You are on page 1of 9

Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA) ISSN 2355-3324

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp. 117-125

ADSORPSI ION LOGAM Cr (VI) DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF


DARI TEMPURUNG KEMIRI (ALEURITES MOLUCCANA)
M. Nasruddin1, Cut Meurah Rosnelly2 dan Farid Mulana2.
1
Mahasiswa Magister Teknik Kimia, Universitas Syiah Kuala, Darussalam
2
Jurusan Teknik Kimia, Universitas Syiah Kuala, Darussalam
Banda Aceh, Indonesia
Koresponden email: farid.mulana@unsyiah.ac.id

ABSTRACT
The purpose of the study was to find out the characteristics and morphology of adsorbent material
from candlenut shell to absorbing Cr(VI) metal ion, the effect of stirring time, initial concentration
and solution pH adsorbat on efficiency and capacity of absorption, reaction kinetics, and isotherm
adsorption. The fixed variables are adsorbent mass, adsorbate solution volume and stirrer speed.
While the variable that changes consists of the concentration of adsorbate solution, stirring time, and
pH. Making activated carbon using NaOH activator with a ratio = 3: 1 and pyrolysis process at a
temperature of 700oC for 1 hour. From the results of the adsorption equilibrium research achieved in
150 minutes, 25% absorption efficiency (100 mg/L), adsorption capacity of 3.6 mg/g (200 mg/L). The
optimum absorption efficiency occurs in an acidic atmosphere with pH 2-4. Adsorption kinetics
followed a second order kinetics model with R 2 = 0.999, kenetic constant value (K2) of 8.329 min-1 and
adsorption capacity value at equilibrium (qe) of 3.5714 mg/g. Adsorption isotherms follow Langmuir
and Freundlich Isotherms because they have a large R 2 value. SEM analysis shows that there are
many pores on the surface of the activated carbon after the chemical activation process with sodium
hydroxide.
Keywords: candlenut shell, activated carbon, hexavalent chromium, adsorption

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik dan morfologi bahan adsorben dari
tempurung kemiri untuk menyerap ion logam Cr(VI), pengaruh waktu pengadukan, konsentrasi awal
larutan adsorbat dan pH adsorbat terhadap efisiensi dan kapasitas penyerapan, kinetika reaksi dan
adsorpsi isoterm. Variabel tetap yang digunakan adalah massa adsorben, volume larutan adsorbat dan
kecepatan pengaduk. Sedangkan variabel berubah terdiri dari konsentrasi larutan adsorbat,waktu
pengadukan, dan pH. Pembuatan karbon aktif menggunakan aktivator NaOH dengan rasio =3 : 1 dan
proses pirolisis pada temperatur 700 oC selama 1 jam. Dari hasil penelitian kesetimbangan adsorpsi
dicapai pada waktu 150 menit, efisensi penyerapan 25% (100 mg/L), kapasitas adsorpsi sebesar 3.6
mg/g (200 mg/L). Efisiensi penyerapan optimum terjadi dalam suasana asam dengan pH 2–4. Kinetika
adsorpsi mengikuti model kinetika orde dua dengan R 2= 0.999, nilai konstanta kenetika (K2) sebesar
8.329 min-1 dan nilai kapasitas adsorpsi saat kesetimbangan (qe) sebesar 3.5714 mg/g. Isoterm
adsorpsi mengikuti Isoterm Langmuir dan Isoterm Freundlich karena mempunyai nilai R 2 yang besar.
SEM image menunjukkan terdapat banyak pori pada permukaan karbon aktif setelah proses aktivasi
kimia dengan natrium hidroksida.
Kata kunci : tempurung kemiri, karbon aktif, krom heksavalen, adsorpsi
PENDAHULUAN Cr(III). Krom bersifat karsinogenik,
mutagenik dan teratogenik (Muthukumaran
Logam krom selain digunakan dan Beulah 2011). Logam Cr(VI) masuk
sebagai katalis juga digunakan dalam kelingkungan melalui industri semen,
berbagai proses kimia dan oksidasi industri pelapisan dan finishing logam,
hidrokarbon. Dalam biosfer, krom terdapat industri penyamakan kulit dan industri
dalam dua oksidasi stabil, yaitu trivalen pupuk. Industri penyamakan kulit
dan heksavalen. Krom heksavalen Cr(VI) menghasilkan kuantitas besar polusi air
relatif lebih beracun dari krom trivalen

Volume 4, No. 4, November 2017 117


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

limbah yang mengandung krom diatas dampak buruk bagi lingkungan (Doke dan
ambang batas yang diperbolehkan (Doke Khan 2012).
dan Khan 2012). Secara umum, aktivasi kimia dari
Upaya mengurangi logam beracun biomassa dengan mengunakan KOH dan
dari air limbah telah dilakukan dengan NaOH menghasilkan karbon dengan luas
beberapa metode proses seperti pertukaran permukaan spesifik yang tinggi
2
ion, sedimentasi, proses elektrokimia, (>1000m /g). Biaya
sedimentasi, proses biologis, pengunaan aktivasi kimia dapat dikurangi apabila
koagulasi/flokulasi, proses filtrasi dan menggunakan NaOH dari pada
membran, proses presipitasi kimia, proses mengunakan KOH (Chowdhury et al.
adsorpsidan pengunaan pelarut ekstraksi 2013). Aktivasi kimia menggunakan KOH
(Al-Othman et al. 2011). Proses ini memiliki luas permukaan sekitar 2551
memiliki kekurangan seperti investasi yang m2/g dengan waktu 60 menit, sedangkan
tinggi, biaya operasional yang besar dan luas permukaan karbon menjadi 2952 m2/g
muncul masalah lingkungan dalam setelah mengunakan aktivasi kimia NaOH
pembuangan logam sisa lumpur. selama 90 menit (Chowdhury et al. 2013).
Sebaliknya, teknik adsorpsi telah menjadi Pengurangan limbah ion logam
salah satu metode yang paling disukai Cr(VI) telah dilakukan oleh banyak
untuk penghilangan ion logam berat karena peneliti diantaranya penyerapan ion logam
adsorben mempunyai luas permukaan yang Cr(VI) dengan mengunakan karbon aktif
dapat diperbesar, struktur mikropori, dari sabut kelapa dan aktivasi kimia
kemampuan penyerapan yang tinggi menggunakan KOH (Chaudhuri dan
efisiensi tinggi dan biaya rendah Azizan 2012). Pengurangan ion logam
(Dobrowolski dan Otto 2010). Limbah Cr(VI) dengan mengunakan karbon aktif
padat pertanian dapat digunakan sebagai dari kulit kacang dan aktivasi kimia
adsorben untuk adsorpsi logam berat dari mengunakan KOH (Al-Othman et al.
air limbah dengan mempertimbangkan 2011). Sedangkan penggunaan karbon aktif
kebutuhan biaya rendah dan efisiensi tinggi dari tempurung kemiri diikuti dengan
(Al-Othman et al. 2011). pengaktifan kimia menggunakan NaOH
Bahan dasar pembuat karbon aktif belum ada yang melakukan. Oleh karena
yang digunakan harus mengandung unsur itu tujuan penelitian ini, proses pembuatan
karbon yang besar agar karbon yang karbon aktif dari tempurung kemiri diikuti
terbentuk juga besar (Owlad et al. 2009). dengan pengaktifan secara fisika dan
Pembuatan karbon aktif dari tempurung kimiawi dengan NaOH, untuk menyerap
kemiri telah dilakukan oleh beberapa ion logam Cr(VI).
peneliti diantaranya dengan menggunakan
aktivasi kimia ZnCl2 untuk menguji METODOLOGI
adsorpsi toluene (Bukasa et al. 2008).
Alat dan Bahan
Namun demikian, penggunaan ZnCL2
sebagai aktivasi kimia juga membawa Alat-alat yang digunakan adalah :
furnace,oven dryer, magnetic stirrer,

118 Volume 4, No. 4, November 2017


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

motor pengaduk, ball mill, ayakan, untuk indentifikasi gugus fungsi. yang
timbangan digital, pipet tetes, corong, terdapat pada adsorben tempurung kemiri.
kertas karing, kertas pH, gelas ukur, labu Pengujian morfologi permukaan karbon
ukur, erlenmeyer, gelas kimia dan botol aktif dengan menggunakan analisa SEM
sampel. Bahan-bahan yang digunakan (Scanning Electron Microscope).
tempurung kemiri, aquades, larutan Pengujian konsentrasi akhir adsorbat
K2Cr2O7, NaOH, dan HCl. mengunakan AAS (Atomic Absorption
Spectrometer).
Prosedur Penelitian

Tempurung kemiri dibersihkan


selanjutnya dijemur, kemudian ditumbuk
kecil - kecil dan dikeringkan di oven.
Tempurung kemiri dikarbonisasi secara HASIL DAN PEMBAHASAN
fisika dalam Furnace pada suhu 4000C
dengan dialirkan gas N2 selama 90 menit. Karakteristik karbon aktif dari
Arang didinginkan dan dihancurkan tempurung kemiri dengan fourier
dengan alat pengiling menjadi serbuk transform infrared spectroscopy (FTIR).
dengan ukuran ± 120 mesh. Arang
Gambar 1 dapat dilihat adanya
tempurung kemiri kemudian diimpregnasi
gelombang spektra inframerah tempurung
dengan larutan NaOH 1M (rasio
kemiri pada spektrum puncak 3332 cm-1
perbandingan 1 : 3) kemudian diaduk
untuk kelompok hidroksil, fenol (O-H),
dengan kecepatan pengaduk 75 rpm selama
amina dan amida (N-H), pada 2895 cm-1
2 jam. Setelah disaring dan dipisahkan,
pada kelompok alkana (C-H), pada 1718
padatannya dikeringkan pada suhu 1200C.
cm-1 untuk kelompok asam karbosilat,
Arang tempurung kemiri dipirolisis
aldehid, keton, ester (C=O), pada 1648
kembali dalam Furnace pada suhu 7000C
cm-1 untuk kelompok alkena (C=C), pada
selama 1 jam, kemudian didinginkan.
1421 cm-1 untuk kelompok alkana (C-H),
Karbon aktif lalu dicuci dengan HCl 0,1 M
pada 1155 cm-1 untuk kelompok hidroksil,
dan sisa asam yang masih tertinggal
asam karbosilat, eter, ester (C-O), pada
dihilangkan dengan aquades sampai pH
1101 cm-1 untuk kelompok hidroksil,
netral. Akhirnya karbon aktif dikeringkan
asam karbosilat, eter, ester (C-O).
pada suhu 1200C. Karbon aktif disimpan
dalam desikator dan siap untuk dilakukan Pengujian morfologi permukaan karbon
analisa lanjutan menggunakan SEM, FTIR aktif.
dan pengujian kemampuan penyerapan ion
Hasil pengujian SEM pada Gambar
logam Cr(VI).
2 terlihat terdapat banyak pori pada
Analisa permukaan karbon aktif setelah
penambahan bahan aktivasi kimia natrium
Uji karakterisasi karbon aktif
hidroksida (NaOH) sebagai agen
dengan mengunakan analisa Fourier
pendehidrasi yang melepaskan ikatan O-H
transform infrared spectroscopy (FTIR)
dan mengurangi perengangan ikatan C-H

Volume 4, No. 4, November 2017 119


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

pada pori, hal ini menjadikan pori pada dengan cepat sampai waktu 60 menit
permukaan karbon aktif semakin hingga mencapai titik kesetimbangan, pH
membesar. 7. Penyerapan ion logam Cr(VI) sangat
Gambar 2 juga menunjukkan ditentukan dengan kepekatan dari larutan
perbedaan karbon aktif yang mendapat adsorbat, dimana pada konsentrasi awal
perlakuan (a) aktivasi kimia – fisika yang 200 mg/L mempunyai kapasitas adsorpsi
mempunyai pori yang lebih besar jika yang lebih besar (3.6 mg/g) dari
dibandingkan dengan yang (b) diaktivasi konsentrasi awal 100 mg/L (2.5 mg/g).
fisika saja. Peningkatan adsorpsi pada waktu awal
terjadi dengan cepat dan kemudian secara
Uji pendahuluan bertahap menurun dan menjadi hampir
Uji pendahuluan bertujuan untuk konstan sebelum mencapai
mengetahui kemampuan adsorben untuk kesetimbangan, hal ini karena pada
dapat menyerap ion logam Cr(VI) untuk adsorpsi kimia terjadi penyerapan
mencapai waktu kesetimbangan. monolayer pada permukaan adsorben (Al-
Penentuan waktu kesetimbangan dapat Othman et al. 2011).
dilihat pada gambar 3 dengan mengunakan
larutan adsorbat 200 mg/L dan pH 7. Pengaruh pH terhadap efisiensi
Proses penyerapan ion logam penyerapan ion logam Cr(VI).
mencapai kesetimbangan pada waktu 150
Gambar 5 terlihat efisiensi
menit. Penyerapan Cr(VI) dengan
penyerapan ion logam Cr(VI) oleh karbon
mengunakan sabut kelapa juga mencapai
aktif adalah lebih tinggi pada pH 2 – 4
kesetimbangan pada 150 menit (Chaudhuri
dibandingkan dengan pH netral hingga
dan Azizan 2012). Pada Gambar 3
basa. Efisiensi penyerapan ion logam
pengaruh waktu kontak terhadap efisiensi
Cr(VI) yang lebih tinggi pada pH rendah
penyerapan ion logam Cr(VI)
akibat gaya tarik elektrostatik tinggi.
menunjukkan efisiensi penyerapan
Jumlah ion H+ meningkat dengan
meningkat seiring dengan pertambahan
menurunkan pH larutan, yang menetralisir
waktu untuk adsorbat 200 mg/L, pH 7, dan
muatan negatif dipermukaan adsorben dan
mencapai kesetimbangan pada waktu 150
dengan demikian meningkatkan laju difusi
menit dengan effisiensi penyerapan 18 %.
ion kromat ke dalam sebagian besar
Sedangkan untuk konsentrasi adsorbat 100
adsorben, karena pada pH asam hingga 4
mg/L dan 300 mg/L kesetimbangan
adanya HCrO4-. Ion logam Cr(VI) yang
terjadi juga pada waktu 150 menit dengan
teradsorpsi pada permukaan karbon aktif
efisiensi penyerapan masing-masing 25%
sebagian besar dalam bentuk ion HCrO4 -.
dan 6,3 %.
Penurunan adsorpsi dengan peningkatan
pH karena peningkatan jumlah ion OH-
Pengaruh waktu kontak terhadap
dalam jumlah besar yang menghambat
kapasitas penyerapan ion logam Cr(VI). difusi ion kromat (Al-Othman, dkk.,
Gambar 4 menunjukkan bahwa 2011).
Jumlah Cr(VI) teradsorpsi meningkat

120 Volume 4, No. 4, November 2017


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Kinetika adsorpsi logam Cr(VI) dengan konsentrasi larutan


Gambar 6. grafik persamaan 200 mg/L, pH 7 didapat nilai korelasi (R2)
kinetika orde satu dengan konsentrasi adalah sebesar 0.998, n sebesar 0.18997
larutan awal 200 mg/L, pH 7 didapat nilai dan KF sebesar 1.62 x 10^12.
korelasi (R2) adalah sebesar 0.967, qe Data Tabel 2 menunjukkan bahwa
sebesar 1.7258 dan K1 sebesar 0.0161. Isoterm adsorpsi keduanya isoterm
Gambar 7 grafik persamaan Langmuir dan isoterm Freundlich
2
kinetika orde dua dengan konsentrasi mempunyai nilai R yang besar maka
larutan awal 200 mg/L, pH 7 didapat nilai serapan melekul adsorpsi terjadi baik
korelasi (R2) pada adalah sebesar 0.999, qe secara isoterm Langmuir maupun secara
sebesar 3.5714 dan K2 sebesar 8.3291. isoterm Freundlich.
Data Tabel 1 berdasarkan
KESIMPULAN
persamaan adsorpsi orde satu dan
persamaan adsorpsi orde dua Waktu kesetimbangan yang
menunjukkkan bahwa nilai R untuk 2
diperoleh pada uji pendahuluan adalah
adsorpsi ion logam Cr(VI) oleh karbon pada waktu 150 menit dengan efisiensi
aktif tempurung kemiri mengikuti model penyerapan tertinggi mencapai 25 %.
kinetika orde dua, karena kuatnya adsorpsi Peningkatan kapasitas adsorpsi pada waktu
secara kimia (Chaudhuri dan Azizan awal penyerapan dan kemudian secara
2012). bertahap mencapai kesetimbangan,
disebabkan adanya adsorpsi kimia pada
Isoterm adsorpsi permukaan adsorben secara monolayer.
Isoterm adsorpsi digunakan untuk Kapasitas penyerapan pada waktu kontak
menentukan kapasitas maksimum dari 150 menit dan konsentrasi awal adsorbat
adsorben dengan mengaplikasikan 100, 200 dan 300 mg/L berturut turut
persamaan isoterm Langmuir dan isoterm adalah sebesar 2.5 ; 3.6 dan 1.8 mg/g.
Freundlich. Model Isoterm Langmuir Kapasitas penyerapan ion logam
diasumsikan sebagai serapan molekul Cr(VI) sangat dipengaruhi oleh pH dimana
adsorpsi terjadi pada permukaan homogen pada pH larutan yang rendah menyebabkan
oleh monolayer adsorpsi tanpa interaksi bertambahnya jumlah ion H+ yang
dengan adsorbat. Sedangkan model selanjutnya menetralisir muatan negatif di
Isoterm Freundlich untuk adsorpsi permukaan adsorben dan meningkatkan
permukaan yang heterogen. laju difusi ion kromat ke dalam sebagian
Gambar 8 grafik isoterm Langmuir besar adsorben. Pada pH 2-4 peranan
pada kapasitas penyerapan ion logam HCrO4- adalah sangat dominan.
Cr(VI) dengan konsentrasi larutan 200 Kinetika adsorpsi untuk adsorpsi
mg/L,pH 7 didapat nilai korelasi (R2) ion logam Cr(VI) oleh karbon aktif dari
adalah sebesar 0.996, qm sebesar 0.5071 tempurung kemiri mengikuti model
dan KL sebesar 0.0071. kinetika orde dua, karena kuatnya adsorpsi
Gambar 9 grafik isoterm secara kimia antara karbon aktif dengan
Freundlich pada kapasitas penyerapan ion ion logam Cr(VI). Isoterm adsorpsi

Volume 4, No. 4, November 2017 121


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

keduanya mempunyai nilai R2 yang besar Agricultural Waste-Based


maka serapan melekul adsorpsi terjadi baik Activated Carbon. Water Air Soil
secara isoterm Langmuir maupun secara pollut - Springer. 223. 1765-1771.
isoterm Freundlich. Chowdhury, Z. Z. et al. 2013. Preparation
DAFTAR PUSTAKA of Carbonaceous Adsorbents from
Lignocellulosic Biomass and Their
Al-Othman, Z. A., R. Ali, and M. Naushad. Use in Removal of Contaminants
2012. Hexavalent Chromium from Aqueous Solution. Biomass
Removal from Aqueous Medium by carbon sorbents-BioResources.
Activated Carbon Prepared from 8(4). 6523-6555.
Peanut Shell : Adsorption Kinetics, Dobrowolski, R. and M. Otto. 2010. Study
Equilibrium and Thermodynamic of Chromium (VI) Adsorptin onto
Studies. Chemical Engineering Modified Activated Carbons Wit
Journal, Elsevier. 238-247. Respect to Analitycal Application,
Bukasa, D. A., H. S. J. Koleangan, dan A. Adsorption – Springer. 16: 279 –
D. Wuntu. 2012. Adsrorpsi 286.
Toluena pada Arang Aktif Owlad, M., M. K. Aroua, W. A. W. Daud ,
Tempurung Kemiri. Jurnal Ilmiah and S. Baroutian. 2009. Removal of
Sains Vol. 12 No .2. Hexavalent Chromium-
Doke, K. M. and E. M. Khan. 2012. Contaminated Water and
Equilibrium, Kinetic and Diffusion Wastewater: A Review .Waterair
Mechanism of Cr(VI) Adsorption Soil Pollut – Springer. 200: 59-77.
onto Activated Carbon Derived Muthukumaran, K. and S. Beulah. 2011.
from Wood Apple Shell. Arabian Removal of Chromium (VI) from
Journal of Chemistry –Elsevier. Wastewater using Chemically
Chaudhuri, M. and N. K. B. Azizan. 2012. Activated Syzygium Nut Carbon by
Adsorptive Removal of Cromium Batch Studies, Science Direct –
(VI) from Aqueous Solution by an Elsevier. 266-280.

122 Volume 4, No. 4, November 2017


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Tabel 1. Kinetika adsorpsi orde satu dan orde dua


Co Orde satu Orde dua
(mg/L) qe K1 R2 qe K2 R2
100 2.3878 0.0184 0.951 2.9325 109.2182 0.963
200 1.7258 0.0161 0.967 3.5714 8.3291 0.999
300 1.5206 0.0230 0.955 1.8657 8.1101 0.999

Tabel 2 Isoterm Adsorpsi Langmuir dan Freundlich


Co Isoterm Langmuir Isoterm Freundlich
(mg/L) qm KL R2 n KF R2
100 0.0157 0.3535 0.850 0.16472 6.31 x 10^11 0.951
200 0.5071 0.0071 0.996 0.18997 1.62 x 10^12 0.998
300 0.0853 0.0037 0.992 0.05652 3.98 x 10^43 0.997

Gambar 1. Analisa FTIR dari adsorben karbon aktif dari tempurung kemiri

a. Aktivasi kimia-fisika b. Aktivasi fisika


Gambar 2. Morfologi karbon aktif dari tempurung kemiri dengan mengunakan SEM
(Pembesaran 3000 X)

Volume 4, No. 4, November 2017 123


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

30
Efisiensi penyerapan (%)

20

10 300 mg/L

100 mg/L

200 mg/L
0
0 50 100 150 200 250 300
Waktu (menit)

Gambar 3. Hubungan antara waktu kontak terhadap efisiensi penyerapan ion logam Cr(VI)
4
Kapasitas adsorpsi (mg/g)

3,5
3
2,5
100 mg/L
2
1,5 200 mg/L
1 300 mg/L
0,5
0
0 50 100 150 200 250 300
Waktu (menit)

Gambar 4. Hubungan antara waktu kontak terhadap kapasitas penyerapan ion logam Cr(VI)

50
Efisiensi penyerapan (%)

40

30 200 mg/L

20

10

0
0 2 4 6 8 10
pH

Gambar 5. Hubungan antara pH terhadap efisiensi penyerapan ion logam Cr(VI)

0
0 50 100 150 200 250 300
-0,5
Log (qe - qt)

-1 200 mg/L

-1,5
y = -0.007x - 0.237
-2 R² = 0.967

-2,5
Waktu (menit)

Gambar 6. Hubungan antara waktu kontak terhadap Log (qe – qt)

124 Volume 4, No. 4, November 2017


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

80
y = 0.280x + 0.653
60
R² = 0.999
t/qt

40
200 mg/L
20

0
0 50 100 150 200 250 300
t (menit)

Gambar 7. Hubungan antara waktu kontak terhadap Log t/qt

70
60
50
Ce/qe (g/L)

40
y = 1.972x - 278.4
30 R² = 0.996 200 mg/L
20
10
0
164 166 168 170 172
Ce (mg/L)

Gambar 8. Hubungan antara Ce terhadap Ce/qe pada isoterm Langmuir

0,6

0,5

0,4 y = -5.264x + 12.21


R² = 0.998
Log qe

200 mg/L
0,3

0,2

0,1

0
2,215 2,22 2,225 2,23 2,235
log Ce

Gambar 9. Hubungan antara Log Ce terhadap Log qe pada isoterm Freundlich

Volume 4, No. 4, November 2017 125

You might also like