You are on page 1of 18

Preformulasi Sediaan Cair

Nanang Yunarto
Keuntungan dan Kerugian Sediaan Cair
Keuntungan Sediaan Cair :
• Cocok untuk penderita yang sukar menelan tablet.
• Absorpsi obat lebih cepat di bandingkan dengan sediaan oral lain. Urutan kecepatan
absorpsinya larutan > emulsi > suspensi.
• Homogenitas lebih terjamin.
• Dosis/takaran dapat di sesuaikan.
• Dosis obat lebih seragam dibandingkan semi padat, terutama bentuk larutan. Untuk emulsi
dan suspensi, keseragaman dosis tergantung pada pengocokan.
• Beberapa obat atau senyawa obat dapat mengiritasi mukosa lambung atau di rusak cairan
lambung bila diberikan dalam bentuk sediaan padat. Hal ini dapat di kurangi dengan
memberikan obat dalam bentuk sediaan cair karena faktor pengenceran.

Kerugian Sediaan Cair :


• Tidak dapat di buat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air.
• Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar di tutupi.
• Tidak praktis.
• Takaran penggunaan obat tidak dalam dosis terbagi, kecuali sediaan dosis tunggl, dan harus
menggunakan alat khusus.
• Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan merupakan katalis reaksi.
• Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang khusus (sediaan
parenteral).
Kelarutan Zat Aktif dan Eksipien
Formula Sirup Parasetamol

R/ Parasetamol 120 mg/5 ml


Etanol 5 ml
PG 5,5 ml
Sirup simplex 40 %
Asam benzoat 0,1 %
CMC 1%
Pewarna 0,1 %
Essense strawberry qs
Aqua Ad 60 ml
Penimbangan bahan
Cara Kerja
• Botol dikalibrasi 60 ml
• Timbang parasetamol masukan dalam beaker
glass + etanol aduk ad larut + PG + asam
benzoate + aduk ad larut.
• Taburkan CMC di atas air biarkan sampai
mengembang aduk.
• No. 2 + No. 3 + pewarna aduk ad homogen.
• Tambahkan air ad tanda kalibrasi + essense.
Mixing and Storage
Filling Bottle
Labeling
Pertimbangan formula zat aktif dan eksipien
• Parasetamol (Acetaminophen) mengandung tidak
kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C8H9NO2, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan. Parasetamol Larut dalam 70 bagian air,
dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian
aseton P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9
bagian propilen glikol P, larut dalam larutan alkali
hidroksida.

• Pada pembuatan sirup parasetamol mengunakan


etanol sebagai cosolvent/ pelarut untuk melarutkan
parasetamol. Penambahan etanol dalam sirup tidak
boleh lebih dari 60% oleh karena itu untuk
meminimalkan penambahan etanol, maka perlu
ditambahkan bahan lain yang dapat meningkatkan
kelarutan salah satunya adalah propilen glikol.
Pertimbangan formula zat aktif dan eksipien
• Sediaan sirup mengandung air sehingga merupakan media
yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroorganisme
sehingga harus ditambahkan pengawet. Pengawet yang
dapat digunakan adalah asam benzoat. Digunakan asam
benzoat sebagai pengawet karena baik untuk penggunaan
oral. Selain asam benzoat, CMC ditambahkan dalam sirup
sebagai penstabil dengan cara mengentalkan larutan,
pembuatan CMC ini menggunakan air sampai 20 kali CMC
yang digunakan dan ditaburkan di atas air sampai
mengembang.

• Rasa sirup yang kurang menyenangkan dapat diberi


pemanis dan perasa agar penggunaannya lebih
nyaman. Digunakan sirup simplex untuk menutupi rasa
tidak enak dari zat aktif serta untuk meningkatkan
penerimaan konsumen
Formula Dry sirup/sirup kering
Suspensi
R/ Amoksilin 125 mg/5 ml
Na benzoate 0,1 %
Sukrosa 20 %
Alkohol 96 % qs
Zat warna qs
Essence jeruk qs
CMC 1%
Aqua Ad 60 ml
Flow chart Proses
Flow chart Proses
Penimbangan bahan
Cara Kerja
• Dalam mortir sukrosa dihaluskan, tambahkan asam
benzoate, haluskan kembali, tambahkan zat warna (hijau)
dan essence secukupnya, campur kembali sampai
homogen.
• Setelah halus dan homogen tambahkan CMC dan alkohol
secukupnya sampai didapat massa granul yang siap untuk
diayak.
• Granul diayak dengan mesh 16, dan dikeringkan dalam
oven (sebentar).
• Setelah granul kering, kemudian diayak lagi dengan ayakan
no 18
• Masukkan dalam mortir, campurkan dengan amoksilin,
aduk sampai homogen.
• Masukkan dalam botol yang telah ditara dengan volume 60
ml dan beri etiket.
Pertimbangan Formula Zat Aktif dan Eksipien
• Pada percoban dibuat sediaan dry syrup dengan zat aktif amoksilin.
Amoksilin berkhasiat sebagai Antibiotik/antimikroba. Amoksilin
Larut 1:400 dalam air, 1:1000 dalam alkohol, 1:200 dalam metil
alkohol, praktis tidak larut dalam dalam kloroform, eter, karbon
tetra klorida dan campuran minyak.
• Amoxicillin dibuat dalam sediaan suspensi kering karena amoxicillin
merupakan antibiotik yang mempunyai stabilitas yang terbatas di
dalam air. Suspensi kering dibuat dengan metode granulasi. Dengan
menggunakan metode granulasi duharapkan sediaan memiliki
penampilan yang baik, memiliki sifat aliran yang lebih baik, tidak
terjadi pemisahan, dan tidak terlalu banyak menimbulkan debu
selama pengisian. Granul yang dibuat kekeringannya harus bagus,
karena granul yang lembab dapat mempengaruhi kestabilan
suspensi.
• Untuk membuat Suspensi Amoksisilin, diperlukan Suspending Agent
untuk mendispersikan Amoksisilin agar dapat terdispersi dalam air
dan zat tambahan lainnya. Suspending agent yang pakai yaitu CMC,
karena mudah dan cepat mengembang.
Pertimbangan Formula Zat Aktif dan Eksipien

• Rasa sirup yang kurang menyenangkan dapat diberi


pemanis dan perasa agar penggunaannya lebih
nyaman. Pemanis yang digunakan yaitu sukrosa karena
selain sebagai pemanis sukrosa juga berperan sebagai
peningkat viskositas dan pengencer padat. Untuk
menutupi bau dan rasa yang kurang enak dapat juga
ditambahkan essence dan pewarna agar sediaan lebih
menarik dan untuk meningkatkan penerimaan
konsumen.
• Pengawet yang digunakan dalam sediaan ini adalah Na
benzoat karena Na benzoat cukup efektif dalam pH
asam dimana molekul tidak mengalami ionisasi dan
baik untuk mencegah pertumbuhan mikroba.

You might also like