You are on page 1of 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/355490793

Literasi Digital

Article · October 2021

CITATIONS READS

0 8,167

1 author:

Risky Alfarizi
Universitas Riau
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Literasi Digital View project

All content following this page was uploaded by Risky Alfarizi on 24 October 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MODEL PENGUATAN LITERASI DIGITAL
MELALUI PEMANFAATAN E-LEARNING

Rila Setyaningsih1, Abdullah2, Edy Prihantoro3, Hustinawaty4

Universitas Darussalam Gontor1,2, Universitas Gunadarma3,4


1,2
Jl. Raya Siman, Km.06, Siman, Ponorogo, Indonesia, 63471, Telp. (0352) 483762
3,4
Jl. Margonda Raya No. 427, Pondok Cina, Beji, Kota Depok, Jawa Barat. 16424
Email : rilasetya@unida.gontor.ac.id1

Abstract
This study aims to find a model for strengthening digital literacy at the University of Darussalam Gontor.
This research uses descriptive qualitative method. Data are collected through observation and interviews with
five lecturers in the Communication Study Program at the University of Darussalam Gontor. This research
found a model of strengthening digital literacy through the use of e-learning. The model includes elements of
communication and collaboration in the form of active participation in learning and research activities. It consists
of individual competence components in the form of use skills, critical understanding, and communicative
abilities. This research contributes to a model of strengthening digital literacy through the use of e-learning.

Keywords: model, digital literacy, communication and collaboration, e-learning

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model penguatan literasi digital di Universitas Darussalam
Gontor. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi dan
wawancara dengan lima dosen di Program Studi Komunikasi di Universitas Darussalam Gontor. Penelitian
ini menemukan model penguatan literasi digital melalui penggunaan e-learning. Model ini mencakup
unsur-unsur komunikasi dan kolaborasi dalam bentuk partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran
dan penelitian. Ini terdiri dari komponen kompetensi individu dalam bentuk keterampilan penggunaan,
pemahaman kritis, dan kemampuan komunikatif. Penelitian ini berkontribusi pada model penguatan
literasi digital melalui penggunaan e-learning.

Kata kunci : model, literasi digital, communication and collaboration, e-learning

Pendahuluan batas-batas negara dan zona waktu karena


Di era revolusi keempat yang dikenal perkembangan teknologi. Perkembangan
dengan revolusi digital, semua informasi teknologi informasi telah menciptakan
dapat diperoleh dengan real-time dan cepat sebuah “ruang baru” yang bersifat artifisial
dimana saja dan kapan saja. Adanya mesin dan maya, yang disebut cyberspace (Piliang,
pencari membantu seseorang mencari bahan 2012).
rujukan yang diinginkannya secara cepat Perkembangan teknologi informasi
dengan pembiayaan rendah. Hal ini karena direspon dengan adanya penetrasi dan
bahan ajar dan aktvitas interaksi telah perilaku penggunaan internet Indonesia
terdigitalisasi oleh kemajuan teknologi. yang mengalami pertumbuhan dari tahun
Friedman (Afandi, Junanto, & Afriani, 2016) ke tahun. Hasil survey APJII (Asosisasi
mengilustrasikan perubahan ini sebagai “the Penyelenggara Jasa Internet Indonesia)
world is flat” – yang merujuk pada sebuah menyebutkan bahwa terdapat peningkatan
keadaan dimana dunia tidak terbatas pada pengguna internet di Indonesia sebanyak

1200
Rila Setyaningsih, et al. Model Penguatan Literasi... 1201

Gambar 1. Statistik Pengguna Internet Indonesia


Sumber: Buletin APJII (2016:1)

132,7 juta jiwa di tahun 2016 menjadi dalam dunia pendidikan, khususnya pada
143,26 juta jiwa pada tahun 2017, atau pendidikan tinggi, memiliki konsekuensi
setara dengan 54,7 persen dari total populasi berupa desain pembelajaran dengan
penduduk Indonesia (Indonesia, 2016). memanfaatkan media digital sebagai
Gambar 1 merupakan hasil survei tahun sarana untuk meningkatkan pengetahuan
2016 yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi mahasiswa. Media digital dapat menyajikan
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) materi pembelajaran secara kontekstual,
menunjukkan bahwa 51,8% yakni sebanyak audio maupun visual secara menarik dan
132,7 juta orang dari total populasi penduduk interaktif (Umam, Kaiful; Zaini, 2013).
Indonesia sebanyak 256, 2 juta orang adalah Universitas pesantren sebagai bagian dari
pengguna internet. Sebanyak 65% pengguna lembaga pendidikan tinggi sudah selayaknya
internet di Indonesia adalah penduduk di menyesuaikan diri untuk menyelenggarakan
Pulau Jawa dengan jumlah 86,3 juta orang. proses pembelajaran berbasis digital.
Perkembangan teknologi informasi Kemajuan teknologi informasi dan
menjadi bagian dari munculnya era revolusi internet saat ini mengakibatkan sumber
digital di Indonesia. Perkembangannya yang daya informasi digital sangat melimpah
sangat pesat mampu memberikan pengaruh (Kurnianingsih, Rosini, & Ismayati, 2017:
besar dan mendominasi seluruh sektor 62). Di sisi lain, perkembangan teknologi
kehidupan masyarakat, termasuk di dunia informasi diibaratkan seperti dua sisi mata
pendidikan. Tuntutan akademik pada tiap uang yang memberikan efek positif dan
jenjang pendidikan di Indonesia berbeda- negatif kepada masyarakat. Pembelajaran
beda (Akbar & Dina, 2017). Digital-age literasi digital tidak bisa dielakkan lagi
1202 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 6, Januari 2019, hlm 1200-1214

(Anggraini, 2016). Tuntutan inilah yang Penyesuaian diri perguruan tinggi dalam
kemudian melahirkan sebuah pemikiran penggunaan media digital pada proses
tentang pentingnya literasi digital, termasuk pembelajaran menjadi hal yang urgen,
juga dalam dunia pendidikan. Pesantren saat termasuk juga di Universitas Darussalam
ini sedang mengalami “kesenjangan budaya” Gontor. Ada beberapa penelitian yang
(Adib, 2013). Kemunculan perkembangan sudah dilakukan dengan fokus literasi
teknologi menjadi sebuah tantangan baru bagi digital dan pemanfaatan ICT (Information,
model pengajaran di pesantren. Lembaga Communication and Technology) dalam
pendidikan pesantren yang telah sejak lama dunia pendidikan khususnya tentang
menerapkan model pendidikan tekstual pemanfaatan e-learning. Pada tahun
dengan mempelajari kitab-kitab dengan 2012 Yazdi menulis artikel tentang
model sorogan, kini menghadapi tantangan e-learning sebagai media pembelajaran
baru di era digital. Sorogan adalah metode interaktif berbasis teknologi informasi.
santri membaca sendiri materi pelajaran kitab Hasil penelitian menunjukkan bahwa
di hadapan guru (Maksum, 2016). Kondisi produk akhir pembelajaran e-learning
ini menuntut lembaga pendidikan pesantren diharapkan menjadi aplikasi pembelajaran
khususnya perguruan tinggi pesantren berbasis teknologi informasi (Yazdi,
untuk menyesuaikan diri. Munculnya era 2012). Penelitian tentang e-learning
digital juga menjadi tantangan sekaligus juga pernah dilakukan oleh Chandrawati
peluang bagi para dosen di perguruan tinggi tentang pemanfaatan e-learning dalam
pesantren untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan
kegiatan pembelajaran. Dosen di perguruan bahwa pengembangan e-learning ada tiga
tinggi pesantren dituntut untuk memiliki kemungkinan dalam sistem pembelajaran
kemampuan literasi digital. berbasis internet, yaitu web course, web
Berdasarkan hasil observasi diketahui centric course, dan web enhanced course
bahwa Program Studi Ilmu Komunikasi (Chandrawati, 2010). Disamping itu, Afandi,
Universitas Darussalam Gontor sebagai Junianto, dan Afriani menulis sebuah artikel
sebuah pendidikan tinggi berbasis pesantren ilmiah tentang literasi di era digital (Afandi
modern berdiri pada tahun 2014. Sejak saat et al., 2016). Kesimpulan dalam artikel
itu kegiatan pembelajaran masih dominan tersebut menjelaskan bahwa merujuk pada
dengan model tekstual dengan penggunaan dokumen yang diterbitkan enGauge 21st
buku cetak. Pemanfaatan media digital dalam century skill terdapat 4 domain pokok, salah
proses pembelajaran masih sangat terbatas. satunya adalah domain Digital-Age Literacy
Disisi lain pendidikan abad 21 menuntut yang terdiri dari delapan aspek, yakni dasar,
lembaga pendidikan untuk responsif terhadap ilmiah, informasi, visual, teknologi, dan
perkembangan dan perubahan zaman dengan literasi multikultural serta kesadaran global.
cara menguasai teknologi informasi atau Penelitian lainnya dilakukan oleh Wijaya,
disebut dengan digital-age literacy. Sudjimat, dan Nyoto (2016). Penelitian ini
Rila Setyaningsih, et al. Model Penguatan Literasi... 1203

berusaha untuk menggali kompetensi abad untuk menemukan, menggunakan maupun


21 yang dibutuhkan oleh industri dan dunia menyebarluaskan informasi secara efektif
kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (Sholihah, 2016). Media digital merupakan
kemampuan abad ke-21 yang dibutuhkan di jenis gawai dalam new media. Menurut
dunia usaha dan dunia industri adalah: (1) Dennis McQuail ada empat jenis media baru,
keterampilan dan belajar berinovasi; (2) yaitu media komunikasi antarpribadi misalnya
kehidupan dan karir; dan (3) keterampilan email, media permainan yang bersifat interaktif
teknologi dan media informasi (Wijaya, contohnya game, media pencari data atau
Sudjimat, & Nyoto, 2016). informasi misalnya search engine di internet,
Sejalan dengan keempat penelitian dan media yang bersifat partisipasi, misalnya
tersebut, penelitian ini berusaha untuk chatting di internet. Dalam penelitian ini yang
menggali lebih jauh tentang pemanfaatan dimaksud dengan literasi media digital adalah
media digital yang mampu menjadi kemampuan dan keahlian seorang individu
kekuatan untuk meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan perangkat komputer,
literasi digital dalam dunia pendidikan. internet, dan alat-alat digital lainnya sebagai
Literasi digital di perguruan tinggi dapat sarana penunjang aktivitas komunikasi secara
dilakukan dengan langkah communication optimal.
and collaboration berupa partisipasi aktif Banyak model keterampilan yang ber­
dalam jaringan digital untuk pembelajaran manfaat untuk meningkatkan ke­mampuan
dan penelitian. Lebih jauh, penelitian ini seseorang dan kadang disebut sebagai
berusaha untuk menemukan sebuah model multi literasi (Mardina, 2011). Menurut
penguatan literasi digital yang dilakukan di NCREL & Metiri Group kemampuan
perguruan tinggi berbasis pesantren. literasi adalah kecakapan yang menekankan
Literasi digital adalah ketertarikan, sikap pada kemampuan literasi yang terkoneksi
dan kemampuan individu dalam menggunakan satu dengan lainnya di era digital, tidak
teknologi digital dan alat komunikasi untuk saja terbatas pada kemampuan membaca,
mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mendengar, menulis dan berbicara
menganalisis dan mengevaluasi informasi, secara lisan (Burkhardt et al., 2003).
membangun pengetahuan baru, membuat dan Literasi digital yang juga dikenal dengan
berkomunikasi dengan orang lain agar dapat literasi komputer adalah keahlian dalam
berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat. menggunakan perangkat komputer,
Dalam konsepsi Potter (Widyastuti, internet, dan alat-alat digital lainnya.
Nuswantoro, & Sidhi, 2016), usaha untuk Literasi digital merupakan upaya to know,
meliterasi masyarakat berbasis digital bukan to search, to understand, to analyze, dan to
sekedar mengenalkan media digital tetapi use teknologi digital. Beetham, Littlejohn
juga menyinergikan kegiatan sehari-hari yang dan McGill menyebutkan ada tujuh elemen
berujung pada peningkatan produktivitas. literasi digital (JISC, 2017), sebagaimana
Menurut Sholihah literasi digital adalah upaya diilustrasikan dalam gambar 2.
1204 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 6, Januari 2019, hlm 1200-1214

Gambar 2. Elemen Literasi Digital


(Sumber: JISC, 2017)

Tujuh elemen literasi digital tersebut rupa agar dapat dimanfaatkan sesuai
meliputi: (1) Information literacy adalah dengan pemahamannya, apalagi sudah
kemampuan mencari, mengevaluasi dan terkoneksi dengan internet sebagai basis
menggunakan informasi yang dibutuhkan pembelajarannya (Budhirianto, 2016), (5)
secara efektif (Hasugian, 2008), (2) Digital Career and identy management berkaitan
scholarship adalah elemen yang mencakup dengan cara-cara mengelola iden­ titas
partisipasi aktif pengguna media digital online. Identitas seseorang dapat diwakili
dalam kegiatan akademik untuk menjadikan oleh sejumlah avatar berbeda yang mampu
informasi dari media digital tersebut sebagai melakukan hubungan dengan lebih dari satu
referensi data, misalnya pada praktik pihak dalam waktu yang hampir bersamaan
penelitian atau penyelesaian tugas kuliah (Damayanti, Maria Nala; Yuwono, 2013),
(Stefani, 2017), (3) Learning skills merupakan (6) Communication and collaboration
belajar secara efektif berbagai teknologi yang merupakan bentuk partisipasi secara aktif
mempunya fitur-fitur lengkap untuk aktivitas untuk pembelajaran dan penelitian melalui
pembelajaran formal maupun informal, (4) ICT jaringan digital, dan (7) Media literacy atau
literacy atau disebut dengan melek teknologi literasi media mencakup kemampuan kritis
informasi dan komunikasi yang fokus pada membaca dan kreatif komunikasi akademik
cara-cara untuk mengadopsi, menyesuaikan dan profesional dalam berbagai media.
dan menggunakan perangkat digital dan media Adanya literasi media membuat khalayak
berbasis TIK baik aplikasi dan layananya. tidak mudah terperdaya oleh informasi-
Media berbasis TIK yang dimaksud misalnya informasi yang secara sekilas memenuhi
komputer atau LCD proyektor/power point dan memuaskan kebutuhan psikologis dan
yang telah didesain/dirancang sedemikian sosialnya (Rianto, 2016).
Rila Setyaningsih, et al. Model Penguatan Literasi... 1205

Elemen communication and collaboration Metode Penelitian


menjadi fokus dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode
Communication and collaboration sebagai deskriptif kualitatif untuk menemukan
bagian dari elemen literasi digital memiliki model penguatan literasi digital yang
pengertian bahwa adanya partisipasi aktif dilakukan Universitas Darussalam Gontor
dalam jaringan digital untuk pembelajaran dalam proses pembelajaran. Data dalam
dan penelitian. Sedangkan menurut Stefani, penelitian ini diperoleh melalui observasi
communication and collaboration merupakan secara langsung serta wawancara mendalam.
partisipasi aktif pengguna media digital untuk Observasi dilakukan dengan melakukan
mengefisienkan waktu, hal ini erat kaitannya pengamatan secara langsung kegiatan dosen
dengan media sebagai digital yang memiliki pengampu mata kuliah dasar dalam aktivitas
konvergensi (Stefani, 2017). Communication upload materi pembelajaran pada portal
and collaboration memiliki komponen e-learning, penyusunan soal pre-test dan
individual competence yang terdiri dari use post test, serta pembuatan forum diskusi
skill yang merupakan kemampuan untuk dan pemberian skor pada tugas mahasiswa
mengakses dan mengoperasikan media, melalui website e-learning. Wawancara
critical understanding berupa kemampuan dilakukan dengan dosen-dosen di Program
untuk menganalisis dan mengevaluasi konten Studi Ilmu Komunikasi UNIDA Gontor
media secara komprehensif dan communicative yang terdiri dari 5 orang pengampu mata
abilities yaitu kemampuan komunikasi dan kuliah dasar (Pengantar Ilmu Komunikasi,
partisipasi melalui media (Commission & Teori Komunikasi, Psikologi Komunikasi,
Unit, 2009). Komunikasi Kontekstual, dan Komunikasi
Penelitian ini penting dilakukan untuk Massa). Wawancara dilakukakan secara
menemukan model penguatan literasi mendalam tentang komponen kompetensi
digital di Universitas Darussalam Gontor. individual yang terdiri dari penggunaan
Hal ini mendukung kebijakan Kementerian keterampilan, pemahaman kritis, dan
Komunikasi dan Informatika Republik kemampuan komunikatif.
Indonesia yang disampaikan dalam Siaran Setelah melakukan observasi
Pers No. 181/HM/KOMINFO/08/2018 dan wawancara mendalam, peneliti
tanggal 16 Agustus 2018 tentang Literasi mengonstruksi pesan-pesan yang diperoleh
Digital Siapkan SDM Unggul dan Cerdas dari informan dan memetakan pemanfaatan
di Era Revolusi Industri 4.0 (Kementerian e-learning sebagai bentuk literasi digital
Komunikasi dan Informatika Republik khususnya elemen communication and
Indonesia, 2018). Guna mendukung collaboration berupa partisipasi aktif dalam
kebijakan pemerintah tersebut penelitian jaringan digital untuk kegiatan pembelajaran.
ini bertujuan untuk menemukan model Teknik analisis data dilakukan berdasarkan
penguatan literasi digital di Universitas teori Miles dan Huberman, ada tiga proses
Darussalam Gontor. tahapan dalam analisa data (1) reduksi
1206 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 6, Januari 2019, hlm 1200-1214

data, (2) display data, dan (3) konklusi data Hasil Penelitian dan Pembahasan
menurut interpretasi peneliti (Tamin, 2011). Penelitian ini menemukan model pengua­
Reduksi dilakukan dengan cara merangkum, tan literasi digital di Universitas Darussalam
memilih hal-hal yang pokok, dan Gontor. Communication and collaboration
memfokuskan pada hal-hal yang penting. sebagai salah satu elemen literasi digital dalam
Penyajian data dalam bentuk uraian singkat, penelitian ini berupa pengembangan konten
bagan, hubungan antar kategori, flowchart pembelajaran dengan memanfaatkan portal
dan sejenisnya. Penarikan kesimpulan/ e-learning. Mata kuliah yang menggunakan
verifikasi merupakan alur ketiga dalam teknik e-learning terdiri dari Pengantar Ilmu Ko­
analisis data setelah reduksi dan penyajian munikasi, Teori Komunikasi, Psikologi Komu­
data. Keabsahan data penelitian dilakukan nikasi, Komunikasi Massa, dan Komunikasi
dengan triangulasi. Triangulasi adalah Kontekstual.
suatu cara mendapatkan data yang benar- Untuk mengetahui kemampuan literasi
benar absah dengan menggunakan metode digital pengampu mata kuliah dasar Prodi Ilmu
ganda (Bachri, 2010). Teknik pengumpulan Komunikasi UNIDA Gontor, terbagi kedalam
data yang bersifat menggabungkan dari tiga kategori yaitu keterampilan (use skill),
berbagai teknik dan sumber data yang ada. pemahaman kritis (critical understanding),
Triangulasi data dalam penelitian ini adalah dan kemampuan komunikatif (communicative
triangulasi metode yang dilakukan dengan abilities). Kemampuan individual pengampu
cara menggabungkan teknik observasi dan mata kuliah dasar di Prodi Ilmu Komunikasi
wawancara, dan menggabungkan sumber Universitas Darussalam Gontor disajikan
data dari beberapa subjek penelitian. dalam tabel 1:

Tabel 1. Individul Competence Pengampu Mata Kuliah Dasar Ilmu Komunikasi UNIDA Gontor

No. Kategori Individual Competence Level Indikator


1. Use Skill Medium Subjek penelitian mampu menggunakan media
digital, dan masih dalam proses adaptasi
penggunaan e-learning.
2. Critical Understanding Medium Subjek penelitian mampu memahami konten,
fungsi, dan regulasi penggunaan media digital,
tetapi kemauan croscek informasi kurang.
3. Communicative abilities Basic Subjek penelitian belum mampu melakukan
komunikasi dan partisipasi aktif dalam e-lerning
karena baru pada tahap upload konten dan belum
implementasi ke dalam proses pembelajaran
bersama mahasiswa.

Tabel 2. Level of Competence

Level Definisi
Individu memiliki seperangkat kemampuan yang memungkinkan penggunaan dasar
media. Terdapat penggunaan media yang terbatas. Pengguna mengetahui fungsi dasarnya,
Basic
menggunakannya untuk tujuan spesifik dan untuk menentukan alat. Kapasitas pengguna
untuk menganalisis secara kritis informasi yang diterima masih terbatas.
Rila Setyaningsih, et al. Model Penguatan Literasi... 1207

Level Definisi
Kemampuan komunikatif individu melalui media juga terbatas.Individu fasih dalam
penggunaan media, mengetahui fungsinya dan mampu mengoperasikannya, lebih kompleks.
Medium Penggunaan media diperluas. Pengguna mengetahui bagaimana cara mendapatkan dan
menilai informasi yang dia butuhkan, jugamengevaluasi (dan meningkatkan) strategi
pencarian informasi.
Individu sangat aktif dalam penggunaan media, sadar dan tertarik terhadap hukum yang
memengaruhi penggunaannya. Pengguna memiliki pengetahuan mendalam tentangteknik
Advanced dan bahasa dan dapat menganalisis (dan, akhirnya) mengubah kondisi yang mempengaruhi
hubungan komunikatifnya dan penciptaanpesan. Di bidang sosial, pengguna mampu
mengaktifkan kerja samakelompok yang memungkinkan dia untuk menyelesaikan masalah.
Sumber: European Commission Directorate General Information Society and Media; Media Literacy Unit, 2009

Data yang disajikan pada tabel 2 komputer/laptop; penggunaan komputer/


merupakan level kompetensi yang merujuk laptop; kepemilikan akun media sosial
pada tingkat kemampuan literasi digital dan e-mail; situs yang sering dikunjungi;
European Commission Directorate General download dan upload.
Information Society and Media (2009). Peneliti melakukan observasi secara
Terdapat tiga kriteria dalam menguatkan langsung dengan melihat dan mengamati
kemampuan literasi digital melalui kegiatan unggah konten pembelajaran ke
pemanfaatan e-learning di Universitas portal e-learning oleh dosen Prodi Ilmu
Darussalam Gontor. E-learning adalah Komunikasi UNIDA Gontor. Peneliti
sistem pembelajaran yang diadaptasikan melakukan pengamatan kegiatan upload
dari sistem yang ada di lembaga pendidikan konten pembelajaran yang terdiri dari
konvensional ke dalam sebuah sistem digital materidalam pembelajaran, soal tes awal
melalui internet (Susanti & Sholeh, 2008). dan post-test, dan melakukan create forum
E-learning dalam pembelajaran berfungsi diskusi melalui e-learning. Berdasarkan
sebagai suplemen yang sifatnya pilihan, hasil observasi awal sebelum ada e-learning,
komplemen (pelengkap), atau subtitusi ditemukan bahwa subjek penelitian yakni
(Chandrawati, 2010). dosen-dosen program studi Ilmu Komunikasi
Kriteria literasi digital yang pertama Universitas Darussalam Gontor sudah
adalah use skill. Use skill merupakan keahlian mampu menggunakan dan memanfaatkan
dalam aktivitas akses dan pengoperasian media dalam proses pembelajaran. Bentuk
media. Use skill memiliki tiga kriteria, yaitu pemanfaatan media juga bervariasi, ada
keahlian dalam penggunaan media secara yang memanfaatkan media digital dengan
standar (rendah), keahlian secara aktif dalam menggunakan laptop sebagai alat untuk
penggunaan media, dan keahlian yang presentasi materi kuliah kepada mahasiswa,
tinggi menggunakan dan memanfaatkan internet sebagai sumber informasi dalam
media. Indikator keterampilan atau use skill penggalian informasi terkait materi
khususnya pada pemanfaatan komputer perkuliahan (download), pemanfaatan media
dan akses internet terdiri dari kepemilikan sosial berupa grup Whatsapp sebagai sarana
1208 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 6, Januari 2019, hlm 1200-1214

diskusi perkuliahan di luar kelas dan e-mail virtual secara lengkap. Dalam e-learning yang
untuk pengumpulan tugas mahasiswa. Ada dikembangkan terdapat konten materi, soal
juga yang memanfaatkan Youtube sebagai kuis, dan juga forum sebagai media diskusi
media untuk mengunggah tugas mahasiswa antara dosen dengan para mahasiswa. Dengan
untuk diberi penilaian. Beberapa subjek adanya e-learning materi pembelajaran
masih lebih memilih menggunakan metode dosen dapat terdokumentasi dengan lebih
ceramah sebagai bentuk pembelajaran di baik. E-learning akan sangat membantu
kelas. Buku masih menjadi rujukan utama meningkatkan level use skill literasi
dalam penyusunan materi pembelajaran. Ini digital para dosen dikarenakan kegiatan
sebagaimana disampaikan oleh salah satu pembelajaran dapat dilakukan secara virtual
subjek penelitian. dengan memanfaatkan media digital.
“Pada topik tertentu saya menyampaikan materi Hal ini senada dengan penelitian
dengan metode ceramah, misalnya terkait yang dilakukan Trilling & Fadel yang
dengan teori komunikasi maka ceramah dan
penggunaan buku sebagai rujukan lebih tepat menyatakan bahwa di abad 21 pendidikan
dilakukan, meskipun pada topik yang lain,
studi kasus misalnya, bisa digunakan dengan
harus senantiasa bergerak sejalan dengan
memanfatkan media pembelajaran lainnya.” kemajuan zaman (Trilling & Fadel, 2009).
(subjek 1, wawancara 17 Juli 2018).
Pergerakan ini didasarkan pada perubahan
Pada tahun 2018, Program Studi Ilmu paradigma pendidikan dari yang bersifat
Komunikasi UNIDA Gontor mengembangkan konvensional menuju pendidikan abad
e-learning sebagai media pembelajaran yang modern. Pergeseran paradigma dalam
mampu mengakomodir konsep pembelajaran pendidikan dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Perbedaan Paradigma Pendidikan Lamadan Paradigma Baru Pendidikan Tinggi

Paradigma Lama Pendidikan Tinggi Paradigma Baru PendidikanTinggi


Mata kuliah sesuai yang diberikan Memilih mata kuliah sesuai keinginan
Registrasi dan kegiatan akademik sangat tergantung Registrasi dan kegiatan akademik terbuka sepanjang
pada kalender akademik tahun
Universitas berada pada lokasi tertentu Universitas bersifat maya
Lama kuliah dibatasi perolehan gelar Belajar sepanjang hayat
Umur berkisar 18-25 tahun Umur mulai 18 tahun sampai tak terbatas
Tergantung pada kegiatan institusinya Tergantung penilaian pasar
Keluaran/produknya bersifat tunggal Informasi yang diperoleh dapat digunakan ulang
Mahasiswa diperlakukan sebagai objek Mahasiswa dianggap sebagai konsumen
Pembelajaran dilakukan di dalam kelas Pembelajaran dapat dilakukan dimanapun juga
Bersifat multikultur Bersifat global
Konsepnya merupakan satu kesatuan besar Konsepnya kecil dan terpilah-pilah
Single discipline Multi-disiplin
Terfokus pada institusi Terfokus pada pasar
Dibiayai pemerintah Dibiayai melalui dana masyarakat
Terknologi merupakan investasi yang mahal Teknologi sebagai unsur pembeda

Sumber : (Darmayanti, Setiani, & Oetojo, 2007)


Rila Setyaningsih, et al. Model Penguatan Literasi... 1209

Tabel 3 menunjukkan bahwa penting­nya Penelitian ini juga senada dengan


suatu konsep dan mekanisme pembelajaran penelitian Wijaya, Sudjimat, dan Nyoto tentang
berbasis teknologi informasi yang kemudian transformasi pendidikan abad 21 (Wijaya et al.,
dikenal dengan istilah e-learning. Hal ini mem­ 2016). Terdapat pergeseran paradigma belajar
bawa pengaruh terjadinya proses transformasi abad 21 sebagaimana gambar 3.
pendidikan konvensional ke dalam bentuk Kategori Individual Competence yang
digital. Tranformasi ini mendorong pening­ kedua adalah Critical Understanding
katan kemampuan digital dan terjadi per­ atau pemahaman kritis, adalah kecakapan
geseran model pembelajaran tekstual menuju dalam melakukan analisis dan evaluasi isi
kontekstual. Pembelajaran kontekstual me­ media secara luas dan lengkap. Kriteria
rupa­kan konsep belajar yang membantu pemahaman kritis ini meliputi: kecakapan
pendidik/pengajar mengaitkan antara materi untuk memahami isi dan fungsi media,
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata mempunyai pengetahuan tentang media
peserta didik dan mendorong peserta didik dan aturan atau regulasi media, dan perilaku
membuat hubungan antara pengetahuan yang pengguna media dalam memanfaatkan
dimilikinya dengan penerapannya dalam media. Kriteria pemahaman kritis meliputi
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga kepercayaan informan terhadap media
dan masyarakat (Sulianto, 2011). Perguruan massa atau internet; mampu membedakan
tinggi dituntut untuk menggunakan paradigma kebenaran konten situs berita; kemampuan
baru dalam pembelajaran sehingga dapat memahami regulasi pemerintah terkait
menghasilkan output yang maksimal. media; dan melakukan cek sumber berita.

Gambar 3. Pergeseran paradigma abad 21


Sumber: (Wijaya, Sudjimat, dan Nyoto, 2016)
1210 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 6, Januari 2019, hlm 1200-1214

Berdasarkan hasil wawancara diketahui Peneliti menemukan subjek penelitian


bahwa subjek penelitian telah memiliki mampu memanfaatkan e-learning tersebut
kemampuan untuk menganalisis dan untuk mempersiapkan materi yang lebih
mengevaluasi konten media khususnya yang kreatif dan inovatif. Konten yang di upload
berasal dari media digital meskipun belum lebih bervariasi seperti animasi, gambar, dan
secara komprehensif. Para subjek penelitian audio visual.
sudah mampu memahami konten dan fungsi Temuan ini sejalan dengan hasil
media serta memanfaatkannya sebagai penelitian Barokati dan Annas tentang
salah satu sumber informasi dalam kegiatan mata kuliah Pemrograman Komputer yang
pembelajaran. dijadikan sebagai salah satu uji coba pertama
“Selain buku cetak, Youtube menjadi salah satu dalam implementasi e-learning (Barokati &
media yang saya manfaatkan dalam kegiatan
pembelajaran. Upload tugas mahasiswa pada
Annas, 2013). Hasil penelitian menunjukkan
topik tertentu dan kemudian akan dinilai ketika bahwa Mata kuliah Pemrograman Komputer
tugas tersebut sudah ada di Youtube.” (Subjek 2,
wawancara 17 Juli 2018). yang telah diterapkan di UNIDA terdapat
beberapa perbedaan yang lebih baik bila
“Dalam topik pembahasan tertentu saya meng­
gunakan Youtube sebagai sumber informasi, dibandingkan dengan sebelum implementasi
misalnya pada mata kuliah komunikasi massa, e-learning. Temuan ini juga sejalan
saya ambil video dari Youtube tentang the future
of communication untuk menjadi bahan diskusi dengan penelitian Agustina yang bertujuan
dalam kelas.” (Subjek 3, wawancara 18 Juli 2018)
mengetahui pemanfaatan e-learning
Di samping itu, pengetahuan tentang dalam pembelajaran dan faktor-faktor
media juga sudah dimiliki oleh para subjek yang mempengaruhi di Universitas Bina
penelitian meskipun belum semuanya Darma Palembang (Agustina, 2015). Hasil
paham tentang regulasi media khususnya di penelitian menunjukkan bahwa kondisi
Indonesia. Para subjek penelitian juga tidak pemanfaatan e-learning sebagai media
selalu melakukan cross check sumber berita. pembelajaran di Universitas Bina Darma
Dengan adanya e-learning sebagai media berada pada kondisi cukup baik dengan
pembelajaran digital kemampuan critical tingkat presentase sebesar 60%.
understanding akan terus meningkat. Kategori Individual Competence yang
Dosen-dosen Program Studi Ilmu ketiga adalah Communicative Abilities
Komunikasi UNIDA Gontor dilatih untuk atau kemampuan komunikasi yaitu keca­
membuat konten-konten pembelajaran yang kapan dalam mengkomunikasikan dan ber­
kreatif dan inovatif yang akan di upload di partisipasi melalui saluran media. Kemam­
portal, tidak hanya sekedar “copy paste” puan komunikasi merupakan kecakapan
dan memanfaatkan hasil karya orang lain. dalam membangun hubungan sosial mau
Berdasarkan hasil observasi diketahui ber­
partisipasi dalam lingkungan melalui
bahwa kemampuan critical understanding saluran media. Selain itu, kemampuan
subjek penelitian meningkat seiring dengan komunikasi juga meliputi kecakapan
adanya e-learning di UNIDA Gontor. dalam menyusun konten/isi media. Adapun
Rila Setyaningsih, et al. Model Penguatan Literasi... 1211

indikator communicative abilities terdiri Literasi Media, selanjutnya dikonversi dan


dari update informasi di internet dan diskusi telah disesuaikan dengan kondisi social di
melalui forum di e-learning. Indonesia. Framework yang paling terkenal
Berdasarkan hasil observasi ditemukan dalam peta konsep salah satunya adalah
bahwa sebelum menggunakan dan meman­ Individual Competence Framework. Individual
faatkan e-learning kemampuan communicative Competence atau kompetensi individu adalah
abilities dalam proses pembelajaran belum kecakapan individu untuk bermedia. Antara
dilakukan. Kemampuan komunikasi di lain kecakapan to use, to produce, to analyze,
internet terbatas pada kegiatan update status di to communicate melalui media.
media sosial yang tidak ada kaitannya dengan Kompetensi individu ini terdiri dari dua
proses pembelajaran, melakukan kritik media kategori yaitu: (1) Kompetensi personal, yaitu
sosial diluar materi pembelajaran, dan juga kecakapan individu dalam menggunakan
update berita dari internet untuk kepentingan media dan menganalisis isi media. (2)
peningkatan informasi untuk dirinya sendiri. Kompetensi Sosial, yaitu kecakapan
Dengan adanya e-learning sebagai media individu dalam mengkomunikasikan dan
pembelajaran virtual, kemampuan subjek membangun relasi sosial melalui media
penelitian dalam kriteria communicative serta mampu memproduksi isi media.
abilities tentu akan meningkat. Berdasarkan hasil analisis ditemukan
Peningkatan communicative abilities sebuah model penguatan literasi digital yang
terjadi karena kegiatan pembelajaran akan disajikan dalam gambar 4.
selalu menggunakan dan memanfaatkan Gambar 4 merupakan model penguatan
internet. Hal ini sejalan dengan penelitian literasi digital di Universitas Darussalam
Adawi yang menyatakan bahwa dengan Gontor yang dilakukan melalui proses
adanya aplikasi pendidikan jarak jauh yang pembelajaran. Komunikator yang terdiri
berbasiskan komputer dan jaringan (internet, dari para pengampu mata kuliah dasar me­
fax, fax-internet, dan lain-lain) maka keter­ nyampaikan pesan (konten pembelajaran)
gantungan akan jarak dan waktu yang kepada komunikan (peserta kuliah) melalui
diperlukan untuk pelaksanaan pendidikan akan media e-learning. Penggunaan media
dapat diatasi karena semua yang diperlukan baru berupa e-learning dalam proses
akan dapat disediakan secara online sehingga pembelajaran merupakan implementasi
dapat diakses kapan saja (Adawi, 2008). elemen communication and colaboration
Rujukan yang digunakan untuk dalam literasi digital, di dalamnya terdapat
mengetahui kemampuan dosen Program komponen individual competence yang
Studi Ilmu Komunikasi UNIDA Gontor terdiri dari use skill, critical understanding,
dalam menggunakan dan memanfaatkan dan communicative abilities. Peningkatkan
media digital didasarkan pada kriteria yang tiga komponen tersebut melalui pemanfaatan
ditentukan Komisi Eropa Direktorat Jenderal e-learning membuat kemampuan literasi
Informasi Masyarakat dan Media; Unit digital komunikator akan semakin kuat.
1212 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 6, Januari 2019, hlm 1200-1214

Gambar 4. Model Penguatan literasi digital melalui pemanfaatan e-learning


(Sumber: data peneliti 2018)

Simpulan digital yang dimiliki. Kontribusi penelitian


Penelitian ini menemukan sebuah model ini berupa model penguatan literasi digital
penguatan literasi digital di Universitas melalui pemanfaatan e-learning di Universitas
Darussalam Gontor. Penguatan literasi digital Darussalam Gontor. Penelitian tentang literasi
di Universitas Darussalam Gontor merupakan digital di Universitas Darussalam Gontor perlu
implementasi elemen communication and dilakukan untuk menganalisis enam elemen
collaboration yang terdiri dari tiga komponen literasi digital lainnya. Rekomendasi penelitian
individual competence yaitu use skill, crirical juga ditujukan bagi pemangku kebijakan
understanding, dan communicative abilities. di UNIDA Gontor untuk memaksimalkan
penggunaan e-learning sebagai salah satu
Communication and collaboration merupakan
upaya dalam penguatan literasi digital
elemen literasi digital berupa partisipasi
khusus­nya pada elemen communication and
aktif dalam kegiatan pembelajaran yang
collaboration.
dilakukan dengan memanfaatkan e-learning.
Penggunaan e-learning dalam kegiatan pem­ Daftar Pustaka

belajaran di UNIDA Gontor menjadi salah Adawi, R. (2008). Pembelajaran Berbasis


satu model penguatan literasi digital. Adanya E-Learning. Jurnal Bahas, (69TH
XXXV), 1–12.
e-learning membuat para dosen pengampu
mata kuliah dasar dituntut untuk menguasai Adib, M. (2013). Ketika Pesantren Berjumpa
Dengan Internet: Sebuah Refleksi Dalam
media baru sehingga secara tidak langsung
Perspektif Cultural Lag. Jurnal Pusaka,
dapat meningkatkan individual skill literasi 1(1), 1–10.
Rila Setyaningsih, et al. Model Penguatan Literasi... 1213

Afandi, Junanto, T., & Afriani, R. (2016). Commission, F. the E., & Unit, D. G. I. S. and
Implementasi Digital-Age Literacy M. M. L. (2009). Study on Assessment
dalam Pendidikan Abad 21 di Indonesia. Criteria for Media Literacy Levels.
In Prosiding Seminar Nasional Framework.
Pendidikan Sains. Damayanti, Maria Nala; Yuwono, E. C. (2013).
Agustina, M. (2015). Pemanfaatan E-Learning Avatar, Identitas dalam Cyberspace.
sebagai Media Pembelajaran. Seminar Jurnal Desain Komunikasi Visual
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi Nirmana, 15(1), 13–18.
(SNATI), 8–12. Darmayanti, T., Setiani, M. Y., & Oetojo, B.
Akbar, M. F., & Dina, A. F. (2017). Teknologi (2007). E-Learning pada pendidikan
Dalam Pendidikan : Literasi Digital Dan jarak jauh: konsep yang mengubah
Self- Directed Learning Pada Mahasiswa metode pembelajaran di perguruan tinggi
Skripsi. Jurnal Indigenous, 2(1), 28–38. di Indonesia. Jurnal Pendidikan Terbuka
https://doi.org/10.23917/indigenous. Dan Jarak Jauh, 8(2), 99–113.
v1i1.4458 Hasugian, J. (2008). Urgensi Literasi Informasi
Anggraini, S. (2016). Budaya Literasi Dalam dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
Komunikasi. WACANA, XV(3), 181–279. di Perguruan Tinggi. Pustaka: Jurnal
Bachri, B. S. (2010). Meyakinkan Validitas Studi Perpustakaan Dan Informasi, 4(2),
Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian 34–44.
Kualitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan, Indonesia, A. P. J. I. (2016). Penetrasi dan
10(1), 46–62. Perilaku Pengguna Internet Indonesia.
Barokati, N., & Annas, F. (2013). Blended APJII.
Learning Pada Mata Kuliah Pemrograman JISC. (2017). Developing digital literacies |
Komputer (Studi Kasus  : Unisda La­ Jisc.
mongan). Jurnal SISFO: Inspirasi Kementerian Komunikasi dan Informatika
Profesional Sistem Informasi, 7(2). https:// Republik Indonesia. (2018). Siaran
doi.org/10.24089/j.sisfo.2013.09.006 Pers No. 181/HM/KOMINFO/08/2018.
Budhirianto, S. (2016). Model Pember­dayaan Retrieved from https://kominfo.go.id/
Relawan TIK Dalam Meningkatkan content/detail/13943/siaran-pers-no-
E-Literasi Masyarakat di Kota Sukabumi. 181hmkominfo082018-tentang-literasi-
Jurnal Penelitian Pos Dan Informatika, digital-siapkan-sdm-unggul-dan-
6(1), 19–36. https://doi.org/10.17933/ cerdas-di-era-revolusi-industri-40/0/
jppi.2016.060102 siaran_pers
Burkhardt, G., Monsour, M., Valdez, G., Gunn, Kurnianingsih, I., Rosini, R., & Ismayati, N.
C., Dawson, M., Lemke, C., … Martin, (2017). Upaya Peningkatan Kemampuan
C. (2003). enGauge 21st Century Skills: Literasi Digital Bagi Tenaga
Literacy in the digital age. North Central Perpustakaan Sekolah dan Guru di
Regional Educational Laboratory and Wilayah Jakarta Pusat Melalui Pelatihan
the Metiri Group. Literasi Informasi. Jurnal Pengabdian
Chandrawati, S. R. (2010). Pemanfaatan Kepada Masyarakat, 3(1), 61–76.
E-Learning dalam pembelajaran. https://doi.org/10.22146/jpkm.25370
Jurnal Cakrawala Kependidikan, 8(2), Maksum, A. (2016). MODEL PENDIDIKAN
172–181. TOLERANSI DI PESANTREN
1214 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 6, Januari 2019, hlm 1200-1214

MODERN DAN SALAF. Jurnal Segitiga di Kelas VII. Ilmu Pendidikan,


Pendidikan Agama Islam (Journal 17(6), 454–458.
of Islamic Education Studies), 3(1), Susanti, E., & Sholeh, M. (2008). RANCANG
82–108. BANGUN APLIKASI E-LEARNING.
Mardina, R. (2011). Potensi Digital Natives Jurnal Teknologi, 1(1), 53–57.
dalam Representasi Literasi Informasi Tamin, I. H. (2011). Peran Filantropi dalam
Multimedia Berbasis WEB di Perguruan Pengentasan Kemiskinan di dalam
Tinggi. Jurnal Pustakawan Indonesia, Komunitas Lokal. Jurnal Sosiologi
11(1), 5–14. Islam, 1(1), 35–58.
Piliang, Y. A. (2012). Mayarakat Informasi Trilling, B., & Fadel, C. (2009). Learning
dan Digital: Teknologi Informasi dan Past and Future. In 21st century skills :
Perubahan Sosial. Jurnal Sosioteknologi, learning for life in our times.
27(11), 143–156.
Umam, Kaiful; Zaini, I. (2013). Penerapan
Rianto, P. (2016). Media Baru, Visi Khalayak Media Digital Dalam Pembelajaran
Aktif dan Urgensi Literasi Media. Jurnal Apresiasi Batik Kelas X SMA Negeri
Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi 1 Blega. Jurnal Pendidikan Seni Rupa,
Indonesia, 1(2), 90–96. 1(1), 100–105.
Sholihah, K. (2016). Analisis Literasi Digital: Widyastuti, D. A. R., Nuswantoro, R., &
Studi Pemanfaatan Jurnal Elektronik Sidhi, T. A. P. (2016). Literasi Digital
oleh Mahasiswa Magister Manajemen pada Perempuan Pelaku Usaha Produktif
di Perpustakaan UKSW Salatiga. UIN di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
Sunan Kalijaga Yogyakarta. ASPIKOM, 3(1), 1–15. https://doi.
Stefani, S. N. B. (2017). Literasi Digital org/10.24329/aspikom.v3i1.95
dan Pembukaan Diri: Studi Korelasi Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., & Nyoto, A.
Penggunaan Media Sosial Pada Pelajar (2016). Transformasi pendidikan abad 21
Remaja di Kota Medan. Sosioglobal, sebagai tuntutan pengembangan sumber
Jurnal Pemikiran Dan Penelitian daya manusia di era global. In Seminar
Sosiologi,2(1), 10–31. Nasional Pendidikan Matematika 2016.
Sulianto, J. (2011). Keefektifan Model Yazdi, M. (2012). E-learning sebagai Media
Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran Interaktif Berbasis
Pendekatan Open Ended dalam Aspek teknologi Informasi. Jurnal Ilmua
Penalaran dan Pemecahan Pada Materi Foristek, 2(1), 143–152.

View publication stats

You might also like