You are on page 1of 43

1

Hak Azasi Manusia


(dalam perspektif kesehatan dan gizi)
Eriko prawestiningtyas
Departemen forensik dan medikolegal fkub-rssa
2
Instrumen Hukum Internasional
 Konvensi No. 29 tentang Forced Labour (1930)
 Piagam PBB (1945)
 Konvensi ttg Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida (1948)
 Konvensi ttg Penindasan thd Perdagangan Orang dan Eksploitasi Prostitusi dan sebagainya (1949)
 Genewa Convention for the Amelioration of the Condition of the Wounded, Sick and Sick in Armed Members in the
Field (1949)
 Genewa Convention relative to the Treatment of Priosners of War (1949)
 Genewa Convention relative to the Protection Civilian Persons in Time og War (1949) and the Protocol Additional to
the Geneva Conventions relating to the Protections of Victims of International Armed Conflicts (Protocol 1 – 1977)
AND THE Protocol relating to the Protection of Victims of Non-International Armed Conflicts (Protocol II – 1977)
 Convention relating to the Status of Refugees (1930) And its Protocol (1967)
 Convention No. 105 on Abolition of Forced Labour (1957)
 International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination (1963)
 International Covenant on ECOSOC Right (1966)
 International Covenant on Civil and Political Right (1966) and its two Protocols (1966 and 1989)
 Convention on the Eliminations of All Forms of Discrimination Against Women (1979) and its Protocol (1999)
 Conventions Againts Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment (1984)
 Convention on the Rights of the Child (1989)
 Convention No. 169 concerning Indigenous and Tribal Peoples in Independent Countries (1989)
 Inrternational Convention on the Protection of the Right of All Migrant Workers and Members of their Families (1990)
 Covention No. 182 on the Prohibition and Immediate Action for the Elimination of the Worst Forms of Child Labour
(1999)
 Maternity Protection Convention No. 183 (2000)
3
Instrumen hukum nasional

 Kovenan Internasional Hak Ekosob yang telah diratifikasi oleh


Pemerintah tgl 30 September 2005
 UUD 1945: Pasal 28 H ayat (1)
 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia: Pasal 9
ayat (3) dan Pasal 62 dan Pasal 65
 UU No. 12 Tahun 2005 tentang Ratifikasi Kovenan Internasional
Hak Ekosob
 UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4
HAM SECARA INTERNASIONAL

 Mencakup 3 hal:
1. Hak-hak sipil dan politik (generasi I)
2. Hak-hak ekonomi, sosial dan budaya (generasi II)
3. Hak-hak pembangunan (generasi III)

 Hak ini dapat bersifat individual dan kolektif


Hak social, ekonomi dan
Hak sipil dan politik Hak pembangunan
budaya
•Hak-hak bidang sosial dan ekonomi :
5
• Hak-hak bidang sipil : • hak memperoleh
•1. Hak untuk bekerja
• 1. Hak untuk menentukan lingkungan hidup yang
•2. Hak untuk mendapat upah yang
nasib sendiri sama sehat
• 2. Hak untuk hidup •3. Hak untuk tidak dipaksa bekerja • hak memperoleh
• 3. Hak untuk tidak dihukum •4. Hak untuk cuti perumahan yang layak
mati •5. Hak atas makanan • hak memperoleh
• 4. Hak untuk tidak disiksa •6. Hak atas perumahan pelayanan kesehatan yang
•7. Hak atas kesehatan memadai
• 5. Hak untuk tidak ditahan
sewenang-wenang •8. Hak atas pendidikan

• 6. Hak atas peradilan yang •Hak-hak bidang budaya, antara lain :


adil •1. Hak untuk berpartisipasi dalam
• Hak-hak bidang politik : kegiatan kebudayaan
•2. Hak untuk menikmati kemajuan
• 1. Hak untuk ilmu pengetahuan
menyampaikan pendapat •3. Hak untuk memproleh
• 2. Hak untuk berkumpul dan perlindungan atas hasil karya cipta
berserikat (hak cipta)

• 3. Hak untuk mendapat


persamaan perlakuan di
depan hukum
• 4. Hak untuk memilih dan
dipilih
6
Hak dalam UU HAM no 39 tahun 1999
1. Hak untuk hidup. Setiap orang berhak untuk hidup, memoertahankan hidup, meningkatkan taraf
kehidupannya, hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin serta
memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat.
2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan. Setiap orang berhak untuk membentuk kelaurga
dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang syah atas kehendak yang bebas.
3. Hak mengembangkan diri. Setiap orang berhak untuk memperjuangkan hak pengembangan
dirinya, baik secara pribadi maupun kolektif, untuk membangun masyarakat, bangsa dan
negaranya.
4. Hak memperoleh keadilan. Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan
dengan mengajukan permohonan, pengaduan, dan gugatan, baik dalam perkara pidana,
perdata, maupun administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak
memihak, sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan secara obyektif oleh Hakim
yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan adil dan benar.
5. Hak atas kebebasan pribadi. Setiap orang bebas untuk memilih dan mempunyai keyakinan
politik, mengeluarkan pendapat di muka umum, memeluk agama masing-
6. Hak atas rasa aman. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
7
kehormatan, martabat, hak milik, rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
7. Hak atas kesejahteraan. Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun
bersama-sama dengan orang lain demi pengembangan dirinya, bangsa dan masyarakat
dengan cara tidak melanggar hukum serta mendapatkan jaminan sosial yang dibutuhkan,
berhak atas pekerjaan, kehidupan yang layak dan berhak mendirikan serikat pekerja demi
melindungi dan memperjuangkan kehidupannya.
8. Hak turut serta dalam pemerintahan. Setiap warga negara berhak turut serta dalam
pemerintahan dengan langsung atau perantaraan wakil yang dipilih secara bebas dan
dapat diangkat kembali dalam setiap jabatan pemerintahan.
9. Hak wanita. Seorang wanita berhak untuk memilih, dipilih, diangkat dalam jabatan, profesi
dan pendidikan sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundang-undangan.
Disamping itu berhak mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan
atau profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan dan atau
kesehatannya.
10. Hak anak. Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, kelaurga, masyarakat
dan negara serta memperoleh pendidikan, pengajaran dalam rangka pengembangan diri
dan tidak dirampas kebebasannya secara melawan hukum
8
KESEHATAN SEBAGAI HAK FUNDAMENTAL

 Kesehatan adalah HAM yang fundamental dan tak ternilai


demi terlaksananya HAM yang lain. (Komentar Umum No. 14
Komite Ekosob PBB)
 Setiap manusia mempunyai hak atas standar kehidupan yang
cukup bagi kesehatan dirinya dan keluarganya, yang
mencakup makanan, tempat tinggal, pakaian dan
pelayanan kesehatan serta pelayanan sosial yang penting
(Pasal 25 ayat (1) DUHAM)
9
PENGERTIAN HAM

 adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat


dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
Pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia
 (Pasal 1: 1 UU No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia)
10
PENGERTIAN PELANGGARAN HAM

 Pasal 1 angka 6 UU 39/1999: Pelanggaran HAM adalah setiap


perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk aparat
negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau
kelalaian, yang secara melawan hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh UU ini dan
tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
11
PENGERTIAN KESEHATAN
UU No. 36 Tahun 2009

 keadaan sehat baik fisik, mental, spiritual maupun sosial, sehingga


memungkinkan orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis (ps 1)
 Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.
 Butuh sumberdaya di bidang kesehatan:
dana, TENAGA, PERBEKALAN KESEHATAN, sediaan farmasi, alkes,
fasilitas yankes dan teknologi (ps 2)
12
Pengaturan hak atas kesehatan di
Indonesia

 Amandemen – II Pasal 28 H ayat 1 UUD 1945


 Pasal 9 UU No 39 tentang hak asasi manusia
 Pasal 4-8 UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan
13

UUD 1945 Amandemen ke-2 Tahun 2000


 Pasal 28H ayat (1)
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan.
14

UU 39/1999 tentang HAM pasal 9


 (1) hak untuk hidup, mempertahankan hidup dan
meningkatkan taraf kehidupannya;
 (2) hak hidup tenteram, aman, damai, bahagia,
sejahtera, lahir dana batin;
 (3) hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
15
UU Kesehatan 39/2009
16
TUJUAN KEBIJAKAN KESEHATAN

 Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi


masyarakat melalui upaya kesehatan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan.
17
RUANG LINGKUP KEBIJAKAN

 Penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan melalui:


kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengamanan
makanan dan minuman, kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja, kesehatan jiwa, pemberantasan penyakit,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan,
penyuluhan kesehatan masyarakat, pengamanan sediaan
farmasi dan alat kesehatan, pengamanan zat adiktif,
kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, pengobatan
tradisional dan kesehatan matra.
18
HAK UNTUK SEHAT

 Hak untuk sehat bukan berarti hak untuk menjadi sehat yang
juga bukan berarti pemerintah yang miskin harus menanggung
beban atas biaya kesehatan yang tinggi, sementara mereka
tak memiliki sumber daya (dana) untuk itu
 Tetapi, pemerintah dan pemegang kewenangan publik harus
mengambil kebijakan dan rencana tindakan yang akan
mampu mendorong ketersediaan dan aksesibilitas pelayanan
kesehatan untuk semua dalam waktu cepat
 Untuk bisa terwujud, tantangan dihadapi oleh komunitas HAM
dan para profesional kesehatan masyarakat
(United Nation High Commissioner for Human Right, Mary Robinson).
19
KEBIJAKAN KESEHATAN BERPENDEKATAN HAM

 Menggunakan hak asasi manusia sebagai kerangka kerja


dalam pembangunan kesehatan
 Menetapkan dan memusatkan perhatian atas implikasi dari
HAM pada setiap kebijakan, program dan legislasi kesehatan
 Menggunakan HAM sebagai dimensi utama dalam membuat
desain, implementasi, monitoring dan evaluasi dari setiap
kebijakan dan program kesehatan di dalam segala keadaan,
termasuk dimensi politik, ekonomi dan sosial.
20

Source: “25 Questions & Answers on


Health & Human Rights”, WHO
21
BAGAN HUBUNGAN ANTARA HAM DAN
KESEHATAN
1.
1. Praktik tradisional yang membahayakan Pelanggaran HAM
penyiksaan, perbudakan, kekerasan yang
terhadap perempuan dan anak Mengakibatkan
kesakitan
2. Hak atas kesehatan, pendidikan, 2
Pangan dan Nutrisi 3
Mereduksi Pemajuan atau
Bebas dari diskriminasi Kerentanan Pelanggaran
Melalui HAM
3. Hak untuk Partisipasi Kebijakan
Bebas dari diskriminasi Melalui kebijakan
Berbasis kesehatan
Hak atas Informasi HAM
Hak atas Privasi
22
KEWAJIBAN NEGARA

 Kewajiban menghormati (1)


kewajiban untuk menetapkan kebijakan, mengambil langkah –
dengan semua tindakan yang layak termasuk tindakan legislatif --
untuk mencegah adanya pembatasan bagi setiap orang untuk
memperoleh akses pelayanan kesehatan.
 Apa Yg Harus Dihindari / Tidak Dilakukan
 Tidak menerima komitmen internasional yg merugikan
 Tdk mendistribusikan obat yg tdk aman
 Menghormati pengobatan tradisional yg aman
23
Kewajiban melindungi (2)

 kewajiban untuk menetapkan kebijakan dan mengambil langkah dalam


menjamin akses yang sama dalam perawatan kesehatan dan pelayanan
yang dilakukan oleh pihak ketiga
 Membuat legislasi, standart, aturan, dan panduan untuk melindungi tenaga
kerja, masyarakat dan lingkungan
 Mengontrol dan mengatur pemasaran, disribusi substansi yg berbahaya
bagi kesehatan, spt tembakau, alkohol
 Mengontrop praktek pengobatan tradisional yg membahayakan
24
Kewajiban memenuhi (3)

 Menyediakan fasilitas dan pelayanan kesehatan, makanan yg


cukup, informasi dan pendidikan yg berhubungan dgn kesehatan.
25
PRINSIP PRINSIP IMPLEMENTASI HAM ATAS
KESEHATAN

 KETERSEDIAAN
 AKSESIBILITAS
 PENERIMAAN
 KUALITAS
26
KETERSEDIAAN

 Negara harus mempunyai sarana pelayanan kesehatan


yang memadai
27
AKSESIBILITAS

 Fasilitas kesehatan, barang dan jasa harus dapat diakses


tanpa diskriminatif
 Terjangkau secara fisik
 Terjangkau secara ekonomi
 Akses infomasi untuk mencari, menerima dan
menyebarkan informasi dan ide mengenai masalah
kesehatan
28
PENERIMAAN

 Menghormati budaya masyarakat


 Sensitif terhadap kondisi masyarakat yang rentan
29
KUALITAS

 Secara ilmu dan medis berkualitas


 Personal, obat obatan, perlengkapan, sanitasi, air minum.
30
PRAKONDISI DASAR UNTUK KESEHATAN

 Pendidikan yang tepat untuk menangani


masalah kesehatan
 Promosi penyediaan makanan dan nutrisi
yang tepat
 Penyediaan air bersih dan sanitasi
31
HAK IBU,ANAK, DAN KESEHATAN
REPRODUKSI

 Mengurangi angka kematian bayi dan anak di bawah 5


tahun
 Pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi
 Akses terhadap keluarga berencana
 Perawatan sebelum dan sesudah melahirkan
 Pelayanan gawat darurat dalam bidang obstetri
 Akses dsan sumber daya yg dibutuhkan sehubungan dgn
kesehatan reproduksi
32
HAK ATAS LINGKUNGAN ALAM DAN
TEMPAT KERJA YG SEHAT DAN AMAN

 Tindakan preventif kecelakaan kerja


 Air minum yg sehat dana aman
 Industri yg higienis
 Perumahan yg sehat dan memadai
33
HAK PENCEGAHAN,PENANGGULANGAN
DAN PEMERIKSAAN PENYAKIT

 Pencegahan penanggulangan penyakit endemik


 Bantuan bencana alam dan kemanusiaan dalam situasi
darurat
 Promosi faktor sosial yg mempengaruhi kesehatan
34
HAK ATAS FASILITAS KESEHATAN BARANG
DAN JASA

 Menjamin adanya pelayanan medis


 Penyediaan obat essensial
 Pengobatan atau perawatan mental yg tepat
 Meningkatkan parisipasi masyarakat
35
TOPIK KHUSUS DAN PENERAPAN YG LEBIH
LUAS

 Non diskriminasi dan perlakuan yg sama


 Perspektif gender
 Kesehatan anak, remaja, orang tua, penyandang cacat
dan masyarakat adat.
36
Ketahanan Pangan dan Gizi Indonesia

 Aku sehat karena


panganku cukup,
beragam bergizi
seimbang dan aman
 PANGAN ADALAH
HAK AZASI MANUSIA
37

 Universal declaration of Human Right (1948) dan The International


Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (1966): ‘
everyone should have an adequate standard of living including
adequate food, clothing and housing and that the fundamental
right to freedom from hunger and malnutrition’
 Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit
(1996): isinya penekanan pada human right to adequate food (hak
atas pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup) dan perlu aksi
bersama mengurangi kelaparan
 Millenium Development Goal’s (MDG’s): setiap Negara
menyepakati menurunkan kemiskinan dan kelaparan sepenuhnya
 Hari Pangan Sedunia: Pemenuhan Hak Atas Pangan
38
 Sustainable Development Goal’s (SDG’s): ZERO HUNGER
End hunger, achieve food security and improved nutrition
and promote sustainable agriculture

1. End poverty in all its form everywhere


2. Zero hunger
3. Ensure healthy lives and promote well
being for all at ages
4. Ensure inclusive and equitable quality
education and promoting lifelong
learning opportunity
5. Achieve gender equality and
empower all woman and girls
6. etc
39

 "Whether one speaks of human rights or basic human needs, the


right to food is the most basic of all. Unless that right is first
fulfilled, the protection of the other human rights becomes a mockery
for those who must spend all their energy merely to maintain life
itself...". (Presidential Commission on World Hunger, 1980)
 PANGAN adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Manusia
tidak dapat mempertahankan hidupnya tanpa adanya pangan.
Karena itu, usaha pemenuhan kebutuhan pangan merupakan
suatu usaha kemanusiaan yang mendasar.
 Beberapa ahli bahkan menyatakan kebutuhan atas pangan
merupakan suatu hak asasi manusia yang paling dasar
40

 penjelasan UU No 7 Tahun 1996 tentang Pangan:


 "Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya
merupakan hak asasi setiap rakyat Indonesia harus senantiasa
tersedia cukup setiap waktu, aman, bermutu, bergizi,
dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh daya beli
masyarakat
 pangan sebagai hak asasi manusia ini tidak hanya bersifat
kuantitatif saja, tetapi juga kualitatif.
 Pangan yang tersedia haruslah pangan yang aman untuk
dikonsumsi, bermutu dan bergizi. Pembicaraan tentang pangan
sangat berkaitan dengan GIZI
41
Hak kecukupan gizi

 Ibu hamil
 Ibu menyusui
 Anak, balita, remaja
 WUS, Lansia
 Kondisi khusus
 Pemenuhan gizi makro, mikro
pemeri
ntah
42

Stakeh Individ
older u dan
interna keluarg
sional a
Pemenu
han hak
atas gizi

akade
Industri
misi

Praktisi
professi
onal
43

You might also like