You are on page 1of 11

Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm.

71-81 ISSN: 2302-2582

KAMPANYE HEMAT LISTRIK TERHADAP EFISIENSI ENERGI


PADA IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA
1) Rini Fitriani Permatasari, 2) Rahma Wati, 3) Putri Hanifah, 4) Misriyanti
1)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda
email: rini.fitriani.permatasari@fisip.unmul.ac.id
2)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda
email: watirahma1998@gmail.com
3)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda
email: putrihanifah55@gmail.com
4)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda
email: misriyanti16@gmail.com

ABSTRACT. The presence of electricity in people's lives is one of the important things that supports the rapid
development of the progress of life today. Saving electricity is not just saving costs, but can further prevent the
electricity supply crisis and help save the earth from damage caused by global warming due to excessive use
of electricity. The purpose of this study was to find out the description of saving electricity campaigns on energy
efficiency in working housewives. This study uses a qualitative approach with phenomenology methods. The
research subject and informant numbered 10 people and had the characteristics of being a housewife, working,
and giving electricity savings to homes. The method of collecting data uses observation and interviews. Data
analysis techniques use interactive methods, namely data reduction, presenting data, making conclusions and
verification. The results of this study indicate that campaigns and advertisements that appeal to save electricity
do not get a bad response from housewives because they are not supported by people around and lack of un-
derstanding of saving energy. The factors that influence electricity usage inefficiently are the existence of in-
come factors, demographics, trust, traditional buildings. While internal factors include laziness and habits. As
well as the last is a lack of caring for the environment that affects inefficient use of electrical energy.

Keywords: electricity saving campaign, energy efficiency

INTISARI. Hadirnya energi listrik di dalam kehidupan masyarakat merupakan salah satu hal penting yang
mendukung pesatnya perkembangan kemajuan kehidupan sekarang. Hemat energi listrik bukan sekedar
menghemat biaya pengeluaran, tetapi lebih jauh lagi dapat mencegah krisis pasokan listrik dan membantu me-
nyelamatkan bumi dari kerusakan akibat pemanasan global lantaran pemakaian energi listrik yang berlebihan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kampanye hemat listrik terhadap efisiensi energi pada
ibu rumah tangga yang bekerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
fenomenologi. Subjk dan informan penelitian ini berberjumlah 10 orang dan memiliki karakteristik sebagai ibu
rumah tangga, bekerja, dan melakukan hemat lisitrik pada rumah tinggal. Metode pengumpulan data
menggunakan observasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunanakan metode interaktif yaitu reduksi
data, menyajikan data, membuat kesimpulan dan virifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kampanye
maupun iklan yang menghimbau untuk hemat energi listrik tidak mendapat respon yang kurang baik dari ibu
rumah tanggah dikarenakan tidak didukung oleh orang sekitar dan kurang pemahaman akan hemat energi. Ada-
pun factor-faktor yang mempengaruhi penggunaan listrik secara tidak efisien adalah adanya faktor pendapatan,
demografi, kepercayaan, bangunan tradisional. Sedangkan faktor internal meliputi malas dan kebiasaan. Serta
yang terakhir adalah factor kurangnya rasa peduli terhadap lingkungan sehingga mempengaruhi dalam
pemakaian energi listrik secara tidak efisien.

Kata kunci: kampanye hemat listrik, efisisen energi

71
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 ISSN: 2302-2582

1 PENDAHULUAN energi sektor rumah tangga ini mencapai 15% dari to-
tal konsumsi energi final pada tahun tersebut.
Hadirnya energi listrik di dalam kehidupan masyara-
Peningkatan konsumsi energi listrik dengan pola
kat merupakan salah satu hal penting yang men-
menaiki tangga energi sampai menuju anak tangga
dukung pesatnya perkembangan kemajuan kehidupan
terakhir lebih cenderung berpeluang terjadi di daerah
sekarang. Penggunaan energi listrik merupakan unsur
perkotaan dibandingkan dengan daerah perdesaan.
penting yang menunjang berbagai kegiatan dalam ke-
Hal ini terjadi di samping karena kenaikan pendapa-
hidupan masyarakat, baik itu untuk industri, rumah
tan juga karena akses dan ketersediaan yang lebih
tangga, pendidikan, transportasi, penerangan, dan
mudah di daerah perkotaan dibandingkan dengan
komunikasi (Hilda, 2015).
perdesaan, sehingga konsep tangga energi ini relatif
Listrik dapat memudahkan masyarakat beraktifitas
lebih dekat hubungannya dengan urbanisasi (Nazer,
akan tetapi apabila tidak digunakan dengan bijak akan
2016)
dapat menimbulkan suatu kerugian. Pemborosan
Sektor rumah tangga merupakan salah satu sektor
listrik yang dilakukan oleh pelanggan biasanya
pengguna energi listrik yang paling besar. Jumlah en-
disebabkan karena pelanggan tidak memahami betapa
ergi listrik terjual pada tahun 2013 sebesar 187.541
pentingnya berhemat listrik demi kelangsungan
GWh, meningkat 7,79% dibandingkan tahun sebe-
hidup, seperti membiarkan listrik yang tidak
lumnya. Kelompok pelanggan Rumah Tangga
digunakan tetap menyala.
mengkonsumsi energi sebesar 77.211 GWh
Setiap harinya kebutuhan akan listrik semakin ber-
(41,17%), sektor industri 64.381 GWh (34,33%),
tambah, sehingga semakin bertambah pula kebutuhan
Bisnis 34.498 GWh (18,40%), dan lainnya (sosial, ge-
akan energi listrik. Dengan bertambahnya kebutuhan
dung pemerintah dan penerangan jalan umum) 11.451
akan energi listrik, maka seharusnya ketersediaan
GWh (6,11%). Penjualan energi listrik untuk semua
pasokan listrik harus bisa mengimbangi pertambahan
jenis kelompok pelanggan yaitu Industri, Rumah
permintaan akan penggunaan energi listrik agar
Tangga, Bisnis dan Lainnya mengalami peningkatan
masyarakat dapat melaksanakan segala aktifitas
masing-masing sebesar 6,99%, 7,04%, 1,33% dan
dengan baik.
7,08%.
Penggunaan listrik yang tidak bijak tentu saja akan
Jumlah pelanggan PLN pada tahun 2013 untuk rumah
berdampak pada tingginya penggunaan listrik, hal ini
tangga adalah 50.116.127 pelanggan (92,81%) dari
juga mempengaruhi menipisnya persediaan energi
total pelanggan PLN. Jumlah pelanggan untuk jenis
listrik dikarenakan kebutuhan akan energi listrik lebih
R1 (450VA, 900VA dan 1300VA) ada sekitar
besar dari persediaan akan energi
49.105.025 pelanggan, dengan daya sambungan
listrik, untuk itu diharapkan setiap masyarakat me-
39.952,37 MVA, dan energi terjual 69.067.615,58
mahami upaya dalam menggunakan listrik dengan bi-
MWh dan pendapatan Rp. 44.201.442.487.120. Khu-
jak. Selain itu setiap rumah tangga juga harus tahu
besarnya penggunaan listrik di rumah tangga masing- sus untuk pelanggan R1 yang daya terpasangnya
450VA benjumlah 34.373.510 pelanggan (70%) dari
masing.
total pelanggan pada sector rumah tangga [Statistik
Pengeluaran energi terhadap total pengeluaran
PLN 2013].
meningkat dengan kenaikan yang makin menurun
Pada sektor rumah tangga yang paling banyak dalam
sepanjang waktu (Elkan, 1988). Tangga energi tidak
penggunaan listrik sehari-hari ialah ibu rumah tangga.
harus dimulai dari bawah, tetapi tergantung kepada
Ibu rumah tangga biasanya menggunakan energi
tingkat pendapatan rumah tangga itu sendiri. Dengan
listrik untuk menyelesaikan berbagai kegiatan rumah
kata lain, terjadi transisi konsumsi energi dari energi
sehari-hari seperti mencuci, menyetrika, memasak,
tradisional ke energi modern. Selanjutnya, tangga en-
menonton, dan lain sebagainya untuk mempermudah
ergi tidak secara kaku dinaiki secara vertikal, yaitu
kegiatan. Namun kebanyakan ibu rumah tangga be-
kenaikan pendapatan tidak menuju konsumsi ke satu
lum menyadari pentingnya menggunakan energi
sumber energi, melainkan pemakaian beberapa sum-
secara efisien.
ber energi secara bersamaan (Sovacool, 2011).
Banyak faktor yang memengaruhi konsumsi energi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral men-
rumah tangga, baik faktor ekonomi maupun non
catat pada 2015 saja, konsumsi energi final sektor ru-
ekonomi. Menurut Daryoko (2015) di zaman yang
mah tangga di Indonesia mencapai 111 juta barrel oil
serba modern seperti ini, hampir semua jenis alat
ekuivalen (BOE), merupakan konsumen energi
yang menunjang aktifitas manusia baik alat penun-
terbesar ketiga setelah sektor transportasi (260 juta
jang aktifitas rumah tangga sampai alat penunjang di
BOE) dan industri (229 juta BOE). Porsi konsumsi
dunia industri memanfaatkan energi listrik sebagai
sumber energi.
72
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 ISSN: 2302-2582

Beberapa penelitian memperlihatkan, bahwa jika Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk selalu
pendapatan rumah tangga mengalami peningkatan, menjadikan hemat energi sebagai budaya di masyara-
maka terjadi kenaikan konsumsi energi modern, sep- kat. Dengan hemat energi maka pengeluaran
erti yang dikemukakan oleh Hosier dan Dowd (1987), pemerintah dan masyarakat akan energi bisa diku-
Pacha-uri dan Spreng (2002), Gamtessa (2003), Len- rangi, dan ini membuat energi dapat digunakan dalam
zen et al. (2004), Barnes et al. (2004), Shittu et al. waktu yang panjang dan efisien (Biantoro, 2017). In-
(2004), Cohen et al. (2005), Atanassov (2010), tensitas energi merupakan salah satu ukuran yang ser-
Bhattacharjee dan Richard (2011), Foysal et al. ing digunakan untuk melihat tingkat efisiensi energi
(2012), dan Estiri et al. (2013). Terdapatnya hub- dalam suatu sektor. Semakin kecil nilai intensitas en-
ungan searah antara konsumsi energi modern dengan ergi maka akan semakin efisien energi yang
pendapatan rumah tangga menandakan bahwa energi digunakan oleh suatu sektor
modern masuk ke dalam kelompok barang normal. Berbagai upaya dari pemerintah maupun pihak terkait
Selain pendapatan, variabel ekonomi lainnya yang untuk memberikan himbauan dan pelajaran bagi
menentukan konsumsi energi adalah harga energi dan masyarakat untuk menghemat energi listrik dan men-
harga peralatan rumah tangga (Bhattacharjee dan jadikan penggunaan energi listrik lebih efisien. Dian-
Richard, 2011). taranya ialah dengan melakukan kampanye mengenai
Jika ditinjau dari faktor ekonomi maka ibu rumah pentingnya hemat energi. Tujuan dari kampanye ter-
tangga yang merasa mampu untuk membayar tagihan sebut yaitu melakukan perubahan perilaku yang di-
listrik maka cenderung tidak akan memperhatikan harapkan, seperti menerima perilaku baru, dan me-
seberapa banyak listrik yang telah digunakan. Begitu- nolak perilkau yang tidak di inginkan.
pun cara penggunaan listrik oleh ibu rumah tangga Menurut Mowen dan Minor (2002) bahwa isi pesan
yang kerap kali tidak mematikan peralatan-peralatan merupakan merupakan strategi yang digunakan untuk
elektronik yang mendukung pekerjaan rumah tangga. mengkomunikasikan gagasan ke pemirsa. Pesan per-
Kebanyakan ibu rumah tangga meninggalkan alat- suasif inilah yang nantinya akan disalurkan ke target
alat elektronik menyala begitu saja tanpa setelah adopter melalui iklan layanan masyarakat, sosialisasi
selesai digunakan. Berbagai kegiatan tersebut meru- atau kampanye yang sering dilakukan oleh pemasar
pakan wujud dari penggunaan listrik yang tidak sosial. Dengan Kampanye hemat listrik diharapkan
efisien. mampu memodifikasi kebiasaan untuk menjadi per-
Menghemat listrik adalah suatu kegiatan yang dapat ilaku yang lebih baik dan meninggalkan perilaku
membuat konsumsi energi listrik berkurang. Hemat lama yang buruk dalam penggunaan energi listik di
energi listrik bukan sekedar menghemat biaya penge- rumah tangga.
luaran, tetapi lebih jauh lagi dapat mencegah krisis Bagaimana kampanye hemat energi yang telah dise-
pasokan listrik dan membantu menyelamatkan bumi bar luaskan di masyarakat terutama pada sektor ru-
dari kerusakan akibat pemanasan global lantaran mah tangga, mampu mengedukasi dan memberikan
pemakaian energi listrik yang berlebihan. pemahaman terutama kepada ibu rumah tangga untuk
Sebagai upaya nyata penghematan energi salah menggunakan energi secara efisien. Hal tersebut
satunya adalah dengan peningkatan efisiensi penting untuk diteliti guna mengetahui bagaimana ibu
penggunaan energi listrik. Proses atau tindakan yang rumah tangga terutama yang berkerja menunjukkan
dibutuhkan saat ini bukan hanya mematikan alat yang sikap efisiensi energi yang telah mengetahui kampa-
tidak sedang terpakai. PLN membutuhkan sebuah nye hemat listrik.
program atau yang biasa disebut sebagai budaya
hemat listrik. Artinya masyarakat harus mulai jeli
pada peralatan listrik yang dipakai sehari-hari. Misal- 2 TINJAUAN PUSTAKA
nya dengan menggunakan peralatan hemat energi 2.1 Kampanye Hemat Listrik
(watt kecil). Menurut Handayani (2010), Penghematan terhadap
Efisiensi energi selain berpengaruh pada pengu- energi (efisiensi energi) bukan berarti mengurangi
rangan konsumsi energi, juga berpengaruh pada pen- segala aktifitas terkait penggunaan energi yang
gurangan pengeluaran operasional penghuni. Efisensi berdampak pada pengurangan kualitas hidup, seperti
energi sangat potensial dilakukan di negara berkem- kenyamanan dan produktifitas kerja. Melainkan
bang, dan sangat dipengaruhi oleh faktor pasar dan melakukan penghematan energi dengan mengopti-
kebijakan publik (Bodach, 2010). Penelitian ini dil- malkan penggunaan energi sesuai dengan tingkat
akukan di Brazil, yang dianggap mewakili karakteris- kebutuhan.
tik negara-negara berkembang.

73
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 ISSN: 2302-2582

2.2 Efisiensi Energi 3.2 Subjek Penelitian


Menurut Handayani (2010), efisiensi energy adalah Sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2007) subjek
penghematan pemakaian tenaga listrik. Penghematan penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti
terhadap energi (efisiensi energi) bukan berarti men- oleh peneliti. Sugiyono (2014) mengemukakan
gurangi segala aktifitas terkait penggunaan energi bahwa: penentuan sampel dalam penelitian kualitatif
yang berdampak pada pengurangan kualitas hidup, (naturalistik) sangat berbeda dengan penentuan
seperti kenyamanan dan produktifitas kerja. Melain- sampel dalam penelitian konvensional (kuantitatif).
kan melakukan penghematan energi dengan men- Penentuan sampel tidak didasarkan perhitungan
statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk
goptimalkan penggunaan energi sesuai dengan ting-
mendapatkan informasi yang maksimum, bukan
kat kebutuhan. untuk digeneralisasikan.
Poerwandari (2008) juga mengatakan bahwa dengan
fokus penelitian kualitatif pada kedalaman dan
3 METODE PENELITIAN proses, maka penelitian kualitatif cenderung
3.1 Jenis Penelitian dilakukan dengan jumlah kasus sedikit. Prosedur
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pemilihan subjek penelitian dalam penelitian
metode fenomenologi. Menurut Craswell (2013) kualitatif pada umumnya mengikuti beberapa kaidah,
penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk antara lain:
mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh a. Diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar,
sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap melainkan pada kasus-kasus tipikal sesuai
kekhususan masalah penelitian
berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses
b. Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi
penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya pent- dapat berubah baik dalam jumlah, maupun
ing, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan karakteristik sampelnya, sesuai dengan
prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spe- pemahaman konseptual yang berkembang dalam
sifik dari para partisipan, menganalisa data secara in- penelitian
duktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema- c. Tidak diarahkan pada keterwakilan melainkan
tema yang umum dan menafsirkan makna data. pada kecocokan konteks
Pendekatan kualitatif diharapkan mampu Berdasarkan penjelasan diatas, maka penentuan
menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, subjek penelitian dalam penelitian ini digunakan
tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan secara
suatu individu, kelompok, masyarakat dan atau or- jelas dan mendalam. Berikut merupakan karakteristik
ganisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu dan jumlah subjek yang digunakan dalam penelitian:
yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, kompre- 1. Karakteristik Subjek Subjek penelitian ini adalah:
hensif dan holistik. Ibu rumah tangga yang bekerja dan menggunakan
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah energi listrik di rumah
metode fenomenologi. Menurut Iskandar (2008) 2. Jumlah Subjek Penelitian
Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah ber-
penelitian fenomenologi berorientasi untuk me-
jumlah lima orang sebagai subjek dan informan
mahami, menggali dan menafsirkan arti dan peri- dari masing-masing subjek satu orang
stiwa-peristiwa, dan hubungan dengan orang-orang
yang biasa dalam situasi tertentu. Ini biasa disebut 3.3 Metode Pengumpulan Data
dengan penelitian kualitatif dengan menggunakan Teknik pengumpulan data merupakan cara yang
pengamatan terhadap fenomena-fenomena atau digunakan peneliti untuk mendapatkan data dalam
gejala-gejala sosial yang alamiah yang berdasarkan suatu penelitian. Pada penelitian kali ini peneliti
kenyataan lapangan (empiris). memilih jenis penelitian kualitatif maka data yang di-
Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk peroleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Se-
mengungkapkan kekhasan atau keunikan karakteris- lanjutnya dijelaskan oleh Sugiyono (2012) bahwa
tik yang terdapat di dalam fenomena yang diteliti. Fe- pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil ob-
nomena itu sendiri merupakan penyebab dil- servasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan aau
akukannya penelitian fenomenologi, oleh karena itu triangulasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
tujuan dan fokus utama dari penelitian fenomenologi teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wa-
adalah pada fenomena yang menjadi obyek wancara, dan dokumentasi.
penelitian. Untuk itu segala sesuatu yang berkaitan
dengan fenomena. 3.3.1 Observasi
Observasi merupakan salah satu bentuk dari metode
yang diartikan sebagai aktivitas atau kegiatan
74
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 ISSN: 2302-2582

mengamati perilaku individu atau objek penelitian 3.4.1 Pengumpulan Data


yang direncanakan dan secara sistematis memilih Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data
tempat, prosedur dan pengukuran sebelum turun ke dari berbagai sumber antara lain buku-buku yang rel-
lapangan (Arikutno, 2007). Dalam pengamatan ini evan, informasi dan keterangan berupa pendapat,
peneliti mencatat, merekam, baik dengan cara ter- tanggapan, serta pandangan yang diperoleh dari in-
struktur maupun semi struktur aktivitas-aktivitas da- forman. Sedangkan pengumpulan data melalui teknik
lam lokasi penelitian. Observasi atau pengamatan wawancara. Data dikumpulkan oleh peneliti merupa-
dilakukan dengan tujuan mendapatkan data dan suatu kan data-data yang dapat menunjang penelitian yang
masalah secara visual sehingga diperoleh pemahaman dilakukan oleh peneliti. Dalam hal ini adalah data ten-
terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh tang bagaimana persepsi remaja mengenai pendidi-
sebelumnya. Manfaat dari metode observasi yang kan seks.
dilakukan adalah untuk menilai kebenaran data dari 3.4.2 Reduksi Data
kemungkinan adanya penimpangan atau biasa yang Reduksi data adalah proses pemilihan, pemfokusan
terjadi. dan penyederhanaan data yang diperoleh dari hasil
3.3.2 Wawancara pengumpulan data yang relevan dengan masalah yang
Wawancara dapat dipandang sebagai metode diteliti. Setelah data terkumpul dari hasil pengamatan,
Wawancara adalah perbincangan yang menjadi wawancara, catatan lapangan, serta bahan-bahan data
sarana untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu lain yang ditemukan di lapangan dikumpulkan dan
dengan tujuan adanya penjelasan atau pemahaman. diklasifikasikan dengan membuat catatan-catatan
Hasil wawancara merupakan suatu laporan subjektif ringkasan, mengkode untuk menyesuaikan menurut
tentang sikap seseorang terhadap lingkungan dan hasil penelitian. Data yang telah disederhanakan dan
terhadap dirinya sendiri (Arikunto, 2007). Wa- dipilih kemudian disusun secara sistematis ke dalam
wancara dapat dilakukan face to face interview suatu unit dengan sifatnya masing-masing data
dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan dengan menonjolkan hal-hal yang bersifat pokok dan
bertemu secara langsung, atau terlibat dalam focus penting. Unit-unit data yang telah terkumpul dipilah-
group interview yang terdiri dari tiga sampai empat pilah kembali dan dikelompokkan sesuai dengan kat-
partisipan per kelompok. egori yang ada sehingga dapat memberikan gambaran
Wawancara dilakukan terhadap subjek penelitian, yang jelas dari hasil penelitian.
dan informan. Metode wawancara yang dilakukan 3.4.3 Penyajian Data
adalah bentuk wawancara langsung dengan cara Penyajian data adalah penyajian data ke dalam
peneliti bertatap muka langsung dengan subjek dan sejumlah matriks yang sesuai. Matriks-matriks pen-
informan, dengan kategori wawancara tidak yajian data tersebut digunakan untuk memudahkan
terstruktur. Wawancara tidak terstuktur merupakan pengkonstruksian dalam rangka menentukan, me-
wawancara dimana pertanyaan-pertanyaan yang di nyimpulkan dan menginterpretasikan data. Selain itu
ajukan oleh interviewer merupakan pertanyaan yang juga berfungsi sebagai daftar yang bisa secara ringkas
sifatnya aksidental sesuai dengan suasana ketika dan cepat menunjukkan cakupan data yang telah dik-
wawancara berlangsung, akan tetapi berpegangan umpulkan, bisa dianggap masih kurang atau belum
pada pedoman dan arah wawancara yang telah di buat lengkap, dapat segera dicari kembali datanya pada
(Moleong, 2012). sumber yang relevan. Data yang sudah dikelompok-
3.3.3 Dokumentasi kan dan sudah disesuaikan dengan kode-kodenya,
Arikunto (2007) menyatakan dibanding dengan kemudian disajikan dalam bentuk tulisan deskriptif
metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit agar mudah dipahami secara keseluruhan dan juga
dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya dapat menarik kesimpulan untuk melakukan
masih tetap, belum berubah. Dengan metode doku- penganalisisan dan penelitian selanjutnya.
mentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda 3.4.4 Kesimpulan atau Verifikasi
mati. Dalam penelitian ini dilakukan dokumentasi Hasil penelitian yang telah terkumpul dan terangkum
berupa materi audio menggunakan voice recorder. harus diulang kembali dengan mencocokkan pada re-
duksi data dan penyajian data, agar kesimpulan yang
3.4 Teknik Analisis Data telah dikaji dapat disepakati untuk ditulis sebagai
Metode analisis data kualitatif memiliki beberapa laporan yang memiliki tingkat kepercayaan yang
prosedur yang baku. Langkah-langkah yang diambil benar.
dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Hu-
berman (2009) adalah sebagai berikut:
75
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 ISSN: 2302-2582

3.5 Teknik Keabsahan Data menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Ke-


Keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif absahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan
sangat penting. Melalui keabsahan data kredibilitas interpretasi yang tepat.
(kepercayaan) penelitian kualitatif dapat tercapai. Yin Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan
(2014) mengajukan empat kriteria keabsahan data selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi
yang diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan hasil dari penelitian tersebut. Walaupun telah dil-
kualitatif. Empat hal tersebut adalah sebagai berikut: akukan uji keabsahan internal, tetap ada kemung-
kinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda.
3.5.1 Keabsahan Konstruk
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu 3.5.3 Keabsahan Eksternal
kepastian bahwa yang berukur benar- benar merupa- Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh
kan variabel yang ingin diukur. Keabsahan ini juga hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kasus
dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memiliki
tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses trian- sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan
gulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus ter-
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding ter- sebut memiliki konteks yang sama.
hadap data itu. 3.5.4 Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2017), terdapat tiga jenis triangu- Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada
lasi, yakni: seberapa jauh penelitian berikutnya akan mencapai
a. Triangulasi Sumber hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang
Triangulasi sumber untuk mengkaji kredibilitas sama, sekali lagi. Dalam penelitian ini, keajegan
data dilakukan dengan cara mengecek data yang mengacu pada kemungkinan peneliti selanjutnya me-
telah diperoleh melalui beberapa sumber. meperoleh hasil yang sama apabila penelitian dil-
b. Triangulasi Teknik akukan sekali lagi dengan subjek yang sama. Hal ini
Triangulasi teknik untuk mengkaji kredibilitas menunjukkan bahwa konsep keajegan penelitian
data dilakukan dengan cara mengecek data sumber kualitatif selain menekankan pada desain penelitian,
yang sama dengan teknik yang berbeda. Misal data juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan
diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan data.
observasi dan dokumentasi.
c. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wa-
wancara di siang hari pada saat narasumber tidak 4.1 Hasil Wawancara
sibuk dengan orang yang ingin berobat, belum Ketika melakukan wawancara dengan subyek
banyak masalah akan memberikan data yang lebih penelitian, peneliti melakukan wawancara dan
valid sehingga kredibel. Pengujian keabsahan data berinteraksi sesering mungkin dengan subyek untuk
mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai
dapat dilakukan dengan cara melakukan pen-
apa yang hendak diungkap dalam penelitian ini. Sebe-
gecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lum dilakukan wawancara peneliti melakukan pen-
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila dekatan dengan subyek penelitian serta mencari
hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka secara acak subyek penelitian sesuai dengan karakter-
dilakukan secara berulang hingga sampai istik subyek yang diperlukan. Dalam proses
ditemukan kapasitas datanya. wawancara, subyek menjawab semua pertanyaan
3.5.2 Keabsahan Internal yang diajukan peneliti dengan lancar tanpa adanya
Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu hambatan komunikasi.
pada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian

76
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 ISSN: 2302-2582

4.1.1 Sikap Terhadap Kampanye Hemat Listrik


Tabel 1. Hasil wawancara aspek dari variabel kampanye hemat listrik
Kampanye Khusus
Hemat Umum
Listrik N S I A
Awareness Menyadari pentingnya Berpikir bahwa Menyadari namun
menghemat pemakaian orang lain lebih bo- malas untuk
listrik namun tidak men- ros terhadap melakukannya dan
gaplikasikannya dalam ke- pemakaian listrik terkadang lupa.
hidupan sehari -hari.
Attitude Mengetahui cara untuk Kurangnya Mengetahui cara ter-
menghemat listrik pemahaman sebut namun mem-
terhadap ilih untuk acuh ter-
penghematan hadap lingkungan.
listrik.
Action Melaksanakan tindakan un- Tidak perduli Sengaja tidak
tuk menghemat listrik. dengan penggunaan melakukan penghe-
listrik anggota matan listrik karena
keluarga lain adanya keyakinan.

4.1.2 Efisiensi energi


Tabel 2. Hasil wawancara aspek dari variabel efisiensi energi baik
Efisiensi Khusus
Umum
Energi N S I A
Proses de- Desain rumah me- Tidak memiliki ven- Memiliki bangunan Bangunan beton Letak bangunan
sain terin- nyebabkan penggunaan tilasi dan jendela rumah yang terbuat membuat suhu ru- yang kurang strate-
tegrasi energi digunakan yang memadahi se- dari kayu namun angan menjadi gis karena tertutup
secara berlebihan hingga pencahayaan pada beberapa ru- lebih panas oleh bangunan lain
kurang baik angan tidak mem-
iliki jendela
Pilihan ma- Pemilihan material, alat Penempatan ba- Menggunakan Mengutamakan ba-
terial dan dan barang yang tidak rang-barang yang lampu dengan watt rang elektronik
teknologi efisien kurang baik kecil bukan berdasarkan
faktor kehema-
tannya
Iklim Cuaca mempengaruhi Menggunakan lampu Tetap menyalakan
pemakaian energi saat siang hari dan pendingin ruangan
listrik pendingin ruangan meskipun cuaca se-
meskipun hujan dang dingin
Operasi Operasional perawatan Membiarkan tv mau- Tidak dapat me- Menggunakan jen-
barang-barang jarang pun barang-barang manfaatkan dela untuk
dilakukan elektronik lainnya penggunaan jendela mendapatkanudara
tetap menyala mes- segar dan pencaha-
kipun tidak yaan
digunakan
Kesadaran Memiliki kesadaran Menyadari bahwa Menunjukkan Sadar bahwa telah
dan kepedu- dan kepedulian ter- beban biaya listrik kepedulian hanya melakukan pem-
lian hadap efisiensi energi terlalu banyak ketika meng- borosan dalam
namun tidak di- ingatnya. Namun penggunaan listrik
wujudkan dalam suatu labih banyak me- namun tidak
perbuatan konkret rasa malas melakukan apapun

77
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 ISSN: 2302-2582

4.2 Pembahasan hemat dan efisien. Hal tersebut juga dipengaruhi


Perilaku masyarakat dalam melakukan hemat energi oleh pendapatan subyek yang mampu membayar
listrik ditentukan oleh karakteristik dari masyarakat biaya tagihan listrik meskipun mahal.
itu sendiri. Perilaku tersebut juga dipengaruhi oleh Factor yang kedua adalah kurangnya kesadaran
faktor internal dan eksternal yang ada pada masyara- dan kepedulian terhadap peralatan elektronik yang
kat. Kesadaran seseorang dalam proses berpikir akan dimiliki dan kesadaran untuk menjaga lingkungan,
membentuk pola berpikir yang positif, serta dapat hal tersebut seperti yang dikatakan oleh subyek
bertanggung jawab akan keadaan lingkungannya bahwa saat dirumah dinas AC selalu menyala
yang dapat dilakukan dengan tindakan merawat, bahkan sampai menetes-netes (bocor) dan subyek
melindungi, menjaga, dan melestarikan alam. membiarkan hal tersebut terjadi selama subyek
Kesadaran dan tanggung jawab masyarakat yang be- tinggal di rumah dinas. Subyek juga mengatakan
ragam dikarenakan karakteristik seseorang dan akses bahwa ia mematikan peralatan listrik ketika ia
informasi yang didapat berbeda-beda. Perilaku juga mengingat untukberhemat, jika tidak maka
di tentukan oleh norma personal seseorang dalam ke- peralatan tersebut dibiarkan menyala. Perilaku ter-
hidupannya yang terbentuk karena kepribadian dan sebut merupakan perilaku ketidakpedulian subyek
lingkungan sosial yang ada di sekitarnya. Terciptanya terhadap lingkungan maupun peralatan elektronik.
kesadaran, tanggungjawab, dan norma personal da- Subyek juga mengatakan bahwa desain rumahnya
lam masyarakat dapat membentuk keinginan dari mempengaruhi karena pada rumah subyek bagian
masyarakat untuk melakukan suatu tindakan yang dapur tidak memiliki jendela hal tersebutlah yang
positif yaitu untuk menghemat energi listrik. menyebabkan subyek juga untuk terus menya-
Penelitian ini mengangkat tema tentang kampanye lakan lampu baik malam maupun siang hari. Tidak
hemat listrik terhadap efisiensi energi pada ibu rumah hanya desain rumah iklim juga mempengaruhi
tangga yang bekerja pengertian mengenai kampanye subyek terutama pada siang hari dan cuaca panas
hemat listrik adalah sebuah tindakan komunikasi sehingga mempengaruhi untuk menyalakan semua
kepada khalayak ramai yang bertujuan untuk peralatan seperti AC dan kipas angin.
mempengaruhi, mengajak, serta mendapatkan 2. Subyek S
dukungan dalam upaya hemat energy listrik, Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
sedangkan seruan atau ajakan dapat dilakukan dengan dengan subyek S, factor-faktor yang
menggunakan berbagai media seperti media sosial, mempengaruhi penggunaan listrik yang tidak
televise, Koran atau poster. Usaha kampanye itu efisien pada subyek S yang pertama factor penda-
sendiri bisa dilakukan oleh perorangan atau patan, dimana subyek S merupakan seorang
sekelompok yang terorganisir. Sedangkan pengertian wirausaha sehingga ia merasa tidak keberatan da-
efisiensi energy adalah Penghematan Pemakaian lam membayar tagihan listrik meskipun menurut ia
Tenaga Listrik. Penghematan terhadap energi bukan biaya tagihan listriknya mahal.
berarti mengurangi segala aktifitas terkait Selain factor pendapatan factor lain yang
penggunaan energi yang berdampak pada mempengaruhi perilaku tidak efisien pada subyek
pengurangan kualitas hidup, seperti kenyamanan dan S adalah factor dalam diri dimana subyek sering
produktifitas kerja. Melainkan melakukan lupa untuk mematikan peralatan listriknya, hal ter-
penghematan energi dengan mengoptimalkan sebut terjadi secara berulang-ulang sehingga men-
penggunaan energi sesuai dengan tingkat kebutuhan. jadi sebuah kebiasaan subyek dalam kehidupan
Berikut ini pembahasan tentang factor-faktor yang sehari-hari. Pada saat subyek mengingat untuk me-
mempengaruhi subyek dalam menggunakan energy matikan listrik terkadang subyek merasa malas un-
listrik secara tidak efisien. tuk mematikan, hal tersebut biasanya terjadi pada
1. Subyek N subyek ketika ia sedang berada diluar rumah,
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan subyek juga mengatakan ia sering ketiduran di de-
dengan subyek N, factor-faktor yang pan TV dalam keadaan TV menyala dan tidak ada
mempengaruhi penggunaan listrik yang tidak yang mematikan sampai akhirnya subyek merasa
efisien pada subyek N yang pertama factor penda- biasa saja dengan hal tersebut.
patan, subyek mengatakan bahwa pada saat itu Peralatan elektronik lainnya yang di biarkan
subyek tinggal di rumah dinas sehingga ia tidak menyala adalah lampu kamar dan kipas ia menga-
merasa membayar listrik dan menggunakannya takan bahwa mematikannya pada saat ia ingin me-
semau subyek, sedangkan dirumah yang saat ini matikannya jika tidak alat tersebut dibiarkan
subyek mengeluhkan biaya pembayaran listriknya, menyala. Selain itu desain rumah subyek juga
namun ia tidak merubah perilakunya untuk lebih mempengaruhi dimana subyek memiliki rumah
78
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 ISSN: 2302-2582

dan memiliki jendela namun jendela tersebut tidak rumah yang ditinggali saat ini memiliki pelapon
bisa dibuka. Subyek juga mengatakan bahwa iklim yang kurang tinggi. sehingga memang harus
mempengaruhi pada saat mendung ia akan lebih menyalakan lampu meski disiang hari
sering menyalakan lampu dan pada saat musim Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dil-
panas ia akan lebih sering untuk menyalakan akukan pada keempat subyek dan keempat informan,
kipas. peneliti menemukan bahwa mereka sudah melihat
3. Subyek I kampanye maupun iklan yang menghimbau untuk
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan hemat energi listrik namun tidak merespon atau mem-
dengan subyek I, factor-faktor yang perdulikan adanya himbauan tersebut sehingga
mempengaruhi penggunaan listrik yang tidak mereka tetap menggunakan listrik secara tidak
efisien pada subyek I yang pertama factor demo- efisien, setelah diakukan wawancara mendalam,
grafi, factor demografi merupakan factor yang faktor yang menyebabkan mengapa ibu rumah tangga
meliputi jumlah anggota rumah tangga, usia yang bekerja tidak menggunakan listrik secara efisien
kepala rumah tangga, jenis kelamin kepala rumah di sebabkan oleh beberapa factor berikut, dari keem-
tangga, dan status perkawinan. Subyek menga- pat subyek yang memenuhi factor-faktor tersebut
takan bahwa saat anggota keluarganya berkumpul adalah :
maka penggunaan energy juga meningkat, selain 1. Faktor pendapatan
banyaknya anggota keluarga usia juga Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
mempengaruhi pemakaian sehingga pada saat dengan keempat subyek, subyek yang memenuhi
berkumpul keluarga ia tidak dapat menghemat en- factor pendapatan adalah subyek N, subyek S, dan
ergy listrik. subyek A. Mereka mengatakan bahwa tidak me-
Factor kedua adalah kurangnya kesadaran diri rasa terbebani dengan biaya pembayaran listrik
pada subyek, pada saat dilakukan wawancara selama ini, sehingga membuat mereka menjadi ke-
subyek mengatakan bahwa ia sudah berhemat, na- biasaan dalam menggunakan energi secara boros
mun pengeluaran biaya pembayaran listrik tetap atau tidak efisien. Hal tersebut juga didukung oleh
sama dan tidak ada perubahan, hal ini dikarenakan pernyataan informan bahwa yang membayar untuk
perasaan subyek yang mengatakan bahwa ia telah tagihan listrik adalah sang suami, mereka juga
berhemat namun perilakunya tetap sama dalam lebih sering mengunakan listrik semau mereka,
menggunakan listrik. demi mendapatkan kenyaman.
4. Subyek A 2. Faktor demografi
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
dengan subyek A, factor-faktor yang dengan keempat subyek, subyek yang memenuhi
mempengaruhi penggunaan listrik yang tidak factor demografi adalah subyek I dan A. mereka
efisien pada subyek A yang pertama factor penda- menyatakan bahwa yang mempengaruhi mereka
patan, dimana subyek merasa tidak membayar dalam menggunakan energy listrik adalah factor
tagihan listrik karena yang menanggung biaya ter- demografi yang didalamnya mencakup jumlah
sebut adalah suaminya selain itu subyek menga- anggota keluar, dan usia dari setiap anggota, ka-
takan bahwa ia memiliki peralatan elektronik ya rena semakin dewasa semakin meningkat
memang untuk digunakan, hal ini juga karena ku- pemakaian energy listriknya, begitupun dengan
rangnya rasa kepedulian terhadap alat elektronik jumlah anggota keluarga, semakin banyak anggota
yang dimiliki. keluarga maka semakin banyak juga
Factor yang kedua adalah factor demografi dimana pemakaiannya.
menurut subyek penggunaan energi listrik akan se- 3. Faktor kepercayaan
makin meningkat jika semakin banyak anggota Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Factor dengan keempat subyek, subyek yang memenuhi
ketiga yaitu factor kepercayaan, dimana subyek factor kepercayaan adalah subyek A, ia menga-
percaya dengan orang pintar yang mengatakan takan bahwa pemakaian listrik yang tidak efisien
bahwa mahluk-mahluk halus akan berdatangan ke- pada dirinya karena adanya faktor kepercayaan.
rumahnya jika rumah tersebut gelap. Karena Subyek mengatakan bahwa jika rumah gelap bisa
adanya hal tersebut membuat subyek selalu saja mengundang mahluk halus, sehingga untuk
menyalakan lampu baik malam maupun siang hari. menghindari hal tersebut ia lebih sering menya-
Factor keempat yang pempengaruhi adalah factor lakan lampu dari pada mematikan lampu.
bangunan lama dimana rumah subyek merupakan Hal tersebut juga didukung dengan pernyataan
rumah panggung. Penuturan dari subyek tentang sang suami bahwa lampu yang ada dirumahnya
79
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 ISSN: 2302-2582

memang tidak pernah di matikan karena adanya 5 PENUTUP


hal-hal yang primitive, sehingga keluar subyek 5.1 Kesimpulan
percaya dan tetap menyalakan lampu di siang hari. Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian melalui
4. Faktor internal analisis kualitatif yang telah dilakukan pada ibu ru-
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan mah tangga yang bekerja dengan judul kampanye
dengan keempat subyek, subyek yang memenuhi hemat listrik terhadap efisiensi energi di rumah
factor internal atau factor dalam diri adalah subyek tangga, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut:
N, subyek S dan subyek I, mereka mengatakan 1. Dari hasil analisis tersebut kebanyakan ibu rumah
bahwa penggunaan energy yang kurang efisien tangga sudah melihat kampanye maupun iklan
disebabkan juga oleh factor internal, seperti factor yang menghimbau untuk hemat energi listrik na-
malas dan kebiasaan menurut penuturan dari mun tidak merespon atau tidak memperdulikan
subyek S ia sering tidak efisien karena lupa se- adanya himbauan tersebut sehingga mereka tetap
hingga ia malas untuk kemabali dan mematikan menggunakan listrik secara tidak efisien. Hal ter-
lampu tersebut. Adanya perilaku tersebut mem- sebut dikarenakan kurang efektifnya kampanye
bentuk perilaku dari subyek S menjadi kebiasaan atau tayangan iklan sehingga tidak dapat
tidak mematikan peralatan listriknya. mempengaruhi ibu rumah tangga dalam
Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan menggunakan energy listrik.
dengan subyek I menyatakan bahwa ia merasa su- 2. Peneliti telah melakukan wawancara yang men-
dah berhemat dari pada penggunaan ibu rumah dalam terhadap subyek, dan setelah di analisis
tangga yang lain, hal tersebut juga membuat maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
subyek biasa saja terhadap energy yang mempengaruhi penggunaan listrik secara tidak
digunakan. efisien adalah adanya faktor pendapatan, faktor
5. Kurangnya kesadaran dan kepedulian demografi, faktor kepercayaan, faktor bangunan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan tradisional, faktor internal yang meliputi faktor
dengan keempat subyek subyek yang memenuhi
malas dan kebiasaan. Serta yang terakhir adalah
factor Kurangnya rasa kesadaran dan kepedulian factor kurangnya rasa peduli terhadap lingkungan,
terhadap lingkungan adalah subyek N, subyek S sehingga mempengaruhi dalam pemakaian energi
dan subyek I, hal tersebut seperti yang dikatakan listrik secara tidak efisien.
oleh subyek N bahwa ia tidak merasa membayar
listrik pada saat dirumah dinas sehingga sering 5.2 Saran
menggunakan listrik secara berlebihan seperti Berdasarkan dalam penelitian ini, maka saran yang
pemakaian AC yang tidak pernah mati dalam 24 dapat diberikan adalah:
jam setiap harinya walau pun ia tidak berada diru- 1. Bagi ibu rumah tangga
mah atau pun sedang bekerja. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Ibu
Sedangkan subyek S ia tidak merasa membayar rumah tangga banyak yang menggunakan energi
tagihan listrik karena untuk pembayaran listrik listrik secara tidak efisien oleh karena itu disaran
suaminya yang menanggung, begitupun dengan kan untuk mulai menggunakan energi dengan
subyek I dimana ia merasa telah berhemat, namun hemat dan menanamkan perilaku efisiensi energi
perilaku yang ditunjukan selama ini tetap sama, sebagai upaya peduli terhadap lingkungan sekitar.
dan pembayaran tagihan listrik pun sama. 2. Bagi peneliti
Dari penjelasan diatas tentang faktor-faktor yang Bagi penelitian selanjutnya peneliti dapat
mempengaruhi penggunaan energy listrik pada ibu mengembangkan penelitian ini dengan menam-
rumah tangga yang bekerja, maka dapat disimpulkan bahkan jumlah variable yang lebih banyak dan
bahwa adanya faktor pendapatan, faktor demografi, menambahkan faktor lain yang dapat
faktor kepercayaan, faktor bangunan tradisional, mempengaruhi penggunaan energi baik pada ibu
faktor internal yang meliputi faktor malas dan kebia- rumah tangga maupun anggota keluarga lainnya.
saan. Serta yang terakhir adalah faktor kurangnya Serta memperluas penelitian baik disektor rumah
rasa peduli terhadap lingkungan, sehingga tangga, pemerintahan maupun disektor industri.
mempengaruhi dalam pemakaian energy listrik secara
tidak efisien.

80
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 71-81 ISSN: 2302-2582

6 DAFTAR PUSTAKA Milles, Matthew B. & A Michael Huberman. 2009.


Arikunto, S., 2007, Prosedur Penelitian Suatu Pen- Analisis Data Kualitatif. UI-Perss: Jakarta
dekatan Praktek Edisi Revisi VI hal 134, Rineka Misnawati, Indah Tri. 2013. Strategi Komunikasi
Apta, Jakarta Pada Kampanye Perlindungan Orangutan oleh
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian: Suatu Pen- LSM Centre for Orangutan Protection (COP) di
dekatan Praktik. (Edisi Revisi). Rineka Cipta: Ja- Samarinda, Kalimantan Timur. Journal lmu
karta Komunikasi. 1(4):135-149.
Ardiansyah, Azwar. 2013. Kampanye Hemat Energi Mowen, John C, and Minor Michael. 2002. Perilaku
Listrik Melalui PT. PLN Distribusi Jawa Timur Konsumen Jilid 1, Edisi Kelima. Penerbit Er-
Karya Desain grafis Di Kota Surabaya. Jurnal langga: Jakarta
visual Art. 1(1):25-30 Nazera. Muhammad, dan Hefrizal Handraa. 2016.
Azwar, S. 2011. Metode Peneletian. Pustaka Pelajar: Analisis Konsumsi Energi Rumah Tangga
Yogyakarta Perkotaan di Indonesia: Periode Tahun 2008 dan
Bhattacharjee, S. & Reichard, G. 2011. Socio-Eco- 2011. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indo-
nomic Factors Affecting Individual Household nesia. 16(2):141-153.
Energy Consumption: A Systematic Review. Nuradi. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia.
Proceeding soft the ASME 2011 5th International PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Conference on Energy Sustainability, Washing- Perusahaan Listrik Negara (Persero). Buku Statistik
ton, DC, USA. The American Society of Mechan- PLN 2013. Dapat diakses di http://www.
ical Engineers (ASME) 7-10 pln.co.id/dataweb/STAT/STAT2013IND.pdf
Bodach, Susanne, J. Hamhaber. 2010. Energy Effi- Poerwandari, K. 2007. Pendekatan Kualitatif dalam
ciency in Social Housing: Opportunities and Bar- Penelitian Psikologi. Jakarta:PSP3 Fakultas
riers. Journal A Case Study in Brazil, Energy Psikologi Universitas Indonesia.
Policy. 38(12):7898-7910 Prianto, E. 2016. Audit Energi Pada Rumah Tinggal
Creswell W. Jhon. 2013. Research Design Pendeka- Ber Arsitektur Konvensional dan Modern. Jurnal
tan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Pustaka PPKM. (II): 121-135
Pelajar: Yogyakarta Prianto, E, 2007. Rumah Tropis Hemat Energi Ben-
Elkan, W. (1988). Alternatives to Fuelwood in Afri- tuk Keperdulian Global Warming. Jurnal
can Towns. Journal World Development, 16(4), RIPTEK. 1(1):1-10.
527–533. Rogers, E. M., & Storey J. D. 1987. Communication
Handayani, Teti.2010. Efisiensi Energi dalam Campaign. Dalam C. R. Berger & S.H. Chaffe
Rancang Bangunan. Jurnal Spektrum (Eds.), Handbook of Communication Science,
Sipil.1(2):102-108 New Burry Park; Sage.
Imami Nur Rachmawati. 2007. Pengumpulan Data Ruslan, Rosady. 1997. Kiat dan Strategi Kampanye
Dalam Penelitian Kualitatif: Wawancara. Jurnal Public Relations. PT. Rajagrafindo Persada: Ja-
keperawatan Indonesia. 11(1):35-40 karta
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Sovacool, B.K, Dhakal, S., Gippner, O., dan Bam-
dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). GP Press: bawale, M.J., 2011, Halting Hydro: A Review of
Jakarta The Social-Technical Barriers to Hydroelectric
Kotler P. 2010. Marketing 3.0. Dian Wulandari, Pen- Power Plants in Nepal, Energy. 36.(36):3468-
erjemah. Erlangga: Jakarta 3476
Kotler, Philip and Lee Nancy. (2008). Social Market- Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif,
ing; Influencing Behaviors for Good, Third Edi- Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods).
tion. California: Sage Publications, Inc. Alfabeta: Bandung
Kementerian ESDM. 2008. The Study on Energy Walker, W. 1985. Information Technology and the
Conservation and Efficiency Improvement in the Use of Energy. Journal Energy Policy.
Republic of Indonesia. Join with JICA –MEMR 13(5):458–476.
Republic of Indonesia Yin, Robert K., 2014, Studi Kasus Desain & Metode,
McQuail, Denis. 1989, Teori Komunikasi Massa Rajawali Pers, Jakarta.
Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta

81

You might also like