mendesain Teknik Penyaringan Air yang Sederhana.
Adywater. https://www.adywater.com/
Badan Pusat Statistik. (2021). Kabupaten Boyolali dalam Angka 2021. Badan
Pusat Statistik. https://boyolalikab.bps.go.id/
Purwonugroho, N. (2013). Keefektifan Kombinasi Media Filter Zeolit dan
Karbon Aktif dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) pada
Air Sumur. 1–10.

Jurnal Kreasi: Volume 2, No. 1, April 2022


11
Kreasi: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat
e-ISSN: 2809-4182

Ridlo, I. A., Intiasari, A. D., Firdausi, N. J., Putri, N. K., Adriansyah, A. A.,
Sandra, C., & Laksono, A. D. (2018). FGD Dalam Penelitian kesehatan
(Vol. 148).
Sulistyorini, I. S., Edwin, M., & Arung, A. S. (2016). Analisis Kualitas Air
Pada Sumber Mata Air Di Kecamatan Quality Analisys of Springs in
Karangan and Kaliorang Districts , East Kutai. Jurnal Hutan Tropis,
4(1), 64–76.
Vihantara, R. (2017). RANCANG BANGUN INSTALASI AIR BERSIH
DENGAN PEMAKAIAN FILTER PENYARING AIR DAN BATOK
KELAPA SEBAGAI KARBON AKTIF (study kasus : Instalasi Air Tanah
Di Universitas Muhammadiyah Jember). 1.
Wafi, B. T., & Subhani, A. (2018). Penanggulangan Krisis Air Bersih di
Desa Seriwe Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur.
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu Dan Pendidikan Geografi, 1(2), 34.
https://doi.org/10.29408/geodika.v1i2.858
Website Resmi Karanggatak. (2013). Profil Masyarakat Desa Karanggatak.
Website Resmi Desa Karanggatak.
http://karanggatak.desa.id/index.php/artikel/2013/7/29/profil-
masyarakat-desa
Zubair, A. (2020). Penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan Filter Air Bersih
di Desa Nepo Kecamatan Tanasitolo Kabupaten Wajo Achmad.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 24(3), 228–232.

Jurnal Kreasi: Volume 2, No. 1, April 2022


12

You might also like