You are on page 1of 10

Indo. J. Chem.

Res, 2018, 6(1), 12-21

KINETIKA ADSORPSI ZAT WARNA METILEN BIRU OLEH KARBON AKTIF DARI
KULIT KEMIRI (Aleurites moluccana (L) Willd)
Kinetics of Blue Methylene Dyes Adsorption Substances By Actived Carbon From
Hazelnut Shell (Aleurites moluccana (L) Willd)
Jolantje Latupeirissa*, Matheis F.J.D.P. Tanasale, Sigit Hardianto Musa,

Department of Chemistry, Faculty of Matemathics and Natural Sciences, University of Pattimura-Indonesia

*Corresponding author, e-mail: latupeirissajola@gmail.com


Received: April 2018 Published: July 2018

ABSTRACT
The adsorption of methylene blue dye by active carbon of hazelnut shell has been done. Through acquired active
carbon composing process, where is the hazelnut shell at entry into furnace on temperature 350 oC for 2 hour,
afterwards is cooled and at sieves by sieve 100 mesh. Then by the calsination process in furnace with
temperature 450 oC one was streamed to gas N2 four 2 hours then characterized by X-ray diffraction (XRD) for
carbon before activation. The next activated with KOH solution with a concentration 0f 50 four 5 hour, then
dried in an ovenat 120 oC for 1 hour and thencharacterized. The weight of the solidacidity before and after
activation consecutive (5.3848 x 10-3 dan 42.1554x 10-3) mol g-1. Isotherm adsorption of methylene blue dyes on
active carbon was following the Freundlich isotherm. Adsorption kinetics of methylene blue dyes on active
carbon in various concentration of hazelnut shell was controlled with temperature variety at 25 oC and 30 oC.
The result showed that energy activation was -46.24310602 mol-1 and a value is 1.61975 x 1010 g mg-1menit-1.
Adsorption mechanism of methylene blue dyes on active carbon at various concentration of hazelnut shell is
chemical adsorption process.

Keywords: Actived carbon, hazelnut shell, methylene blue, adsorption kinetics.

PENDAHULUAN Berbagai metode telah banyak dilakukan


untuk menangani permasalahan limbah industri
Pada saat ini pembangunan di Indonesia khususnya penghilangan zat warna, antara lain
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dengan metode koagulasi, penukar ion, dan
diiringi dengan semakin meningkatnya ozonasi (Widhianti, 2010). Tetapi metode-
perkembangan dan kemajuan di bidang industri. metode tersebut membutuhkan biaya yang
Perkembangan dan kemajuan di bidang industri relatif tinggi dalam pengoperasiannya.
tersebut akan mempengaruhi limbah yang Penggunaan bahan biomaterial sebagai
dihasilkan oleh industri, baik dari segi kuantitas penyerap zat warna merupakan alternatif yang
maupun kualitas limbah. Limbah yang memberikan harapan terhadap pengolahan
dihasilkan oleh industri tersebut akan limbah. Penggunaan biomassa sebagai penjerap
mempunyai resiko sebagai penyebab zat warna metilen biru merupakan alternatif
pencemaran lingkungan. yang sekarang banyak dikembangkan, karena
Limbah merupakan masalah utama dalam lebih selektif, pendekatannya kompetititf,
pengendalian dampak lingkungan industri. efektif, dan murah, seperti: tempurung kelapa,
Umumnya, limbah yang dihasilkan adalah kulit kenari, sekam padi, kulit kacang tanah,
limbah zat warna. Zat warna merupakan kulit kemiri, dan juga kulit kakao (Rafattulah
senyawa organik atau anorganik berwarna yang dkk, 2009, ). Selama ini, kulit kemiri banyak
digunakan untuk memberi warna tekstil atau dibuang dan belum banyak dimanfaatkan secara
suatu makanan, minuman, obat-obatan, optimal, padahal kulit kemiri memiliki potensi
kosmetika, dan lain-lain (Fessenden & yang sangat melimpah dan merupakan salah
Fessenden, 1984). Salah satu zat warna satu bahan pembuatan karbon aktif yang dapat
yangpaling sering digunakan pada industri digunakan dalam proses adsorpsi. Latupeirisa
tekstil adalah metilen biru (Demirbas, 2008).

12
J. Latupeirissa dkk. / Indo. J. Chem. Res, 2018, 6(1), 12-21

dkk (2017) telah mengkarakterisasi karbon aktif Prosedur kerja


dari kulit kemiri dengan menggunakan XRD. Preparasi sampel
Karbon aktif adalah suatu bahan padat Kulit kemiri diambil dari buah kemiri.
berpori yang merupakan hasil pembakaran Lepaskan isinya, lalu diambil kulitnya. Kulit
bahan yang mengandung karbon. Dengan kemiri dicuci berulang kali dengan air suling,
pengolahan tertentu yaitu proses aktivasi seperti kemudian diarangkan dalam tanur pada suhu
perlakuan dengan tekanan dan suhu tinggi, 350°C selama 2 jam, dikeluarkan dan
dapat diperoleh karbon aktif yang memiliki didinginkan pada suhu ruang, kemudian
permukaan dalam yang luas. Aktivasi karbon dihaluskan dan diayak dihaluskan sampai
aktif dapat dilakukan melalui 2 proses yaitu menjadi bubuk (100 mesh). Setelah itu
aktivasi kimia dan aktivasi fisika (Rini dan dilakukan proses kalsinasi yaitu, sampel
Sutapa, 2005). dimasukan dalam perangkat alat kalsinasi yang
Chandra dkk., (2009) telah melakukan dipanaskan pada suhu 450oC dan dialiri dengan
penelitian tentang Proses Preparasi dan gas nitrogen, selama 2 jam. Kemudian
Karakterisasi karbon aktif dari kulit durian dikarakterisasi dengan menggunakan X-RD dan
untuk menghilangkan zat warna metilen biru, selanjutkan disimpan dalam desikator untuk
dengan demikian penilitian ini hanya mengkaji penelitian selanjutnya.
aspek kondisi optimum untuk mendapatkan luas
permukaan karbon aktif dari kulit durian, tanpa Uji keasaman permukaan sebelum diaktivasi
mengkaji proses adsorpsi dan kinetikanya, Metode yang digunakan untuk menentukan
padahal dengan mengetahui aspek adsorpsi, keasaman permukaan dari karbon aktif adalah
maka dapat diketahui Proses kesetimbangan metode gravimetri. Karbon yang dihasikan dari
yang menjelaskan proses adsorpsi yang kulit kemiri, diambil sebanyak 0,2 gram,
mengikuti suatu isoterm adsorpsi dan untuk dimasukkan dalam wadah dan diletakkan dalam
aspek kinetikanya, dapat diketahui seberapa desikator yang di dalamnya terdapat adsorbat
cepatnya proses adsorpsi zat warna metilen biru ammonia (p.a). Desikator ditutup selama 24
berlangsung, dan bagaimana mekanismenya. jam, kemudian dikeluarkan dan dibiarkan
Dengan memanfaatkan karbon aktif dari selama 2 jam pada tempat terbuka untuk
kulit kemiri sebagai adsorben pada proses melepaskan basa yang teradsorpsi fisik. Bobot
adsorpsi, maka sangat diharapkan dapat karbon yang telah mengadsorpsi basa diukur
mengatasi masalah pencemaran lingkungan untuk mendapatkan mol basa yang teradsorpsi
oleh zat warna. Pada penelitian ini telah pada karbon dengan menggunakan rumus:
dilakukan penentuan kinetika adsorbsi metilen
biru oleh karbon aktif dari kulit kemir Bobot teradsorpsi =
(Aleurites Moluccana (L) willd)
dengan :
METODOLOGI W1 = Bobot kosong
W2 = Bobot wadah dan cuplikan
Bahan W3 = Bobot wadah dan cuplikan yang telah
Kulit kemiri, akuades, KOH p.a (E. mengadsorpsi
Merck), gas nitrogen, amoniak p.a (E. Merck), amoniak
dan zat warna metilen biru. BM = Bobot molekul ammonia
Alat Proses aktivasi karbon kulit kemiri
Spektrofotometer UV-VIS (Shimadzu UV- Sebanyak 25 g bubuk karbon kulit kemiri
1201), desikator, ayakan, neraca analitik Ohaus, dicampur dengan KOH 50% 100 mL
shaker (SHA-C, Constant Temperature dimasukkan ke dalam labu bulat 250 mL yang
Oscillator), seperangkat alat gelas, pipet dilengkapi dengan pengaduk, diaduk pada 200
volum, hotplate (Barnstead Thermolyne 47900 rpm dengan perbandingan waktu 5 jam pada
Furnace Cimarec), tanur (Barnstead suhu kamar (sekitar 30°C) dengan
Thermolyne 47900 Furnace) dan XRD perbandingan KOH dalam larutan 1:2.
(Shimadzu XD - 160)

13
J. Latupeirissa dkk. / Indo. J. Chem. Res, 2018, 6(1), 12-21

Uji keasaman permukaan setelah diaktivasi ditambahkan0,1 g karbon aktif pada masing-
Metode yang digunakan untuk menentukan masing erlemeyer, dikocok selama 2 jam,
keasaman permukaan dari karbon aktif adalah didiamkan, dan disaring menggunakan kertas
metode gravimetri. Karbon aktif yang saring Whatman no.42. Konsentrasi larutan
dihasilkan dari kulit kemiri, diambil sebanyak setelah diadsorpsi ditentukan dengan
0,2 g dimasukkan dalam wadah dan diletakan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada
dalam desikator yang di dalamnya terdapat panjang gelombang 665 nm.
adsorbat ammonia (p.a). Desikator ditutup
selama 24 jam, kemudian dikeluarkan dan Penentuan orde dan tetapan laju adsorpsi
dibiarkan selama 2 jam pada tempat terbuka Untuk penentuan orde dan tetapan laju
untuk melepaskan basa yang teradsorpsi fisik. reaksi dilihat pada konsentrasi zat warna
metilen biru dan jumlah karbon aktif yang
Karakterisasi karbon aktif mempunyai adsorpsi optimum yang diperoleh
Karakterisasi struktur pori karbon aktif berdasarkan langkah kerja adsorpsi.
yang dihasilkan, ditentukan oleh Penerapan X- Selanjutnya, zat warna metilen biru yang
ray diffraction (XRD). mempunyai adsorpsi optimum, diambil
sebanyak 25 mL, dimasukkan dalam erlemeyer
Pembuatan larutan standar zat warna kemudian tambahkan 0,1 g karbon aktif.
metilen biru Setelah itu, dikocok selama 30 menit pada suhu
Larutan standar zat warna metilen biru 25 oC. Larutan yang dihasilkan, kemudian
dibuat dengan cara membuat larutan induk disaring dengan kertas saring Whatman no.42.
dengan menimbang 0,1 g zat warna metilen biru Konsentrasi larutan setelah diadsorpsi,
ke dalam beaker gelas kemudian dipindahkan ditentukan dengan menggunakan
ke dalam labu takar 100 mL ditambahkan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang
akuades sampai tanda batas, maka diperoleh gelombang 665 nm. Hal yang sama dilakukan
larutan standar dengan konsentrasi 1000 ppm. untuk waktu 60, 90, 120, 150, 180, 240, 360
Larutan 5 mL diambil dari larutan induk ke menit.
dalam labu takar 100 mL dan diencerkan
sampai tanda batas maka didapatkan larutan 50 Penentuan energi aktivasi
ppm, kemudian diukur absorbansinya pada Langkah Penentuan orde dan tetapan laju
panjang gelombang antara 500-700 nm adsorpsi dilakukan dengan memvariasikan suhu
menggunakan spektrofotometer UV-Vis. pada 30 oC

Pembuatan kurva standar zat warna metilen HASIL DAN PEMBAHASAN


biru
Diambil 1 mL larutan zat warna metilen Preparasi karbon dari kulit kemiri
biru dari larutan induk 50 ppm ke dalam labu Kulit kemiri yang telah dicuci, dikeringkan
takar 100 mL dan encerkan sampai tanda batas dan dilakukan proses pengarangan dengan
maka didapatkan larutan zat warna metilen biru menggunakan tanur pada suhu 350 ºC selama 2
0,5 ppm. Hal yang sama dilakukan untuk jam hingga menjadi arang. Arang yang sudah
konsentrasi 1,0 ppm (diambil 2 mL); 1,5 ppm terbentuk kemudian ditumbuk dan diayak
(diambil 3 mL); 2,0 ppm (diambil 4 mL); dan dengan ayakan yang berukuran 100 mesh,
2,5 ppm (diambil 5 mL) setelah itu diukur Selanjutnya, dilakukan suatu proses yaitu
absorbansi masing-masing konsentrasi proses kalsinasi yang bertujuan untuk
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada menghilangkan uap air, pengotor-pengotor lain
panjang gelombang maksimum 665 nm. sehingga yang tersisa hanya karbon.
Proses kalsinasi ini dilakukan dengan
pemanasan arang pada suhu 450º C selama 2
Adsorpsi zat warna metilen biru oleh karbon
aktif dari kulit Kemiri. jam serta dialiri gas nitrogen (N2). Arang
Sebanyak 25 mL larutan zat warna metilen dimasukan dalam reaktor telah dihubungkan
biru dengan konsentrasi 25 ppm, 55 ppm, 100 dengan tabung nitrogen. Reaktor kemudian
ppm, 150 ppm, dan 200 ppm, dimasukkan ke ditempatkan pada furnace yang suhunya telah
dalam erlemeyer yang berbeda, kemudian diatur, yang dihubungkan pula dengan regulator

14
J. Latupeirissa dkk. / Indo. J. Chem. Res, 2018, 6(1), 12-21

untuk menyelaraskan suhu tanur dengan panas, uap, dan CO2. Setalah itu, karbon aktif
pencatat suhu yang telah ditentukan yang tersebut dikarakterisasi dengan menggunakan
terhubung pula dengan stabilizer untuk alat XRD dan hasilnya memiliki puncak lebih
menstabilkan tegangan listrik yang masuk ke ramping daripada karbon sebelum aktivasi
dalam furnace. Setelah itu didinginkan pada dengan KOH. Hal ini menunjukkan bahwa
suhu kamar. Karbon yang dihasilkan dari proses karbon sesudah aktivasi mempunyai
kalsinasi kemudian dikarakterisasi dengan XRD kristalinitas yang lebih baik dari karbon
yang diperlihatkan pada Gambar 1, setelah itu sebelum aktivasi. Hal tersebut disebabkan KOH
disimpan untuk penelitian selanjutnya. Analisis telah membersihkan pengotor-pengotor,
difraksi sinar X dilakukan dengan sehingga struktur karbon tersebut akan menjadi
menggunakan alat XRD dengan panjang semakin baik, yang diperlihatkan pada
gelombang 1,54060 Å menggunakan radiasi Gambar 2.
dari tabung target Cu, tegangan 40,0 kV, arus
30,0 mA dan daerah pengamatan antara 3,0200
– 90,0000 derajat, selama 0,24 detik.

Gambar 2. Difraktogram XRD karbon


sesudah aktivasi

Dari Gambar 2, menunjukan bahwa


Gambar 1. Difraktogram XRD karbon terdapat juga tiga peak utama yang nilanya
sebelum aktivasi berturut-turut 3,04 Å, 3,36 Å dan 8,53 Å dan
masing-masing berada pada nilai 2Ө dengan
Berdasarkan difraktogram XRD yang nilai yang bergeser yaitu 29,3898 Å, 26,5062 Å,
diperlihatkan pada Gambar 1 data kristalitas dan 10,3600 Å yang berbeda dengan nilai 2Ө
untuk sampel karbon sebelum aktivasi meliputi pada difraktogram karbon sebelum aktivasi.
pemisahan interlayer karbon yaitu berturut-turut Pergeseran ini menunjukan terjadinya
untuk tiga peak utama yaitu 2,95 Å, 3,75 Å, dan perbedaan jarak antar muka kristal karbon.
3,27 Å, ketiga peak tersebut berada pada daerah Jarak antar muka ini disebabkan oleh zat
2Ө masing-masing adalah 30,2782º, 23,7000º, aktivator KOH.
dan 27,2200º.
Penentuan keasaman padatan karbon aktif
Aktivasi karbon dari kulit kemiri Keasaman padatan dapat dinyatakan
Pada pembuatan karbon aktif, tahapannya sebagai banyaknya gugus-gugus asam yang
adalah tahap aktivasi secara kimia dengan terdapat dalam setiap satuan berat sampel.
penambahan larutan KOH 50 % selama 5 jam. Pengukuran sampel karbon sebelum dan
Tahap aktivasi bertujuan untuk memperbesar sesudah aktivasi dilakukan dengan metode
pori-pori karbon sehingga kualitas kulit kemiri gravimetri yaitu adsorpsi uap amoniak.
dapat digunakan sebagai adsorben. Secara Keasaman sampel karbon sebanding dengan
umum, proses aktivasi ada dua macam yaitu banyaknya uap amoniak yang teradsorpsi oleh
aktivasi kimia dan fisika, aktivasi kimia adalah sampel karbon,dimana pengukuran dilakukan
proses pemutusan rantai karbon dari senyawa dalam keadaan vakum sehingga tidak ada basa
organik dengan pemakaian bahan-bahan kimia. lain dan uap air yang berkompetisi dengan
Aktivasi fisika adalah proses pemutusan rantai amoniak.
karbon dari senyawa organik dengan bantuan
15
J. Latupeirissa dkk. / Indo. J. Chem. Res, 2018, 6(1), 12-21

Keasaman padatan untuk mengetahui Berdasarkan data yang diperoleh pada


kemampuan adsorpsi karbon aktif yang penelitian ini, dapat ditentukan isoterm adsorpsi
dilakukan dengan metode gravimetri. Rusman yang diikuti oleh karbon aktif terhadap zat
(1999), menyatakan bahwa jumlah asam dari warna metilen biru dari kulit kemiri.
suatu padatan dapat diperoleh dengan cara Pengukuran absorbansi larutan standar zat
mengukur jumlah basa yang teradsorpsi secara warna metilen biru dari karbon aktif dapat
kimia (kemisorpsi), dalam fase gas. dibuat kurva standar zat warna metilen biru
yang ditunjukan pada Tabel 3.
Tabel 1. Perbandingan keasaman bobot
teradsorpsi karbon sebelum dan setelah Tabel 3. Data hasil pengukuran kurva
aktivasi. standar zat warna Metilen biru
Cawan +
Sampel
Cawan Cawan +
sampel yg
Bobot Konsentrasi Absorbansi
kosong sampel (W2) teradsorpsi
kosong
(W1) gram gram
telah
x 10-3(molg-1)
0,0 0,000
teradsorpsi
Karbon
0,5 0,040
sebelum 34,3002 34,5012 34,5196 5,3848 1,0 0,128
diaktivasi 1,5 0,226
Karbon
sesudah 34,3001 34,5002 34,6436 42,1554 2,0 0,332
diaktivasi 2,5 0,426

Basa yang digunakan adalah NH3 dan Untuk menjelaskan adsorpsi zat warna
terlihat jelas dari hasil yang didapat bahwa metilen biru oleh karbon aktif pada kulit kemiri,
berat NH3semakin bertambah, hal ini disebakan ada dua persamaan isoterm adsorpsi yang
karena bertambah luasnya permukaan karbon umum digunakan yaitu isoterm Langmuir dan
akibat proses aktivasi sehingga memungkinkan Freundlich. Adsorpsi zat warna metilen biru
lebih banyaknya adsorbat amonia yang oleh karbon aktif pada kulit kemiri, umumnya
teradsorpsi, terlihat pada Tabel 1. menggunakan dua persamaan isoterm adsorpsi
yaitu isoterm Langmuir dan Freundlich.
Data absorbansi zat warna metilen biru Isoterm Langmuir berdasarkan hubungan Ce
sesudah diadsorpsi oleh karbon aktif dari terhadap Ce/( ⁄ ), sedangkan isoterm
kulit kemiri. Freundlich berdasarkan hubungan Ln Ce
Data hasil pengukuran absorbansi zat terhadap Ln( ⁄ ).
warna metilen biru sesudah diadsorpsi oleh Berdasarkan parameter-parameter isoterm
karbon aktif dari kulit durian yang diukur Langmuir dan Freundlich di bawah ini (Tabel
dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang 4), maka dapat dibuat kurva isoterm Langmuir
gelombang 665 nm dapat dilihat pada Tabel 2. (Gambar 3) dan kurva isoterm Freundlich
(Gambar 4) untuk masing-masing konsentrasi
Tabel 2.Absorbansi zat warna metilen biru sehingga dapat diketahui isoterm adsorpsi yang
sesudah diadsorpsi oleh karbon aktif sesuai untuk adsorpsi zat warna metilen biru
dari kulit kemiri. oleh karbon aktif dari kulit kemiri dengan
Filtrat (Aads) membandingkan nilai koefisien korelasi (r2)
Berat adsorbat = Fp Ax
0.1 mg/g
(Atkins, 1997).
A1 - 0,298
A2 2x 0,342 Tabel 4. Parameter-parameter isoterm
A3 10x 0,126 Langmuir dan Freundlich pada konsentrasi
A4 10x 0,168 200 ppm
A5 10x 0,085
Co Ce Co-Ce Q x/m Ce/(x/m) ln Ce ln (x/m)
Keterangan: 25 1.847 23.153 92.61 5.788 0.319 0.614 1.756
Aads= zat warna metilen biru (A1 = 25 ppm; A2 = 55
55 4.028 50.972 92.68 12.743 0.316 1.393 2.545
ppm; A3 = 100 ppm; A4 = 150 ppm; A5 = 200
ppm) 100 7.282 92.718 92.72 23.180 0.314 1.985 3.143
Ax = Absorbansi adsorpsi zat warna metilen biru oleh 150 9.655 140.345 93.56 35.086 0.275 2.267 3.558
karbon aktif dari kulit kemiri
Fp = Faktor pengenceran. 200 10.107 189.893 94.95 47.473 0.213 2.313 3.860

16
J. Latupeirissa dkk. / Indo. J. Chem. Res, 2018, 6(1), 12-21

permukaan adsorben yang bersifat homogen,


sedangkan isoterm Freundlich berlaku untuk
0.400 adsorben yang permukaan bersifat heterogen
0.350 (Lynam, dkk., 1995). Hal ini menunjukkan
0.300
bahwa pada larutan yang berkekuatan ion
Ce/(x/m)

0.250
rendah molekul karbon aktif mempunyai pori-
0.200
0.150
pori yang saling berhubungan. Pori-pori
y = -0.0098x + 0.3521
0.100 R² = 0.6039 tersebut yaitu pori makro, mikro, dan transisi.
0.050 Melalui pori inilah terjadi proses penyerapan.
0.000 Pori makro dapat menyerap molekul adsorbat
0.000 5.000 10.000 15.000 dan pelarut yang berhubungan dengan
Ce permukaan luar dari partikel karbon, pori mikro
Gambar 3. Kurva isoterm adsorpsi Langmuir merupakan cabang dari pori makro dan dapat
menyerap pelarut dan adsorbat dengan ukuran
5.000
yang lebih kecil, sedangkan pori transisi
merupakan cabang dari pori mikro yang hanya
4.000 dapat menyerap molekul pelarut yang lebih
kecil. Sehingga dari kulit kemiri, adsorbat yang
ln (x/m)

3.000
terbentuk hanya satu lapisan karena permukaan
2.000 y = 1.1585x + 0.9861 karbon aktif yang bersifat homogen. Pada
1.000 R² = 0.976 larutan yang berkekuatan ion tinggi molekul
karbon aktif menjadi bentuk acak, sehingga
0.000
0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 permukaan karbon aktif sebagai adsorben
bersifat heterogen karena dapat membentuk
ln Ce
lapisan adsorbat dengan ketebalan beberapa
lapis (Coocson., 1978).
Gambar 4. Kurva isoterm adsorpsi Freundlich Dengan menggunakan persamaan isoterm
Freundlich pada konsentrasi adsorpsi zat warna
Hubungan linieritas isoterm Langmuir dan metilen biru yang mempunyai nilai optimum
Freundlich pada adsorpsi zat warna metilen biru dapat dihitung kapasitas atau kemampuan jerap
oleh karbon aktif dari kulit kemiriberdasarkan karbon aktif sebagai adsorben. Berdasarkan
persamaan garis dan koefisien korelasi (r2) hasil perhitungan pada Lampiran (4), diperoleh
dapat dilihat pada Tabel 5 nilai KF sebesar 0,0268 x 102 dan 1/n sebesar
1.163 yang menunjukkan indikator
Tabel 5. Persamaan garis isoterm adsorpsi ketergantungan konsentrasi dari besar energi
Langmuir dan Freundlich yang berhubungan dengan proses adsorpsi,
Isoterm Persamaan garis r2 sehingga nilai n = 0,8636. Nilai KF
adsorpsi lurus (%) menunjukkan kapasitas jerap, semakin besar
Langmuir y = -0,009x + 0,352 60,3 nilai KF maka semakin besar kapasitas adsorben
menyerap adsorbat (Lynam, dkk., 1995) dan
Freundlich y = 1,158x + 0,986 97,6
dibenarkan oleh penelitian ini yang
menghasilkan nilai KFsebesar 0,0268 x 102 mg
Berdasarkan Tabel 4 dapat ditentukan pola g-1 lebih besar jika dibandingkan dengan hasil
isoterm adsorpsi zat warna metilen biru oleh penelitian yang diperoleh Tutupary (2010) yaitu
karbon aktif berdasarkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,0353 mg g-1. Nilai n> 1
(r2). Dari hasil yang diperoleh pada Tabel 4, mengindikasikan baiknya penjerapan zat warna
nilai koefisien korelasi (r2) tertinggi adalah metilen biru oleh karbon aktif (Zor, 2004).
isoterm Freundlich, sehingga dapat dinyatakan Berdasarkan data di atas maka dapat
bahwa isoterm adsorpsi yang diikuti oleh diindikasikan bahwa adanya perlakuan karbon
adsorpsi zat warna metilen biru oleh karbon aktif memberikan nilai n yang berkurang. Hal
aktif dari kulit kemiri mengikuti isoterm ini diduga, karena permukaannya yang kecil
adsorpsi Freundlich. Isoterm Langmuir hanya dan bersifat selektif sehingga pada campuran
berlaku untuk adsorpsi lapisan tunggal pada
17
J. Latupeirissa dkk. / Indo. J. Chem. Res, 2018, 6(1), 12-21

zat, ada beberapa komponen yang terserap oleh Hasil perhitungan pada Tabel 7 diperoleh
zat padat tertentu (Cheremisinoff, dkk., 1978). dari nilai parameter-parameter yang digunakan
pada Tabel 8 dengan nilai yang dicoba = 50
Penentuan orde reaksi dan tetapan laju mg/g.
adsorpsi
Dalam menentukan orde dan tetapan laju Tabel 8. Parameter-parameter model kinetika
adsorpsi digunakan konsentrasi zat warna adsorpsi Lagergren orde satu-semu zat warna
metilen biru dan karbon aktif yang mempunyai metilen biru oleh karbon aktif dari kulit kemiri
adsorpsi optimum sesuai dengan hasil yang dengan konsentrasi 200 ppm dan nilai yang
diperoleh pada Tabel 3 yaitu pada konsentrasi dicoba = 50 mg g-1 pada suhu 25 ºC
200 ppm. Selanjutnya dilakukan pengukuran
t Ce Cads X (Xe-X) ln (Xe-X)
dengan variasi waktu mulai dari 30 menit (menit)
Abs Fp
(ppm) (ppm) (mg g-1) (mg g-1) (mg g-1)
sampai 360 menit pada suhu 25 0C yang 30 0,332 20 x 6,804 193,196 48,299 1,701 0,531
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 6.
60 0,522 20 x 10,604 189,396 47,349 2,651 0,975

Tabel 6. Absorbansi larutan zat warna 90 0,596 20 x 12,084 187,916 46,979 3,021 1,106
metilen biru yang telah teradsorpsi oleh
120 0,572 20 x 11,604 188,396 47,099 2,901 1,065
karbon aktif dengan konsentrasi 200 ppm
pada suhu 25 0C 150 0,586 20 x 11,884 188,116 47,029 2,971 1,089
Waktu (t, menit) Fp Absorbansi
180 0,260 20 x 5,364 194,636 48,659 1,341 0,293
30 20x 0,332
240 0,254 20 x 5,244 194,756 48,689 1,311 0,271
60 20x 0,522
360 0,301 20 x 6,184 193,816 48,454 1,546 0,436
90 20x 0,596
120 20x 0,572 Dengan menggunakan data pada Tabel 8
150 20x 0,586 maka dapat dibuat kurva t vs ln ( -X) untuk
180 20x 0,260 model kinetika adsorpsi Lagergren orde satu
240 20x 0,254
semu seperti terlihat pada Gambar 5. Nilai
koefisien korelasi(r2) yang diperoleh dari kurva
360 20x 0,301
pada Gambar 6 sebesar 27,74 % yang berarti
bahwa kinetika adsorpsi zat warna metilen biru
Model kinetika adsorpsi Lagergren orde oleh karbon aktif dari kulit kemiri dengan
satu-semu konsentrasi 200 ppm tidak mengikuti model
Model kinetika adsorpsi Lagergren orde kinetika adsorpsi Lagergren orde satu-semu
satu-semu zat warna metilen biru oleh karbon karena nilai koefisien korelasinya di bawah 95
aktif dari kulit kemiri pada konsentrasi 200 ppm %.
pada suhu 25 °C dengan nilai parameter-
parameter yang digunakan dapat dilihat pada 1.200
Tabel 7.
1.000
y = -0.001x + 1.010
0.800
ln (Xe-X)

Tabel 7. Model kinetika adsorpsi Lagergren R² = 0.277


orde satu- satu-semu zat warna metilen biru 0.600
oleh karbon aktif dari kulit kemiri dengan 0.400
konsentrasi konsentrasi 200 ppm
pada suhu 30 ºC. 0.200
r2
Persamaan Kinetika Xe (mg/g) 0.000
(%)
Xe yang Xe yang
0 100 200 300 400

 
dicoba dihitung t (menit)
ln X  X  ln X  k t 27,74 50 -0,545x10-3
e e 1, ads

26,38 55 -0,193x10-4
Gambar 5. Kurva kinetika adsorpsi Lagergren
orde satu-semu dengan yang dicoba
= 50 mg/g.
18
J. Latupeirissa dkk. / Indo. J. Chem. Res, 2018, 6(1), 12-21

Pada sistem adsorpsi karbon aktif-metilen adsorpsi zat warna metilen biru oleh karbon
biru pada konsentrasi 200 ppm untuk suhu 25 aktif pada konsentrasi 200 ppm mengikuti
o
C, nilai Xe yang dicoba adalah 50 mg g -1 yang model adsorpsi Lagergren orde dua-semu
menghasilkan persamaan garis lurus ln (Xe-X) dengan Xe= 49,02 mg g-1 dan k2,ads = 0,00788 g
= -0,001x – 1,010 dengan r2= 27,74 % dan Xe mg-1menit-1. Hasil penelitian ini dibandingkan
yang dihitung adalah -0,545x10-3 mg g-1 (Tabel dengan yang dilakukan oleh Abechi, dkk (2011)
7). bahwa kinetika adsorpsi zat warna metilen biru
oleh karbon aktif dari kulit kelapa sawit sama-
Model kinetika adsorpsi Lagergren orde sama mengikuti model kinetika adsorpsi orde
dua-semu dua, meskipun menggunakan karbon aktif yang
Pengolahan data hasil penjerapan model berbeda.
kinetika adsorpsi Lagergren orde dua-semu zat
warna metilen biru oleh karbon aktif pada Mekanisme Adsorpsi Zat Warna Metilen
konsentrasi 200 ppm dapat dilihat pada Tabel 9 Biru Oleh Karbon Aktif Dari Kulit kemiri.
dan Gambar 6. Mekanisme proses adsorpsi zat warna
metilen biru pada konsentrasi 200 ppm dapat
Tabel 9. Parameter-parameter model kinetika dijelaskan dengan mengasumsikan bahwa
adsorpsi Lagergren ordeDua semu zat warna sebagai penentu laju reaksi adalah proses
metilen biru pada konsentrasi 200 ppm pada penjerapan kimia yang meliputi gaya antar
suhu25 ºC valensi atau pertukaran elektron antara
t Ce Cads X t/X adsorbent dan adsorbat. Ini berarti sebagai
(waktu) (ppm) (ppm) (mg g-1) (menit mg g-1)
penentu laju proses adsorpsi yaitu proses
30 6,804 193,196 48,299 0,621
pengambilan yang berupa penjerapan kimia-
60 10,604 189,396 47,349 1,267
fisik dengan proses pengambilan yang
90 12,084 187,916 46,979 1,916
berlangsung paling lambat yaitu saat proses
120 11,604 188,396 47,099 2,548 adsorpsi, terjadi interaksi elektrostatik antara
150 11,884 188,116 47,029 3,190 zat warna metilen biru yang bermuatan positif
180 5,364 194,636 48,659 3,699 dengan karbon aktif yang bermuatan negatif
240 5,244 194,756 48,689 4,929 (Allen,dkk., 1997).
360 6,184 193,816 48,454 7,430 Difusi intra partikel bergantung pada
beberapa faktor seperti struktur sorben, sifat
Dengan menggunakan data pada Tabel 9 fisik sorben dan sorbat, sifat-sifat kimia sorbat,
maka dapat dibuat kurva t vs t/x untuk model interaksi sistem dan kondisi sistem. Mekanisme
kinetika adsorpsi Lagergren orde dua-semu difusi intra partikel didasarkan pada dua
seperti terlihat pada Gambar 6. mekanisme yaitu difusi pori dan difusi padat.
Difusi pori bergantung pada transport pelarut
8.000 dan struktur internal dari pori-pori sorben.
y = 0.0205x + 0.0497 Mekanisme ini menjelaskan difusi molekul
t/X (menit.g/mg)

6.000 R² = 0.9997 sorbat ke dalam partikel dalam cairan dan


4.000 dalam pori-pori cairan (Allen,dkk., 1997).

2.000 Penentuan energi aktivasi


Penentuan energi aktivasi dilakukan pada
0.000
konsentrasi zat warna dan kadar garam yang
0 100 200 300 400
mempunyai adsorpsi optimum yaitu konsentrasi
t (menit)
zat warna biru metilen 200 ppm dengan
memvariasikan suhu 25 0C dan 30 0C. Adapun
Gambar 6. Kurva kinetika adsorpsi Lagergren hasil absorbansi pada variasi waktu dapat
orde dua – semu dilihat pada Tabel 6 untuk 25 oC dan Tabel 10
untuk 30 oC.
Nilai koefisien korelasi (r2) yang diperoleh Pada umumnya adsorpsi merupakan proses
dari kurva pada Gambar 6 sebesar eksotermis, Δ < 0. Proses ini digambarkan
99,9%menunjukkan bahwa model kinetika dengan meningkatnya suhu bila adsorbat
19
J. Latupeirissa dkk. / Indo. J. Chem. Res, 2018, 6(1), 12-21

berinteraksi dengan adsorben. Besarnya energi kapasitas adsorpsi, maka dengan meningkatnya
yang terlibat dalam adsorpsi, ditentukan dengan suhu, kapasitas adsorpsi juga meningkat.
menggunakanpersamaan Arrhenius yaitu: =
RT ln k Berdasarkan hasil penelitian ini yang KESIMPULAN
mengikuti mekanisme adsorpsi kimia
(kemisorpsi), maka jumlah zat yang teradsorpsi Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat
akan makin besar dengan naiknya suhu. Oleh disimpulkan sebagai berikut:
karenaitu, maka untuk melepaskan kembali 1. Adsorpsi zat warna metilen biru oleh
adsorbat dari permukaan adsorben diperlukan akrbon aktif dari kulit kemiri mengikuti
banyak energi. isoterm adsorpsi Freundlich.
2. Model kinetika adsorpsi metilen biru oleh
Tabel 10. Absorbansi larutan zat warna karbon aktif dari kulit kemiri mengikuti
biru metilena yang telah teradsorpsi model adsorpsi Lagergren orde dua-semu
oleh karbon aktif dengan konsentrasi dengan nilai konstanta laju reaksi (k2,ads)
200 ppm pada suhu 30 0C. sebesar 0,00788 g mg-1 menit-1 dan Xe
sebesar 49,02 mg g-1. Diperoleh juga nilai
Waktu Fp energi aktivitas sebesar-46,24310602
Absorbansi
(t,menit) KJ/mol dan nilai A sebesar sebesar
30 20x 0,348 1,61975 x 10-10 g mg-1 menit -1.
60 20x 0,414 Mekanisme adsorpsi metilen biru oleh
90 20x 0,587 karbon aktif dari kulit kemiri
120 20x 0,432 mengasumsikan bahwa penentuan laju
150 20x 0,355 reaksi adalah proses adsorpsi kimia.
180 20x 0,498
240 20x 0,264
360 20x 0,127 DAFTAR PUSTAKA
Abechi E.S, Gimba C.E, Uzairu A, Kagbu J.A.,
Pada penelitian ini, orde reaksi yang 2011, Kinetics of adsorption of methylene
diikuti oleh adsorpsi karbon aktif terhadap zat blue onto activated carbon prepared from
warna biru metilena adalah orde dua dan palm kernel shell, Archives of Applied
dengan menggunakan nilai pada suhu 25 Science Research, 3 (1), 154-164.
o o
C dan suhu 30 C, sehingga dapat dibuat suatu Allen, S,J., Whitten, L.J, Murray, M., Duggan,
perhitungan untuk menentukan nilai energi O., Brown, P., 1997, The Adsorption of
aktivasi ( ) dengan menggunakan parameter- Pollutants by Peat, Lignite and Actived
parameter seperti yang dapat dilihat pada Tabel Chars, J.Chem Tech. Biotechnol, 68, 442-
11. 452.
Tabel 11. Parameter-parameter penentuan Atkins, P. W., 1990, Kimia Fisika Jilid 2 Edisi
energi aktivasi Keempat, Penerjemah I.I. Kartohadiprodjo.
Suhu k2,ads T 1/T ln k2,ads Penerbit Erlangga. Jakarta.
(oC) (g mg-1 (K) (K-1) (g mg-1 menit-1) Cheremisinoff, Morresi, 1978, Carbon
menit-1) Adsorption Hand Book. Ann Arbor
25 0,00788 298 3,3557 x 10-3 -4,8434
Science Publishers. Universitas Michigan
30 0,00579 303 3,3003 x 10-3 -5,1516 Coocson, 1978, Adsorption Mechanisme The
Chemistry of Organic Application, Ann
Arbor.
Dengan menggunakan data pada Tabel 11 Demirbas, A., 2009, Agricultural based
dibuat perhitungan untuk menghitung energi Activated Carbons for the removal of dyes
aktivasi ( ). Berdasarkan hasil perhitungan from aqueous Solutions : A review, Eng.
pada diperoleh energi aktivasi (Ea) sebesar J., 167, 1-9.
-46,24310602 kJ mol-1 dan faktor pra- Fessenden, R. J, Fessenden, J. S, 1984, Kimia
eksponensial (A) sebesar 1,61975 x 10-10 g Organik II Edisi kedua, Terjemahan A.
mg-1 menit-1. Hasil yang diperoleh ini sangat Hadyana Pudjaatmaka, Penerbit Erlangga,
dipengaruhi oleh suhu dalam meningkatkan Jakarta.
20
J. Latupeirissa dkk. / Indo. J. Chem. Res, 2018, 6(1), 12-21

Latupeirissa, J., Tanasale, M.F.J.D.P., Dade, K., Widhianti, W. D., 2010, Pembuatan Arang
2017, Carbon characterization from Aktif dari Biji Kapuk (Ceiba pentandra L.)
candlenut shells (Aleurites moluccana (L) sebagai Adsorben Zat Warna Rhodamin B,
Wild) with X-RD, Indo. J. Chem. Res., Skripsi Sarjana, Departemen Kimia,
3(1), 326 – 330. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Lynam, M. M., Kilduff, J. E., Weber, W. J. Jr., Airlangga, Surabaya.
1995, Adsorption of p-nitrophenol from Zor, S., 2004, Investigation of the Adsorption
Dilute Aquadeous Solution, J. Chem Edu, of Anionic Surfacftans of Different pH
72, 80-84. Values by Means of Active Carbon and the
Rini. P., Sutapa. J. P. G., 2005, Mutu Arang Kinetics of Adsorption, J. Serh. Chem.
Aktif dar Limbah Kayu Mahoni Soc, 69, 25 – 32.
sebagai Bahan Penjernih Air, Fakultas
Kehutanan UGM, Yogyakarta
Tutupary, F. J., 2010, Kinetika Adsorpsi Zat
Warna Biru Metilena 0leh Kitosan Pada
Beberapa Kadar Garam, Skripsi Sarjana,
Jurusan Kimia FMIPA Unpatti, Ambon.

21

You might also like