Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT. Specially Designed Forest Area (KHDTK) is a forest area designated for research and
development, education and training purposes as well as local religious and cultural interests. The
purpose of this research is to analyze the potential of Natural Forest in KHDTK Mandiangin Forest
Area using geostatistical interpolation method and Testing the most accurate geostatistical
interpolation method for mapping the forest potency, especially the Mandiangin hill forest in KHDTK
area. The research data were taken by plot size determination technique, stratification stratification
with SPOT-5 image, Stratified Random Sampling, Field Survey (observation), Potential Analysis of
Mandiangin Forest Standing. The expected benefit of this research is to obtain the accurate
description data of a number of geostatistical interpolation methods so that it can be a consideration
of the value of related value in performing inventory of stand potential especially for stand case in
natural forest of hill Mandiangin in area (KHDTK). Based on this research, Ordinary Krigging and
Universal Krigging interpolation methods produce the smallest or most accurate RMSE in
comparison with the IDW and Simple Krigging interpolation methods.
ABSTRAK.Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) merupakan daerah hutan yang telah
ditetapkan untuk keperluan penelitian dan pengembangan , pendidikan dan pelatihan serta
kepentingan religi dan budaya setempat. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis potensi Hutan
Alam di Kawasan Hutan KHDTK Mandiangin menggunakan metode interpolasi geostatistik dan
Menguji metode interpolasi geostatistik yang paling akurat untuk pemetaan potensi hutan
khususnya hutan alam bukit Mandiangin dalam kawasan KHDTK. Pengambilan data penelitian
meliputi Teknik penentuan ukuran plot, Stratifikasi tegakan dengan Citra SPOT – 5, Stratified
Random Sampling, Survey Lapangan (observasi), AnalisisPotensi Tegakan Hutan
Mandiangin.Manfaat dari penelitian ini sebagai data gambaran akurasi sejumlah metode interpolasi
geostatistik sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan nilai nilai terkait dalam melakukan
inventarisasi potensi tegakan khususnya untuk kasus tegakan di hutan alam bukit Mandiangin
dalam kawasan (KHDTK). Berdasarkan penelitian ini metode interpolasi Ordinary Krigging dan
Universal Krigging menghasilkan RMSE paling kecil atau secara akurasi paling baik di bandingkan
dengan metode interpolasi IDW dan Simple Krigging.
548
Utomo, A.S. et al. 2019. Perbandingan Metode Interpolasi … (03): 548-557
lainnya tidak dapat dipisahkan. Secara umum, kelompok-kelompok yang homogen (strata),
fungsihutan terdapat 3 aspek yaitu aspek dari masing-masing kelompok diambil sampel
pertama hutan konservasi, hutan lindung, dan secara proporsional.Kasjono & Yasril (2009)
hutan produksi.Hutan merupakanpemberian mengemukakan kelebihan dan kekurangan
alam yang memiliki potensi dan fungsi untuk stratified random sampling adalah
menjaga keseimbangan lingkungan. Potensi Memberikan presisi yang lebih tinggi
dan fungsi tersebut bermanfaat bagi populasi dibandingkan dengan pengambilan sampel
manusia bila dikelola secara benar dan acak sederhana dengan besar sampel yang
bijaksana. Manfaat yang timbul karena potensi sama, Semua ciri-ciri populasi yang heterogen
dan fungsi didalamnya dapat diwujudkan dapat terwakili, Kemungkinan bagi peneliti
selama keberadaannya dapat dipertahankan untuk meneliti hubungan atau
dalam bentuk yang ideal. Pengaruh ini melalui membandingkan antara satu strata dengan
tiga faktor lingkungan yang saling strata yang lain. Dan untuk kekurangannya
berhubungan, yaitu iklim, tanah, dan Pengambilan sampel tidak murah dari pada
pengadaan air bagi berbagai wilayah, pengambilan sampel acak sederhana karena
misalnya wilayah pertanian. rangka yang terperinci harus disusun untuk
Hutan yang berada dikawasan gunung setiap strata sebelum pengambilan sampel.
juga sangat berperan dalam menjaga dan Penggunaan metode Root mean Square
mempertahankan keseimbangan ekologis, (RMS) adalah sebuah metode alternatif untuk
keberadaannya sangat bermanfaat bagi mengevaluasi teknik peramalan yang
kehidupan yang berada di dalam digunakan untuk mengukur tingkat akurasi
kawasannya.Kerusakan hutan biasanya hasil prakiraan suatu model. Menurut
diakibatkan oleh penebangan besar-besaran Makridakis (1998) Salah satu ukuran
dan pembukaan lahan untuk perkebunan, kesalahan dalam peramalan adalah nilai
transmigrasi maupun pertambangan. Hal ini tengah akar kuadrat atau Root Mean Square
tentu saja akan menimbulkan fenomena baru (RMS).
bagi kawasan yang selama ini Dengan berkembangnya zaman dan
menggantungkan pada keberadaan hutan teknologi identifikasi suatu wilayah bisa
(Baiquni dan Susilawardani, 2002).Potensi dilakukan dengan cepat dan efisien. Sistem
hutan alam di Kalimantan Selatan khususnya informasi geografis terdapat metode
memiliki potensi yang sangat besar. Namun interpolasi geostatistik, interpolasi merupakan
masih kurangnya data tentang potensi sebuah estimasi dari sebuah nilai di
dikarenakan jarang adanya penelitiaan daerahyang tidak dapat disampel atau
tentang potensi hutan alam potensi tersebut diukur, sehingga terbuatlah peta atau sebaran
dapat dianalisis dengan menggunakan sistem nilai pada seluruh wilayah (gamma design
informasi geografis. Untuk mengetahui potensi software, 2013), yang didapat digunakan untuk
hutan alam dibutuhkan data yang sangat potensi tegakan yaitu IDW, dan Krigging.
akurat. Dengan cara menggunakan IDW atau kebalikan jarak terbobot
geostatistik, Geostatistik menurut definisi adalah sebuah metode deterministic yang
Indarto (2013) merupakan cabang ilmu sederhana dengan mempertimbangkan titik
statistik yang digunakan untuk menganalisis disekitarnya (NCGIA, 1997). Kebanyakan
dan memprediksi suatu fenomena.Sementara pengguna sistem interpolasi geostatistik
dengan cakupan daerah yang sangat luas dalam menganalisis potensi menggunakan
tentu memerlukan banyaknya waktu, tenaga, metode Inverse Distance Weighted (IDW),
dan banyaknya biaya. Stratified random meskipun akurasinya masih perlu
sampling merupakan proses pengambilan dipertanyakan. Didalam inventarisasi hutan
sampel melalui proses pembagian populasi menyeluruh berkala (IHMB) metode pemetaan
kedalam strata, memilih sampel acak sebagian potensi tegakan juga menggunakan
sederhana dari setiap stratum, dan IDW, tetapi sejauh ini masih belum begitu
menggabungkannya ke dalam sebuah sampel jelas mengapa harus menggunakan IDW.
untuk menaksir parameter populasinya. Sementara masih banyak metode interpolasi
Menurut Nurhayati (2008) sampel geostatistik lainnya. Berdasarkan kenyataan
terstratifikasi proporsional (proportionate diatas, peneliti tertarik untuk menguji sejauh
stratified sampling) merupakan sampel mana akurasi metode interpolasi geostatistik
terstratifikasi dengan populasi dibagi atas IDW, dibandingkan dengan metode interpolasi
549
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 3 Edisi Juni 2019
geostatistik lainnya, yaitu Krigging yang akan melakukan pengambilan data penelitian dapat
dilaksanakan di hutan alam di bukit digambarkan dalam diagram alur sebagai
mandiangin di dalam KHDTK Provinsi sebagai berikut:
Kalimantan Selatan.Menganalisis potensi
Hutan Alam di Kawasan Hutan KHDTK 1. Teknik penentuan ukuran plot
Mandiangin menggunakan metode interpolasi Penentuan ukuran plot dalam pengambilan
geostatistik dan Menguji metode interpolasi data mengacu pada pengukuran diameter
geostatistik yang paling akurat untuk tegakan hutan alam dengan minimal diatas 10
pemetaan potensi hutan khususnya hutan cm dan berdasarkan diameter diatas termasuk
alam bukit Mandiangin dalam kawasan tumbuhan tingkat inti dengan ukuran plot 20 x
KHDTK 20 m. Jumlah plot yang digunakan akan
ditentukan dari kondisi lapangan.
550
Utomo, A.S. et al. 2019. Perbandingan Metode Interpolasi … (03): 548-557
V pohon = ¼ π d2 x h x f
Keterangan :
V = Volume pohon (m 3)
π = 3,14
d = Diameter pohon (cm)
h = Tinggi pohon bebas cabang (m)
f = Faktor angka bentuk (0,7)
551
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 3 Edisi Juni 2019
552
Utomo, A.S. et al. 2019. Perbandingan Metode Interpolasi … (03): 548-557
karena ditemukannya 5 jenis pohon yang lampiran. Penyebab daerah tersebut bisa
memiliki lingkaran diameter besar lebih dari 65 ditemukannya berbagai jenis tanaman karena.
cm. Untuk jenis pohon yang memiliki diameter Daerah tersebut berada di atas kelerengan,
lebih dari 20 cm di temukan sebanyak 14 intensitas kerapatan tanaman disana juga
pohon dan untuk pohon yang berdiameter sangat tinggi dan di kawasan tersebut tidak
lebih dari 16 cm sebanyak 7 pohon. Selain ada di temukannya bekas penebangan liar.
plot 9 ditemukan juga bahwa plot 5 memiliki Sehingga kawasan tersebut bisa dijumpai
potensi yang sangat besar karena nilai berbagai jenis tanaman. Untuk daerah yang
diameter diatas lebih dari 50 cm sebanyak 3 memiliki potensi dan jenis tanaman paling
pohon, untuk pohon yang memili diameter sedikit berada di plot 21, 24, 25, dan 26.
lebih dari 30 cm sebanyak 6 pohon, dan untuk Penyebabnya karena kawasan tersebut
diameter di atas lebih dari 15 cm sebanyak 32 berada di daerah yang terbuka lihat di
pohon. Penyebab daerah plot 5 dan 9 menjadi lampiran, kawasan tersebut hanya di tumbuhi
daerah yang paling berpotensi di karenakan alang alang dan jumlah jenis tanaman yang
jumlah total volume perplotnya mencapai ditemukan juga sangat sedikit, sehingga
16,09 m3 dan untuk jumlah total estimasi kawasan tersebut merupakan kawasan yang
volume perhektarnya mencapai 402,25 m 3 ini paling tidak berpotensi.
dikarenakan tingkat intensitas kerapatan pada Ekstraksi data potensi tegakan pohon
daerah plot tersebut ditingkat lebat. Serta dengan ArcGIS dilakukan dengan 4 teknik
daerah tersebut merupakan daerah yang yakni ordinary krigging, Universal Krigging,
paling ketat penjagaanya dan tidak adanya Simple Krigging, IDW untuk mendapatakan
penebangan liar sehingga potensi disana data kemudian selanjutnya akan
sangat terjaga. diklasifikasikan menjadi beberapa kelas
Berdasarkan plot 4, 5, 8, 11, dan 16 dengan memperhatikan rentang nilai di
merupakan daerah yang paling banyak masing masing titik. Dari ekstraksi 26 titik
ditemukannya berbagai jenis tanaman antara yang tersebar secara tidak teratur (random)
lain alaban, bangkal gunung, jamai, kamalaka, menghasilkan data sebagaimana ditunjukkan
medang puspa dan lainnya bisa dilihat di pada Gambar 2.
553
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 3 Edisi Juni 2019
Gambar 3. Elevasi potensi tegakan di daerah Mandiangin kawasan KHDTK menggunakan metode
IDW, Ordinary Krigging, Simple Krigging,Universal Krigging
Perbedaan rentan pada potensi dari RMSE. Metode IDW mendapatkan hasil
tegakan pohon pada metode IDW, Simple 122,9145, dari total luasan <100 ha luasan
Krigging, Universal Krigging, Ordinary tersebut mencapai 13,6738,dan untuk luasan
Krigging.Hasil tersebut memberikan lebih dari 300 mencapai 4,70498 ha. Luasan
perbedaan pada model potensi dari minimal pada hasil dari nilai RMSE metode Simple
hingga ke maksimal yang berbeda yang Krigging medapatkan hasil nilai RMSE
dihasilkan.Nilai maksimal menunjukan nilai 116,4656, kemudian untuk total luasan kurang
554
Utomo, A.S. et al. 2019. Perbandingan Metode Interpolasi … (03): 548-557
dari 100 ha mendapatkan hasil 16,5135 ha, Ordinary Krigging hal ini dikarenakan nilai dari
dan untuk hasil dari lebih dari 300 ha RMSE pada metode Universal Krigging dan
mencapai 6,76016. Hasil metode Universal OrdinaryKrigging memiliki nilai RMSE yang
Krigging dan Ordinary Krigging mendapatkan paling rendah. Penyebab dari hasil RMSE
nilai RMSE paling rendah yaitu 114,1193 bisa sama dikarenakan dari faktor kebetulan
dikarenakan nilai RMSE dari kedua metode ini dalam perhitungan Statistik. Tetapi belum ada
menunjukan hasil yang sama. Luasan dari hasil penelitian yang sama ditemukan
total luasan kurang dari 100 ha mendapatkan penyebab hasil RMSE bisa sama. Maka dari
total luasan 10,912 ha, dan untuk total luasan itu dari keempat metode yang digunakan,
lebih dari 300ha mendapatkan jumlah total penggunaan metode Universal Krigging dan
luasan mencapai 3,3783 ha. Bisa dikatakan Ordinary Krigging adalah metode yang paling
dari keempat metode yang akurat adalah akurat untuk mencari potensi tegakan pohon
dengan metode Universal krigging dan pada penelitian kasus ini.
Gambar 3. Potensi tegakan hutan alam bukit Mandiangin menggunakan metode interpolasi
Universal Krigging dan Ordinary Krigging dengan tampilan 3D
555
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 3 Edisi Juni 2019
Gambar 4.Salah satu pohon Meranti yang memiliki Potensi yang sangat besar
Potensi tegakan pohon pada kriteria agak curam, sedangkan daerah yang memiliki
sedang menunjukan bahwa daerah tersebut kriteria kerapatan jarang fakta dilapangan
memiliki sebaran pohon yang banyak, tetapi menunjukan sedikitnya pertumbuhan pohon
untuk potensi di daerah tersebut kurang dan terdapat di daerah yang terbuka hanya di
diduga besarnya erosi yang mempengaruhi tumbuhi alang alang.
pertumbuhan karena berada di kawasan yang
A B
Gambar 5. Kondisi dilapangan dikawasan (A) kerapatan sedang (B) kerapatan jarang
Total sampel didapatkan dari luas sampel pengambilan sampel ini dilakukan dengan
dengan intensitas 1% dari luas total cara pendugaan atau perkiraan.
keseluruhan 100 m2 areal hutan KHDTK
Mandiangin, dari luas tersebut dibagi dengan
luas plot tingkat pohon yaitu 20 X 20 m KESIMPULAN DAN SARAN
sehingga mendapatkan total sampel untuk
keseluruhan wilaya KHDTK. Untuk sampel
dari potensi jarang, potensi sedang dan Kesimpulan
potensi lebat yang dikalikan dengan luasan
seluruh hutan yang ada di KHDTK sehingga Potensi paling rendah di hutan alam
menghasilkan sampel perstrata, setiap bukitMandiangin kurang dari 100m3 dengan
stratanya dari jarang hingga ke lebat.untuk luas 13,6738 ha, potensi tertinggi dengan nilai
menentukan jumlah plot contoh sebagai lebih dari 300 m 3 seluas 4,70498 ha dengan
menggunakan metode IDW, sedangkan
556
Utomo, A.S. et al. 2019. Perbandingan Metode Interpolasi … (03): 548-557
potensi terendah dari metode interpolasi James, G., Witten,D.,Hastie, T., & Tibshirani,
Simple Krigging dengan nilai potensi kurang R. 2013.An Introduction to Statistical
dari 100 m3 mencapai luasan 16,5135 ha, dan Learning (p. 68). New York: Springer.
untuk yang tertinggi diatas lebih dari 300 m 3 Indarto, S.T.P. 2013. Analisis Geostatistik
mencapai luasan 6,76016 ha. Hasil untuk Edisi Pertama. Jogjakarta: Graha Ilmu
potensi dengan metode Universal Krigging 2013.
dan Ordinary Krigging dengan potensi
Gemma Desaign Software. 2013.
dibawah dari 100 m3 mendapatkan luasan
(http://www.geostatistics.com over view
10,912 ha sedangkan untuk nilai tertingginya
interpolation html)
potensi diatas lebih dari 300 m3 mendapatkan
hasil luasan mencapai 3.3783 ha dan NCGIA. 1997. Interpolation: Inverse Distance
Berdasarkan penelitian ini metode interpolasi Weighting.http://www.ncgia.ucsb.edu/pu
Ordinary Krigging dan Universal Krigging bs/spherekit/inverse.html(diakses
menghasilkan RMSE paling kecil atau secara tanggal 2 Agustus 2017)
akurasi paling baik di bandingkan dengan Makridakis, S.1988. Metode dan Aplikasi
metode interpolasi lainnya, yaitu 114,1193 Peramalan Edisi Kedua. Jakarta:
penggunaan metode interpolasi Ordinary Erlangga
Krigging dan Universal Krigging memberikan Nurhayati.2008. Studi Perbandingan Metode
gambaran hasil nilai potensi tegakan pohon Sampling antara Simple Random
mendekati dengan kondisi yang sebenarnya. dengan Stratified Random
Saran Kasjono, H.S & Yasril. 2009. Teknik Sampling
untuk Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Perlunya penelitian lanjutan untuk
meningkatkan dan menguji akurasi prediksi
analisis potensi tegakan hutan di Mandiangin
dalam hal survei lapangan, untuk
mengumpulkan sampel secara tersebar dan
merata.Karena hal ini bisa berpengaruh pada
hasil interpolasi Dengan penyebaran
sampelsecara merata dan juga dapat
memungkinkan untuk mengecek keberhasilan
hasil interpolasi secara lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
557