Professional Documents
Culture Documents
Kajian Pengaruh Perumahan (Real Estate) Terhadap Tingkat Pelayanan Jalan Studi Kasus: Perumahan Setiabudi Indah Medan
Kajian Pengaruh Perumahan (Real Estate) Terhadap Tingkat Pelayanan Jalan Studi Kasus: Perumahan Setiabudi Indah Medan
Abstract. The impact of the existence of Taman Setiabudi Indah (TASBI) housing estate on the level of road path
intensity service is fairly significant. It can be seen by the interruption of traffic line especially on peak hours at
the junction over the main gate of TASBI estate. Based on the actual observation, a further study is needed to
determine the impact values of vehicles intensity passing through the main gate of TASBI estate as a cause of
increasing traffic towards jalan Setiabudi, as well as to evaluate the level of road path intensity around the
housing complex ever since it was firstly built. In analysing this matter, the using data was taken from the result
of survey on traffic at jalan Setiabudi, the main gate of TASBI, the main gate of another estate at jalan Asoka,
and the other housing at jalan Perjuangan. Then there comes the analysis on their capacity and the level of road
path intensity referring to MKJI regulation 1997 and Regresi Eksponential equation
As an outcome of the research, the level of road path intensity can be defined in level D – it is due to the growth
of the estate between 1984 and 1987. Subsequently, the level is declining to level B in year 2000 and hence it
raises up to level C in year 2004. A clear figure on those over-capacity of vehicles volume can be understood by
looking at the dynamic circulation where ± 53 % of the total percentage of vehicles getting in and out the estate
is in fact concentrating at the main gate.
9
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 02, 2005 : 9-18
DEMOGRAFI
Lahan merupakan ruang (space) dengan kegiatas
diatasnya. Guna lahan diartikan sebagai kegiatan
yang dominan yang ada pada suatu lahan.
Apabila diambil perumpamaan, suatu lahan akan
digubungkan dengan suatu saluran (channel ),
Gambar 1. Hubungan Transportasi, Guna Lahan
yang dalam hal ini antar lahan dihubungkan oleh
dan Demografi Pada Suatu Sistem Kota (Orn, 2002)
jalan raya. Hubungan antar guna lahan yang
melewati channel ini berupa lalu lintas (Traffic),
baik guna lahan maupun transportasi, keduanya
diperlukan untuk menumbuhkan lalu lintas. Bila
terdapat guna lahan maupun transportasi, maka
10
Universitas Sumatera Utara
KAJIAN PENGARUH PERUMAHAN (REAL ESTATE) TERHADAP Ahmad Syaukani
TINGKAT PELAYANAN JALAN Abdul Majid Ismail
STUDI KASUS: PERUMAHAN SETIABUDI INDAH MEDAN Dwira N. Aulia
Rahmad Dian
besaran lalu lintas yang terjadi ditentukan b. Kecepatan arus bebas (Fv)
dengan tingkat kegiatan lahan-lahan tersebut dan
Kecepatan arus bebas (Fv) di di definisikan
karakteristik fasilitas transportasinya.
sebagai kecepatan pada saat tingkatan arus nol,
Penggunaan lahan mendorong pertumbuhan lalu
sesuai dengan kecepatan yang dipilih pengemudi
lintas, yang selanjutnya dalam proses
seandainya mengenderai kenderaan bermotor
perencanaan transportasi mendorong
tanpa halangan kenderaan bermotor. Kecepatan
dibangunnya jalan raya, yang kemudian
arus bebas mobil penumpang 10-15% lebih
mendorong perubahan guna lahan disekitar jalan
tinggi dari jenis kenderaan lain, dengan
tersebut.
menggunakan rumus kecepatan arus bebas
2.2. Kapasitas Jalan Dalam Kota FV = (FVO + FVW). FFVSF. FFVCS ................. 3
a. Kapasitas Dimana:
FV = Kecepatan arus bebas kenderaan
Menurut buku Standart Design untuk jalan
ringan pada kondisi lapangan
perkotaan yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina
(Km/Jam)
Marga, Kapasitas dasar didefenisikan sebagai
FVo = Kecepatan arus bebas dasar
volume maksimum pedam yang dapat lewat
kenderaan ringan pada jalan dan
pada suatu potongan potongan lajur jalan
Alignmen yang diamati (Km/Jam)
(untuk jalan multi lajur) pada kondisi jalan dan
FVw = Penyesuai kecepatan akibat lebar
arus lalu lintas ideal. Untuk menentukan
jalur lalu-lintas (Km/Jam)
kapasitas suatu jalan digunakan persamaan
FFVSF = Faktor penyesuaian hambatan
sebagai berikut
samping dan lebar bahu/jarak
C = Co x FCsp x FCsf x FCcs x FCw ............... 1 kenderaan ke penghalang
Dimana: FFVCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
Co = Kapasitas dasar ( SMP/Jam)
FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah
FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota.
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan 3. METODE PENELITIAN
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan
dan lebar bahu. dan sasaran kajian adalah mengidentifikasi data
geometrik jalan, data perumahan TASBI, serta
data kepemilikan kenderaan penghuni
b. Derajat Kejenuhan (DS) perumahan TASBI, data volume lalu lintas jalan
Derajat kejenuhan definisikan sebagai ratio yang berakses ke perumahan TASBI serta
volume (Q) terhadap kapasitas (C) dan menganalisis data dan memberikan saran. Pada
digunakan sebagai faktor kunci dalam penentuan gambar 3 akan dijelaskan mengenai metode
penilaian lalu lintas pada suatu ruas jalan. Nilai pengumpulan data, kerangka pemikiran dan
derajat kejenuhan menunjukkan apakah ruas metode analisis serta tahapan pengerjaan kajian.
jalan akan mempunyai masalah atau tidak
dinyatakan dalam SMP/jam.
Q
DS = .................................................. 2
C
Dimana:
DS = Derajat kejenuhan
Q = Volume lalu-Iintas
C = Kapasitas
11
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 02, 2005 : 9-18
Tingkat pelayanan
Q/C
Derajat Kejenuhan
Q/C
12
Universitas Sumatera Utara
KAJIAN PENGARUH PERUMAHAN (REAL ESTATE) TERHADAP Ahmad Syaukani
TINGKAT PELAYANAN JALAN Abdul Majid Ismail
STUDI KASUS: PERUMAHAN SETIABUDI INDAH MEDAN Dwira N. Aulia
Rahmad Dian
400
350
300
250
200
150
100
50
0
1984 1987 1999 2000 2002 2003
Tahun
Rumah Roda 4 Roda 2 Sepeda
Gambar 4. Perkembangan kenderaan milik warga berdasarkan jenis kenderaan seiring dengan
perkembangan rumah di perumahan Taman Setiabudi Indah
13
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 02, 2005 : 9-18
4.2 Analisa Kapasitas Jalan dan Tingkat pekerjaan dan juga aktifitas sosial masyarakat
Derajat Kejenuhan banyak dilakukan pada jam tersebut, akibatnya
Keberadaan perumahan Taman Setiabudi Indah arus kenderaan yang terdapat di jalan Setiabudi
di jalan Setiabudi memberikan dampak yang menjadi terganggu. Tabel 2 merupakan hasil
cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari terjadinya dari perbandingan antara volume dan kapasitas
pertumbuhan sosial, ekonomi dan kegiatan- jalan untuk jalan-jalan yang dijadikan sarana
kegiatan lainnya seperti sekolah ataupun menuju perumahan, berdasarkan hasil
perumahan-perumahan lainnya. perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa Pintu
gerbang utama dan pintu jalan Perjuangan
Berdasarkan analisa tersebut diperoleh bahwa
merupakan jalan yang sering digunakan oleh
derajat kejenuhan yang terbesar terjadi di Jalan
masyarakat dari atau menuju perumahan TASBI
Setiabudi diantara jam 17.00 - 19.00. hal ini di
akibatkan banyaknya warga yang kembali dari
Tabel 2. Kapasitas dan Tingkat Pelayanan Jalan yang Berakses ke Perumahan TASBI
Q/C
No Hari Jam
Jl. Setiabudi Jl. Asoka Jl. Perjuangan
06.30 - 08.30 0.307 0.112 0.000
1 Senin 10.00 - 12.00 0.414 0.067 0.454
17.00 - 19.00 0.484 0.071 0.555
06.30 - 08.30 0.412 0.089 0.371
2 Selasa 10.00 - 12.00 0.533 0.054 0.430
17.00 - 19.00 0.724 0.079 0.323
06.30 - 08.30 0.356 0.114 0.433
3 Rabu 10.00 - 12.00 0.472 0.057 0.521
17.00 - 19.00 0.605 0.078 0.425
4.3 Analisa Perkembangan Kapasitas Jalan maka pada tahun 2000 jalan Setiabudi perbesar
Setiabudi tahun 1984 – 2004 menjadi 20 m. Tingkat pelayanan jalan Setiabudi
Pada tabel 3 dapat dilihat bagaimana pada tahun tersebut cukup baik dengan tingkat B
perkembangan jalan Setiabudi seiring dengan (Kondisi arus stabil, kecepatan sedikit terbatas
perkembangan perumahan TASBI. Pada tahun oleh lalu lintas). Pada tahun 2004 tingkat
1984 jalan Setiabudi mempunyai lebar 8 m pelayanan jalan Setiabudi kembali menjadi
dengan tingkat volume lalu lintas 3109 smp/jam. tingkat C.
Berdasarkan volume tersebut dibandingkan
Kondisi pelayanan jalan Setiabudi sangat
dengan kapasitas jalan ternyata pada tahun 1984
berbeda dengan jalan-jalan alternative yang ada
tingkat pelayanan jalan untuk jalan setiabudi
disekitar perumahan, seperti jalan perjuangan
berada pada level D (Kondisi arus mendekati
ataupun jalan Asoka. Keberadaan jalan
tidak stabil, kecepatan yang terjadi rendah).
Perjuangan pada tahun 1987 memberikan
Kondisi ini menyebabkan mulainya terjadi
dampak yang cukup baik terhadap jalan
penundaan sehingga dibutuhkan pengembangan
Setiabudi, hal tersebut juga terjadi pada jalan
jalan Setiabudi. Pada tahun 1987 jalan Setiabudi
Asoka. Keberadaan jalan tersebut sangat
di perlebar menjadi 12 meter. Jika ditinjau nilai
membantu memberikan peningkatan pelayanan
Q/C, kondisi tahun 1987 lebih kecil
jalan Setiabudi akibat perkembangan kota
dibandingkan tahun 1984, dimana hal ini
khususnya perkembangan perumahan Taman
disebabkan pertumbuhan lalu lintas jalan
Setabudi Indah. Untuk jalan Perjuangan dan
Setiabudi tidak begitu besar. Pada tahun tersebut
Asoka, tingkat pelayanan kedua jalan tersebut di
tingkat pelayanan Jalan Setiabudi masih di level
level A dan tingkat tersebut tetap stabil mulai
D sehingga dibutuhkan kembali pengembangan
dari dibukanya kedua jalan tersebut hingga
jalan Setiabudi. Akibat tingkat pelayanan pada
sekarang.
level D dan perkembangan jalan semakin besar
14
Universitas Sumatera Utara
KAJIAN PENGARUH PERUMAHAN (REAL ESTATE) TERHADAP Ahmad Syaukani
TINGKAT PELAYANAN JALAN Abdul Majid Ismail
STUDI KASUS: PERUMAHAN SETIABUDI INDAH MEDAN Dwira N. Aulia
Rahmad Dian
1984 1987 2000 2004 1984 1987 2000 2004 1984 1987 2000 2004
Keterangan
Lebar Jalan Lebar Jalan Lebar Jalan
8m 12 m 20 m 20 m 8m 12 m 20 m 20 m 8 m 12 m 20 m 20 m
Kapasitas Jalan
3306 3769 6772 6772 3306 3769 3306 3769 3769
(smp/jam)
Q/C 0.94 0.87 0.68 0.72 0.30 0.42 0.52 0.08 0.11
Tingkat Pelayanan D D B C A A A A A
4.4 Perhitungan Volume Kenderaan Jika ditinjau jumlah volume kenderaan yang
keluar masuk perumahan TASBI cukup besar,
Berdasarkan data primer yang diambil dari pintu
dari ketiga pintu gerbang keluar - masuk rata-
jalan Asoka, pintu jalan Perjuangan dan pintu
rata volume kenderaan dapat mencapai 10.542
gerbang utama Perumahan Taman Setiabudi
smp/jam, dimana pintu Gerbang Utama dan
Indah dapat dilihat bahwa jumlah volume
pintu gerbang jalan perjuangan merupakan
kenderaan yang berasal dari perumahan Taman
pintu-pintu yang banyak dilalui kenderaan yaitu
Setiabudi Indah menuju Jl. Setiabudi yang
53 % pintu gerbang utama.
paling besar adalah melalui pintu gerbang utama
15
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 02, 2005 : 9-18
Gambar 5. Kondisi pada posisi pintu masuk utama Perumahan Taman Setiabudi Indah yang bertemu
secara langsung dengan Jalan Setiabudi
Tabel 5. Data jumlah kenderaan dipersimpangan pintu gerbang utama perumahan dan Jalan Setiabudi
Pos 2 Pos 3 Pos 4
No Hari Jam Jumlah Kenderaan ( Unit )
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8
06.30 - 08.30 357 1784 373 604 403 560 2702 1125
1 Senin 10.00 - 12.00 2171 2171 490 607 506 612 2780 2780
17.00 - 19.00 2403 2403 842 509 424 936 2353 3530
06.30 - 08.30 2609 1203 283 804 372 674 1877 1252
2 Selasa 10.00 - 12.00 2148 1430 673 616 616 673 3739 3877
17.00 - 19.00 1946 2594 392 762 353 861 3638 6066
06.30 - 08.30 1979 1425 323 711 355 648 1952 1301
3 Rabu 10.00 - 12.00 2159 1520 663 535 501 829 2809 3433
17.00 - 19.00 2054 1370 440 783 391 881 2997 4496
16
Universitas Sumatera Utara
KAJIAN PENGARUH PERUMAHAN (REAL ESTATE) TERHADAP Ahmad Syaukani
TINGKAT PELAYANAN JALAN Abdul Majid Ismail
STUDI KASUS: PERUMAHAN SETIABUDI INDAH MEDAN Dwira N. Aulia
Rahmad Dian
17
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 02, 2005 : 9-18
18
Universitas Sumatera Utara