Hilman Irshadi 09180000076 Kep 6B KGD Analisis Video Tindakan RJP

You might also like

You are on page 1of 3

Analisis Video Tindakan RJP(Resusitasi Jantung Paru)

Nama : Hilman Irshadi


Kelas : 6B
Npm : 09180000076
Keperawatan Gawat Darurat
Analisis video:

Di dalama video ini perawat memulai dengan mengucapkan salam, memperkenalkan


diri dan menjelaskan apa itu RJP beserta tujuanya tetapi jika dalam kondisi sedang dalam
melakukan tindakan fase ini tidak perlu dilakukan karena pasien ada kemungkinan akan
meninggal dalam waktu 8-10 menit jika tidak segera dilakukan tindakan , dalam fase awal ini
perawat tidak melakukan persiapan pasien atau memastikan pasien dalam posisi yang benar
dan memastikan posisi yang aman ( jika korban kecelakaan tubuh korban diletakan di
permukaan yang keras dan rata).
Dalam proses tindakan perawat dengan baik memulai dengan memeriksa respons
pasien untuk mengetahui tingkat kesadarannya. Perawat melakukanya dengan cara menepuk
pundak, bahu dan menggoyang-goyangkan tubuh korban. Selain itu perawat memanggil
korban untuk memastikan dirinya sadar atau tidak, seperti "mas/mba.”, dengan nada yang
agak keras.
Tindakan selanjutnya sambil memastikan respons pasien yang dilakukan perawat
yaitu meminta bantuan sekitar (jika ada) untuk menghubungin layanan gawat darurat agar
ambulan dari lokasi terdekat dengan kejadian bisa segera datang.
Tahap tindakan yang selanjutnya yaitu tahap circulation/mengecek nadi, perawat
melakukan pengecekan nadi korban yaitu dengan meletakan dua jari di pinggir leher sambil
pengecekan nafas secara bersamaan, seharusnya perawat meletakan dua jari di tengah leher
sambil ditekan dan digeser ke pinggir leher guna meraba keberadaan nadi sambil pengecekan
nafas secara bersamaan.
Tahap tindakan selanjutnya jika Korban yang tidak teraba denyut nadinya, tak
sadarkan diri, dan tidak bernapas harus segera diberikan pertolongan pertama dengan
melakukan resusitasi jantung paru (RJP). Perawat melakukanya dengan cara meletakan tumit
tangan di atas 2 jari tulang stagnum/di atas sternum pasien, sementara tangan lainnya
diletakkan di atas tangan pertama dengan jari-jari yang bertautan. tumpuan pada bahu simpul
30 derajat lalu tangan condong ke depan atau kebelakang serta pandangan perawat mengarah
ke pasien. Sehabis itu melakukan kompresi dengan kedalaman 5 – 6 cm, kompresi ini
dilakukan sebanyak 30 x dan 2 kali penggulangan bantuan nafas. Kekurangan dalam
kompresi dada ini perawat harus melakukan kompresi dengan kecepatan 100-120 kali
kompresi per menit, Sementara pada korban anak-anak, bisa dilakukan dengan cara
meletakkan satu tangan di tengah dada korban, lalu lakukan 30 kompresi dada dengan
kedalaman 5 cm dan kecepatan 100 kali per menit. lalu kompresi dilakukan terus menerus
sampai petugas kesehatan profesional datang dan hanya di izinkan berhenti kompresi
dibawah 10 deit untuk pemberian 2kali ventilasi, fase jeda kompresi dada sebelum dan
sesudah dilakukan shock harus seminimal mungkin.
Tahap tindakan selanjutnya adalah membuka jalan nafas/ventilasi, menggunakan
metode head-tilt dan chin-lift. selain itu, perawat memastikan tidak ada sumbatan jalan napas
dengan melihat apakah terdapat benda asing yang menyumbat jalan napas pasien. Hal ini
penting karena sumbatan akan membuat ventilasi tidak efektif. Di video ini perawat
menggunakan bag-valve-mask (BVM) di dalam Pemberian ventilasi karena Pemberian
ventilasi dari mulut ke mulut tidak dianjurkan untuk dilakukan di layanan kesehatan. Tetapi
jika di ada BVM bisa memberikan napas buatan sebagai tindakan pertolongan pertama.
Dengan cara memberikan bantuan napas sebanyak dua kali dengan cara menutup atau
memencet cuping hidung korban, kemudian tiupkan udara dari mulut Anda ke mulut korban
dan Pastikan dada korban terangkat saat memberikan napas buatan. Dalam tahap ini
kekurangan perawat adalah di dalam metode head-tilt dan chin-lift dilakukan dengan cara
meletakkan telapak tangan pada dahi korban dan menengadahkan kepala korban. Gunakan
tangan yang lain untuk menarik dagu korban sehingga jalan napas dapat terbuka tetapi
perawat tidak melakukan itu. Dan juga Saat melakukan ventilasi menggunakan BVM,
perawat harusnya memastikan tidak ada celah antara masker dengan wajah pasien. Bag
diremas dengan satu tangan selama kira-kira 1 detik untuk memasukkan sekitar 500 ml udara
ke paru-paru pasien. Pastikan pasien tidak mengalami hiperventilasi dengan memastikan
ventilasi yang dilakukan tidak melebihi 8-10 napas per menit.
Tahap tindakan yang terakhir adalah evaluasi, evaluasi kembali nadi dan nafas korban
kembali. Pada pasien sesak nafas lakukan recovery position, yang dilakukan perawat jika
pasien tidak ada nadi maka dilakukan BL support dan jika pasien tidak ada nadi dan nafas
maka lakukan RJP kembali. RJP dihentikan jika pasien sudah sadar, bantuan sudah datang,
dan perawat/penolong sudah kelelahan. Melakukan 30 kali kompresi dada dan dua kali
bantuan napas disebut sebagai satu siklus Resusitasi Jantung Paru (RJP), sementara yang
harus dilakukan dalam melakukan bantuan hidup dasar adalah lima siklus RJP.
Overall di dalam video ini praktek yang dilakukan oleh perawat tersebut sudah bagus
namun masih ada kekurangan seharusnya bisa dilakukan lebih optimal lagi.

Link video : https://www.youtube.com/watch?v=LOYGD64DEHE

You might also like