Professional Documents
Culture Documents
Production Analysis of Cacao Farming in Masari Village South Parigi Sub District
Parigi Moutong District
ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of plant number, fertilizers, pesticides, and labor on the
production of cacao farming in Masari Village, South Parigi Sub District, Parigi Moutong District.
Determination of respondents used a simple random technique. The analysis tool used was the
Cobb-Douglas production function. The analysis shows that the coefficient of determination (R 2)
was 0.856 indicating that the dependent variable of the cocoa farm production was 85.6% affected
by the independent variables tested by the reasearchers, while the remaining 14.4% was affected by
other variables outside the model. The result of F-test showed that number of producing plants
(X1), fertilizers (X2), pesticides (X3) and labor (X4) simultaneously had significant effect on the
cacao production.. The results of t-test also suggested that individually all independent variables
significantly affected the production of the cacao farming in Masari Village, South Parigi Sub
District, Parigi Moutong District.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah tanaman, penggunaan pupuk,
penggunaan pestisida, dan tenaga kerja terhadap produksi usahatani kakao di Desa Masari
Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong. Penentuan responden menggunakan metode
sampel acak sederhana (Simple Random Sampling). Alat analisis yang digunakan adalah analisis
fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil analisis menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
0,856, hal ini diartikan bahwa variabel produksi usahatani kakao sebesar 85,6 % dipengaruhi oleh
variabel bebas yang diteliti oleh peneliti, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar
model. Hasil uji-F menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel jumlah tanaman yang
berproduksi (X1), penggunaan pupuk (X2), penggunaan pestisida (X3), dan tenaga kerja (X4)
berpengaruh nyata terhadap porduksi kakao. Hasil uji-t menjelaskan bahwa secara masing-masing
variabel bebas (X) berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani kakao di Desa Masari
Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong.
765
kandungan biji yang tidak difermentasi khususnya dibidang perkebunan adalah
sehingga biji kakao Indonesia dikenakan komoditi kakao baik di pasar domestik
automatic detention untuk pasar Amerika. maupun di pasar internasional mempunyai
Besarnya potongan harga akibat masalah prospek yang cerah antara lain ditandai
tersebut pada tahun 2005 mencapai dengan terus meningkatnya nilai ekspor
US$250/ton (Askindo, 2005). komoditi kakao secara nasional, sehingga
Dominasi rendahnya mutu kakao juga memberikan dan menambah devisa bagi
menyebabkan banyak industri cokelat negara (Goenadi, dkk, 2005).
dalam negeri kesulitan mendapatkan biji Kelebihan utama kakao Indonesia
kakao yang memiliki cita rasa baik. adalah titik lelehnya yang tinggi sehingga
Widyatomo dan Mulato (2008) cocok untuk blending. Sekitar 80%
menyebutkan bahwa untuk mendapatkan produksi kakao Indonesia diperuntukkan
cita rasa kakao yang baik harus melakukan untuk ekspor, sedangkan sisanya digunakan
proses pengolahan biji kakao dengan sebagai bahan baku industri cokelat dalam
fermentasi. Fermentasi bertujuan untuk negeri. Kakao umumnya diekspor dalam
membentuk cita rasa khas cokelat dan bentuk biji yang belum difermentasikan.
mengurangi rasa pahit serta sepat yang ada Sulawesi Tengah merupakan salah
didalam biji kakao (Wahyudi, 1988; satu pemasok kakao untuk Indonesia, Pada
Clapperton, 1994; Widyotomo dkk., 2001). tahun 2012, total produksi pada perkebunan
Pembangunan pertanian mempunyai kakao mencapai 778.010 ton, dengan angka
arti yang sangat penting dalam mewujudkan tersebut menjelaskan bahwa Sulawesi
pertanian yang maju, efisien dan tangguh Tengah merupakan penghasil kakao yang
dalam mendukung pertumbuhan perlu diperhatikan oleh pemerintah.
perekonomian nasional. Pembangunan Sulawesi Tengah dari tahun ke tahun terus
dibidang pertanian diarahkan untuk menunjukkan peningkatan baik dari segi
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup luas panen, produksi dan produktivitas.
petani, memperluas lapangan kerja dan Lebih jelasnya perkembangan kakao di
kesempatan berusaha, serta memperluas Provinsi Sulawesi Tengah selama lima
pasar baik dalam negeri maupun pasar luar tahun terakhir disajikan pada Tabel 1
negeri. berikut.
Upaya meningkatkan taraf hidup Tabel 1. Luas Lahan, Produksi dan
masyarakat tidaklah mudah walaupun pada Produktivitas Usahatani Kakao
konteks kebijakan pemerintah yang Sulawesi Tengah, 2008-2012.
memprioritaskan tentang penanggulangan
kemiskinan. Hal tersebut dikarenakan oleh Luas Produktivit
beberapa hambatan antara lain penguasaan Tahun Produksi
Lahan as
terhadap sumberdaya produksi seperti (ton)
(Ha) (ton/Ha)
dalam hal kepemilikan lahan dan modal. 2008 160.242 151.651 0,94
Lahan yang sempit dan modal yang sedikit 2009 166.691 137.851 0,82
akan mengakibatkan terbatasnya jumlah 2010 166.732 138.306 0,82
produksi. Jumlah produksi yang terbatas 2011 195.725 168.859 0,86
secara otomatis akan membatasi pendapatan 2012 296.594 181.343 0,61
yang akan diterima oleh petani sedangkan Jumlah 985.984 778.010 -
pada saat ini kebutuhan hidup petani terus
meningkat. (Laksono, 2008). Rata2 197.196, 155.602 0,78
Salah satu sub sektor pertanian yang 8
perlu terus dikembangkan adalah sub sector
perkebunan. Potensi yang perlu dikembangkan Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi
Tengah, 2013.
berkenaan dengan diversifikasi komoditi
766
Kabupaten Parigi Moutong merupakan Perkembangan luas lahan, produksi dan
Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah produktivitas kakao menurut Kabupaten di
dengan produksi kakao yang tertinggi Provinsi Sulawesi Tengah terlihat pada
diantara Kabupaten-Kabupaten lainnya. Tabel 2.
Tabel 2. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Usahatani Kakao Sulawesi Tengah
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2012.
Kabupaten Kota Luas Lahan (Ha) Produksi Produktivitas (ton/Ha)
( (ton)
767
Mepanga 2.388 891 0,76
Palasa 1.102 6.306 0,70
Moutong 1.260 809 0,75
Bolano Lambunu 8.379 - 0,54
- -
Taopa 1.491
-
Bolano -
Ongka Malino -
768
dan tenaga kerja terhadap produksi di Desa yang terkait dengan penelitian ini yang telah
Masari. dipublikasikan dan berbagai literatur lainnya
MTODE PENELITIAN sebagai pendukung dalam penyusunan hasil
penelitian ini.
Tempat dan Waktu Penelitian. Analisis Data.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai
Masari Kecamatan Parigi Selatan dari penelitian ini, maka penelitian ini
Kabupaten Parigi Moutong. Penentuan didekati dengan alat analisis :
lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
(purpossive) dengan pertimbangan bahwa Analisis Cobb-Douglas.
Desa Masari Kecamatan Parigi Selatan Faktor-faktor produksi yang
Kabupaten Parigi Moutong merupakan berpengaruh pada usahatani kakao dapat
salah satu desa yang penduduknya diketahui dengan menggunakan fungsi
mengusahakan tanaman kakao. Penelitian produksi Cobb-Douglas, secara sistematis
ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dirumuskan (Soekartawi, 2003) sebagai
November 2014. berikut :
”
Penentuan Responden. … = ˆ• Ì•FÚ ž•ˆ• ‹Ä atau Y = b0. X1b1 .
Populasi dalam penelitian ini ialah X2b2 . X3b3 . X4b4.. eµ
semua petani kakao yang ada di Desa Agar linier ditransformasikan dalam
Masari dengan jumlah petani 90 orang. logaritma natural (In) maka persamaan
Asumsi bahwa populasi dalam penelitian ini berubah menjadi :
bersifat homogen (petani kakao). Penentuan
responden dilakukan dengan menggunakan lnY = lnb0 + b1lnX1 + b2lnX2 + b3lnX3 +
metode Sampel Acak Sederhana (Simple b4lnX4 + µ
Random Sampling). Penentuan jumlah Keterangan :
sampel pada penelitian ini menggunakan ; = Produksi (Kg)
rumus Slovin sebagai berikut: :1 = Jumlah tanaman yang
z berproduksi (pohon)
”=
Ú + z‹Û :2 = Penggunaan pupuk (Kg)
Keterangan : :3 = Penggunaan pestisida (liter)
n = Besaran Sampel :4 = Tenaga kerja (HOK)
N = Besaran populasi >0 = Konstanta
e = Tingkat kesalahan (batas >1 . . >4 = Parameter yang akan
ketelitian) ditaksir
Berdasarkan rumus diatas, jumlah ä = Kesalahan pengganggu
sampel (n) yang diambil dalam penelitian
mengenai analisis produksi usahatani kakao Bentuk Hipotesis :
di Desa Masari Kecamatan Parigi Selatan *0 : >E = 0, ialah tidak ada pengaruh nyata
Kabupaten Parigi Selatan yaitu sebanyak 30 variabel bebas (Xi) terhadap
responden. variabel tidak bebas (Y)
*1 : >E M 0, ialah ada pengaruh nyata
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam variabel bebas (Xi) terhadap
penelitian ini bersumber dari data primer variabel tidak bebas (Y)
dan data sekunder. Data primer diperoleh Nilai koefisien determinan (4 2 )
dari hasil observasi dan wawancara langsung
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
dengan responden yang menggunakan daftar
pertanyaan (Questionare). Data sekunder keragaman yang dapat dijelaskan oleh
diperoleh dari berbagai instansi pemerintah faktor bebas terhadap faktor tidak bebas.
769
Nilai koefisien determinan dapat dihitung berpengaruh tidak nyata terhadap
dengan rumus: variabel tidak bebas (Y).
vw~
~Û = HASIL DAN PEMBAHASAN
vw€
Keterangan :
4 2 = Koefisien determinasi Gambaran Umum Lokasi Penelitian.
,-4 = Jumlah kuadrat regresi Desa Masari adalah salah satu desa
,-6 = Jumlah Kuadrat Total yang berada di Kecamatan Parigi Selatan
Kabupaten Parigi Moutong Provinsi
Pengaruh variabel bebas secara Sulawesi Tengah. Desa Masari berbatasan
bersama-sama terhadap variabel tidak bebas dengan wilayah sebagai berikut :
digunakan F ± Uji (F ± test) dengan rumus
- Sebelah Utara berbatasan dengan
sebagai berikut:
w€~ Dolago.
r=
wۥ
- Sebelah Selatan berbatasan dengan
Namburu/Sumbersari.
Keterangan : - Sebelah Barat berbatasan dengan
( = Uji Fisher (Fisher Test) Dolago
-64 = Kuadrat Tengah Regresi - Sebelah Timur berbatasan dengan
-65 = Kuadrat Tengah Sisa Dolago/Namburu
dengan ketentuan : Desa Masari Kecamatan Parigi
9 Apabila Fhitung “ Ftabel maka *0 ditolak, Selatan Kabupaten Parigi Moutong
berarti secara bersama-sama variabel memiliki luas wilayah yaitu 1.293 Ha.
bebas (X) berpengaruh nyata terhadap Karakteristik Responden.
variabel tidak bebas (Y). Petani kakao (responden) yang ada di
9 Apabila Fhitung ” Ftabel maka *0 diterima, Desa Masari memiliki karakteristik yang
berarti secara bersama-sama variabel berbeda. Hal ini berdasarkan hasil yang
bebas (X) tidak berpengaruh nyata diperoleh melalui observasi dan wawancara
terhadap variabel tidak bebas (Y). langsung kepada responden dengan
menggunakan questionare. Karakteristik
Pengaruh setiap variabel bebas (X) petani responden yang diambil antara lain,
terhadap variabel tidak bebas (Y) digunakan umur responden, tingkat pendidikan,
t-uji sebagai berikut: pengalaman berusahatani dan tanggungan
ˆ• keluarga.
š=
•‹(ˆ•)
Umur Responden. Umur petani responden
Keterangan : pada umumnya cukup bervariasi, dimana
P = t-uji (t student) umur petani terendah adalah 30 tahun, yang
>E = Nilai koefisien regresi paling tua yaitu 65 tahun dan rata-rata umur
variabel ke ± 1
petani di Desa Masari yaitu 48 tahun. Umur
5A(>E) = Standar error koefisien
regresi petani berpengaruh terhadap kemampuan
fisik dalam bekerja dan cara berpikir dalam
dengan ketentuan : mengambil keputusan. Petani yang berumur
9 Apabila thitung “ ttabel maka *0 ditolak, relatif lebih muda mempunyai kemapuan
berarti ada pengaruh nyata variabel fisik yang lebih baik serta lebih mudah
bebas (X) terhadap variabel tidak bebas mengadopsi teknologi yang mampu
(Y). meningkatkan produksi dan tentunya
9 Apabila thitung ” ttabel maka *0 diterima, pendapatan petani. Petani yang sudah
berarti bahwa variabel bebas (X) berusia lanjut, mempunyai kemampuan
770
fisik cenderung menurun dan masih Tabel 9. Tingkat Pendidikan Petani
menerapkan metode yang tradisional untuk Responden Usahatani Kakao di Desa
mengolah usahataninya, dan produksi yang Masari, 2014.
dihasilkan kadang-kadang lebih rendah Tingkat Jumlah Persentase
dibanding petani yang berusia muda yang Pendidikan (Orang) (%)
menggunakan teknologi. Maka perlunya
usaha dibidang pertanian ini dijalankan oleh SD 3 10,00
petani yang berusia komposisi petani
responden dapat dilihat pada Tabel 8 SMP 13 43,33
berikut ini. SMA 13 43,33
Tabel 8. Klasifikasi Umur Petani Responden
Usahatani Kakao di Desa Masari, S1 1 3,33
2014.
Klasifikasi Jumlah Presentase Jumlah 30 100,00
Umur (Tahun) (Orang) (%)
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2014.
Produktif 28 93,33 Tabel 9. menunjukkan tingkat
pendidikan terakhir petani responden di
Tidak Produktif 2 6,67
Desa Masari bahwa jumlah petani yang
Jumlah 30 100,00 berpendidikan SD hanya 3 orang dengan
presentase 10 %, kemudian jumlah petani
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2014. yang berpendidikan SLTP sebanyak 13
orang dengan presentase 43,33 %, petani
Berdasarkan penyebaran tingkat
yang berpendidikan SLTA sebanyak 13
umur pada Tabel 8. terlihat bahwa petani orang dengan presentase 43,33 % dan
yang berusahatani kakao di Desa Masari, jumlah petani yang berpendidikan S1 hanya
umumnya merupakan tenaga kerja yang 1orang dengan presentase 3,33 %.
produktif, dimana umur petani kakao Berdasarkan uraian yang tidak
produktif sejumlah 28 orang dengan dikemukakan, maka petani kakao di Desa
presentase 93,33 %, dan umur petani kakao Masari didominasi oleh tingkat pendidikan
tidak produktif sejumlah 2 orang dengan SLTP dan SLTA.
presentase 6,67 %. Rata-rata umur petani Pengalaman Berusahatani. Menurut
responden 47,7 tahun. Darmasetiawan dan Wicaksoso (2012)
Tingkat Pendidikan. Tingkat pendidikan pengalaman petani dalam menjalankan
seorang petani dapat mempengaruhi usahatani merupakan salah satu faktor yang
kualitas sumberdaya manusia, dimana dapat mempengaruhi keberhasilannya.
tingkat pendidikan tersebut sangat terkait Semakin lama petani bekerja pada kegiatan
dengan kematangan berpikir yang dimiliki tersebut, maka semakin banyak pengalaman
dalam mengelola kegiatan usahatani dan diperolehnya dan diharapkan akan lebih
dalam pengambilan keputusan guna menguasai serta lebih terampil dalam teknik
meningkatkan produktivitas kinerja budidaya, teknologi pasca panen dan
sehingga meningkatkan pendapatan, serta penguasaan teknologi lainnya yang
akan lebih mudah dalam menerima berkaitan dengan usahataninya. Tingkat
informasi dan teknologi baru. Adapun data pengalaman berusahatani petani responden
tingkat pendidikan petani responden di usahatani kakao di Desa Masari Kecamatan
Desa Masari, seperti yang terlihat pada Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong,
tabel 9 dapat dilihat pada Tabel 10.
771
Tabel 10. Pengalaman Berusahatani Petani Tabel 11. Tingkat Tanggungan Keluarga
Responden Usahatani Kakao di Desa Usahatani Kakao di Desa Masari,
Masari, 2014. 2014.
Pengalaman Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Tanggungan
Berusahatani (%)
(Orang) Keluarga (Orang) (Orang) (%)
(Tahun)
1-3 26 86,67
10-25 22 73,33
4-5 4 13,33
26-39 6 20,00
Jumlah 30 100,00
40-55 2 6,67
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2014.
Jumlah 30 100,00
Tabel 11. menunjukkan jumlah
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2014. tanggungan keluarga petani responden
usahatani kakao di Desa Masari berkisar 1-3
Tabel 10. menunjukkan bahwa petani dengan jumlah 26 orang dengan presentase
kakao di Desa Masari memiliki pengalaman 86,67 % sedangkan tanggungan keluarga
berusahatani bervariasi, dari kisaran petani responden usahatani kakao 4-5
pengalaman berusahatani petani yaitu 10-25 berjumlah 4 orang atau 13,33 %.
sejumlah 22 orang dengan presentase Luas Lahan. Lahan adalah tempat
73,33 %, kemudian kisaran pengalaman tumbuhnya tanaman khususnya tanaman
berusahatani petani yaitu 26-39 sejumlah 6 kakao, maka dalam usahatani luas lahan
orang dengan presentase 20 % dan kisaran sangat menentukan besar kecilnya produksi.
pengalaman berusahatani petani yaitu 40-55 Semakin besar luas lahan maka semakin
sejumlah 2 orang dengan prersentase besar pula produksi yang dihasilkan.
6,67%. Berdasarkan pengalaman berusahatani Demikian pula sebaliknya semakin sempit
petani kakao di Desa Masari didominasi lahan garapan maka semakin rendah
petani yang memiliki pengalaman produksi yang dihasilkan. Luas lahan petani
berusahatani kisaran 10-25 dengan jumlah kakao yang menjadi responden dapat dilihat
pada Tabel 12.
22 orang. Rata-rata pengalaman
Tabel 12. Luas Lahan di Desa Masari,
berusahatani responden di Desa Masari 2014.
22,67 tahun. Luas Lahan Jumlah Persentase
Tanggungan Keluarga. merupakan
(ha) (Orang) (%)
kewajiban yang perlu dipenuhi oleh petani
selaku tulang punggung keluarga. 1 9 30,00
Tanggungan keluarga juga memiliki
pengaruh terhadap produktivitas petani. 1,5 5 16,67
Petani yang memiliki anggota keluarga
2 16 53,33
yang sedikit, tanggungan keluarganya pun
tidaklah berat dibandingkan dengan petani Jumlah 30 100,00
yang memiliki tanggungan keluarga yang
lebih banyak. Tanggungan keluarga petani Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2014.
responden usahatani kakao di Desa Masari Tabel 12 menunjukkan luas lahan
Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi usahatani kakao di Desa Masari memiliki
Moutong dapat dilihat pada Tabel 11. luas lahan yang bervariasi diantaranya luas
772
lahan 1 ha dengan jumlah 9 orang dengan sedangkan kisaran 600-950 sejumlah 11
presentase 30,00 %, kemudian pada luas orang dengan presentase 36,67 %.
lahan 1,5 ha berjumlah 5 orang dengan Penggunaan Pupuk. Pemupukan
presentase 16,67 %, dan luas lahan merupakan salah satu kegiatan
usahatani kakai di Desa Masari didominasi pemeliharaan tanaman yang berperan
dengan luas lahan 2 Ha dengan jumlah 16 penting terhadap produktifitas tanaman.
orang dengan presentase 53,33 %. Rata-rata Akibat pemupukan yang tidak tepat, lahan-
luas lahan usahatani kakao di Desa Masari lahan kakao banyak yang mengalami
sebesar 1,61667 ha. kemunduran khususnya dalam hal kualitas
lahan. Pupuk yang biasanya digunakan
Faktor-Faktor Produksi Usahatani dalam pemupukan tanaman kakao adalah
Jumlah Tanaman yang Berproduksi. pupuk urea atau ZA sebagai sumber N,
Jumlah tanaman merupakan salah satu pupuk TSP sebagai sumber P, dan
faktor yang menentukan tinggi rendahnya pupuk KCl sebagai sumber K. Selain pupuk
hasil produksi. Dalam 1 Ha bibit yang dapat buatan, pada tanaman kakao juga diberikan
tambahan pupuk organik berupa pupuk
ditanam sejumlah 1.200 pohon (berisi
kandang atau kompos. Meskipun tanaman
tanaman kakao semua), dan dapat membutuhkan asupan tambahan berupa
menghasilkan 2 sampai 3 ton kakao kering. pupuk buatan ataupun pupuk organik,
Jumlah tanaman yang tidak sesuai dengan pemberian pupuk harus tetap
luas lahan yang digunakan akan merugikan memperhatikan petunjuk dan dosis yang
pendapatan petani, hal ini disebabkan dianjurkan.
adanya tumpang sari antar kakao dengan Pupuk yang digunakan oleh petani
tanaman lain, sehingga jarak tanam antar responden usahatani kakao di Desa Masari
kakao tidak efektif lagi, dampaknya yaitu urea dan ponska, Rata-rata
tanaman kakao tidak mendapatkan unsur penggunaan pupuk urea sebanyak 333,333
hara yang diperlukan. Kg, sedangkan rata-rata penggunaan pupuk
Jumlah tanaman kakao yang ponska di Desa Masari sebanyak 186,667
berproduksi di Desa Masari Kecamatan Kg. Jadi rata-rata penggunaan pupuk urea
Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong dan ponska di Desa Masari yaitu 520 Kg.
dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini. Biaya yang dibutuhkan petani kakao
Tabel 13. Jumlah Tanaman Kakao yang sebesar Rp. 1.048.000,- per jumlah pohon
Berproduksi di Desa Masari, 1.003 pohon kakao.
2014. Penggunaan pupuk untuk tanaman
Jumlah Persentase kakao di Desa Masari Kecamatan Parigi
Jumlah Tanaman Selatan Kabupaten Parigi Moutong dapat
(Pohon) (Orang) (%) dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Penggunaan Pupuk oleh
600-950 11 36,67 Responden Usahatani Kakao di
951-1.300 19 63,33
Desa Masari, 2014.
Jumlah Jumlah Penggunaa
Persenta
Jumlah 30 100,00 Tanaman Responden n Pupuk
se (%)
(pohon) (Orang) (kg)
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2014.
600-950 11 4.500 28,85
Tabel 13. menunjukkan jumlah 19
tanaman kakao yang berproduksi di Desa 951-1.300 11.100 71,15
Masari Kecamatan Parigi Selatan
Kabupaten Parigi Moutong didominasi Jumlah 30 15.600 100,00
dengan kisaran 951-1.300 sejumlah 19
orang dengan presentase 63,33 %, Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2014.
773
Tabel 14 menunjukkan penggunaan disesuaikan. Penyemprotan tahapan kedua
pupuk pada usahatani kakao oleh petani adalah usaha pemberantasan hama, selain
responden di Desa Masari menunjukan jenis juga kadarnya ditingkatkan. Misal
kisaran 600-950 sebanyak 11 orang untuk pemberantasan digunakan insektisida
menggunakan pupuk urea dan ponska berbahan aktif seperti Dekametrin (Decis
sebanyak 4.500 kg, sedangkan pada kisaran 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC),
951-1.300 sejumlah 19 orang menggunakan Sipermetrin (Cymbush 5 EC), Metomil
pupuk urea dan ponska sebanyak 11.100 kg. Nudrin 24 WSC/Lannate 20 L) dan
Penggunaan pupuk urea dan ponska secara Fenitron (Karbation 50 EC). Penggunaan
keseluruhan petani responden usahatani pestisida mempunyai peran penting dalam
mencegah adanya hama dan penyakit,
kakao sebanyak 15.600 kg.
pengawasan yang ketat dengan
Penggunaan Pestisida. Penyemprotan menyemprotkan pestisida dapat
pestisida dilakukan dengan dua tahapan, meningkatkan produksi di Desa Masari
pertama bersifat pencegahan sebelum Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi
diketahui ada hama yang benar-benar Moutong, dapat dilihat pada Tabel 15
menyerang, kadar dan jenis pestisida sebagai berikut.
Tabel 15. Penggunaan Pestisida oleh Responden Usahatani Kakao di Desa Masari, 2014.
Jumlah Tanaman Jumlah Responden
Penggunaan Pestisida (l) Persentase (%)
(pohon) (Orang)
Kuadrat Tengah
Total 29 3,434
Konstanta 6,551
775
Keterangan : * = Signifikan pada tingkat produksi kakao sebaliknya berkurangnya
kepercayaan 95% jumlah tanaman kakao akan menurunkan
Nilai Koefisien Determinasi (R2) produksi.
sebesar 0,833, hal ini menunjukan bahwa Hasil penelitian ini didukung oleh
variabel produksi usahatani kakao sebesar Iqbal, (2004) melakukan penelitian tentang
83,3 % dipengaruhi oleh variabel bebas, tanaman kakao dengan menggunakan
sedangkan sisanya 16,7 dipengaruhi oleh analisis Cobb Douglas dengan mengambil
variabel-variabel lain diluar model. salah satu faktor produksi yaitu jumlah
Kemudian, berdasarkan hasil estimasi tanaman, variabel ini sangat berpengaruh
koefisien regresi pada Tabel 16 dapat nyata terhadap produksi kakao di Desa Pulu
dituliskan dalam bentuk persamaan Kecamatan Dolo Kabupaten Donggala.
matematik sebagai berikut :
Penggunaan Pupuk (X2). Hasil analisis
Y = 6,551 + 0,851 X1 + 0,736 X2 + 0,125 menunjukan bahwa pupuk (X2) berpengaruh
X3 + 0,268 X4 nyata terhadap produksi kakao di Desa
Pengaruh masing-masing (parsial) Masari. Hal ini diindikasikan oleh t hitung
variabel terhadap produksi kakao di Desa (9,290) > t tabel (2,06) pada tingkat
Masari Kecamatan Parigi Selatan kepercayaan 95%. Membuktikan bahwa H0
Kabupaten Parigi Moutong adalah sebagai ditolak dan H1 diterima, artinya secara
berikut: parsial variabel bebas pupuk (X2)
berpengaruh nyata terhadap produksi (Y)
Jumlah Tanaman yang Berproduksi (X1). usahatani kakao di wilayah penelitian.
Hasil analisis menunjukan bahwa jumlah Nilai koefisien regresi pupuk (X2)
tanaman yang berproduksi (X1) sebesar 0,736 hal tersebut memberikan
berpengaruh nyata terhadap produksi kakao makna bahwa bila penggunaan pupuk
di Desa Masari. Hal ini diindikasikan oleh ditambah dalam 1 %, maka akan
nilai t hitung (7,681) > t tabel (2,06) pada meningkatkan produksi sebesar 0,736 %.
tingkat kepercayaan 95%, Artinya bahwa Penggunaan pupuk petani responden rata-
H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga rata sebanyak 520 kg/ha dengan produksi
variabel bebas jumlah tanaman yang 738 kg/ha. Penambahan pupuk mampu
berproduksi (X1) berpengaruh nyata memberikan unsur hara tanah yang telah
terhadap produksi (Y) usahatani kakao. hilang yang dibutuhkan tanaman kakao,
Nilai koefisien regresi jumlah tanaman (X1) pemberian pupuk yang sesuai dengan
sebesar 0,851 hal tersebut memberikan kebutuhan tanaman kakao dapat
makna bahwa bila jumlah tanaman di meningkatkan produksi dan keuntungan,
tambah 1 %, maka akan meningkatkan selain itu cara pemberian yang merata,
produksi sebesar 0,851 %. Jumlah tanaman waktu pemberian yang tepat dan dosis yang
petani kakao yang berbuah rata-rata 1.003 tepat dapat meningkatkan produksi
pohon/ha dengan produksi sebesar 738 usahatani kakao di Desa Masari.
kg/ha. Tanaman kakao di Desa Masari Rekomendasi umum penggunaan
merupakan tumpang sari antara tanaman pupuk untuk tanaman kakao yang berumur
kakao dan tanaman kelapa dalam satu lahan lebih dari 4 tahun ialah urea sebanyak 220
yang sama, artinya tanaman kakao memiliki gram/pohon/tahun. Jumlah keseluruhan
jarak tanam yang tidak sesuai dengan yang sebanyak 750 kg/tahun. (Pusat Penelitian
dibutuhkan tanaman kakao itu sendiri. Kopi dan Kakao Indonesia, 2008). Hasil
Umumnya petani kakao melakukan penelitian ini tidak sesuai dengan Setiawan
penanaman tanaman kakao dengan jarak F, (2013) melakukan penelitian tentang
tanam 3×3 m. Semakin banyak jumlah tanaman kakao dengan menggunakan
tanaman kakao akan meningkatkan analisis Cobb Douglas dengan mengambil
776
salah satu faktor produksi yaitu makna bahwa bila tenaga kerja di tambah 1
penggunaan pupuk. Variabel ini %, maka akan meningkatkan produksi
berpengaruh negatif dan tidak signifikan sebesar 0,268 %. Penggunaan tenaga kerja
terhadap produksi kakao, kemungkinan petani responden rata-rata sebanyak 48
dikarenakan penggunaan pupuk yang HOK/ha dengan produksi 738 kg/ha.
berlebihan pada tanaman kakao di Tenaga kerja merupakan faktor produksi
Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai. yang perlu diperhitungkan dalam proses
produksi dalam jumlah yang cukup, bukan
Penggunaan Pestisida (X3). Hasil analisis
hanya dilihat tersedianya tenaga kerja tetapi
menunjukan bahwa pestisida (X3)
kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga
berpengaruh nyata terhadap produksi kakao
diperhatikan.
di Desa Masari. Hal ini diindikasikan oleh t
Hasil penelitian ini didukung oleh
hitung (3,183) > t tabel (2,06) pada tingkat
Setiawan, (2013), melakukan penelitian
kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan tentang tanaman kakao dengan
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya menggunakan analisis Cobb Douglas
secara parsial variabel bebas pestisida (X3) dengan mengambil salah satu faktor
berpengaruh nyata terhadap produksi (Y) produksi yaitu tenaga kerja. Variabel ini
usahatani kakao di Desa Masari. berpengaruh nyata terhadap produksi kakao
Nilai koefisien regresi pestisida (X3) di Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten
sebesar 0,125 hal tersebut memberikan Sinjai.
makna bahwa bila penggunaan pestisida di
KESIMPULAN DAN SARAN
tambah 1 %, maka akan meningkatkan
produksi sebesar 0,125 %. Penggunaan
Kesimpulan
pestisida petani responden rata-rata
sebanyak 31 liter/ha dengan produksi 738 Berdasarkan hasil dan pembahasan
kg/ha. Pemberian pupuk yang sesuai maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
kebutuhan tanaman kakao secara teratur Secara simultan variabel bebas yaitu
akan meningkatkan produksi, selain itu jumlah tanaman yang berproduksi (X1),
dosis dan waktu penyemprotan pestisida penggunaan pupuk (X2), penggunaan
juga harus tepat. pestisida (X3) dan tenaga kerja (X4)
Hasil penelitian ini didukung oleh berpangaruh nyata terhadap variabel tidak
Iqbal, (2004) melakukan penelitian tentang bebas yaitu produksi (Y), dimana F hitung
tanaman kakao dengan menggunakan (37,071) > t tabel (2,76) pada tingkat
analisis Cobb Douglas dengan mengambil kepercayaan 95 %. Secara parsial jumlah
salah satu faktor produksi yaitu penggunaan tanaman yang berproduksi (X1),
pestisida. Variabel ini berpengaruh nyata penggunaan pupuk (X2), penggunaan
terhadap produksi kakao di Desa Pulu pestisida (X3), dan tenaga kerja (X4)
Kecamatan Dolo Kabupaten Donggala. memiliki pengaruh nyata terhadap produksi
(Y) dengan t hitung pada masing-masing
Tenaga Kerja (X4). Hasil analisis
variabel jumlah tanaman (7,681),
menunjukan bahwa tenaga kerja (X4)
berpengaruh nyata terhadap produksi kakao penggunaan pupuk (9,290), penggunaan
di Desa Masari. Hal ini ditunjukkan oleh t pestisida (3,183), dan tenaga kerja (2,807)
hitung (2,807) > t tabel (2.06) pada tingkat
pada kepercayaan 95%.
kepercayaan 95%, artinya bahwa secara Saran.
parsial variabel bebas tenaga kerja (X4) Perlunya upaya pengembangan
berpengaruh nyata terhadap produksi
usahatani kakao di Desa Masari Kecamatan usahatani kakao di Desa Masari petani
Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong. dihadapkan untuk meningkatkan faktor
Nilai koefisien regresi tenaga kerja produksi seperti penggunaan pestisida dan
(X4) sebesar 0,268 hal tersebut memberikan tenaga kerja, guna untuk meminimalisir
777
hama dan penyakit pada tanaman kakao, Wahyudi, T. 1988. Perisa Kakao dan Komponen-
sehingga dapat menghasilkan produksi yang komponennya. Pelita Perkebunan. Pusat
tinggi. Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Jember
DAFTAR PUSTAKA
Widyotomo, S. dan Mulato, S. 2008. Teknologi
Asosiasi Kakao Indonesia. 2005. Prospek Fermentasi dan Diversifikasi Pulpa
Agroindustri Kakao Indonesia di Kakao Menjadi Produk yang Bermutu
Pasaran Dunia Sampai Dengan 2010. dan Bernilai Tambah. Review Penelitian
Kopi dan Kakao. Vol. 24(1), 65-82,
Badan Pusat Statistik 2013. Luas Panen, Produksi 2008. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
dan Produktivitas Tanaman Kakao, Indonesia. Jember.
Sulawesi Tengah, Badan Pusat Statistik.
Widyotomo, S., S. Mulato dan Yusianto. 2001.
Clapperton, J.F. 1994. A Review of Research to
Karakteristik Biji Kakao Kering Hasil
Identify The Origins of Cocoa Flavor
Pengolahan dengan Metode Fermentasi
Characteristics. &RFRD *URZHU¶V %XOO
dalam Karung Plastik. Pelita
48, 7-16.
Perkebunan, 17, 72-86. Pusat Penelitian
Darmasetiawan N., Wicaksoso A. I. 2012. Pengaruh Kopi dan Kakao Indonesia. Jember.
Faktor Internal Petani Terhadap
peningkatan Mutu Tembakau di Desa
Pacekelan Kecamatan Purworejo
Kabupatan Purworejo. Jurnal Surya
Agritama Vol 1 (1) Maret 2012.
778