You are on page 1of 14

MAKALAH

“Kebijakan Kesehatan Keluarga dan Program KB”


Keperawatan Keluarga
Dosen Pengampu: Ns. Indri Erwhani, M.Pd, M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 8

Ade Yuni Lestari (SR19213094)


Eva Agustin (SR19213095)
Fitri Nengsi (SR19213096)
Melin (SR19213092)
Tartilisma Putri Hardini (SR19213093)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahhirobbil’alamin puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena


telah melimpahkan rahmat-nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya yang berjudul “Kebijakan Kesehatan Keluarga dan Program KB”,
kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Ibu Ns. Indri Erwhani, M.Pd, M.Kep selaku dosen pengampu makalah ini.
2. Teman-teman yang telah berkontribusi dukungan dengan memberikan ide-idenya sehingga
malakah ini bisa disusun dengan baik dan rapi
Kami berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca dan kami juga
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca, Wasalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pontianak, 5 Juni 2022

Kelompok 8
DAFTAR ISI

Cover

Kata pengantar

Daftar isi

Bab I Pendahluan

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

BAB II Pembahasan

A. Pengertian Kebijakan Kesehatan Keluarga


B. Program KB
C. Kebijakan Program KB

BAB III Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijakan kesehatan adalah suatu hal yang peduli terhadap pengguna pelayanan
kesehatan termasuk manajer dan pekerja kesehatan. Kebijakan kesehatan dapat dilihat
sebagai suatu jaringan keputusan yang saling berhubungan, yang pada prakteknya peduli
kepada pelayanan kesehatan masyarakat (Green & Thorogood, 1998). Tujuan dari
kebijakan kesehatan adalah untuk menyediakan pola pencegahan, pelayanan yang
terfokus pada pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit dan perlindungan terhadap
kaum rentan (Gormley, 1999). Kebijakan kesehatan juga peduli terhadap dampak dari
lingkungan dan sosial ekonomi terhadap kesehatan (Poter, Ogden and Pronyk, 1999.

Program KB (keluarga berencana) adalah upaya pemerintah dalam mengatasi


permasalahan pengendalian laju pertumbuhan penduduk yang meningkat tajam, disisi
lain program pemerintah ini juga bertujuan untuk menekan angka garis kemiskinan
masyarakat. Upaya program tersebut telah tertuang di dalam RPJMN 2004-2009, yaitu
dengan memberikan prioritas kepada kelompok masyarakat miskin tersebut dengan cara
menurunkan angka kelahiran melalui Program Keluarga Berencana Nasional. Visi dari
program Keluarga Berencana Nasional sendiri adalah untuk mewujudkan "Keluarga
Berkualitas Tahun", Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab,
harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Program Keluarga Berencana merupakan salah satu Program Sosial Dasar yang
sangat penting artinya bagi kemajuan suatu daerah. Program ini memberikan konstribusi
yang besar bagi Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di masa kini dan masa
yang akan datang. Pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana yang berkualitas
dilandasai oleh Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan keluarga sejahtera. Sejalan dengan itu kebijaksanaan
pelayanan Keluarga Berencana (KB) tidak hanya berorientasi pada angka kelahiran tetapi
juga terfokus pada upaya-upaya pemenuhan permintaan kualitas pelayanan. Tantangan
terbesar dalam peningkatan upaya penggalakkan kembali program keluarga berencana ini
adalah dari tingkat kesadaran masyarakat itu sendiri.

Memasuki era baru program KB di Indonesia diperlukan adanya reorientasi dan


reposisi program secara menyeluruh dan terpadu. Reorientasi dimaksud terutama
ditempuh dengan jalan menjamin kualitas pelayanan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi yang lebih baik serta menghargai dan melindungi hak-hak reproduksi yang
menjadi bagian integral dari hak-hak azasi manusia yang bersifat universal. Prinsip pokok
dalam mewujudkan keberhasilan program KB dimaksudkan adalah peningkatan kualitas
di segala bentuk serta kesetaraan dan keadilan gender melalui pemberdayaan perempuan
serta peningkatan partisipasi pria.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan kesehatan keluarga?
2. Apa itu program KB?
3. Bagaimana kebijakan pemerintah terhadap program KB?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian kebijakan kesehatan keluarga
2. Untuk mengetahui apa itu program KB
3. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah terhadap program KB
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Kesehatan Keluarga


1. Pengertian Kebijakan Kesehatan
Kebijakan Kesehatan adalah serangkaian keputusan, rencana , dan
tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan spesifik Kesehatan dalam
masyarakat. Ahli lain menyebutkan kebijakan Kesehatan sebagai kebijakan yang
bertujuan memberi dampak positif terhadap Kesehatan populasi (de Leeuw:1989)
2. Pengertian Kesehatan Keluarga
Pengertian Kesehatan keluarga menurut Crandall dkk , 2020 mempunyai
beberapa definisi yaitu :
a. Kesehatan keluarga adalah usaha terus menerus dan menjadi norma dalam
keluarga untuk menjaga Kesehatan setiap individu dalam keluarga tersebut
sehingga stiap anggota keluarga bertanggung jawab atas Kesehatan Bersama .
b. Kesehatan keluarga mencakup bebagai sumber daya , interaksi , dan kondisi
ekonomi, social, dan emosi anggotanya .
c. Kesehatan keluarga tidak hanya milik satu disiplin ilmu tetapi merupakan
multidisiplin.

B. Program Keluarga Berencana (KB)


1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan
jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah Mencanangkan
program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).
Selanjutnya Marjo (1998) mengatakan keluarga berencana adalah
menjarangkan/ Mengatur kehamilan dengan harapan perhitungan keseimbangan
ekonomi, baik untuk Pendidikan anak-anak dan lain-lain, dan hal ini dilakukan
dengan menggunakan alat Kontrasepsi.
Keluarga berencana adalah tindakan Yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk mendapatkan objek tertentu, yaitu: (1) menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, (2) mendapatkan kelahiran yang diinginkan,(3)
mengatur interval diantara kehamilan, (4) menentukan jumlah anak dalam
keluarga. (Hartanto : 2004).
2. Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga Kecil
sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara Pengaturan
kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan Sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013).
Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran
yang Bermakna, untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan kebijakaan yang
Dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda, dan menghentikan)
Maksud dari kebijakaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak Akibat
melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan Melahirkan
pada usia tua (Hartanto, 2002).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jenis Keluarga Berencana


Faktor-faktor yang mempengaruh keluarga berencana antata lain umur
Pasangan usia subur (15- 49 tahun), pendidikan (SD, SMP, SMA, Perguruan
Tinggi),Pekerjaan (pertanian dan non pertanian), budaya ( faktor keturunan,
banyak anak banyak Rejeki), anak sebagai faktor ekonomi, kualitas pelayanan
akseptor KB (pilihan metode Kontrasepsi, kualitas pemberian informasi,
kemampuan teknis petugas, hubungan interpersonal, mekanisme pelayanan
ketetapan konstelasi pelayanan akseptor KB, strategi Penerapan pelaksanaan
gerakan keluarga berencana). (BKKBN, 2016) .

4. Jenis-Jenis Keluarga Berencana (KB)


Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi ialah sebagai berikut :
a. PIL KB
Pil KB merupakan alat kontrasepsi berbentuk pil yang bersifat
temporer.Terdapat dua jenis pil KB, yaitu pil yang mengandung hormon
progesteron dan pil kombinasi progesteron-estrogen. tingkat tingkat
kegagalannya hanya 8% dengan penggunaan yang teratur. Terdapat beberapa
efek samping dari penggunaan pil KB, yaitu meningkatkan risiko darah tinggi
dan penyakit kardiovaskular, Peningkatan berat badan, sakit kepala dan
terkadang ada rasa tidak nyaman pada payudara, dan penurunan gairah seks.
b. Suntik KB
Suntik Kb ini juga harus dilakukan secara berkala, namun dalam jangka
waktu yang lebih panjang, yaitu satu atau tiga bulan sekali. Zat yang
disuntikkan dalam metode ini ialah hormon progestin yang mampu
menghentikan terjadinya ovulasi untuk mencegah kehamilan. Jenis
kontrasepsi ini juga tergolong kotemporer dengan tingkat kegagalan berkisar
3%.Terdapat beberapa efek samping dari penggunaan suntik KB, diantaranya
yaitu timbulnya rasa mual, peningkatan berat badan, penurunan gairah seks
dan timbilnya jerawat.
c. Kondom
Kondom merupakan alat kontrasepsi yang praktis sehingga banyak
digunakan oleh masyarakat. kondom bersifat temporer dan dapat mencegah
kehamilan Serta mencegah penularan penyakit kelamin, seperti infeksi
HIV/AIDS pada saat melakukan hubungan seksual. Kondom terbuat dari
bahan lateks dan bekerja dengan cara menghalangi sperma masuk ke vagina
dan mencapai sel telur. Namun tingkat keefektifannya kurang, pasalnya
kondom mudah terlepas sehingga kehamilan tetap dapat terjadi. Efek samping
yang dapat timbul berupa elergi.
d. Spermisida
Spermisida merupakan jenis kontrasepsi yang menggunakan alat
berbentuk jeli, krim dan sebagainya yang terbuat dari bahan kimia dan dapat
membunuh sperma. Pemakaiannya dapat dilakukan dengan cara
memasukkannya ke dalam vagina minimal 30 menit sebelum melakukan
hubungan seksual. Tingkat kegagalan dari cara ini mencapai 29% dengan
beberapa efek samping, salah satunya ialah risiko terjadi iritasi pada organ
intim bila terlalu sering digunakan.
e. Diafragma
Diafragma berupa alat kontrasepsi yang terbuat dari karet dan berbentuk
kubah. Alat ini berfungsi menghalangi sperma untuk masuk melalui mulut
rahim. Fungsinya beriringan dengan pemakaian spermisida. Terdapat
beberapa kekurangan dari alat ini, diantaranya ialah tidak memberikan
perlindungan terhadap penyakit menular seksual, tingkat kegagalan yang
tinggi yaitu mencapai 16%, terutama jika tidak dikenakan dengan tepat,
pemasangan harus dilakukan dokter dan harus dilepas ketika haid.
f. Implan/Norplant/Susuk
Jenis kontrasepsi ini dilakukan dengan menanam implan pada bagian
bawah kulit, biasanya pada bagian bawah lengan. Implan termasuk jenis KB
kotemporer dengan jangka waktu pencegahan kehamilan selama 3 tahun.
Penggunaan implan ini cukup efektif karena risiko kegagalannya hanya 1%.
Terdapat beberapa efek samping dari penggunaan jenis KB ini, yaitu rasa
nyeri di bagian lengan atas atau tempat implan ditanam, menstruasi tidak
teratur, Peningkatan berat badan serta kesulitan hamil kembali setelah implan
dilepas.
g. IUD (Intra Uterine Device)
Alat kontrasepsi spiral digunakan dengan cara penanaman alat IUD di
dalam rahim untuk menghalangi sel sperma masuk ke sel telur. Terdapat dua
jenis IUD, yaitu IUD yang mengandung hormon untuk mencegah kehamilan
selama 5 tahun dan IUD dari tembaga untuk mencegah kehamilan selama 10
tahun. IUD menjadi sangat diminati oleh masyarakat karena jangka waktunya
yang panjang, tidak memerlukan perawatan rumit serta tingkat kegagalan
yang rendah. Adapun efek samping dari penggunaan IUD ialah terjadinya
risiko keram perut atau rasa sakit pada bagian bawah perut, Pendarahan yang
cukup banyak saat menstruasi, serta dapat lepas atau bergeser ketika
menstruasi yang dapat menyebabkan infeksi.
h. Vasektomi
Vasektomi merupakan tindakan KB yang dilakukan untuk menghentikan
aliran sperma dengan cara menutup saluran vas deferens pada pria. Hal ini
memerlukan tindakan medis atau operasi dan bersifat permanen. Tindakan ini
bisanya dilakukan oleh pasangan yang tidak ingin memiliki keturunan lagi.
Terdapat beberapa efek samping dari tindakan ini, yaitu terdapat darah di
dalam air mani, memar pada testis beberapa bulan pasca operasi, pendarahan
atau pembekuan darah pada area testis, infeksi pasca operasi dan perasaan
tidak nyaman pasca operasi.
i. Tubektomi
Tubektomi merupakan tindakan KB permanent atau sterilisasi pada
perempuan, yang dilakukan dengan cara memotong atau menutup tuba falopi
sehingga sel telur tidak masuk ke dalam rahim, sekaligus menghalangi sperma
untuk masuk ke dalam tuba falopi. Terdapat beberapa efek samping dari
tindakan ini, yaitu nyeri pada panggul atau perut, infeksi pasca operasi,
pendarahan, beberapa orang juga dapat mengalami hamil ektopik (hamil
diluar rahim).
j. Sistem KB kalender
KB kalender tidak memerlukan alat ataupun tindakan operasi, melainkan
dengan menggunakan perhitungan masa usia subur wanita dan tidak
melakukan hubungan seksual pada masa tersebut. Meskipun urah dan tidak
memerlukan penggunaan alat, namun jenis KB ini dirasa kurang efektif untuk
dilakukan. Pasalnya sering terjadi hal yang tidak diinginkan sehingga tingkat
kegagalan mencapai 20%.
k. Menyusui
Ibu yang memberikan asi kepada anaknya tidak dapat hamil hingga dalam
kurun waktu 10 minggu. Hal ini dapat terjadi karena adanya peningkatan
hormon yang bertugas untuk merangsang produksi ASI pada tubuh ibu,
sehingga pelepasan sel telur akan dihambat.

5. Dampak Program Keluarga Berencana (KB)


Dalam melaksanakan program KB tentunya memiliki dampak baik itu
dampak positif maupun negatif. Glasier (2006: 29) menjelaskan bahwa di dalam
program KB itu mempunyai dampak positif, yaitu penurunan angka kepadatan
penduduk, penanggulangan kesehatan reproduksi, peningkatan kesejahteraan
keluarga. Selain itu, Glasier juga menjelaskan beberapa dampak negative didalam
program KB, yaitu efek samping dari program Keluarga Berencana terhadap
kesehatan, dan besarnya anggaran pengadaan alat-alat kontrasepsi.

C. Kebijakan Program Keluarga Berencana (KB)


Kebijakan pemerintah mengenai keluarga berencana tertuang dalam Undang-
undang No 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga pasal 1 ayat (8) menjelaskan: “Keluarga Berencana adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas. (Nung Ati Nurhayati & Agnes Widanti).
Keluarga berencana atau disingkat KB merupakan program yang ada hamper
setiap nrgara berkembang, termasuk indonesia. Program ini bertujuan untuk
mengontrol jumlah penduduk dengan mengurangi jumlah anak yang dilahirkan oleh
perempuan usia 15-49 tahunn, yang kemudian disebuut dengan angka kelahiran total
atau total fertilityrate (TFR). Keluarga yang mengikuti program KB diharapkan dapat
meningkatkan kesejahterahan dan kualitas kehidupan mereka. Perkembangan
program keluarga berencana di Indonesia mengalami suatu metamorphosis dimana
ada periode BKKBN yang kemudian berkembang menjadi Kementerian Negara
Kependudukan dan Badan Koodinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
dimulai pada tahun2967, dengan tujuan mengatur masalah kependudukan (demografi)
melalui falsafah Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). (Niniek
Lely Pratiwi & Heri Basuki).
Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga yang menggantikan
Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahterah dapat dijadikan sebagai grand design dalam
pengendalian laju pertumbuhan peduduk. Kehadiran UU ini disesuaikan dengan
perubahan system pemerintahan di dalam negeri dari pemerintah sentralistik
kedesentralisasi. Konsekuensinya, adalah arah pembangunan dapat bereorientasi pada
pembangunan berwawasan kependudukan yang menekankan pada kualitas SDM
dalam pembangunan daerah berbasis kompetensi. Tujuan program Kependudukan
dan Keluarga Berencana (KB) , selain meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak,
juga menekan laju pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk akan
menjadi masalah besar jika tidak ditangani secara serius, karena pertumbuhan
penduduk yang tinggi tanpa disertai pertumbuhan produksi akan menjadi beban yang
berat bagi pemerintahan daerah. Meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan KB
memangdiperlukan mengingat bahwa mutu pendidikan anggota masyarakat makin
bertambah. (Ibid.,Hal. 54.)
Mutu pelayanan juga bearti menyediakan pelatihan berkelanjutan pada semua
pihak yang terlibat dalam pelayanan KB, dan menuntut suatu kompetensi medis
teknis dan kompetensi untuk dapat menyelenggarakan komunikasi personal.
Kompetensi ini diperlukan untuk dapat menyelenggarakan interaksi interpersonal
yang baik, yaitu baik kemudian klien merasa puas karena mendapatkan informasi
yang relevan dan maksimal. (Saparinah Sadli )
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Program KB (keluarga berencana) adalah upaya pemerintah dalam
mengatasi permasalahan pengendalian laju pertumbuhan penduduk yang
meningkat tajam, disisi lain program pemerintah ini juga bertujuan untuk
menekan angka garis kemiskinan masyarakat. Program Keluarga Berencana
merupakan salah satu Program Sosial Dasar yang sangat penting artinya bagi
kemajuan suatu daerah. Program ini memberikan konstribusi yang besar bagi
Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di masa kini dan masa yang akan
datang.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari sempurna, kami mengharapkan para pembaca
memanfaatkan makalah ini bukan hanya sebagai referensi tetapi saran dan kritik
yang mendukung makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Notoadmodjo, S. 2008. Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Rineka Cipta.


Mubarak, dkk. 2007. Kesehatan Ibu dan Anak KIA. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kementrian Kesehatan RI. Rencana Operasional Promosi Kesehatan Ibu dan Anak.
(www.promkes.depkes.go.id accesed 19 November 2014)

Nung Ati Nurhayati & Agnes Widanti, Ketentuan tentang Keluarga Berencana
dan Asas Nondiskriminasi Dikaitkan dengan Hak Reproduksi Perempuan
Jurnal: Ilmu Keperawatan Vol. I No. 1 September 2013.

Niniek Lely Pratiwi dan Heri Basuki, Health Seeking Behavior dan Aksesibilitas
Pelayanan Keluarga Berencana di Indonesia Jurnal: Naskah Layak
Terbit 29 Januari 2014.

Ibid., Hal. 54

Saparinah Sadli, Mutu Pelayanan Keluarga Berencana di Indonesia. Jurnal


dikutip tanggal 14 Februari 2017.

You might also like