You are on page 1of 10

KAJIAN PENGARUH PERUMAHAN (REAL ESTATE) TERHADAP Ahmad Syaukani

TINGKAT PELAYANAN JALAN Abdul Majid Ismail


STUDI KASUS: PERUMAHAN SETIABUDI INDAH MEDAN Dwira N. Aulia
Rahmad Dian

KAJIAN PENGARUH PERUMAHAN (REAL ESTATE) TERHADAP


TINGKAT PELAYANAN JALAN
STUDI KASUS: PERUMAHAN SETIABUDI INDAH MEDAN

Ahmad Syaukani, Abdul Majid Ismail, Dwira N. Aulia, Rahmad Dian


Program Studi Magister Teknik Arsitektur
Bidang Kekhususan Manajemen Pembangunan Kota

Abstract. The impact of the existence of Taman Setiabudi Indah (TASBI) housing estate on the level of road path
intensity service is fairly significant. It can be seen by the interruption of traffic line especially on peak hours at
the junction over the main gate of TASBI estate. Based on the actual observation, a further study is needed to
determine the impact values of vehicles intensity passing through the main gate of TASBI estate as a cause of
increasing traffic towards jalan Setiabudi, as well as to evaluate the level of road path intensity around the
housing complex ever since it was firstly built. In analysing this matter, the using data was taken from the result
of survey on traffic at jalan Setiabudi, the main gate of TASBI, the main gate of another estate at jalan Asoka,
and the other housing at jalan Perjuangan. Then there comes the analysis on their capacity and the level of road
path intensity referring to MKJI regulation 1997 and Regresi Eksponential equation
As an outcome of the research, the level of road path intensity can be defined in level D – it is due to the growth
of the estate between 1984 and 1987. Subsequently, the level is declining to level B in year 2000 and hence it
raises up to level C in year 2004. A clear figure on those over-capacity of vehicles volume can be understood by
looking at the dynamic circulation where ± 53 % of the total percentage of vehicles getting in and out the estate
is in fact concentrating at the main gate.

Keywords: housing complex, capacity level of intensity

1. Pendahuluan sehingga menimbulkan permasalahan


Meningkatnya intensitas pergerakan akibat transportasi berupa tundaan dan kemacetan
adanya lokasi permukiman Taman Setiabudi lalulintas, yang antara lain disebabkan oleh
Indah sangat berdampak pada tingkat pelayanan percampuran pergerakan lokal dan menerus
Jalan Setiabudi, serta semakin kuatnya interaksi (mixed traffic).
antar wilayah dalam kota memberikan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat
konsekuensi pada bertambahnya volume dilihat bahwa kondisi kapasitas dan tingkat
pergerakan pada ruas Jalan Setiabudi. kinerja jalan Setiabudi sebagai jalan kolektor
Seharusnya dengan terjadinya perubahan primer, akibat adanya perumahan Taman
terhadap fungsi kegiatan dan intensitasnya yang Setiabudi Indah sangat berpengaruh khususnya
menimbulkan tambahan bangkitan pergerakan pada jam-jam sibuk. Hal ini terutama disebabkan
baru diimbangi dengan penyediaan prasana jalan besarnya volume lalulintas yang keluar dan
yang memadai. Penambahan lebar perkerasan masuk permukiman melalui ruas jalan utama
dan fasilitasnya telah dilakukan, namun belum ditambah lagi kegiatan komersial di sekitar jalan
dapat mengimbangi pertumbuhan lokasi yang yang tidak difasilitasi dengan lokasi parkir.
begitu cepat serta kurangnya pengendalian

9
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 02, 2005 : 9-18

2. LANDASAN TEORI Selain itu transportasi juga dapat dilihat sebagai


fungsi dari beberapa sub sistem, seperti
2.1. Sistem Tata Guna Lahan dan
transportasi pribadi, transportasi publik dan
Hubungannya Terhadap Transportasi
transportasi barang ( Orn, 2002 ). Keseluruhan
Guna lahan ( land use ) merupakan istilah yang elemen tersebut merupakan hal penting yang
berasal dari ekonomi pertanian, yang artinya harus dipertimbangkan dalam proses
adalah sebidang tanah dan penggunaan pembangunan kota. Penambahan arus lalulintas
ekonomisnya. Istilah guna lahan, kemudian tidak dapat dimengerti dengan baik tanpa
diadopsi ke dalam perencanaan wilayah kota mempelajari guna lahan dan demografi. Pada
dengan arti yang bergeser dari aslinya. Secara sisi lain, sistem transportasi dan pengembangan
umum “Guna Lahan Perkotaan“ diartikan prasarana jalan dapat mempengaruhi dan
sebagai distribusi keruangan (spatial memegang peranan dalam menentukan nilai jual
distribution) atau pola geografis dan fungsi- tanah. Kebutuhan beraktifitas pada suatu guna
fungsi perkotaan, seperti perumahan, lahan dilayani oleh sistem kegiatan sedangkan
perdagangan, perkantoran, rekreasi, industri dan kebutuhan transportasi dilayani oleh system
lain-lain (Djunaedi, 2003 ). jaringan. Interaksi antara sistem kegiatan dan
Kemampuan transportasi atau penyediaan sistem jaringan menghasilkan sistem pergerakan
angkutan menunjukan potensi untuk yang merupakan umpan balik bagi sistem
menghubungkan antar kegiatan guna lahan. kegiatan dan sistem jaringan menghasilkan
Kemampuan ini disediakan oleh berbagai moda sistem pergerakan yang merupakan umpan balik
angkutan seperti angkutan jalan raya, laut, udara bagi sistem kegiatan dan sistem jaringan.
dan lain-lain. Kemampuan transportasi bisa juga Transportasi meningkatkan interaksi antar
multi-moda seperti perjalanan ke kantor aktifitas atau guna lahan. Interaksi tersebut
dilakukan dengan jalan kaki dari rumah ke diukur melalui aksesibilitas yang meliputi daya
pemberhentian bus kota, naik bus kota, turun tarik suatu tempat sebagai asal dan tujuan. Pola
dari bus dan kemudian naik becak ke kantor. guna lahan adalah hal yang penting karena akan
Fasilitas transportasi termasuk pula tempat menentukan peluang ataupun aktifitas yang ada
perpindahan antar moda. dalam jangkauan suatu tempat. Potensi antara
dua tempat untuk interaksi akan bergantung
pada biaya dari pergerakan antara keduanya,
baik dalam terminologi uang ataupun waktu,
sehingga konsekwensinya, struktur dan kapasitas
dari jaringan transportasi akan mempengaruhi
TRANSPORTASI tingkat aksesibilitas.
Publik Pribadi
GUNA LAHAN
TRANS AKSESIBI GUNA
Barang PORTASI LITAS LAHAN

Gambar 2. Hubungan Trasnportasi dan Guna


Lahan ( Black, 1984 )

DEMOGRAFI
Lahan merupakan ruang (space) dengan kegiatas
diatasnya. Guna lahan diartikan sebagai kegiatan
yang dominan yang ada pada suatu lahan.
Apabila diambil perumpamaan, suatu lahan akan
digubungkan dengan suatu saluran (channel ),
Gambar 1. Hubungan Transportasi, Guna Lahan
yang dalam hal ini antar lahan dihubungkan oleh
dan Demografi Pada Suatu Sistem Kota (Orn, 2002)
jalan raya. Hubungan antar guna lahan yang
melewati channel ini berupa lalu lintas (Traffic),
baik guna lahan maupun transportasi, keduanya
diperlukan untuk menumbuhkan lalu lintas. Bila
terdapat guna lahan maupun transportasi, maka

10
Universitas Sumatera Utara
KAJIAN PENGARUH PERUMAHAN (REAL ESTATE) TERHADAP Ahmad Syaukani
TINGKAT PELAYANAN JALAN Abdul Majid Ismail
STUDI KASUS: PERUMAHAN SETIABUDI INDAH MEDAN Dwira N. Aulia
Rahmad Dian

besaran lalu lintas yang terjadi ditentukan b. Kecepatan arus bebas (Fv)
dengan tingkat kegiatan lahan-lahan tersebut dan
Kecepatan arus bebas (Fv) di di definisikan
karakteristik fasilitas transportasinya.
sebagai kecepatan pada saat tingkatan arus nol,
Penggunaan lahan mendorong pertumbuhan lalu
sesuai dengan kecepatan yang dipilih pengemudi
lintas, yang selanjutnya dalam proses
seandainya mengenderai kenderaan bermotor
perencanaan transportasi mendorong
tanpa halangan kenderaan bermotor. Kecepatan
dibangunnya jalan raya, yang kemudian
arus bebas mobil penumpang 10-15% lebih
mendorong perubahan guna lahan disekitar jalan
tinggi dari jenis kenderaan lain, dengan
tersebut.
menggunakan rumus kecepatan arus bebas
2.2. Kapasitas Jalan Dalam Kota FV = (FVO + FVW). FFVSF. FFVCS ................. 3
a. Kapasitas Dimana:
FV = Kecepatan arus bebas kenderaan
Menurut buku Standart Design untuk jalan
ringan pada kondisi lapangan
perkotaan yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina
(Km/Jam)
Marga, Kapasitas dasar didefenisikan sebagai
FVo = Kecepatan arus bebas dasar
volume maksimum pedam yang dapat lewat
kenderaan ringan pada jalan dan
pada suatu potongan potongan lajur jalan
Alignmen yang diamati (Km/Jam)
(untuk jalan multi lajur) pada kondisi jalan dan
FVw = Penyesuai kecepatan akibat lebar
arus lalu lintas ideal. Untuk menentukan
jalur lalu-lintas (Km/Jam)
kapasitas suatu jalan digunakan persamaan
FFVSF = Faktor penyesuaian hambatan
sebagai berikut
samping dan lebar bahu/jarak
C = Co x FCsp x FCsf x FCcs x FCw ............... 1 kenderaan ke penghalang
Dimana: FFVCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
Co = Kapasitas dasar ( SMP/Jam)
FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah
FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota.
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan 3. METODE PENELITIAN
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan
dan lebar bahu. dan sasaran kajian adalah mengidentifikasi data
geometrik jalan, data perumahan TASBI, serta
data kepemilikan kenderaan penghuni
b. Derajat Kejenuhan (DS) perumahan TASBI, data volume lalu lintas jalan
Derajat kejenuhan definisikan sebagai ratio yang berakses ke perumahan TASBI serta
volume (Q) terhadap kapasitas (C) dan menganalisis data dan memberikan saran. Pada
digunakan sebagai faktor kunci dalam penentuan gambar 3 akan dijelaskan mengenai metode
penilaian lalu lintas pada suatu ruas jalan. Nilai pengumpulan data, kerangka pemikiran dan
derajat kejenuhan menunjukkan apakah ruas metode analisis serta tahapan pengerjaan kajian.
jalan akan mempunyai masalah atau tidak
dinyatakan dalam SMP/jam.

Q
DS = .................................................. 2
C

Dimana:
DS = Derajat kejenuhan
Q = Volume lalu-Iintas
C = Kapasitas

11
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 02, 2005 : 9-18

Meningkatnya Interaksi Kota


Kebijakan Transportasi Kota Medan Perkembangan Pusat Kota Medan
Medan dengan Kota-Kota Kecil
Sekitarnya

• Masalah Perkembangan Kota • Konsentrasi Kegiatan di Pusat Kota


• Keterbatasan Lahan Untuk • Kota Sebagai Kawasan Perdagangan
Kegiatan Produktif dan Permukiman Interaksi Interaksi
Utara - Barat -
Selatan Timur

Terjadinya Fenemona Penetrasi/Invasi Kegiatan


yang Membentuk Pola Linier ( Ribbon
Development ) pada jalur utama Kota Medan

Aktivitas Permukiman Taman Setiabudi Indah


yang Berpotensi Menimbulkan Bangkitan dan
Tarikan Lalulintas

Peningkatan Pergerakan di Ruas Jalan Setiabudi

Evaluasi tingkat pelayanan jalan pada periode


perkembangan jalan dan perumahan
Taman Setiabudi Indah

Tingkat pelayanan
Q/C

• Volume Lalu Lintas


• Kapasitas Jalan
• Pola Guna Lahan
Pemukiman

Derajat Kejenuhan
Q/C

Q/C > 0,8 0,1 < Q/C < 0,8


• Arus Tidak Stabil, Tersendat • Arus bebas, stabil
• Kinerja jalan buruk • Kinerja jalan baik

Usulan Meningkatkan dan Upaya Memepertahankan Pelayanan


J l
Mengembangkan Jaringan Jalan

12
Universitas Sumatera Utara
KAJIAN PENGARUH PERUMAHAN (REAL ESTATE) TERHADAP Ahmad Syaukani
TINGKAT PELAYANAN JALAN Abdul Majid Ismail
STUDI KASUS: PERUMAHAN SETIABUDI INDAH MEDAN Dwira N. Aulia
Rahmad Dian

juga berdampak terhadap perkembangan jumlah


4. Hasil Analisa
kenderaan yang ada di perumahan TASBI.
4.1 Perkembangan Perumahan dan
Perkembangan kenderaan yang terjadi di
Kenderaan di Taman Setiabudi Indah
perumahan Taman Setiabudi Indah ± 147 %
Perkembangan pembangunan yang terjadi di (tabel 1 ) dibandingkan dengan perkembangan
perumahan TASBI saat ini telah mengalami 2 rumahnya dimana kenderaan tersebut dibagi atas
tahap pembangunan antara lain perumahan 3 jenis yaitu kenderaan roda 4, roda 2 dan
Taman Setiabudi Indah 1 dan 2. Pengembangan sepeda. Jika dilihat besarnya perkembangan
perumahan hingga tahap ke 2 ini dapat dihitung jumlah kenderaan dibandingkan dengan rumah,
jumlah perumahan yang telah dibangun 2.645 hal ini dapat diartikan tiap pemilik rumah ada
unit rumah. Akibat perkembangan perumahan yang memiliki kenderaan lebih dari satu.

Tabel 1. Persentase Pertumbuhan Kenderaan dibandingkan dengan Perumahan di Perumahan Taman


Setiabudi Indah

Jumlah Pertumbuhan Kenderaan Total


Tahapan Rumah Roda 4 Roda2 Sepeda Kenderaan

Unit % Unit % Unit % Unit % Unit %


1984 665 634 106 66 806 121%
1987 788 54% 797 56% 219 67% 166 72% 1182 150%
1999 580 29% 575 29% 180 36% 111 32% 866 149%
2000 371 15% 319 14% 111 18% 83 19% 513 138%
2002 194 7% 163 7% 89 13% 42 9% 294 152%
2003 47 2% 55 2% 10 1% 15 3% 80 170%

Diagram Batang Pertumbauhan Perumahan dan Jenis-


Jenis Kenderaan di Perumahan Taman Setiabudi Indah
800
750
700
650
600
550
500
450
Unit

400
350
300
250
200
150
100
50
0
1984 1987 1999 2000 2002 2003
Tahun
Rumah Roda 4 Roda 2 Sepeda

Gambar 4. Perkembangan kenderaan milik warga berdasarkan jenis kenderaan seiring dengan
perkembangan rumah di perumahan Taman Setiabudi Indah

13
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 02, 2005 : 9-18

4.2 Analisa Kapasitas Jalan dan Tingkat pekerjaan dan juga aktifitas sosial masyarakat
Derajat Kejenuhan banyak dilakukan pada jam tersebut, akibatnya
Keberadaan perumahan Taman Setiabudi Indah arus kenderaan yang terdapat di jalan Setiabudi
di jalan Setiabudi memberikan dampak yang menjadi terganggu. Tabel 2 merupakan hasil
cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari terjadinya dari perbandingan antara volume dan kapasitas
pertumbuhan sosial, ekonomi dan kegiatan- jalan untuk jalan-jalan yang dijadikan sarana
kegiatan lainnya seperti sekolah ataupun menuju perumahan, berdasarkan hasil
perumahan-perumahan lainnya. perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa Pintu
gerbang utama dan pintu jalan Perjuangan
Berdasarkan analisa tersebut diperoleh bahwa
merupakan jalan yang sering digunakan oleh
derajat kejenuhan yang terbesar terjadi di Jalan
masyarakat dari atau menuju perumahan TASBI
Setiabudi diantara jam 17.00 - 19.00. hal ini di
akibatkan banyaknya warga yang kembali dari
Tabel 2. Kapasitas dan Tingkat Pelayanan Jalan yang Berakses ke Perumahan TASBI
Q/C
No Hari Jam
Jl. Setiabudi Jl. Asoka Jl. Perjuangan
06.30 - 08.30 0.307 0.112 0.000
1 Senin 10.00 - 12.00 0.414 0.067 0.454
17.00 - 19.00 0.484 0.071 0.555
06.30 - 08.30 0.412 0.089 0.371
2 Selasa 10.00 - 12.00 0.533 0.054 0.430
17.00 - 19.00 0.724 0.079 0.323
06.30 - 08.30 0.356 0.114 0.433
3 Rabu 10.00 - 12.00 0.472 0.057 0.521
17.00 - 19.00 0.605 0.078 0.425

4.3 Analisa Perkembangan Kapasitas Jalan maka pada tahun 2000 jalan Setiabudi perbesar
Setiabudi tahun 1984 – 2004 menjadi 20 m. Tingkat pelayanan jalan Setiabudi
Pada tabel 3 dapat dilihat bagaimana pada tahun tersebut cukup baik dengan tingkat B
perkembangan jalan Setiabudi seiring dengan (Kondisi arus stabil, kecepatan sedikit terbatas
perkembangan perumahan TASBI. Pada tahun oleh lalu lintas). Pada tahun 2004 tingkat
1984 jalan Setiabudi mempunyai lebar 8 m pelayanan jalan Setiabudi kembali menjadi
dengan tingkat volume lalu lintas 3109 smp/jam. tingkat C.
Berdasarkan volume tersebut dibandingkan
Kondisi pelayanan jalan Setiabudi sangat
dengan kapasitas jalan ternyata pada tahun 1984
berbeda dengan jalan-jalan alternative yang ada
tingkat pelayanan jalan untuk jalan setiabudi
disekitar perumahan, seperti jalan perjuangan
berada pada level D (Kondisi arus mendekati
ataupun jalan Asoka. Keberadaan jalan
tidak stabil, kecepatan yang terjadi rendah).
Perjuangan pada tahun 1987 memberikan
Kondisi ini menyebabkan mulainya terjadi
dampak yang cukup baik terhadap jalan
penundaan sehingga dibutuhkan pengembangan
Setiabudi, hal tersebut juga terjadi pada jalan
jalan Setiabudi. Pada tahun 1987 jalan Setiabudi
Asoka. Keberadaan jalan tersebut sangat
di perlebar menjadi 12 meter. Jika ditinjau nilai
membantu memberikan peningkatan pelayanan
Q/C, kondisi tahun 1987 lebih kecil
jalan Setiabudi akibat perkembangan kota
dibandingkan tahun 1984, dimana hal ini
khususnya perkembangan perumahan Taman
disebabkan pertumbuhan lalu lintas jalan
Setabudi Indah. Untuk jalan Perjuangan dan
Setiabudi tidak begitu besar. Pada tahun tersebut
Asoka, tingkat pelayanan kedua jalan tersebut di
tingkat pelayanan Jalan Setiabudi masih di level
level A dan tingkat tersebut tetap stabil mulai
D sehingga dibutuhkan kembali pengembangan
dari dibukanya kedua jalan tersebut hingga
jalan Setiabudi. Akibat tingkat pelayanan pada
sekarang.
level D dan perkembangan jalan semakin besar

14
Universitas Sumatera Utara
KAJIAN PENGARUH PERUMAHAN (REAL ESTATE) TERHADAP Ahmad Syaukani
TINGKAT PELAYANAN JALAN Abdul Majid Ismail
STUDI KASUS: PERUMAHAN SETIABUDI INDAH MEDAN Dwira N. Aulia
Rahmad Dian

Tabel. 3. Perkembangan Tingkat Pelayanan Jalan-Jalan di Sekitar Perumahan TASBI tahun


1984 s/d 2004

Jalan Setia Budi Jalan Perjuangan Jalan Asoka

1984 1987 2000 2004 1984 1987 2000 2004 1984 1987 2000 2004
Keterangan
Lebar Jalan Lebar Jalan Lebar Jalan

8m 12 m 20 m 20 m 8m 12 m 20 m 20 m 8 m 12 m 20 m 20 m

Volume Lalu Lintas


3109 3293 4602 4903 1157 1617 1723 333 431
( Q ) (smp/jam)

Kapasitas Jalan
3306 3769 6772 6772 3306 3769 3306 3769 3769
(smp/jam)

Q/C 0.94 0.87 0.68 0.72 0.30 0.42 0.52 0.08 0.11

Tingkat Pelayanan D D B C A A A A A

4.4 Perhitungan Volume Kenderaan Jika ditinjau jumlah volume kenderaan yang
keluar masuk perumahan TASBI cukup besar,
Berdasarkan data primer yang diambil dari pintu
dari ketiga pintu gerbang keluar - masuk rata-
jalan Asoka, pintu jalan Perjuangan dan pintu
rata volume kenderaan dapat mencapai 10.542
gerbang utama Perumahan Taman Setiabudi
smp/jam, dimana pintu Gerbang Utama dan
Indah dapat dilihat bahwa jumlah volume
pintu gerbang jalan perjuangan merupakan
kenderaan yang berasal dari perumahan Taman
pintu-pintu yang banyak dilalui kenderaan yaitu
Setiabudi Indah menuju Jl. Setiabudi yang
53 % pintu gerbang utama.
paling besar adalah melalui pintu gerbang utama

Tabel 4. Volume Lalu Lintas yang berasal dari perumahan TASBI


Volume Lalu Lintas ( smp/jam )
No. Hari Waktu
Pintu Gerbang
Jl. Perjuangan Jl.Asoka Total
TASBI
30 30
06. - 08. 0 422 1641 2063
1 Senin 10. - 12.00
00
1500 252 1473 3225
17.00 19.00 1836 269 1806 3910
Jumlah 3336 942 4920 9198
06.30 - 08.30 1227 336 1628 3191
2 Selasa 10.00 - 12.00 1421 204 1672 3296
17.00 19.00 1067 204 1698 2969
Jumlah 3715 744 4997 9455
06.30 - 08.30 1433 431 1599 3463
3 Rabu 10.00 - 12.00 1723 215 1628 3566
00 00
17. 19. 1404 294 1816 3514
Jumlah 4560 939 5043 10542

15
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 02, 2005 : 9-18

4.5 Pengaruh Pergerakan Kenderaan di gerbang utama tersebut disebabnya banyaknya


Pintu Gerbang Utama Perumahan kenderaan yang keluar masuk perumahan serta
terhadap Jalan Setiabudi tidak adanya Traffic Light.
Pintu gerbang utama perumahan Taman Arus di jalan Setiabudi yang berasal dari
Setiabudi Indah merupakan jalan alternative ke Tanjung Sari (V1) akan mengalami hambatan di
perumahan yang paling banyak dilintasi persimpangan pintu gerbang akibat adanya
kenderaan, selain itu letak pintu gerbang utama kenderaan yang masuk ke Perumahan (V6 dan
berhubungan langsung dengan Jalan Setiabudi. V3) dan keluar ( V4 ) dari perumahan, begitu
juga hambatan akan dialami kenderaan di jalan
Akibat letak dan fungsi gerbang utama sangat
Setiabudi yang berasal dari pusat kota ( V8 )
dominan mengakibatkan terjadinya kemacetan
akibat kenderaan menuju perumahan ( V6 ) dan
di jalan Setiabudi khususnya pada jam-jam sibuk
keluar (V5).
Kemacetan yang terjadi di persimpangan

Gambar 5. Kondisi pada posisi pintu masuk utama Perumahan Taman Setiabudi Indah yang bertemu
secara langsung dengan Jalan Setiabudi

Tabel 5. Data jumlah kenderaan dipersimpangan pintu gerbang utama perumahan dan Jalan Setiabudi
Pos 2 Pos 3 Pos 4
No Hari Jam Jumlah Kenderaan ( Unit )
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8
06.30 - 08.30 357 1784 373 604 403 560 2702 1125
1 Senin 10.00 - 12.00 2171 2171 490 607 506 612 2780 2780
17.00 - 19.00 2403 2403 842 509 424 936 2353 3530
06.30 - 08.30 2609 1203 283 804 372 674 1877 1252
2 Selasa 10.00 - 12.00 2148 1430 673 616 616 673 3739 3877
17.00 - 19.00 1946 2594 392 762 353 861 3638 6066
06.30 - 08.30 1979 1425 323 711 355 648 1952 1301
3 Rabu 10.00 - 12.00 2159 1520 663 535 501 829 2809 3433
17.00 - 19.00 2054 1370 440 783 391 881 2997 4496

16
Universitas Sumatera Utara
KAJIAN PENGARUH PERUMAHAN (REAL ESTATE) TERHADAP Ahmad Syaukani
TINGKAT PELAYANAN JALAN Abdul Majid Ismail
STUDI KASUS: PERUMAHAN SETIABUDI INDAH MEDAN Dwira N. Aulia
Rahmad Dian

4.6 Prediksi Perkembangan Kenderaan di 4 Penutup


Perumahan TASBI dan dampak
5.1. Kesimpulan
terhadap Jalan Setiabudi
Berdasarkan dari analisa yang telah dilakukan
Perkembangan perumahan Taman Setiabudi
maka dapat dismpulkan bahwa :
Indah yang akan datang juga memberikan
• Pembangunan perumahan skala besar
dampak yang cukup besar terhadap kinerja jalan
menimbulkan pergerakan lalu lintas cukup
Setiabudi. Dampak yang sangat nyata adalah
besar yang dampaknya berpengaruh
bertambahnya jumlah kenderaan pribadi milik
terhadap tingkat pelayanan jalan. Hal ini
dan juga moda pergerakan kenderaan dari
dapat lihat dari tingkat pelayanan Jalan
aktivitas sosial ekonomi masyarakat perumahan
Setiabudi dari tahun 1984 sampai 2004
seiring dengan perkembangan perumahan
TASBI. Berdasarkan data yang dikumpulkan TASBI, yaitu berada di level C dan hanya
disimpulkan bahwa perkembangan jumlah pada tahun 2000 tingkat pelayan jalan
kenderaan pribadi di perumahan TASBI dari Setiabudi berada di level B
1984 sampai tahun 2004 sejumlah 3.911 unit • Permukiman Taman Setiabudi Indah (real
dengan tingkat perkembangan kenderaan estate) membangkitkan pergerakan dengan
pertahunnya 5,94%. Melihat jumlah yang besar khususnya terhadap Jalan
perkembangan kenderaan yang sangat pesat dan Setiabudi.
dampaknya yang ditimbulkannya cukup besar, • Pergerakan yang melalui jalan akses lokal
maka diperlukan analisa prediksi jumlah (pintu gerbang utama) mengakibatkan
kenderaan yang dimiliki penghuni dan yang penambahan waktu tundaan (delay) bagi lalu
keluar masuk perumahan Taman Setiabudi lintas menerus (through traffic) pada jalan
Indah yang pada Setiabudi. Hal ini disebabkan dari 53
% dari total jumlah kenderaan yang keluar
Untuk memprediksi jumlah kenderaan 5 tahun masuk perumahan berasal dari pintu gerbang
akan datang digunakan persamaan bentuk Utama
matematika model Regresi Eksponensial (Bunga • Jalan Setiabudi merupakan jalan
Berganda) adalah masuk/keluar utama permukiman Taman
Setiabudi Indah dimana ruas jalan tersebut
Pt+u = P0 (1+r)u ................... 4 adalah sebagai muara utama pergerakan
warga perumahan Taman Setiabudi Indah
dibandingkan dengan kedua akses yang lain
Dimana : (jalan Asoka dan jalan Perjuangan).
P0 = Jumlah kenderaan di tahun awal • Ruas Jalan Setiabudi merupakan jalan
proyeksi (tahun ke 0) kolektor primer yang memiliki volume lalu
lintas yang relatif tinggi dibandingkan
Pt+u = Jumlah kenderaan pada tahun
kedua jalan akses yang lain yang disertai
proyeksi (tahun ke n dari tahun
dengan percampuran moda kenderaan
awal)
(mixed traffic) antara lalu lintas lokal dan
r = tingkat pertambahan kenderaan rata- menerus.
rata setiap tahunnya (diambil dari • Permukiman Taman Setiabudi Indah
data time series) Mempunyai intensitas kegiatan yang tinggi
u = jumlah tahun masa proyeksi dan warganya cenderung menggunakan/
memiliki moda angkutan pribadi (mobil
Maka dengan menggunakan persamaan diatas pribadi) yang jumlahnya lebih dari 1 unit per
dapatlah diperkirakan bahwa untuk 5 tahun keluarga. Hal ini menimbulkan adanya
mendatang jumlah kenderaan milik masyarakat tambahan bangkitan kenderaan pribadi
perumahan TASBI sejumlah 4.932 unit terhadap volume lalu lintas terutama di ruas
kenderaan. jalan Setiabudi.

17
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 02, 2005 : 9-18

• Ruas Jalan Setiabudi mengalami persoalan Daftar Pustaka


lalu lintas berupa kemacetan (congestion) Black J.A (1984) The Land Use/Transport
dan tundaan (delay) lalu lintas sebagai System, Secon Edition, Pergamenon Press,
akibat dari besarnya lalu lintas yang keluar– Sydney
masuk jalan akses lokal (daerah
permukiman). Djunaedi (2003), Perencanaan Guna
Lahan/Kota dan Hubungannya Dengan
Perencanaan Transportasi
5.2. Saran Oin (2002) Urban Traffic and Transport
Jika ditinjau dari hasil survey dan visualisasi di Building, Journal Lord University, Vol 12
lapangan dan analisa, terlihat kondisi kapasitas Sweden
jalan Setiabudi khususnya di bagian depan
perumahan Taman Setiabudi Indah sangat padat.
Kadang-kadang untuk waktu tertentu seperti jam
sibuk, kemacetan sering terjadi. Hal ini
menunjukan pengaruh adanya perumahan
Taman Setiabudi Indah terhadap jalan setiabudi
sangat besar.
1. Perlunya ditambahnya pintu gerbang utama
dengan mengembangkan pintu gerbang yang
ada di jalan Perjuangan serta
mengembangkan jalan Perjuangan tersebut,
yang saat ini lebar badan jalan 8 meter
diharapkan dikembangkan menjadi 12 meter
dengan membebaskan tanah masyarakat
sekitarnya dan biayanya dibebankan kepada
pihak Developer
2. Perlunya dipertimbangkan penempatan
Traffic Light dengan menyesuaikan waktu
pada persimpangan pintu gerbang utama
untuk masuk dan keluar perumahan
3. penempatan rambu lalu lintas dilarang
berhenti bagi kenderaan roda empat maupun
lebih di sisi jalan Setiabudi khususnya
disekitar pintu gerbang perumahan akibat
adanya kegiatan ekonomi.
4. Diberlakukannya rambu-rambu lalu lintas
khusus bagi kenderaan umum penumpang
yang ingin menurunkan atau menaikkan
penumpang dengan menempatkan halte di
ruas jalan Setiabudi.
5. Perlu dibuatnya jalan layang (fly over) untuk
menuju keperumahan Taman Setia Budi
Indah, baik kenderaan dari arah utara
maupun selatan dengan biaya pihak
Developer.

18
Universitas Sumatera Utara

You might also like