You are on page 1of 6

i.

Peran Notaris dalam pembuatan Anggaran Dasar (s a l l y - masih o n - g o - i n g )

Dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, yang disebut dengan profesi
notaris yaitu pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki
kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini atau berdasarkan undang-
undang lainnya, termasuk Akta di bidang Pasar Modal. dalam hal ini, dalam bidang pasar modal,
seorang notaris dimaksudkan untuk membuat akta berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini. Adapun yang dimaksud dengan kewenangan lainnya yaitu dapat
berupa membuat akta otentik dalam pasar modal, misalnya perubahan anggaran dasar perusahaan
yang semula tertutup menjadi perusahaan yang anggaran dasarnya terbuka.

Dalam ketentuan lainnya, yaitu dalam Pasal 1 Angka 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 67/POJK.04/2017 tentang Notaris yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal, Notaris
adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki kewenangan
lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang mengenai jabatan notaris yang terdaftar
di Otoritas Jasa Keuangan sebagai profesi penunjang pasar modal untuk membuat akta autentik
yang dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Notaris Yang
Melakukan Kegiatan di Pasar Modal wajib terdaftar di OJK dan menaati kode etik dan standar
profesi yang ditetapkan oleh asosiasi profesi masing masing sepanjang tidak bertentangan
dengan Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya.

Akta yang dibuat oleh notaris dalam dunia pasar modal yaitu dapat berupa membuat berita acara
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan menyusun pernyataan keputusan- keputusan RUPS,
baik untuk persiapan go public maupun RUPS setelah Initial Public Offering (IPO) atau
penawaran saham perdana, meneliti keabsahan hal-hal yang menyangkut penyelenggaraan
RUPS, seperti kesesuaian dengan anggaran dasar perusahaan, tata cara pemanggilan untuk RUPS
dan keabsahan dari pemegang saham atau kuasanya untuk menghadiri RUPS. Selain itu juga,
Notaris juga meneliti perubahan Anggaran Dasar (AD) agar tidak terdapat materi pasal-pasal
dalam AD, yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahkan
diperlukan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian pasal-pasal dalam AD, agar sejalan dan
memenuhi ketentuan menurut peraturan di bidang pasar modal dalam rangka melindungi
investor dan masyarakat. selain itu juga, Dalam hal terjadi perubahan substansi dalam anggaran
dasar, PT melakukan perubahan Anggaran Dasar, PT melakukan perubahan Anggaran Dasar
yang ditetapkan oleh RUPS. 

Notaris yang dapat berperan sebagai profesi penunjang di pasar modal harus terlebih dahulu
terdaftar dan memenuhi beberapa persyaratan yang telah diatur dalam peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017 tentang Notaris Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar
Modal. 

Adapun mengenai Persyaratan Pendaftaran Notaris diatur dalam Pasal 2 dan 3 Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017 tentang Notaris Yang Melakukan Kegiatan di Pasar
Modal mengatur bahwa: “Notaris yang melakukan kegiatan di bidang pasar modal wajib terlebih
dahulu terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini” Permohonan pendaftaran notaris sebagai profesi
penunjang pasar modal diajukan kepada Otoritas Jasa Keuangan selain harus memenuhi syarat
diatas juga harus disertai denga dokumen formulir Permohonan Pendaftaran Notaris
sebagaimana tercantum dalam yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam peraturan
OJK ini.32 Dalam menjadi Notaris di Pasar Modal selain tata cara/ prosedur yang harus diikuti
dan dilengkapi sesuai ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017
Tentang Notaris Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal yang menjadi payung hukum bagi
semua Notaris yang melakukan kegiatan di pasar modal. Sehingga, jika ketentuan Notaris Pasar
Modal dalam POJK Nomor 67/POJK.04/2017 belum dipenuhi, maka akta perubahan anggaran
dasar yang dibuat sebagai tahap menjadi Perusahaan Terbuka menjadi tidak sah. Untuk membuat
dokumen pendukung sehubungan dengan kegiatan Penawaran Umum, yang salah satunya
perubahan AD yang disesuaikan dengan POJK Nomor 2 /POJK.04/2019 adalah Notaris Pasar
Modal.

Dalam menjalankan kegiatannya, Notaris Pasar Modal harus memahami dan memenuhi
ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris serta Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
Tentang Pasar Modal.

Pada dasarnya, Dalam Pembuatan Akta Pendirian Perseroan Terbatas (untuk selanjutnya
disebut PT) Notaris berperan meresmikan atau verleden Akta serta memberikan penyuluhan
hukum kepada para pendiri perseroan. Anggaran Dasar (“AD”) memegang peranan yang sangat
penting sebagai pedoman yang harus diikuti Perseroan Terbatas Persekutuan Modal (“PT”)
selama menjalankan kegiatan usahanya. Untuk itu, jika PT berencana melakukan perubahan-
perubahan tertentu, misalnya mengubah besarnya modal dasar, nama PT, atau status PT dari
tertutup menjadi terbuka, maka harus dilakukan perubahan AD.

Perubahan AD PT tersebut harus dilakukan sesuai koridor hukum, sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun 2021 tentang Syarat
dan Tata Cara Pendaftaran Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Badan Hukum
Perseroan Terbatas. AD PT wajib didaftarkan kepada Menteri Hukum dan HAM
(“Menteri”), di antaranya meliputi:

 nama dan/atau tempat kedudukan PT;


 maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT;
 jangka waktu berdirinya PT;
 besarnya modal dasar;
 pengurangan modal ditempatkan dan disetor;
 status PT tertutup menjadi PT terbuka, dan perubahan-perubahan lainnya.

2. Perlu diperhatikan, perubahan AD ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham


(“RUPS”).
3. Perubahan AD tersebut kemudian dimuat atau dinyatakan dalam akta notaris dalam bahasa
Indonesia.
4. Perubahan AD yang tidak dimuat dalam akta berita acara rapat yang dibuat notaris harus
dinyatakan dalam akta notaris dalam jangka waktu maksimal 30 hari terhitung sejak tanggal
keputusan RUPS. Jika lewat dari 30 hari, perubahan AD tidak boleh dinyatakan dalam akta
notaris.
5. Permohonan perubahan AD diajukan secara elektronik melalui Sistem Administrasi Badan
Hukum (“SABH”) dengan cara mengisi format perubahan dilengkapi pernyataan secara
elektronik dari pemohon mengenai dokumen perubahan AD yang telah lengkap serta
mengunggah dokumen berupa salinan akta perubahan AD PT. Adapun dokumen perubahan
AD disimpan oleh Notaris, meliputi:

 akta tentang perubahan AD yang dibuat notaris;


 notula RUPS perubahan AD/keputusan pemegang saham di luar RUPS;
 akta tentang penggabungan, pengambilalihan, dan pemisahan yang dibuat Notaris,
dengan melampirkan: akta tentang persetujuan penggabungan, pengambilalihan, dan
pemisahan serta rancangan penggabungan, pengambilalihan, dan pemisahan dari PT;
salinan laporan keuangan yang meliputi 3 tahun buku terakhir dari setiap PT yang
akan melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan pemisahan; dan
bukti pengumuman dalam 1 surat kabar mengenai ringkasan rancangan
penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan pemisahan PT.
 salinan nomor pokok wajib pajak (“NPWP”);
 bukti pembayaran biaya perubahan AD dan biaya pengumuman dalam Tambahan
Berita Negara Republik Indonesia.
 bukti setor modal PT dari bank atas nama PT, neraca PT tahun buku berjalan, atau
bukti setor dalam bentuk lain, jika perubahan AD mengenai peningkatan modal
ditempatkan dan disetor PT;
 bukti pengumuman dalam surat kabar, jika perubahan AD mengenai pengurangan
modal;
 salinan surat keterangan mengenai alamat lengkap PT dari pengelola gedung/instansi
yang berwenang atau asli surat pernyataan mengenai alamat lengkap PT yang
ditandatangani oleh direksi PT; dan
 salinan dokumen pendukung dari instansi terkait sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Dalam prakteknya, banyak faktor yang sering menjadi kendala dalam proses perubahan anggaran
dasar suatu Perseroan terbatas (PT). faktor faktor kendala yang sering terjadi di dalam praktek
adalah sebagai berikut :

1. kendala yang bersumber dari Sistem Administrasi badan Hukum (SABH)


2. Kendala yang bersumber dari kelalaian pihak notaris
3. Kendala yang bersumber dari pihak klien atau perseroan

(dari file)
i. Peran Notaris dalam pembuatan Anggaran Dasar (s a l l y - masih o n - g o - i n g )

Dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, yang disebut dengan profesi
notaris yaitu pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki
kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini atau berdasarkan undang-
undang lainnya, termasuk Akta di bidang Pasar Modal. dalam hal ini, dalam bidang pasar modal,
seorang notaris dimaksudkan untuk membuat akta berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini. Adapun yang dimaksud dengan kewenangan lainnya yaitu dapat
berupa membuat akta otentik dalam pasar modal, misalnya perubahan anggaran dasar perusahaan
yang semula tertutup menjadi perusahaan yang anggaran dasarnya terbuka.

Dalam ketentuan lainnya, yaitu dalam Pasal 1 Angka 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 67/POJK.04/2017 tentang Notaris yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal, Notaris
adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki kewenangan
lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang mengenai jabatan notaris yang terdaftar
di Otoritas Jasa Keuangan sebagai profesi penunjang pasar modal untuk membuat akta autentik
yang dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. Notaris Yang
Melakukan Kegiatan di Pasar Modal wajib terdaftar di OJK dan menaati kode etik dan standar
profesi yang ditetapkan oleh asosiasi profesi masing masing sepanjang tidak bertentangan
dengan Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya.

Akta yang dibuat oleh notaris dalam dunia pasar modal yaitu dapat berupa membuat berita acara
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan menyusun pernyataan keputusan- keputusan RUPS,
baik untuk persiapan go public maupun RUPS setelah Initial Public Offering (IPO) atau
penawaran saham perdana, meneliti keabsahan hal-hal yang menyangkut penyelenggaraan
RUPS, seperti kesesuaian dengan anggaran dasar perusahaan, tata cara pemanggilan untuk RUPS
dan keabsahan dari pemegang saham atau kuasanya untuk menghadiri RUPS. Selain itu juga,
Notaris juga meneliti perubahan Anggaran Dasar (AD) agar tidak terdapat materi pasal-pasal
dalam AD, yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahkan
diperlukan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian pasal-pasal dalam AD, agar sejalan dan
memenuhi ketentuan menurut peraturan di bidang pasar modal dalam rangka melindungi
investor dan masyarakat. selain itu juga, Dalam hal terjadi perubahan substansi dalam anggaran
dasar, PT melakukan perubahan Anggaran Dasar, PT melakukan perubahan Anggaran Dasar
yang ditetapkan oleh RUPS. 

Notaris yang dapat berperan sebagai profesi penunjang di pasar modal harus terlebih dahulu
terdaftar dan memenuhi beberapa persyaratan yang telah diatur dalam peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017 tentang Notaris Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar
Modal. 

Adapun mengenai Persyaratan Pendaftaran Notaris diatur dalam Pasal 2 dan 3 Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017 tentang Notaris Yang Melakukan Kegiatan di Pasar
Modal mengatur bahwa: “Notaris yang melakukan kegiatan di bidang pasar modal wajib terlebih
dahulu terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini” Permohonan pendaftaran notaris sebagai profesi
penunjang pasar modal diajukan kepada Otoritas Jasa Keuangan selain harus memenuhi syarat
diatas juga harus disertai denga dokumen formulir Permohonan Pendaftaran Notaris
sebagaimana tercantum dalam yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam peraturan
OJK ini.32 Dalam menjadi Notaris di Pasar Modal selain tata cara/ prosedur yang harus diikuti
dan dilengkapi sesuai ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.04/2017
Tentang Notaris Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal yang menjadi payung hukum bagi
semua Notaris yang melakukan kegiatan di pasar modal. Sehingga, jika ketentuan Notaris Pasar
Modal dalam POJK Nomor 67/POJK.04/2017 belum dipenuhi, maka akta perubahan anggaran
dasar yang dibuat sebagai tahap menjadi Perusahaan Terbuka menjadi tidak sah. Untuk membuat
dokumen pendukung sehubungan dengan kegiatan Penawaran Umum, yang salah satunya
perubahan AD yang disesuaikan dengan POJK Nomor 2 /POJK.04/2019 adalah Notaris Pasar
Modal.

Dalam menjalankan kegiatannya, Notaris Pasar Modal harus memahami dan memenuhi
ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris serta Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
Tentang Pasar Modal.

Pada dasarnya, Dalam Pembuatan Akta Pendirian Perseroan Terbatas (untuk selanjutnya
disebut PT) Notaris berperan meresmikan atau verleden Akta serta memberikan penyuluhan
hukum kepada para pendiri perseroan. 

Anggaran Dasar (“AD”) memegang peranan yang sangat penting sebagai pedoman yang harus
diikuti Perseroan Terbatas Persekutuan Modal (“PT”) selama menjalankan kegiatan usahanya.
Untuk itu, jika PT berencana melakukan perubahan-perubahan tertentu, misalnya mengubah
besarnya modal dasar, nama PT, atau status PT dari tertutup menjadi terbuka, maka harus
dilakukan perubahan AD.
Perubahan AD PT tersebut harus dilakukan sesuai koridor hukum, sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun 2021 tentang Syarat
dan Tata Cara Pendaftaran Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Badan Hukum
Perseroan Terbatas. AD PT wajib didaftarkan kepada Menteri Hukum dan HAM
(“Menteri”), di antaranya meliputi:

 nama dan/atau tempat kedudukan PT;


 maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT;
 jangka waktu berdirinya PT;
 besarnya modal dasar;
 pengurangan modal ditempatkan dan disetor;
 status PT tertutup menjadi PT terbuka, dan perubahan-perubahan lainnya.

2. Perlu diperhatikan, perubahan AD ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham


(“RUPS”).
3. Perubahan AD tersebut kemudian dimuat atau dinyatakan dalam akta notaris dalam bahasa
Indonesia.
4. Perubahan AD yang tidak dimuat dalam akta berita acara rapat yang dibuat notaris harus
dinyatakan dalam akta notaris dalam jangka waktu maksimal 30 hari terhitung sejak tanggal
keputusan RUPS. Jika lewat dari 30 hari, perubahan AD tidak boleh dinyatakan dalam akta
notaris.
5. Permohonan perubahan AD diajukan secara elektronik melalui Sistem Administrasi Badan
Hukum (“SABH”) dengan cara mengisi format perubahan dilengkapi pernyataan secara
elektronik dari pemohon mengenai dokumen perubahan AD yang telah lengkap serta
mengunggah dokumen berupa salinan akta perubahan AD PT. Adapun dokumen perubahan
AD disimpan oleh Notaris, meliputi:

 akta tentang perubahan AD yang dibuat notaris;


 notula RUPS perubahan AD/keputusan pemegang saham di luar RUPS;
 akta tentang penggabungan, pengambilalihan, dan pemisahan yang dibuat Notaris,
dengan melampirkan: akta tentang persetujuan penggabungan, pengambilalihan, dan
pemisahan serta rancangan penggabungan, pengambilalihan, dan pemisahan dari PT;
salinan laporan keuangan yang meliputi 3 tahun buku terakhir dari setiap PT yang
akan melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan pemisahan; dan
bukti pengumuman dalam 1 surat kabar mengenai ringkasan rancangan
penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan pemisahan PT.
 salinan nomor pokok wajib pajak (“NPWP”);
 bukti pembayaran biaya perubahan AD dan biaya pengumuman dalam Tambahan
Berita Negara Republik Indonesia.
 bukti setor modal PT dari bank atas nama PT, neraca PT tahun buku berjalan, atau
bukti setor dalam bentuk lain, jika perubahan AD mengenai peningkatan modal
ditempatkan dan disetor PT;
 bukti pengumuman dalam surat kabar, jika perubahan AD mengenai pengurangan
modal;
 salinan surat keterangan mengenai alamat lengkap PT dari pengelola gedung/instansi
yang berwenang atau asli surat pernyataan mengenai alamat lengkap PT yang
ditandatangani oleh direksi PT; dan
 salinan dokumen pendukung dari instansi terkait sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Dalam prakteknya, banyak faktor yang sering menjadi kendala dalam proses perubahan anggaran
dasar suatu Perseroan terbatas (PT). faktor faktor kendala yang sering terjadi di dalam praktek
adalah sebagai berikut :

1. kendala yang bersumber dari Sistem Administrasi badan Hukum (SABH)


2. Kendala yang bersumber dari kelalaian pihak notaris
3. Kendala yang bersumber dari pihak klien atau perseroan
 

You might also like