You are on page 1of 20

Periode Masa Jabatan Hakim Konstitusi dan Implikasinya

terhadap Kemandirian Kekuasaan Kehakiman*

Term of Office for Constitutional Justices and Its Implications


against Judicial Independence

Novianto Murti Hantoro


Pusat Penelitian Badan Keahlian Sekretariat Jenderal DPR RI
Gedung Nusantara 1 Lantai 2, DPR RI
Jl. Jenderal Gatot Subroto, Senayan, Jakarta
Email: novianto.hantoro@dpr.go.id

Naskah diterima: 3 Agustus 2020


Naskah direvisi: 28 September 2020
Naskah diterbitkan: 1 November 2020

Abstract
Constitutional justices have a five-year term and can be re-elected for only one subsequent term. There has been
an effort to correct this provision through a request for judicial review of the Constitutional Court Law. Still, there
is no decision by the Constitutional Court which states that the term of office of constitutional justice is against the
1945 Constitution of the Republic of Indonesia. This paper analyzes the need to reform the provisions regarding the
term of office of constitutional justices associated with the principle of judicial independence. An analysis of the term
of office of constitutional justices was also carried out by comparing international principles and practices in other
countries. The term of office of 5 years and can be re-elected has its weaknesses, because it opens up opportunities
for political influence and controversy in candidacy proposal for the second term of constitutional justices. This term
of office needs to be changed with a longer time length without extension combined with the retirement age. The
determination of the term of office of constitutional justices which is related to the judicial independence cannot be
separated from the requirements, selection, supervision, and dismissal of constitutional justices. Those requirements,
mechanisms for selection, supervision, and dismissal of constitutional justices also need to be improved.
Keywords: term; constitutional justice; term of offic

Abstrak
Hakim konstitusi memiliki periode masa jabatan lima tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk
satu kali masa jabatan berikutnya. Ketentuan ini telah coba dikoreksi melalui permohonan uji
materi terhadap UU Mahkamah Konstitusi (MK), tetapi tidak ada putusan MK yang menyatakan
periode masa jabatan hakim konstitusi bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945. Tulisan ini
menganalisis mengenai perlunya reformulasi ketentuan mengenai periode masa jabatan hakim
konstitusi dikaitkan dengan prinsip kemandirian kekuasaan kehakiman. Analisis mengenai periode
masa jabatan hakim konstitusi juga dilakukan dengan membandingkan prinsip internasional
dan praktik di negara lain. Periode masa jabatan 5 tahun dan dapat dipilih kembali memiliki
kelemahan, karena membuka peluang pengaruh politik dan kontroversi pada pengajuan calon
hakim konstitusi periode kedua. Periode masa jabatan ini perlu diubah dengan masa jabatan yang
lebih lama tanpa perpanjangan dikombinasikan dengan usia pensiun. Penentuan periode masa
jabatan hakim konstitusi yang dikaitkan dengan kemandirian kekuasaan kehakiman tidak dapat
lepas dari persyaratan, seleksi, pengawasan, dan pemberhentian hakim konstitusi. Persyaratan,
mekanisme seleksi, pengawasan, dan pemberhentian hakim konstitusi juga perlu disempurnakan.
Kata kunci: periode; hakim konstitusi; masa jabatan

* Artikel ini diterima oleh redaksi pada tanggal 3 Agustus 2020 sebelum dilakukan pembahasan terhadap Perubahan Ketiga UU MK.
Pada tahap revisi naskah, Perubahan Ketiga UU MK sudah selesai dibahas, namun belum diundangkan. Penulis telah menyesuaikan
perkembangan tersebut dengan mengubah judul dan memasukkan materi Perubahan Ketiga UU MK di dalam naskah.

NOVIANTO MURTI HANTORO: Periode Masa Jabatan Hakim Konstitusi... 191


I. Pendahuluan mengatur secara eksplisit maupun secara implisit
Undang-Undang Dasar Negara Republik mengenai masa jabatan pemegang kekuasaan
Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun kehakiman, yaitu Mahkamah Agung (MA) dan
1945) secara eksplisit hanya menyebutkan masa Mahkamah Konstitusi (MK). UUD NRI Tahun
jabatan untuk Presiden dan Wakil Presiden, 1945 mendelegasikan pengaturan mengenai hal
yaitu 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat ini kepada undang-undang.4
dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya Undang-Undang mengenai MA mengatur
untuk satu kali masa jabatan.1 Masa jabatan bahwa hakim agung tidak memiliki masa jabatan,
anggota lembaga negara yang lain, diketahui tetapi berhenti berdasarkan usia, yaitu 70 (tujuh
secara implisit dari ketentuan yang mengatur puluh) tahun.5 Sementara itu, Undang-Undang
tentang pemilihan umum (Pemilu). Pemilu mengenai MK mengatur masa jabatan hakim
dilaksanakan setiap lima tahun sekali untuk konstitusi sama seperti Presiden dan Wakil
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Presiden, yaitu selama 5 (lima) tahun dan dapat
(DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dipilih kembali hanya untuk satu kali masa
Presiden dan Wakil Presiden, serta Dewan jabatan berikutnya.6 Permasalahan menarik
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).2 Artinya, yang kemudian muncul adalah sebagai sesama
masa jabatan anggota DPR, DPD, dan DPRD pemegang kekuasaan kehakiman, mengapa ada
adalah 5 (lima) tahun. Mengingat Majelis periode masa jabatan hakim konstitusi sementara
Permusyawaratan Rakyat (MPR) terdiri dari hakim agung menggunakan batas usia pension.
anggota DPR dan anggota DPD, maka masa Pembedaan ini telah dicoba untuk dikoreksi
jabatan anggota MPR juga 5 (lima) tahun. melalui upaya permohonan uji materi undang-
UUD NRI Tahun 1945 tidak menyebutkan undang ke MK. Setidaknya, terdapat 3 (tiga)
masa jabatan gubernur, walikota, dan bupati, permohonan uji materiil Undang-Undang MK
namun disebutkan bahwa gubernur, walikota, terkait dengan masa jabatan hakim konstitusi
dan bupati dipilih secara demokratis.3 dan ketua mahkamah konstitusi, yaitu perkara
Berdasarkan undang-undang yang mengatur nomor 131/PUU-XII/2014, perkara nomor
mengenai pemilihan gubernur, walikota, dan 53/PUU-XIV/2016, dan perkara nomor 73/
bupati saat ini, pemilihan secara demokratis PUU-IV/2016. Perkara nomor 131/PUU-
tersebut dilaksanakan melalui pemilihan secara XII/2014 berakhir dengan Ketetapan MK
langsung oleh rakyat. Dengan demikian, masa karena pemohon menarik permohonannya.7
jabatan gubernur, walikota, dan bupati juga 5 Perkara nomor 53/PUU-XIV/2016 sebenarnya
(lima) tahun, jika menggunakan dasar bahwa permohonan uji materi atas UU MA dan UU
pemilihan secara langsung oleh rakyat merupakan MK dengan putusan yang terkait dengan masa
Pemilu. Ketentuan masa jabatan gubernur, jabatan ketua MK tidak dapat diterima dan
bupati, dan walikota menggunakan landasan terkait massa jabatan hakim konstitusi ditolak.8
hukum di bawah UUD NRI Tahun 1945, yaitu
4
Pasal 24A ayat (5) dan Pasal 24C ayat (6) UUD NRI
Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah
Tahun 1945.
sebagai tindak lanjut amanat Pasal 18 ayat (7) 5
Pasal 11 huruf b Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009
UUD NRI Tahun 1945. tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor
Dua cabang kekuasaan negara, yaitu 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.
6
Pasal 22 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang
lembaga eksekutif dan lembaga legislatif
Mahkamah Konstitusi.
memiliki masa jabatan selama 5 (lima) tahun. 7
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 15 September
Bagaimana dengan masa jabatan lembaga 2015, Ketetapan Nomor 131/PUU-XII/2014, https://
yudikatif/yudisial? UUD NRI Tahun 1945 tidak mkri.id/public/content/persidangan/putusan/131_PUU-
XII_2014.pdf, diakses tanggal 27 Juli 2020.
8
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 19 Juli 2017,
1
Pasal 7 UUD NRI Tahun 1945.
Putusan Nomor 53/PUU-XIV/2016, https://mkri.id/
2
Pasal 22E ayat (1) dan ayat (2) UUD NRI Tahun 1945.
public/content/persidangan/putusan/53_PUU-XIV_2016.
3
Pasal 18 ayat (4) UUD NRI Tahun 1945.
pdf, diakses tanggal 27 Juli 2020.

192 NEGARA HUKUM: Vol. 11, No. 2, November 2020


Dalam perkara nomor 73/PUU-IV/2016, MK jabatan hakim konstitusi. Susi menyimpulkan
memutuskan permohonan pemohon tidak bahwa pengisian jabatan hakim agung dan
dapat diterima karena pemohon tidak memiliki hakim konstitusi cenderung lebih bersifat
kedudukan hukum (legal standing) untuk politis (politicking) karena keikutsertaan badan
mengajukan permohonan tersebut.9 perwakilan rakyat atau parlemen. Untuk
Putusan MK dalam perkara-perkara itu, masing-masing cabang kekuasaan perlu
tersebut tidak ada yang menyatakan bahwa melakukan pembaharuan dan menerapkan
ketentuan yang mengatur masa jabatan hakim prinsip pengekangan diri untuk meminimalkan
konstitusi selama 5 (lima) tahun dan dapat bias politik.12
dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan Tulisan yang lebih khusus mengenai jabatan
berikutnya, bertentangan dengan UUD NRI hakim konstitusi ditulis oleh Pan Mohamad
Tahun 1945. Namun, bukan berarti rumusan Faiz dengan judul A Critical Analysis of Judicial
tersebut tidak dapat dianalisis dan diubah atau Appointment Process and Tenure of Constitutional
disempurnakan. Permasalahan yang hendak Justice in Indonesia.13 Di dalam tulisan tersebut,
dikaji di dalam tulisan ini adalah bagaimanakah setidaknya Pan menyimpulkan 2 (dua) hal, yaitu
pengaturan mengenai periode masa jabatan proses pengisian jabatan hakim konstitusi oleh
hakim konstitusi dan implikasinya terhadap MA, Presiden, dan DPR kurang transparan,
kemandirian kekuasaan kehakiman. tidak partisipatif, kurang objektif, dan tidak
Periode yang dimaksud dalam tulisan ini akuntabel, sehingga perlu adanya panitia seleksi
adalah kurun waktu10 yang di dalam konteks (Pansel) atau bekerja sama dengan Komisi
jabatan hakim konstitusi berarti 5 (tahun) yang Yudisial. Kesimpulan kedua, proses seleksi
kemudian dapat diulang lagi untuk 5 (lima) untuk hakim konstitusi pada periode kedua
tahun berikutnya. Periode jabatan hakim memunculkan permasalahan, sehingga perlu
konstitusi ini akan dianalisis berdasarkan perubahan periode jabatan hakim konstitusi
sudut pandang independensi hakim, dalam dengan hanya satu periode namun waktunya 9
kaitannya dengan kemandirian kekuasaan (sembilan) atau 12 (dua belas) tahun. Pan juga
kehakiman. Analisis juga menggunakan metode menyimpulkan bahwa masa jabatan Ketua dan
perbandingan, baik dengan lembaga negara Wakil Ketua MK adalah tetap selama menjabat
sejenis di Indonesia maupun perbandingan hakim konstitusi agar tidak menimbulkan
dengan praktik di negara lain. konflik.14
Permasalahan mengenai pengisian jabatan Konsep yang dikemukakan Pan Mohamad Faiz
hakim pernah ditulis oleh Susi Dwi Harjanti sama dengan rekomendasi Lokakarya Nasional
dengan judul “Pengisian Jabatan Hakim: Evaluasi Pelaksanaan Hukum Acara Mahkamah
Kebutuhan Reformasi dan Pengekangan Konstitusi dalam rangka Meneguhkan Kekuasaan
Diri”.11 Tulisan ini tidak terkait langsung Kehakiman yang Modern dan Terpercaya,
dengan periode jabatan hakim konstitusi, yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal
namun ada kesimpulan menarik yang nantinya Mahkamah Konstitusi bekerja sama dengan Pusat
dapat digunakan untuk menganalisis periode Pengkajian Pancasila dan Konstitusi (Puskapsi)
Universitas Jember, di Jember 20-22 Mei 2016.
9
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 19 Juli 2017,
Putusan Nomor 73/PUU-XIV/2016, https://mkri.id/
Rekomendasi nomor 1 huruf c menyebutkan
public/content/persidangan/putusan/73_PUU-XIV_2016. bahwa setiap lembaga negara yang mengajukan
pdf, diakses tanggal 27 Juli 2020. hakim konstitusi (Presiden, MA, dan MK) harus
10
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, KBBI Daring,
2016, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/periode, diakses 12
Ibid., hal. 556.
tanggal 27 Juli 2020. 13
Pan Mohamad Faiz, “A Critical Analysis of Judicial
11
Susi Dwi Harjanti, “Pengisian Jabatan Hakim: Kebutuhan Appointment Process and Tenure of Constitutional Justice
Reformasi dan Pengekangan Diri”, Ius Quia Iustum, Vol. in Indonesia”, Vol. 2, Issue 2, Agustus 2016, hal. 152-169.
21, No. 4, Oktober 2014, hal. 531–558. DOI: https://doi. DOI: http://dx.doi.org/10.20956/halrev.v1n2.301
org/10.20885/iustum.vol21.iss4.art2 14
Ibid., hal. 166-167.

NOVIANTO MURTI HANTORO: Periode Masa Jabatan Hakim Konstitusi... 193


membentuk panitia seleksi dalam proses seleksi.15 landasan konstitusional dalam Pasal 24 UUD
Unsur panitia seleksi terdiri dari mantan hakim NRI Tahun 1945 bahwa kekuasaan kehakiman
konstitusi, akademisi, dan tokoh masyarakat.16 merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
Selanjutnya, rekomendasi angka 1 huruf d menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
menyebutkan bahwa untuk lebih menjamin hukum dan keadilan. Konsep “kekuasaan yang
kemandirian hakim konstitusi, pengaturan masa merdeka” selanjutnya diturunkan sebagai prinsip
jabatan hakim konstitusi hanya satu periode kemandirian, independensi, atau imparsialitas.
dengan masa jabatan selama 9-12 tahun.17 Secara internasional, prinsip-prinsip
Pada kesimpulan pertama, penulis sependapat kemandirian kekuasaan kehakiman dapat
dengan perlunya pengisian jabatan yang transparan ditemukan di The United Nations Basic Principles
dan akuntabel, namun berbeda pendapat terhadap on the Independence of the Judiciary (1985)18, yang
konsep pembentukan panitia seleksi. Pada di antaranya menyatakan The judiciary shall decide
kesimpulan kedua, penulis sependapat mengenai matters before them impartially, on the basis of facts and
perlu dihapuskan ketentuan mengenai dua periode in accordance with the law, without any restrictions,
masa jabatan hakim konstitusi, namun masih improper influences, inducements, pressures, threats
ada beberapa pilihan selain hanya menetapkan or interferences, direct or indirect, from any quarter or
waktunya 9 (sembilan) atau 12 (dua belas) tahun for any reason19 (Pengadilan memutuskan perkara
dalam satu periode. Tulisan ini akan menambahkan secara tidak memihak, berdasarkan fakta dan
beberapa perspektif yang intinya penentuan sesuai dengan hukum, tanpa batasan, pengaruh
periode jabatan hakim konstitusi akan terkait yang tidak patut, bujukan, tekanan, ancaman
dengan masalah pengisian jabatan dan bagaimana atau gangguan, langsung atau tidak langsung, dari
mekanisme pengawasan/pemberhentian hakim kelompok mana pun atau karena alasan apa pun)”.
konstitusi yang harus dibahas dalam satu sistem. Sementara terkait dengan periode masa
Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis jabatan, The United Nations Basic Principles on the
pengaturan mengenai periode jabatan Independence of the Judiciary menyebutkan The term
hakim konstitusi dan implikasinya terhadap of office of judges, their independence, security, adequate
kemandirian kekuasaan kehakiman. Tujuan remuneration, conditions of service, pensions and the
berikutnya untuk memberikan sumbangan age of retirement shall be adequately secured by law20
pemikiran khususnya dalam hukum tata negara (Masa jabatan hakim, independensi, keamanan,
mengenai masalah pengisian dan masa jabatan remunerasi yang memadai, kondisi layanan,
di lembaga-lembaga negara, di luar lembaga pensiun, dan usia pensiun harus dijamin secara
negara yang pengisian keanggotaannya melalui hukum). Judges, whether appointed or elected, shall
Pemilu, yang secara konstitusional telah have guaranteed tenure until a mandatory retirement
disebutkan 5 (lima) tahun. age or the expiry of their term of office, where such
exists21 (Hakim, baik yang ditunjuk atau dipilih,
II. Periode Masa Jabatan Hakim dan Prinsip harus memiliki jaminan masa jabatan sampai usia
Kekuasaan Kehakiman pensiun atau berakhirnya masa jabatan mereka).
Permasalahan yang berkaitan dengan periode
18
United Nations, The Basic Principles on the Independent
masa jabatan hakim konstitusi tidak dapat lepas
of the Judiciary, adopted by the Seventh United Nations
dari prinsip kemandirian kekuasaan kehakiman Congress on the Prevention of Crime and the Treatment
sebagai prinsip pokok. Prinsip ini memiliki of Offenders held at Milan from 26 August to 6 September
1985 and endorsed by General Assembly resolutions
15
Eddy Mulyono, et.al., Prosiding Kumpulan Artikel dan 40/32 of 29 November 1985 and 40/146 of 13 December
Gagasan Ilmiah Evaluasi Pelaksanaan Hukum Acara 1985. http://www.icj.org/wp-content/uploads/2014/03/
Mahkamah Konstitusi dalam Rangka Meneguhkan Kekuasaan UN-Basic-principles-independence-judiciary-1985-eng.
Kehakiman yang Modern dan Terpercaya, Jember: UPT pdf, diakses tanggal 27 Juli 2020.
Penerbitan Universitas Jember, 2016, hal. xii 19
Ibid., Independence of judiciary nomor 2.
16
Ibid. 20
Ibid., Condition of service and tenure, nomor 12.
17
Ibid., hal. xiv. 21
Ibid., Condition of service and tenure, nomor 13.

194 NEGARA HUKUM: Vol. 11, No. 2, November 2020


Selain The United Nations Basic Principles manifestly unfit to hold the position of judge).23 Dasar
on the Independence of the Judiciary, terdapat pemberhentian hakim harus ditetapkan dan harus
pula standar minimum kemandirian kekuasaan didefinisikan dengan jelas oleh hukum.
kehakiman dari The International Bar Association’s Untuk negara-negara Commonwealth
Minimum Standards of Judicial Independence (1982) terdapat The Latimer House Guidance on
yang pada huruf C mengenai Terms and Nature of Parliamentary Supremacy and Judicial Independence
Judicial Appointments angka 22 dinyatakan bahwa (1998)24 yang menyatakan Judges should be
judicial appointments should generally be for life, subject to suspension or removal only for reasons of
subject to removal for cause and compulsory retirement incapacity or misbehaviour that clearly renders them
at an age fixed by law at the date of appointment22 unfit to discharge their duties’ and that ‘arrangements
(Pengangkatan hakim pada umumnya untuk for appropriate security of tenure and protection of
seumur hidup, dapat diberhentikan hanya levels of remuneration must be in place (Hakim
karena mencapai usia pensiun yang telah hanya dapat diberhentikan atau diganti karena
ditentukan oleh hukum pada saat pengangkatan). ketidakmampuan atau berkelakuan buruk yang
Selanjutnya, pada angka 30 disebutkan bahwa secara jelas membuat mereka tidak layak untuk
seorang hakim tidak boleh diberhentikan kecuali melaksanakan tugas sebagai hakim dan perlu
karena alasan melakukan tindak pidana atau terdapat pengaturan secara memadai dan jelas
karena mengabaikan tugasnya berulang kali atau tentang masa jabatan dan remunerasi hakim).
karena ketidakmampuan fisik atau mental yang Kristy Richardson mengembangkan pengertian
menunjukkan dirinya secara nyata tidak layak mengenai judicial independence (kemandirian
untuk menjabat sebagai hakim (a judge shall not kekuasaan kehakiman) dari Larkins,25 untuk
be subject to removal unless by reason of a criminal selanjutnya dikonstruksikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Konstruksi Kemandirian Kekuasaan Kehakiman

APPOINTMENT, Construct of Insularity PROTECTION OF SALARY,


SECURITY OF TENURE ← elements of → FINANCIAL AUTONOMY

DECISION BASED ON Construct of Impartiality ABILITY TO MAKE


LAW AND FACTS ← elements of → DECISIONS FREE FROM
OUTSIDE INFLUENCES

HOW THE LAW IS MADE, Construct of Authority MEDIA RELATIONS,


PUBLIC CONFIDENCE ← elements of → ADMINISTRATIVE LAW

Defining Judicial Independence


Sumber: Kristy Richardson, 2005.
act or through gross or repeated neglect or physical or 23
Ibid.
mental incapacity he/she has shown himself/herself 24
Elliot Bulmer, Judicial Tenure, Removal, Immunity and
Accountability, Stockholm: International IDEA, 2014, hal. 6.

22
International Commission of Jurist, The International Bar 25
Kristy Richardson, “A Definition of Judicial
Association’s Minimum Standards of Judicial Independence, Independence” University of New England Law Journal
https://www.icj.org/wp-content/uploads/2014/10/ (UNELawJ) 3; (2005) 2(1): 75-96, hal. 78 http://www.
IBA_Resolutions_Minimum_Standards_of_Judicial_ austlii.edu.au/au/journals/UNELawJl/2005/3.html, diakses
Independence_1982.pdf, diakses tanggal 27 Juli 2020. tanggal 27 Agustus 2020.

NOVIANTO MURTI HANTORO: Periode Masa Jabatan Hakim Konstitusi... 195


Konstruksi sentral dari judicial independence yang dapat memengaruhi pelaksanaan tugas
adalah insularity, impartiality, dan authority mereka.30 Lebih lanjut Shetreet menjelaskan
(pemisahan, ketidakberpihakan, dan otoritas) bahwa konsep independensi peradilan tidak
yang masing-masing merepresentasikan terbatas pada independensi hakim secara
kumpulan elemen terkait yang diidentifikasikan individu, melainkan juga secara kolektif sebagai
secara konsisten dalam literatur.26 Pada lembaga.31 Dalam praktiknya, kemandirian
Gambar 1 disebutkan bahwa elemen dari kolektif terlihat dalam struktur pengadilan
insularity adalah pengangkatan, keamanan administrasi. Ada tiga model, yaitu model
masa jabatan, perlindungan penghasilan, dan gabungan eksekutif-yudisial, model yudisial
otonomi keuangan. Elemen dari imparsialitas eksklusif, dan model tanggung jawab bersama.32
atau ketidakberpihakan (impartiality) adalah Internal independence sama seperti kemandirian
putusan yang berdasarkan hukum dan fakta, kolektif namun dalam lingkup yang lebbih kecil,
serta kemampuan membuat putusan yang bebas yaitu dari internal peradilan. Hakim bebas dari
dari pengaruh luar. Sementara, elemen authority tekanan dari peer-nya atau dari hakim ketua
adalah bagaimana hukum dibuat, kepercayaan pengadilan.33
publik, hubungan dengan media, dan hukum Di Indonesia, kemandirian kekuasaan
administrasi. kehakiman dijabarkan dalam Cetak Biru
Independensi atau kemandirian menurut Pembaruan Peradian 2010-2035 yang disusun
Shimon Shetreet dapat dibagi menjadi empat oleh MA. Kemandirian kekuasaan kehakiman
jenis yaitu substantive independence (independensi dijabarkan sebagai kemandirian institusional
dalam memutus perkara), personal independence dan kemandirian fungsional. Kemandirian
[misalnya, adanya jaminan masa kerja dan institusional adalah kemandirian badan
jabatan (term of office and tenure)], internal peradilan yang bebas dari intervensi pihak lain
independence (misalnya, independensi dari atasan di luar kekuasaan kehakiman. Kemandirian
dan rekan kerja) dan collective independence fungsional adalah kemandirian hakim dalam
(misalnya, adanya partisipasi pengadilan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, yaitu bebas
administrasi pengadilan, termasuk dalam dari pengaruh, tekanan, atau ancaman, baik
penentuan budget pengadilan).27 Shetreet langsung maupun tidak langsung, dari pihak
menjabarkan bahwa substantive independence manapun dan dengan alasan apapun. Jaminan
mengacu pada kebebasan hakim untuk bagi tegaknya hukum dan keadilan, serta
melaksanakan fungsinya secara independen.28 menjadi prasyarat bagi terwujudnya cita-cita
Sementara karakteristik personal independence negara hukum adalah independensi hakim.34
termasuk perlindungan terhadap jabatan dan Kemandirian institusional dan kemandirian
masa kerja, serta remunerasi dan pensiun fungsional merupakan satu kesatuan yang tidak
yang memadai.29 Personal dan substantive dapat dipisahkan. Pembahasan dalam tulisan
independence merupakan dua hal penting untuk ini akan lebih fokus terhadap kemandirian
perlindungan setiap hakim dari setiap ancaman fungsional. Kemandirian institusional
merupakan permasalahan masa lalu ketika
26
Ibid., hal. 77. kekuasaan kehakiman masih berada di dua kaki.
27
Muh. Ridha Hakim, “Tafsir Independensi Kekuasaan
Kehakiman dalam Putusan Mahkamah Konstitusi”, Jurnal
Hal ini sudah tidak terjadi pada pembentukan
Hukum dan Peradilan, Vol. 7, No. 2, Juli 2018, 279 – 296, MK. Dengan demikian, analisis mengenai
hal. 288. DOI: 10.25216/JHP.7.2.2018.279-296.
28
Shimon Shetreet, “The Normative Cycle of Shaping 30
Ibid.
Judicial Independence in Domestic and International 31
Ibid. hal. 285.
Law: The Mutual Impact of National and International 32
Ibid.
Jurisprudence and Contemporary Practical and 33
Ibid., hal. 287.
Conceptual Challenges”, Chicago Journal of International 34
Mahkamah Agung RI, Cetak Biru Pembaruan Peradilan
Law, Vol. 10, No. 1, 2009, 275-332, hal. 284-285. 2010-2035, Jakarta: Mahkamah Agung RI, 2010, hal.18-
29
Ibid. 19.

196 NEGARA HUKUM: Vol. 11, No. 2, November 2020


pengaturan periode masa jabatan hakim perkara 73/PUU-XIV/2016 menyatakan bahwa
konstitusi akan dikaitkan dengan kemandirian argumentasi pemohon untuk memperpanjang
fungsional, yaitu bagaimana pengaturan periodemasa jabatan hakim konstitusi sampai dengan
masa jabatan hakim konstitusi dapat selaras dan
seumur hidup adalah keliru. Menurutnya, tidak
mewujudkan prinsip kemandirian fungsional ada hakim konstitusi di dunia yang menjabat
hakim konstitusi. Berdasarkan beberapa prinsipseumur hidup. MK dibentuk pada masa pasca-
dan pendapat ahli hukum tersebut, periode masareformasi untuk membatasi kewenangan
jabatan hakim konstitusi terkait erat dengan seseorang dengan mencontohkan mantan
persoalan independensi hakim, yang tidak Presiden Soeharto yang menyalahgunakan
dapat lepas juga dengan masalah pengangkatan jabatan.39
dan pengawasan atau pemberhentian. Ismail Hasani, peneliti Setara Institute
yang juga anggota Presidium Constitutional
III. Pro-Kontra dan Pilihan Periode Masa Democracy, setuju dengan pembatasan masa
Jabatan Hakim Konstitusi jabatan hakim konstitusi karena sejalan dengan
Pengaturan mengenai tenure atau periode rotasi kekuasaan, mengingat MK merupakan
masa jabatan hakim konstitusi yang berlaku kristalisasi dari tiga kekuasaan, yaitu Presiden,
saat ini35 adalah 5 (lima) tahun dan dapat DPR, dan MA.40 Menurutnya, ketika DPR
dipilih kembali hanya untuk satu kali masa dan Presiden memiliki periode politik yang
jabatan berikutnya. Persyaratan usia untuk ada pembatasan maka MK juga perlu ada
menjadi hakim konstitusi pada awalnya adalah pembatasan masa jabatan. Menurutnya, hakim
40 (empat puluh) tahun, kemudian diubah konstitusi di MK perlu dibedakan dengan hakim
menjadi paling rendah 47 (empat puluh agung di MA yang diangkat sampai dengan
tujuh) tahun dan paling tinggi 65 (enam usia pensiun, karena hakim agung bersumber
puluh lima)36 tahun pada saat pangangkatan.37 dari hakim karir dan non karir, sementara
Hakim konstitusi berhenti dengan hormat hakim konstitusi berbeda latar belakang dan
pada usia 67 (enam puluh tujuh) tahun, yang merupakan representasi politik.41 Pembatasan
kemudian diubah menjadi 70 (tujuh puluh) masa jabatan hakim konstitusi juga untuk
tahun.38 Persyaratan usia untuk menjadi hakim mencegah penyalahgunaan kekuasaan (abuse of
konstitusi dan usia pemberhentian hakim power).42
konstitusi, perlu dikemukakan mengingat hal Pendapat yang setuju dengan kondisi
tersebut akan terkait dengan pembahasan saat ini dikemukakan oleh Benny Riyanto
periode masa jabatan hakim konstitusi. Pro (disampaikan pada saat sebagai Plt. Kepala
dan kontra mengenai pengaturan periode masa BPHN). Menurutnya, perlu ada periode masa
jabatan hakim konstitusi dapat dikemukakan jabatan 5 (lima) tahun dan dapat dilanjutkan
dalam beberapa pendapat berikut ini. kembali untuk satu periode berikutnya.
Mahfud MD (mantan Ketua MK) pada saat Lima tahun periode pertama sebagai masa
menanggapi uji materi UU MK dengan nomor
39
Lutfy Mairizal Putra (Penulis), 29 November 2016,
35

Pada saat tulisan ini dibuat, Perubahan Ketiga UU MK “Mahfud Menilai Argumen Perpanjangan Masa Jabatan
belum dibahas dan diundangkan. Hakim MK Keliru”, Kompas.com, https://nasional.
36
Ketentuan usia paling tinggi 67 (enam puluh tujuh) kompas.com/read/2016/11/29/22161251/mahfud.menilai.
dinyatakan conditionaly unconstitusional atau tidak argumen.perpanjangan.masa.jabatan.hakim.mk.keliru,
konstitusional sepanjang tidak dimaknai untuk pengangkatan diakses tanggal 28 Juli 2020.
pertama dalam Putusan MK Nomor 7/PUU-XI/2003.
40
Karim Siregar, 21 November 2014, “Ini Alasan Masa
37
Pasal 15 ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 8 Jabatan Hakim Konstitus Tidak Permanen”, Gressnews.
Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang com, http://www.gresnews.com/berita/hukum/91990-
Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. ini-alasan-masa-jabatan-hakim-konstitusi-tidak-
38
Pasal 23 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 8 permanen--/, diakses tanggal 27 Juli 2020.
Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang
41
Ibid.
Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.
42
Ibid.

NOVIANTO MURTI HANTORO: Periode Masa Jabatan Hakim Konstitusi... 197


penyesuaian atau uji coba bagi hakim konstitusi. Beberapa pendapat tersebut, akan dianalisis
Apabila yang bersangkutan secara akademis berdasarkan beberapa kemungkinan pilihan
dan praktik mumpuni maka dapat diajukan masa jabatan hakim konstitusi, yaitu:
untuk periode kedua. Untuk mengetahui dan 1. tetap seperti sekarang, yaitu periode lima
memahami kemampuan teknis ini diperoleh tahun dan dapat diangkat kembali untuk
melalui praktik penanganan perkara di MK saat periode selanjutnya:
periode lima tahun pertama.43 2. seumur hidup;
Feri Amsari, Direktur Pusat Studi Konstitusi 3. sampai usia pensiun;
(Pusako) Universitas Andalas Sumatera Utara 4. satu periode masa jabatan yang panjang;
menilai jabatan hakim konstitusi satu periode dan
untuk waktu yang lebih panjang lebih tepat. 44 5. gabungan antara satu periode masa jabatan
Hal ini untuk menghindari politik transaksional yang panjang dan usia pensiun.
pada saat perpanjangan untuk periode kedua. Masing-masing pilihan tersebut akan
Mengenai berapa lama masa jabatan tersebut, dianalisis satu persatu.
diserahkan kepada pembentuk undang-undang, Pengaturan masa jabatan hakim konstitusi
namun prinsipnya sama dengan hakim agung sekarang ini, yaitu periode 5 (lima) tahun dan
yang pensiun di usia 70 (tujuh puluh) tahun. selanjutnya dapat dilanjutkan kembali untuk
Selain periode masa jabatan, perlu pengaturan satu periode berikutnya, perlu diubah. Periode
mekanisme pemakzulan hakim konstitusi yang pertama bukan merupakan periode adaptasi dan
diserahkan kepada Komisi Yudisial (KY) agar uji coba sebagaimana dikemukakan pendapat
atmosfer pengawasan dilakukan terpadu oleh Benny Riyanto.49 Penulis tidak sependapat
Dewan Etik MK secara internal dan oleh KY dengan pendapat tersebut. Persyaratan untuk
secara eksternal.45 menjadi hakim konstitusi yang disebutkan di
Erwin Natosmal Oemar, peneliti Indonesian dalam UUD NRI Tahun 1945 cukup tinggi,
Legal Roundtable (ILR), sependapat dengan masa yaitu memiliki integritas dan kepribadian yang
jabatan hakim satu periode yang lebih panjang.46 tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai
Menurutnya, pengaturan masa jabatan hakim konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak
konstitusi 9 (Sembilan) tahun cukup ideal merangkap sebagai pejabat negara. Hakim
karena akan menghemat waktu dan biaya, serta konstitusi yang terpilih tentunya sudah memiliki
membuat hakim konstitusi lebih independen kapasitas yang memadai, sehingga menjadi
dan tidak tersandera dengan kepentingan janggal apabila periode pertama diasumsikan
politik, terutama untuk hakim konstitusi yang sebagai uji coba.
diajukan oleh DPR.47 Pengaturan saat ini yang Pendapat Ismail Hasani yang menyatakan
lima tahunan dan dapat diperpanjang untuk bahwa pembatasan masa jabatan hakim
periode kedua berpotensi terjadi tawar menawar konstitusi untuk mencegah penyalahgunaan
dengan lembaga yang mengajukannya.48 kekuasaan sehingga perlu disamakan dengan
43
Hukumonline, 16 Oktober 2018, “Jabatan Hakim MK Satu Presiden dan DPR yang memiliki periode politik,
Periode Dinilai Tepat, Ini Alasannya,” Hukumonline.com, juga tidak tepat.50 Penyalahgunaan kekuasaan
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5bc5c4db56c6d/
jabatan-hakim-mk-satu-periode-dinilai-tepat--ini- 49
Lihat Hukumonline, 16 Oktober 2018, “Jabatan
alasannya?page=2, diakses tanggal 27 Juli 2020. Hakim MK Satu Periode Dinilai Tepat, Ini Alasannya,”
44
Hukumonline, 16 Oktober 2018, “Jabatan Hakim MK Hukumonline.com, https://www.hukumonline.com/berita/
Satu Periode Dinilai Tepat, Ini Alasannya”, Hukumonline. baca/lt5bc5c4db56c6d/jabatan-hakim-mk-satu-periode-
com, https://www.hukumonline.com/berita/baca/ dinilai-tepat--ini-alasannya?page=2, diakses tanggal 27
lt5bc5c4db56c6d/jabatan-hakim-mk-satu-periode- Juli 2020.
dinilai-tepat--ini-alasannya, diakses tanggal 27 Juli 2020. 50
Lihat Karim Siregar, 21 November 2014, “Ini Alasan Masa
45
Ibid. Jabatan Hakim Konstitus Tidak Permanen”, Gressnews.com,
46
Ibid. http://www.gresnews.com/berita/hukum/91990-ini-alasan-
47
Ibid. masa-jabatan-hakim-konstitusi-tidak-permanen--/, diakses
48
Ibid. tanggal 27 Juli 2020.

198 NEGARA HUKUM: Vol. 11, No. 2, November 2020


bukan semata-mata karena masalah panjang melanjutkan kembali pada periode berikut?
dan pendeknya masa jabatan. Dalam periode Putusan MK menafsirkan bahwa batas usia
yang pendek juga terdapat kemungkinan maksimal tersebut hanya berlaku untuk
terjadinya penyalahgunaan jabatan, contohnya pengangkatan pertama.
dua hakim konstitusi sebelumnya dan beberapa Persoalan yuridis yang kedua, ketika seorang
komisioner komisi pemilihan umum (KPU). hakim konstitusi apply (mencalonkan untuk
Sistem pencegahan dan pengawasan dapat diajukan kembali) pada periode kedua, ternyata
dikatakan lebih tepat digunakan untuk tidak terpilih oleh lembaga yang mengajukannya,
mencegah penyalahgunaan kekuasaan. apakah berarti yang bersangkutan tidak cakap
Menyamakan masa jabatan hakim atau tidak memenuhi syarat lagi sebagai hakim
konstitusi dengan Presiden dan DPR juga konstitusi, sementara yang bersangkutan
tidak tepat karena dasar masa jabatan Presiden sebelumnya memenuhi syarat? Tidak menutup
dan DPR yang dipilih melalui Pemilu sudah kemungkinan ada yang mempermasalahkan
ditetapkan di dalam UUD NRI Tahun 1945 legitimasi putusan-putusan yang dihasilkannya
selama 5 (lima) tahun. Sementara hakim sebagai hakim konstitusi sebelumnya ketika
konstitusi tidak dipilih melalui Pemilu dan yang bersangkutan tidak terpilih lagi atau
tidak ditentukan dalam UUD NRI Tahun 1945 tidak lolos uji kelayakan dan kepatutan.
berapa lama masa jabatannya. Presiden dan DPR Permasalahan berikutnya yang terjadi pada saat
merupakan jabatan politik, sedangkan hakim ini adalah apakah periode tersebut boleh ada
bukan merupakan jabatan politik. UUD NRI jeda dan bagaimana apabila hakim konstitusi
Tahun 1945 menyerahkan pengaturan tersebut mencalonkan (apply) kembali, namun dari
kepada undang-undang. Ketika menyelaraskan lembaga yang mengajukan yang berbeda. Untuk
periode masa jabatan Presiden dan DPR sebagai menghindari spekulasi-spekulasi seperti ini,
lembaga yang mengajukan dengan masa jabatan maka periode jabatan hakim konstitusi selama
hakim konstitusi, justru akan menimbulkan 5 (lima) tahun dan dapat dilanjutkan lagi untuk
permasalahan independensi hakim konstitusi, satu periode berikutnya, sudah selayaknya tidak
karena rotasinya terkait dengan konfigurasi perlu dipertahankan lagi dan perlu diganti
politik. dengan konsep masa jabatan hakim konstitusi
Pendapat dan argumentasi tidak perlunya yang baru.
periode pendek yang dapat diperpanjang, Pilihan berikutnya masuk pada masa
karena alasan politicking seperti yang disebutkan jabatan seumur hidup. Hakim konstitusi tidak
pada latar belakang dan pendapat sebelumnya, perlu menjabat seumur hidup seperti hakim
justru lebih tepat. Selain argumentasi yang agung di Amerika Serikat (atau apabila merujuk
disebutkan sebelumnya, terdapat argumentasi pada tabel dalam tulisan Pan diberlakukan
lain yang terkait dengan persoalan yuridis. untuk hakim konstitusi di Austria dan Belgia51).
Persoalan yuridis yang pertama dapat dilihat dari Argumentasinya bukan pada permasalahan
putusan MK nomor Nomor 7/PUU-XI/2003, penyalahgunaan kekuasaan, namun masalah
ketika MK mengeluarkan putusan conditionally rotasi atau penyegaran lembaga peradilan dan
unconstitusional terhadap “batas usia atas” 65 masalah kemanusiaan ketika seseorang masih
(enam puluh lima) tahun sebagai persyaratan harus bekerja dalam usia lanjut. Di Amerika
calon hakim konstitusi. Permasalahan hukum Serikat pernah tercatat seorang hakim agung
yang dapat dilihat dari putusan ini (yang Wesley E. Brown yang berkerja di usia 103
mungkin juga ada konflik kepentingan) adalah tahun52 dan hakim agung Ruth Bader Ginsburg
bagaimana apabila pada saat berakhirnya

51
Pan Mohamad Faiz, “A Critical Analysis …”, hal. 165.
periode pertama, usia hakim konstitusi sudah
52
“Wesley E. Brown Oldest Judge in Nations History Dies at
lewat 65 (enam puluh lima) tahun, sementara 104” 26 Januari 2012, nytimes.com, https://www.nytimes.
hakim konstitusi yang bersangkutan ingin com/2012/01/26/us/wesley-e-brown-oldest-judge-in-nations-
history-dies-at-104.html, diakses tanggal 28 Juli 2020.

NOVIANTO MURTI HANTORO: Periode Masa Jabatan Hakim Konstitusi... 199


yang saat ini masih (ingin) melaksanakan periode selanjutnya, serta masa jabatan seumur
tugasnya sebagai hakim agung di usia 87 hidup, pilihan selanjutnya adalah masa jabatan
(delapan puluh tujuh) tahun, meskipun dalam sampai usia pensiun, atau masa jabatan satu
kondisi menderita sakit kanker.53 Penyegaran periode dengan waktu yang lebih lama, atau
atau rotasi lembaga peradilan yang dimaksud gabungan antara keduanya. The European
(dalam hal ini MK) adalah apabila pilihan jatuh Commission for Democracy through Law, Council
pada masa jabatan seumur hidup akan terdapat of Europe atau lebih dikenal dengan Venice
kemungkinan sembilan hakim konstitusi Commission,55 pernah menerbitkan laporan
dalam usia yang lanjut semua karena tidak tentang The Composition of Constitutional Courts
dimungkinkan penggantian ketika tidak ada pada tahun 1997. Di dalam laporan tersebut
yang meninggal atau mengundurkan diri. Hal ini terdapat bagian yang membahas tentang age
akan berpengaruh pada dinamika pengadilan. and terms of office. Pada konklusi disebutkan:
Berdasarkan hal tersebut, masa jabatan hakim “The possibility of re-election may well be such as
konstitusi seumur hidup sepatutnya juga to undermine the independence of a judge. In order
dihindari. to avoid this risk, it appears advisable to provide
Dalam laporan penelitian mengenai for long terms of office or for appointment until
perbandingan hukum di negara Commonwealth retirement”.56 (Peluang (hakim konstitusi) untuk
disebutkan: dipilih kembali mungkin sedemikian rupa akan
“…. there are also no longer any Commonwealth dapat mengurangi independensi seorang hakim.
jurisdictions in which judges are automatically Untuk menghindari risiko ini, disarankan untuk
appointed for life. This leaves two main types of memberikan masa jabatan yang lama atau
appointment: those which are permanent until untuk pengangkatan sampai pensiun).
the judge reaches a mandatory age of retirement, Periode masa jabatan hakim konstitusi
and those which last for a fixed period of time, sampai dengan usia pensiun tertentu akan terkait
sometimes described as fixed-term contract dengan persyaratan usia pada saat pengangkatan.
appointments, although the position of judge is better Usia pensiun hakim agung dan hakim konstitusi
described as a public office rather than a private saat ini telah sama, yaitu 70 (tujuh puluh) tahun.
law contractual relationship”.54 (tidak ada lagi Persyaratan usia untuk dapat diangkat menjadi
negara di Persemakmuran yang mengangkat hakim agung sekurang-kurangnya 45 (empat
hakim secara otomatis untuk periode masa
puluh lima) tahun, sementara hakim konstitusi
jabatan seumur hidup. Dengan demikian
sebelumnya 40 (empat luluh) tahun, kini diubah
hanya menyisakan dua jenis pengangkatan,
yaitu sampai hakim mencapai usia pensiun dan
menjadi sekurang-kurangnya 47 (empat puluh
pengangkatan untuk periode waktu yang tetap tujuh) tahun dan setinggi-tingginya 65 (enam
berdasarkan kontrak, meskipun posisi hakim puluh lima) tahun. Apabila seorang hakim
sebaiknya dijelaskan sebagai pejabat publik, agung diangkat pada usia paling rendah, yang
bukan hubungan kontraktual seperti dalam bersangkutan akan menjabat selama 25 (dua
hukum privat). puluh lima) tahun sampai dengan usia pensiun.
Sementara hakim kostitusi (apabila tidak ada
Setelah mengesampingkan pilihan periode
periode) akan menjabat selama 23 (dua puluh
lima tahunan dan dapat dipilih kembali satu
tiga) tahun.
53
Tommy Kurnia, 18 Juli 2020, “Kena Kanker Lagi, Hakim,
Agung AS, Ruth Bader Ginsburg Masih Ingin Kerja, 55

Council of Europe, 2014, “The Venice Commission for
https://www.liputan6.com/global/read/4308697/kena-
Democracy through Law” https://www.venice.coe.int/
kanker-lagi-hakim-agung-as-ruth-bader-ginsburg-masih-
WebForms/pages/?p=01_Presentation diakses tanggal 28
ingin-kerja, diakses tanggal 28 Juli 2020.
Juli 2020.
54
J van Zyl Smit, The Appointment, Tenure and Removal of 56
European Commission for Democracy through Law,
Judges under Commonwealth Principles: A Compendium
The Composition of Constitutional Courts, Science and
and Analysis of Best Practice, London: British Institute of
technique of democracy, No. 20 CDL-STD(1997)020,
International and Comparative Law, 2015, hal. 6.
Desember 1997, hal. 15.

200 NEGARA HUKUM: Vol. 11, No. 2, November 2020


Di dalam salah satu Venice Commission Slovenia, Ukraine; 10-year terms: Georgia; 12-
Opinions disebutkan “The minimum age year terms: Germany, Russia. Nevertheless, the
requirement is used by several countries in order renewal procedure may pose some problems”.58
to guarantee professional and life experiences”.57 (Apabila mengesampingkan perbedaan sistem
Artinya, dari pengalaman beberapa negara, hukum untuk kepentingan pembentukan
model yang dapat diterima secara umum, model
memang dibutuhkan adanya persyaratan
masa jabatan tetap yang relatif panjang tanpa
minimal tertentu untuk menjamin
pemilihan ulang tampaknya menjadi model
profesionalitas dan pengalaman. Persyaratan
yang paling tepat. Contohnya adalah sebagai
hakim konstitusi sekurang-kurangnya 47 berikut: periode 9 tahun: Bulgaria, Prancis,
(empat puluh tujuh) tahun atau disamakan Italia, Lithuania (meskipun ada ruang untuk
dengan hakim agung 45 (empat puluh lima) pemilihan ulang jika istilah tersebut terputus
tahun, tidak menjadi persoalan dan bukan dan setelah jeda), Portugal (setelah revisi
masalah diskriminasi atau equality before the Konstitusi tahun 1997), Rumania, Slovenia,
law bagi calon yang ingin menjabat namun Ukraina; Jangka waktu 10 tahun: Georgia;
terhalang dengan usia tersebut. Justru akan Jangka waktu 12 tahun: Jerman, Rusia.
menjadi persoalan apabila persyaratan dibuka di Bagaimanapun, prosedur pembaruan dapat
usia 20 (dua puluh) atau 30 (tiga puluh) tahun, menimbulkan beberapa masalah).
karena masa jabatan sampai dengan pensiun Berdasarkan praktik negara-negara lain
menjadi semakin lama sekitar 40 (empat puluh) tersebut, terdapat rentang periode masa
sampai 50 (lima puluh) tahunan. jabatan hakim konstitusi antara 9 (sembilan),
Persyaratan usia akan menjadi persoalan 10 (sepuluh), atau 12 (dua belas) tahun.
apabila ada ”batas atas” 65 (enam puluh lima) Penetapan periode masa jabatan di antara
tahun untuk hakim konstitusi. Persyaratan usia pilihan tersebut merupakan open legal policy
ini akan menghalangi calon hakim konstitusi pembentuk undang-undang, namun sebaiknya
potensial yang mungkin usianya di atas 65 (enam dengan mempertimbangkan bagaimana periode
puluh lima) tahun. Sebaiknya persyaratan batas masa jabatan tersebut berpengaruh terhadap
atas ini dihapus dan diserahkan pada mekanisme kemandirian kekuasaan kehakiman. Artinya,
seleksi dan pertimbangan di masing-masing pembentuk undang-undang harus mengevaluasi
lembaga negara yang mengajukan. bagaimana praktik yang berlangsung selama ini.
Pilihan periode masa jabatan yang panjang Penulis berpendapat praktik pengajuan hakim
tanpa perpanjangan periode akan dihadapkan konstitusi untuk periode kedua berpotensi
pada berapa lama masa jabatan tersebut. Di memengaruhi kemandirian hakim.
dalam laporan Venice Commission tentang The Pertimbangan lain dengan melakukan
Composition of Constitutional Courts disebutkan: simulasi, misalnya apa yang akan terjadi pada
“If one leaves differences in legal system aside in seorang hakim konstitusi setelah menyelesaikan
the interest of establishing a generally acceptable masa jabatannya. Misalnya, apabila ditetapkan
model, a fixed and relatively long term with 9 (sembilan) tahun, usia seorang hakim pada
no scope for re-election appears to be the most saat menyelesaikan masa jabatanya (apabila
appropriate model. Examples are as follows: berusia 47 (empat puluh tujuh) tahun pada
9-year terms: Bulgaria, France, Italy, Lithuania saat pengangkatan) adalah 56 (lima puluh
(though there is scope for a re-election if the term is enam) tahun. Pada usia ini dapat dikatakan
interrupted and after an interval), Portugal (after yang bersangkutan masih di usia produktif,
the 1997 revision of the Constitution), Romania,
mengingat usia pensiun untuk aparatur sipil
57
Venice Commission, 18 Desember 2017, “Compilation negara (ASN) pun paling rendah 58 (lima
of Venice Commission Opinions, Reports and Studies on puluh delapan) tahun atau lebih apabila yang
Constitutional Justice (Updated)” https://www.venice.
coe.int/webforms/documents/?pdf=CDL-PI(2017)008-e, 58
European Commission for Democracy through Law, The
hal. 13, diakses tanggal 1 Agustus 2020. Composition of…”, hal. 13.

NOVIANTO MURTI HANTORO: Periode Masa Jabatan Hakim Konstitusi... 201


bersangkutan adalah pejabat fungsional seperti pembentuk undang-undang telah menghapus
dosen. Artinya, yang bersangkutan masih bisa periode tersebut, sehingga hakim konstitusi
melanjutkan kariernya di tempat lain, walaupun menjabat sejak diangkat sampai dengan
sebenarnya perlu dihindari setelah menjabat mencapai usia 70 (tujuh puluh) tahun.60
sebagai hakim konstitusi yang memiliki titel Perubahan juga terjadi pada syarat usia
“negarawan” kemudian “turun” ke jabatan atau untuk menjadi calon hakim konstitusi yang
profesi lain, misalnya jabatan di bawah jabatansemula berusia paling rendah 47 (empat puluh
tinggi negara dan profesi pengacara yang tujuh) tahun dan paling tinggi 65 (enam puluh
berpraktik di MK. Hal tersebut tidak dapat lima) tahun pada saat pengangkatan pertama
dilarang, karena terkait dengan hak asasi wargamenjadi berusia paling rendah 55 (lima puluh
negara, namun tidak semestinya terjadi. lima) tahun.61 Di dalam RUU yang diajukan
Persoalan akan muncul ketika ada “batas oleh DPR, persyaratan usia calon hakim
atas” persyaratan 65 (enam puluh lima) tahun konstitusi paling rendah 60 (enam puluh
ataupun tidak ada persyaratan “batas atas”, tahun), Presiden mengusulkan perubahan
terdapat hakim konstitusi yang diangkat pada menjadi 55 (lima puluh lima) tahun dan usulan
usia 65 (enam puluh lima) tahun atau lebih. tersebut disetujui. Dengan perubahan tersebut,
Hakim konstitusi tersebut akan menjabat persyaratan usia dengan menggunakan frasa
sampai dengan usia lebih dari 70 (tujuh “paling tinggi” juga telah dihapuskan sesuai
puluh) tahun. Usia tersebut akan melewati dengan gagasan peniadaan “batas atas”.
usia pensiun hakim agung dan mungkin akan Secara matematis, masa jabatan hakim
dipermasalahkan oleh beberapa pihak. Untuk konstitusi berdasarkan perubahan ketiga UU
menghindari permasalahan tersebut, sebaiknya MK adalah 15 (lima belas) tahun, apabila
terdapat kombinasi atau gabungan antara diangkat pada usia paling rendah 55 (lima
periode masa jabatan hakim konstitusi yang puluh lima) tahun dan pensiun pada usia 70
panjang tanpa perpanjangan dan pensiun. (tujuh puluh) tahun. Secara yuridis, tidak
Hakim konstitusi berhenti pada saat salah satu dapat dikatakan masa jabatan hakim konstitusi
tercapai terlebih dahulu. 15 (lima belas) tahun, mengingat ketentuan
mengenai berapa lama hakim konstitusi
IV. Masa Jabatan Hakim Konstitusi dalam menjabat sudah dihapuskan di dalam undang-
Perubahan Ketiga UU MK undang. Namun, untuk hakim konstitusi yang
Pada saat naskah ini direvisi, DPR dan saat ini sedang menjabat, berlaku Ketentuan
Presiden telah selesai membahas perubahan Peralihan yang menyebutkan bahwa hakim
ketiga UU MK, namun belum diundangkan konstitusi yang sedang menjabat mengakhiri
menjadi undang-undang. Pembahasan masa tugasnya sampai usia 70 (tujuh puluh)
Perubahan Ketiga UU MK berlangsung sangat tahun selama keseluruhan masa tugasnya tidak
singkat, diawali dengan Rapat Kerja pembahasan melebihi 15 (Iima belas) tahun.62 Artinya,
RUU pada tanggal 24 Agustus 2020 dan Rapat apabila terdapat hakim konstitusi saat ini
Paripurna pengambilan keputusan pada tanggal apabila dihitung sampai usia 70 (tujuh puluh)
1 September 2020.59 tahun menjabat lebih dari 15 (lima belas)
Perubahan Ketiga UU MK di antaranya tahun, yang bersangkutan tidak berhenti pada
mengatur mengenai masa jabatan hakim usia 70 (tujuh puluh) tahun, melainkan pada
konstitusi. Sejalan dengan gagasan peniadaan saat menjabat selama 15 (lima belas) tahun.
periode masa jabatan hakim konstitusi, Misalnya, hakim konstitusi Saldi Isra yang saat
ini berusia 52 tahun dan diangkat pada tahun
59
Laporan Komisi III DPR RI tentang Pembahasan RUU
Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 60
Pasal 23 ayat (1) huruf c jo. Pasal 23 ayat (1) huruf d dan
24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi dalam Pasal 26 ayat (1) huruf b.
Rapat Paripurna Masa Persidangan I Tahun Sidang 2020- 61
Pasal 15 ayat (2) huruf d.
2021, Selasa, 1 September 2020. 62
Pasal 87.

202 NEGARA HUKUM: Vol. 11, No. 2, November 2020


2017 akan berhenti di tahun 2032, bukan pada oleh MK berdasarkan putusan nomor 1-2/
saat berusia 70 (tujuh puluh) di tahun 2038. PUU-XII/2014. Di dalam Perppu tersebut
terdapat ketentuan mengenai Panel Ahli, yaitu
V. Implikasi Periode Masa Jabatan terhadap perangkat yang dibentuk oleh Komisi Yudisial
Kemandirian Kekuasaan Kehakiman untuk menguji kelayakan dan kepatutan calon
Periode masa jabatan hakim konstitusi lima hakim konstitusi yang diajukan oleh MA, DPR,
tahun dan dapat dipilih lagi berimplikasi negatif dan Presiden.65 Di dalam pertimbangannya,
terhadap kemandirian kekuasaan kehakiman. MK berpendapat bahwa pembentukan Panel
Periode panjang sampai dengan usia pensiun Ahli jelas mereduksi dan mengambil alih
berimplikasi positif terhadap kemandirian kewenangan MA, DPR, dan Presiden.66
kekuasaan kehakiman, namun perlu metode Usulan pembentukan panitia seleksi
pemilihan dan pengawasan yang ketat agar memang berbeda dengan panel ahli. Di dalam
tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan. pertimbangan MK disebutkan bahwa apabila
Berikut akan diuraikan analisis terhadap yang dibentuk adalah panitia intern yang akan
implikasi periode masa jabatan yang cukup menyeleksi calon hakim konstitusi, hal tersebut
panjang sampai dengan usia pensiun. tidak bertentangan dengan konstitusi karena
Masa jabatan dalam waktu yang panjang tidak ada kewenangan konstitusional lembaga
perlu diimbangi dengan mekanisme pengisian negara yang direduksi.67 Di lain pihak, terdapat
yang jabatan tersebut yang lebih baik pertimbangan hukum MK dalam putusan
dan mekanisme pengawasan yang efektif. nomor 1-2/PUU-XII/2014 yang juga patut
Pembahasan mengenai masa jabatan perlu dicermati. MK berpendapat, kata “diajukan”
dilakukan dalam satu paket dengan seleksi atau “mengajukan” dalam beberapa pasal di
dan pengawasan/pemberhentian sebagai satu UUD NRI Tahun 1945 mempunyai makna yang
sistem. Berdasarkan hal tersebut akan dibahas sama, karena kata tersebut dipakai oleh UUD
mengenai mekanisme seleksi dan pengawasan NRI Tahun 1945 sebagai norma hukum yang
terhadap hakim konstitusi. tertinggi. MK manganalogikan dengan kata
Pan mengusulkan adanya panitia seleksi mengajukan rancangan undang-undang APBN.
yang dibentuk oleh setiap lembaga negara yang Pengajuan yang dilakukan oleh sebuah lembaga
berwenang untuk setiap pengajuan calon hakim negara merupakan kewenangan atributif yang
konstitusi.63 Hal yang sama juga diusulkan oleh bersifat mutlak bagi masing-masing lembaga
Tim Peneliti tentang Studi Efektivitas Sistem secara penuh yang tidak dapat diberi syarat-
Rekrutmen dan Seleksi Hakim Konstitusi syarat tertentu oleh undang-undang dengan
RI, kerja sama MK dengan Fakultas Hukum melibatkan lembaga negara lain yang tidak
Universitas Negeri Gorontalo.64 diberikan kewenangan oleh UUD NRI Tahun
Sebelumnya terdapat pengaturan di dalam 1945.68
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Artinya pembentukan panitia seleksi
Undang Republik Indonesia (Perppu) Nomor juga masih berpotensi memunculkan tafsir.
1 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Pembentukan panitia seleksi yang merupakan
atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 inisiatif lembaga jelas tidak menyalahi
tentang Mahkamah Konstitusi yang disetujui konstitusi. Namun, apakah pembentukan
oleh DPR menjadi Undang-Undang Nomor
65

Pasal 1 angka 5 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
4 Tahun 2014. Undang-Undang Nomor 4
Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013
Tahun 2014 dibatalkan secara keseluruhan tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.
63
Pan Mohamad Faiz, “A Critical Analysis …”, hal. 166. 66
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, putusan
64
Fence M. Wantu, et.al., Studi Efektivitas Sistem Rekrutmen
nomor 1-2/PUU-XII/2014, hal. 110
dan Seleksi Hakim Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta: 67
Ibid, hal. 108-109.
Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal MK RI, 2017, hal. 68
Ibid., hal. 108.
127.

NOVIANTO MURTI HANTORO: Periode Masa Jabatan Hakim Konstitusi... 203


panitia seleksi yang diwajibkan melalui undang- politik. Menurut Andi Safrani, pembagian
undang untuk setiap lembaga yang berwenang porsi kewenangan untuk mengajukan calon
mengajukan calon hakim konstitusi, tidak hakim konstitusi dari Presiden, DPR, dan MA
mereduksi kewenangan lembaga tersebut? dimaksudkan untuk menjamin imparsialitas
Potensi multitafsir ini juga perlu dihindari. dan independensi hakim konstitusi, terlebih ada
Pembentukan panitia seleksi juga kewenangan memutus sengketa kewenangan
tidak menjamin orang yang terpilih tidak antar-lembaga negara yang mengharuskan
akan bermasalah dengan hukum. Anggota hakim konstitusi untuk bersikap netral dan
komisioner KPU merupakan salah satu contoh tidak berpihak.72 Kewenangan-kewenangan
ketika Presiden membentuk panitia seleksi penting tersebut jarang disorot dalam
untuk calon anggota KPU. Pada saat itu hasil pengangkatan hakim konstitusi dibandingkan
dari panitia seleksi dianggap paling ideal,69 dengan permasalahan hukum yang menjerat
namun pada kenyataannya terdapat salah hakim konstitusi karena korupsi.
satu anggota KPU yang terjerat permasalahan Peluang pengaruh politik terhadap hakim
hukum.70 Demikian pula hasil dari beberapa konstitusi akan lebih besar apabila periode masa
pansel lainnya, perlu diteliti lebih lanjut jabatannya disamakan dengan masa jabatan
masalah independensi komisi-komisi negara politik Presiden dan DPR (seperti halnya KPU).
ini dikaitkan dengan periode masa jabatannya Hal ini semakin menguatkan argumentasi
dalam konteks tulisan yang lain. perlunya perubahan periode masa jabatan hakim
Andrew Harding menyatakan the selection konstitusi. Smit dalam konteks negara-negara
of constitutional judges is a highly problematic and Persemakmuran menyatakan “…. renewable
potentially controversial area. Given the political term of office create opportunities for political
importance of the constitutional court, there is much influence that would not meet the Commonwealth
interest in who is selected, what the qualifications standards for appointments and tenure in an
for selection are, and who has the power to select.71 ordinary court…”73 (perpanjangan masa jabatan
(Pemilihan hakim konstitusi memiliki tingkat menciptakan peluang bagi pengaruh politik
problematika yang tinggi dan berada di area dimana hal tersebut tidak sesuai dengan standar
kontroversial. MK memiliki political importance Commonwealth untuk pengangkatan dan masa
sehingga terdapat kepentingan mengenai jabatan (hakim) di pengadilan biasa).
siapa yang dipilih, kualifikasi apa yang harus Pembentukan panitia seleksi bukan hal
dimiliki, dan siapa yang memiliki kewenangan buruk, namun bukan pula merupakan satu-
untuk memilih). Di Indonesia, kewenangan satunya solusi. Pembentukan panitia seleksi
penting MK terkait politik adalah kewenangan tersebut perlu dipertimbangkan masalah biaya
sengketa hasil pemilu dan pembubaran partai dan waktu dengan penambahan tahapan ini. UU
MK sudah mengatur bahwa pencalonan hakim
69
Fachri Fachrudin, 2 Februari 2017, “Caon Anggota
KPU dan Bawaslu Pilihan Tim Pansel Dinilai Paling
konstitusi dilaksanakan secara transparan
Ideal”, kompas.com, https://nasional.kompas.com/ dan partisipatif, serta pemilihannya dilakukan
read/2017/02/02/11443931/calon.anggota.kpu.dan. secara objektif dan akuntabel. Masyarakat perlu
bawaslu.pilihan.tim.pansel.dinilai.ideal?page=all, diakses memantau bagaimana lembaga-lembaga yang
tanggal 29 Juli 2020.
70
Dian Erika Nugraheny, 11 Januari 2020, “Akhir
berwenang mengajukan calon hakim konstitusi
Kiprah Wahyu Setiawan di KPU, Ditahan KPK dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Apabila
Mengundurkan Diri”, kompas.com, https://nasional. yang menjadi ukuran adalah keterbukaan,
kompas.com/read/2020/01/11/07520671/akhir- terdapat kenyataan yang cukup menarik ketika
kiprah-wahyu-setiawan-di-kpu-ditahan-kpk-dan-
mengundurkan-diri?page=all, diakses tanggal 29 Juli 72
Andi Safriani, “Mahkamah Konstitusi di Beberapa Negara
2020. Perspektif Perbandingan Hukum”, Al-Qadau, Vol. 6, No.
71
Andrew Harding, The Fundamentals of Constitutional 1, Juni 2019, 83-90, hal. 85.
Courts. London: International IDEA Constitution Brief. 73
J van Zyl Smit, The Appointment, Tenure and Removal of
2017, hal. 3. Judges …., hal. 67.

204 NEGARA HUKUM: Vol. 11, No. 2, November 2020


MA yang dalam pengajuannya bersifat tertutup, menyatakan bahwa meskipun pertimbangan
namun tidak ada hakim konstitusi yang diajukan hukum MK bahwa KY terlahir terlebih dahulu
oleh MA, yang bermasalah dengan hukum.74 daripada MK sehingga MK tidak dapat diawasi
RUU tentang perubahan ketiga UU MK oleh KY benar dalam perspektif tertentu, sebab
pada awalnya tidak mengubah ketentuan tidak mungkin sesuatu yang dipikirkan dan lahir
mengenai proses pemilihan hakim konstitusi. kemudian sudah dicakup untuk diawasi oleh
Presiden mengajukan usulan baru dengan lembaga yang ada lebih dulu.75 Namun, apabila
mengubah ketentuan Pasal 20 ayat (2) yang hakim dilihat dari teori tentang tugas-tugas
semula berbunyi pemilihan hakim konstitusi untuk mengadili, siapa pun yang melakukan
dilaksanakan secara objektif dan akuntabel, dan kapan pun dibentuk, maka hakim konstitusi
menjadi proses pemilihan hakim konstitusi pun harus dipandang sebagai hakim yang juga
dari ketiga unsur lembaga negara dilakukan harus diawasi oleh KY.76
melalui proses seleksi yang objektif, akuntabel, Penulis lain yang menyatakan masih
transparan, dan terbuka untuk umum perlunya pengawas eksternal adalah Titik
oleh masing-masing lembaga negara. Hasil Triwulan Tutik. Titik menyatakan bahwa
pembahasan, frasa “untuk umum” dihapuskan mekanisme pengawasan hakim konstitusi yang
sehingga berbunyi proses pemilihan hakim hanya melalui Majelis Kehormatan Hakim
konstitusi dari ketiga unsur lembaga negara Konstitusi memiliki kelemahan karena hanya
dilakukan melalui proses seleksi yang objektif, melibatkan pengawas internal, sedangkan
akuntabel, transparan, dan terbuka oleh pengawasan hakim menurut UUD NRI
masing-masing lembaga negara. Tahun 1945 meliputi pengawasan internal
Perubahan ketiga UU MK hanya dan pengawasan eksternal yang melibatkan
menyebutkan prinsip-prinsipnya, tidak lembaga dari luar.77 Keprihatinan terhadap
menjabarkan mekanisme seleksi secara lebih putusan MK yang membatalkan kewenangan
rinci dan tidak mewajibkan pula pembentukan KY untuk mengawasi perilaku hakim konstitusi
panitia seleksi. Pengaturan mengenai proses bahkan mendorong keinginan dan usulan
pemilihan diserahkan kepada masing-masing untuk melakukan perubahan UUD NRI Tahun
lembaga, namun tidak boleh melanggar prinsip- 1945 demi mengkaji kembali desain kekuasaan
prinsip yang telah diatur. Untuk menjaga kehakiman, yang pada intinya memberikan
agar prinsip-prinsip tersebut tidak dilanggar, kewenangan kepada KY untuk mengawasi
perlu dicermati bagaimana pengaturan dan hakim konstitusi.78
pelaksanaan secara teknis oleh masing-masing Idul Rishan juga menulis tentang Redesain
lembaga negara tersebut. Sistem Pengangkatan dan Pemberhentian
Proses rekrutmen perlu disertai pula dengan Hakim di Indonesia. Di dalam tulisannya
mekanisme pengawasan dan pencegahan disebutkan bahwa perlu dilakukan redesain
yang efektif agar tidak terjadi penyalahgunaan sistem pengangkatan dan pemberhentian
kekuasaan pada saat menjabat. Penulis 75

Jesi Aryanto, “Pengawasan Hakim Agung dan Hakim
mengambil posisi untuk tidak menambah atau Konstitusi oleh Komisi Yudisial; (Analisis terhadap
membentuk lembaga-lembaga baru, baik dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 005/PUU-IV/2006
tahap seleksi maupun dalam menjalankan tentang Yudisial Review UU No. 22 Tahun 2004 tentang
Komisi Yudisial”, ADIL, Vol. 3, No. 2, Desember 2012,
fungsi pengawasan terhadap hakim konstitusi.
283-312, hal. 310.
Pengawasan hakim konstitusi oleh KY 76
Ibid.
telah dibatalkan berdasarkan putusan MK No. 77
Titik Triwulan Tutik, “Pengawasan Hakim Konstitusi
005/PUU-IV/2006. Di dalam analisis terhadap dalam Sistem Pengawasan Hakim Menurut Undang-
Undang Dasar Negara RI 1945”, Dinamika Hukum, Vol.
putusan MK No. 005/PUU-IV/2006, Jesi
12, No. 2, Mei 2012, 295-311, hal. 309.
78
Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, Ni’matul Huda, Teori

74
Hakim konstitusi Akil Mochtar diajukan oleh DPR, sementara Hukum dan Konstitusi, ed. 3, cet. 11, Jakarta: Rajawali
hakim konstitusi Patrialis Akbar diajukan oleh Presiden. Pers, 2013, hal.171-173.

NOVIANTO MURTI HANTORO: Periode Masa Jabatan Hakim Konstitusi... 205


hakim di Indonesia dengan beberapa formulasi, Peraturan MK No. 2 Tahun 2014 juga
yaitu menata landasan konstitusional dengan mengatur mengenai pembentukan MKMK.
meluruskan kembali kehendak independensi Dewan Etik mengusulkan kepada MK untuk
peradilan, mengakui organ negara independen membentuk MKMK apabila terdapat dugaan
di dalam konstitusi, hingga mengatur kembali pelanggaran berat yang dilakukan oleh
hubungan benang kusut antara MK, KY, dan hakim konstitusi. Usul pembentukan MKMK
MK.79 Selanjutnya, perlu juga mengusung disampaikan oleh Dewan Etik kepada MK secara
sistem merit dalam pengangkatan hakim dan tertulis disertai usul pembebastugasan hakim
menggagas jalur impeachment hakim secara yang terlapor maupun yang terduga melakukan
integratif sebagai wujud akuntabilitas ranah pelanggaran berat. Dalam jangka waktu
kekuasaan yudisial.80 paling lama 7 (tujuh) hari, MK membentuk
Selain kewenangan pengawasan KY MKMK dan membebastugaskan hakim yang
terhadap hakim konstitusi di dalam Undang- bersangkutan dengan Keputusan Ketua MK.
Undang KY dibatalkan oleh MK, penyusunan MKMK berjumlah 5 (lima) orang yang terdiri
Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim atas unsur: hakim konstitusi, anggota KY,
Konstitusi serta pembentukan Majelis mantan hakim konstitusi, guru besar di bidang
Kehormatan Hakim Konstitusi oleh MK hukum, dan tokoh masyarakat.
bersama dengan KY yang diatur dalam Perppu Peraturan MK Nomor 2 Tahun 2014
No. 1 Tahun 2013 juga dibatalkan oleh menunjukkan bahwa MK tidak menafikan sama
MK. Dengan demikian, pengawasan hakim sekali keberadaan KY. Hal tersebut terlihat
konstitusi saat ini hanya dilakukan oleh Dewan dari salah satu unsur MKMK yang berasal dari
Etik Hakim Konstitusi yang dapat mengusulkan anggota KY. Peraturan MK ini perlu diangkat
pembentukan Majelis Kehormatan Mahkamah menjadi materi muatan undang-undang MK
Konstitusi (MKMK) yang dibentuk sendiri oleh dengan beberapa penyempurnaan, misalnya
MK.81 menempatkan anggota KY sebagai salah satu
Berdasarkan Peraturan MK No. 2 Tahun unsur anggota Dewan Etik menggantikan
2014, Dewan Etik adalah perangkat yang dibentuk unsur tokoh masyarakat. Usulan pembentukan
oleh MK untuk menjaga dan menegakkan MKMK perlu diputuskan oleh seluruh hakim
kehormatan, keluhuran martabat, dan Kode konstitusi dan penetapannya dapat diserahkan
Etik Hakim Konstitusi. Dewan Etik bersifat tetap kepada Wakil Ketua MK atau anggota lain
dengan keanggotaan berjumlah 3 (tiga) orang dalam hal Ketua dan/atau Wakil Ketua MK yang
yang terdiri atas unsur satu orang mantan hakim menjadi terlapor atau yang diduga melakukan
konstitusi, satu orang Guru Besar di bidang hukum, pelanggaran. KY juga masih dapat berperan
dan satu orang tokoh masyarakat. Masa jabatan dengan menyampaikan laporan kepada Dewan
anggota Dewan Etik adalah tiga tahun dan tidak Etik.
dapat dipilih kembali. Tugas Dewan Etik adalah RUU tentang perubahan ketiga UU MK
melakukan pengumpulan, pengolahan data, dan mengikuti putusan MK yang menyatakan
penelaahan laporan dan/atau informasi tentang Pasal 27A ayat (2) huruf c, hurf d, dan huruf e
dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh hakim bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945.
konstitusi. Dewan Etik menyampaikan laporan Rumusan pasal tersebut menjadi berbunyi
pelaksanaan tugas secara tertulis kepada MK untuk menegakkan Kode Etik dan Pedoman
setiap tahun. Perilaku Hakim Konstitusi, dibentuk Majelis
Kehormatan Mahkamah Konstitusi yang
79
Idul Rishan, “Redesain Sistem Pengangkatan dan
Pemberhentian Hakim di Indonesia”, Ius Quia Iustum, keanggotannya terdiri atas:
Vol. 23, No. 2, April 2016, 165-185, hal. 183. a. 1 (satu) orang hakim konstitusi;
80
Ibid. b. 1 (satu) orang anggota Komisi Yudisial;
81
Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 2 Tahun 2014
Keanggotaan MKMK menjadi aneh
tentang Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi.

206 NEGARA HUKUM: Vol. 11, No. 2, November 2020


karena hanya terdiri dari 2 (dua) orang. penahanan atau apabila dituntut di muka
Berdasarkan hasil pembahasan, Presiden pengadilan dalam perkara pidana meskipun
mengusulkan penambahan huruf c yaitu tidak ditahan. Pengaturan di dalam undang-
1 (satu) orang akademisi yang berlatar undang mengenai pemberhentian sementara
belakang di bidang hukum, yang disetujui dan pemberhentian tetap hakim konstitusi
menjadi rumusan Pasal 27A ayat (2). terkait tindak pidana terlalu sumir. Pengaturan
Rumusan di dalam perubahan ketiga ini seharusnya memperhatikan dua aspek,
UU MK hanya mengtur mengenai unsur yaitu aspek perlindungan hakim dari upaya
keanggotaan, tidak mengatur secara tegas “kriminalisasi”, dan sebaliknya aspek persamaan
bagaimana mekanisme kerja MKMK tersebut. di hadapan hukum. Upaya perlindungan hakim
Pendelegasian pengaturan lebih lanjut melalui konstitusi perlu diatur mengingat hal ini terkait
Peraturan MK seharusnya tidak diserahkan pula dengan kemandirian dan independensi
seluruhnya melainkan perlu diberikan rambu- hakim. Secara implisit hal ini telah terdapat
rambu atau pengaturan secara umum terlebih di dalam Basic Principles yang telah disebutkan
dahulu oleh undang-undang. sebelumnya, yaitu hakim dalam memutus tidak
Berkaitan dengan masalah pemberhentian, boleh ada tekanan, ancaman atau gangguan,
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 baik langsung maupun tidak langsung, dari
tentang Perubahan atas Undang-Undang kelompok mana pun atau karena alasan
Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah apapun.82 Kekebalan yudisial (Judicial immunity)
Konstitusi menyebutkan bahwa hakim sedang menjadi topik bahasan yang menarik di
konstitusi diberhentikan dengan tidak hormat The Doha Declaration.83
apabila dijatuhi pidana penjara berdasarkan Aspek perlindungan juga perlu diimbangi
putusan pengadilan yang telah memperoleh dengan ketegasan untuk menghindari kesan
kekuatan hukum tetap karena melakukan kekebalan hakim konstitusi dari hukum.
tindak pidana yang diancam dengan pidana Rumusan di dalam undang-undang MK saat
penjara. Ini merupakan ranah pidana atau di ini masing membingungkan mengenai kapan
luar ranah MKMK. Sementara yang menjadi hakim konstitusi diberhentikan sementara,
ranah MKMK, meliputi melakukan perbuatan karena ukurannya ada perintah penahanan
tercela; tidak menghadiri persidangan yang dan dituntut di muka pengadilan karena
menjadi tugas dan kewajibannya selama 5 melakukan tindak pidana yang dikaitkan
(lima) kali berturut-turut tanpa alasan yang sah; dengan Pasal 21 KUHAP.84 Rumusan
melanggar sumpah atau janji jabatan; dengan tersebut perlu diganti dengan hakim
sengaja menghambat MK memberi putusan konstitusi diberhentikan sementara pada
dalam waktu yang telah ditetapkan dalam UUD saat dinyatakan sebagai tersangka. Pada saat
NRI Tahun 1945; melanggar larangan rangkap hakim konstitusi dinyatakan sebagai tersangka,
jabatan yang ditentukan undang-undang; tidak yang bersangkutan diberhentikan sementara.
lagi memenuhi syarat sebagai hakim konstitusi; Apabila putusan pengadilan yang inkracht
dan atau melanggar kode etik dan pedoman memutuskan terbukti bersalah, statusnya
perilaku hakim konstitusi. berubah menjadi diberhentikan secara tetap,
Pemberhentian tetap dengan tidak hormat namun apabila tidak terbukti bersalah, status
sebagai hakim konstitusi karena melakukan 82
United Nations, The Basic Principles on the Independent
tindak pidana dilakukan setelah ada putusan of the Judiciary… nomor 2.
83
“Judicial Immunity Protects Judges and Society at Large”,
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
30 Agustus 2019, unodc.org, https://www.unodc.org/
hukum tetap. Sebelum itu, Undang-Undang dohadeclaration/en/news/2019/08/judicial-immunity-
Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah protects-judges-and-society-at-large.html, diakses tanggal
Konstitusi mengatur mengenai pemberhentian 3 Agustus 2020.
84
Pasal 25 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 24
sementara, yaitu apabila ada perintah
Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.

NOVIANTO MURTI HANTORO: Periode Masa Jabatan Hakim Konstitusi... 207


pemberhentian sementaranya dicabut. Proses pensiun 70 (tujuh puluh) tahun, sehingga
pidana untuk hakim konstitusi (dan pejabat hakim konstitusi berhenti dengan hormat pada
negara lainnya) yang menggunakan proses saat berusia 70 (tujuh puluh) tahun atau telah
biasa akan menjadi tantangan, mengingat menyelesaikan masa jabatannya.
untuk sampai pada putusan yang memperoleh Perubahan Ketiga UU MK pada akhirnya
kekuatan hukum tetap memerlukan waktu yang mengatur bahwa hakim konstitusi menjabat
sangat panjang. Tidak menutup kemungkinan sampai dengan usia pensiun 70 (tujuh puluh)
putusan inkracht tersebut keluar pada saat masa tahun, tanpa menyebutkan berapa lama masa
jabatannya yang bersangkutan habis, sehingga jabatannya. Perubahan tersebut disertai dengan
reputasi yang bersangkutan menjadi tercoreng perubahan syarat usia paling rendah 55 (lima
dan tidak sempat direhabilitasi apabila putusan puluh lima) tahun untuk menjadi calon hakim
inkracht nya tidak bersalah. Keberadaan forum konstitusi. Untuk hakim konstitusi yang sedang
privilegiatum sebagaimana pernah diatur di menjabat saat ini berlaku ketentuan peralihan,
dalam UUDS 195085 perlu dipertimbangkan yaitu mengakhiri masa tugasnya sampai usia 70
untuk dikaji kembali, dengan menyesuaikan (tujuh puluh) tahun selama keseluruhan masa
kondisi sekarang berdasarkan UUD NRI Tahun tugasnya tidak melebihi 15 (Iima belas) tahun.
1945 bahwa pemegang kekuasaan kehakiman Penentuan periode masa jabatan hakim
adalah MA dan MK, sehingga lembaga forum konstitusi memiliki implikasi terhadap
privilegiatum adalah gabungan antara hakim kemandirian kekuasaan kehakiman. Adanya
agung dan hakim konstitusi. periode kedua atau renewable term akan
membuka peluang bagi pengaruh politik
VI. Penutup pada pengangkatan hakim konstitusi untuk
A. Simpulan periode kedua, sehingga dapat mengurangi
Periode masa jabatan hakim konstitusi 5 kemandirian kekuasaan kehakiman. Peniadaan
(lima) tahun dan dapat dipilih kembali hanya periode kedua sebagaimana yang telah disetujui
untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya oleh pembentuk undang-undang berimplikasi
merupakan open legal policy dan belum pernah positif terhadap kemandirian kekuasaan
dinyatakan bertentangan dengan UUD NRI kehakiman, namun perlu disertai dengan
Tahun 1945 oleh MK. Meskipun demikian, perbaikan mekanisme seleksi dan pengawasan
periode masa jabatan hakim konstitusi perlu terhadap hakim konstitusi. Perubahan Ketiga
diubah dengan memperpanjang masa jabatan UU MK juga telah mengatur mengenai proses
menjadi 9 (sembilan), 10 (sepuluh), atau 12 seleksi, namun hanya menyebutkan prinsip-
(dua belas) tahun tanpa ada tambahan periode prinsipnya dan menyerahkan pengaturan
kedua. Masa jabatan yang diperpanjang tanpa lebih lanjut kepada masing-masing lembaga
periode ini perlu dikombinasikan dengan usia negara. Demikian pula dengan pengawasan
oleh MKMK yang hanya diatur unsur-unsur
85
Pasal 106 ayat (1) UUDS 1950 menyebutkan: Presiden,
anggotanya.
Wakil Presiden, Menteri-menteri, Ketua, Wakil Ketua
dan Anggota, Dewan Perwakilan Rakyat, Ketua, Wakil
Ketua dan Anggota Mahkamah Agung, Jaksa Agung pada B. Saran
Mahkamah Agung, Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Perubahan Ketiga UU MK telah
Dewan Pengawas Keuangan, Presiden Bank Sirkulasi
menghapuskan periode masa jabatan hakim
dan juga pegawai-pegawai, anggota-anggota Majelis-
majelis tinggi dan pejabat-pejabat lain yang ditunjuk konstitusi, namun disarankan perubahan
dengan undang-undang, diadili dalam tingkat pertama tersebut perlu juga disertai dengan
dan tertinggi juga oleh Mahkamah Agung, pun sesudah penyempurnaan mengenai proses pemilihan dan
mereka berhenti, berhubung dengan kejahatan dan
pengawasan/pemberhentian hakim konstitusi
pelanggaran jabatan serta kejahatan dan pelanggaran
lain yang ditentukan dengan undangundang dan yang yang pengaturannya sumir. Penyempurnaan
dilakukannya dalam masa pekerjaannya, kecuali jika ketentuan mengenai proses seleksi, pengawasan,
ditetapkan lain dengan undang-undang

208 NEGARA HUKUM: Vol. 11, No. 2, November 2020


dan pemberhentian tersebut disarankan Rishan, Idul. “Redesain Sistem Pengangkatan
dirumuskan menjadi materi muatan undang- dan Pemberhentian Hakim di Indonesia”.
undang. Undang-Undang MK saat ini perlu Ius Quia Iustum. Vol. 23. No. 2. April 2016.
ditata ulang akibat banyaknya perubahan, baik 165-185.
melalui legislative review maupun judicial review, Safriani, Andi. “Mahkamah Konstitusi di
agar lebih memudahkan pengguna, yaitu dengan Beberapa Negara Perspektif Perbandingan
mengubah format undang-undang perubahan Hukum”. Al-Qadau. Vol. 6. No. 1. Juni
menjadi undang-undang baru/penggantian. 2019, 83-90.
Shetreet, Shimon. “The Normative Cycle of
Shaping Judicial Independence in Domestic
Daftar Pustaka and International Law: The Mutual
Impact of National and International
Jurisprudence and Contemporary Practical
and Conceptual Challenges”, Chicago
Jurnal Journal of International Law, Vol. 10. No. 1.
Aryanto, Jesi. “Pengawasan Hakim Agung dan 2009. 275-332.
Hakim Konstitusi oleh Komisi Yudisial; Tutik, Titik Triwulan. “Pengawasan Hakim
(Analisis terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sistem Pengawasan
Konstitusi Nomor 005/PUU-IV/2006 Hakim Menurut Undang-Undang Dasar
tentang Yudisial Review UU No. 22 Tahun Negara RI 1945”. Dinamika Hukum. Vol.
2004 tentang Komisi Yudisial”. ADIL. Vol. 12. No.2. Mei 2012. 295-311.
3. No. 2. Desember 2012. 283-312.
Faiz, Pan Mohamad. “A Critical Analysis of Buku
Judicial Appointment Process and Tenure Bulmer, Elliot. Judicial Tenure, Removal,
of Constitutional Justice in Indonesia”. Immunity and Accountability. Stockholm:
Vol. 2. Issue 2. Agustus 2016. hal. 152-169. International IDEA, 2014.
DOI: http://dx.doi.org/10.20956/halrev. Harding, Andrew. The Fundamentals of
v1n2.301 Constitutional Courts. London: International
Hakim, Muh. Ridha. “Tafsir Independensi IDEA Constitution Brief, 2017.
Kekuasaan Kehakiman dalam Putusan Mahkamah Agung RI. Cetak Biru Pembaruan
Mahkamah Konstitusi”. Jurnal Hukum dan Peradilan 2010-2035. Jakarta: Mahkamah
Peradilan. Vol. 7. No. 2. Juli 2018. 279–296. Agung RI, 2010.
DOI: 10.25216/JHP.7.2.2018.279-296.
Mulyono, Eddy, et.al. Prosiding Kumpulan Artikel
Harjanti, Susi Dwi. “Pengisian Jabatan Hakim: dan Gagasan Ilmiah Evaluasi Pelaksanaan
Kebutuhan Reformasi dan Pengekangan Hukum Acara Mahkamah Konstitusi dalam
Diri”. Ius Quia Iustum. Vol. 21. No. 4. Rangka Meneguhkan Kekuasaan Kehakiman
Oktober 2014. hal. 531–558. DOI: https:// yang Modern dan Terpercaya. Jember: UPT
doi.org/10.20885/iustum.vol21.iss4.art2 Penerbitan Universitas Jember, 2016.
Richardson, Kristy. “A Definition of Judicial Smit, J van Zyl. The Appointment, Tenure and
Independence” University of New England Removal of Judges under Commonwealth
Law Journal (UNELawJ) 3; (2005) 2(1): Principles: A Compendium and Analysis of
75-96, http://www.austlii.edu.au/au/journals/ Best Practice. London: British Institute of
UNELawJl/2005/3.html. International and Comparative Law, 2015.

NOVIANTO MURTI HANTORO: Periode Masa Jabatan Hakim Konstitusi... 209


Thaib, Dahlan, Jazim Hamidi, Ni’matul Huda. Hukumonline. 16 Oktober 2018. “Jabatan
Teori Hukum dan Konstitusi. Ed. 3. Cet. 11. Hakim MK Satu Periode Dinilai Tepat,
Jakarta: Rajawali Pers, 2013. Ini Alasannya”. Hukumonline.com, https://
Wantu, Fence M. et.al., Studi Efektivitas Sistem www.hukumonline.com/berita/baca/
Rekrutmen dan Seleksi Hakim Konstitusi lt5bc5c4db56c6d/jabatan-hakim-mk-
Republik Indonesia. Jakarta: Kepaniteraan satu-periode-dinilai-tepat--ini-alasannya,
dan Sekretariat Jenderal MK RI, 2017. diakses tanggal 27 Juli 2020.
Kurnia, Tommy. 18 Juli 2020. “Kena Kanker Lagi,
Pustaka dalam Jaringan Hakim, Agung AS, Ruth Bader Ginsburg
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, KBBI Masih Ingin Kerja. https://www.liputan6.
Daring, 2016, https://kbbi.kemdikbud.go.id/ com/global/read/4308697/kena-kanker-lagi-
entri/periode, diakses tanggal 27 Juli 2020. hakim-agung-as-ruth-bader-ginsburg-masih-
ingin-kerja, diakses tanggal 28 Juli 2020.
Berita Nugraheny, Dian Erika. 11 Januari 2020.
“Judicial Immunity Protects Judges and Society “Akhir Kiprah Wahyu Setiawan di KPU,
at Large”, 30 Agustus 2019, unodc.org, Ditahan KPK dan Mengundurkan Diri”.
https://www.unodc.org/dohadeclaration/ kompas.com. https://nasional.kompas.com/
en/news/2019/08/judicial-immunity- read/2020/01/11/07520671/akhir-kiprah-
protects-judges-and-society-at-large.html, wahyu-setiawan-di-kpu-ditahan-kpk-dan-
diakses tanggal 3 Agustus 2020. mengundurkan-diri?page=all, diakses
“Wesley E. Brown Oldest Judge in Nations tanggal 29 Juli 2020.
History Dies at 104”. 26 Januari 2012. Putra, Lutfy Mairizal (Penulis). 29 November
nytimes.com. https://www.nytimes. 2016. “Mahfud Menilai Argumen
com/2012/01/26/us/wesley-e-brown-oldest- Perpanjangan Masa Jabatan Hakim MK
judge-in-nations-history-dies-at-104.html, Keliru”. Kompas.com. https://nasional.
diakses tanggal 28 Juli 2020. kompas.com/read/2016/11/29/22161251/
Fachrudin, Fachri. 2 Februari 2017, “Caon mahfud.menilai.argumen.perpanjangan.
Anggota KPU dan Bawaslu Pilihan Tim masa.jabatan.hakim.mk.keliru, diakses
Pansel Dinilai Paling Ideal”. kompas. tanggal 28 Juli 2020.
com. https://nasional.kompas.com/ Siregar, Karim. 21 November 2014. “Ini Alasan
read/2017/02/02/11443931/calon.anggota. Masa Jabatan Hakim Konstitus Tidak
kpu.dan.bawaslu.pilihan.tim.pansel.dinilai. Permanen”. Gressnews.com. http://www.
ideal?page=all, diakses tanggal 29 Juli 2020. gresnews.com/berita/hukum/91990-ini-
Hukumonline. 16 Oktober 2018. “Jabatan alasan-masa-jabatan-hakim-konstitusi-
Hakim MK Satu Periode Dinilai Tepat, tidak-permanen--/, diakses tanggal 27 Juli
Ini Alasannya”. Hukumonline.com, https:// 2020.
www.hukumonline.com/berita/baca/
lt5bc5c4db56c6d/jabatan-hakim-mk-satu-
periode-dinilai-tepat--ini-alasannya?page=2,
diakses tanggal 27 Juli 2020.

210 NEGARA HUKUM: Vol. 11, No. 2, November 2020

You might also like