You are on page 1of 13

https://journal.unilak.ac.id/index.

php/forestra E-ISSN : 2548-608X


P-ISSN : 1858-4209

Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan


Vol. 19 No. 01 Januari 2024

Pendugaan Diameter Pohon Eucalyptus pellita Berbasis Citra


Drone di Kawasan PT. Arara Abadi Distrik Minas
(Estimating the Diameter of Eucalyptus pellita Trees Based on Drone Imagery in The
Region of PT. Arara Abadi Minas District)

Muhammad Vio Mohta1, Azwin2, Muhammad Ikhwan3


1,2,3
Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan dan Sains Universitas Lancang Kuning
1,2,3
Jl. Yos Sudarso Km. 8 Rumbai, Pekanbaru, Riau, Telp. 0811 753 2015
E-mail: mviomohta16@gmail.com, azwin@unilak.ac.id , mmighwan@unilak.ac.id

Diterima: 6 Desember 2023, Direvisi: 18 Desember 2023, Disetujui: 07 Januari 2024


DOI: 10.31849/forestra.v19i1.17592

Abstract

The use of remote sensing to estimate the potential of forest stands continues to develop and one of
them is using unmanned aerial vehicle (PUTA) technology. But such an important parameter as the
diameter of the trunk at chest level cannot be measured from the orthopoto. This research aims to
determine a correlation model of aerial crown diameter with trunk diameter at breast height in
PUTA-based trees. This research began in October to November l 2022 in the PT area. Arara Abadi,
Minas District, Riau region. Aerial measurements of crown diameter were carried out on orthophotos
of 36-month-old eucalyptus (Eucalyptus pellita) forest stands, while stem diameter at breast height
was carried out terrestrially. The correlation model equations used are Linear, Power, Exponential,
Polynomial, and Logarithmic. The research results show that the best model is a non-linear
(polynomial) model with a positive linear correlation between stem diameter and aerial crown
diameter with the equation y ꞊ 0.2537x – 0.0058x2 – 0.4812 with a coefficient of determination (R2)
0.9047 and a coefficient of correlation (r) of 0.9511. This explains that the variable diameter at chest
height influences the diameter of the aerial canopy by 90.47%

Keywords: UAV, diameter, correlation

Abstrak

Pemanfaatan penginderaan jauh untuk mengestimasi potensi tegakan hutan terus berkembang dan
salah satunya adalah menggunakan teknologi pesawat udara tanpa awak (PUTA). Tapi parameter
penting seperti diameter batang setinggi dada tidak dapat diukur dari orthopoto. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan model korelasi diameter tajuk aerial dengan diameter batang setinggi
dada pada pohon berbasis PUTA. Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober sampai dengan
November l 2022 di kawasan PT. Arara Abadi Distrik Minas regional Riau. Pengukuran diameter
tajuk secara aerial dilakukan diatas orthopoto hutan tegakan seumur dari jenis ekaliptus (Eucalyptus
pellita ) yang berumur 36 bulan, sedangkan diameter batang setinggi dada dilakukan secara terestrial.
Persamaan model korelasi yang digunakan yaitu Linear, Power, Exponential, Polynomial, dan
Logarithmic. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa model terbaik adalah model non linear

M. Vio Mohta., Azwin, M. Ikhwan / Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 19 No. 01/2024 111
https://journal.unilak.ac.id/index.php/forestra E-ISSN : 2548-608X
P-ISSN : 1858-4209

Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan


Vol. 19 No. 01 Januari 2024

(polinomial) dengan korelasi linier positif antara diameter batang dengan diameter tajuk aerial
dengan persamaan y ꞊ 0,2537x – 0,0058x2 – 0,4812 dengan koefisien determinasi (R2) 0,9047 dan
koefisien korelasi (r) sebesar 0,9511. Ini menerangkan bahwa variabel diameter setinggi dada
berpengaruh terhadap diameter tajuk aerial sebesar 90,47%.

Kata kunci: PUTA, Diameter Tajuk, Korelasi

I. PENDAHULUAN inventarisasi hutan merupakan salah satu


Inventarisasi hutan adalah salah satu sistem penting untuk mencapai
kegiatan yang penting dalam keberlanjutan pengelolaan hutan yang berkelanjutan
pengelolaan hutan. Tujuan inventarisasi (Grznárová et al., 2019). Hasil dari
hutan adalah untuk memperkirakan ukuran inventarisasi hutan akan memberikan data
karakteristik hutan atas area yang seperti volume tegakan, jasa lingkungan
ditentukan. Karakteristik tersebut termasuk hutan, simpanan karbon dan sebagainya.
volume stok tumbuh, luas jenis hutan Dalam melakukan inventarisasi
tertentu dan saat ini juga langkah-langkah hutan metode manual memiliki tingkat
yang berkaitan dengan keanekaragaman akurasi yang tinggi tetapi mmembutuhkan
hayati hutan. Pengelolaan secara biaya, waktu, dan jumlah tenaga kerja yang
berkelanjutan perlu dilakukan karena hutan cukup banyak supaya proses kegiatan di
memiliki banyak peranan penting kepada lapangan bisa berjalan dengan lancar.
manusia dan semua mahluk hidup lainnya Pengukuran diameter pohon secara
yang ada di dalam hutan (Yilmaz et al., konvensional masih sering dilakukan
2017). dengan menggunakan phi band dan juga
Salah satu tahapan awal dasar dalam kaliper untuk mendapatkan potensi pohon)
pengelolaan hutan adalah mengumpulkan dan dalam teknik estimasi atau penggunaan
semua data yang berkaitan dengan data pengukuran tinggi pohon masih
atribut hutan untuk pengelolaan hutan menggunakan hagameter maupun laser
melalui inventarisasi potensi hutan. Dalam rangefinder (Němec, 2015). Penggunaan
inventarisasi hutan, tinggi (H) dan diameter penginderaan jarak jauh tentunya lebih
setinggi dada (DBH) pohon merupakan memudahkan untuk mendapatkan data
variabel yang penting untuk diketahui. parameter-parameter seperti tinggi dan
Tinggi dan DBH yang akurat merupakan diameter batang untuk menghitung
variabel penting untuk model pertumbuhan estimasi volume tegakan. Kendalanya
dan hasil (Liu et al., 2017). Dari beberapa beberapa parameter penting tidak terlihat
parameter tersebut dapat diketahui besar pada foto udara seperti diameter batang
potensi kayu dari suatu hutan karena setinggi dada sehingga tidak bisa diukur

M. Vio Mohta., Azwin, M. Ikhwan / Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 19 No. 01/2024 112
https://journal.unilak.ac.id/index.php/forestra E-ISSN : 2548-608X
P-ISSN : 1858-4209

Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan


Vol. 19 No. 01 Januari 2024

secara langsung. Oleh karena untuk biasa. Penggunaan UAV untuk


mendapatkan data tersebut maka perlu penginderaan jauh memiliki banyak
dicari korelasi dengan parameter yang manfaat seperti mengurangi biaya, waktu,
dapat diukur langsung lewat citra seperti memiliki resolusi tinggi, dan mudah
diameter tajuk pohon. digunakan dalam waktu dan tempat yang
Dengan menggunakan berbagai dinamis (Zhang et al., 2019)
pendekatan yang dikembangkan baik Saat ini pengunaan UAV sudah
dalam pengumpulan data peta maupun dapat digunakan oleh siapa saja dan untuk
pengolahan data, faktor-faktor pembatas banyak hal. Penggunaan teknologi foto
tersebut dapat diatasi. Dari beberapa teknik udara sebenarnya bukan merupakan
tersebut, secara garis besar, strategi teknologi yang baru berkembang saat ini,
pemetaan dengan citra satelit merupakan namun teknologi ini sudah mulai
metode yang pas dan menarik dengan digunakan dalam bidang militer ( Banu et
mempertimbangkan beberapa faktor, al., 2016). Keunggulan pada metode UAV
misalnya efektivitas waktu dan sumber ini yaitu saat pengoperasian pengukuran
daya manusia yang dibutuhkan. Akan tetapi waktu lebih fleksible, kualitas resolusi
metode pemetaan dengan menggunakan gambar lebih tajam, biaya operasional lebih
citra satelit ini memiliki kekurangan yaitu rendah, dan dapat terbang dibawah awan
kendala dengan ketergantungan pada sehingga saat pengambilan foto udara
penyedia data atau vendor data, selain itu kualitas gambar tidak terhambat oleh awan
harga data citra yang relatif mahal, lokasi dalam pengukuran suatu objek atau
data yang tidak fleksibel dalam akuisisi wilayah. Adapun metode pengukuran ini
data (Shofiyanti, 2011). Pada hambatan perlu diuji coba keakuratannya agar
berikutnya terhadap kenampakkan menjadi alternatif yang lebih baik sehingga
permukaan bumi. Hambatan tersebut metode fotogrametri UAV bisa menjadi
berupa awan yang menutupi sebagian pembanding inventarisasi konvensional
permukaan bumi sebagai objek pengukuran yang selama ini biasa digunakan pada
sehingga akan mengurangi keakuratan data pengukuran potensi hutan. Pendugaan
pengukuran yang diperoleh. diameter setinggi dada/diameter at breast
Metode fotogrametri UAV height (DBH) menggunakan pendekatan
(Unmanned Aerial Vehicle) merupakan UAV sebelumnya telah banyak dilakukan
salah satu metode efektif dan efisien yang antara lain oleh Iizuka et al., (2018) yang
diketahui mempunyai keunggulan mampu melakukan pendugaan diameter pohon
memberikan hasil yang lebih baik dan pada tegakan Chamaecyparis obtusa di
cukup akurat dari pada metode pemetaan Jepang dengan melihat korelasi antara tajuk

M. Vio Mohta., Azwin, M. Ikhwan / Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 19 No. 01/2024 113
https://journal.unilak.ac.id/index.php/forestra E-ISSN : 2548-608X
P-ISSN : 1858-4209

Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan


Vol. 19 No. 01 Januari 2024

pohon dan DBH. Auliya et al., (2020) II. METODE PENELITIAN


menemukan bahwa ada hubungan yang 2.1. Lokasi Penelitian
kuat antara tajuk pohon dan DBH. Semua Penelitian ini dilakukan di kawasan
studi ini menunjukkan penggunan PT. Arara Abadi Distrik Minas regional
teknologi UAV memiliki potensi sebagai Riau. Batas astronomis PT. Arara Abadi
sarana untuk mendapatkan informasi Distrik Minas adalah 0°46'17,7996" LU -
terkait tegakan di hutan dalam skala luas 0°46'0,21" LU dan 101°36'52,3908" BT -
secara cepat 101°37'10.8192" BT. Penelitian ini
Literatur hubungan diameter dan dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada
tajuk untuk hutan alam pun menjadi dasar Oktober – November 2022
karena menurut Auliya et al., (2020)
mengatakan penelitian yang diarahkan 2.2. Bahan dan Alat
pada hutan normal memiliki model Peralatan yang digunakan dalam
hubungan linier positif antara diameter penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu
batang dan diameter tajuk dengan keadaan peralatan perangkat keras (hardware) dan
y ꞊ 7,0627x – 6,4252 dengan koefisien perangkat lunak (software). Perangkat
determinasi (R2) = 0,6984 dan koefisien keras terdiri atas laptop, unmanned aerial
korelasi (r) sebesar 0,83. Ini masuk akal vehicle (UAV) drone Dji phantom 4 pro,
bahwa variabel diameter setinggi dada global positioning system (GPS), kamera,
dapat mempengaruhi diameter tajuk aerial alat ukur jarak, kompas, phi band dan
sebesar 83%. Tapi beberapa perusahaan Sunto kompas. Perangkat lunak yang
masih melakukan pengukuran dengan digunakan dalam analisis data adalah
manual dikarenakan masih rendahnya software agisoft photoscan, software
korelasi diameter pohon dengan luas tajuk global mapper, software ArcGIS 10.8,
pohon, sehingga hal ini menjadi dasar software Drone Deploy, Microsoft Office
untuk melakukan penelitian terhadap Excel, dan software mission planner.
Hutan Tanaman Industri (homogen) untuk Bahan yang digunakan dalam
diuji hubungan korelasi diameter dan penelitian ini adalah orthopoto di petak
tajuknya. RSKA012901 Distrik Minas pada kelas
Tujuan dari penelitian ini adalah umur 36 bulan. Alasan pemilihan umur 36
menentukan model pendugaan diameter bulan pada pengukuran adalah tajuk pada
DBH (Diameter bright High) pada pohon umur 36 bulan belum tumpang tindih
Eucalyptus pellita dengan diameter tajuk dengan tegakan lainnya sehingga
aeraial dengan menggunakan UAV memudahkan dalam pengukuran diameter
(Unmanned Aerial Vehicle). tajuk pohon.

M. Vio Mohta., Azwin, M. Ikhwan / Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 19 No. 01/2024 114
https://journal.unilak.ac.id/index.php/forestra E-ISSN : 2548-608X
P-ISSN : 1858-4209

Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan


Vol. 19 No. 01 Januari 2024

2.3. Metode Pengambilan Data sama juga dijelaskan oleh Hardjana,


a. Perencanan Jalur Terbang (2013). Metode pengukuran diameter tajuk
Sebelum melakukan penerbangan, terlebih pohon dilakukan secara manual dengan
dahulu menyusun rencana penerbangan menggunakan aplikasi ArcGIS dengan
(flight plan) untuk UAV phantom 4. Flight melakukan delineasi pada setiap masing-
plan dibuat menggunakan perangkat lunak masing tajuk pohon.
Drone Deploy dengan luasan mencakup
seluruh petak contoh yang sudah d. Penyusunan Model Pendugaan Diameter
ditentukan. Setelah itu, sistem navigasi Pohon
berbasis GPS secara efektif akan memandu Untuk memperkiraan DBH menurut
UAV melakukan penerbangan melewati Wahyuni et al., (2016) dengan beberapa
titik-titik koordinat flight plan yang telah persamaan model matematika yang
diprogram dan dibantu dengan sistem dibangun untuk menentukan perkiraan
autopilot. Tinggi terbang drone adalah 120 DBH. Pada penelitian ini model pendugaan
m dengan sudut kamera 900, dengan front DBH disusun berdasarkan data 12.054
lap sebesar 80% dan side lap sebesar 70%. pohon di lapangan yang diukur secara
sensus diameternya satu per satu,
b. Pengukuran Objek di lapangan selanjutnya pengolahan data menggunakan
Pengukuran secara langsung terhadap regresi linear dan non-linear sebagai
diameter setinggi dada (DBH) dilakukan berikut:
dengan sensus pada petak RSKA012901 1. Linear : Y = a0 + a1X
dengan luasan 10,3 ha. Dengan jarak tanam 2. Logarithmic : Y = a0 + ln(X) , Y =
2,5 m x 3 m maka ada 13.730 pohon a0 + log(X)
ekaliptus berumur 36 bulan. Parameter 3. Power : Y = a0Xa1
diameter setinggi dada diukur 4. Polynomial : Y = a0X2 + a1X1 +
menggunakan phi band. a2
5. Exponential : Y = ea0 + a1
c. Diameter Tajuk Pohon Keterangan :
Diameter tajuk digunakan sebagai variabel Y = Diameter batang setinggi dada
dalam penelitian ini untuk menduga DBH (cm),
diameter pohon. Penelitian sebelumnya X = Variabel pengukuran dari UAV
(Iizuka et al., 2018) menunjukkan (diameter
hubungan yang signifikan secara statistik tajuk (m), atau luas tajuk (m²)), a0, a1=
antara luas tajuk, diameter pohon, dan konstanta.
diameter pohon setinggi dada. Hal yang

M. Vio Mohta., Azwin, M. Ikhwan / Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 19 No. 01/2024 115
https://journal.unilak.ac.id/index.php/forestra E-ISSN : 2548-608X
P-ISSN : 1858-4209

Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan


Vol. 19 No. 01 Januari 2024

Dengan menggunakan perangkat lunak 3.1. Pengukuran Segmentasi Tajuk


MS. excel, dilakukan uji korelasi antara Tajuk pohon didelineasi menggunakan
diameter tajuk dan DBH. Variabel yang metode digitasi yaitu sebagai proses
memiliki nilai koefisien korelasi yang kuat konversi dari raster ke vector. Informasi
digunakan sebagai variabel mengestimasi yang dibangun dari teknik ini adalah
DBH pohon diameter tajuk yang dinyatakan dalam
meter (m)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Hasil Delineasi Tajuk Pohon

Pada gambar 1 menunjukkan bahwa batas antara 9,0 hingga 14,5 cm, dengan rata-rata
tajuk dinyatakan dengan garis berwarna diameter adalah 11,2 cm. Dahulu,
biru. Berdasarkan hasil analisis yang penelitian tajuk khususnya dilakukan
dilakukan diketahui bahwa rata-rata dalam kaitannya dengan prediksi lebar
diameter tajuk untuk 12.054 pohon yaitu tajuk, dengan lebih fokus pada pencarian
1,64 m. model lebar tajuk berdasarkan diameter
setinggi dada, yaitu. pohon berdiameter
3.2. Pengukuran diameter pohon besar memiliki tajuk yang lebar (Meng et
Hasil inventarisasi yang dilakukan al., 2007). Dan menurut Sharma et al.,
di Petak RSKA012901 dengan sensus (2016) dalam pengelolaan hasil hutan
sebanyak 12.054 pohon. Sebaran diameter diameter tajuk dapat dimanfaatkan untuk
pohon setinggi dada (DBH) untuk selurh mengukur kerapatan tegakan hutan.
populasi yang berhasil diukur berkisar

M. Vio Mohta., Azwin, M. Ikhwan / Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 19 No. 01/2024 116
https://journal.unilak.ac.id/index.php/forestra E-ISSN : 2548-608X
P-ISSN : 1858-4209

Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan


Vol. 19 No. 01 Januari 2024

3.3. Model Pendugaan Antara Diameter tertinggi dimiliki oleh model polinomial
Setinggi Dada (DBH) dengan yaitu sebesar 0,9047, model linear sebagai
Diameter Tajuk Pohon. peringkat kedua memiliki koefisien
Untuk model persamaan pendugaan determinasi 0,8851, model power sebagai
DBH berdasarkan rata-rata diameter pohon peringkat ketiga memiliki koefisien
dengan diameter tajuk (tabel 1) determinasi 0,8897, model eksponensial
menunjukkan hasil analisis model sebagai peringkat keempat memiliki
pendugaan DBH yang diperoleh memiliki koefisien determinasi 0,8411 dan yang
koefisien determinasi (R2) berbeda. Jika menjadi koefisien terendah adalah model
dilihat pada masing-masing model linear logarithmic karena memiliki koefisien
dan non linear. Koefisien determinasi determinasi 0,9029.

Tabel 1. Model Pendugaan Diameter Pohon dan Diameter Tajuk


Kode Persamaan
Model Regresi Model Model R2

Linear M1 Y = 0,1213x + 0,2878 0,8851


Power M2 Y = 0,2077x0,8575 0,8897
Eksponensial M3 Y = 0,7031e0,0749x 0,8411
Polynomial M4 Y = -0,0058x2 + 0,2573x - 0,4812 0,9047
Logarithmic M5 Y = 1,3694ln(x) - 1,6404 0,9029

3.3.1. Persamaan Model Linear. persamaan model y = 0,1213x + 0,2878,


Persamaan model pendugaan linear antara dimana x adalah diameter pohon setinggi
diameter pohon setinggi dada (DBH) dada/DBH dan y adalah diameter tajuk
dengan diameter tajuk hasil pengukuran pohon pada orthopoto. Besarnya korelasi
pada orthopoto memberikan hasil korelasi antara keduanya adalah 0,8851 yang
kuat antara diameter tajuk dengan diameter menunjukkan hubungan yang kuat. Hal ini
batang setinggi dada pada tanaman sejalan dengan penelitian yang dilakukan
ekaliptus. Dari hasil pengolahan data oleh Hematang et al., (2021) bahwa
regresi menunjukan nilai koefisien terdapat hubungan yang kuat antara
determinasi (R2) 0,8851 yang berarti 88,51 panjang diameter tajuk dengan DBH ( r =
% penambahan diameter tajuk pohon maka 0,812 ). Hasil penelitian Dey et al., (2021)
dapat mempengaruhi penambahan juga memperlihatkan hubungan yang kuat
diameter batang. Hubungan dari korelasi antara diameter tajuk dengan DBH dengan
ini memiliki pola linear positif dengan nilai r=0,74.

M. Vio Mohta., Azwin, M. Ikhwan / Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 19 No. 01/2024 117
https://journal.unilak.ac.id/index.php/forestra E-ISSN : 2548-608X
P-ISSN : 1858-4209

Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan


Vol. 19 No. 01 Januari 2024

Gambar 2. Model Linear Diameter Tajuk dengan Diameter (DBH) Pengukuran


Lapangan

3.3.2. Persamaan Model Power % penambahan diameter tajuk pohon maka


Pada uji persamaan model pendugaan dapat mempengaruhi penambahan
pendugaan power antara diameter pohon diameter batang. Hubungan dari korelasi
dengan diameter tajuk hasil pengukuran ini memiliki pola power positif dengan
lapangan memberikan hasil korelasi kuat persamaan model y = 0,2077x0,8575.
antara diameter tajuk dengan diameter (dimana x adalah diameter pohon setinggi
batang setinggi dada pada tanaman dada/DBH dan y adalah diameter tajuk
ekaliptus. Dari hasil pengolahan data pohon pada orthopoto ). Besarnya korelasi
regresi menunjukan nilai koefisien antara keduanya adalah 0,8897 yang
determinasi (R2) 0,8897 yang berarti 88,97 menunjukkan hubungan yang kuat.

Gambar 3. Model penduga Power Diameter Tajuk dengan Diameter (DBH) Pengukuran
Lapangan

M. Vio Mohta., Azwin, M. Ikhwan / Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 19 No. 01/2024 118
https://journal.unilak.ac.id/index.php/forestra E-ISSN : 2548-608X
P-ISSN : 1858-4209

Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan


Vol. 19 No. 01 Januari 2024

3.3.3. Persamaan Model Exponential dapat mempengaruhi penambahan


Pada uji persamaan model diameter batang. Hubungan dari korelasi
pendugaan exponential antara diameter ini memiliki pola exponential positif
pohon dengan diameter tajuk hasil dengan persamaan model y =
0,0749x
pengukuran lapangan memberikan hasil 0,7031e . (dimana x adalah diameter
korelasi kuat antara diameter tajuk dengan pohon setinggi dada/DBH dan y adalah
diameter batang setinggi dada pada diameter tajuk pohon pada orthopoto).
tanaman ekaliptus. Dari hasil pengolahan Besarnya korelasi antara keduanya adalah
data regresi menunjukan nilai koefisien 0,8784 yang menunjukkan hubungan yang
determinasi (R2) 0,8411 yang berarti 84,11 kuat.
% penambahan diameter tajuk pohon maka

Gambar 4. Model Exponential Diameter Tajuk dengan Diameter (DBH) Pengukuran


Lapangan

3.3.4. Persamaan Model Polynomial dapat mempengaruhi penambahan


Pada uji persamaan model diameter batang. Hubungan dari korelasi
pendugaan polynomial antara diameter ini memiliki pola polynomial positif
pohon dengan diameter tajuk hasil dengan persamaan model y = -0,058x2 +
pengukuran lapangan memberikan hasil 0,2573x -0,4812, dimana x adalah diameter
korelasi kuat antara diameter tajuk dengan pohon setinggi dada/DBH dan y adalah
diameter batang setinggi dada pada diameter tajuk pohon pada orthopoto.
tanaman ekaliptus. Dari hasil pengolahan Besarnya korelasi antara keduanya adalah
data regresi menunjukan nilai koefisien 0,9047 yang menunjukkan hubungan yang
determinasi (R2) 0,9047 yang berarti 90,47 kuat.
% penambahan diameter tajuk pohon maka

M. Vio Mohta., Azwin, M. Ikhwan / Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 19 No. 01/2024 119
https://journal.unilak.ac.id/index.php/forestra E-ISSN : 2548-608X
P-ISSN : 1858-4209

Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan


Vol. 19 No. 01 Januari 2024

Gambar 5. Model Polynomial Diameter Tajuk dengan Diameter (DBH) Pengukuran


Lapangan

3.3.5. Persamaan Model Logarithmic tajuk pohon maka dapat mempengaruhi


Pada persamaan model pendugaan penambahan diameter batang. Hubungan
logarithmic antara diameter pohon dengan dari korelasi ini memiliki pola logarithmic
diameter tajuk hasil pengukuran lapangan positif dengan persamaan model y =
memberikan hasil korelasi kuat antara 1,3694imn(x) – 1,6404, dimana x adalah
diameter tajuk dengan diameter batang diameter pohon setinggi dada/DBH dan y
setinggi dada pada tanaman ekaliptus. Dari adalah diameter tajuk pohon pada
hasil pengolahan data regresi menunjukan orthopoto. Besarnya korelasi antara
nilai koefisien determinasi (R2) 0,9029 keduanya adalah 0,9029 yang
yang berarti 90,29 % penambahan diameter menunjukkan hubungan yang kuat.

Gambar 6. Model Logarithmic Diameter Tajuk dengan Diameter (DBH) Pengukuran


Lapangan

M. Vio Mohta., Azwin, M. Ikhwan / Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 19 No. 01/2024 120
https://journal.unilak.ac.id/index.php/forestra E-ISSN : 2548-608X
P-ISSN : 1858-4209

Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan


Vol. 19 No. 01 Januari 2024

Model pendugaan DBH dengan model terbaik dengan persamaan Y= -


pendekataan diameter tajuk yang terbaik 0,0058x2 + 0,2573x - 0,4812.
adalah model Polynomial dinayatakan
dengan Y = -0,0058x2 + 0,2573x - 0,4812. UCAPAN TERIMA KASIH
Pada dua model pendugaan DBH model (ACKNOWLEDGEMENT)
Polynomial yang terpilih menjadi model
Ucapan terima kasih kepada PT Arara
pendugaan yang terbaik, ditambah
Abadi, distrik Minas yang telah
memiliki nilai koefisien determinasi (R2) memberikan ijin untuk dapat melakukan
terbaik pula dengan R2 sebesar 0,88 untuk penelitian di lokasi konsesi khusunya di
pendugaan DBH dengan diameter tajuk Distrik Minas di petak RSKA012901 pada
pohon 0,9047. Dari hal ini memberikan tegakan Eucalyptus pellita CLONE
informasi bahwa model polynomial EP0077AA.
tersebut dapat memberikan estimasi model
DAFTAR PUSTAKA
polynomial dapat memprediksi diameter
Auliya, H., Asy’ari, M., & Jauhari, A.
batang pohon sebesar 88% berdasarkan (2020). Korelasi Diameter Tajuk
variabel diameter tajuk tanaman, lalu Aerial Dan Diameter Batang Setinggi
sisanya sebesar 12% dipengaruhi oleh Dada (130 Cm) Berbasis Citra Drone
variabel lain baik biotik maupun abiotik Di Kawasan Hutan Dengan Tujuan
Khusus (Khdtk) Mandiangin
IV. KESIMPULAN Kalimantan Selatan. Jurnal Sylva
Scienteae, 3(3), 516.
Berdasarkan penelitian yang telah
https://doi.org/10.20527/jss.v3i3.218
dilakukan) dapat disimpulkan sebagai 5
berikut: Dey, T., AHMED, S., & ISLAM, M. A.
1. DBH dapat diestimasi dengan (2021). Relationships of tree height-
menggunakan data variabel diameter diameter at breast height (DBH) and
tajuk, dari hasil interpretasi foto udara crown diameter-DBH of Acacia
auriculiformis plantation. Asian
yang ditunjukkan oleh korelasi yang
Journal of Forestry, 5(2), 71–75.
tinggi antara DBH dengan diameter https://doi.org/10.13057/asianjfor/r05
tajuk yaitu nilai nilai koefisien korelasi 0203
(r) sebesar 0,9511 dan koefisien Grznárová, A., Mokroš, M., Surový, P.,
determinasi (R2) sebesar 0,9047. Slavík, M., Pondelík, M., & Mergani,
2. Pada pendugaan diameter batang J. (2019). The crown diameter
setinggi dada dengan diameter tajuk estimation from fixed wing type of
uav imagery. International Archives
menunjukkan model polinomial sebagai
of the Photogrammetry, Remote
Sensing and Spatial Information

M. Vio Mohta., Azwin, M. Ikhwan / Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 19 No. 01/2024 121
https://journal.unilak.ac.id/index.php/forestra E-ISSN : 2548-608X
P-ISSN : 1858-4209

Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan


Vol. 19 No. 01 Januari 2024

Sciences - ISPRS Archives, (2007). Modeling crown volume of


42(2/W13), 337–341. lodgepole pine based upon the
https://doi.org/10.5194/isprs- uniform stress theory. Forest Ecology
archives-XLII-2-W13-337-2019 and Management, 251(3), 174–181.
Hardjana, A. K. (2013). Model Hubungan https://doi.org/10.1016/j.foreco.2007.
Tinggi dan Diameter Tajuk. 7(1), 7– 06.008
18. Němec, P. (2015). Comparison of modern
Hematang, F., Murdjoko, A., & Hendri, H. forest inventory method with the
(2021). MODEL PENDUGAAN common method for management of
DIAMETER POHON BERBASIS tropical rainforest in the Peruvian
CITRA UNMANNED AERIAL Amazon. Journal of Tropical Forest
VEHICLE (UAV) PADA HUTAN Science, 27(1), 80–91.
HUJAN TROPIS PAPUA: STUDI DI Sharma, R. P., Vacek, Z., & Vacek, S.
PULAU MANSINAM PAPUA (2016). Individual tree crown width
BARAT (Model of Tree Diameter models for Norway spruce and
Estimation Based on Unmanned European beech in Czech Republic.
Aerial Vehicle (UAV) Image in Papua Forest Ecology and Management,
Tropical Rain Forest: a. Jurnal 366, 208–220.
Penelitian Kehutanan Faloak, 5(1), https://doi.org/10.1016/j.foreco.2016.
16–30. 01.040
https://doi.org/10.20886/jpkf.2021.5. Shofiyanti. (2011). Teknologi Pesawat
1.16-30 Tanpa Awak Untuk Pemetaan Dan
Iizuka, K., Yonehara, T., Itoh, M., & Pemantauan. Informatika Pertanian,
Kosugi, Y. (2018). Estimating Tree 20(2), 58–64.
Height and Diameter at Breast Height https://www.litbang.pertanian.go.id/w
(DBH) from Digital surface models arta-ip/pdf-file/vol-20-No2-
and orthophotos obtained with an 2012/RizatusVol20No2Th2011.pdf
unmanned aerial system for a Tiberiu Paul Banu, Gheorghe Florian
Japanese Cypress (Chamaecyparis Borlea, & Constantin Banu. (2016).
obtusa) Forest. Remote Sensing, 10(1). The Use of Drones in Forestry.
https://doi.org/10.3390/rs10010013 Journal of Environmental Science and
Liu, M., Feng, Z., Zhang, Z., Ma, C., Wang, Engineering B, 5(11), 557–562.
M., Lian, B. ling, Sun, R., & Zhang, L. https://doi.org/10.17265/2162-
(2017). Development and evaluation 5263/2016.11.007
of height diameter at breast models for Wahyuni, S., Jaya, I. N. S., &
native Chinese Metasequoia. PLoS Puspaningsih, N. (2016). Model for
ONE, 12(8), 1–16. estimating above ground biomass of
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0 reclamation forest using unmanned
182170 aerial vehicles. Indonesian Journal of
Meng, S. X., Lieffers, V. J., & Huang, S. Electrical Engineering and Computer

M. Vio Mohta., Azwin, M. Ikhwan / Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 19 No. 01/2024 122
https://journal.unilak.ac.id/index.php/forestra E-ISSN : 2548-608X
P-ISSN : 1858-4209

Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan


Vol. 19 No. 01 Januari 2024

Science, 4(3), 586–593.


https://doi.org/10.11591/ijeecs.v4.i3.
pp586-593
Yilmaz, S. (2017). Determination of Tree
Crown Diameters with Segmentation
of a UAS-Based Canopy Height
Determination of Tree Crown
Diameters with Segmentation of a
UAS-Based Canopy Height Model.
IPSI BgD Transactions on Internet
Research, 13(July), 63–67.
Zhang, Y., Wu, H., & Yang, W. (2019).
Forests growth monitoring based on
tree canopy 3D reconstruction using
UAV aerial photogrammetry. Forests,
10(12), 1–16.
https://doi.org/10.3390/F10121052

M. Vio Mohta., Azwin, M. Ikhwan / Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 19 No. 01/2024 123

You might also like