You are on page 1of 14

e-J.

Agrotekbis 3 (6) : 765-778 , Desember 2015 ISSN : 2338-3011

ANALISIS PRODUKSI USAHATANI KAKAO


DI DESA MASARI KECAMATAN PARIGI SELATAN
KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Production Analysis of Cacao Farming in Masari Village South Parigi Sub District
Parigi Moutong District

Irsad Asrar ¹), Saharia Kassa²), Rustam Abd. Rauf²)


1)
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
2)
Staf Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
Email : Belakangirsyad@yahoo.com
Email : Saharia_kassa@yahoo.com
Email : Rustam_Abdrauf@ymail.com

ABSTRACT

This study aimed to determine the effect of plant number, fertilizers, pesticides, and labor on the
production of cacao farming in Masari Village, South Parigi Sub District, Parigi Moutong District.
Determination of respondents used a simple random technique. The analysis tool used was the
Cobb-Douglas production function. The analysis shows that the coefficient of determination (R 2)
was 0.856 indicating that the dependent variable of the cocoa farm production was 85.6% affected
by the independent variables tested by the reasearchers, while the remaining 14.4% was affected by
other variables outside the model. The result of F-test showed that number of producing plants
(X1), fertilizers (X2), pesticides (X3) and labor (X4) simultaneously had significant effect on the
cacao production.. The results of t-test also suggested that individually all independent variables
significantly affected the production of the cacao farming in Masari Village, South Parigi Sub
District, Parigi Moutong District.

Key Words: Production function analysis, cacao.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah tanaman, penggunaan pupuk,
penggunaan pestisida, dan tenaga kerja terhadap produksi usahatani kakao di Desa Masari
Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong. Penentuan responden menggunakan metode
sampel acak sederhana (Simple Random Sampling). Alat analisis yang digunakan adalah analisis
fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil analisis menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
0,856, hal ini diartikan bahwa variabel produksi usahatani kakao sebesar 85,6 % dipengaruhi oleh
variabel bebas yang diteliti oleh peneliti, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar
model. Hasil uji-F menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel jumlah tanaman yang
berproduksi (X1), penggunaan pupuk (X2), penggunaan pestisida (X3), dan tenaga kerja (X4)
berpengaruh nyata terhadap porduksi kakao. Hasil uji-t menjelaskan bahwa secara masing-masing
variabel bebas (X) berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani kakao di Desa Masari
Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong.

Kata Kunci : Analisis fungsi produksi, kakao.


PENDAHULUAN Beberapa masalah di sektor hulu antara lain
produktivitas tanaman masih rendah, serta
Pengembangan kakao di Indonesia adanya serangan hama dan penyakit.
tidak lepas dari berbagai masalah yang Sedangkan permasalahan di sektor hilir
dijumpai dari sektor hulu hingga hilir. sebagian besar disebabkan karena tingginya

765
kandungan biji yang tidak difermentasi khususnya dibidang perkebunan adalah
sehingga biji kakao Indonesia dikenakan komoditi kakao baik di pasar domestik
automatic detention untuk pasar Amerika. maupun di pasar internasional mempunyai
Besarnya potongan harga akibat masalah prospek yang cerah antara lain ditandai
tersebut pada tahun 2005 mencapai dengan terus meningkatnya nilai ekspor
US$250/ton (Askindo, 2005). komoditi kakao secara nasional, sehingga
Dominasi rendahnya mutu kakao juga memberikan dan menambah devisa bagi
menyebabkan banyak industri cokelat negara (Goenadi, dkk, 2005).
dalam negeri kesulitan mendapatkan biji Kelebihan utama kakao Indonesia
kakao yang memiliki cita rasa baik. adalah titik lelehnya yang tinggi sehingga
Widyatomo dan Mulato (2008) cocok untuk blending. Sekitar 80%
menyebutkan bahwa untuk mendapatkan produksi kakao Indonesia diperuntukkan
cita rasa kakao yang baik harus melakukan untuk ekspor, sedangkan sisanya digunakan
proses pengolahan biji kakao dengan sebagai bahan baku industri cokelat dalam
fermentasi. Fermentasi bertujuan untuk negeri. Kakao umumnya diekspor dalam
membentuk cita rasa khas cokelat dan bentuk biji yang belum difermentasikan.
mengurangi rasa pahit serta sepat yang ada Sulawesi Tengah merupakan salah
didalam biji kakao (Wahyudi, 1988; satu pemasok kakao untuk Indonesia, Pada
Clapperton, 1994; Widyotomo dkk., 2001). tahun 2012, total produksi pada perkebunan
Pembangunan pertanian mempunyai kakao mencapai 778.010 ton, dengan angka
arti yang sangat penting dalam mewujudkan tersebut menjelaskan bahwa Sulawesi
pertanian yang maju, efisien dan tangguh Tengah merupakan penghasil kakao yang
dalam mendukung pertumbuhan perlu diperhatikan oleh pemerintah.
perekonomian nasional. Pembangunan Sulawesi Tengah dari tahun ke tahun terus
dibidang pertanian diarahkan untuk menunjukkan peningkatan baik dari segi
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup luas panen, produksi dan produktivitas.
petani, memperluas lapangan kerja dan Lebih jelasnya perkembangan kakao di
kesempatan berusaha, serta memperluas Provinsi Sulawesi Tengah selama lima
pasar baik dalam negeri maupun pasar luar tahun terakhir disajikan pada Tabel 1
negeri. berikut.
Upaya meningkatkan taraf hidup Tabel 1. Luas Lahan, Produksi dan
masyarakat tidaklah mudah walaupun pada Produktivitas Usahatani Kakao
konteks kebijakan pemerintah yang Sulawesi Tengah, 2008-2012.
memprioritaskan tentang penanggulangan
kemiskinan. Hal tersebut dikarenakan oleh Luas Produktivit
beberapa hambatan antara lain penguasaan Tahun Produksi
Lahan as
terhadap sumberdaya produksi seperti (ton)
(Ha) (ton/Ha)
dalam hal kepemilikan lahan dan modal. 2008 160.242 151.651 0,94
Lahan yang sempit dan modal yang sedikit 2009 166.691 137.851 0,82
akan mengakibatkan terbatasnya jumlah 2010 166.732 138.306 0,82
produksi. Jumlah produksi yang terbatas 2011 195.725 168.859 0,86
secara otomatis akan membatasi pendapatan 2012 296.594 181.343 0,61
yang akan diterima oleh petani sedangkan Jumlah 985.984 778.010 -
pada saat ini kebutuhan hidup petani terus
meningkat. (Laksono, 2008). Rata2 197.196, 155.602 0,78
Salah satu sub sektor pertanian yang 8
perlu terus dikembangkan adalah sub sector
perkebunan. Potensi yang perlu dikembangkan Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi
Tengah, 2013.
berkenaan dengan diversifikasi komoditi

766
Kabupaten Parigi Moutong merupakan Perkembangan luas lahan, produksi dan
Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah produktivitas kakao menurut Kabupaten di
dengan produksi kakao yang tertinggi Provinsi Sulawesi Tengah terlihat pada
diantara Kabupaten-Kabupaten lainnya. Tabel 2.
Tabel 2. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Usahatani Kakao Sulawesi Tengah
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2012.
Kabupaten Kota Luas Lahan (Ha) Produksi Produktivitas (ton/Ha)
( (ton)

Banggai Kepulauan 8.508 8.570 1,00


Banggai 47.163 20.136 0,42
Morowali 16.568 9.500 0,57
Poso 40.740 28.366 0,69
Donggala 33.199 20.754 0,62
Toli-toli 23.803 10.583 0,44
Buol 11.673 7.431 0,63
Parigi Moutong 69.948 48.244 0,68
Tojo Una-una 16.953 9.310 0,54
Sigi 27.545 18.387 0,66
Palu 494 62 0,12

Jumlah 296.594 181.343 -

Rata-rata 26.963,09 16.485,7 0,61

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, 2013.


Tabel 2. menunjukkan bahwa memiliki produksi kedua tertinggi yakni
Kabupaten Parigi Moutong menempati produksi kakao sebesar 28.366 ton dengan
urutan pertama dari 11 kabupaten/kota yang luas lahan 40.740 Ha. Perkembangan luas
memiliki produksi kakao sebesar 48.244 ton panen, produksi dan produktivitas kakao
dengan luas lahan 69.948 Ha, kemudian menurut Kecamatan di Kabupaten Parigi
disusul oleh Kabupaten Poso dengan Moutong terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Usahatani Kakao Kabupaten Parigi
Moutong Menurut Kecamatan, Tahun 2012.
Kecamatan Luas Lahan (Ha) Produks (ton) Produktivitas (ton/Ha)

Sausu 13.459 8.804 0,65


Torue 2.615 1.636 0,62
Balinggi 5.347 3.644 0,68
Parigi 177 117 0,66
3.915 0,75
Parigi Selatan 5.219
1.254 0,68
Parigi Barat 1.826 318 0,66
Parigi Utara 480 2.941 0,64
Parigi Tengah 1.192 5.416 0,76
Ampibabo 3.829 2.469 0,70
Kasimbar 7.694 1.162 0,69
Toribulu 3.575 1.928 0,68
Siniu 1.695 2.411 0,68
Tinombo 2.813 1.026 0,63
Tinombo Selatan 3.799 1.584 0,63
846 0,66
Tomini 1.608

767
Mepanga 2.388 891 0,76
Palasa 1.102 6.306 0,70
Moutong 1.260 809 0,75
Bolano Lambunu 8.379 - 0,54
- -
Taopa 1.491
-
Bolano -
Ongka Malino -

Jumlah 296.594 181.343 -

Rata-rata 26.963,09 16.485,7 0,61

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, 2013.


Tabel 3. menunjukkan bahwa Kecamatan Sausu produksi kakao sebesar
Kecamatan Parigi Selatan menempati 8.804 ton dengan luas lahan 13.459 Ha.
urutan kelima dari 22 Kecamatan di Perkembangan luas lahan, produksi dan
Kabupaten Parigi Moutong yang memiliki produktivitas kakao menurut desa pada
produksi kakao sebesar 3.915 ton dengan Kecamatan Parigi Selatan di Kabupaten
luas lahan 5.219 Ha, di urutan pertama yaitu Parigi Moutong terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Usahatani Kakao Kabupaten Parigi Moutong
Menurut Kecamatan, Tahun 2012.
Produksi
Desa Luas Lahan (Ha) Produktivitas (ton/Ha)
(ton)
Tindaki 1.383 1.329 0,96
Nambaru 578 406 0,70
Sumbersari 193 260 1,34
Masari 258 204 0,79
Dolago 1.545 802 0,51
Boyantongo 157 87 0,55
Lemusa 515 385 0,74
Olobaru 90 85 0,94
Gangga 500 357 0,71
Jumlah 5.219 3.915 -
Rata-rata 579,88 435 0,75
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, 2013.
Tabel 4. menunjukkan bahwa Desa biaya. Hal ini sangat berkaitan dengan
Masari menempati urutan keenam dari 9 perbaikan kesejahteraan bagi petani melalui
desa di Kecamatan Parigi Selatan di peningkatan pendapatan. Peningkatan
Kabupaten Parigi Moutong yang memiliki pendapatan dapat diusahakan dengan cara
produksi kakao sebesar 204 ton dengan luas meningkatkan hasil produksi melalui
lahan 258 Ha, diurutan pertama yaitu Desa tindakan yang tepat dalam mengalokasikan
Dolago dengan produksi kakao sebesar 802 input produksi agar dapat keuntungan.
ton dengan luas lahan 1.545 Ha. Berdasarkan pada hal tersebut maka
Usaha dalam meningkatkan produksi penelitian penting dilakukan untuk
dihadapkan pada tantangan yang cukup memperoleh gambaran tentang faktor-faktor
berat bagi petani, yaitu tingginya biaya apa saja yang berpengaruh terhadap
sarana produksi seperti biaya benih, dan produksi tanaman kakao yang diusahakan
tenaga kerja. Tingginya biaya input produksi petani di wilayah peneliti.
tersebut maka petani harus menjalankan Tujuan penelitian ialah untuk
kegiatan usahataninya dengan tidak terlalu mengetahui pengaruh jumlah tanaman,
banyak membuang waktu, tenaga kerja dan penggunaan pupuk, penggunaan pestisida

768
dan tenaga kerja terhadap produksi di Desa yang terkait dengan penelitian ini yang telah
Masari. dipublikasikan dan berbagai literatur lainnya
MTODE PENELITIAN sebagai pendukung dalam penyusunan hasil
penelitian ini.
Tempat dan Waktu Penelitian. Analisis Data.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai
Masari Kecamatan Parigi Selatan dari penelitian ini, maka penelitian ini
Kabupaten Parigi Moutong. Penentuan didekati dengan alat analisis :
lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
(purpossive) dengan pertimbangan bahwa Analisis Cobb-Douglas.
Desa Masari Kecamatan Parigi Selatan Faktor-faktor produksi yang
Kabupaten Parigi Moutong merupakan berpengaruh pada usahatani kakao dapat
salah satu desa yang penduduknya diketahui dengan menggunakan fungsi
mengusahakan tanaman kakao. Penelitian produksi Cobb-Douglas, secara sistematis
ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dirumuskan (Soekartawi, 2003) sebagai
November 2014. berikut :

Penentuan Responden. … = ˆ• Ì•FÚ ž•ˆ• ‹Ä atau Y = b0. X1b1 .
Populasi dalam penelitian ini ialah X2b2 . X3b3 . X4b4.. eµ
semua petani kakao yang ada di Desa Agar linier ditransformasikan dalam
Masari dengan jumlah petani 90 orang. logaritma natural (In) maka persamaan
Asumsi bahwa populasi dalam penelitian ini berubah menjadi :
bersifat homogen (petani kakao). Penentuan
responden dilakukan dengan menggunakan lnY = lnb0 + b1lnX1 + b2lnX2 + b3lnX3 +
metode Sampel Acak Sederhana (Simple b4lnX4 + µ
Random Sampling). Penentuan jumlah Keterangan :
sampel pada penelitian ini menggunakan ; = Produksi (Kg)
rumus Slovin sebagai berikut: :1 = Jumlah tanaman yang
z berproduksi (pohon)
”=
Ú + z‹Û :2 = Penggunaan pupuk (Kg)
Keterangan : :3 = Penggunaan pestisida (liter)
n = Besaran Sampel :4 = Tenaga kerja (HOK)
N = Besaran populasi >0 = Konstanta
e = Tingkat kesalahan (batas >1 . . >4 = Parameter yang akan
ketelitian) ditaksir
Berdasarkan rumus diatas, jumlah ä = Kesalahan pengganggu
sampel (n) yang diambil dalam penelitian
mengenai analisis produksi usahatani kakao Bentuk Hipotesis :
di Desa Masari Kecamatan Parigi Selatan *0 : >E = 0, ialah tidak ada pengaruh nyata
Kabupaten Parigi Selatan yaitu sebanyak 30 variabel bebas (Xi) terhadap
responden. variabel tidak bebas (Y)
*1 : >E M 0, ialah ada pengaruh nyata
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam variabel bebas (Xi) terhadap
penelitian ini bersumber dari data primer variabel tidak bebas (Y)
dan data sekunder. Data primer diperoleh Nilai koefisien determinan (4 2 )
dari hasil observasi dan wawancara langsung
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
dengan responden yang menggunakan daftar
pertanyaan (Questionare). Data sekunder keragaman yang dapat dijelaskan oleh
diperoleh dari berbagai instansi pemerintah faktor bebas terhadap faktor tidak bebas.

769
Nilai koefisien determinan dapat dihitung berpengaruh tidak nyata terhadap
dengan rumus: variabel tidak bebas (Y).
vw~
~Û = HASIL DAN PEMBAHASAN
vw€
Keterangan :
4 2 = Koefisien determinasi Gambaran Umum Lokasi Penelitian.
,-4 = Jumlah kuadrat regresi Desa Masari adalah salah satu desa
,-6 = Jumlah Kuadrat Total yang berada di Kecamatan Parigi Selatan
Kabupaten Parigi Moutong Provinsi
Pengaruh variabel bebas secara Sulawesi Tengah. Desa Masari berbatasan
bersama-sama terhadap variabel tidak bebas dengan wilayah sebagai berikut :
digunakan F ± Uji (F ± test) dengan rumus
- Sebelah Utara berbatasan dengan
sebagai berikut:
w€~ Dolago.
r=
wۥ
- Sebelah Selatan berbatasan dengan
Namburu/Sumbersari.
Keterangan : - Sebelah Barat berbatasan dengan
( = Uji Fisher (Fisher Test) Dolago
-64 = Kuadrat Tengah Regresi - Sebelah Timur berbatasan dengan
-65 = Kuadrat Tengah Sisa Dolago/Namburu
dengan ketentuan : Desa Masari Kecamatan Parigi
9 Apabila Fhitung “ Ftabel maka *0 ditolak, Selatan Kabupaten Parigi Moutong
berarti secara bersama-sama variabel memiliki luas wilayah yaitu 1.293 Ha.
bebas (X) berpengaruh nyata terhadap Karakteristik Responden.
variabel tidak bebas (Y). Petani kakao (responden) yang ada di
9 Apabila Fhitung ” Ftabel maka *0 diterima, Desa Masari memiliki karakteristik yang
berarti secara bersama-sama variabel berbeda. Hal ini berdasarkan hasil yang
bebas (X) tidak berpengaruh nyata diperoleh melalui observasi dan wawancara
terhadap variabel tidak bebas (Y). langsung kepada responden dengan
menggunakan questionare. Karakteristik
Pengaruh setiap variabel bebas (X) petani responden yang diambil antara lain,
terhadap variabel tidak bebas (Y) digunakan umur responden, tingkat pendidikan,
t-uji sebagai berikut: pengalaman berusahatani dan tanggungan
ˆ• keluarga.
š=
•‹(ˆ•)
Umur Responden. Umur petani responden
Keterangan : pada umumnya cukup bervariasi, dimana
P = t-uji (t student) umur petani terendah adalah 30 tahun, yang
>E = Nilai koefisien regresi paling tua yaitu 65 tahun dan rata-rata umur
variabel ke ± 1
petani di Desa Masari yaitu 48 tahun. Umur
5A(>E) = Standar error koefisien
regresi petani berpengaruh terhadap kemampuan
fisik dalam bekerja dan cara berpikir dalam
dengan ketentuan : mengambil keputusan. Petani yang berumur
9 Apabila thitung “ ttabel maka *0 ditolak, relatif lebih muda mempunyai kemapuan
berarti ada pengaruh nyata variabel fisik yang lebih baik serta lebih mudah
bebas (X) terhadap variabel tidak bebas mengadopsi teknologi yang mampu
(Y). meningkatkan produksi dan tentunya
9 Apabila thitung ” ttabel maka *0 diterima, pendapatan petani. Petani yang sudah
berarti bahwa variabel bebas (X) berusia lanjut, mempunyai kemampuan

770
fisik cenderung menurun dan masih Tabel 9. Tingkat Pendidikan Petani
menerapkan metode yang tradisional untuk Responden Usahatani Kakao di Desa
mengolah usahataninya, dan produksi yang Masari, 2014.
dihasilkan kadang-kadang lebih rendah Tingkat Jumlah Persentase
dibanding petani yang berusia muda yang Pendidikan (Orang) (%)
menggunakan teknologi. Maka perlunya
usaha dibidang pertanian ini dijalankan oleh SD 3 10,00
petani yang berusia komposisi petani
responden dapat dilihat pada Tabel 8 SMP 13 43,33
berikut ini. SMA 13 43,33
Tabel 8. Klasifikasi Umur Petani Responden
Usahatani Kakao di Desa Masari, S1 1 3,33
2014.
Klasifikasi Jumlah Presentase Jumlah 30 100,00
Umur (Tahun) (Orang) (%)
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2014.
Produktif 28 93,33 Tabel 9. menunjukkan tingkat
pendidikan terakhir petani responden di
Tidak Produktif 2 6,67
Desa Masari bahwa jumlah petani yang
Jumlah 30 100,00 berpendidikan SD hanya 3 orang dengan
presentase 10 %, kemudian jumlah petani
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2014. yang berpendidikan SLTP sebanyak 13
orang dengan presentase 43,33 %, petani
Berdasarkan penyebaran tingkat
yang berpendidikan SLTA sebanyak 13
umur pada Tabel 8. terlihat bahwa petani orang dengan presentase 43,33 % dan
yang berusahatani kakao di Desa Masari, jumlah petani yang berpendidikan S1 hanya
umumnya merupakan tenaga kerja yang 1orang dengan presentase 3,33 %.
produktif, dimana umur petani kakao Berdasarkan uraian yang tidak
produktif sejumlah 28 orang dengan dikemukakan, maka petani kakao di Desa
presentase 93,33 %, dan umur petani kakao Masari didominasi oleh tingkat pendidikan
tidak produktif sejumlah 2 orang dengan SLTP dan SLTA.
presentase 6,67 %. Rata-rata umur petani Pengalaman Berusahatani. Menurut
responden 47,7 tahun. Darmasetiawan dan Wicaksoso (2012)
Tingkat Pendidikan. Tingkat pendidikan pengalaman petani dalam menjalankan
seorang petani dapat mempengaruhi usahatani merupakan salah satu faktor yang
kualitas sumberdaya manusia, dimana dapat mempengaruhi keberhasilannya.
tingkat pendidikan tersebut sangat terkait Semakin lama petani bekerja pada kegiatan
dengan kematangan berpikir yang dimiliki tersebut, maka semakin banyak pengalaman
dalam mengelola kegiatan usahatani dan diperolehnya dan diharapkan akan lebih
dalam pengambilan keputusan guna menguasai serta lebih terampil dalam teknik
meningkatkan produktivitas kinerja budidaya, teknologi pasca panen dan
sehingga meningkatkan pendapatan, serta penguasaan teknologi lainnya yang
akan lebih mudah dalam menerima berkaitan dengan usahataninya. Tingkat
informasi dan teknologi baru. Adapun data pengalaman berusahatani petani responden
tingkat pendidikan petani responden di usahatani kakao di Desa Masari Kecamatan
Desa Masari, seperti yang terlihat pada Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong,
tabel 9 dapat dilihat pada Tabel 10.

771
Tabel 10. Pengalaman Berusahatani Petani Tabel 11. Tingkat Tanggungan Keluarga
Responden Usahatani Kakao di Desa Usahatani Kakao di Desa Masari,
Masari, 2014. 2014.
Pengalaman Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Tanggungan
Berusahatani (%)
(Orang) Keluarga (Orang) (Orang) (%)
(Tahun)
1-3 26 86,67
10-25 22 73,33
4-5 4 13,33
26-39 6 20,00
Jumlah 30 100,00
40-55 2 6,67
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2014.
Jumlah 30 100,00
Tabel 11. menunjukkan jumlah
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2014. tanggungan keluarga petani responden
usahatani kakao di Desa Masari berkisar 1-3
Tabel 10. menunjukkan bahwa petani dengan jumlah 26 orang dengan presentase
kakao di Desa Masari memiliki pengalaman 86,67 % sedangkan tanggungan keluarga
berusahatani bervariasi, dari kisaran petani responden usahatani kakao 4-5
pengalaman berusahatani petani yaitu 10-25 berjumlah 4 orang atau 13,33 %.
sejumlah 22 orang dengan presentase Luas Lahan. Lahan adalah tempat
73,33 %, kemudian kisaran pengalaman tumbuhnya tanaman khususnya tanaman
berusahatani petani yaitu 26-39 sejumlah 6 kakao, maka dalam usahatani luas lahan
orang dengan presentase 20 % dan kisaran sangat menentukan besar kecilnya produksi.
pengalaman berusahatani petani yaitu 40-55 Semakin besar luas lahan maka semakin
sejumlah 2 orang dengan prersentase besar pula produksi yang dihasilkan.
6,67%. Berdasarkan pengalaman berusahatani Demikian pula sebaliknya semakin sempit
petani kakao di Desa Masari didominasi lahan garapan maka semakin rendah
petani yang memiliki pengalaman produksi yang dihasilkan. Luas lahan petani
berusahatani kisaran 10-25 dengan jumlah kakao yang menjadi responden dapat dilihat
pada Tabel 12.
22 orang. Rata-rata pengalaman
Tabel 12. Luas Lahan di Desa Masari,
berusahatani responden di Desa Masari 2014.
22,67 tahun. Luas Lahan Jumlah Persentase
Tanggungan Keluarga. merupakan
(ha) (Orang) (%)
kewajiban yang perlu dipenuhi oleh petani
selaku tulang punggung keluarga. 1 9 30,00
Tanggungan keluarga juga memiliki
pengaruh terhadap produktivitas petani. 1,5 5 16,67
Petani yang memiliki anggota keluarga
2 16 53,33
yang sedikit, tanggungan keluarganya pun
tidaklah berat dibandingkan dengan petani Jumlah 30 100,00
yang memiliki tanggungan keluarga yang
lebih banyak. Tanggungan keluarga petani Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2014.
responden usahatani kakao di Desa Masari Tabel 12 menunjukkan luas lahan
Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi usahatani kakao di Desa Masari memiliki
Moutong dapat dilihat pada Tabel 11. luas lahan yang bervariasi diantaranya luas

772
lahan 1 ha dengan jumlah 9 orang dengan sedangkan kisaran 600-950 sejumlah 11
presentase 30,00 %, kemudian pada luas orang dengan presentase 36,67 %.
lahan 1,5 ha berjumlah 5 orang dengan Penggunaan Pupuk. Pemupukan
presentase 16,67 %, dan luas lahan merupakan salah satu kegiatan
usahatani kakai di Desa Masari didominasi pemeliharaan tanaman yang berperan
dengan luas lahan 2 Ha dengan jumlah 16 penting terhadap produktifitas tanaman.
orang dengan presentase 53,33 %. Rata-rata Akibat pemupukan yang tidak tepat, lahan-
luas lahan usahatani kakao di Desa Masari lahan kakao banyak yang mengalami
sebesar 1,61667 ha. kemunduran khususnya dalam hal kualitas
lahan. Pupuk yang biasanya digunakan
Faktor-Faktor Produksi Usahatani dalam pemupukan tanaman kakao adalah
Jumlah Tanaman yang Berproduksi. pupuk urea atau ZA sebagai sumber N,
Jumlah tanaman merupakan salah satu pupuk TSP sebagai sumber P, dan
faktor yang menentukan tinggi rendahnya pupuk KCl sebagai sumber K. Selain pupuk
hasil produksi. Dalam 1 Ha bibit yang dapat buatan, pada tanaman kakao juga diberikan
tambahan pupuk organik berupa pupuk
ditanam sejumlah 1.200 pohon (berisi
kandang atau kompos. Meskipun tanaman
tanaman kakao semua), dan dapat membutuhkan asupan tambahan berupa
menghasilkan 2 sampai 3 ton kakao kering. pupuk buatan ataupun pupuk organik,
Jumlah tanaman yang tidak sesuai dengan pemberian pupuk harus tetap
luas lahan yang digunakan akan merugikan memperhatikan petunjuk dan dosis yang
pendapatan petani, hal ini disebabkan dianjurkan.
adanya tumpang sari antar kakao dengan Pupuk yang digunakan oleh petani
tanaman lain, sehingga jarak tanam antar responden usahatani kakao di Desa Masari
kakao tidak efektif lagi, dampaknya yaitu urea dan ponska, Rata-rata
tanaman kakao tidak mendapatkan unsur penggunaan pupuk urea sebanyak 333,333
hara yang diperlukan. Kg, sedangkan rata-rata penggunaan pupuk
Jumlah tanaman kakao yang ponska di Desa Masari sebanyak 186,667
berproduksi di Desa Masari Kecamatan Kg. Jadi rata-rata penggunaan pupuk urea
Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong dan ponska di Desa Masari yaitu 520 Kg.
dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini. Biaya yang dibutuhkan petani kakao
Tabel 13. Jumlah Tanaman Kakao yang sebesar Rp. 1.048.000,- per jumlah pohon
Berproduksi di Desa Masari, 1.003 pohon kakao.
2014. Penggunaan pupuk untuk tanaman
Jumlah Persentase kakao di Desa Masari Kecamatan Parigi
Jumlah Tanaman Selatan Kabupaten Parigi Moutong dapat
(Pohon) (Orang) (%) dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Penggunaan Pupuk oleh
600-950 11 36,67 Responden Usahatani Kakao di
951-1.300 19 63,33
Desa Masari, 2014.
Jumlah Jumlah Penggunaa
Persenta
Jumlah 30 100,00 Tanaman Responden n Pupuk
se (%)
(pohon) (Orang) (kg)
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2014.
600-950 11 4.500 28,85
Tabel 13. menunjukkan jumlah 19
tanaman kakao yang berproduksi di Desa 951-1.300 11.100 71,15
Masari Kecamatan Parigi Selatan
Kabupaten Parigi Moutong didominasi Jumlah 30 15.600 100,00
dengan kisaran 951-1.300 sejumlah 19
orang dengan presentase 63,33 %, Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2014.

773
Tabel 14 menunjukkan penggunaan disesuaikan. Penyemprotan tahapan kedua
pupuk pada usahatani kakao oleh petani adalah usaha pemberantasan hama, selain
responden di Desa Masari menunjukan jenis juga kadarnya ditingkatkan. Misal
kisaran 600-950 sebanyak 11 orang untuk pemberantasan digunakan insektisida
menggunakan pupuk urea dan ponska berbahan aktif seperti Dekametrin (Decis
sebanyak 4.500 kg, sedangkan pada kisaran 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC),
951-1.300 sejumlah 19 orang menggunakan Sipermetrin (Cymbush 5 EC), Metomil
pupuk urea dan ponska sebanyak 11.100 kg. Nudrin 24 WSC/Lannate 20 L) dan
Penggunaan pupuk urea dan ponska secara Fenitron (Karbation 50 EC). Penggunaan
keseluruhan petani responden usahatani pestisida mempunyai peran penting dalam
mencegah adanya hama dan penyakit,
kakao sebanyak 15.600 kg.
pengawasan yang ketat dengan
Penggunaan Pestisida. Penyemprotan menyemprotkan pestisida dapat
pestisida dilakukan dengan dua tahapan, meningkatkan produksi di Desa Masari
pertama bersifat pencegahan sebelum Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi
diketahui ada hama yang benar-benar Moutong, dapat dilihat pada Tabel 15
menyerang, kadar dan jenis pestisida sebagai berikut.
Tabel 15. Penggunaan Pestisida oleh Responden Usahatani Kakao di Desa Masari, 2014.
Jumlah Tanaman Jumlah Responden
Penggunaan Pestisida (l) Persentase (%)
(pohon) (Orang)

600-950 11 200 21,41


19
951-1.300 734 78,58

Jumlah 30 934 100,00

Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2014.


Tabel 15 menunjukkan penggunaan hal ini dikarenakan petani yang memiliki
pestisida pada usahatani kakao oleh petani banyak jam kerja dalam mengontrol dan
responden di Desa Masari menunjukan
kisaran 600-950 sebanyak 11 orang mengawasi lahan pertaniannya seperti
menggunakan pestisida sebanyak 200 liter mengendaliakan hama dan penyakit dengan
dengan presentase 21,41 %, sedangkan pada cara menyemprotkan pestisida dan
kisaran 951-1.300 sejumlah 19 orang pemberian pupuk yang secukupnya serta
menggunakan pestisida sebanyak 734 liter pemangkasan, akan lebih banyak
dengan presentase 78,58 %. Penggunaan
pestisida secara keseluruhan petani menghasilkan produksi ketimbang petani
responden usahatani kakao sebanyak 934 yang memiliki sedikit jam kerja untuk
liter. memonitoring lahannya.
Tenaga Kerja. Penggunaan tenaga kerja Berdasarkan hasil penelitian, pada
yang efektif dan memiliki keterampilan umumnya petani kakao di Desa Masari
serta kemampuan yang memadai menggunakan tenaga kerja dimana
merupakan faktor yang penting dalam pengupahan yang berlaku yaitu Rp.
mencapai keberhasilan usahatani. Adapun 60.000/hari dan tidak membedakan antara
kegiatan yang melibatkan tenaga kerja
pria dan wanita. Rata-rata penggunaan
meliputi pemupukan, pengendalian hama
(penyemprotan), pemangkasan dan panen, tenaga kerja petani responden kakao di
tenaga kerja yang digunakan dinyatakan Desa Masari adalah 48 HOK per jumlah
dalam hari orang kerja (HOK). tanaman (1.003 pohon). Rata-rata biaya
Hari orang kerja (HOK) merupakan tenaga kerja sebesar Rp 2.904.000,- per
faktor yang dapat mempengaruhi produksi, jumlah tanaman 1.003 pohon.
774
Analisis Fungsi Produksi Cobb Douglas. produksi (X) sebagai variabel bebas.
Soekartawi (2003), mengemukakan bahwa Faktor-faktor produksi dalam penelitian ini
fungsi produksi adalah hubungan antara yang dianalisis adalah jumlah tanaman (X1),
variabel yang dijelaskan (Y) dengan penggunaan pupuk (X2), penggunaan
variabel yang menjelaskan (X). Analisis pestisida (X3), tenaga kerja (X4). Penelitian
fungsi produksi sering dilakukan para ini dilakukan untuk mengetahui variabel
peneliti, karena peneliti menginginkan yang berpengaruh terhadap produksi kakao
informasi bagaimana sumberdaya yang di Desa Masari dengan menggunakan
terbatas dapat dikelola dengan baik agar analisis regresi yaitu dengan menggunakan
produksi yang dihasilkan maksimal. uji statistik. Pengujian dengan uji statistik
Pengaruh dari penggunaan faktor- ini dapat dilakukan dengan R2, F uji dan t
faktor produksi terhadap usahatani kakao uji. Hasil analisis regresi maka dapat
dapat dilakukan dengan menggunakan disusun anova dan taksiran koefisien regresi
pendekatan analisis fungsi produksi Cobb- dari pengaruh input produksi terhadap
Douglas, dimana tingkat produksi (Y) produksi usahatani kakao di Desa Masari
sebagai variabel tidak bebas dan input terlihat pada Tabel 15 berikut ini :
Tabel 16. Hasil Uji F Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi Kakao di Desa Masari, 2015.
Uraian Db Jumlah Kuadrat F hitung F tabel (5%)

Kuadrat Tengah

Regresi 4 2,938 0,735 37,071 2,70

Residual 25 0,495 0,020

Total 29 3,434

Sumber : Hasil analisis data primer, 2014.


Tabel 16 menunjukkan F hitung Desa Masari Kecamatan Parigi Selatan
(37,071) > F tabel (2,70) pada tingkat Kabupaten Parigi Moutong. Pengaruh dari
kepercayaan 95 % yang membuktikan masing-masing variabel bebas (X) terhadap
menolak H0 dan menerima H1, artinya variabel tidak bebas (Y) dapat diketahui
variabel bebas jumlah Tanaman yang dengan menggunakan uji t. Hasil pengujian
berproduksi (X1), pupuk (X2), pestisida analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
(X3), dan tenaga kerja (X4) secara bersama- produksi kakao di Desa Masari dapat dilihat
sama mempengaruhi produksi kakao (Y) di pada Tabel 17.
Tabel 17. Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi Kakao di
Desa Masari, 2015.
Variabel Koefisien regresi t hitung t tabel (5%)

Konstanta 6,551

Jumlah Tanaman yang BerProduksi (X1) 0,851 7,681 2,06*

Penggunaan Pupuk (X2) 0,736 9,290 2,06*

Penggunaan Pestisida (X3) 0,125 3,183 2,06*

Tenaga Kerja (X4) 0,268 2,807 2,06*

Adjusted R Square 0,833

Sumber : Hasil analisis data primer, 2014

775
Keterangan : * = Signifikan pada tingkat produksi kakao sebaliknya berkurangnya
kepercayaan 95% jumlah tanaman kakao akan menurunkan
Nilai Koefisien Determinasi (R2) produksi.
sebesar 0,833, hal ini menunjukan bahwa Hasil penelitian ini didukung oleh
variabel produksi usahatani kakao sebesar Iqbal, (2004) melakukan penelitian tentang
83,3 % dipengaruhi oleh variabel bebas, tanaman kakao dengan menggunakan
sedangkan sisanya 16,7 dipengaruhi oleh analisis Cobb Douglas dengan mengambil
variabel-variabel lain diluar model. salah satu faktor produksi yaitu jumlah
Kemudian, berdasarkan hasil estimasi tanaman, variabel ini sangat berpengaruh
koefisien regresi pada Tabel 16 dapat nyata terhadap produksi kakao di Desa Pulu
dituliskan dalam bentuk persamaan Kecamatan Dolo Kabupaten Donggala.
matematik sebagai berikut :
Penggunaan Pupuk (X2). Hasil analisis
Y = 6,551 + 0,851 X1 + 0,736 X2 + 0,125 menunjukan bahwa pupuk (X2) berpengaruh
X3 + 0,268 X4 nyata terhadap produksi kakao di Desa
Pengaruh masing-masing (parsial) Masari. Hal ini diindikasikan oleh t hitung
variabel terhadap produksi kakao di Desa (9,290) > t tabel (2,06) pada tingkat
Masari Kecamatan Parigi Selatan kepercayaan 95%. Membuktikan bahwa H0
Kabupaten Parigi Moutong adalah sebagai ditolak dan H1 diterima, artinya secara
berikut: parsial variabel bebas pupuk (X2)
berpengaruh nyata terhadap produksi (Y)
Jumlah Tanaman yang Berproduksi (X1). usahatani kakao di wilayah penelitian.
Hasil analisis menunjukan bahwa jumlah Nilai koefisien regresi pupuk (X2)
tanaman yang berproduksi (X1) sebesar 0,736 hal tersebut memberikan
berpengaruh nyata terhadap produksi kakao makna bahwa bila penggunaan pupuk
di Desa Masari. Hal ini diindikasikan oleh ditambah dalam 1 %, maka akan
nilai t hitung (7,681) > t tabel (2,06) pada meningkatkan produksi sebesar 0,736 %.
tingkat kepercayaan 95%, Artinya bahwa Penggunaan pupuk petani responden rata-
H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga rata sebanyak 520 kg/ha dengan produksi
variabel bebas jumlah tanaman yang 738 kg/ha. Penambahan pupuk mampu
berproduksi (X1) berpengaruh nyata memberikan unsur hara tanah yang telah
terhadap produksi (Y) usahatani kakao. hilang yang dibutuhkan tanaman kakao,
Nilai koefisien regresi jumlah tanaman (X1) pemberian pupuk yang sesuai dengan
sebesar 0,851 hal tersebut memberikan kebutuhan tanaman kakao dapat
makna bahwa bila jumlah tanaman di meningkatkan produksi dan keuntungan,
tambah 1 %, maka akan meningkatkan selain itu cara pemberian yang merata,
produksi sebesar 0,851 %. Jumlah tanaman waktu pemberian yang tepat dan dosis yang
petani kakao yang berbuah rata-rata 1.003 tepat dapat meningkatkan produksi
pohon/ha dengan produksi sebesar 738 usahatani kakao di Desa Masari.
kg/ha. Tanaman kakao di Desa Masari Rekomendasi umum penggunaan
merupakan tumpang sari antara tanaman pupuk untuk tanaman kakao yang berumur
kakao dan tanaman kelapa dalam satu lahan lebih dari 4 tahun ialah urea sebanyak 220
yang sama, artinya tanaman kakao memiliki gram/pohon/tahun. Jumlah keseluruhan
jarak tanam yang tidak sesuai dengan yang sebanyak 750 kg/tahun. (Pusat Penelitian
dibutuhkan tanaman kakao itu sendiri. Kopi dan Kakao Indonesia, 2008). Hasil
Umumnya petani kakao melakukan penelitian ini tidak sesuai dengan Setiawan
penanaman tanaman kakao dengan jarak F, (2013) melakukan penelitian tentang
tanam 3×3 m. Semakin banyak jumlah tanaman kakao dengan menggunakan
tanaman kakao akan meningkatkan analisis Cobb Douglas dengan mengambil
776
salah satu faktor produksi yaitu makna bahwa bila tenaga kerja di tambah 1
penggunaan pupuk. Variabel ini %, maka akan meningkatkan produksi
berpengaruh negatif dan tidak signifikan sebesar 0,268 %. Penggunaan tenaga kerja
terhadap produksi kakao, kemungkinan petani responden rata-rata sebanyak 48
dikarenakan penggunaan pupuk yang HOK/ha dengan produksi 738 kg/ha.
berlebihan pada tanaman kakao di Tenaga kerja merupakan faktor produksi
Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai. yang perlu diperhitungkan dalam proses
produksi dalam jumlah yang cukup, bukan
Penggunaan Pestisida (X3). Hasil analisis
hanya dilihat tersedianya tenaga kerja tetapi
menunjukan bahwa pestisida (X3)
kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga
berpengaruh nyata terhadap produksi kakao
diperhatikan.
di Desa Masari. Hal ini diindikasikan oleh t
Hasil penelitian ini didukung oleh
hitung (3,183) > t tabel (2,06) pada tingkat
Setiawan, (2013), melakukan penelitian
kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan tentang tanaman kakao dengan
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya menggunakan analisis Cobb Douglas
secara parsial variabel bebas pestisida (X3) dengan mengambil salah satu faktor
berpengaruh nyata terhadap produksi (Y) produksi yaitu tenaga kerja. Variabel ini
usahatani kakao di Desa Masari. berpengaruh nyata terhadap produksi kakao
Nilai koefisien regresi pestisida (X3) di Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten
sebesar 0,125 hal tersebut memberikan Sinjai.
makna bahwa bila penggunaan pestisida di
KESIMPULAN DAN SARAN
tambah 1 %, maka akan meningkatkan
produksi sebesar 0,125 %. Penggunaan
Kesimpulan
pestisida petani responden rata-rata
sebanyak 31 liter/ha dengan produksi 738 Berdasarkan hasil dan pembahasan
kg/ha. Pemberian pupuk yang sesuai maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
kebutuhan tanaman kakao secara teratur Secara simultan variabel bebas yaitu
akan meningkatkan produksi, selain itu jumlah tanaman yang berproduksi (X1),
dosis dan waktu penyemprotan pestisida penggunaan pupuk (X2), penggunaan
juga harus tepat. pestisida (X3) dan tenaga kerja (X4)
Hasil penelitian ini didukung oleh berpangaruh nyata terhadap variabel tidak
Iqbal, (2004) melakukan penelitian tentang bebas yaitu produksi (Y), dimana F hitung
tanaman kakao dengan menggunakan (37,071) > t tabel (2,76) pada tingkat
analisis Cobb Douglas dengan mengambil kepercayaan 95 %. Secara parsial jumlah
salah satu faktor produksi yaitu penggunaan tanaman yang berproduksi (X1),
pestisida. Variabel ini berpengaruh nyata penggunaan pupuk (X2), penggunaan
terhadap produksi kakao di Desa Pulu pestisida (X3), dan tenaga kerja (X4)
Kecamatan Dolo Kabupaten Donggala. memiliki pengaruh nyata terhadap produksi
(Y) dengan t hitung pada masing-masing
Tenaga Kerja (X4). Hasil analisis
variabel jumlah tanaman (7,681),
menunjukan bahwa tenaga kerja (X4)
berpengaruh nyata terhadap produksi kakao penggunaan pupuk (9,290), penggunaan
di Desa Masari. Hal ini ditunjukkan oleh t pestisida (3,183), dan tenaga kerja (2,807)
hitung (2,807) > t tabel (2.06) pada tingkat
pada kepercayaan 95%.
kepercayaan 95%, artinya bahwa secara Saran.
parsial variabel bebas tenaga kerja (X4) Perlunya upaya pengembangan
berpengaruh nyata terhadap produksi
usahatani kakao di Desa Masari Kecamatan usahatani kakao di Desa Masari petani
Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong. dihadapkan untuk meningkatkan faktor
Nilai koefisien regresi tenaga kerja produksi seperti penggunaan pestisida dan
(X4) sebesar 0,268 hal tersebut memberikan tenaga kerja, guna untuk meminimalisir
777
hama dan penyakit pada tanaman kakao, Wahyudi, T. 1988. Perisa Kakao dan Komponen-
sehingga dapat menghasilkan produksi yang komponennya. Pelita Perkebunan. Pusat
tinggi. Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Jember
DAFTAR PUSTAKA
Widyotomo, S. dan Mulato, S. 2008. Teknologi
Asosiasi Kakao Indonesia. 2005. Prospek Fermentasi dan Diversifikasi Pulpa
Agroindustri Kakao Indonesia di Kakao Menjadi Produk yang Bermutu
Pasaran Dunia Sampai Dengan 2010. dan Bernilai Tambah. Review Penelitian
Kopi dan Kakao. Vol. 24(1), 65-82,
Badan Pusat Statistik 2013. Luas Panen, Produksi 2008. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
dan Produktivitas Tanaman Kakao, Indonesia. Jember.
Sulawesi Tengah, Badan Pusat Statistik.
Widyotomo, S., S. Mulato dan Yusianto. 2001.
Clapperton, J.F. 1994. A Review of Research to
Karakteristik Biji Kakao Kering Hasil
Identify The Origins of Cocoa Flavor
Pengolahan dengan Metode Fermentasi
Characteristics. &RFRD *URZHU¶V %XOO
dalam Karung Plastik. Pelita
48, 7-16.
Perkebunan, 17, 72-86. Pusat Penelitian
Darmasetiawan N., Wicaksoso A. I. 2012. Pengaruh Kopi dan Kakao Indonesia. Jember.
Faktor Internal Petani Terhadap
peningkatan Mutu Tembakau di Desa
Pacekelan Kecamatan Purworejo
Kabupatan Purworejo. Jurnal Surya
Agritama Vol 1 (1) Maret 2012.

Goenadi, didiek. H, John Bako Baon, Herman


adreng Purwanto, 2005. Prospek dan
Arah Pengembangan Agribisnis Kaka di
Indonesia.Jakarta . Di Akses dari
www.litbangdeptan.co.id. Dalam
www.google.com. Pada Tanggal 3 Juni
2014

Iqbal, M. 2004. Analisi Produksindan Pemasran


Komoditi Kakao Di Desa Pulu
Kecamatan Dolo Kabupatem
Donggala. Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Tadulako. Palu.

Laksono, 2008. Ilmu Usahatani Dan Penelitian


Untuk Pengembangan Petani Kecil.
Rajawali Pres. Jakarta

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2008.


Panduan Lengkap Budidaya Kakao.
Agromedia Pustaka. Jember.

6HWLDZDQ ) ³Faktor produksi yang


mempengaruhi produksi kakao di
kecamatan sinjai selatan kabupaten
VLQMDL´ Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis,Unhas Makassar, 29 0ktober
2013.

Soekartawi, 2003. Teori Ekonomi Produksi. PT Raja


Grafindo Persada. Jakarta.

778

You might also like