You are on page 1of 6

http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.

php/HijauCendekia p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372


DOI: https://doi.org/10.32503/hijau.v3i2.278

APLIKASI PUPUK ORGANIK DAN Trichoderma sp TERHADAP HASIL


TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI DATARAN TINGGI

Laurensius Lehar, Maria Klara Salli, Heny M.C. Sine.

Politeknik Pertanian Negeri Kupang 85001 Nusa Tenggara Timur, Indonesia.


e-mail:laurensiusl@yahoo.co.id

ABSTRACT

Ndua Ria Village in the District of Kelimutu Flores is located in a highlands and is one of a
central production of vegetables. The cultivation of the potato in the highlands is not optimal; it is
because of the farmers which are not able to meet the needs of production facilities, such as potato
seeds, fertilizer, insecticide and water in the dry season. Fertilizers and insecticides are too expensive,
due to Indonesia's economy which is uncertain it gives the impact on the inability of farmers'
purchasing power so that many farmers cannot grow potatoes. In an effort to reducing production
costs, especially fertilizer and insecticides in this study it will be tested four kinds of organic fertilizers
and trichoderma sp. The research objective is to get the type of organic fertilizer which is capable of
interacting with Trichoderma sp in the control Phythopthora infestans, Yellow cyst nematode (PCN) as
well as inorganic fungicide, thereby reducing production costs and get the right kind of organic fertilizer
and inexpensive but provide optimal is very important. The results showed that organic fertilizer of
chicken manure is able to interact with trichoderma, sp in controlling phythopthora infestans and PCN
so that it can provide the optimum results against potato yield components, the grade of (6,35),
weights (9,50) kg, grade of 10-30g (126.67) g, for grade 30-60 g (236.67) g and grade of > 60g
(1422.67) g. For the growth and yield of potato in the plateau area it is recommended to give the
optimal use of chicken manure and Trichoderma sp.

Keywords: potatoes, organic fertilizer, trichoderma sp, highland

PENDAHULUAN Indonesia terus meningkat dengan proyeksi


peningkatan sebesar 1,68 % pertahun sampai
Produktivitas kentang saat ini semakin tahun 2014, dimana pada tahun 2002
menurun disebabkan karena biaya produksi konsumsi kentang sebesar 0,82 juta ton
tanaman kentang tinggi, sejalan dengan menjadi 0,88 juta ton tahun 2006 dan menjadi
perekonomian Indonesia yang tidak menentu 0,93 juta ton tahun 2007 (FAO, 2012). Luas
berdampak pada ketidak mampuan daya beli areal penanaman kentang pada tahun 2013
petani sehingga banyak petani yang tidak yaitu 62.900 Ha dan total produksi sebesar
menanam kentang. Ada sebagian petani yang 1.124.282 ton (BPS dan Dirjen Hortikultura,
menanam kentang namun bibit yang 2015 ).
digunakan berasal dari umbi konsumsi (bibit Untuk mendukung perkembangan
lokal) yang sudah ditanam berulangkali tanaman tersebut, pemberian Trichoderma sp
sehingga mudah terserang hama dan juga secara langsung menguntungkan
penyakit. Selanjutnya Rosyidah et al (2013) tanaman tersebut sebab pada kondisi tertentu
dan menyatakan bahwa umumnya penyakit- dengan kecukupan bahan organik dari pupuk
penyakit utama yang banyak menyerang organik yang diberikan maka Trichoderma sp
tanaman kentang adalah penyakit busuk dapat mengkolonisasi dan menembus sistem
daun Phythopthora infestans sedangkan hama perakaran yang menimbulkan mekanisme
utamanya golongan ulat dan nematoda sista partahanan tanaman tertentu yang
kuning (NSK) (Lehar et al., 2016) menginduksi resistensi sistemik (ISR) dalam
Produktivitas tanaman kentang di keseluruhan tanaman, dengan demikian
Indonesia meningkat seiring dengan konsumsi memperkuat sistem pertahanan tanaman
kentang oleh masyarakat. Pada tahun 2009 melawan serangan patogen (Lehar, 2012;
sampai dengan 2012, produktivitas kentang Rosyidah et al. 2013).
-1
dengan luasan berturut-turut 66531 ha , Tanaman yang diberi agens hayati
-1 -1
59882 ha , dan 65989 ha menghasilkan pada pupuk organik yang tepat dapat
-1 -1
rata-rata panen 15,94 ton ha , 15,96 ton ha , meningkatkan aktivitas mikroba yang ada
-1
dan 16,58 ton ha (BPS dan Dirjen dalam pupuk organik tersebut dapat memacu
Hortikultura 2010). Konsumsi kentang di pertumbuhan tanaman yang diharapkan.

- 29 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/HijauCendekia p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372
DOI: https://doi.org/10.32503/hijau.v3i2.278

Agens hayati yang ditambahkan pada pupuk Statistical Analysis


organik juga meningkatkan keragaman hayati Analisis data dilakukan dengan menggunakan
di dalam tanah (Baihaqi et al, 2013). Hal ini Ms.Excel versi 2010 dengan analisis uji
sesuai dengan hasil penelitian (Soesanto et al. varians (F-test dengan standard error dari 5%).
2010; Chamzurni dkk, 2011; Sari dkk, 2012) Jika ada efek yang signifikan pada perlakuan,
yang menyatakan bahwa agen hayati mampu maka akan dilanjutkan dengan menggunakan
menekan patogen sehingga tanaman dapat Least Significant Difference (LSD) Uji pada
tumbuh dan berkembang tanpa adanya tingkat 5% untuk menentukan perbedaan
serangan dari patogen dan sebagai penghasil antara perlakuan.
hormon tumbuh atau dikenal dengan Plant
Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat merangsang pertumbuhan tanaman
kentang.
Pengaruh perlakuan terhadap komponen
METODOLOGI PENELITIAN hasil.
Perlakuan perlakuan Trichoderna sp
Penelitian dilaksanakan pada bulan dan fungisida anorganik menunjukan adanya
Mei sampai Desember 2015, bertempat di interaksi terhadap jumlah umbi, berat umbi,
Kebun milik petani di Desa Ndua Ria grade umbi 10-30 g. Interaksi Trichoderna sp
Kecamatan Kelimutu Kabupaten Ende. Lahan dan fungisida anorganik terhadap jumlah umbi
percobaan tersebut berada pada ketinggian (Tabel 1), berat umbi (gambar 1), grade umbi
1.631 M dpl, jenis tanah Andosol. Perbedaan 10-30 g (Tabel 2).
amplitudo suhu harian rata-rata berada dalam
ambang 6,0°C, dimana suhu terpanas pada Tabel 1. Interaksi antara macam pupuk
siang hari adalah 33°c dan suhu udara malam dengan pemberian agen hayati
hari memiliki suhu terendah pada titik 23°C. Trichoderma sp dan fungisida
Kelembaban berada dalam kisaran rata-rata anorganik pada peubah jumlah umbi.
85 % dengan rata-rata curah hujan per tahun Jumlah umbi
2.171 mm. Macam Pupuk Fungisida Trichoderma sp
Samples
anorganik
Penelitian ini menggunakan benih kentang
varietas Granola. Jarak tanama yang Kotoran ayam 7.87 b 5.60 ab
digunakan adalah 70 x 30 cm. Agen biologi Kotoran sapi 8.33 b 6.33 ab
yang digunakan adalah Trichoderma sp, Cair kana 5.87 ab 5.93 ab
1
kotoran ayam sebanyak 20 ton ha- , pupuk Cair kompleks 7.20 ab 4.87 a
anorganik NPK Phonska dengan dosis 1 ton
1 NPK standar 6.20 ab 4.93 a
ha- , fungisida dengan bahan aktif dari
propinab 70% dan metalaxyl 35%, serta BNT 5% 2.51
insektisida dengan bahan aktif Karbofuran 3%
dan pyridaben. Keterangan : Angka didampingi huruf yang sama
Research Design pada dua kolom menunjukan tidak
Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Terbagi (RPT) terdiri dari dua faktor yang
diulangi 3 kali. Faktor pertama sebagai petak Rata-rata berat umbi akibat perlakuan
utama ialah : T0=Kontrol (Fungisida fungisida anorganik dan Trichoderma sp
Anorganik) dan T1= Agen hayati (Trichoderma dengan berbagai macam pupuk disajikan pada
sp). Faktor kedua sebagai anak petak ialah : Gambar 1.
P1 ( Kotoran ayam) ,P2 (Kotoran sapi), P3
(Pupuk cair kana) , P4 (Pupuk organik cair
kompleks) dan P5 (Pupuk standar NPK
Phonska). Sehingga ada 10 kombinasi
perlakuan dengan jumlah keseluruan 30 petak
percobaan. Trichoderma sp diberikan dua
minggu setelah tanam dengan cara disiram
ditanah yang telah diberikan pupuk organik.
Gambar 1. Interaksi antara pemberian berbagai
Konsentrasi masing-masing agen biologi
adalah sama, yang 10 ml / L air. Populasi agen macam pupuk dengan fungisida
biologi adalah 109 cfu.mL-1 untuk anorganik dan Trichoderma sp
Trichoderma (Lehar, 2012; Rosyidah et al.,
pada peubah berat umbi (Kg).
2014).

- 30 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/HijauCendekia p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372
DOI: https://doi.org/10.32503/hijau.v3i2.278

Tabel 2. Interaksi antara macam pupuk akibat ini dikarenakan perbedaan ketersediaan bahan
pemberian fungisida anorganik dan organik untuk Trichoderma sp memperbanyak
Trichoderma sp terhadap peubah grade diri dan kemampuan tanaman dalam
umbi 10-30 g. menyerap hara. Berkurangnya bahan organik,
Grade Umbi 10-30 Gram
tanah menjadi keras, rendahnya populasi dan
Macam Pupuk Fungisida Trichoderma sp
anorganik
aktivitas mikroorganisme dan secara
g/tan % g/tan %
keseluruan rendahnya tingkat kesuburan tanah
Kotoran ayam 201.00 e 10.80 126.67 b 7.09 (Soeanto et al., 2010). Mikroorganisme
Kotoran sapi 213.33 e 13.33 200.00 e 12.60 Trichoderma sp membantu mendegradasi
Cair kana 146.67 c 15.88 200.00 e 20.47
Cair kompleks 180.00 d 12 123.33 b 8.54 bahan organik dan memperlancar proses
NPK standar 80.00 a 13.90 260.00 f 45.08 metabolis dalam tanah sehingga tanah lebih
BNT 5% 16.88
mampu menyediakan unsur hara yang
Keterangan : Angka didampingi huruf yang sama diperlukan tanaman (Rosyidah et al. 2013;
pada dua kolom menunjukan tidak Lehar et al, 2016). Pemberian agens hayati
berbeda nyata pada uji BNT 5%.
hayati Tricoderma sp akan menghasilkan
hormon tumbuh yang memacu pertumbuhan
Perlakuan perlakuan Trichoderna sp dan tanaman dan hasil. Hal ini sesuai degan hasil
peneltian Rosyida (2014) bahwa pemberian
fungisida anorganik menunjukan tidak agens hayati P. fluorescens + Streptomyces sp
terjadinya interaksi terhadap grade umbi 30-60 + T.viride dan pupuk organik yang sesuai
cenderung menghasilkan pertumbuhan, jumlah
g dan > 60 g (Tabel 3). jumbi, bobot segar umbi per Ha, persentase
Tabel 3. Rata-rata grade umbi 30-60 g dan bobot kering umbi, berat jenis umbi dan kadar
> 60 g akibat pemberian agen gula reduksi yang lebih tinggi dari pada
hayati Trichoderma sp dan perlakuan yang lain. Hal yang sama juga
fungisida anorganik terhadap dilaporkan oleh Soesanto et al. (2013) bahwa
berbagai perlakuan macam pemberian agens hayati haytai Trichoderma
pupuk. viride dan dikombinasikan dengan P.
Grade umbi 30-60 g dan > 60 Gram fluorescens, dan Streptomyces sp
A. Fungisida 30-60 Gram > 60 Gram
menghasilkan hormon tumbuh atau PGPR
anorganik dan yang merupakan senyawa yang berfungsi
Trichoderma sp
sebagai pemasok zat makanan, antibiosis,
g/tan % g/tan %
bioaktif, sebagai hormon pertumbuhan, dan
Fungisida 266.67 b 18.74 993.07 b 69.79 merangsang perpanjangan akar yang
anorganik
Trichoderma sp 150.67 a 10.58 845.33 a 59.41 mengakibatkan pertumbuhan tanaman
BNT 5% 12.91 43.92 menjadi lebih baik dan sampai kepada hasil
B. Macam Pupuk
Kotoran ayam 236.67 b 13 1422.67 d 78.15
panen yang meningkat.
Kotoran sapi 233.33 b 14.64 1153.33 c 72.38 Ferliati et al. (2014). menyatakan
Cair kana
Cair kompleks
223.33 b
166.67 a
21.26
11
553.33 b
1153.33 c
52.69
78.38
bahwa dengan tersedianya unsur hara di
NPK standar 183.33 a 27 313.33 a 46.99
tanah akan diserap oleh akar sebagai
konpensasi meningkatnya energi cahaya untuk
BNT 5% 32.27 109.79
menghasilkan fotosintat, yang di
translokasikan ke akar untuk terjadi
Keterangan: Angka didampingi huruf yang sama pada penambahan ukuran dan volume sel-sel akar.
satu kolom menunjukan tidak berbeda nyata Kemampuan tanaman untuk membentuk umbi
pada uji BNT 5%. disesuaikan dengan kemampuan menyerap
makanan dan ketersediaan makanan di
Pengamatan komponen hasil kentang sekitarnya (Baswarsiati, et al., 2001), dengan
meliputi jumlah umbi, berat umbi, dan grade kecukupan hasil fotosintesis dan adanya
umbi. Pemberian Trichoderma sp dengan keseimbangan antara organ penghasil dan
pupuk kotoran ayam, pupuk kotoran sapi dan penguna maka fotosintat yang maksimum
pupuk cair kana mempunyai nilai jumlah umbi dapat ditranslokasikan ke bagian organ
yang tinggi (Tabel 1), sedangkan berat umbi penyimpan umbi (Sitompul dan Guritno, 1995).
tertinggi terdapat pada pemberian
Trichoderma sp dengan pupuk kotoran ayam Pengaruh perlakuan terhadap persentase
(Gambar 1). Grade umbi 10-30 g pemberian serangan penyakit phytopthora infestan .
pupuk NPK standar dengan Trichoderma sp Perlakuan perlakuan Trichoderna sp
mempunyai nilai tertinggi (Tabel 2). Potensi dan fungisida anorganik menunjukan adanya
macam pupuk pada grade umbi 30-60 g dan interaksi terhadap persentase serangan
grade umbi > 60 g pemberian pupuk kotoran penyakit phytopthora infestan (Gambar 2) dan
ayam mempunyai nilai tertinggi (Tabel 3). Hal

- 31 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/HijauCendekia p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372
DOI: https://doi.org/10.32503/hijau.v3i2.278

dan menurunkan populasi nematode sista infestan, hal ini sejalan dengan pendapat
kuning (gambar 3). Purwantisari et al. (2015) menyatakan bahwa
Rata-rata persentase serangan Trichoderma sp lebih baik dalam
penyakit phytopthora infestan akibat menghasilkan antibiotik dibandinkan dengan
pemberian berbagai macam pupuk dengan Gliocladium. Ketahanan induksi terjadi karena
fungisida anorganik dan Trichoderma sp kombinasi dan rintangan pasif dengan respon
disajikan pada Gambar 4. lokal karena adanya peristiwa matinya sel dan
akumulasi antibiotik yang dapat berupa
fitoaleksin (Rosyida et al., 2014).
Sudantha dan Abadi (2006)
melaporkan bahwa Trichoderma viride
menghasilkan antibiotik gliotoksin dan
antibiotik viridin. Tronsmo (1993) menyatakan
bahwa mekanisme pertahanan tananaman
yang melibatkan ß-1,3-glukanase dan kitinase
ternyata bekerja secara sinergis. Selanjutnya
Rosyida et al. (2014) menyatakan bahwa
enzim khitinase yang dihasilkan Trichoderma
sp terbukti lebih efektif dari pada enzim
khitinase yang dihasilkan oleh organisme lain
Gambar 2. Persentase serangan penyakit dalam menghambat berbagai jamur patogen
Phytopthora infestans akibat tanaman. Khitinase dari mikroorganisme
pemberian Trichoderma sp dan antagonis Trichodrma sp menghasilkan
fungisida anorganik terhadap ketahanan pada tanaman transgenik terhadap
berbagai macam pupuk pada umur serangan patogen disebabkan kemampuan
4 -10 mst.
khitinase dalam menghidrolisis dinding sel
jamur yang penyusun utamanya terdiri dari
Pengaruh perlakuan terhadap populasi
senyawa glucan, Chitin dan protein
nematode sista kuning (NSK).
(Chamzurni dkk, 2011; Sari dkk, 2012).
Jumlah populasi nematode sista
Pemberian Trichoderma sp dengan
kuning (NSK) sebelum dan sesudah perlakuan
berbagai macam pupuk mampu menekan
fungisida anorganik dan agen hayati
jumlah populasi nematoda sista kuning
Trichoderma sp dengan berbagai macam
(Gambar 3). Hal tersebut diduga enzim
pupuk.
kitinase yang dihasilkan oleh Trichoderma sp
mampu menekan dan menghambat nematode
sista kuning (NSK). Kondisi ini sesuai dengan
pendapat Tarno et al. (2011) yang menyatakan
bahwa pemberian 149,1 g serbuk kulit udang
per pot (kitin 1 %) mampu menekan populasi
sista, selain itu ditemukan juga bahwa ada
tiga spesies jamur tanah yang memiliki potensi
yang dapat menekan populasi nematode sista
kuning (NSK), yakni Pacilomicetes sp,
Trichoderma sp dan Gliocladium sp.
Selanjutnya Yurnalisa et al. (2008)
menyatakan bahwa sebanyak 50 - 60 % dari
limbah udang, menghasilkan 25 % khitin dari
32 % berat kering limbah tersebut dan sumber
khitin bermacam-macam, namun secara
Gambar 3. Jumlah populasi nematode sista komersial khitin dieksplorasi dari cangkang
kuning (NSK) sebelum dan sesudah udang-udangan dan Crustasea. Kemampuan
perlakuan fungisida anorganik dan beberapa spesies dari genus Trichoderma sp
Trichoderma sp dengan berbagai sebagai mikroba biokontrol yang sangat efektif
macam pupuk.
untuk menghambat pertumbuhan patogen
tanaman dikaitkan dengan kemampuannya
Tingkat serangan Phytopthora
menghasilkan enzim kitinase (Rosyidah et al
infestans mulai menurun pada umur 6, 8 dan
2014; Lehar et al, 2016).
10 mst, diduga bahwa antibiotik dan enzim
kitinase yang dihasilkan Trichoderma sp dapat
membendung serangan penyakit Phytophora

- 32 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/HijauCendekia p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372
DOI: https://doi.org/10.32503/hijau.v3i2.278

Kesimpulan dan Saran Lehar, 2012. Pengujian Pupuk Organik Agen


Pemberian pupuk organik kotoran Hayati (Trichoderma sp) terhadap
ayam mampu berinteraksi dengan Pertumbuhan Kentang (Solanum
Trichoderma sp dalam mengendalikan tuberosum L). Jurnal Pertanian
phythopthora infestans dan nematoda sista Terapan. 12(2)115-124.
kuning. Komponen hasil kentang yang
diperoleh yaitu jumlah umbi (6.35), berat umbi Lehar, L., Wardiyati, T., Maghfoer, M.D. and
(9.50)kg, grade umbi 10-30g (126.67)g, untuk Suryanto, A. 2016. Selection of
grade umbi 30-60g (236.67) g dan dan grade potato varieties (Solanum tuberosum
umbi > 60g (1422.67) g. Untuk pertumbuhan L.) in midlands and the effect of
dan hasil kentang dataran tinggi yang optimal using biological agents. International
direkomendasikan menggunakan pupuk Journal of Biosciences 9(3): 129-
kotoran ayam dan trichoderma sp. 138.http://dx.doi.org/10.12692/ijb/9.3.1
29-138
DAFTAR PUSTAKA
Purwantisari, S., A. Priyatmojo, R.P.
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Sancayaningsih, dan R.S. Kasiamdari.
Hortikultura . 2010. Luas Panen, 2015. Aplikasi Jamur Antagonis
Produksi dan Produktivitas Kentang Trichoderma viride terhadap
2009-2010. http://www.bps.go .id. Pengurangan Intensitas Serangan
(diakses 5 maret 2017) Penyakit Hawar Daun serta Hasil
Tanaman Kentang. Seminar Nasional
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Konservasi dan Pemanfaatan Sumber
Hortikultura . 2015. Luas Panen, Daya Alam. Universitas Sebelas
Produksi dan Produktivitas Kentang Maret. Surakarta.
2011-2015. http://www.bps.go .id. Rosyidah, A, Tatik Wardiyati and
(diakses 04 Maret 2017). DawamMagfoer, M. 2013.
Enhancement in effectiveness of
Baihaqi, A., M. Nawawi, dan A.L. Abadi. 2013. antagonistic microbe by means of
Teknik Aplikasi Trichoderma sp. microbial combination to control
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Ralstoniasolanacea-rum on potato
Tanaman Kentang (Solanum planted in middle latitude. AGRIVITA
tuberosum L.). Jurnal Produksi 35(2):174-183.
Tanaman 1 (3): 30-39. Rosyidah, A, Tatik Wardiyati and
DawamMagfur. M. 2014. Induced
Baswarsiati, T.Purbiati, L. Moenir. 2001. Uji resistance of potato
multilokasi calon varietas unggul (Solanumtuberosum L.) to
bawang merah adaptif lingkungan Ralstoniasolanacearum disease with
spesifik di sentra produksi Jawa Timur. combination of several bio-control
Pros. Seminar Hasil microbes. Journal of Bio-logy, Agri-
Penelitian/pengkajian. BPTP culture and Healthcare 4(2): 90-98.
Karangploso. 54 halaman.
Sari, N.,M., R. Kawuri, dan K. Khalimi. 2012.
Chamzurni, T., R. Sriwati, dan R.D. Selian. Streptomyces sp. Sebagai
2011. Efektivitas Dosis dan Waktu Biofungisida Patogen Fusarium
Aplikasi Trichoderma virens terhadap oxysporum (Schlecht) f.sp. lycopersici
Serangan Sclerotium rolfsi pada (Sacc.) Snyd. Et Hans. Penyebab
Kedelai. Jurnal Floratek 6 (1): 62-73. Penyakit Layu Pada Tanaman Tomat
Ferliati, D. R. Kusdianti, dan R. Solihat. 2014. (Solanum lycopersicum L.). Agro
Pertumbuhan dan Produksi Umbi Tropika 2 (2): 161–169.
Tanaman Kentang (Solanum
tuberosum L.) Varietas Granola dari Santoso, M. dan P. Blamey. 1994. Efects Of
Bibit G0 yang Diberi Zat Pengatur Planting Density On Grouwt and Yield
Tumbuh. Formica Online 1 (1): 1-8. Of Potato (Solanum tuberosum L) cv.
Sebago. Agrivita 8(9):21-24.
FAO. 2012. Using IPM, farm incomes are
boosted by growing potatoes in Sitompul, S.M dan B. Guritno. 1995. Analisis
lowland rice of Vietnam. www Pertumbuhan Tanaman. Gadjah
fao.org/fileadmin/templates/rap. Mada University Press. Yogyakarta.
(retrieved on January 27, 2017).

- 33 -
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/HijauCendekia p-ISSN : 2477-5096 e-ISSN 2548-9372
DOI: https://doi.org/10.32503/hijau.v3i2.278

Soesanto, L., E. Mugiastuti, R.F Rahayuniati.


2010. Kajian Mekanisme Antagonis
Pseudomonas fluorescens P60
terhadap Fusarium oxysporum f.sp.
lycopersici pada Tanaman Tomat In
Vivo. Jurnal HPT Tropika 10 (2): 108-
115.

Soesanto, L., E. Mugiastuti, A. Manan, and M.


Wachjadi. 2013. Ability test of several
antagonists to control potato bacterial
wilt in the field. Agrivita 35 (1): 30-35.

Sudantha, I. M. Dan A. L. Abadi. 2006.


Biodiversitas Jamur endofit Pada
Vanili (Vanilla planifoliaAndrews) dan
Potensinya Untuk Meningkatkan
Ketahanan Vanili Terhadap Penyakit
Busuk Batang. Laporan Kemajuan
Penelitian Fundamenatal DP3M DIKTI.
Fakultas Pertanian Universitas
Mataram, Mataram.

- 34 -

You might also like