You are on page 1of 11

Rendi Irawan dkk.

Jurnal Agroqua
Karakteristik Morfologi ..... Volume 18 No. 2 Tahun 2020

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1371

KARAKTERISTIK MORFOLOGI BATANG DAN DAUN


PADA 14 GENOTIPE PADI LOKAL (Oryza sativa. L)
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
(Morphological Characteristics of Stems and Leaves of 14 Genotypes Local
Rice (Oryza sativa.L) in Kuantan Singingi)

Rendi Irawan1, Chairil Ezward*1 dan Seprido1


1
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Islam Kuantan Singingi
Jl. Gatot Subroto. KM. 7 Jake-Teluk Kuantan
*
Corresponding Author, Email : ezwardchairil@yahoo.com

ABSTRACT
Characterization is an observation process with the aim of knowing the characteristics of a
plant. The aims of the study is to identify and characterize 14 genotypes local rice in Kuantan
Singingi Regency. This research was used purposive sampling method (purposive random
sampling). Data were collected by identifying the characteristics of 14 genotypes local rice in
Kuantan Singingi directly into the field. Data observations were carried out on samples based
on the guidelines for the characterization and evaluation system for rice plants, the National
Commission for Germplasm (2003) and Bioversity International, IRRI and WARDA (2007).
The characters observed were qualitative and quantitative characters in the stem and leaf
organs. Observation data were processed using Ms. software. Excel and (NTSYS-pc) version
2.02. The results showed a variety of morphological characters of stems and leaves, where
the 79% similarity coefficient resulted in five (5) groups.

Keywords : Morphological characterization, stem and leaf

PENDAHULUAN nampak jelas, penyusutan keanekaragaman


hayati, termasuk keanekaragaman hayati
Indonesia merupakan salah satu
negara yang kaya akan sumber daya hayati. pertanian tidak dipahami oleh orang awam.
Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman
Sesuai dengan keanekaragaman ekosistem
dan perhatian bagi pihak-pihak yang terkait
yang dimilikinya dan budayanya, maka
dengan perlindungan dan pengembangan
berbagai macam agro ekosistem juga telah
keanekaragaman hayati Indonesia untuk
berkembang di Indonesia. Hanya saja
perduli dan mengkampanyekan program-
pengembangan gen jens-jenis tumbuhan dan
programnya agar diketahui oleh khalayak
hewan asli Indonesia menjadi komoditas
umum (Sastrapradja dan Widjaja, 2010).
budidya yang komersial masih banyak
Keanekaragaman hayati pertanian
tantangan dan hambatan, sehingga
adalah meliputi keanekaragaman genetik
memerlukan penangaan yang sungguh-
tanaman budidaya dan ternak, dan nenek
sungguh. Sementara peubahan iklim dan
moyangnya, serta semua jenis liar yang
tekanan penduduk baik jumlah maupun
berkerabat dekat, yang tumbuh den
kebutuhannya menyebabkan penyusutan
berevolusi bersama dalam keadaan alami.
sumber daya hayati Indonesia yang deras.
Jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang di
Berlainan dengan erosi, kekeringan
panen dari kawasan bukan budidaya juga
atau kebanjiran yang peristiwa dan akibatnya

157
Rendi Irawan dkk. Jurnal Agroqua
Karakteristik Morfologi Batang dan Daun ..... Volume 18 No. 2 Tahun 2020

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1371

termasuk dalam keanekaragaman hayati padi local ini umumnya sebagai bahan
pertanian (Swaminathan, 1996) pangan dalam bentuk beras. Hal ini tidak
Tanaman padi (Oryzasativa L.) hanya mendukung pemenuhan kebutuhan
merupakan salah satu makanan pokok di pangan kedepan, tetapi juga mendukung
Indonesia. Hampir 90% masyarakat pengembangan sumber daya genetik.
Indonesia mengkonsumsi beras yang Menurut Subagyo (2006), lahan rawa
merupakan hasil olahan padi sebagaimana merupakan lahan yang sepanjang tahun atau
menjadi makanan utamanya. Sehingg apa selama waktu yang panjang dalam setahun,
dimenjadi tanaman pangan yang banyak selalu jenuh air atau tergenang air dangkal.
diusahakan di Indonesia. Indonesia dikenal Menurut data Dinas Pertanian
sebagai Negara agraris yang sebagian besar Kabupaten Kuantan Singingi memiliki lahan
penduduknya berprofesi sebagai petani. sawah 5.974 hektar. Sebagian wilayah dalam
Tahun 2005 Indonesia merupakan Negara melakukan budidaya menggunakan varietas
peringkat ketiga sebagai produsen padi unggul seperti Cisokan dan PB42. Selain
terbesar setelah Cina dan India dengan menggunakan varietas unggul petani juga
presentase sebesar 9% yaitu sebanyak 54 juta menggunakan padi lokal seperti Padi
ton. Padi mengandung gizi dan penguat yang Singgaro Merah, Padi Kuning (umur
cukup bagi tubuh manusia. Kandungan gizi panjang), Padi Ros, Padi Samo Putiah, Padi
yang terdapat pada tanaman padi antara lain : Limbayang, Padi Sironda Putih, Padi
karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu Saronda Merah, Padi Pandan Wangi, Padi
dan vitamin. Dalam beras juga mengandung Pulut Hitam, Padi Ronda Putiah, Padi
berbagai macam unsur mineral, antara lain Singgaro Merah, Padi Pulut Karate, Padi
kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan Sokan (umur panjang), Padi Pulut Benai,
lain sebagainya (Amirullah,2008). Padi Singgam Putih. Alasan petani tetap
Menurut Satoto et al (2008), varietas menggunakan padi lokal karena padi lokal
lokal varietas yang telah ada dan dapat dibudidayakan pada lahan sawah yang
dibudidayakan secara turun-temurun oleh berada di lubuk, rasa yang disukai oleh
petani serta menjadi milik masyarakat dan masyarakat, hasil yang juga dapat mendekati
dikuasai negara. Varietas lokal akan lebih padi varietas unggul, lebih beradaptasi
mampu beradaptasi terhadap perubahan terhadap kekeringan dan kebanjiran di
iklim yang terjadi dibandingkan dengan sawah.
varietas introduksi. Padi varietas lokal yang Menurut Akmal (2011), menyatakan
ditanam oleh petani diperkirakan berkisar dalam penelitiannya bahwa pengamatan
antara 10 – 15 % dari jumlah plasma nutfah terhadap penciri jumlah anakan menunjukan
padi lokal. Di sisi lain, kebijakan paket angka yang bervariasi untuk semua varietas
teknologi usaha tani padi tidak pernah yang menunjukan bahwa umur padi di
memasukkan varietas local tetapi selalu persemaian berpengaruh terhadap
varietas unggul dan unggul hibrida. pembentukan anakan, dimana semakin lama
Menurut Hajoeningtijas dan persemaian maka semakin cepat
Purnawanto (2013), varietas padi lokal pertumbuhan anakan. Faktor lain yang
adalah varietas padi yang sudah lama mempengaruhi jumlah anakan adalah jarak
beradaptasi di daerah tertentu. Pemanfaatan tanam, musim tanam serta penggunaan

158
Rendi Irawan dkk. Jurnal Agroqua
Karakteristik Morfologi Batang dan Daun ..... Volume 18 No. 2 Tahun 2020

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1371

pupuk. Jarak tanam yang lebar didukung Genotipe padi yang digunakan dalam
dengan lingkungan yang baik akan penelitian adalah hasil eksplorasi oleh
menyebabkan bertambahnya jumlah anakan. peneliti terdahulu (tahun 2109) antara lain :
Genotipe padi lokal Kabupaten Sironda putih (PL01), Saronda merah
Kuantan Singingi belum dijumpai untuk (PL02), Pandan Wangi F4 (PL03), Pulut
karakter batang dan daun. Sebagian kecil Hitam (PL04), Ronda Putiah (PL05),
padi lokal tersebut pernah diteliti oleh Singgaro Merah (PL06), Kuning Umur
Indrawniset al, padatahun 2014, yang Panjang (PL07), Padi Ros (PL08), Samo
mengamati data kuantitatif seperti padi lokal Putiah (PL09), Limbayang (PL10), Pulut
(padi putih Desa Kinali), dengan tinggi Karate (PL11), Sokan Umur Panjang (PL12),
tanaman 125,69 cm, jumlah anakan 23,39 Pulut Benai Peboun Hulu(PL13), Singgam
anakan, umur berbunga 98,33 hari, jumlah Putih (PL14).
anakan produktif 22,03 anakan, umur panen Penelitian ini menggunakan metode
129 hari, berat panen 13,99 ton/ha, berat pengambilan data secara sengaja (purposive
gabah kering giling (BGKR) 5,4 ton/ha. random sampling). Padi sebelumnya ditanam
Berat gabah kering giling (BGKR) padi putih terlebih dahulu dengan membuat petakan
apabila dibandingkan dengan varietas unggul atau plot percobaan dengan ukuran plotnya
cisokan dengan BGKR 6,0 ton/ha. Selisih 100 cm x 100 cm, jarak antar plot 50 cm dan
yang dapat dilihat antara padi putih dengan jarak antar blok 100 cm. Pengambilan data
padi cisokan sekitar 0,6 ton/ha. dilakukan dengan mengidentifikasi
Sehingga perlu dilakukan karakteristik morfologi batang dan daun.
karakteristik dan identifikasi pada padi lokal Pengamatan data karakter batang dan
untuk mendapatkan data kualitatif yang akan daun dilakukan berdasarkan panduan sistem
menjadi pertimbangan dalam pengembangan karakterisasi dan evaluasi tanaman padi
varietas dan biodiversity padi (sebagai Bioversity International, IRRI and
sumber plasma nutfah). Oleh karena hal itu, WARDA(2007) dan Komisi Nasional
maka penulis melakukan penelitian dengan Plasma Nutfah (2003). Sehingga data yang
judul Karakteristik morfologi batang dan diperoleh adalah data kualitatif dan
daun pada 14 Genotipe Padi Lokal (Oryza kuantitatif.
sativa.L) Kabupaten Kuantan Singingi. Karakter kualitatif adalah karakter
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui yang tidak dapat diukur dengan satuan
tingkat kekerabatan 14 genotipe Padi Lokal namun dapat di konfersi melalui data
(Oryza sativa. L)Kabupaten Kuantan skoring. Karakter kuantitatif adalah karakter
Singingi berdasarkan karakteristik morfologi dapat terukur oleh alat dan memiliki satuan.
batang dan daun. Data hasil pengamatan diolah dengan
menggunakan software Ms. Excel dan
BAHAN DAN METODE
(NTSYS-pc) version 2.02, untuk melihat
Penelitian ini dilaksanakan di Desa tingkat kekerabatan.
Petapahan Kecamatan Gunung Toar Pelaksanaan Terdiri dari : Persiapan Benih
Kabupaten Kuantan Singingi.Penelitian ini yaitu Seleksi benih, Perendaman benih,
berlangsung selama 5 bulan dari bulan Persemaian benih, Persiapan Lahan,
November 2019 sampai Maret2020. Pembuatan Plot, Pemasangan Label,

159
Rendi Irawan dkk. Jurnal Agroqua
Karakteristik Morfologi Batang dan Daun ..... Volume 18 No. 2 Tahun 2020

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1371

Pemberian Pupuk Organik (kotoran ayam), batang ,warna ruas batang bawah, dan tinggi
Persiapan Bibit, Penanaman, Aplikasi Pupuk bibit). Sedangkan padakarakter daun
Anorganik, Pemeliharaan (Pengairan, (panjang daun, lebar daun, warna lidah daun,
Penyulaman, Penyiangan, Pegendalian hama
bentuk lidah daun, warnah pelepah daun,
dan penyakit), Panen.
sudut daun bendera,warna telinga,
HASIL DAN PEMBAHASAN permukaan daun, warna helai daun, warna
Padi termasuk golongan tumbuhan kerah daun, warna leher daun, dan panjang
Graminae dengan batang yang tersusun dari lidah daun.)
beberapa ruas.Ruas-ruas itu merupakan Karakter Morfologi Padi Lokal
bubung kosong yang pada kedua ujungnya Kabupaten Kuantan Singingi
ditutup oleh buku. Ruas-ruas tersebut Pembahasan karakter morfologi batang
memiliki panjang yang tidak sama. Ruas Pengamatan terhadap karakter
terpendek terdapat pada pangkal batang, morfologi batang meliputi panjang batang,
sedangkan ruas kedua, ruas ketiga, dan diameter ruas batang bawah, warna ruas
seterusnya lebih panjang daripada ruas yang batang bawah, kerebahan, sudut kemiringan
mendahuluinya. Pada buku bagian bawah batang, ketegaran batang dan tinggi bibit.
dari ruas, tumbuh daun pelepah yang Pada parameter panjang batang diketahui
membalut ruas sampai buku bagian atas. bahwa panjang batang yang terpanjang pada
Tepat pada buku bagian atas ujung dari daun PL04 dan PL08 yaitu sebesar 170 dan 179,5
pelepah memperlihatkan percabangan di cm, sedangkan panjang batang terendah pada
mana cabang yang terpendek menjadi lidah PL03, PL07, PL12 dan PL13 dan yaitu
daun dan bagian yang terpanjang dan sebesar 92,6, 92,5, 104,6 dan 93,8 cm.
terbesar menjadi daun kelopak yang Pada parameter diameter ruas batang
memiliki bagian telinga daun pada sebelah bawah diketahui bahwa semua varietas
kiri dan kanan (Tjitrosoepomo, 1998). relative sama yaitu tebal dengan diameter
Genotipe lokal umumnya juga lebih dari 5 mm. Pada parameter warna ruas
memiliki sifat-sifat unggul, seperti lebih batang bawah ada 2 warna yaitu warna
toleran dengan kondisi setempat (adaptasi kuning emas dan ungu, warna ruas batang
sempit), karena telah beradaptasi dengan bawah yang paling banyak pada kuning emas
lingkungan sekitar. Meskipun dalam hasil dan warna ruas batang bawah berwarna ungu
genotipe lokal cenderung kalah jauh dengan terdapat 1 varietas yaitu pada PL04 padi
varietas unggul bersertivikat. Nilai positif pulut hitam.
yang ada pada genotipe lokal adalah rasa Pada parameter kerebahan batang
yang lebih disukai oleh masyarakat setempat. diketahui terdapat 2 karakter yaitu
Hal ini lah yang membuat mengapa petani di 5menengah (kebanyakan tanaman bersandar
beberapa daerah masih lebih menanam sekitar 45%) dan 7 kuat (kebanyakan
genotipe lokal dibandingkan dengan varietas tanaman bersandar sekitar 20% dari vertikal).
unggul bersertifikat. Tingkat kerebahan yang paling banyak
Karakter morfologi yang sering adalah pada bagian 7 kuat dan tingkat
digunakan sebagai pembeda varietas padi kerebahan pada bagian 5 menengah terdapat
lokal adalah karakter batang (panjang batang, 3 varietas yaitu pada PL02, PL07 dan PL09.
diameter ruas batang bawah, kerebahan

160
Rendi Irawan dkk. Jurnal Agroqua
Karakteristik Morfologi Batang dan Daun ..... Volume 18 No. 2 Tahun 2020

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1371

Pada parameter sudut kemiringan Selanjutnya pada variasi 5 menengah yakni


batang diketahui di dapati ada 3 variasi yaitu pada PL03, PL04, PL06, PL07 dan PL14.
1 tegak (<15o), 3 menengah (20o – 39o) dan 5 Pada parameter pengamatan tinggi bibit di
terbuka (40o – 59o).Variasi pada sudut dapati bahwa semua jenis varietas relatif
kemiringan batang yang paling banyak ada sama yakni 3 pendek (<30 cm). Hasil
pada variasi 3 menengah. Variasi pada sudut pengamatan keragaman Panjang Batang,
kemiringan batang 1 tegak yakni PL05, Diameter Ruas Batang Bawah, Kerebahan
PL06, PL10, PL12dan sudut kemiringan Batang, Sudut Kemiringan Batang, Warna
batang 5 terbuka yakni pada PL02, PL03 dan Ruas Batang Bawah, Ketegaran Batang,
PL07. Pada parameter ketegaran batang Tinggi Bibitpada 14 Genotipe Padi Lokal
diperoleh ada 2 variasi yaitu 5 menengah dan Kabupaten Kuantan Singingi dapat dilihat
7 kuat. pada Tabel 1.
Variasi pada ketegaran batang yang
paling banyak ada pada variasi 7 kuat.
Tabel 1. Hasil pengamatan karakter morfologi batang

Keterangan : Panjang Batang(PB) :4 =pendek ke menengah91 - 155 cm, 5 =menengah166 – 120 cm, 6 =
menengah hingga panjang121 – 140 cm, 7 = panjang141 – 155 cm, 8 =panjanghingga sangat
panjang 156-180cm, DiameterRuas Batang Bawah (DRBB) : 1= Tipis < 5 mm, 2 = tebal > 5
mm.Kerebahan Batang (KRB) : 5 =menengah(kebanyakan tanaman bersandar sekitar 45%), 7
=kuat (kebanyakat tanaman bersandar sekitar 20% dari vertikal).Warna Ruas Batang
Bawah(WRBB) :2 = kuning emas, 4 = ungu.Tinggi Bibit(TB) : 3 = pendek (<30 cm).

Berdasarkan tabel satu diatas diketahui tanaman bersandar sekitar 45%) dan 7 kuat
bahwa panjang batang yang terpanjang pada (kebanyakat tanaman bersandar sekitar 20%
PL04 dan PL08 yaitu sebesar 170 dan 179,5 dari vertikal). Tingkat kerebahan yang paling
cm, sedangkan panjang batang terendah pada banyak adalah pada bagian 7 kuat dan
PL03, PL07, PL12 dan PL13 dan yaitu tingkat kerebahan pada bagian 5 menengah
sebesar 92,6, 92,5, 104,6 dan 93,8 cm. terdapat 3 genotipe yaitu pada PL02, PL07
Parameter yang dilakukan pada dan PL09.
diameter ruas batang bawah semua varietas Warna ruas batang bawah yang paling
relative sama yaitu tebal dengan diameter banyak adalah pada kuning emas dan warna
lebih dari 5 mm. Diameter terbesar terdapat ruas batang bawah berwarna ungu hanya
pada PL09 dengan diameter 8,35 mm dan terdapatpada 1 genotipe yaitu pada PL04
diameter terkecil terdapat pada PL02 dengan padi pulut hitam. Parameter pengamatan
diameter 5,4 mm. tinggi bibit di dapati bahwa semua jenis
Parameter kerebahan batang terdapat 2 varietas relatif sama yakni 3 pendek (<30
karakter yaitu 5 menengah (kebanyakan cm).

161
Rendi Irawan dkk. Jurnal Agroqua
Karakteristik Morfologi Batang dan Daun ..... Volume 18 No. 2 Tahun 2020

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1371

Berdasarkan tabel – tabel pengamatan Padi Lokal Kabupaten Kuantan Singingi


diatas menunjukkan dari semua penciri dapat dilihat pada Tabel 2.
terdapat perbedaan atau beragam hasilnya Dari hasil tabel 2, diketahui daun
berdasarkan hasil dari semua pengamatan terpanjang hanya terdapat pada satu genotipe
yang dilakukan untuk semua genotipe yang yaitu pada PL09 yaitu sebesar 73,3 cm yakni
dikarakterisasi. termasuk kedalam variasi 7 panjang (70 – 79
cm). Pada bagian daun terpendek terdapat di
Pembahasan Karakter Morfologi Daun
Pengamatan terhadap karakter dua genotipe yakni pada PL13 sebesar 50,5
morfologi daun meliputi panjang daun, lebar cm dan PL03 sebesar 50,9 cm. Sedangkan
daun, permukaan daun, warna lidah daun, pada genotipe lainnya termasuk kedalam
bentuk lidah daun, warna pelepah daun, variasi 5 menengah (50 – 69 cm).
warna telinga daun, sudut daun bendera, Variasi 7 lebar (>2 cm) lebar daun
warna helai daun, warna kerah daun, warna bagian terlebar terdapat pada PL06 dan PL10
leher daun, sudut daun, panjang lidah daun.
yaitu sebesar 2,1 cm dan 2,3 cm, yakni
Pada parameter panjang daun, di dapati ada
dua variasi yaitu 5 menengah (50 – 69 cm) termasuk kedalam variasi 7 lebar (>2 cm).
dan 7 panjang (70 – 79 cm). Sedangkan pada genotipe lainnya termasuk
Daun terpanjang hanya terdapat pada kedalam variasi 5 yaitu menengah sebesar (1
satu genotype yaitu pada PL09 yaitu sebesar – 2 cm).
73,3 cm yakni termasuk kedalam variasi 7 Variasi 1 yaitu tanpa rambut di
panjang (70 – 79 cm). Pada bagian daun jumpai hanya terdapat satu genotipe yakni
terpendek terdapat di dua genotype yakni terdapat pada PL07, sedangkan pada
genotipe lainnya termasuk kedalam variasi 2
pada PL13 sebesar 50,5 cm dan PL03
yakni berbulu dipermukaan atas.
sebesar 50,9 cm. Parameter warna lidah daun dari 14
Sedangkan pada genotype lainnya genotipe padi lokal Kabupaten Kuantan
termasuk kedalam variasi 5 menengah (50 – Singingi diketahui ada tiga kriteria yang
69 cm). Pada parameter lebar daun di jumpai dijumpai yaitu (011 keputihan), (062 hijau
ada dua variasi yaitu 5 menengah (1 – 2 cm) kekuningan), dan (080 ungu). Dari hasil
dan 7 lebar (>2 cm). Pada variasi 7 lebar (>2 tabel diatas diketahui pada variasi (062 hijau
cm) lebar daun bagian terlebar terdapat pada kekuningan) di jumpai hanya ada satu
PL06 dan PL10 yaitu sebesar 2,1 cm dan genotipe yaitu terdapat pada PL07, begitu
2,03 cm, yakni termasuk kedalam variasi 7 juga dengan variasi (080 ungu) dijumpai
lebar (>2 cm). Sedangkan pada genotype hanya ada satu genotipe yaitu terdapat pada
lainnya termasuk kedalam variasi 5 yaitu PL04. Sedangkan pada genotipe lainnya
menengah sebesar (1 – 2 cm). termasuk kedalam variasi (011 keputihan).
Hasil pengamatan keragaman Parameter bentuk lidah daun dari 14
Panjang Daun,Lebar Daun, Permukaan genotipe padi lokal Kabupaten Kuantan
Daun, Warna Lidah Daun, Bentuk Lidah Singingi diketahui semua temasuk kedalam
Daun, Warna Pelepah Daun, Warna Telinga kriteria tersebut yaitu 2 celah untuk bagian
Daun, Sudut Daun Bendera, Warna Kerah bentuk lidah daunnya.
Daun, Warna Leher Daun, Sudut
Daun,Panjang Lidah Daunpada 14 Genotipe

162
Rendi Irawan dkk. Jurnal Agroqua
Karakteristik Morfologi Batang dan Daun ..... Volume 18 No. 2 Tahun 2020

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1371

Tabel 2. Hasil pengamatan karakter morfologi daun

Keterangan: Panjang Daun (PD) : 5 =menengah (50 - 69 cm), 7 =panjang (70 - 80 cm), Lebar Daun(LD)
:3 = sempit (<1 cm), 5 = menengah (1 - 2 cm), 7 = lebar (>2 cm).Permukaan Daun(PMD)
:1=tanpa rambut, 2 =berbulu di permukaan atas, 3 = berbulu di permukaan bawah, 4 =berbulu
di kedua sisi.Warna Lidah Daun(WLD) :011 =keputihan, 062 =hijau kekuningan, 080 =
ungu.Bentuk Lidah Daun(BLD) :0 = tidak ada, 1 = terpotong, 2 = tajam, 3 = 2 celah.Warna
Pelepah Daun(WPD) :060 = hijau tua, 061 = hijau muda. Warna Telinga Daun (WTD) : 011
= keputihan, 062 = hijau kekuningan, 080 = ungu.Sudut Daun Bendera(SDB) :1 = tegak, 3 =
semi tegak, 7 = turun.Warna Helai Daun(WHD) : 1 = hijau muda, 3 = hijau tua. Warna
Kerah Daun(WKD) :1 = hijau, 4 = ungu. Warna Leher Daun(WLHD) : 1 = hijau muda, 2 =
ungu. Panjang Lidah Daun(PLD).

Variasi 060 (hijau tua) dijumpai ada lima Parameter warna helai daun dari 14
genotipe yang termasuk kedalamnya yakni genotipe padi lokal Kabupaten Kuantan
terdapat pada PL01, PL04, PL12, PL13 dan Singingi diketahui ada dua variasi yaitu pada
PL14. Sedangkan pada genotipe lainnya variasi 3 (hijau tua) dijumpai ada 5 genotipe
termasuk ke dalam variasi 061 (hijau muda). yaitu PL01, PL04, PL12, PL13 dan PL14.
Variasi 062 (hijau kekuningan) Sedangkan pada genotipe lainnya termasuk
dijumpai ada empat genotipe yakni PL01, kedalam variasi 1 (hijau muda).
PL09, PL11 dan PL12, untuk variasi 080 Variasi 4 (ungu) hanya dijumpai satu
(ungu) hanya dijumpai satu genotipe yakni genotipe yakni terdapat pada PL04.
PL04. Sedangkan pada genotipe lainnya Sedangkan pada genotipe lainnya termasuk
termasuk ke dalam variasi 011 (keputihan). ke dalam variasi 1 (hijau). Variasi 2 (ungu)
Parameter sudutdaun bendera ada tiga hanya di jumpai satu genotipe yakni terdapat
variasi yaitu 1 (tegak), 3 (semi tegak) dan 7 pada PL04, sedangkan pada genotipe lainnya
(turun). Pada variasi 1 (tegak) dijumpai termasuk ke dalam variasi 1 (hijau muda).
hanya ada satu genotipe yakni terdapat pada Parameter panjang lidah daun
PL12. Begitu juga pada variasi 7 (turun) diketahui bahwa panjang lidah daun yang
hanya dijumpai ada satu genotipe yakni terpanjang terdapat pada PL12 sebesar 2,8
terdapat pada PL09. Sedangkan pada cm dan PL14 sebesar 2,8. Sedangkan pada
genotipe lainnya termasuk ke dalam variasi 3 panjang lidah daun yang terpendek terdapat
(semi tegak).

163
Rendi Irawan dkk. Jurnal Agroqua
Karakteristik Morfologi Batang dan Daun ..... Volume 18 No. 2 Tahun 2020

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1371

pada PL02 sebesar 1,7 cm dan PL06 sebesar Oleh karena itu dilakukan pengujian
1,9 cm. kedekatan dalam hubungan kekerabatan yang
dimiliki oleh 14 genotipe padi lokal tersebut
Analisis Cluster Morfologi
dengan menggunakan dendrogram seperti
Kesamaan karakter morfologi yang
terlihat pada Gambar (1) dendrogram
teramati dari 14 genotipe padi lokal
berdasarkan penanda morfologi (kualitatif)
dalam penelitian ini dapat menunjukkan
14 genotipe padi Kabupaten Kuantan
kedekatan dalam hubungan kekerabatan
Singingi.
yang dimiliki.

Gambar 1. Dendrogram Berdasarkan Penanda Morfologi Batang dan Daun (data Kualitatif
dan data Kuantitatif) 14 Genotipe Padi Kabupaten Kuantan Singingi

Sifat morfologis tanaman dapat kelompok, dimana kelompok 1 terdiri dari :


digunakan dalam analisis cluster yang Sironda putih (PL01), Sokan umur panjang
berguna untuk menentukan jauh dekatnya (PL12), Pulut benai peboun hulu (PL13),
hubungan kekerabatan suatu takson tanaman Singgam putih (PL14). Kelompok 2 terdiri
sehingga dapat digunakan untuk pengenalan dari:Saronda merah (PL02), Pandan wangi
dan penggambaran kekerabatan tingkat F4 (PL03), Ronda putiah (PL05), Padi ros
spesies (Rozika et al, 2013). Analisis (PL08), Singgaro merah (PL06), Limbayang
kemiripan terhadap 14 genotipe padi sawah (PL10) dan Pulut karate (PL11), Kelompok 3
lokal di kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari : Padi kuning umur panjang
menghasilkan analisis koefisien kemiripan (PL07). Kelompok 4 terdiri dari : Samo
(coefficint similarity) berkisar antara 0,38 – putiah (PL09). Kelompok 5 terdiri dari :
0,92 (38% - 92%). Pulut hitam (PL04).
Berdasarkan 14 genotipe padi lokal Nilai koofisien fenotipe (KF)
Kabupaten Kuantan Singingi pada koofisien tertinggi yaitu 92% terdapat tiga (3)
kemiripan 79% terdiri dari lima (5) kekerabatan yaitu pertama antara genotype

164
Rendi Irawan dkk. Jurnal Agroqua
Karakteristik Morfologi Batang dan Daun ..... Volume 18 No. 2 Tahun 2020

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1371

PL13 (pulut benai peboun hulu), PL14 berjarak besar atau kekerabatan jauh maka
(singgam putih), kedua antara genotype tingkat heterozigositasnya juga tinggi
PL03 (pandan wangi F4), PL05 (ronda (homozigositasnya rendah).
putiah), PL08 (padi ros) dan ketiga antara Persilangan tetua dengan variasi
genotype PL06 (singgaro merah) dan PL10 genetik yang relatif tinggi akan
(limbayang). menghasilkan individu dengan
Hal ini menunjukkan bahwa heterozigositas lebih tinggi. Menurut Endah
genotipe-genotipe tersebut dibentuk dari et al (2003), pengelompokan berdasarkan
populasi yang sama, sehingga tingkat sifat morfologi pada beberapa tanaman
kekerabatannya lebih dekat. Namun berkorelasi positif dengan pengelompokan
sebaliknya, ada genotipe dengan nama yang data molekuler seperti pada teh dan kapas
sangat berbeda tetapi tingkat kekerabatannya walaupun variasi yang dihasilkan lebih
sangat tinggi, karena materi genetik tersebut rendah dari variasi data molekuler.
berasal dari induk yang sama tetapi tersebar Semua pasangan tanaman genotipe
ke berbagai tempat yang berbeda sehingga padi lokal dengan nilai KF tinggi umumnya
diberi nama yang berbeda oleh kolektornya. merupakan tanaman genotipe padi lokal
dengan kategori sama, sedangkan pasangan
Hal ini sesuai dengan Suskendriyati et al
tanaman genotipe padi lokal yang memilki
(2000) yang menyatakan bahwa perbedaan KF kecil umumnya merupakan tanaman
dan persamaan kemunculan morfologi luar genotipe padi lokal dengan kategori berbeda.
spesies suatu tanaman dapat digunakan untuk Sesuai dengan Cahyarini et al (2004) bahwa
mengetahui jauh dekatnya hubungan kemiripan dikatakan jauh apabila kurang dari
kekerabatan. 0,6 atau 60%. Dengan demikian
Semakin kecil jarak euclidean antara pengelompokan tersebut membuktikan
bahwa genotipe padi yang mempunyai
beberapa objek yang dianalisis, maka
tingkat kemiripan 80% berarti berasal dari
semakin dekat hubungan kekerabatan objek tetua yang sama.
tersebut dan semakin banyak kesamaan Lee (1998), individu yang berkerabat
karakter yang dimilikinya (Santoso, 2002). dekat akan mempunyai jarak genetik yang
Genotipe yang berada dalam satu dekat, sedangkan bila berkerabat jauh akan
kelompok menunjukkan kekerabatan yang mempunyai jarak genetik yang jauh. Ahmad
dekat, sedangkan genotipe yang berada pada et al (1980), dikutip dalam Daradjat et al
(1991) melaporkan bahwa genotipe yang
kelompok yang berbeda menunjukkan berasal dari daerah yang sama tidak selalu
kekerabatan yang jauh. Implikasi bagi berada dalam klaster yang sama, artinya
pemulia tanaman adalah semakin jauh diversitas geografi tidak selalu ada
kekerabatannya maka semakin banyak hubungannya dengan diversitas genetik.
keragaman tanaman yang dihasilkan. KESIMPULAN
Semakin beragam genetik maka semakin
Berdasarkan 14 genotipe padi lokal
besar kemungkinan diperoleh genotipe
Kabupaten Kuantan Singingi pada koofisien
unggul. Menurut Julisaniah et al., (2010)
dalam Santoso (2010), mengatakan bahwa kemiripan 79% terdiri dari lima (5)
kelompok yaitu : (1) Kelompok 1 terdiri dari:
persilngan antar genotipe yang berjarak
Sironda putih (PL01), Sokan umur panjang
dekat maka tingkat homozigositasnya tinggi,
sedangkan persilangan antar genotipe yang (PL12), Pulut benai peboun hulu (PL13),

165
Rendi Irawan dkk. Jurnal Agroqua
Karakteristik Morfologi Batang dan Daun ..... Volume 18 No. 2 Tahun 2020

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1371

Singgam putih (PL14). (2) Kelompok 2 Dinas Tanaman Pangan. (2014). Laporan
terdiri dari : Saronda merah (PL02), Pandan Tahunan. Dinas Tanaman Pangan
wangi F4 (PL03), Ronda putiah (PL05), Padi Kabupaten Kuantan Singingi.
Daradjat, A.A., Noch, M. dan Danakusuma,
ros (PL08), Singgaro merah (PL06),
M.T. (1991). Diversitas genetik pada
Limbayang (PL10) dan Pulut karate (PL11). beberapa sifat kuantitatif tanaman
(3) Kelompok 3 terdiri dari : Padi kuning Terigu (Triticum aestivium L.). Zuriat
umur panjang (PL07). (4) Kelompok 4 terdiri 2 (1): 21-25.
dari : Samo putiah (PL09). (4) Kelompok 5 Endah, L.S., Nunik, P., Ariyanti, S. and
terdiri dari : Pulut hitam (PL04). Sunarso, H. (2003). Relationship of
Nilai koofisien fenotipe (KF) 18 Taro (Colacasia esculenta.L)
collections from Bogor based or
tertinggi yaitu 92% terdapat tiga (3)
mofphological and isozymes
kekerabatan yaitu pertama antara genotype characters. Kumpulan Abstrak
PL13 (pulut benai peboun hulu), PL14 Seminar Nasional X Persada. Bogor.
(singgam putih), kedua antara genotype 156p
PL03 (pandan wangi F4), PL05 (ronda Hajoeningtijas, O.D. dan Purnawanto, A.M.
putiah), PL08 (padi ros) dan ketiga antara (2013). Keragaman padi lokal di
genotype PL06 (singgaro merah), PL10 Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Agritech. XV(2):69-77
(limbayang). Indrawanis, E. Chairil, E dan Mashadi.
DAFTAR PUSTAKA (2014). Pengkajian Varietas terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Padi
Akmal. (2011). Keragaan galur harapan padi Sawah Irigasi di Desa Petapahan
sawah dataran tinggi di Kabupaten Kecamatan Gunung Toar. Laporan
Dairi Simalungun Provinsi Sumatera Penelitian Dosen. Universitas Islam
Utara.Prosiding seminar Ilmiah Hasil Kuantan Singingi
Penelitian Padi Nasional. Subang, Komisi Nasional Plasma Nutfah (2003)
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Panduan sistem karakterisasi dan
hlm. 55–66. evaluasi tanaman padi.Jakarta, Badan
Amirullah, A. (2008). Budidaya Padi. Penelitian dan Pengembangan
http://amiere.multiply.com/ journal Pertanian. Sekretariat Komisi
/item /27 /budidaya_padi. Nasional Plasma Nutfah. Bogor.
Bioversity International, IRRI and WARDA. Lee, M. (1998). DNA Markers for Detecting
(2007). Descriptors For Wild And Genetic Realtionship among
Cultivated Rice (Oryza spp.). Germplasm Revealed for Establishing
Bioversity International, Rome, Italy; Heterotic Groups. Presented at The
International Rice Research Institute, Maize Training Course, CIMMYT,
Los Baños, Philippines; WARDA, Texcoco, Mexico, August 25 1998
Africa Rice Center, Cotonou, Santoso, S. (2002). Buku Latihan SPSS
Benin.ISBN-13: 978-92-9043-716-1. Statistik Multivariat. PT Elex Media
ISBN-10: 92-9043-716-2 Komputindo. Jakarta.
Cahyarini RD, Yunus, A, Purwanto, E. Santoso, P.J dan Joni, Y.Z. (2010).
(2004). Identifikasi keragaman Karakteristik dan kekerabatan enam
genetik beberapa varietas lokal aksesi Pepaya dari Kabupaten Padang
kedelai di jawa berdasarkan analisis Pariaman Sumatera Barat. Di dalam :
isozim. Agrosains 6 (2):79-83 Peran Strategis Sains dan Tehnologi
dalam Mencapai Kemandirian

166
Rendi Irawan dkk. Jurnal Agroqua
Karakteristik Morfologi Batang dan Daun ..... Volume 18 No. 2 Tahun 2020

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.1371

Bangsa. Prosiding Seminar Nasional


Sains dan Tehnologi-III; Lampung
18-19 Oktober 2010. Lembag
Penelitian Universitas Lampung
Sastrapradja, S.D. dan Widjaja, E.A. (2010).
Keanekaragaman Hayati Pertanian
Menjamin Kedaulatan Pangan. LIPI
Press, Jakarta.
Satoto, A., Daradjat, A. dan Sri Wahyuni.
(2008). Varietas Unggul Padi Sawah:
Pengertian dan Aspek Terkait.
Informasi Ringkas, Bank
Pengetahuan Padi.
http://www.pustaka-deptan.go.id.
Akses tanggal 9 April 2012.
Suskendriyati, H., Wijayati, A., Hidayah, N.,
dan Cahyuningdari, D. (2000). Studi
Morfologi dan Hubungan
Kekerabatan Varietas Salak Pondoh
(Salacca zalacca (Gaert.) Voss.) di
Dataran Tinggi Sleman.
UNS,Surakarta.
Swaminathan, M.S. (1996). Sustainable
agriculture: Towards an Evergreen
Revolution. Ko-nark. Publ., Delhi,
India.
Tjitrosoepomo, G. (1998). Taksonomi
Umum: Dasar-Dasar Taksonomi
Tumbuhan. Yogyakarta, Gadjah
Mada University Press.

167

You might also like