You are on page 1of 8

Journal ofof

Journal Nutrition
NutritionCollege,
College,Volume
Volume1,1,Nomor
Nomor1,1,Tahun
Tahun2012,
2012,Halaman
Halaman344-351
344
Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG TEMPE DAN


TEPUNG UBI JALAR KUNING TERHADAP KADAR PROTEIN, KADAR Β-KAROTEN, DAN
MUTU ORGANOLEPTIK ROTI MANIS

Kurniawati, Fitriyono Ayustaningwarno *)

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro


Jl.Dr.Sutomo No.14, Semarang, Telp (024) 8453708, Email : gizifk@undip.ac.id

ABSTRACT
Background: Increased of high protein and β-carotene food consumption is expected may prevent PEM and VAD.
Tempeh is a high-protein food stuff, while orange-fleshed sweet potato had high β-carotene content. Sweet bread
with substitution of tempeh and orange-fleshed sweet potato flours is expected could be an alternative food which
had high protein and β-carotene content.
Objective: Analyze the effect of tempeh and orange-fleshed sweet potato flour substitution on protein and β-carotene
content, and organoleptic quality of sweet bread.
Method: An one factor completely randomized experimental study used 5 level of tempeh and orange-fleshed sweet
potato flour substitution, which were 0%:0%, 0%:25%, 10%:15%, 15%:10%, and 25%:0%. Statistical analysis of
protein and β-carotene content used One Way ANOVA followed by Tukey and Duncan test, while analysis of
organoleptic quality used Friedman and Wilcoxon test.
Result: Sweet bread with 25% tempeh flour substitution had the highest protein content (14.38%) and 25% orange-
fleshed sweet potato flour substitution had the highest β-carotene content (0.24 mg/100 g). Substitution of 25%
orange-fleshed sweet potato flour and substitution of 10% tempeh -15% orange-fleshed sweet potato flour had
significant effect on β-carotene content. Tempeh and orange-fleshed sweet potato flour substitution also had
significant effect on color, aroma, texture, and taste of sweet bread, but had no but had no significant effect on its
protein content.
Conclusion: Tempeh flour substitution increased protein content in sweet bread and orange-fleshed sweet potato
flour increased its β-carotene content. Sweet bread with 10% tempeh-15% orange-fleshed sweet potato flour
substitution were recommended.

Keywords: sweet bread; tempeh flour; sweet potato flour; protein; β-carotene

ABSTRAK

Latar Belakang: Peningkatan konsumsi pangan kaya protein dan β-karoten diharapkan dapat mencegah KEP dan
KVA. Tempe merupakan bahan pangan kaya protein, sedangkan ubi jalar kuning kaya akan kandungan β-karoten.
Roti manis yang disubstitusi dengan tepung tempe dan tepung ubi jalar kuning diharapkan dapat menjadi produk
pangan alternatif yang kaya kandungan protein dan β-karoten.
Tujuan: Menganalisis pengaruh substitusi tepung tempe dan tepung ubi jalar kuning terhadap kadar protein, β-
karoten, dan mutu organoleptik roti manis.
Metode: Merupakan penelitian eksperimental rancangan acak lengkap satu faktor dengan 5 taraf perlakuan
substitusi tepung tempe dan tepung ubi jalar kuning yaitu 0%:0%, 0%:25%, 10%:15%, 15%:10%, dan 25%:0%.
Analisis statistik kadar protein dan β-karoten menggunakan uji One Way ANOVA serta uji Tukey dan Duncan,
sedangkan analisis mutu organoleptik menggunakan uji Friedman dan Wilcoxon.
Hasil: Kadar protein tertinggi terdapat pada roti manis substitusi 25% tepung tempe (14,38%) dan kadar β-karoten
tertinggi terdapat pada roti manis substitusi 25% tepung ubi jalar kuning (0,24 mg/100g). Substitusi tepung ubi
jalar kuning 25% dan substitusi tepung tempe 10%-tepung ubi jalar kuning 15% berpengaruh nyata terhadap kadar
β-karoten roti manis. Substitusi tepung tempe dan tepung ubi jalar kuning juga berpengaruh nyata terhadap warna,
aroma, tekstur, dan rasa roti manis, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar proteinnya.
Kesimpulan: Substitusi tepung tempe meningkatkan kadar protein roti manis dan tepung ubi jalar kuning
meningkatkan kadar β-karotennya. Roti manis yang direkomendasikan yaitu roti manis substitusi 10% tepung
tempe-15% tepung ubi jalar kuning.

Kata Kunci: roti manis; tepung tempe; tepung ubi jalar; protein; β-karoten

PENDAHULUAN dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik


Kurang energi protein (KEP) merupakan pada anak.1 Hasil Riskesdas tahun 2010
salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang menunjukkan prevalensi anak usia 6-12 tahun yang

*)
Penulis Penanggungjawab
Journal of Nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 345

bertubuh pendek dan kurus sebesar 35,6% dan lisin. Tempe juga memiliki protein dengan nilai
12,2%. Meskipun prevalensi nasional tersebut cerna yang lebih tinggi, yaitu 83% bila
mengalami penurunan dibandingkan pada tahun dibandingkan dengan kedelai yang hanya 75%. 8
2007, tetapi masih terdapat 20 provinsi yang Sementara itu, ubi jalar kuning merupakan umbi-
memiliki prevalensi anak pendek dan kurus di atas umbian yang kaya β-karoten. Di dalam 100g umbi
prevalensi nasional.2 Di samping mengalami segarnya terkandung 2.900 µg β-karoten. Produksi
gangguan pertumbuhan, KEP pada anak juga ubi jalar kuning di Indonesia melimpah, sekitar
seringkali dikaitkan dengan kejadian kurang 1.886 ton per tahun, tetapi tingkat konsumsinya
vitamin A (KVA).3 Prevalensi kurang vitamin A masih tergolong rendah, sekitar 1,4-17,8% hampir
(KVA) di Asia tenggara sebesar 24,3% dan 85 juta di seluruh provinsi Indonesia. Optimalisasi
di antaranya diderita oleh anak sekolah. Sementara konsumsi ubi jalar kuning dapat dilakukan dengan
itu, di Indonesia terdapat 12,6 juta kasus kurang mengolahnya menjadi bentuk yang dapat diterima
vitamin A pada anak.4 dan praktis, yaitu dengan penepungan.9
Kurang energi protein dan kurang vitamin Program penganekaragaman pangan guna
A dapat saling berkaitan. Pada anak KEP, adanya memperbaiki asupan gizi masyarakat dari makanan
KVA dapat terjadi karena kurangnya asupan dapat berkembang dengan baik apabila
vitamin A, serta terhambatnya absorpsi, memanfaatkan potensi bahan pangan lokal yang
transportasi, dan pengkonversian vitamin A. ada. Tempe dan ubi jalar kuning dalam bentuk
Defisiensi protein dan seng pada anak KEP dapat tepung dapat digunakan dalam banyak aplikasi
mengurangi sistesis retinol binding protein (RBP), produk pangan seperti makanan ringan, biskuit,
protein yang berfungsi mengangkut vitamin A. nugget, dan roti. Produk pangan yang dapat
Sementara itu, adanya KVA dapat memperburuk dikembangkan salah satunya adalah roti manis.
keadaan KEP yang telah ada karena dapat Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
mengurangi sistem kekebalan tubuh anak, sehingga 2008 menunjukkan tingkat konsumsi roti manis
anak lebih rentan mengalami penyakit infeksi. 5,6 yang meningkat dari tahun ke tahun. Sebanyak >
Penelitian pada anak usia sekolah di India 50% rumah tangga di perkotaan dan > 47% rumah
menunjukkan bahwa KVA ditemukan tangga di pedesaan mengonsumsi roti manis > 20
berdampingan dengan KEP, dimana prevalensi g/kapita/hari.10
anak KEP yang memiliki kadar retinol serum < Berdasarkan latar belakang tersebut maka
0,70 µmol/L, sebesar 69,3%.4 dilakukan penelitian mengenai analisis kadar
Penyebab utama dari KEP adalah kurangnya protein, kadar β-karoten, dan mutu organoleptik
asupan energi dan protein. Hasil Riskesdas tahun roti manis dengan substitusi tepung tempe dan
2010 menunjukkan sebanyak 44,4% anak usia 6-12 tepung ubi jalar kuning untuk menghasilkan roti
tahun mengonsumsi energi di bawah kebutuhan manis yang kaya protein dan β-karoten.
minimal (< 70% dari AKG bagi orang Indonesia),
dan 30,6% mengonsumsi protein di bawah METODE
kebutuhan minimal pula (< 80% dari AKG bagi Penelitian yang dilakukan termasuk dalam
orang Indonesia).2 Upaya perbaikan gizi bidang Ilmu Food Production. Penelitian ini
masyarakat dapat dilakukan dengan mendorong dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2012 di
peningkatan konsumsi pangan melalui pendekatan Laboratorium Universitas Muhammadiyah
penganekaragaman pangan. 7 Untuk mencegah KEP Semarang dan Laboratorium Ilmu Pangan
dan KVA dapat dilakukan dengan meningkatkan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
konsumsi pangan tinggi protein dan vitamin A. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
Tempe merupakan bahan pangan lokal satu faktor dengan 5 taraf perlakuan.
sumber protein. Di dalam 100 g tempe terkandung Setiap perlakuan dan pengujian organoleptik
20,8 g protein yang kaya akan asam amino lisin pada penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali
(43,1 mg/g), yang dapat bersifat komplementer bila pengulangan. Taraf perlakuan dalam penelitian ini
dipadukan dengan serealia yang minim kandungan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Taraf Perlakuan Roti Manis Substitusi Tepung Tempe dan Tepung Ubi Jalar Kuning
Nama Bahan
Perlakuan
Terigu Tepung Tempe Tepung Ubi Jalar Kuning
R0 100% 0% 0%
Journal of Nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 346

R1 75% 0% 25%
R2 75% 10% 15%
R3 75% 15% 10%
R4 75% 25% 0%

Pembuatan roti manis dilakukan dengan dengan kriteria penilaian lima skala hedonik yaitu
pencampuran, pengadonan, pembentukan, dan 1=sangat tidak suka; 2=tidak suka; 3=netral;
pemanggangan. Tepung tempe yang digunakan 4=suka; dan 5=sangat suka. Penilaian mutu
adalah hasil penepungan tempe kedelai yang organoleptik dilakukan pada 20 orang panelis agak
berasal dari Pasar Karang Ayu Semarang dan terlatih yaitu mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi
dibuat berdasarkan metode Sofiah, yaitu tempe Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
dikukus selama 15 menit, diiris tipis, dikeringkan Pengaruh substitusi tepung tempe dan
pada suhu 50°C selama 10 jam, digiling, dan tepung ubi jalar kuning terhadap kadar protein dan
diayak dengan tingkat kehalusan 80 mesh. 11 kadar β-karoten roti manis diuji menggunakan One
Sementara tepung ubi jalar kuning yang digunakan Way Anova serta uji lanjut Tukey untuk
merupakan hasil penepungan ubi jalar kuning yang mengetahui beda nyata kadar protein dan uji
berasal dari Bandungan Semarang dan dibuat Duncan untuk mengetahui beda nyata kadar β-
berdasarkan metode Suismono, yaitu ubi jalar yang karoten antar perlakuan. Sementara itu, data mutu
telah dikupas dan dicuci kemudian dikukus selama organoleptik menggunakan uji Friedman dan uji
10 menit, diiris tipis, direndam dalam larutan lanjut Wilcoxon.
sodium bisulfit 0,3% selama 30 menit, dikeringkan
pada suhu 50°C selama 10 jam, digiling, dan HASIL
diayak dengan tingkat kehalusan 80 mesh.12 1. Kadar Protein dan β-karoten Roti Manis
Pada penelitian utama, data yang dengan Substitusi Tepung Tempe dan
dikumpulkan dari variabel terikat adalah kadar Tepung Ubi Jalar Kuning
protein, kadar β-karoten, dan mutu organoleptik Hasil analisis kadar protein dan β-karoten
roti manis. Kadar protein roti manis diukur dengan roti manis substitusi tepung tempe dan tepung
metode Kjeldahl dan kadar β-karoten diukur ubi jalar kuning secara singkat disajikan pada
dengan metode spektrofotometri.13 Sementara itu, Tabel 2.
mutu organoleptik menggunakan uji hedonik

Tabel 2. Rerata Kadar Protein dan β-karoten Roti Manis dengan Substitusi
Tepung Tempe dan Tepung Ubi Jalar Kuning
Jenis Rerata Kadar Protein Rerata Kadar β-karoten
Perlakuan (% berat kering) (mg/100g)
R0 11,34 ± 0,27ab 0,09 ± 0,01b
R1 9,44 ± 1,51b 0,24 ± 0,06a
ab
R2 11,31 ± 2,25 0,21 ± 0,03a
ab
R3 12,41 ± 1,56 0,14 ± 0,01b
a
R4 14,38 ± 1,44 0,10 ± 0,02b
p=0.032* p=0.000*
Angka yang diikuti huruf superscript berbeda menunjukkan beda nyata

Berdasarkan Tabel 2, kadar protein pada roti manis 100% terigu, yaitu 0,09
tertinggi terdapat pada roti manis dengan mg/100g.
substitusi tepung tempe 25%, yaitu 14,38% dan 2. Mutu Organoleptik Roti Manis dengan
kadar protein terendah terdapat pada roti manis Substitusi Tepung Tempe dan Tepung Ubi
dengan substitusi tepung ubi jalar kuning 25%, Jalar Kuning
yaitu 9,44%. Sementara itu, kadar β-karoten Hasil analisis mutu organoleptik warna,
tertinggi terdapat pada roti manis dengan aroma, tekstur, dan rasa roti manis substitusi
substitusi tepung ubi jalar kuning 25% yaitu tepung tempe dan tepung ubi jalar kuning
0,24 mg/100 g, dan yang paling rendah terdapat secara singkat disajikan pada Tabel 3.
Journal of Nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 347

Tabel.3 Rerata mutu organoleptik warna, aroma, tekstur, dan rasa roti manis substitusi tepung tempe
dan tepung ubi jalar kuning
Perlakua Warna Aroma Tekstur Rasa
n Rerata Ket Rerata Ket Rerata Ket Rerata Ket
3,68 ± 4,05 ± 3,65 ± 4,20 ±
R0 Suka Suka Suka Suka
0,75a 0,75a 0,95ac 0,68a
3,88 ± 3,57 ± 3,25 ± Netra 3,62 ±
R1 Suka Suka Suka
0,87a 0,81b 0,84b l 0,94b
3,82 ± 3,60 ± 3,65 ± 3,35 ±
R2 a Suka b Suka a Suka Netral
0,70 0,87 0,92 0,97b
3,82 ± 3,43 ± Netra 3,70 ± 2,90 ±
R3 Suka Suka Netral
0,68a 0,89b l 1,01a 0,89c
3,00 ± Netra 2,97 ± Netra 3,28 ± Netra 2,40 ± Tidak
R4
0,88b l 0,88c l 0,99bc l 0,69d Suka
p=0.000* p=0.000* p=0.006* p=0.000*
Angka yang diikuti huruf superscript berbeda menunjukkan beda nyata

Tabel 3. menunjukkan bahwa tingkat tempe. Semakin banyak substitusi tepung ubi
kesukaan warna roti manis tertinggi terdapat jalar kuning maka kadar protein roti manis
pada roti manis substitusi tepung ubi jalar cenderung menurun. Namun, kurangnya
kuning 25%, yaitu 3,88 (suka), dan yang protein dalam tepung ubi jalar dapat tertutupi
terendah terdapat pada roti manis substitusi oleh protein tepung tempe, sehingga substitusi
tepung tempe 25%, yaitu 3,00 (netral). tepung ubi jalar kuning hingga 25% tidak
Sementara itu, tingkat kesukaan aroma roti berpengaruh secara nyata terhadap penurunan
manis tertinggi terdapat pada roti manis 100% kadar protein roti manis.14 Sementara itu,
terigu, yaitu 4,05 (suka), dan yang terendah tepung tempe memiliki kadar protein
terdapat pada roti manis substitusi tepung tertinggi, tetapi substitusi tepung tempe
tempe 25%, yaitu 2,97 (netral). hingga 25% pun tidak berpengaruh nyata
Roti manis dengan substitusi tepung terhadap peningkatan kadar protein roti manis.
tempe 15% - tepung ubi jalar kuning 10% Hal ini diduga oleh jumlah substitusi tepung
memiliki tingkat kesukaan tekstur tertinggi tempe yang relatif rendah.
yaitu 3,70 (suka), sedangkan roti manis Tempe merupakan olahan kacang-
dengan substitusi tepung ubi jalar kuning 25% kacangan yang tinggi kandungan lisin, tetapi
memiliki tingkat kesukaan terendah yaitu 3,25 rendah akan asam amino sulfur, sedangkan
(netral). Sementara itu, roti manis 100% terigu serealia (terigu) sebaliknya.5 Protein ubi jalar
memiliki tingkat kesukaan tertinggi yaitu 4,20 kuning juga rendah kandungan lisin dan asam
(suka), sedangkan roti manis dengan substitusi amino sulfur. Substitusi tepung tempe pada
tepung tempe 25% memiliki tingkat kesukaan pembuatan roti manis diharapkan dapat
terendah yaitu 2,40 (tidak suka). melengkapi kekurangan lisin pada terigu dan
PEMBAHASAN tepung ubi jalar.5,9,15 Penelitian Ahmed
1. Kadar Protein menunjukkan bahwa penambahan isolat
Substitusi tepung tempe dan tepung ubi protein kacang tolo pada terigu terbukti
jalar kuning tidak berpengaruh secara nyata meningkatkan kandungan lisin pada semua
terhadap kadar protein roti manis. Hal ini campuran dan peningkatannya sebanding
disebabkan kadar protein dalam masing- dengan jumlah isolat yang ditambahkan. 16
masing bahan yang berbeda. Kadar protein Berdasarkan perhitungan dari data
dalam terigu, tepung ubi jalar kuning, dan sekunder,17 kontribusi substitusi tepung tempe
tepung tempe dalam penelitian ini berturut- dan tepung ubi jalar kuning terhadap jumlah
turut sebesar 11 g, 42,6 g, dan 4,8 g. Kadar asam amino lisin dan asam amino sulfur
protein tepung ubi jalar kuning relatif rendah disajikan pada Tabel 4.
jika dibandingkan dengan terigu dan tepung
Journal of Nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 348

Tabel.4 Kontribusi Substitusi Tepung Tempe dan Tepung Ubi Jalar Kuning terhadap Jumlah
Asam Amino Lisin, Metionin, dan Sistein
Asam Amino (mg/g N)
Perlakuan
Lisin Metionin Sistein
100% terigu 130 108,12 131,87
75% terigu 25% ubi jalar 99,02 81,97 99,90
75% terigu 10% tempe 15% ubi jalar 138,81 98,42 106,50
75% terigu 15% tempe 10% ubi jalar 158,71 106,64 109,80
75% terigu 25% tempe 198,50 123,09 116,40

Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat Penelitian tentang stabilitas β-karoten


bahwa jumlah lisin cenderung meningkat selama proses produksi tepung ubi jalar klon
dengan semakin banyaknya substitusi tepung BB menunjukkan adanya penurunan kadar β-
tempe, sedangkan jumlah asam amino sulfur karoten sebesar 38-40% dan kerusakan
sebaliknya. Meskipun demikian, jumlah asam strukturnya karena proses pengeringan.
amino sulfur kombinasi ketiga tepung tersebut Namun demikian, apapun metode pengolahan
masih lebih tinggi apabila dibandingkan yang dilakukan, kadar β-karoten akan
dengan jumlah asam amino sulfur yang mengalami penurunan, terutama dengan
dihasilkan dari tepung tempe sendiri.17 waktu proses yang lebih lama, adanya
2. Kadar β-karoten pemotongan, serta penggilingan. Adanya
Roti manis substitusi tepung ubi jalar proses pemotongan dan penggilingan umbi
kuning 25% dan roti manis substitusi tepung menyebabkan bertambahnya luas permukaan
tempe 10%-tepung ubi jalar kuning 15% bahan, sehingga peluang kontak dengan udara
memiliki kadar β-karoten yang berbeda nyata (O2) juga lebih besar.12
dengan roti manis 100% terigu. Penelitian Kandungan β-karoten dalam tepung ubi
Idolo menunjukkan bahwa substitusi tepung jalar kuning juga dapat berkurang karena
ubi jalar kuning 20% meningkatkan kadar β- adanya proses pengolahan produk aplikasinya,
karoten roti manis 12,1%, sedangkan seperti pada pembuatan roti. Penelitian Lisia
substitusi sebesar 25% meningkatkan kadar β- tentang aplikasi tepung ubi jalar kuning dalam
karoten 34,5% dari kandungan β-karoten roti pembuatan roti menunjukkan adanya
manis tanpa substitusi. Semakin banyak penurunan β-karoten sebesar 68,5% selama
substitusi tepung ubi jalar kuning yang pemanggangan dalam oven pada suhu ±160°C
ditambahkan, maka kadar β-karoten roti manis selama 15 menit. Jumlah penurunan akan
cenderung meningkat secara nyata.18 semakin besar seiring dengan bertambahnya
Ubi jalar kuning mengandung β-karoten suhu dan waktu pemanggangan. 19
yang cukup tinggi. Sekitar 89% total karoten Namun demikian, kadar β-karoten
pada ubi jalar kuning adalah β-karoten yang dalam penelitian ini masih dapat
didominasi oleh bentuk trans-β-karoten dipertahankan. Hal ini dapat disebabkan oleh
sebesar 96,7%. Namun demikian, kandungan penggunaan sodium bisulfit pada pembuatan
β-karoten tersebut dapat berkurang dan tepung ubi jalar kuning. Pada penelitian ini,
mengalami kerusakan karena proses pembuatan tepung dilakukan dengan
pengolahan. Adanya struktur ikatan rangkap perendaman irisan ubi jalar dalam larutan
pada β-karoten menyebabkan β-karoten sodium bisulfit 0,3% selama 30 menit
mudah teroksidasi ketika terkena udara (O2). sebelum dikeringkan. Hal tersebut dilakukan
Proses oksidasi pun akan berlangsung lebih untuk meminimalkan penurunan kadar β-
cepat dengan adanya cahaya, katalis logam, karoten, karena sodium bisulfit berperan
dan proses pemanasan pada suhu tinggi. Hal dalam melindungi β-karoten dari oksidasi.
tersebut dapat mengakibatkan berubahnya Penelitian Christina menunjukkan bahwa
struktur trans-β-karoten menjadi cis-β- tepung ubi jalar yang dihasilkan dari
karoten, dimana bentuk cis-β-karoten perlakuan perendaman larutan sodium bisulfit
memiliki aktivitas provitamin A yang lebih 0,3% memiliki kadar β-karoten tertinggi
rendah.12 dibandingkan dengan tepung ubi jalar dengan
Journal of Nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 349

perendaman dalam asam askorbat, gum arab, aroma roti manis seluruh perlakuan
dan maltodekstrin.12 substitusi tepung tempe dan tepung ubi
3. Mutu Organoleptik jalar kuning berbeda nyata dengan roti
a. Warna manis 100% terigu. Roti manis substitusi
Substitusi tepung tempe dan tepung tempe 10%-tepung ubi jalar kuning
tepung ubi jalar kuning menghasilkan roti 15% dan roti manis substitusi tepung ubi
manis berwarna kuning cerah hingga jalar kuning 25% memiliki aroma harum
kuning kecokelatan. Dibandingkan khas ubi jalar kuning. Sementara itu, roti
perlakuan lainnya, hanya tingkat kesukaan manis substitusi tepung tempe 15%-tepung
warna roti manis substitusi tepung tempe ubi jalar kuning 10% dan roti manis
25% yang berbeda nyata dengan roti manis substitusi tepung tempe 25% memiliki
100% terigu. Hal tersebut karena roti aroma langu yang kuat.
manis substitusi tepung tempe 25% Aroma langu pada roti manis dapat
memiliki warna cokelat yang lebih pekat. disebabkan oleh tepung tempe yang
Warna roti manis yang dihasilkan berasal digunakan. Aroma langu pada tepung
dari tepung tempe dan tepung ubi jalar tempe disebabkan oleh aktivitas enzim
kuning yang digunakan. Tepung tempe lipoksigenase yang secara alami terdapat
memiliki warna cokelat, sedangkan tepung dalam kedelai. Enzim lipoksigenase dapat
ubi jalar kuning memiliki warna jingga menghidrolisis asam lemak tak jenuh
muda. Pada penelitian ini, semakin banyak ganda dan menghasilkan senyawa-senyawa
substitusi tepung tempe yang ditambahkan, volatil penyebab aroma langu, khususnya
maka warna roti manis semakin cokelat. etil fenil keton. Pada penelitian ini,
Hal ini terlihat pada roti manis substitusi sebelum dilakukan proses pengeringan,
tepung tempe 25% yang memiliki warna tempe yang digunakan di-blanching
paling cokelat. terlebih dahulu pada suhu 100°C selama
Di samping karena penggunaan 15 menit. Hal ini dilakukan untuk
tepung tempe, warna kecokelatan pada roti menginaktivasi enzim lipoksigenase yang
juga dihasilkan oleh reaksi Maillard. terdapat dalam tempe. Cowan
Reaksi Maillard merupakan reaksi menyebutkan bahwa proses steam
browning non enzimatis yang terjadi antara blanching dengan pengukusan pada suhu
gula pereduksi dengan asam amino yang 70 – 100°C selama 10 atau 40 menit pada
menghasilkan warna kecokelatan pada pembuatan tepung tempe telah mampu
bahan makanan ketika mengalami proses menginaktivasi enzim lipoksigenase dan
pemanasan. Cornell menyebutkan reaksi memperbaiki aroma tepung yang
Maillard pada produk bakery dapat terjadi dihasilkan.11
karena adanya proses pemanggangan pada c. Tekstur
suhu di atas 115°C.20 Di samping itu, Tekstur roti manis substitusi tepung
semakin banyak substitusi tepung tempe tempe dan tepung ubi jalar kuning pada
yang ditambahkan, warna roti manis akan penelitian ini memiliki tingkat kesukaan
semakin gelap. Hal ini dikarenakan suka hingga netral. Dibandingkan
kandungan asam amino lisin yang tinggi perlakuan lainnya, hanya tingkat kesukaan
pada tepung tempe turut mempengaruhi tekstur roti manis substitusi tepung ubi
warna roti yang dihasilkan. Lisin jalar kuning 25% yang berbeda nyata
mengandung dua gugus amin sehingga dengan roti manis tanpa substitusi. Roti
lebih reaktif terhadap gula pereduksi dan manis substitusi tepung ubi jalar kuning
menghasilkan warna kecokelatan yang 25% memiliki tingkat kesukaan tekstur
lebih pekat, sedangkan asam amino yang terendah, dengan tekstur padat, agak kasar,
mengandung sulfur seperti metionin dan dan mudah hancur ketika dikunyah.
sistein sebaliknya.11,21 Perbedaan tekstur roti manis yang
b. Aroma dihasilkan dalam penelitian ini dapat
Aroma roti manis substitusi tepung disebabkan oleh kandungan gluten dalam
tempe dan tepung ubi jalar kuning pada tepung yang digunakan. Gluten merupakan
penelitian ini memiliki tingkat kesukaan massa adonan yang tak larut air, liat,
suka hingga netral. Tingkat kesukaan elastis, dan dapat mengembang, yang
Journal of Nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 350

terbentuk dari fraksi protein gliadin dan 4. Rekomendasi Roti Manis dan Kontribusi
glutenin yang bereaksi dengan air. Sifat terhadap Kecukupan Gizi
gluten yang elastis membuat adonan roti Roti manis yang direkomendasikan
dapat menahan gas CO2 hasil fermentasi adalah roti manis substitusi tepung tempe
ragi, sehingga adonan dapat mengembang 10%-tepung ubi jalar kuning 15%.
dan meningkatkan volume roti. Berdasarkan perhitungan kadar protein dan β-
Peningkatan volume tersebut, karoten, roti manis tersebut memiliki
memungkinkan roti memiliki struktur kontribusi yang paling optimal terhadap
berongga yang halus, seragam, dan tekstur kecukupan protein dan vitamin A anak
yang lembut.22 Tepung ubi jalar kuning berdasarkan AKG dibandingkan dengan roti
memiliki kandungan gluten yang sangat manis perlakuan lainnya, serta memiliki mutu
rendah, sehingga semakin banyak tepung organoleptik yang dapat diterima panelis.
ubi jalar kuning yang ditambahkan, maka Konsumsi 100 g roti manis tersebut dapat
kelembutan tekstur roti manis akan menyumbang 25,15% kecukupan protein dan
berkurang. 9% kecukupan vitamin A anak usia 4-8 tahun
Di samping kandungan gluten, atau menyumbang 22,62% kecukupan protein
tekstur roti manis juga dipengaruhi oleh dan 6% kecukupan vitamin A anak usia 9-13
rasio amilosa dan amilopektin pada tepung tahun.
ubi jalar kuning. Pati pada umbi-umbian
seperti ubi jalar mengandung kadar SIMPULAN DAN SARAN
amilosa yang tergolong tinggi, yaitu 30- Simpulan
40%.15,23 Adanya kandungan amilosa yang 1. Kadar protein roti manis cenderung
tinggi menimbulkan tekstur padat dan meningkat dengan semakin banyaknya
kasar pada makanan.22,23 substitusi tepung tempe dan menurun
d. Rasa dengan semakin banyaknya substitusi
Pada penelitian ini, rasa roti manis tepung ubi jalar kuning.
substitusi tepung tempe dan tepung ubi 2. Kadar β-karoten roti manis cenderung
jalar kuning memiliki tingkat kesukaan meningkat dengan semakin banyaknya
suka hingga tidak suka. Tingkat kesukaan substitusi tepung ubi jalar kuning dan
panelis terhadap rasa roti manis seluruh menurun dengan semakin banyaknya
perlakuan substitusi berbeda nyata dengan substitusi tepung tempe.
roti tanpa substitusi, dan cenderung 3. Substitusi tepung tempe dan tepung ubi jalar
menurun dengan semakin banyaknya kuning berpengaruh secara nyata terhadap
tepung tempe yang ditambahkan. mutu organoleptik warna, aroma, tekstur,
Rasa roti manis yang dihasilkan dan rasa roti manis.
dalam penelitian ini dipengaruhi oleh Saran
komposisi tepung yang digunakan. Roti 1. Diperlukan proses pengolahan tambahan
manis substitusi tepung tempe 25% pada saat pembuatan tepung tempe untuk
memiliki tingkat kesukaan terendah, yaitu mengurangi aroma langu akibat enzim
2,40 (tidak suka). Hal ini dikarenakan lipoksigenase, misalnya dengan pengukusan
adanya after taste berupa rasa pahit pada tempe pada suhu 100°C selama 40 menit.
roti. After taste pahit dapat disebabkan 2. Penambahan filling (bahan pengisi) seperti
oleh hidrolisis asam-asam amino yang cokelat dan selai ke dalam roti manis dapat
terjadi pada reaksi Maillard, baik saat dilakukan untuk menutupi after taste pahit.
proses pembuatan tepung tempe maupun 3. Roti manis yang direkomendasikan adalah
saat pemanggangan roti. Johnson dan roti manis substitusi tepung tempe 10%-
Peterson menyebutkan bahwa terdapat tepung ubi jalar kuning 15%.
asam-asam amino yang menimbulkan rasa
pahit seperti lisin, arginin, prolin, DAFTAR PUSTAKA
fenilalanin, dan valin. Asam amino lisin 1. Muller O, Krawinkel M. Malnutrition and health
merupakan asam amino yang memiliki in developing countries. Canadian Medical
rasa paling pahit dibandingkan asam amino Association Journal. 2005; 173(3): 279–286.
penyebab rasa pahit lainnya.11,21,24 2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. 2010.
Journal of Nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 351

3. Arisman. Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: 17. Deddy Muchtadi.Teknik evaluasi nilai gizi
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007; p.92-93. protein. Bandung: Alfabeta, 2010; p.72-145.
4. Singh V, West KP. Vitamin A deficiency among 18. Idolo I. Sensory and nutritional quality of madiga
school-aged children in Southeastern Asia. Eur J produced from composite flour of wheat and
Clin Nutr. 2004; 58(10): 1342-1349. sweet potato. Pak J Nutr. 2011; 10(11): 1004-
5. Gallagher ML. The nutrients and their 1007.
metabolism. In: Mahan LK, Escott-Stump S. 19. Lisia Yusianti, Purwiyatno Hariyadi. Kajian
Krause’s food and nutrition theraphy.12th ed. formulasi dan proses pemanggangan roti kaya
Canada: Saunders Elsevier, 2008; p.64-69, 71- karotenoida dengan substitusi tepung ubi jalar
73. dan minyak sawit. [skripsi]. Bogor: Fakultas
6. Ikekpeazu EJ, Neboh EE, Maduka IC, Ezedigbo Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
AN, Odetunde T. Serum vitamin A levels in 2001.
children with protein energy malnutrition. Curr 20. Cauvain SP. Bread making improving quality. 1st
Pediatr Res. 2010; 14(1): 9-13. ed. Cambridge: Woodhead Publishing Limited,
7. Ani Kurniawan. Policies in alleviating 2003; p.62.
micronutrient deficiencies: Indonesia’s 21. Maaruf AG, Linforth RS, Taylor AJ. Interaction
experience. Asia Pacific J Clin Nutr. 2002;11(3) of temperature/time and humidity on the
: S360–S370. generation of wheat bread flavor. University
8. Mary Astuti, Andreanyta Meliala. Tempe: A Kebangsaan Malaysia and University of
nutritious and healthy food from Indonesia. Asia Nottingham Research. 2004.
Pacific J. Clin Nutr. 2000; 9(4): 322–325. 22. Cauvain SP, Young L. Baking problem solved.
9. Indrie Ambarsari, Abdul Choliq. Rekomendasi 1st ed. Cambridge: Woodhead Publishing
dalam penetapan standar mutu tepung ubi jalar. Limited, 2001; p.18-19.
Jurnal Standardisasi. 2009; 11(3): 212-219. 23. Tien Muchtadi, Fitriyono Ayustaningwarno.
10. Handewi Purwati Saliem, Reni Kustiari. Ilmu pengetahuan bahan pangan. Bandung:
Situation and trends of wheat flour consumption Alfabeta, 2010; p.218-219.
in Indonesia: Analysis of susenas food 24. Kam Huey Wong. Sensory aroma of maillard
consumption data (1996-2008). Departemen reaction of individual and combinations of amino
Pertanian Indonesia. 2010. acids with glucose in acidic conditions.
11. Paula Kartika Dewi. Pengaruh lama fermentasi International Journal of Food Science and
dan suhu pengeringan terhadap jumlah asam Technology. 2008; 43: 1512-1519.
amino lisin dan karakter fisiko kimia tepung
tempe. [skripsi]. Semarang: Fakultas Pertanian
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
2006.
12. Christina Mumpuni Erawati. Kendali stabilitas
betakaroten selama proses produksi tepung ubi
jalar (Ipomoea batatas L.). [tesis]. Bogor:
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
2006.
13. Abdul Rohman Sumantri. Analisis makanan.
Jogjakarta: Gajah Mada University Press, 2007;
p.5, 122.
14. Lyimo ME, Gimbi DM, Shayo NB. Nutritional
evaluation of composite flour based on root and
tuber crops and sensory acceptability of the
developed products. In: Proceedings of the 13th
ISTRC Symposium. Arusha: Department of
Food Science and Technology, Tanzania
University of Agriculture, 2007; p.514-520.
15. Padmaja G. Uses and nutritional data of sweet
potato. In: George T, editor. The sweet potato.
Berlin: Springer Science, 2009; p.190-199,212.
16. Ahmed SB, Abu-Tarboush HM, Al-Mana HA.
Amino acid composition and rheological
properties of doughs of wheat flour and cowpea
protein isolate modified chemically and
enzymatically. J. Saudi Soc. For Food and
Nutrition 2007; 2 (2).

You might also like