You are on page 1of 3

Khutbah I batas.

Dalam sebuah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah


disebutkan mengenai ampunan Allah, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
‫صحْ بِ ِه‬َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬، َ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى ُم َح َّم ٍد َسيِّ ِد َولَ ِد َع ْدنَان‬ ِ ‫ك ال َّدي‬
َّ ‫ َوال‬،‫َّان‬ ِ ِ‫الح ْم ُد هللِ ْال َمل‬
َ bersabda:
‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لَهُ ْال ُمنَـ َّزهُ َع ِن ْال ِج ْس ِميَّ ِة‬،‫ان‬
ِ ‫َوتَابِ ِع ْي ِه َعلَى َمرِّ ال َّز َم‬ ‫ فَيَ ْستَ ْغفِرُونَ هَّللا َ فَيَ ْغفِ ُر لَهُ ْم‬، َ‫ َولَ َجا َء بِقَوْ ٍم ي ُْذنِبُون‬،‫َب هَّللا ُ ِب ُك ْم‬
َ ‫َوالَّ ِذي نَ ْف ِسي ِبيَ ِد ِه لَوْ لَ ْم تُ ْذنِبُوا لَ َذه‬
‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ الَّ ِذيْ َكانَ ُخلُقُهُ ْالقُرْ آنَ َأ َّما‬،‫ان‬
ِ ‫ان َو ْال َم َك‬
ِ ‫َو ْال ِجهَ ِة َوال َّز َم‬ Artinya,“Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, jika kalian tidak
‫ فَ َم ْن‬:‫ ْالقَاِئ ِل فِي ِكتَابِ ِه ْالقُرْ آ ِن‬،‫ان‬
ِ َّ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هللاِ ال َمن‬ ِ ْ‫ فَإنِّي ُأو‬،‫ ِعبَا َد الرَّحْ مٰ ِن‬،ُ‫بَ ْعد‬ berbuat dosa, Allah akan hilangkan kalian dan Allah akan datangkan
kaum lain yang berdosa, lalu mereka pun minta ampun kepada Allah,
‫َاب ِم ْن بَ ْع ِد ظُ ْل ِم ِه َوَأصْ لَ َح فَِإ َّن هَّللا َ يَتُوبُ َعلَ ْي ِه ۗ ِإ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬
َ ‫ت‬ Allah pun ampuni dosa mereka.” (Hadits riwayat Imam Muslim)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. Jamaah sekalian, maksud hadits yang barusan disebutkan ialah
menegaskan bahwa ampunan Allah begitu luas dan besar, sehingga
Mengawali khutbah Jumat di siang hari yang penuh berkah ini, khatib perumpamaannya dibuat sedemikian rupa sebagaimana hadits tadi.
mengajak jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan, Namun jangan sekali-kali kita maknai hadits di atas menjadi sebuah tanda
takwa dalam arti yang sesungguhnya ialah melaksanakan segala perintah legalitas untuk kita melakukan suatu dosa. Itu tidaklah benar.
Allah ta’ala dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga dengan
ketakwaan yang kita jaga sepanjang usia kita, dapat meringankan beban Jamaah yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala...
kita di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala di hari kiamat kelak, sungguh
Seorang hamba yang berbuat dosa sebagaimana ayat dan hadits di atas
Allah Maha menutup aib hamba-hamba-Nya.
akan diampuni oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Lagi-lagi hal ini karena
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah subhanahu wa ta’ala merupakan keluasan rahmat Allah ta’ala atas hamba-hamba-Nya. Akan
tetapi, Allah tidak mentoleransi seorang hamba yang berbuat dosa
Sudah maklum bagi kita semua sebagai hamba Allah, bahwa Tuhan kita kemudian ia memamerkan dosa yang ia lakukan kepada orang lain atau
memiliki sifat maha baik, maha pengampun, maha penyayang dan juga khalayak umum.
Allah menutupi aib para hamba-Nya, baik di dunia maupun di akhirat
kelak. Sudah jelas bagi kita semua, bahwa dalam kitab suci Al-Quran Bagaimana tidak membuat Allah murka, ia telah berbuat dosa, kemudian
banyak sekali ayat-ayat yang menyebut sifat-sifat Allah tadi. Misalnya Allah tutupi aibnya itu di dunia, bahkan di akhirat kelak rahmat Allah pun
jamaah sekalian, sifat Allah maha pengampun dan maha penyayang masih dilimpahkan kepadanya, namun apa yang ia perbuat? Alih-alih
dapat kita temukan dalam surah al-Maidah ayat 39: menyesal ia malah bangga dengan perbuatan dosanya. Tidak hanya
bangga, ia memamerkan dosa yang ia lakukan dengan menceritakannya
‫َاب ِم ْن بَ ْع ِد ظُ ْل ِم ِه َوَأصْ لَ َح فَِإ َّن هَّللا َ يَتُوبُ َعلَ ْي ِه ۗ ِإ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬
َ ‫فَ َم ْن ت‬ kepada orang lain. Bahkan di era media sosial, perbuatan dosanya pun ia
Maka siapa pun yang bertobat sesudah melakukan kejahatan dan unggah di akunnya supaya orang-orang tahu. Herannya ia melakukan hal
memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima tobatnya. itu dengan bangganya, di saat Allah memberinya kesempatan untuk
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Quran bertobat.
surah al-Maidah ayat 39) Terkait hal ini terdapat suatu riwayat hadits yang disampaikan oleh Abu
Terkait kemurahan Allah dalam mengampuni dan menyayangi para Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
hamba-Nya bahkan lebih besar daripada siksaan yang ditimpakan apabila
berbuat dosa. Itulah kemurahan ampunan Allah. Luas dan tidak memiliki
‫ َوِإ َّن ِم ْن ْال ُم َجاهَ َر ِة َأ ْن يَ ْع َم َل ال َّر ُج ُل بِاللَّ ْي ِل َع َماًل ثُ َّم يُصْ بِ َح‬، َ‫ُكلُّ ُأ َّمتِي ُم َعافًى ِإاَّل ْال ُم َجا ِه ِرين‬
‫ َويُصْ بِ ُح‬،ُ‫ َوقَ ْد بَاتَ َي ْستُ ُرهُ َربُّه‬،‫ار َحةَ َك َذا َو َك َذا‬ ِ َ‫ت ْالب‬ ُ ‫ َيا فُاَل نُ َع ِم ْل‬: ‫ول‬
َ ُ‫َوقَ ْد َست ََرهُ هَّللا ُ َعلَ ْي ِه فَيَق‬ Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

ُ‫يَ ْك ِشفُ ِس ْت َر هَّللا ِ َع ْنه‬ Semoga kita semua menjadi seorang hamba yang istiqamah dalam
menapaki jalan ketakwaan kepada Allah. Tidak ada kuasa untuk kita
Artinya, “Seluruh umatku diampuni kecuali al-mujaahirun (orang yang menjaga ketakwaan selain karena adanya hidayah Allah kepada kita.
melakukan al-mujaaharah). Dan termasuk bentuk al-mujaaharah adalah Selain itu mari kita berdoa supaya dihindari dari sifat bangga terhadap
seseorang berbuat dosa pada malam hari, kemudian di pagi hari Allah kemaksiatan dan dosa yang kita lakukan, sehingga akan menimbulkan
telah menutupi dosanya namun dia berkata, “Wahai fulan semalam aku kemurkaan Allah atas kita semua.
telah melakukan dosa ini dan itu.” Allah telah menutupi dosanya di
‫ َأقُوْ ُل قَوْ لِي‬.‫آن ْال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي َوِإيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
ِ ْ‫ك هللا لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬
َ ‫ار‬
َ َ‫ب‬
malam hari, akan tetapi di pagi hari dia membuka kembali dosa yang
telah ditutup oleh Allah tersebut.” (Hadits riwayat Imam Bukhari dan ِ ‫هَ َذا فَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم ِإنَّهُ ه َُو ال َغفُوْ ُر الر‬
‫َّحيْم‬
Muslim)
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala Khutbah II
Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Nashaihul’Ibad pernah َّ ‫ َوَأ ْشهَ ُد‬،ُ‫أن آل إلَهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِريكَ لَه‬
‫أن َس ـيِّ َدنَا‬ ْ ‫ َأ ْشهَ ُد‬.ِ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ ثُ َّم ْال َح ْم ُد هَّلِل‬
menyinggung terkait hal ini. Beliau menyebut dalam maqalah kesepuluh:
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َألِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه‬
َ ‫ اَللَّهُ َّم‬.ُ‫ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ الَّ ِذيْ اَل نَبِ ّي بع َده‬
‫ بــل أخــذوا‬،‫ْض ال ُزهَّا ِد (وهم الذين احتقروا الدنيا ولم يبالوا بهــا‬ ِ ‫َو (المقالة العاشرة) ع َْن بَع‬
)‫ك (أي والحال أنه يفرح بتح ّمله‬ ُ ‫َب َذ ْنبًا (أي تح ّمله) َوه َُو يَضْ َح‬َ ‫منها قدر ضرورتهم) َم ْن َأ ْذن‬ ِ ْ‫ فَيَـا َأيُّهَـا النَّاسُ ُأو‬،ُ‫َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإلَى يَوْ ِم القِيَا َم ِة َأ َّما بَ ْعد‬
َ ‫صـ ْي ُك ْم َونَ ْف ِسـ ْي بِتَ ْق‬
‫ـوى هللاِ فَقَـ ْد‬
َ ‫َار َوهُ َو يَ ْب ِكى (ألن حقه أن يندم ويستغفر هللا تعالى لــذلك) َو َم ْن َأطَــا َع َوهُـ‬
‫ـو‬ َ ‫فَِإ َّن هللاَ يُ ْد ِخلُهُ الن‬ َ ‫ ٰيـ َأ يُّهــا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُــوْ ا‬،‫ُص ُّلوْ نَ َعلَى النَّبِ ِّي‬
‫صـلُّوْ ا‬ َ ‫ ِإ َّن هللاَ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬:‫ فَقَا َل هللاُ تَ َعالَى‬. َ‫فَا َز ْال ُمتَّقُوْ ن‬
ُ‫يَ ْب ِكى (حيا ًء من هللا تعالى وخوفا منه تعــالى على تقصــيره في تلــك الطاعــة) فَـِإ َّن هللاَ يُ ْد ِخلُـه‬
ْ‫ اللهُ َّم ا ْغفِــر‬.‫صـــ ِّل َعلَى َســـيِّ َدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َأ ِل َســيِّ َدنَا ُم َح َّم ٍد‬
َ ‫ اَللَّهُ َّم‬.‫َعلَيْــ ِه َو َســلِّ ُموْ ا ت َْســلِ ْي ًما‬
‫ك (أي يفرح غاية الفرح لحصول مطلوبه وهو عفو هللا تعالى‬ ُ ‫الجنَّةَ َوه َُو يَضْ َح‬.
َ
‫ اللهُ َّم ا ْدفَـ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء‬.‫ت‬
ِ ‫ اََأْلحْ يــا ِء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْمـ َوا‬،‫ت‬
ِ ‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما‬
ِ ‫لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا‬
Artinya: “Maqalah yang kesepuluh, diambil dari sebagian ahli zuhud,
yakni orang yang tidak begitu memedulikan kehidupan dunia dan hanya ‫طنَ ع َْن بَلَـ ِدنَا‬ َ ‫َو ْال َوبَا َء والقُرُوْ نَ َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء ْالفِتَ ِن َو ْال ِم َحنَ َمــا‬
َ َ‫ظهَـ َر ِم ْنهَــا َو َمــا ب‬
mengambil cukup pada apa yang sangat mereka butuh kan, mereka
‫ق َحقًّا َوارْ ُز ْقنَــا‬ َّ ‫َان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عا َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ اللَّهُ َّم َأ ِرنَا ْال َح‬
ِ ‫صةً َو َساِئ ِر ْالب ُْلد‬
َّ ‫ِإ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ‬
berkata: “Siapa pun yang berbuat dosa sementara dia tertawa atau
merasa senang dan bangga dengan dosa yang dia tanggung, maka kelak ‫آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَــا‬ِ ‫ َربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا‬.ُ‫اتِّبَا َعهُ َوَأ ِرنَا ْالبَا ِط َل بَا ِطاًل َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَه‬
Allah akan memasukkannya ke neraka dalam keadaan menangis. Karena ‫هّٰلِل‬
seharusnya dia menyesal dan beristigfar pada Allah subhanahu wa ta’ala ‫ان َوِإيْتــا ِء ِذي‬ ِ ‫ ِإ َّن هللاَ يَـْأ ُم ُر ِباْل َعـ ْد ِل َو ْاِإل حْ َسـ‬،ِ‫ َواَ ْل َح ْمـ ُد ِ َربِّ ْال ٰعلَ ِم ْينَ ٍعبَــا َد هللا‬.‫ار‬ ِ َّ‫اب الن‬
َ ‫َع َذ‬
karena dosanya itu. Dan siapa pun yang taat kepada Allah dan menangis ‫ َو ْاذ ُكــ رُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬، َ‫ــر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَــ َذ َّكرُوْ ن‬
ِ ‫ْالقُــرْ ب َى َويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ شــا ِء َو ْال ُم ْن َك‬
karena malu dan takut karena kelalaiannya dalam ketaatan, maka Allah
akan memasukkannya ke surga sedang ia tertawa sebab mendapatkan ْ‫ َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَر‬،‫ َوا ْش ُكرُوْ هُ عَل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‬،‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‬
tujuannya yaitu pengampunan Allah ta’ala.”
Ustadz Amien Nurhakim (Musyrif Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darus-
Sunnah dan Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta)

You might also like