You are on page 1of 9

NAMA : DIAN ANGGRAENI

NIM : 042078496

Tugas.1
1. Dengan berlakunya Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 salah satunya adalah adanya
perubahan penanganan urusan pendidikan dari Sentralisasi menjadi Desentralisasi. Bila
Saudara diposisikan sebagai Kepala Sekolah, coba Saudara inventarisasi perbedaan yang
Saudara rasakan dalam pelaksanaan tugas-tugas Saudara sebagai Kepala Sekolah! Jelaskan
pendapat Saudara secara sistimatis dan jelas. dengan uraian kalimat sekitar 1500-2000 kata.

PERBEDAAN TUGAS GURU


DAN
KEPALA SEKOLAH

Guru dan kepala sekolah merupakan dua profesi penting di dalam bidang pendidikan. Mulai dari
Sekolah Dasar (SD) sampai pada Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan adanya guru dan kepala
sekolah diharapkan dapat membimbing dan membina anak didiknya menjadi individu yang
berkualitas, untuk lebih lanjut mengetahui tentang peran, tugas dan tanggung jawab guru dan kepala
sekolah di bidang pendidikan. Berikut adalah beberapa perbedaan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab antara guru dan Kepala sekolah.

A. Tugas Guru

Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok suri tauladan yang dapat membentuk
jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun
kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas
mempersiapkan manusai susila yang dapat diharapkan membanguun dirinya dan membangun bangsa
dan Negara.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar
dan menengah.
Tugas guru secara umum adalah mendidik. Dalam oprasionalisasinya, mendidik adalah rangkaian
proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, membentuk contoh dan membisakan.
Tugas khusus seorang guru antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai pengajar (Intruksional)
Sebagai pengajar (intruksional), guru bertugas merencanakan progam pengajaran,
melaksanakan progam yang telah disusun dan melaksanakan penilaian setelah progam itu
dilaksanakan.
2. Sebagai pendidik (Edukator)
Sebagai pendidik (edukator) guru bertugas mengarahkan peserta didik pada tingkat
kedewasaan yang berkepribadian sempurna.
3. Sebagai pemimpin (Managerial)
Sebagai pemimpin, guru bertugas memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik
dan masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan, pengawasan,
pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas progam yang dilakukan.

B. Peran Guru

Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa konsekuensi kepada guru


untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya. Karena pada dasarnya proses belajar-mengajar dan
hasil belajar peserta didik sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang
kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu
mengelola kelasnya sehingga hasil belajar peserta didik berada pada tingkat optimal.
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar meliputi banyak hal sebagaimana
dikemukakan oleh Adams & Decǝy dalam Basic Principles of Student Teaching antara lain guru
sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor,
perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Beberapaperanan yang dianggap paling dominan dan
diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Guru Sebagai Organisator
Guru berperan untuk menciptakan proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan, baik
secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secara moral
(kepada sasaran didik, serta Tuhan yang menciptakannya).
2. Guru sebagai Demonstrator
Sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan
atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan yang dimilikinya. Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri
adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian ia
akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator serta mampu memperagakan apa
yang diajarkannya secara didaktis sehingga apa yang disampaikan itu betul-betul dimiliki oleh
anak didik. Seorang guru hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan
TPK serta memahami kurikulum. Selain itu, guru juga harus memahami dirinya sebagai
sumber belajar dan terampil dalam memberikan informasi kepada peserta didik. Sebagai
pengajar ia pun harus membantu perkembangan peserta didik untuk dapat menerima,
memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan. Dengan demikian seorang guru akan dapat
memainkan peranannya sebagai pengajar dengan baik.
3. Guru sebagai Pengelola kelas
Guru dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager), hendaknya mampu
mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta mengorganisasikan lingkungan sekolah.
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan-tujuan
pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan belajar itu turut menentukan sejauh mana
lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik bersifat
menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan
dalam mencapai tujuan. Kualitas dan kuantitas belajar peserta didik di dalam kelas bergantung
pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara peserta didik di dalam
kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas. Tujuan umum pengelolaan kelas ialah
menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan
mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
4. Guru Sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru mamberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
5. Guru Sebagai Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih
mengefektifkan proses belajar-mengajar. Media pendidikan merupakan dasar yang sangat
diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Guru tidak cukup memiliki pengetahuan tentang media
pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta
mengusahakan media itu dengan baik. Pemilihan dan penggunaan media
pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi, kemampuan guru serta minat
dan kemampuan peserta didik. Sebagai mediator guru pun menjadi perantara dalam hubungan
antar manusia. Untuk keperluan itu guru harus terampil menggunakan pengetahuan tentang
bagaiman orang berinteraksi dan berkomunikasi.
6. Guru Sebagai Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar peserta didik.
Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik, guru harus dapat memberikan petunjuk
bagaimana cara belajar yang baik.
7.  Guru Sebagai Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar semangat dan aktif
belajar.
8. Guru Sebagai Klimator
Sebagai klimator, guru berperan untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif dan
menyenangkan.
9. Guru Sebagai Inisiator
Sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan
pengajaran.
10. Guru Sebagai Informator
Sebagai informator, guru harus bisa menjadi sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum
11. Guru Sebagai Evaluator
Setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan, pada waktu tertentu selama satu periode
pendidikan, guru selalu mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap hasil yang telah dicapai,
baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik.
12. Guru sebagai Kulminator
Sebagai kulminator, Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari
awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap
kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan
belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator.

C. Tanggung Jawab Guru

Tanggung jawab para guru  dan unsur pendidikan lainnya bukan hanya sekedar dalam hal
mengajar atau memajukan dunia pendidikan di sekolah di tempatnya bertugas, tetapi juga
bertangggung jawab untuk mengajak masyarakat di sekitarnya masing-masing untuk ikut
berpartisipasi dalam memajukan pendidikan di wilayahnya. Maju mundurnya pendidikan di daerah
tergantung kinerja para dewan guru, pengawas ekolah dan komite sekolah, karenanya diharapkan
semuanya biasa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya yang disertai keikhlasan hati dalam
mengemban amanah yang diberikan.
Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai
dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui tanggung
jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang professional hendaknya mampu
memikul dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua,
masyarakat, bangsa, negara dan agamanya, dan berikut adalah tanggung jawab seorang guru :

1. Tanggungjawab Intelektual
Tanggung jawab intelektual guru diwujudkan melalui penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah
dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan
metodologi keilmuannya.
2. Tanggungjawab Profesi/Pendidikan
Tanggungjawab profesi/pendidikan diwujudkan melalui pemahaman guru terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
3. Tanggungjawab Sosial
Tanggungjawab sosial guru diwujudkan melalui kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4. Tanggungjawab Moral dan Spiritual
Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk
beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma agama dan moral.
5. Tanggungjawab Pribadi
Tanggung jawab pribadi diwujudkan melalui kemampuan untuk memahami dirinya,
mengelola dirinya, mengendalikan dirinya dan menghargai serta mengembangkan dirinya.

D. Tugas Kepala Sekolah

Soewadji Lazaruth menjelaskan 3 tugas kepala sekolah, yaitu sebagai administrator pendidikan,
supervisor pendidikan, dan pemimpin pendidikan. Kepala sekolah bertugas sebagai administrator
pendidikan berarti untuk meningkatkan mutu sekolahnya, seorang kepala sekolah dapat memperbaiki
dan mengembangkan fasilitas sekolahnya misalnya gedung, perlengkapan atau peralatan dan lain-lain
yang tercakup dalam bidang administrasi pendidikan. Lalu jika kepala sekolah bertugas sebagai
supervisor pendidikan berarti usaha peningkatan mutu dapat pula dilakukan dengan cara peningkatan
mutu guru-guru dan seluruh staf sekolah, misalnya melalui rapat-rapat, observasi kelas, perpustakaan
dan lain sebagainya. Dan kepala sekolah bertugas sebagai pemimpin pendidikan berarti peningkatan
mutu akan berjalan dengan baik apabila guru bersifat terbuka, kreatif dan memiliki semangat kerja
yang tinggi. Suasana yang demikian ditentukan oleh bentuk dan sifat kepemimpinan yang dilakukan
kepala sekolah. Itulah pendapat Soewadji Lazaruth dalam bukunya Kepala Sekolah dan Tanggung
Jawabnya, yang kurang lebih sama dengan pendapat E. Mulyasa dalam bukunya Menjadi Kepala
Sekolah Profesional, seperti di bawah ini.
Menurut E. Mulyasa, kepala sekolah mempunyai 7 tugas utama, yaitu:

1. Kepala Sekolah Sebagai Educator (Pendidik)        


Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan
pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan
komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar
di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki
gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para
guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.
2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah
adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal
ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas
kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai
kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti: MGMP/MGP
tingkat sekolah, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti
kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang
diselenggarakan pihak lain.
3. Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan
kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan
anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat
kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan
anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru.
4. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala
kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan
kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam
pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran. Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan
guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang
bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga
guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya
dalam melaksanakan pembelajaran. Sebagaimana disampaikan oleh Sudarwan Danim
mengemukakan bahwa  menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang cukup
besar dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru
mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah mereka. Dari ungkapan ini,
mengandung makna bahwa kepala sekolah harus betul-betul menguasai tentang kurikulum
sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan saran dan bimbingan kepada
guru, sementara dia sendiri tidak menguasainya dengan baik.
5. Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)
Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat menumbuh-suburkan
kreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru? Dalam teori
kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang
berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka
meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya
kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
yang ada. Mulyasa menyebutkan kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan
kepribadian, dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin sifat-sifat
sebagai barikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko
dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan.
6. Kepala Sekolah Sebagai Inovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala sekolah harus
memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan,
mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh
tenaga kependidikan sekolah, dan mengembangkan model model pembelajaran yang
inofatif. Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara cara ia melakukan
pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional, objektif, pragmatis,
keteladanan
7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan
motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi
ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja,
disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar
melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).

E. Peran Kepala Sekolah

Penelitian tentang harapan peranan kepala sekolah sangat penting bagi guru-guru dan murid-
murid. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung  jawab sebagai pemimpin di bidang
pengajaran, pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi personalia staf, hubungan
masyarakat, administrasi school plant, dan perlengkapan serta organisasi sekolah. Dalam
memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan
yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang
dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah. Cara kerja kepala sekolah dan cara ia
memandang peranannya dipengaruhi oleh kepribadiannya, persiapan dan pengalaman profesionalnya,
serta ketetapan yang dibuat oleh sekolah mengenai peranan kepala sekolah di bidang pengajaran.
Pelayanan pendidikan dalam dinas bagi administrator sekolah dapat memperjelas harapan-
harapan atas peranan kepala sekolah. Menurut Purwanto, bahwa seorang kepala sekolah mempunyai
sepuluh macam peranan, yaitu : “Sebagai pelaksana, perencana, seorang ahli, mengawasi hubungan
antara anggota-anggota, menwakili kelompok, bertindak sebagai pemberi ganjaran, bertindak
sebagai wasit, pemegang tanggung jawab, sebagai seorang pencipta, dan sebagai seorang ayah.”
Penjabarannya adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pelaksana (executive)


Seorang pemimpin tidak boleh memaksakan kehendak sendiri terhadap kelompoknya. Ia
harus berusaha memenuhi kehendak dan kebutuhan kelompoknya, juga program atau rencana
yang telah ditetapkan bersama
2. Sebagai perencana (planner)
Sebagai kepala sekolah yang baik harus pandai membuat dan menyusun perencanaan,
sehingga segala sesuatu yang akan diperbuatnya bukan secara sembarangan saja, tatapi segala
tindakan diperhitungkan dan bertujuan.
3. Sebagai seorang ahli (expert)
Ia haruslah mempunyai keahlian terutama yang berhubungan dengan tugas jabatan
kepemimpinan yang dipegangnya.
4. Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok (contoller of internal relationship)
Menjaga jangan sampai terjadi perselisihan dan berusaha mambangun hubungan yang
harmonis.
5. Mewakili kelompok (group representative)
Ia harus menyadari, bahwa baik buruk tindakannya di luar kelompoknya mencerminkan baik
buruk kelompok yang dipimpinnya.
6. Bertindak sebagai pemberi ganjaran / pujian dan hukuman.
Ia harus membesarkan hati anggota-anggota yang bekerja dan banyak sumbangan terhadap
kelompoknya.
7. Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and modiator)
Dalam menyelesaikan perselisihan atau menerima pengaduan antara anggota-anggotanya ia
harus dapat bertindak tegas, tidak pilih kasih atau mementingkan salah satu anggotanya.
8. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya
Ia haruslah bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan anggota-anggotanya yang
dilakukan atas nama kelompoknya.
9. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (idiologist)
Seorang pemimpin hendaknya mempunyai kosepsi yang baik dan realistis, sehingga dalam
menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang tegas menuju kearah yang dicita-
citakan.
10. Bertindak sebagai ayah (father figure)
Tindakan pemimpin terhadap anak buah/kelompoknya hendaknya mencerminkan tindakan
seorang ayah terhadap anak buahnya.

Apabila kita meneliti lebih lanjut, maka dapat disimpulkan 10 peran di atas sama seperti apa
yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan kita “Ki Hadjar Dewantara”, mengatakan bahwa
pemimpin yang baik haruslah menjalankan peranan seperti : Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo
Mangun Karso, dan Ing Tut Wuri Handayani.

F. Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara
langsung berkaitan dengan proses pembelajaran disekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12
ayat 1 PP 28 Th. 1990 bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunan serta
pemeliharaaan sarana dan prasarana. Menurut Dirawat, tugas dan tanggungjawab kepala sekolah dapat
digolongkan kepada dua bidang, yaitu:
1. Tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi
Dapat digolongkan menjadi enam bidang yaitu:
a) Pengelolaan pengajaran
Pengelolaan pengajaran ini merupakan dasar kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok.
Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan ini antara lain:

1) Pemimpin pendidikan hendaknya menguasai garis-garis besar program pengajaran


untuk tiap bidang studi dan tiap kelas, 
2) Menyusun program sekolah untuk satu tahun, 
3) Menyusun jadwal pelajaran, 
4) Mengkoordinir kegiatan-kegiatan penyusunan model satuan pengajaran,
5) Mengatur kegiatan penilaian, 
6) Melaksanakan norma-norma kenaikan kelas, 
7) Mencatat dan melaporkan hasil kemampuan belajar murid, 
8) Mengkoordinir kegiatan bimbingan sekolah, 
9) Mengkoordinir program non kurikuler, 
10) Merencanakan pengadaan, 
11) Memelihara dan mengembangkan buku perpustakaan sekolah dan alat-alat
pelajaran.

b) Pengelolaan kepegawaian
Termasuk dalam bidang ini yaitu menyelenggarakan urusan-urusan yang berhubungan dengan
penyeleksian, pengangkatan kenaikan pangkat, cuti, perpindahan dan pemberhentian anggota
staf sekolah, pembagian tugas-tugas di kalangan anggota staf sekolah, masalah jaminan
kesehatan dan ekonomi, penciptaan hubungan kerja yang tepat dan menyenangkan, masalah
penerapan kode etik jabatan.
c) Pengelolaan kemuridan
Dalam bidang ini kegiatan yang nampak adalah perencanaan dan penyelenggaran murid baru,
pembagian murid atas tingkat-tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping),
perpindahan dan keluar masuknya murid-murid (mutasi), penyelenggaraan pelayanan khusus
(special services) bagi murid, mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pengajaran,
penyelenggaran testing dan kegiatan evaluasi, mempersiapkan laporan tentang kemajuan
masalah disiplin murid, pengaturan organisasi siswa, masalah absensi, dan sebagainya.
d) Pengelolaan gedung dan halaman
Pengelolaan ini menyangkut usaha-usaha perencanaan dan pengadaan, inventarisasi,
pengaturan pemakaian, pemeliharaan, rehabilitasi perlengkapan dan alat-alat material sekolah,
keindahan serta kebersihan umum, usaha melengkapi yang berupa antara lain gedung
(ruangan sekolah), lapangan tempat bermain, kebun dan halaman sekolah, meubel sekolah,
alat-alat pelajaran klasikal dan alat peraga, perpustakaan sekolah, alat-alat permainan dan
rekreasi, fasilitas pemeliharaan sekolah, perlengkapan bagi penyelenggaraan khusus,
transportasi sekolah, dan alat-alat komunikasi,
e) Pengelolaan keuangan
Dalam bidang ini menyangkut masalah-masalah urusa gaji guru-guru dan staf sekolah, urusan
penyelenggaraan otorisasi sekolah, urusan uang sekolah dan uang alat-alat murid-murid,
usaha-usaha penyediaan biaya bagi penyelenggaraan pertemuan dan perayaan serta
keramaian.
f) Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat
Untuk memperoleh simpati dan bantuan dari masyarakat termasuk orang tua murid-murid, dan
untuk dapat menciptakan kerjasama antara sekolah-rumah- dan lembaga-lembaga sosial.

2. Tugas Kepala Sekolah Dalam Bidang Supervisi

Supervisi pada dasarnya pelayanan yang disediakan oleh kepala sekolah untuk membantu para
guru dan karyawan agar menjadi semakin cakap/terampil dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tuntutan perkembangan jaman. Supervisi adalah usaha yang dilakukan oleh kepala
sekolah dalam membantu guru-guru agar semakin mampu mewujudkan proses belajar
mengajar. Di mana Kepala Sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan
penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan
pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan
pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar. Tugas ini antara lain:
a) Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan-tujuan
pendidikan pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara aktivitas pengajaran
dengan tujuan-tujuan.
b) Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang persoalan-
persoalan dan kebutuhan murid.
c) Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru sesuai
dengan minat, kemampuan bakat masing-masing dan selanjutnya mendorong mereka
untuk terus mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.
d) Memberikan penilaian terhadap prestasi kerja sekolah berdasarkan standar-standar
sejauh mana tujuan sekolah itu telah dicapai.

G. KESIMPULAN

Dari uraian diatas mengenai Tugas, Peran dan Tanggung jawab seorang guru dan kepala sekolah,
dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua profesi tersebut walaupun berada dalam satu bidang yang
sama yakni pendidikan akan tetapi memiliki tugas, peran dan tanggung jawab yang berbeda.
Guru lebih berperan dalam proses belajar – mengajar di dalam kelas, sedangkan kepala sekolah
berperan sebagai perencana, dan juga mengawasi guru dan peserta didik. Akan tetapi meskipun
tugas, peranan dan tanggung jawab kedua profesi ini berbeda, tujuannya tetaplah sama yakni
menciptakan atau melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas, bermanfaat bagi orang di
sekitarnya dan dapat mengharumkan nama bangsa. Jadi sangat terlihat jelas perbedaan tugas yang
nantinya akan diemban saat menjadi guru dan kepala sekolah,secara lebih spesifik kepala sekolah
lebih bertanggung jawab kepada semua aspek dibandingkan guru. Demikian uraian yang dapat
saya jelaskan mengenai perbedaan tugas yang nantinya akan dilakukan saat menjadi kepala
sekolah.
2. Identifikasi manfaat yang Anda rasakan dengan diterapkannya desentralisasi pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan.

 Sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan
diajarkan
 Sekolah dapat mengembangkan potensi wilayahnya sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah
setempat.
 Membuat kurikulum sekolah yang berbasis keunggulan lokal dan global.
 Adanya efisiensi manajemen pendidikan, karena sebagian besar wewenang pengelolaan
pendidikan, baik perencanaan, pelaksanaan, pembiayaan dan pengendalian penyelenggaraan
pendidikan diserahkan kepada pemerintah daerah, yang disesuaikan dengan keadaan,
kebutuhan, keinginan, dan kemampuan masing-masing daerah.
 Partisipasi masyarakat menjadi lebih besar
 Masyarakat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan di tingkat satuan pendidikan
 Kegitan sekolah dapat dilaksanakan secara efisien, transparan, dan akuntabel, serta tanggap
terhadap kebutuhan, dan keinginan masyarakat
 Mutu pendidikan semakin meningkat
 Kemampuan manejerial kepala sekolah semakin meningkat
 Kualitas para pendidik/ guru juga semakin meningkat karena dilakukan pemilihan guru secara
lebih selektif

You might also like