Di dalama video ini perawat memulai dengan mengucapkan salam, memperkenalkan
diri dan menjelaskan apa itu RJP beserta tujuanya tetapi jika dalam kondisi sedang dalam melakukan tindakan fase ini tidak perlu dilakukan karena pasien ada kemungkinan akan meninggal dalam waktu 8-10 menit jika tidak segera dilakukan tindakan , dalam fase awal ini perawat tidak melakukan persiapan pasien atau memastikan pasien dalam posisi yang benar dan memastikan posisi yang aman ( jika korban kecelakaan tubuh korban diletakan di permukaan yang keras dan rata). Dalam proses tindakan perawat dengan baik memulai dengan memeriksa respons pasien untuk mengetahui tingkat kesadarannya. Perawat melakukanya dengan cara menepuk pundak, bahu dan menggoyang-goyangkan tubuh korban. Selain itu perawat memanggil korban untuk memastikan dirinya sadar atau tidak, seperti "mas/mba.”, dengan nada yang agak keras. Tindakan selanjutnya sambil memastikan respons pasien yang dilakukan perawat yaitu meminta bantuan sekitar (jika ada) untuk menghubungin layanan gawat darurat agar ambulan dari lokasi terdekat dengan kejadian bisa segera datang. Tahap tindakan yang selanjutnya yaitu tahap circulation/mengecek nadi, perawat melakukan pengecekan nadi korban yaitu dengan meletakan dua jari di pinggir leher sambil pengecekan nafas secara bersamaan, seharusnya perawat meletakan dua jari di tengah leher sambil ditekan dan digeser ke pinggir leher guna meraba keberadaan nadi sambil pengecekan nafas secara bersamaan. Tahap tindakan selanjutnya jika Korban yang tidak teraba denyut nadinya, tak sadarkan diri, dan tidak bernapas harus segera diberikan pertolongan pertama dengan melakukan resusitasi jantung paru (RJP). Perawat melakukanya dengan cara meletakan tumit tangan di atas 2 jari tulang stagnum/di atas sternum pasien, sementara tangan lainnya diletakkan di atas tangan pertama dengan jari-jari yang bertautan. tumpuan pada bahu simpul 30 derajat lalu tangan condong ke depan atau kebelakang serta pandangan perawat mengarah ke pasien. Sehabis itu melakukan kompresi dengan kedalaman 5 – 6 cm, kompresi ini dilakukan sebanyak 30 x dan 2 kali penggulangan bantuan nafas. Kekurangan dalam kompresi dada ini perawat harus melakukan kompresi dengan kecepatan 100-120 kali kompresi per menit, Sementara pada korban anak-anak, bisa dilakukan dengan cara meletakkan satu tangan di tengah dada korban, lalu lakukan 30 kompresi dada dengan kedalaman 5 cm dan kecepatan 100 kali per menit. lalu kompresi dilakukan terus menerus sampai petugas kesehatan profesional datang dan hanya di izinkan berhenti kompresi dibawah 10 deit untuk pemberian 2kali ventilasi, fase jeda kompresi dada sebelum dan sesudah dilakukan shock harus seminimal mungkin. Tahap tindakan selanjutnya adalah membuka jalan nafas/ventilasi, menggunakan metode head-tilt dan chin-lift. selain itu, perawat memastikan tidak ada sumbatan jalan napas dengan melihat apakah terdapat benda asing yang menyumbat jalan napas pasien. Hal ini penting karena sumbatan akan membuat ventilasi tidak efektif. Di video ini perawat menggunakan bag-valve-mask (BVM) di dalam Pemberian ventilasi karena Pemberian ventilasi dari mulut ke mulut tidak dianjurkan untuk dilakukan di layanan kesehatan. Tetapi jika di ada BVM bisa memberikan napas buatan sebagai tindakan pertolongan pertama. Dengan cara memberikan bantuan napas sebanyak dua kali dengan cara menutup atau memencet cuping hidung korban, kemudian tiupkan udara dari mulut Anda ke mulut korban dan Pastikan dada korban terangkat saat memberikan napas buatan. Dalam tahap ini kekurangan perawat adalah di dalam metode head-tilt dan chin-lift dilakukan dengan cara meletakkan telapak tangan pada dahi korban dan menengadahkan kepala korban. Gunakan tangan yang lain untuk menarik dagu korban sehingga jalan napas dapat terbuka tetapi perawat tidak melakukan itu. Dan juga Saat melakukan ventilasi menggunakan BVM, perawat harusnya memastikan tidak ada celah antara masker dengan wajah pasien. Bag diremas dengan satu tangan selama kira-kira 1 detik untuk memasukkan sekitar 500 ml udara ke paru-paru pasien. Pastikan pasien tidak mengalami hiperventilasi dengan memastikan ventilasi yang dilakukan tidak melebihi 8-10 napas per menit. Tahap tindakan yang terakhir adalah evaluasi, evaluasi kembali nadi dan nafas korban kembali. Pada pasien sesak nafas lakukan recovery position, yang dilakukan perawat jika pasien tidak ada nadi maka dilakukan BL support dan jika pasien tidak ada nadi dan nafas maka lakukan RJP kembali. RJP dihentikan jika pasien sudah sadar, bantuan sudah datang, dan perawat/penolong sudah kelelahan. Melakukan 30 kali kompresi dada dan dua kali bantuan napas disebut sebagai satu siklus Resusitasi Jantung Paru (RJP), sementara yang harus dilakukan dalam melakukan bantuan hidup dasar adalah lima siklus RJP. Overall di dalam video ini praktek yang dilakukan oleh perawat tersebut sudah bagus namun masih ada kekurangan seharusnya bisa dilakukan lebih optimal lagi.
Link video : https://www.youtube.com/watch?v=LOYGD64DEHE