You are on page 1of 11

Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 1

Volume 13 Nomor 1, Spesial Issu 2022

THE IMPORTANT ROLE OF LAND DEED OFFICIAL IN LAND SALE AND


PURCHASE TO AVOID DISPUTES

PERAN PENTING PPAT DALAM JUAL BELI TANAH UNTUK MENGHINDARI


ADANYA SENGKETA

Mirda Arifa 1a, I Made Pria Dharsana. 1

1 Fakultas Hukum Universitas Indonesia


a Korespondensi: Mirda Arifa, E-mail: mirdaarifa@gmail.com
(Diterima: 28-07-2022; Ditelaah: 29-07-2022; Disetujui: 30-08-2022)

ABSTRACT
A Land Deed Official is a public official who is authorized to make deeds in transfer of land rights, and
the authority to encumber mortgage rights in accordance with applicable laws and regulations in
Indonesia. However, the question arises as to how significant is the role of Land Deed Official is in the
transfer of sale and purchase of land rights, considering the number of land sales and purchases that
might have the potential to result disputes in the land sector. This research aims to find out the role
of Official Certifier of Title Deeds. in avoiding and resolving disputes in land sale and purchase, and
the forms of disputes in land sale and purchase. The method used in this research is normative
juridical relating to the legal protection of land sale and purchase agreements. The results of this
study are the role of Official Certifier of Title Deeds. in avoiding and resolving disputes in land sale
and purchase including; 1) carry out the land registration process, namely making a land deed as
proof of land ownership which is used as PPAT data. 2) Process the transfer of land rights due to
buying and selling, due to sale and purchase, 3) resolving disputes. In addition, the forms of disputes
in land sale and purchase are: 1) Land occupancy without rights. 2) Boundary Dispute, 3) Inheritance
Dispute, 4) Repeated Sale and Purchase, 5) Duplicate Certificates.
Keywords : Certifier of Title Deeds, land sale and purchase, Land disputes.

ABSTRAK
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) adalah pejabat umum yang diberikan kewenangan untuk
membuat akta peralihan hak atas tanah, dan kewenangan pembebanan hak tanggungan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun demikian, muncul pertanyaan tentang
seberapa signifikan peran PPAT dalam peralihan jual beli hak atas tanah, mengingat banyaknya jual
beli tanah yang berpotensi menghasilkan sengketa di bidang pertanahan. Penelitian ini bertujuan
mengetahui Peran PPAT Menghindari dan Menyelesaikan Sengketa Dalam Jual Beli Tanah , dan
Bentuk Bentuk Sengketa Dalam Jual Beli Tanah. Metode penelitian ini adalah hukum yuridis normatif
yang berkaitan dengan hukum perlindungan terhadap perjanjian jual beli tanah . hasil penelitian ini
adalah peran PPAT Menghindari dan Menyelesaikan Sengketa Dalam Jual Beli Tanah diantaranya ; 1)
Peran PPAT Menghindari dan Menyelesaikan Sengketa Dalam Jual Beli Tanah diantaranya ; 1)
melakukan proses pendaftaran tanah yaitu membuat akta tanah sebagai bukti kepemilikan tanah
yang dijadikan data PPAT. 2) Memproses perpindahan hak atas tanah karena jual beli, 3) mengatasi
Sengketa. Selain itu bentuk Bentuk Sengketa Dalam Jual Beli Tanah yaitu: 1) Penguasaan tanah tanpa
hak. 2) Sengketa Batas, 3) Sengketa Waris, 4) Jual beli berulang-ulang, 5) Sertipikat Rangkap.
Kata kunci: jual beli tanah, sengketa Pertanahan, PPAT

Arifa, M., & Dharsana, I, M, P. (2022). Peran Pentingnya PPAT dalam jual beli tanah untuk
menghindari adanya sengketa. Jurnal Sosial Humainora , Vol 13(1) Spesial Issu. 1-9.
2 Arifa dan Dharsana Peran pentingnya PPAT

kejujuran, yang dimaksud dengan


PENDAHULUAN pengertian ini adalah untuk
Meningkat kompleksitas permasalahan mengetahui apa yang dimaksud tujuan
sosial yang diakibatkan oleh lahan saat hukum atau kontrol hukum,
ini menuntut ada aturan yang yurisprudensi dan hukum untuk jenis
mengatur tentang jaminan hukum penjualan ini telah diidentifikasi, untuk
dalam hubungan antara manusia dan menghindari ketidakadilan, penipuan
tanah. Dalam pelaksanaannya, dan penggunaan metode penipuan
penerima yang sah akan menerima dalam jenis penjualan ini.
tanda terima hak, agar bisa Jual beli tanah dengan proses
menguatkan bukti kepemilikan. Selain peralihan hak kepemilikan memiliki
Badan Pertanahan Nasional (BPN), proses secara bertahap dan
para pihak memegang peranan penting keterbukaan. Secara prosedural,
dalam tanah adalah Pejabat Pembuat proses perpindahan atas tanah
Akta Tanah (PPAT). Salah satu dilakukan atas kesepakatan hukum,
kebutuhan manusia yang berhubungan dan dibuktikan dengan akta PPAT,
dengan tempat tinggal adalah tanah disisi lain, dengan alasan tertentu dan
dan bangunan. Tanah sebagai modal pertimbangan, para pihak sering
dan aset sosial, tanah adalah sarana pertama kali menggunakan akta
mengikat persatuan sosial di antara perjanjian yang dibuat dihadapan
bangsa Indonesia. Pasal 20 UUPA, Notaris. Perjanjian harus dibuat
menjelaskan di mana hak milik dengan point point yang menjaga hak
merupakan hak yang secara sah dapat dan kewajiban para pihak.
dimiliki oleh seseorang dan dapat
Apabila terjadi senketa atas tanah
digunakan sebagai aset modal. Aset
tersebut , maka solusinya melakukan
model di sini adalah tanah yang
identifikasi Sertipikat hak milik dan
digunakan sebagai objek tempat
memindahkan hak milik secara legal
tinggal dan komersial dari developer.
melalui PPAT. Surat kepemilikan tanah
Disisi lain, tanah dapat juga
adalah menjadi unsur utama yang
dimanfaatkan untuk kesejahteraan dan
perlu di tunjukan dan di cari
kemampuan rakyat demi kelangsungan
informasinya sebelum melakukan
hidup.
transaksi jual beli. Dharsana
Tidak diragukan lagi bahwa jual beli menjelaskan hasil penelitian tentang
adalah transaksi dalam kehidupan tinjauan yuridis konflik atas jual beli
sehari hari bekerja untuk tanah bahwa potensi konflik atas Akta
kepentingannya sendiri, kepentingan Tanah yang dibuat oleh PPAT
masyarakat secara keseluruhan, dan merupakan kewajiban PPAT dalam
orang tersebut berusaha untuk menjalankan tugasnya posisi
mencapai keuntungan materi melalui cenderung berada dalam dilema yang
jual beli. Tidak terkecuali jual beli satu sisi harus mematuhi hukum
tanah yang bertujuan untuk ketentuan yang bersifat normatif. Di
mendapatkan kemakmuran dengan sisi lain, fakta empiris begitu kompleks
aset atau tempat sendiri untuk usaha dan seringkali tidak dapat ditangani
atau tinggal. Transaksi jual beli harus dan diakomodasi oleh regulasi yang
dilakukan berdasarkan aturan hukum cenderung menjadi kaku. Hal ini
agar tercipta keadilan dan karena pada saat melaksanakan
kemakmuran. Jual beli harus kedudukannya, PPAT harus mengabdi
berdasarkan kepercayaan dan kepada klien, klien datang ke kantor
Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 3
Volume 13 Nomor 1, Spesial Issu 2022

PPAT dengan membawa maksud untuk Jual beli adalah tindakan terpisah atau
meratifikasi perbuatan hukumnya, dan jual beli menerapkan asas sekat
klien yang datang ke kantor Notaris horizontal adalah jual beli tanah yang
sering tidak mau repot secara legal tidak termasuk seluruh bangunan dan
persyaratan teknis yang diperlukan. tanaman di atas tanah. Ini didasarkan
pada Tanah Indonesia Asas Hukum
METODE yang menganut sekat horizontal, yang
Penelitian ini adalah jenis penelitian memisahkan tanah dari harta benda di
normatif yang berkaitan dengan atasnya tanah. Hak kepemilikan dapat
hukum perlindungan terhadap dialihkan ke pihak lain dimaksudkan
kesepakatan jual beli tanah. Teknik untuk mengalihkan hak milik. Secara
pengumpulan bahan hukum prosedural, segala tahapan transaksi
pendukung dan yang berkaitan dengan jual beli disahkan didepan PPAT, disisi
penelitian ini adalah studi kepustakaan lain, dengan alasan tertentu dan
(research library) yaitu sarana untuk pertimbangan, para pihak sering
pengumpulan bahan hukum tertulis pertama kali menggunakan akta
menggunakan analisis isi. Penelitian perjanjian yang dibuat dihadapan
dilakukan dengan menganalisis Notaris. Perjanjian harus dibuat
kewajiban dan peran PPAT dalam hal dengan point yang melindungi kedua
menangani sengketa dalam jual beli pihak, Perjanjian pada dasarnya berisi
tanah serta dikaitkan dengan beberapa informasi tentang identitas para pihak
undang undang perlindungan hukum membuat perjanjian dengan jelas, ada
pembeli dan penjual. Penanganan harga, cara pembayaran (term of
sengketa diseusaikan dengan bentuk payment), jaminan dan saksi,
sengketa dalam jula beli dengan penyerahan tanah dan bangunan,
mengutamakan prinsip keadilan dalam status kepemilikan, proses perubahan
jual beli. atau pengalihan hak atas kepemilikan
tanah, pajak, biaya dan retribusi,
Data dianalisis secara kualitatif
berakhirnya kesepakatan,
dengan menetapkan beberapa ipini
penyelesaian sengketa, hal-hal lain
berdasarkan ketetapan dan teori
yang diminta dan disepakati bersama.
hukum. Hasil penelitian dijelaskan
Dengan adanya ketentuan dan klausa
secara preskriptif. Kasusnya dianalisis
tersebut, maka kepentingan para pihak
berdasarkan peraturan perundang-
dapat dilindungi dan jika hak salah
undangan melalui penafsiran hukum,
satu pihak tidak terpenuhi, hal itu
kemudian menarik kesimpulan dari
membuktikan bahwa ada merupakan
hasil analisis untuk menjawab
kelalaian dalam perjanjian yang telah
permasalahan yang akan diangkat,
dibuat. Perjanjian yang dibuat secara
didukung dengan konsep kerangka
sah di mana persyaratan hukum
kerja dalam suatu penelitian hukum.
perjanjian telah dipenuhi dan
penambahan persyaratan dari para
HASIL DAN PEMBAHASAN
pihak, maka perjanjian itu berlaku
Boedi menyatakan bahwa transaksi sebagai hukum bagi mereka yang
jual beli adalah proses berdasarkan membuatnya (Pasal 1338 ayat 1
hukum yang menyerahkan tanah KUHPerdata).
tersebut secara permanen oleh penjual Tugas PPAT dalam transaksi jual beli
kepada pembeli dan sekaligus pembeli tanah adalah membuat surat Akta
menetapkan harganya kepada penjual. otentik sebagai alat bukti kepemilikan
4 Arifa dan Dharsana Peran pentingnya PPAT

tanah yang dilakukan berdasarkan pencatatan data PPAT. Hal ini berguna
tindakan hukum sesuai dengan hak untuk menjamin kepemilikan dan
dan kewajiban masing-masing. menghindari perebutan hak milik.
Pendaftaran tanah dalam transaksi jual Pendaftaran hak milik dibagi menjadi 3
beli satuan rumah susun dibuat menurut Sumartoputra (tiga) kategori,
berdasarkan lokasi atau ketentuan yaitu: PPAT Biasa, yaitu PPAT yang
hukum di daerah setempat atau ditunjuk untuk melayani masyarakat
wilayah pertanahan setempat dan dalam hal pembuatan tanah perbuatan
untuk PPAT camat merupakan wilayah yang telah memenuhi syarat. PPAT
jabatan ketika sedang menjabat. biasa merupakan PPAT yang
melakukan tugas untuk membuat surat
Peran PPAT Menghindari dan pendaftaran tanah beserta dengan
Menyelesaikan Sengketa Dalam jabatan sebagai notaris atau PPAT.
Jual Beli Tanah Sedangkan PPAT sementara
merupakan PPAT yang bertugas
PPAT adalah pihak yang bertugas
melayani masyarakat untuk membuat
membuat surat berlandaskan hukum
surat atau akta tanah di mana di
tentang hak kepemilikan tanah dan
daerah tersebut belum ada PPAT. PPAT
bangunan. Singkatnya, ruang lingkup
sementara dapat berupa Camat, kepala
kewenangan PPAT lebih sempit
desa, atau kepala dusun. PPAT khusus
dibandingkan dengan Notaris. PPAT
yaitu PPAT khusus adalah PPAT yang
berpedoman pada Peraturan
melaksanakan program atau tugas
Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998
pemerintahan tertentu di suatu daerah
(Peraturan Pemerintah Nomor 37
tertentu.
Tahun 1998) tentang Pengaturan
Kedudukan Pejabat Pembuat Akta Menjelaskan tentang sebuah tugas
Tanah (PPAT). Peraturan PPAT atau kewenangan PPAT dalam
mengacu pada PP nomor 24 tahun membuat surat bukti jual beli tanah
2016 yang mengatur syarat penugasan berupa surat otentik bertujuan untuk
dan larangan bagi PPAT. Sebagai memberikan kepastian hukum dan
persyaratan menjadi PPAT seseorang perlindungan hukum terhadap
harus lulus pendidikan sarjana hukum berbagai pihak dan menjadi delik atau
sesuai bidang , minimal menyelesaikan pernyataan yang harus
program pendidikan PPAT pendidikan dipertanggungjawabkan secara hukum.
telah diselenggarakan oleh PPAT ini menjamin kekuatan berupa
Kementerian Agraria. PPAT kebenaran materiil dan formil yang
merupakan suatu lembaga yang dibuat dan juga berperan dalam
menaungi kepengurusan jual beli memeriksa kewajiban para pihak yang
tanah dan memiliki peran penting harus dipenuhi sehubungan dengan
dalam transaksi ini yang dijelaskan proses pengalihan hak.
sebagai berikut: Memproses peralihan hak atas
Melaksanakan sebagian kegiatan tanah karena jual beli
pendaftaran tanah Pengalihan hak atas tanah diatur
Tugas utama PPAT adalah membuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor
surat pendaftaran jual beli tanah 34 Tahun 2016 tentang Pajak
berupa akta otentik yang menjadi bukti Penghasilan Atas Penghasilan.
hak bukti warta hukum atas tanah Pengalihan tersebut harus dibuktikan
tersebut sehingga yang akan menjadi dengan akta yang dibuat oleh (PPAT),
Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 5
Volume 13 Nomor 1, Spesial Issu 2022

dan setelah akta ditandatangani oleh Menyelesaikan Sengketa


para pihak harus didaftarkan.
Apabila terjadi sengketa atau masalah
Perpindahan hak atas tanah perbuatan
pertanahan maka peran PPAT menjadi
melawan hukum terjadi dalam
penting untuk menemani mediasi
beberapa bentuk, antara lain salah
antara penjual dan pembeli dengan
stunya adalah jual beli tanah ini.
cara mendaftarakan surat hak, atau
Semua pihak yang terkait dalam peralihan hak secara legal. Masalah
transaksi jual beli tanah harus pertanahan meliputi hubungan antar
bertanggung jawab atas perpindahan individu (individu) dari hukum entitas
hak atas tanah, baik dari badan hukum atau komunitas sebagai suatu
yang mengatur tentang hukum tanah kolektivitas. Masalah tanah pada
dan Agraria maupun pihak-pihak yang umumnya adalah masalah lintas sektor
terkait langsung dengan transaksi yang menyangkut berbagai instansi.
seperti penjual dan pembeli. Oleh Selain itu, masalah tanah adalah diatur
karena itu segala proses dan tahapan oleh hukum. Baik secara langsung
yang terjadi dalam transaksi jual beli mengatur tanah atau bidang lainnya,
tanah dan bangunan ini harus tetapi tidak bisa lepas dari masalah
didaftarkan dan dialihkan secara resmi tanah. Masalah-masalah yang terjadi
yang dibuat dalam bentuk akta jual beli pada jual beli tanah menjadi sengketa
atau AJB di hadapan PPAT atau AJB di yang berasal dari kontras antara
belakang nama. Segala proses kepentingan para pihak baik itu
peralihan hak atas tanah menggunakan individu maupun kelompok, atau
alat AJB ini dengan perpindahan hak badan hukum yang berbadan hukum.
atas tanah menjadikan hak tanah
Batas tanggung jawab PPAT
berpindah dari pihak satu ke pihak
terhadap kebenaran materiil suatu
yang lain. Oleh karena itu pengalihan
akta tanah yang telah dibuat dalam
merupakan transaksi yang
bentuk tanggung jawab menurut Dewi,
berdasarkan hukum, secara sadar
(2017) yaitu: Tanggung Jawab PPAT
yang diproses antara dua belah pihak,
Beradab Menurut Roscoe Pound,
berdasarkan landasan hukum yang
tanggung jawab terkait dengan
telah berlaku sesuai dengan transaksi
kewajiban untuk mencari ganti rugi
jual beli.
dari seseorang terhadap siapa
Pengalihan hak atas tanah dengan tindakan kerugian telah dilakukan,
akta jual beli peralihan nama dilakukan baik oleh orang pertama sendiri atau
atas nama pembeli sendiri, maka pihak lain berupa
dalam membuat akta jual beli pihak pertanggungjawaban atas kerugian
pertama dan pihak kedua adalah yang disengaja. Tanggung Jawab
penerima kuasa berdasarkan Otoritas Pidana Orang yang membuat akta
Penjualan tersebut. Jika pembeli bukan tujuan dijadikan sebagai alat bukti
pihak yang menerima surat kuasa yang memiliki kesempurnaan
(surat kuasa menjualnya lagi kepada kekuatan pembuktian. Jika dalam hal
pihak lain) maka pihak pertama adalah ini ada sertifikat atau bukti otentik
surat kuasa dari Kuasa Penjual dan yang dibuat oleh PPAT mengenai
pihak kedua adalah pihak pembeli kebenaran materiil akta adalah palsu
(pihak lain yang membeli di atas tanah atau dipalsukan, maka secara yuridis
yang dijual). PPAT harus mampu
mempertanggungjawabkan dari segi
pidana.
6 Arifa dan Dharsana Peran pentingnya PPAT

Badan seperti PPAT pun juga dapat keuangan yang ingin menguasai tanah
dikenakan sanksi apabila PPAT telah tersebut. Demi mendapatkan hak
mengeluarkan atau membuat surat mereka sebagai penagih utang dari
yang tidak legal atau surat tersebut pemilik tanah tentu saja. Hal ini sangat
terbukti palsu. sehingga sanksi merugikan pembeli karena apabila
tersebut dapat di kualifikasi kan pembeli sudah terlanjur membeli
sebagai suatu tindak pidana. Di sisi lain tanah tersebut. Sedangkan sertifikat
apabila PPAT melakukan kesalahan masih dipegang oleh pemilik , pihak
atau kekeliruan dalam sistem asuransi atau keuangan yang
administrasi atau disebut dengan mal menguasai tanah tersebut, maka
administratif maka pendaftaran tanah pembeli yang tidak terlibat dalam
yang dilakukan juga berakibat masalah hutang piutang pemilik tanah
diragukan atau melemahnya kekuatan dan pihak keuangan akan berdampak
hukum surat tersebut, sehingga yang tidak bisa memiliki surat kepemilikan
bertanggung jawab dalam hal ini atas tanah tersebut sehingga pembeli
adalah PPAT sendiri. tidak mendapatkan haknya sebagai
konsumen.
Hal ini sesuai hasil analisis Yubaidi
Bentuk Bentuk Sengketa Dalam Jual
menunjukan bahwa panitia harus
Beli Tanah
berkoordinasi dengan PPAT untuk
Perselisihan yang terjadi dalam proses memastikan bahwa PTSL pemohon
transaksi jual beli tanah merupakan telah memenuhi tahapan penelitian
sengketa tanah. Sengketa tanah timbul data hukum untuk pembuktian hak
karena adanya suatu masalah yang agar pelaksanaannya dapat terlaksana
dilakukan atas kepentingan tanah dengan baik dan terhindar dari potensi
tersebut. Dengan banyaknya dan konflik di masa depan. Penerbitan
memungkinkannya terjadi konflik atau Peraturan Pemerintah no. 24 Tahun
sengketa tanah, maka dalam bidang 1997 berarti bahwa segala bentuk
penataan dan penggunaan tanah peralihan hak atas tanah dan pertama
terkait proses jual beli tanah kali pendaftaran tanah memerlukan
dibutuhkan jaminan atau kepastian akta PPAT. Fungsi utama PPAT adalah
hukum di dalamnya. Demi memberikan kepastian hukum atas hak
kesejahteraan masyarakat terutama baru sejak PP No. 24 tahun 1997
dalam transaksi jual beli tanah berlaku.
pemerintah telah melakukan berbagai
Sengketa Batas
usaha upaya untuk meminimalisir dan
menyelesaikan sengketa tanah yang Dalam jual beli tanah, seringkali
terjadi di masyarakat, karena sengketa sengketa batas adalah menjadi
tanah dapat merugikan dan masalah yang umum di masyarakat
menimbulkan kekacauan dalam perselisihan batas tanah sering
masyarakat. dikurangi atau ditambah oleh pihak
individu sendiri yang berhubungan
Penguasaan tanah tanpa hak
dengan tanah yang berkaitan. Sehingga
Sengketa yang terjadi dalam proses ketika jual beli dilakukan ukuran batas
jual beli tanah seringkali terjadi akibat tanah yang ada di surat atau yang
penguasaan tanah tanpa hak. Hal ini terdaftar dalam surat resmi yang legal
disebabkan oleh beberapa oknum cenderung berbeda dengan setelah
seperti pihak asuransi, pihak pembelian. Hal ini akan menjadi
Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 7
Volume 13 Nomor 1, Spesial Issu 2022

konflik tersendiri bagi pembeli dengan menyebabkan jual beli tanah dengan
batas tanah yang berdampingan kepemilikan hak melalui akta pribadi
dengan yang dibeli. Oleh karena itu bagi masyarakat desa: masyarakat
pembeli harus selalu waspada dan terhindar dari biaya yang cukup mahal,
mengecek keseluruhan ukuran dan kedua: masyarakat pengetahuan
kesesuaian dengan catatan yang ada di tentang tata cara jual beli tanah, ketiga:
surat sertifikat resminya. motivasi masyarakat terkait dengan
Lubis menjelaskan tentang tingkat tinggi saling percaya antara
bagaimana cara memudahkan dalam satu sama lain dalam jual beli tanah.
pembahasan sengketa tanah yang Selain itu Masyarakat desa banyak
merupakan sengketa batas dalam jual melakukan jual beli di bawah tangan
beli tanah. Masalah sengketa ini dapat mereka yaitu jual beli dilakukan di
diselesaikan dengan menggunakan depan kepala desa tanpa sertifikat.
metode analisis isi yaitu analisis batas Maka hal ini yang cenderung
dideskripsikan sesuai dengan bahan menimbulakn sengekat waris pada
hukum. Kaitan dengan masalah ini, masa yang akan datang
penerapan asas kontradiksi delimitasi Jual beli berulang-ulang
dibutuhkan yaitu semua pihak yang
terkait dalam jual beli tanah termasuk Tanah adalah investasi bagi beberapa
pemohon pendaftaran tanah yang orang, sehingga beberapa orang
menginginkan kejelasan atas batas memilih untuk menjual belikan tanah
tanah dilakukan oleh kantor demi profit. Di sisi lain, hal ini menjadi
pertahanan. Semua pihak yang sumber dari masalah atau konflik
bersangkutan harus datang dan karena tanah yang dijual berulang-
menyaksikan pengukuran yang terjadi ulang otomatis sertifikat tanah
di lokasi sengketa atau perselisihan tersebut sudah berpindah. Apabila hak
kemudian hasil analisis atau kepemilikan tersebut masih
pengukuran dilegalkan bersama PPAT bermasalah dan belum legal oleh
atau notaris. notaris atau PPAT pemilik terakir,
maka pembeli dianjurkan untuk tidak
Sengketa Waris membeli tanah yang seperti ini,
Sengketa waris merupakan seringkali masalah terjadi dari pembeli
permasalahan yang terjadi antara ahli yang kurang teliti sehingga membeli
waris dari tanah yang diperjualbelikan, tanah yang sertifikat hak milik bukan
maka Peraturan Pemerintah atas nama penjual yaitu sertifikat atas
Pertanahan menganjurkan bahwa nama pemilik yang sudah berganti
pembuatan atau pengalihan hak kesekian kalinya. Maka, ini akan
sertifikat tanah itu harus mendapatkan menjadi masalah tersendiri bagi
persetujuan dan tanda tangan dari pembeli tanah tersebut.
keseluruhan ahli waris. Oleh karena itu Sebagaimana hasil penelitian yang
pembeli harus segera memindahkan diungkapkan Harsono masih terdapat
hak kepemilikan tanah tersebut keterlambatan dalam pendaftaran
dengan persetujuan para ahli waris perpindahan hak milik atas tanah
dan disahkan atau dilegalkan oleh dengan cara jual beli di bawah tangan.
PPAT agar kepemilikan tersebut Pembeli tanah wajib menyelesaikan
terhindar dari sengketa waris. akta-aktanya dengan membuat
Imron dari penelitiannya pernyataan penundaan, pernyataan
menunjukan bahwa faktor-faktor yang kepemilikan fisik dan pernyataan tidak
8 Arifa dan Dharsana Peran pentingnya PPAT

sedang berselisih. Adapun pembeli dampak ketertiban akan mendorong


tanah seringkali dirugikan dikarenakan masyarakat untuk berusaha dan
transaksi bawah tangan, karena pada bekerja dengan baik sebagai upaya
saat akta akan dibuat, penjual tiada untuk meningkatkan kualitas hidup
atau menghilang, solusi agar dapat mereka. Artikel ini akhirnya melihat
mendaftar pengalihan haknya adalah pengembangan hukum melalui
dengan menggunakan hukum yaitu harmonisasi nilai-nilai untuk
keputusan pengadilan. mengatasi pemecahan masalah yang
tidak ada, yang rusak atau salah, yang
Sertipikat Ganda (overlapping)
masih kurang, kemacetan, dan
Masalah sengketa tanah yang berupa kemunduran atau kemunduran
sertifikat ganda juga sering terjadi di keadaan. Solusi menang-menang masih
masyarakat. Sertifikat ganda itu cukup kuat dan berdaya guna
merupakan tanah yang memiliki memberdayakan tenaga hukum untuk
sertifikat ganda. Sertifikat hak milik menyelesaikan sengketa guna
dari tanah yang dimiliki sekarang dan mewujudkan kepastian hukum dan
sertifikat hak milik dari orang yang memelihara ketertiban sosial dalam
sudah pertama memilikinya dulu. suatu budaya.
Maka pembeli tanah selanjutnya akan
mendapatkan masalah karena apabila
dia sudah membeli tanah tersebut,
KESIMPULAN
pembeli akan membayarkan tanah
tersebut kepada orang yang memiliki Peran PPAT Menghindari dan
tanah dengan sertifikat kedua, Menyelesaikan Sengketa Dalam Jual
sedangkan apabila hak milik Beli Tanah diantaranya ; 1) melakukan
didaftarkan di PPAT, hak milik sah proses pendaftaran tanah yaitu
pada sertifikat tanah tersebut adalah membuat akta tanah sebagai bukti
hak milik dengan tahun yang lebih tua, kepemilikan tanah yang dijadikan data
sudah jelas dalam masalah ini membeli PPAT. 2) Memproses perpindahan hak
akan cenderung berbahaya dan atas tanah, yang ditentukan dalam
kehilangan uang serta tanah yang Peraturan pemerintah Nomor 34
sudah dibeli. Tahun 2016 tentang Pajak Penghasilan
Chandra menjelaskan berdasarkan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak
hasil penelitianya bahwa sertifikat Atas Tanah/Bangunan, dan Perjanjian
tanah merupakan produk administrasi Pengikatan Jual Beli Tanah/Bangunan
publik, jika di kemudian hari terjadi dan Perubahannya. 3) mengatasi
sengketa, tanah penyelesaian sengketa Sengketa, apabila terjadi sengketa atau
pertanahan dan non litigasi dapat masalah pertanahan maka peran PPAT
diselesaikan. Bagian dari pemerintah menjadi penting untuk menemani
yang berpartisipasi aktif dalam mediasi antara penjual dan pembeli
masyarakat membantu untuk dengan cara mendaftarakan surat hak,
membuat kontribusi untuk atau peralihan hak secara legal.
administrasi publik di Indonesia Bentuk Bentuk Sengketa Dalam Jual
dengan sengketa tanah dan non-litigasi Beli Tanah yaitu: 1) Penguasaan tanah
proses. Model penegakan hukum ini tanpa hak, Sengketa yang terjadi dalam
berupaya mewujudkan kepastian proses jual beli tanah seringkali terjadi
hukum dalam rangka menciptakan akibat penguasaan tanah tanpa hak. 2)
rasa aman, tentram dan harmonis, Sengketa Batas, seringkali sengketa
Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 9
Volume 13 Nomor 1, Spesial Issu 2022

batas adalah menjadi masalah yang


umum di masyarakat perselisihan
batas tanah sering dikurangi atau
ditambah oleh pihak individu sendiri
yang berhubungan dengan tanah yang
berkaitan. 3) Sengketa Waris,
merupakan permasalahan yang terjadi
antara ahli waris dari tanah yang
diperjualbelikan. 4) Jual beli berulang-
ulang, merupakan tanah yang dijual
berulang-ulang otomatis sertifikat
tanah tersebut sudah berpindah dari
tangan satu ke tangan yang lain. 5)
Sertipikat Rangkap, yaitu sertipikat
tanah yang memiliki sertifikat ganda.
Sertifikat hak milik dari tanah yang
dimiliki sekarang dan sertifikat hak
milik dari orang yang sudah pertama
memilikinya dulu.
”.
8 Arifa dan Dharsana Peran pentingnya PPAT

Kontemporernya, Catatan master


DAFTAR PUSTAKA akademik dalam ilmu-ilmu Islam,
Buku Universitas Mohamed Boudiaf -M'Sila,
Achmad Rubaie, Land Procurement Law for Fakultas Humaniora dan Ilmu Sosial,
Public Interest, (Malang: Bayumedia, Departemen Ilmu Islam, 1441 AH,
2007), 1 (2020), 10.
National Land Agency of the Republic of Dian Cahayani, Model Perlindungan
Indonesia, Public Information Services Konsumen Dalam Praktek Penjualan
within the National Land Agency of the Dan Pembelian Apartemen Dengan
Republic of Indonesia, (2017). Sistem Penjualan Pra Proyek Di
Boedi, H., Indonesian Agrarian Law; History Indonesia. Jurnal Internasional Teknik
of the Formation of the Basic Agrarian Sipil dan Teknologi (IJCIET),10 (03),
Law, Content and Implementation, (2019), 1357-1366
(Jakarta: Djambatan, 2008). Fakhrizal Arief Firmansa, Tinjauan Hukum
Soekanto, S., Factors affecting law Jual Tanah Warisan Tanpa Persetujuan
enforcement. (Jakarta : PT Raja Semua Ahli Waris, LJIH 28 (1), (2020),
Grafindo Persada, 2007). 107-120
Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Harmen Syarif, Pengalihan Hak Atas Tanah
Hukum Normatif, Cetakan ke 19 Berdasarkan Data Otorisasi Jual Dalam
(Depok : Rajawali Pers, 2019), Hal Pemberi Kuasa Meninggal di
Pound Roscoe, Pengantar Filsafat Hukum. (Jakarta : Terjemahan Pekanbaru, Jurnal Internasional
Mohammad Radjab,
1996). Multicultural and Multireligious
Subekti, Covenant Law, Seventh Printing, Understanding (IJMMU), 6 (4), (2019).
(Jakarta : Intermasa, 2003), 1 Herinawati, Penerapan Prinsip Pembagian
Urip Santoso, Registration and Transfer of Horisontal dalam Hak Jual Beli
Land Rights, (Jakarta : Kencana Perumahan dan Tanah di Provinsi
Prenada Media Group, 2010), 316 Aceh, Indonesia. Jurnal Internasional
Inovasi, Kreativitas dan Perubahan. 12,
Artikel (5), (2020).
Advokat dan Konsultan Hukum, Jenis-Jenis I Made Pria Dharsana, Potensi Konflik Akta
Sengketa Pertanahan, [diakses 10 Tanah Dalam Perspektif Jabatan
September 2017], Notaris. Jurnal Notaris, 6 (2), (2021),
https://kantorpengacara- 112-120
ram.com/jenis-jenis-sengketa- M. R., & Nugraheni, P. D. Pengalihan Hak
pertanahan/ Guna Bangunan menjadi Hak Guna
Agus Nuryanto Adi Yusman, Duties & Bangunan dari Modal Saham pada
Authorities of Land Deed Making Perseroan Terbatas. Jurnal Hukum dan
Officials (PPAT) in the Implementation Reformasi Hukum,2(1), (2021), 97-
of the First Land Registration, Sultan 108.
Agung Notary Legal Studies (SANLaR), Nyoman Gede Murdiana. Perlindungan Hukum
4 (2), (2022), 446-455 Terhadap Perjanjian Jual Beli Hak Guna
Akhmaddhian, Suwari, and Asri Agustiwi, Bangunan Apabila Terjadi Cidera Janji,
Legal Protection for Consumers in
Electronic Buying and Selling Jurnal Kertha Semaya, 9,. (1), (2020), 14-
Transactions in Indonesia. 23
UNIFICATION: Journal of Legal Studies Pringgo Soebowo, Hukum Konstruksi Jual
3, (2), (2018), 40-60 Beli Tanah di Indonesia Dalam
Bachiri Abdel Basset, Ben Hebri Boualem, Perspektif Undang-Undang Nomor 5
Kontrak Murabahah dalam Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar
Yurisprudensi Islam dan Aplikasi Pokok-Pokok Agraria, Jurnal
Jurnal Sosial Humaniora p-ISSN 2087-4928 e-ISSN 2550-0236 9
Volume 13 Nomor 1, Spesial Issu 2022

Internasional Multicultural and Code of Civil law Government Regulation


Multireligious Understanding Number 24 of 1997 concerning Land
(IJMMU).7, (8), (2020). Registration Government
Priyo Harsono, Pendaftaran Pengalihan Hak Regulation Number 34 of 2016 concerning
Milik atas Tanah dengan Jual Beli dan Income Tax on Income From the
Permasalahannya, LDJ, 2 (1), (2020), Transfer of Rights to Land and/or
28 - 36 Buildings and Sale and Purchase
Ramadhani, R., & Ummi Salamah Lubis, Agreements on Land and/or Buildings
Fungsi Prinsip Kontradiksi Batas and their Amendments
Dalam Penyelesaian Sengketa Batas Regulation of the Head of the National Land
Tanah, IJRS: International Journal Agency (Perkaban) Number 08 of
Reglement Society,2, (3), (2021), 136- 2012 concerning Land Registration
148 Law Number 5 of 1960 concerning Basic
Rosita Dewi , Perlindungan Hukum Pejabat Agrarian Regulations
Pejabat Pembuat Akta Tanah (Ppat) Law Number 8 of 1999 concerning
Dalam Menjalankan Perkantorannya, Consumer Protection.
Jurnal Internasional Humaniora,
Agama dan Ilmu Sosial,3, (1) (2017).
Sawsan Muhammad, H., Keuntungan
penjualan dan legalitasnya: Kajian
fikih hukum. Jurnal Internasional Ilmu
Kesehatan ,6(S4), (2022), 2187–2203.
Muhammad Ilham Sumartoputra, Tanggung
Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) Atas Pemalsuan Dokumen
Berdasarkan Peraturan Pertanahan
Indonesia, Jurnal Internasional Notaris
Latin,1 (1), (2020).
Sutedi, A., Peralihan Hak Atas Tanah dan
Pendaftarannya. (Jakarta: Sinar
Grafika, 2007)
Syam, M., Ismansyah, I., Azheri, B., & Hasbi,
M., Karakteristik penegakan hukum
perlindungan konsumen pada aspek
hukum perdata di Indonesia. Tinjauan
Linguistik dan Budaya, 5(S2), (2021),
1471-1481
Teddy Chandra, Non-Litigation Process
Land Dispute Settlement for Legal
Certainty, Non-Litigation Process Land
Dispute Settlement for Legal Certainty,
2 (2), (2019), 177 - 194
Yunus Al Imron, Akibat Hukum Cidera Janji
Dalam Jual Beli Tanah Dan Perjanjian
Pembelian Di Bawah Tangan, Jurnal
Internasional Penelitian Pendidikan &
Ilmu Sosial,ISSN: 2774-5406

Peraturan Perundang-Undangan

You might also like