You are on page 1of 14

DIAGNOSIS ORGANISASI PENGEMBANGAN PUSAT INFORMASI DAN

KONSELING REMAJA DAN MAHASISWA


DI KABUPATEN PATI

Oleh:
Wijanarko, Nina Widowati, R Slamet Santoso

Jurusan Admnistrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro

Jalan Prof. H Soedharto, SH Tembalang Semarang Kotak Pos 1269


Telp. (024) 7465407 Fax. (024) 7465405
Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email: fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

The organization can be described as an open system, meaning that organization alive
and brought to life by their surrounding environment, both external and internal of the
organization. Therefore organizations must be able to adapt to their environment by
development organization. The Diagnosis of an organization is how to detect and find basic
problems faced by the organization. This research aims to know the main problem faced by
the PIK R/M in Pati Regency through organizational diagnosis survey method with the
Weishbord Model Six Boxes approach. And then determine the pattern of intervention that
allows for the development of the Organization are applied in PIK R/M Pati Regency. Six
boxes of weishbord was diagnose the organization through six boxes of the variables the
purpose, structure, relationships, rewards, leadership, and helpful mechanisms, as well as
by observing the influence of external environment to the organization and vice versa. All
data presented in this paper was based on interviews, observation, and study the documents.
Result of research indicate that from the six variables in organizational diagnosis process
development PIK R/M in Pati Regency just found one of the variables as a whole it has been
going well, namely on variable rewards. Five other variables found to have problems,
namely the purpose, structure, relationships, leadership and helpful mechanisms. The
influence of the external environment of the Organization, and the Organization was also
able to influence the external environment. A type of intervention that allows for applied was
Human Process Intervension approach, through the Coaching with GROW (Goal, Reality,
Options, Warm-Up) as model as created by Graham Alexander dan Sir John Whitmore.
Which these interventions focus on human beings within the Organization, and the process
of how they are in achieving the objectives of the organization.

Keywords: organization develpment, diagnosis, weishbord, intervention

PENDAHULUAN lingkungannya, baik lingkungan luar


maupun lingkungan dalam organisasi.
Organisasi dikatakan sebagai suatu Keterkaitannya dengan lingkungan yang
sistem terbuka, yang dapat diartikan mengelilingi kehidupannya tidak bisa
organisasi hidup dan dihidupkan oleh dihindari begitu saja. Sehingga
konsekuensi dari sistem ini menuntut diantaranya (1) Masih banyaknya PIK
organisasi untuk bisa lebih adaptif dan R/M yang masih dalam tahapan Tumbuh.
responsif terhadap lingkungan serta (2) Kompetensi Sumber Daya Manusia di
melakukan pengembangan dan perubahan setiap PIK R/M yang kurang memadahi.
organisasi untuk tetap terus bertahan, (3) Sistem kepengurusan PIK R/M di
maju dan unggul. sekolah-sekolah yang tidak efektif. (4)
BKKBN mengembangkan Program Sarana dan Prasarana di setiap PIK R/M
Generasi Berencana (GenRe) bagi Remaja yang kurang memadai. (5) Tidak di
dan keluarga yang memiliki remaja yang dukungnya anggaran dana dari APBD
dalam pelaksanaannya menggunakan untuk biaya operasional PIK R/M (6)
pendekatan dari, oleh dan untuk remaja Belum adanya pelatihan ketrampilan
melalui Pembentukan dan Pengembangan secara menyeluruh tentang mekanisme
Pusat Informasi dan Konseling pengelolaan PIK R/M kepada Pendidik
Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) dan Sebaya, Konselor Sebaya dan Pengelola
melalui keluarga yang memiliki remaja dari BPPKB. (7) Kurangnya mitra kerja
yaitu dengan dibentuk dan dalam pengelolaan PIK R/M dan
dikembangkannya Kelompok Bina lemahnya komunikasi antara PIK R/M
Keluarga Remaja (BKR). Dalam 7 tahun satu dengan PIK R/M yang lain. (8)
berjalan ini, Kabupaten Pati sendiri Kurangnya promosi dan sosialisasi PIK
memiliki 48 PIK R/M yang tersebar di 21 R/M. Kurangnya promosi dan sosialisasi
kecamatan di Kabupaten Pati yang mengenai PIK R/M kepada para remaja
tergategori dalam dua basis, yakni basis Kabupaten Pati mengakibatkan para
sekolah dan basis masyarakat. Jika dilihat remaja tidak mengetahui keberadaan,
jumlah PIK R/M menurut tahapan peran dan fungsi dari PIK R/M. (9)
perkembangannya, PIK R/M yang masih Remaja Kabupaten Pati yang bersifat acuh
dalam tahapan tumbuh sebesar 77% yakni tak acuh. Kondisi diatas menyatakan
37 PIK R/M, 14,5% atau 7 PIK R/M bahwa Kabupaten Pati sudah memiliki
dalam tahapan tegak dan hanya 8,3% atau PIK R/M di masing-masing kecamatan
sebanyak 4 PIK R/M yang berhasil tetapi dalam pelaksanannya masih belum
mencapai tahapan Tegar.1 Dengan angka sesuai dengan yang diharapkan yakni
77% PIK yang masih dalam tahapan banyaknya PIK R/M yang masih pada
tumbuh ini sangatlah berat dan masih tahapan tumbuh dan sedikitnya jumlah
menjadi tugas besar bagi para masing- PIK R/M pada tahapan Tegar.
masing pengelola PIK R/M menuju Berdasarkan uraian fenomena dan
tahapan Tegar dan menghasilkan Tegar masalah di atas maka perlu dilakukan
Remaja serta mewujudkan Keluarga Kecil penelitian lebih lanjut untuk dapat
Bahagia Sejahtera sesuai dengan tujuan memahami masalah yang dihadapi oleh
program GenRe. PIK R/M dalam melakukan
Pengelolaan PIK R/M di Kabupaten pengembangan organisasi. Penelitian ini
Pati masih menemui beberapa menitik beratkan pada konteks
permasalahan dalam pengelolaannya, pengembangan organisasi melalui
diagnosis organisasi PIK R/M di
1 Kabupaten Pati. Sehingga dengan
Laporan PIK R/M Tingkat Kabupaten Pati oleh
BPPKB Kabbupaten Pati Tahun 2012 dilakukannya diagnosis organisasi, maka
dapat diketahui permasalahan pokok yang organisasi. Enam variable/enam kotak
dihadapi PIK R/M di Kabupaten Pati tersebut diagmbarkan sebagai berikut
dalam melakukan pengembangan
organisasi mereka, sehingga dapat
ditentukan pola intervensi pengembangan
organisasi yang baik untuk dapat
disampaikan kepeda mereka. Diagnosis
organisasi merupakan suatu proses
menemukan penyebab pokok dari
masalah-masalah organisasi. Proses ini
meliputi mengumpulkan informasi yang
bertalian dengan masalah misalnya
bagaimana seharusnya organisasi atau
bagian dalam organisasi tersebut Gambar 1. Model Enam Kotak dari Weishbord
berfungsi, menganalisa informasi atau Sumber: www.marvinweisbord.com

datatersebut, dan membuat kesimpulan Pendekatan teori model Weishbord


untuk melakukan perubahan dan terdiri enam variabel atau enam kotak
2
penyempurnaan. pendekatan, antara lain: Tujuan, Struktur,
Pada penelitian ini, peneliti Tata Hubungan, Penghargaan,
menggunakan teori dan model diagnosis Kepemimpinan dan Mekanisme tata kerja,
enam kotak dari Weishbord. Sesuai yang serta dengan memperhatikan pengaruh
diungkapkan Thoha, alasan peneliti lingkungan luar dari/ke organisasi . Secara
menggunakan model ini sebagai model ringkas dituangakan dalam tabel berikut
diagnosis diantaranya3, 1). Pendekatan ini.
melalui melalui teori dan model Tabel 1. Matriks Diagnosis Organisasi
Weishbord sudah lazim dilakukan oleh
banyak orang; 2).Model ini diyakini dapat No
Enam
Variabel
Indikator
Sistem Formal Sistem Informal
Pengukur4
mengungkap berbagai permasalahan Kotak
1 Tujuan Kejelasan Kejelasan Persetujuan
dalam organisasi/lembaga; 3). Peneliti (Clarity)
Persetujuan
tidak mempunyai banyak waktu (Agreement)

sebagaimana yang seharusnya digunakan 2 Struktur Fungsional, Bagaimana


Relevansi
dalam diagnosis model lain. 3). Peta Konsistensi program,
matrik?
sesungguhnya
pekerjaan dikerjakan
organisasi relatif tidak begitu rumit dan atau tidak dikerjakan
3 Tata Individual Siapa harus Seberapa jauh
kompleks, sehingga sehingga dengan Hubungan Sub Sistem bekerja dengan mereka bekerja?
Task siapa, tentang Kualitas tata
model ini peneliti diharapkan dapat fokus apa. hubungan kerja
sama.
dalam proses diagnosis; 4). Model ini
Dengan cara
cocok digunakan untuk konsultan pemula, apa yang Bagaimaan arus
dipergunakan konflik yang ada?
hal ini sesuai dengan keadaan peneliti 4 Sistem Formal Secara eksplisit Secara implisit dan
Pengharga Expectation apa wujudnya. psikologis apa yang
yang belum mahir benar akan diagnosis an sesungguhnya
dirasakan.

2
Thoha, Miftah. 1989. Pembinaan Organisasi:
proses diagnosa dan intervensi. Jakarta: Rajawali.
4
Hal 93-94 Hasil rangkuman dari penjelasan Weishbord
3
Ibid Hal 101 dalam Miftah Thoha.
5 Kepemimp Balance Apa yang Bagaimana gaya
inan Decision dikerjakan oleh normatif
Remaja dan Mahasiswa (PIK
Making seorang administratisinya? R/M)di Kabupaten Pati
Implementation pemimpin.
Program 2. Untuk memberikan rekomendasi
Integrity
Conflict
Apa sistem pengembangan organisasiPusat
yang dipakai
Informasi dan Konseling Remaja
dan Mahasiswa (PIK R/M)di
Kabupaten Pati.
Mekanism Fungsi Sistem Bagaimana
e Tata Manajemen penganggarann sesungguhnya METODE
Kerja Support ya mereka
6 mempergunakan
Sistem Penelitian ini menggunakan tipe
informasinya, Bagaimana mereka
perencanaan, berfungsi dalam
deskriptif kualitatif. Hal ini peneliti
kontrol, dan praktek menginginkan hasil berupa penyimpulan
sebagainya.
permasalahan dari hasil diagnosis yang
Bagaimana sistem
tersebut dijalankan dilakukan dan memberikan rekomendasi
guna proses pengembangan PIK R/M di
7 Lingkunga Organisasi ke Peranan Sejauh mana
Kabupaten Pati.
n lingkungan organisasi
kepada
peran/keberadaan
organisasi mereka
Adapun yang menjadi lokasi dalam
luar
Lingkungan lingkungan mempengaruhi penelitian ini adalah
luar ke lingkungan luar
organisasi
1. Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Sejauh mana Keluarga Berencana Kabupaten
lingkungan luar
mempengaruhi
Patiyang terletak di Jln. Ki Juru
peran/keberadaan Mertani No.1, Pati
organisasi mereka
2. PIK R/M di Kabupaten Pati yang
terdiri atas
Setelah proses diagnosis berhasil a. PIK R CAH PATI yang terletak di
dilakukan oleh peneliti, maka peneliti Jln. Dr. Susanto No.04, Pati
mengetahui permasalahan pokok yang b. PIK Taruna Ceria yang terletak di
dihadapi oleh PIK R/M Kabupaten Pati Desa Sidoharjo, Kec. Pati, Pati
dalam mengembangakan organisasinya. c. PIK Saka Kencana SMK
Permasalahn tersebut kemudian di Gajahmada Pati yang terletak di Jln.
simpulkan apakah permasalahan Syeh Jangkung 160, Blaru, Pati
organisasi bersumber dari tingkatan d. PIK Mahasiswa Akademi
pekerjaan perorangan, kelompok atau Kebidanan Bakti Utama, Jln. Ki
organisasi dengan berpedoman pada teori Ageng Selo No 15, Blaru, Pati
mendiagnosis organisasi sebagai suatu Teknik pengambilan informan yang
sistem. Sehingga setelah mendapatkan dipilih adalah sistem purposive sampel,
pokok permasalahan dan sumber masalah, yakni sampel yang didasarkan atas tujuan
maka dapat ditentukan pola intervensi tertentu. Adapun yang menjadi subyek
yang bersifat aplikatif untuk dalam penelitian ini adalah:
pengembangan organisasi PIK R/M di 1. Informan pada Badan Pemberdayaan
Kabupaten Pati. Perempuan dan Keluarga Berencana
Kabupaten Pati.
Tujuan a. Kepala Bidang Program Keluarga
Berencana BPPKB Kabupaten Pati
Berdasarkan pemaparan diatas, b. Kepala Sub Bidang Kelembagaan
maka penelitian ini bertujuan untuk dan Penerangan dan Motivasi
1. Untuk mendiagnosis organisasi BPPKB Kabupaten Pati selaku
Pusat Informasi dan Konseling pihak yang bertanggung jawab akan
jalannya PIK R/M di Kabupaten Kabupaten Pati. Berikut secara terperici
Pati dijelaskan:
c. Kepala Unit Pelaksana Teknis Pertama tentang variabel Tujuan.
BPPKB Kecamatan Pati Terdapat dua indikator yang digunakan
2. Pusat Informasi dan Konseling Remaja dalam mendiagnosis kotak tujuan ini yaitu
dan Mahasiswa (PIK R/M) Kabupaten tentang kejelasan tujuan organisasi dan
Pati. persetujuan terhadap tujuan tersebut.
a. PIK R CAH PATI yang terletak di Program PIK R/M yang dijalankan di
Jln. Dr. Susanto No.04 Pati Kabupaten Pati telah sejalan dengan visi
b. PIK R Taruna Ceria yang terletak di misi BPPKB, melalui kebijakan dan
Desa Sidoharjo, Kecamatan Pati, strategi yang di susun oleh BPPKB yang
Pati didalamnya terdapat pelaksanaan program
c. PIK Saka Kencana SMA Gajah PIK R/M menunjukkan adanya kejelasan
Mada yang terletak di Jln. Syeh tujuan organisasi dalam implementasi PIK
Jangkung No 160, Blaru, Pati R/M di Kabupaten Pati. BPPKB juga
d. PIK Mahasiswa Akademi telah memahami visi dan misi BPPKB
Kebidanan Bakti Utama, Jln. Ki khususnya dalam pelaksanaan program
Ageng Selo No 15, Blaru, Pati PIK R/M. Namun yang disayangkan
3. Sasaran utama PIK R/M di Kabupaten dalam hal ini adalah beberapa pengelola
Pati, yakni kelompok remaja. Peneliti PIK R/M tahapan tumbuh tidak mampu
menentukan sejumlah 3 remaja (untuk memahami betul tujuan dan visi misi
dijadikan sebagi informan perwakilan organisasi yang dibentuknya, bahkan
dari stakeholders PIK R/M) sebagian dari mereka tidak memiliki visi
Teknik pengumpulan data yang digunakan misi didalamnya, karena mereka
pada penelitian ini antara lain observasi melakukan pembentukan PIK R/M atas
terus terang, wawancara terstruktur, dasar instruksi dari BPPKB atau UPT
dokumentasi dan studi kepustakaan. tingkat kecamatan tanpa diimbangi
Penelitian ini menggunakan metodologi pemahaman mengenai tujuan dan
Survai diagnosis organisasional yakni implementasi yang seharusnya dilakukan
proses pengumpulan data secara melalui program kerja dan semangat
sistematis dengan menggunakan didalamnya yang dilakukan secara
kuesioner (atau teknik wawancara) yang mandiri. Padahal menurut BKKBN,
diberikan kepada informan baik internal sejatinya PIK R/M adalah suatu wadah
maupun eksternal untuk mengetahui, kegiatan program GenRe dalam rangka
menilai dan menganalisis bagaimana penyiapan kehidupan berkeluarga bagi
organisasi berfungsi, dan mengambil remaja/mahasiswa yang dikelola dari,
kesimpulan untuk rekomendasi bagi oleh dan untuk remaja/mahasiswa.
manajer atau konsultan dalam Artinya, keberhasilan pembentukan PIK
meningkatkan kinerja oganisasi. Empat R/M sangat bergantung pada
tahap yang digunakan dalam analsis data remaja/mahasiswa atau pengelola itu
yakni pengumpulan informasi, reduksi sendiri. Mazmain, Daniel A dan Sabatier 5
data, penyajian data, penarikan menyatakan sebuah kebijakan akan
kesimpulan. mudah diimplementasikan jika
implementator mudah memahami dan
PEMBAHASAN menterjemahkan dalam tindakan nyata.
Inilah yang menjadi permasalahan
Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti dan kajian 5
Menurut Mazmanian, daniel A dan Sabatier, Paul
dokumen penelitian tentang diagnosis A, 1993: p.22 dalam Subarsono. 2011. Analisis
organisasi pengembangan PIK R/M di Kebijkan Publik. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Hal
97
mendasar pada indikator kejelasan tujuan Relevansi dan Konsistensi. memiliki
dalam pembentukan PIK R/M di struktur organisasi yang cukup ramping
Kabupaten Pati. Meskipun BPPKB telah dan jelas. Pengelolaan PIK R/M berada
memiliki visi dan misi yang jelas tentang dalam ranah Bidang Keluarga Berencana
program pembentukan PIK R/M di dimana melalui Sub Bagian Kelembagaan
Kabupaten Pati tetapi dari para pengelola dan Penerangan Motivasi PIK R/M
PIK R/M sendiri tidak mampu memahami tersebut dikelola, yang kemudian program
apa yang harus dijalankan dalam PIK R/M dijalankan di setiap kecamatan,
pengelolaan PIK R/M, akan sangat sia-sia. di setiap kecamatan pun sudah ada UPT
Hal ini bila dibiarkan berjalan seperti ini BPPKB yang menjadi pembina dan
terus menerus, sampai kapanpun PIK R/M koordinator bagi para pengelola PIK R/M
tidak akan berjalan sesuai dengan salah setempat. Pembagian pekerjaan dan
satu tujuan BPPKB. Berdasarkan keadaan struktur organisasi BPPKB
diagnosis indikator kejelasan tersebut, terlihat cukup untuk mencapai tujuan
maka dapat disimpulkan pada indikator organisasi khususnya dalam hal ini adalah
BERSINAR. pelaksanaan PIK R/M di Kabupaten Pati.
BPPKB yang di dalamnya terdapat Pelaksana juga telah memahami apa yang
para anggota yang terlibat serta pengelola menjadi tugas pokok dan fungsi mereka di
masing-masing PIK R/M dalam dalam struktur. Pembagian kerja dalam
pengelolaan PIK semuanya telah struktur organisasi BPPKB Kabupaten
menyetujui apa yang telah menjadi Pati telah sesuai dengan Peraturan
keputusan bersama dalam mengelola PIK Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
R/M di Kabupaten Pati. Apa yang telah tentang Organisasi Perangkat Daerah yang
dikatakan oleh Edwards III6, apabila disebutkan bahwa Lembaga Teknis
implementator memiliki disposisi yang Daerah yang berbentuk badan untuk
baik, maka dia akan dapat menjalankan masing-masing bidang terdiri dari dua
kebijakan dengan baik seperti apa yang subbidang. Begitu pula dengan keadaan
diinginkan oleh pembuat kebijakan. struktur organisasi pada masing-masing
Ketika implementator memiliki sikap atau PIK R/M, meskipun ada beberapa yang
perspektif yang berbeda dengan pembuat memiliki keterbatasan dalam pembagian
kebijakan, maka proses implementasi kerja tetapi sebagian besar telah memiliki
kebijkaan juga menjadi tidak efektif. pembagian tugas dengan baik dan
Meskipun beberapa pengelola PIK R/M disesuaikan untuk mencapai tujuan
menjalankan program tersebut sekedar mereka. Edward III7 menyatakan struktur
menjalankan atas perintah tanpa memiliki organisasi yang terlalu panjang cenderung
semangat didalamnya, tetapi mereka tidak melemahkan pengawasan dan briokrasi
memiliki perspektif yang berbeda dan yang rumit, namun kestrukturan
tidak menunjukkan sikap penolakan atas organisasi BPPKB cukup ramping dan
tujuan dan implementasi PIK R/M. dinilai memberikan kemudahan bagi para
Berdasarkan diagnosis indikator anggota organisasi dalam mencapai tujuan
persetujuan (agreement) tersebut, maka pengelolaan PIK R/M di Kabupaten, hal
dapat disimpulkan pada indikator tersebut sesuai dengan pernyataan
GELAP. Rondinelli dan Cheema bahwa perlu
Kedua tentang variabel Struktur adanya pembagian tugas pokok dan fungsi
Organisasi. Terdapat dua indikator yang yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk
digunakan dalam mendiagnosis kotak mencapai suatu tujuan organisasi.
struktur organisasi ini yaitu tentang Berdasarkan diagnosis indikator relevansi
6
Menurut Edwards, 1980: p.148 dalam Subarsono.
2011. Analisis Kebijkan Publik. Yogyakarta:
7
Pustaka pelajar. Hal 97-99 Ibid Hal 92
tersebut, maka dapat disimpulkan pada tindih atau saling merangkap tugas dalam
indikator GELAP. pengelolaan PIK R/M. Berdasarkan
BPPKB begitu juga para pengelola diagnosis indikator konsistensi tersebut,
PIK R/M di Kabupaten Pati telah maka dapat disimpulkan pada indikator
menerima baik pembagian tugas pokok BERSINAR REDUP.
dan fungsi mereka dan menjalankannya Ketiga tentang variabel Tata
dengan semaksimal mungkin. BPPKB Hubungan. Terdapat tiga indikator yang
menyadari bahwa PIK R/M merupakan digunakan dalam mendiagnosis kotak
program nasional yang bagaimanapun struktur organisasi ini yaitu tentang
bentuk dan susahnya harus tetap Individual, sub sistem dan task. sudah
dijalankan. Tidak ada keluh kesah yang adanya hubungan kerja individu secara
ditunjukkan oleh pejabat di tingkat baik didalam internal BPPKB, UPT dan
BPPKB Kabupaten dalam menjalankan beberapa PIK R/M baik secara formal
tugas, namun terlihat berbeda pada UPT dalam bentuk rapat maupun hubungan
(Unit Pelaksana Teknis) tingkat secara informal. Namun beberapa
kecamatan, dimana hanya memiliki 5 ditemukan PIK R/M tidak memiliki
PLKB namun menanggung beban seluruh hubungan kinerja antar anggota yang
program yang dijalankan secara teknis di tidak lancar, jarang adanya komunikasi
tingkat kecamatan. Satu PLKB harus yang terjalin antar masing-masing anggota
bertanggung jawab terhadap beberapa organisasi, tidak adanya rapat kerja dalam
desa dengan program yang banyak organisasi. Berdasarkan diagnosis
dilaksanakan, tak terkecuali program PIK. indikator individu tersebut, maka dapat
Dan dapat diketahui bahwa program kerja dinyatakan pada indikator ini
tidak hanya PIK R/M saja, melainkan ada BERSINAR REDUP.
banyak program yang menyita waktu Sudah adanya hubungan kerja antar
tenaga dan pikiran mereka, sehingga unit atau bidang secara baik didalam
konsentrasi mereka harus terpecah ke internal BPPKB, UPT dan beberapa PIK
dalam berbagai program. R/M baik secara formal dalam bentuk
Masalah lain yang muncul adalah rapat bulanan maupun hubungan secara
tentang kaderisasi. Pada PIK R/M basis informal. Namun beberapa ditemukan
sekolah, pengelola PIK R/M hanya bisa PIK R/M tidak memiliki hubungan kinerja
menjabat selama satu tahun, cepatnya antar anggota yang tidak lancar, jarang
pergantian kepengurusan ini adanya komunikasi yang terjalin antar
mendatangkan kesusahan bagi UPT dan masing-masing bidang, tidak adanya rapat
BPPKB untuk menentukan dan melatih kerja dalam organisasi. Berdasarkan
kembali pengelola, PS dan KS yang baru. diagnosis indikator sub-sistem tersebut,
Sedikitnya antusiasme remaja dalam maka dapat dinyatakan pada indikator ini
menjalankan PIK R/M mereka menjadi BERSINAR REDUP.
keresahan tersendiri bagi BPPKB dan Tidak ada masalah dalam tata
masing-masing ketua PIK R/M. hubungan sistem kepanitiaan. BPPKB
Overlapping atau tumpang tindih dalam maupun UPT tidak pernah menerapkan
menjalankan tugas adalah suatu hal yang sistem kepanitiaan karena mereka tidak
biasa terjadi di tingkat UPT dan masing- pernah melaksanakan kegiatan yang
masing pengelola PIK R/M di Kabupaten membutuhkan sistem tersebut. Pengelola
Pati. Tumpang tindih pekerjaan pada PIK R/M yang menerapkan sistem
tingkat UPT disebabkan terbatasnya kepanitiaan tidak memiliki kendala
sumberdaya manusia (PLKB) dengan didalamnya. Berdasarkan diagnosis
tanggungan beban tugas yang banyak. indikator sub-sistem tersebut, maka dapat
Dan turnover para anggota PIK R/M dinyatakan pada indikator ini GELAP.
menjadi penyebab terjadinya tumpang
Keempat tentang variabel Sistem menjadi organisasi yang ramah remaja
Penghargaan. Terdapat dua indikator yang dan mandiri. Pada indikator harapan
digunakan dalam mendiagnosis kotak penghargaan ini, PIK R/M tahapan
sistem penghargaan ini yaitu tentang tumbuh tetap mengharapkan adanya
formal dan harapan. BPPKB telah reward dalam bentuk pendanaan untuk
menerapkan sistem penghargaan untuk keberlangsungan organisasi mereka,
para pengelola PIK R/M yakni melalui namun mereka tidak semata-mata terlalu
ajang perlombaan PIK R/M unggulan. Hal bergantung pada reward dana.
ini telah memenuhi salah satu kebijkan Berdasarkan diagnosis pada indikator
dan strategi yang harus dilaksanakan oleh harapan kotak penghargaan diatas, maka
BPPKB, yakni pada strategi pengelolaan dapat dinyatakan bahwa pada indkator ini
PIK R/M butir ke 7 yang berbunyi GELAP.
"memilih dan mengembangkan PIK R/M Kelima tentang variable
Unggulan dan PIK Mahasiswa CoE" Kepemimpinan. Terdapat lima indikator
dimana kegiatan ini bertujuan untuk yang digunakan dalam mendiagnosis
memberikan penghargaan atas prestasi kotak sistem penghargaan ini yaitu
yang dicapai oleh PIK R/M dalam balance, decision making, implementating
pegelolaan, pelayanan dan kegiatan yang program, integrity, dan conflict. BPPKB
dilaksanakan. Sistem reward yang dan masing-masing PIK R/M menyatakan
diberikan BPPKB kepada para pengelola sudah adanya keseimbangan yang
PIK R/M dirasakan cukup mampu diberikan pimpinan baik kepada para
merangsang kinerja para pengelola PIK anggota maupun dalam bentuk program
R/M di Kabupaten Pati. BPPKB dalam mengelola PIK R/M. Berdasarkan
menyatakan bahwa sistem punishment diagnosis pada indikator balance kotak
tidak dapat diterapkan dalam pengelolaan kepemimpinan tersebut, maka dapat
PIK R/M ini, karena ini merupakan dinyatakan pada indiktor ini GELAP.
program yang berhasil atau tidaknya BPPKB menyatakan bahwa
tergantung dari para remaja itu sendiri, pimpinan dalam membuat suatu
BPPKB hanya memberikan dorongan dan keputusan selalu di dasarkan atas
sebagai fasilitator dalam pengelolaan PIK kesepakatan bersama. Musyawarah antara
R/M ini. Berdasarkan diagnosis pada BPPKB tingkat kabupaten dengan para
indikator formal kotak penghargaan KUPT tingkat kecamatan selalu dilakukan
diatas, maka dapat dinyatakan bahwa pada setiap bulannya, namun dalam hal ini,
indkator ini GELAP. BPPKB dan UPT belum menghadirkan
BPPKB mengharapkan dengan para pengelola PIK R/M untuk duduk
diterapkan sistem penghargaan dalam musyawarah bersama dalam penentuan
bentuk ajang perlombaan akan mampu segala keputusan yang berhubungan
merangsang PIK R/M untuk lebih dengan PIK R/M. Hal yang sama
termotivasi dalam melaksanakan dirasakan oleh para pengelola PIK R/M,
pengelolaan PIK R/M. Dalam internal bahwa mereka tidak pernah diajak untuk
BPPKB sendiri tidak ada sistem duduk bersama membahas segala
penghargaan yang diterapkan untuk para permasalahan atau keputusan yang
pembina PIK R/M khususnya dalam menyangkut tentang PIK R/M. Dalam
pengelolaan PIK R/M di Kabupaten Pati, internal keorganisasian maing-masing
namun pembina tidak mengharapkan akan PIK R/M, ternyata diketahui beberapa
suatu penghargaan bagi mereka karena PIK R/M yang mengalami kemunduran
mereka menyadari bahwa mengelola PIK dalam organisasinya karena pimpinan PIK
R/M merupakan sebagian tugas mereka R/M tidak memiliki kecakapan untuk
yang harus dilaksanakan, mereka berharap menentukan keputusan apa yang
agar masing-masing PIK R/M mampu seharusnya dilakukan, belum mampu
menggandeng para anggotanya sehingga kepada para anggota dan masing-masing
membiarkan organisasinya tumbang PIK R/M. Namun tetap saja, integritas
begitu saja. Berdasarkan diagnosis pada seorang pemimpin menjadi sutau yang
indikator decission making kotak belum mampu dijalankan oleh pemimpin
kepemimpinan diatas, maka dapat PIK R/M yang mengalami kemunduran
dinyatakan bahwa pada indkator ini dalam organisasi mereka, terlihat belum
BERSINAR. mampu merangkul para anggotanya untuk
Pimpinan BPPKB maupun kepala bersama-sama menjalankan
bidang KB cukup baik dalam organisasinya. Sangat disayangkan
mengejawantahkan tujuan organisasi apabila BPPKB telah memiliki sistem
melalui program-program kerja mereka. kepimpinan yang baik dalam mengelola
Pimpinan PIK R/M yang sudah pada program PIK R/M, namun pimpinan PIK
tahapan tegar atau tegak juga telah R/M dimana sebagai ujung tombak
mampu mengejawantahkan tujuan pelaksana teknis belum memiliki sikap
organisasi melalui program-program kerja kepemimpinan yang ideal, tentunya akan
mereka, namun yang disayangkan masih berjalan sia-sia, karena kunci keberhasilan
ditemui pimpinan PIK R/M yang belum PIK R/M itu adalah dari para remaja itu
mampu atau merasa sulit dalam sendiri. Berdasarkan diagnosis pada
melaksanakan program kerja mereka guna indikator integrity kotak kepemimpinan
mencapai tujuan. Pimpinan yang belum diatas, maka dapat dinyatakan bahwa pada
memiliki ketrampilan indkator ini BERSINAR REDUP.
mengimplementasikan program selama menjalankan program
tersebutlah, yang dianggap salah satu pelaksanaan PIK R/M tidak pernah
sebab kenapa organisasi atau PIK mereka ditemukannya suatu konflik baik konflik
tidak mampu berkembang. Untuk antar anggota maupun konflik antar
prosedur standar operasional dalam lingkungan organisasi. Berdasarkan
pengelolaan organisasi, dalam hal ini diagnosis pada indikator conflict kotak
adalah SOP untuk mengelola PIK R/M, kepemimpinan diatas, maka dapat
baik BPPKB maupun masing-masing PIK dinyatakan bahwa pada indkator ini
R/M telah memiliki SOP dalam GELAP.
pengelolaan PIK R/M di Kabupaten Pati. Keenam tentang variabel
Berdasarkan diagnosis pada indikator Mekanisme Tata Kerja. Terdapat dua
implementating program kotak indikator yang digunakan dalam
kepemimpinan diatas, maka dapat mendiagnosis kotak sistem penghargaan
dinyatakan bahwa pada indkator ini ini yaitu fungsi manajemen dan dukungan
BERSINAR REDUP. sumberdaya. BPPKB maupun UPT telah
Pimpinan baik SKPD BPPKB menjalankan fungsi manajamen dengan
maupun bidang KB cukup baik dalam baik mulai dari perencanaan,
menggerakkan anggota mereka untuk pengorganisasian, penggerakan hingga
melakukan pengelolaan PIK R/M, pengontrolan program PIK R/M di
pimpinan selalu mengontrol dan Kabupaten Pati. BPPKB juga telah
mengawasi program yang berjalan tanpa melaksanakan pelatihan dan peningkatan
anggota merasa diawasi oleh pimpinan kapabilitas SDM pengelola PIK R/M.
serta menciptakan susasan kerjasama yang Pelaksanaan fungsi manajemen yang
baik. Sistem kepemimpinan yang dijalankan oleh pengelola PIK R/M
dilakukan dengan menciptakan kerjasama tahapan tumbuh nyatanya tidak semulus
antara pimpinan dengan para anggota pula jalan PIK R/M tahapan tegak dan tegar,
diterapkan dalam internal PIK R/M. ditemui beberapa PIK R/M yang masih
Pimpinan BPPKB maupun kepala bidang dalam tahapan tumbuh dan akhirnya
KB selalu aktif memberikan motivasi banyak yang tumbang, mereka tidak
mampu menjalankan fungsi manajemen diperhatikan yaitu pengaruh organisasi
dengan baik, mereka tidak memiliki terhadap lingkungan luar dan pengaruh
kemampuan untuk menjalankan fungsi lingkungan luar terhadap organisasi.
manajemen dengan baik, kurangnya Adanya respon positif dari masyarakat
sumber daya yang berkompeten, tidak luar terhadap keberadaan PIK R/M.
memiliki semangat berproses organisasi Hadirnya PIK R/M disambut postif oleh
dan hanya menunggu instruksi dari masyarakat karena mereka merasa
Kabupaten untuk menjalankan program perannya terbantu dalam turut
mereka, tidak adanya kejelasan pada menanggulangi kenakalan remaja.BPPKB
fungsi manajemen, padahal PIK R/M ini telah melakukan kemitraan dengan
dibentuk dari oleh dan untuk para remaja beberapa organisasi lain seperti POLRES
itu sendiri. Berdasarkan diagnosis tersebut Pati, BNK Pati, KPA Kabupaten Pati,
diatas, maka dapat dinyatakan bahwa pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pati dan
inidkator fungsi manajemen BERSINAR puskesmas di UPT setempat khususnya
REDUP. dalam pelaksanaan program PIK R/M,
Indikator dukungan sumberdaya karena sejatinya bahwa program PIK R/M
organisasi, pada dukungan Sumber Daya memang mengandung beberapa macam
Manusia ditemukan bahwa BPPKB materi yang bersumber pada informan
menyatakan untuk sumber daya yang ada dari organisasi lain. Para remaja
pada satuan BPPKB khususnya yang dilingkungan PIK R/M pun merasakan
menangani tentang PIK R/M, sudah manfaat akan keberadaan PIK R/M
memiliki kecukupan sumber daya disekitarnya, mulai dari materi yang
manusia untuk melakukan pengelolaan tentang keremajaan yang disampaikan
PIK R/M meskipun di tingkat UPT untuk oleh para pengelola PIK R/M hingga
sumberdaya sangat terbatas dengan pelayanan konsultasi bagi remaja, namun
banyak tugas yang mereka emban. yang disayangkan dalam hal ini masih
Sulitnya kaderisasi anggota pengelola PIK banyaknya remaja di Kabupaten Pati yang
R/M. Banyak pengelola PIK R/M yang hanya sebatas tahu akan keberadaan tanpa
tidak berkompeten. Tidak ada semangat mengetahui fungsi dari PIK R/M itu
dan komitmen dari SDM remaja. sendiri bahkan tidak mengetahui akan
Seringnya turnover anggota. Pada Sarana keberadaan maupun fungsi. Sehingga
dan Prasarana, BPPKB telah menjadi yang perlu diperhatikan dalam hal ini
fasilitator pengadaan sarana dan prasarana adalah, bagaimana masing-masing PIK
bagi PIK R/M. Tidak ada kendala pada R/M mensosialisasikan keberadaan dan
sarana dan prasarana. Pada Sumber Daya fungsi mereka serta mengikutsertakan
Dana, BPPKB telah menjalankan banyak remaja disekitar dalam
fungsinya untuk menyediakan dukungan pelaksanaan PIK R/M baik sebagai
anggaran bagi kegiatan PIK R/M. Tidak subyek maupun obyek. Berdasarkan
ada kejelasan tentang pendistribusian dana diagnosis diatas, maka dapat dinyatakan
APBD untuk pengelolaan PIK R/M bahwa adanya pengaruh organisasi
kepada masing-masing PIK R/M. Pada pelaksana PIK R/M terhadap lingkungan
Teknologi, tidak adanya dukungan luar dan organisasi mampu mempengaruhi
teknologi tidak menjadi kendala yang lingkungan luar. Namun yang
berarti dalam pengelolaan PIK R/M. disayangkan dalam hal ini adalah, masih
Berdasarkan diagnosis tersebut diatas, banyaknya remaja di Kabupaten Pati yang
maka dapat dinyatakan bahwa pada hanya sebatas tahu akan keberadaan tanpa
inidkator support BERSINAR REDUP. mengetahui fungsi dari PIK R/M itu
Ketujuh, dengan memperhatikan sendiri bahkan tidak mengetahui akan
faktor pengaruh lingkungan. Pada variabel keberadaan maupun fungsi.
ini terdapat dua indikator yang perlu
Lingkungan luar juga mampu Berdasarkan kelima bentuk
mempengaruhi keberlangsungan intervensi yang ditawarkan pada
pengelolaan PIK R/M. Lingkungan luar pedekatan Human Process Intervention,
yang sangat mempengaruhi peneliti merekomendasikan untuk
keberlangsungan pengelolaan PIK R/M menggunakan bentuk intervensi
adalah para remaja itu sendiri, Coaching. Bentuk intervensi ini peneliti
stakeholders, dan beberapa organisasi rekomendasikan karena memungkinkan
lain. Para remaja yang bersifat acuh tak untuk dilaksanakan pada pengembangan
acuh terhadap keberadaan PIK R/M PIK R/M mengingat jumlah PIK R/M di
menjadi kesulitan tersendiri terhadap Kabupaten Pati cukup banyak. Kemudian
keeksistensian mereka. Stakeholders yang menilik pada pokok permasalahan dari
tidak memberikan respon postif terhadap hasil diagnosis yang telah dilakukan
PIK R/M juga akan menjadi hambatan bahwa secara garis besar permasalahan
dalam pengelolaan PIK R/M. Organisasi muncul dari indvidu dan kepemimpinan
lain juga mampu mempengaruhi pengelola PIK R/M itu sendiri kemudian
keberlangsungan PIK R/M, seperti Dinas baru pada mekanisme kerja khususnya
Kesehatan, PUSKESMAS, KPA, BNK, pada dukungan sumber daya. Masih
POLRES, mereka sebagai organisasi yang banyaknya PIK R/M yang pada tahapan
sangat dibutuhkan dalam narasumber tumbuh dan akhirnya tumbang adalah
materi utama PIK R/M. Kondisi sosial masih banyak pengelola PIK R/M yang
masyarakat khususnya pedesaan pun juga tidak memahami tujuan dan apa yang
mampu mempengaruhi kinerja PIK R/M, harus dilakukan untuk mengelola PIK
adat atau mindset yang tak seirama R/M, kecilnya antusiasme remaja
dengan program PIK R/M menjadikan sehingga sering terjadi turnover, mereka
tantangan tersendiri bagi pengelola PIK tidak memiliki semangat untuk
R/M, seperti mindset orangtua untuk berorganisasi mengelola dan
menikahkan muda anaknya. Para remaja mengembangkan PIK R/M, masih banyak
yang tidak bersekolah atau remaja jalanan yang tidak memahami akan materi PIK
juga menjadi sasaran yang harus di R/M, padahal sejatinya keberhasilan PIK
perhatikan dalam pelaksanaan PIK R/M, R/M sangat bergantung pada para remaja
tidak hanya remaja yang mengenyam itu sendiri.
bangku sekolah saja Berdasarkan Model yang digunakan dalam
diagnosis diatas, maka dapat dinyatakan Coaching pada Pengembangan PIK R/M
bahwa adanya pengaruh lingkungan luar di Kabupaten Pati adalah dengan
terhadap organisasi pelaksana PIK R/M menggunakan Model GROW dari Graham
dan lingkungan luar mampu Alexander dan Sir John Whitmore.
mempengaruhi organisasi. GROW merupakan singkatan dari Goal
Berdasarkan pokok permasalahan (tujuan), Reality (realitas), Options
pengelolaan dan pengembangan PIK R/M (pilihan), dan Wrap-up (ringkasan).
dari hasil diagnosis diatas dan Dalam pengelolaan PIK R/M,
berkonsultasi kepada Kasubbid bidang Keluarga Berencana melalui Sub
Kelembagaan dan Pemnot BPPKB Bidang Kelembagaan dan Pemnot
Kabupaten Pati atau selaku pembina PIK merupakan bidang yang bertanggung
R/M di Kabupaten Pati, maka peneliti jawab atas jalannya program PIK R/M di
menentukan untuk menggunakan bentuk Kabupaten Pati dimana didalmnya
intervensi dengan pendekatan Human memiliki pembina yang cukup
Process Intervention dimana intervensi ini berkompeten dalam membina PIK R/M di
fokus terhadap manusia yang terdapat di Kabupaten Pati. Sejalan perkembangan
dalam organisasi, serta proses bagaimana PIK R/M sampai saat ini, BPPKB juga
mereka dalam mencapai tujuan organisasi. memiliki satu PIK R tahapan tegar yang
berkualitas nasional dan telah menjadi Pada kotak Tata Hubungan, internal
percontohan bagi PIK R/M maupun BPPKB baik di tingkat kabupaten maupun
organisasi daerah lain. Kedua subyek ini UPT yang tersebar ditiap kecamatan, telah
memiliki semangat dan komitmen yang memiliki tata hubungan baik antar
tinggi akan pengelolaan dan individu maupun antar unit secara baik.
pengembangan PIK R/M dan telah Tetapi dalam kenyatannya yang
melakukan penilaian bahwa PIK R/M lain mengakibatkan kotak ini bersinar redup
tahapan tumbuh memiliki tingkat atau bermasalah adalah banyak PIK R/M
semangat dan komitmen rendah. Atas yang akhirya tumbang karena didalam tata
dasar itu lah kemudian kedua subyek ini hubungan internal baik antar individu
peneliti rekomendasikan untuk menjadi maupun unit tidak berjalan dengan baik.
Coach, melakukan pemberian coaching Pada kotak Penghargaan, BPPKB
secara mandiri kepada pengelola PIK telah menerapkan sistem penghargaan
R/M tahapan tumbuh. untuk para pengelola PIK R/M yakni
melalui ajang perlombaan PIK R/M
KESIMPULAN unggulan.
Pada kotak Kepemimpinan,
Dari enam variabel dalam proses kenyataan yang terjadi pada kotak ini
diagnosis organisasi pengembangan Pusat masih banyak PIK R/M yang tetap stuck
Informasi dan Konseling Remaja dan dan akhirnya tumbang adalah karena
Mahasiswa di Kabupaten Pati hanya sistem kepimpinan yang dijalankan oleh
diketemukan satu variabel yang secara masing-masing pimpinan PIM R/M tidak
keseluruhan didalamnya telah berjalan sesuai yang diharapkan.
dengan baik, yaitu pada variabel Pada kotak Mekanisme Kerja,
Penghargaan. Lima variabel lainnya yang beberapa PIK R/M yang masih dalam
ditemukan mengalami masalah yaitu tahapan tumbuh dan akhirnya banyak
kotak tujuan, struktur organisasi, tata yang tumbang, mereka tidak mampu
hubungan, kepemimpinan dan mekanisme menjalankan fungsi manajemen dengan
tata kerja. baik, hal tersebut dikarenakan kurangnya
Kotak Tujuan akan masih menjadi sumber daya remaja yang berkompeten,
masalah apabila BPPKB telah memiliki tidak memiliki semangat berproses
tujuan yang jelas dan mendapatkan organisasi dan hanya menunggu instruksi
persetujuan dari anggota kelompok dari BPPKB atau UPT Kecamatan untuk
didalamnya namun tidak diimbangi menjalankan program mereka, tidak
dengan kesepahaman tujuan oleh para adanya kejelasan pada fungsi manajemen,
remaja atau pengelola PIK R/M itu padahal PIK R/M ini dibentuk dari oleh
sendiri. dan untuk para remaja itu sendiri.
Pada kotak Struktur Organisasi, Berdasarkan diagnosis yang telah
BPPKB memiliki struktur organisasi yang dilakukan, bahwa ada pengaruh organisasi
cukup ramping dan jelas dalam mencapai pelaksana PIK R/M terhadap lingkungan
tujuan pengelolaan PIK R/M. BPPKB luar dan organisasi mampu mempengaruhi
maupun para pengelola masing-masing lingkungan luar.
PIK R/M di Kabupaten pati, telah
menerima baik dengan tugas yang telah di SARAN
berikan. Tetapi dalam kenyataannya yang
mengakibatkan kotak ini bersinar redup Berdasarkan pokok permasalahan
atau bermasalah adalah pada pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan PIK R/M
kestruktur organisasian pada masing- dari hasil diagnosis diatas dan
masing PIK R/M. berkonsultasi kepada Kasubbid
Kelembagaan dan Pemnot BPPKB
Kabupaten Pati atau selaku pembina PIK Anselm Strauss dan Juliet Corbin. 2009.
R/M di Kabupaten Pati, maka peneliti Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.
menentukan untuk menggunakan bentuk Jakarta: Pustaka Pelajar.
intervensi dengan pendekatan Human Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen
Process Intervention dimana intervensi ini Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
fokus terhadap manusia yang terdapat di BKKBN. 2012. Pedoman Pengelolaan
dalam organisasi, serta proses bagaimana Pusat Informasi dan Konseling
mereka dalam mencapai tujuan organisasi. Remaja dan Mahasiswa (PIK R/M).
Bentuk intervensi Coaching peneliti Jakarta: BKKBN
rekomendasikan karena memungkinkan Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data
untuk dilaksanakan pada pengembangan Penelitian Kualitatif, Pemahaman
PIK R/M mengingat jumlah PIK R/M di Filosofis dan Metodologis ke Arah
Kabupaten Pati cukup banyak. Penguasaan Model Aplikasi.
Model yang digunakan dalam Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Coaching pada Pengembangan PIK R/M ---------.2008. Penelitian Kualitatif:
di Kabupaten Pati adalah dengan Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
menggunakan Model GROW dari Graham Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya.
Alexander dan Sir John Whitmore. Edisi pertama, cetakan kedua.
GROW merupakan singkatan dari Goal Jakarta: Kencana Prenada.
(tujuan), Reality (realitas), Options Burhanuddin. 1994. Analisis Administrasi
(pilihan), dan Wrap-up (ringkasan). Manajemen dan Kepemimpinan
Peneliti juga menyampaikan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
rekomendasi yang terlepas dari konsep Creswell, John W. 2002. Desain
teori intervensi, diantaranya: Penelitian. Jakarta: KIK Press
1. Perlu adanya semangat, kesabaran dan Cummings, Thomas G. & Worley,
komitmen dari para remaja itu sendiri. Christopher G. 2005. Organization
2. Perlu adanya pengenalan PIK R/M Development and Change, 8th Ed.,
secara gencar mengenai keberadaan South-Western College Pub.
dan fungsi PIK R/M kepada remaja di ---------. 2009. Organization Development
Kabupaten Pati. and Change, 9th Ed., South-
3. Perlu adanya komunikasi interpersonal Western College Pub.
yang baik antar masing-masing Handoko, T Hani. 2008. Manajemen Edisi
pengelola PIK R/M. 2. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
4. Perlu adanya fungsi kontrol yang baik Himawan Hazli dalam Raja Ali,
5. Perlu adanya pelatihan bagi SDM Haselman. Tanpa Tahun. Analisis
remaja pengelola PIK R/M yang lebih Reward Dan Punishment Pada
intensif Kantor Perum Damri Makassar.
6. Memaksimalkan sistem mentoring Makassar: Unhas
antar pengelola Indrawijaya, Adam l. 1989. Perubahan
7. Sosialisasi tidak hanya di tujukan Pengembangan Organisasi.
kepada para siswa atau remaja Bandung: Sinar Baru.
bersekolah. Iskandar. 2009. Metode Penelitian
8. Perlu adanya benang merah program Kualitatif: Aplikasi untuk Penelitian
tentang remaja antar hubungan Pendidikan, Hukum, Ekonomi &
organisasi terkait. Manajemen. Sosial, Humaniora,
Politik, Agama dan Filsafat.
DAFTAR RUJUKAN Jakarta: Gaung Persada
0DV¶XG )XDG Survai Diagnosis
Buku Organisasional Konsep dan
Aplikasi.Semarang: Badan Penerbit UNDP. 2006. Institutional Reform And
Universitas Diponegoro Change Management: Managing
Moleong, Lexy J. 1998. Metodologi Change In Public Sector
Penelitian Kualitatif. Jakarta Organisations.
--------. 2002. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Jakarta Internet
Neuman, W. Lawrence. 2003. Social http://bp3akb.jatengprov.go.id/index.php/l
Research Methods: Qualitative And istings/details/33 diakses pukul
Quantitative Approaches. Boston: 13.00 WIB pada tanggal 16
Allyn and Bacon September 2013
Passmore, J.2012. Excellence in http://sbaer.uca.edu/research../sbida/1985
Coaching: Panduan Lengkap /PDF/03.pdfArgyris, Chris. dalam
Menjadi Coach Profesional. Matthew C. The Application Of
Jakarta: PPM Manajemen. Argyris' Intervention Theoryin A
Siagian, Sondang P. 1995. Teori Small Business Institute
Pengembangan Organisasi. Jakarta: Consultation Context. Sonfield
Bumi Aksara. Hofstra University. diakses pukul
---------. 2000. Teori Pengembangan 19.00 tanggal 5 oktober 2013
Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. http://www.indocoaching.com/mengenal-
---------. 2002. Teori Pengembangan grow-model-sebagai-model-awal-
Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara untuk-coaching/ diakses pukul
---------. 2008. Manajemen Sumber Daya 13.45 tanggal 29 April 2014
Manusia. Jakarta : Bumi Aksara http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-
Siswanto. 2007. Pengantar Manajemen. s,detail-ids,2-id,41996-lang,id-
Jakarta: Bumi Aksara c,daerah-
Subarsono. 2011. Analisis Kebijkan t,Menengok+Prestasi+IPNU+IPPN
Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar U+Pati-.phpx diakses pukul 13.00
Sugiono. 2012. Metode Penelitian WIB pada tanggal 16 September
Pendidikan (Pendekatan kuantitaif, 2013
kualitatif dan R&D). Bandung: http://www.portalkbr.com/nusantara/jawa
Alfabeta bali/2438941_4262.html diakses
Sutrisno, E. 2009. Manajemen Sumber pukul 13.00 WIB pada tanggal 16
Daya Manusia. Kencana Media September 2013
Grup, Jakarta
Thoha, Miftah. 1989. Pembinaan http://www.portalkbr.com/nusantara/jawa
Organisasi: proses diagnosis dan bali/2438941_4262.html diakses
intervensi. Jakarta: Rajawali pukul 11.30 pada tanggal 12 Maret
Wilson, C.2011. Performance Coaching: 2014
Metode Baru Mendongkrak Kinerja http://www.portalkbr.com/nusantara/jawa
Karyawan. Jakarta: PPM bali/2438941_4262.html diakses
Manajemen. pukul 11.30 pada tanggal 12 Maret
Wiludjeng, Sri. 2007. Pengantar 2014
Manajemen. Yogyakarta: Graha
ilmu
Jurnal dan Artikel Media Massa
Boedhi OETOJO. Tanpa Tahun.
Pengembangan Organisasi (Upaya
Dalam Meningkatkan Kinerja
organisasi). Universitas Terbuka

You might also like