a. Dolus dengan Kesadaran akan Kepastian/Keniscayaan Kesengajaan ini dikatakan ada apabila maksud dan tujuan pelaku tertuju pada hal lain, namun dalam diri pelaku terdapat keyakinan bahwa tujuannya tersebut dapat menimbulkan akibat yang sebenarnya tidak dikehendaki. Disini tidak dituntut adanya kepastian, namun cukup bahwa hal itu dianggap sangat mungkin terjadi. Contohnya seseorang berencana meledakan sebuah kapal di laut yang diasuransikan untuk mendapatkan premi. Sesungguhnya, orang tersebut tidak mengininkan matinya anak buah kapal, namun ia memiliki keyakinan tentang kemungkinan akan adanya anak buah kapal yang mati. Sikap batin tersebut dianggap sebagai dolus. b. Dolus dengan Kesadaran Kemungkinan Kesengajaan ini terjadi apabila pelaku memandang akibat dari apa yang dilakukannya tidak pasti akan terjadi, melainkan sekadar kemungkinan bahwa ha itu pasti akan terjadi. Jika kemudian ia mewujudkan niatnya dan akibat tersebut benar terjadi maka dianggap sebagai dolus. Contohnya, seseorang ingin melakukan balas dendam pada kepala pasar. Kemudian ia, dengan maksud membunuh kepala pasar, mengirim kue yang dibubuhi racun tikus ke alamt rumahnya. Ia mengetahui bahwa dialat tersebut juga tinggal istri kepala pasar. Ia dianggap memiliki kesadaran penuh dan dugaan pasti bahwa kemungkinan besar istri kepala pasar juga ikut mencicipi kuenya. Meskipun masih ada waktu, ia membatalkan perbuatannya untuk mencegah terwujudnya kemungkinan tersebut. Sehingga, perbuatan tersebut dianggap sebagai dolus. c. Dolus Eventualis (Kesengajaan bersyarat) Kesengajaan ini dikatakan ada apabila pelaku memang memikirkan kemungkinan munculnya akibat lain dari perbuatannya, namun kemudian tetap melakukannya karena tidak percaya bahwa kemungkinan tersebut akan muncul dan tidak akan dilakukan seandainya kemungkinan tersebut sudah pasti terjadi. Contohnya, seorang pengemudi mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi karena dikejar polisi, di dalam pikirannya terlintas kemungkinan bahwa perbuatannya itu dapat mengakibatkan kecelakaan bagi orang lain. Namun, pikikiran tersebut sirna dengan pertimbangan bahwa ia sudah sering melakukannya dan tidak terjadi apa-apa. Jika kemudian ia menabrak orang lain, maka perbuatannya dianggap sebagai dolus. 2. Bentuk kesengajaan yang terdapat dalam kasus tersebut adalah “Kesengajaan dengan Kesadaran aka Kepastian”, karena disebutkan bahwa Margariet memang berencana untuk menghilangkan nyawa korban untuk mencapai tujuannya, Margriet memukul korban dengan tangan kosong berkali-kali ke arah wajah korban serta menjambak rambut korban dan membenturkan kepala korban ke tembok.