You are on page 1of 7

Prosiding Seminar Nasional 2018

Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISBN:2622-0520

RELATED FACTORS WITH BARRIERS TO THE DISCLOSURE OF


POSITIVE HIV STATUS OF PARENTS TO THEIR CHILDREN IN
MAKASSAR
 

Fatmah Afrianty Gobel1, Fairus Prihatin Idris2


1,2
Public Health Studies Program, Faculty of Public Health University Moslem of Indonesia

Corresponding author: fatmahafrianty.gobel@umi.ac.id

Abstrak

The presence of HIV / AIDS in the family adversely affects the quality of life of adolescents,
exacerbated by poor parenting. In the meantime, generally HIV / AIDS-positive parents are experiencing
barriers to disclosing their HIV positive status to their children. The barriers parents often face in
expressing their status include fearing that their children will reveal HIV status to others, fearing stigma,
and anxiety for their children's emotional or physical health. This study aims to determine factors related
to obstacles to disclosure of HIV positive status of parents to children affected by HIV / AIDS in
Makassar City, research method used is Cross Sectional study to identify and know factors related to
barriers to HIV status disclosure / Positive parents to children affected by HIV / AIDS. The population
and samples in this study were PLWHA who had children and joined the YPKDS Care Foundation
Foundation (YPKDS), in the guidance of one of the peer support groups (KDS) in Makassar. Sampling is
done by purposive sampling, ie only those who meet the predetermined criteria that will be used as
research samples. The age of people living with HIV / AIDS is related to the obstacles of disclosure of
HIV-positive parents status to children affected by HIV / AIDS in Makassar, where 56.0% of PLHIV in
the early adult category prefer not to disclose their status to affected children compared to end-stage
PLWHA only 22.0% who did not disclose the status HIV positive to her child with p value of 0.004. Sex,
education, employment, duration of HIV are not related to obstacles to disclosure of HIV positive
parental status to children affected by HIV / AIDS in Makassar. It is recommended that PLWHA with
early adult age learn much from end-to-end HIV-positive adults about how to approach and ways of
disclosing HIV positive status to children affected by HIV.

Kata Kunci: Barriers To The Disclosure, HIV/AIDS, parents

Pendahuluan prevalensi terjadi kepada populasi yang


Prevalensi HIV/AIDS di Indonesia rata- memiliki risiko tinggi terjangkit HIV. Umumnya
rata 0,16 persen dari populasi penduduk penularan HIV/AIDS terjadi melalui perilaku
Indonesia, kecuali Papua dan Papua Barat yang yang bertentangan dengan norma sosial dan
mencapai 2,4 persen di kalangan orang dewasa norma agama seperti perilaku seks yang tidak
dan 3,0 persen di kalangan muda (usia 15-24 sehat dan penggunaan Napza suntik (penasun)
tahun). Secara nasional proporsi pengidap HIV sehingga saat tertular HIV ODHA cenderung
kepada usia 20-39 tahun adalah 61.3% (Ditjen menutup status positif HIV dari keluarga
PP&PL Kemenkes RI, 2014). Peningkatan terutama anak-anaknya. Menurut Vreeman, R.C.
Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT),  
9-10 April 2018 258

 
 
Prosiding Seminar Nasional 2018
Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISBN:2622-0520

 
(2014) hanya sekitar 26% ODHA yang Di Indonesia penelitian yang dilakukan
mengungkapkan status HIV positifnya kepada oleh Butt, L. tahun 2010 di Papua
anaknya dan variasinya bisa berbeda mengungkapkan bahwa dari seluruh responden
berdasarkan kelompok umur anak. Sedangkan hanya beberapa orang yang membuka status
hasil penelitian Alifatin, A. (2015) HIV positifnya terhadap salah satu keluarga
mengungkapkan bahwa 46,4% ODHA tidak terdekatnya karena mereka khawatir akan
mengungkapkan status HIV positifnya terkait stigma.
STIGMA dan tipe kepribadian. Prevalensi pengidap HIV/AIDS di
Perempuan yang hidup dengan HIV Sulawesi Selatan menempati urutan ke-8 dari
16% tidak membuka status kepada siapa pun, seluruh propinsi di Indonesia, yaitu pengidap
33% tidak membicarakan status HIVnya kepada HIV 4,314 dan AIDS 1,703 tahun 2014. ODHA
keluarga, 42% tidak membuka status kepada di Sulawesi Selatan di bina oleh kelompok
teman, 84% tidak membuka status kepada rekan penggagas Yayasan Peduli Kelompok Dukungan
kerja dan 13% tidak membuka status kepada Sebaya (YPKDS) yang membawahi 14 (empat
pasangan tetap. Perempuan paling banyak belas) Dukungan Kelompok Sebaya (KDS). Para
mengungkapkan status HIVnya kepada keluarga anggota KDS ini berdasarkan hasil observasi
47% mengungkapkan kepada beberapa orang awal umumnya tidak berani mengungkapkan
dan 20% mengungkapkan kepada anggota statusnya, hanya sekitar 15% dari 20 orang yang
keluarga (Daskalopoulou, 2015). berani membuka status HIV positifnya kepada
Prevalensi HIV/AIDS yang tinggi saat anggota keluarga terdekat termasuk kepada
ini membawa konsekuensi sosial dan kesehatan anaknya.
bagi anak-anak terdampak. Penelitian Muhaimin Berdasarkan latar belakang tersebut
(2010) menunjukkan bahwa keberadaan maka penelitian ini dilaksanakan untuk
HIV/AIDS dalam keluarga berdampak buruk mengetahui faktor yang berhubungan dengan
terhadap kualitas hidup remaja, yang diperparah hambatan pengungkapan status HIV positif
oleh pengasuhan yang kurang baik dari orang orang tua kepada anak terdampak HIV/AIDS di
tua. Sementara itu, umumnya orang tua yang Kota Makassar.
positif HIV/ AIDS mengalami hambatan untuk
mengungkapkan status HIV positifnya kepada Metode
anak-anaknya. Hambatan yang sering dihadapi Metode penelitian yang digunakan
orang tua dalam mengungkapkan statusnya adalah Cross Sectional studi. Populasi dan
antara lain adalah takut bahwa anaknya akan sampel adalah ODHA binaan Kelompok
mengungkapkan status HIV kepada orang lain, Dukungan Sebaya (KDS) Jongaya Kota
takut akan menghadapi stigma, dan Makassar. Penarikan sampel dilakukan dengan
kekhawatiran untuk kesehatan emosional atau cara purposive sampling. Data dikumpulkan
fisik anak-anaknya (Vreeman, R. C. 2013). dengan cara wawancara menggunakan
ODHA yang tidak mengungkapkan kuesioner. Analisis univariat dan bivariat dengan
status HIV Positifnya kepada anggota Uji X2. Analisis Bivariat untuk melihat
keluarganya biasanya mengalami beberapa hubungan antar variabel dependent dan indepent
masalah berikut: rendahnya dukungan social, dengan uji statistic Chi Square dengan batas
mengalami gejala depresi, mengalami gejala kemaknaan α ≤ 0.05.
kecemasan, menghadapi masalah dengan
kepatuhan terhadap pengobatan HIV, dan Hasil dan Pembahasan
jumlah viral load yang terdeteksi Tabel 1 pengungkapan status HIV
(Daskalopoulou, 2015). positif kepada anak terdampak di KDS jongaya,
masih terdapat 39 orang (78%) ODHA belum

Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT),  


9-10 April 2018 259

 
 
Prosiding Seminar Nasional 2018
Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISBN:2622-0520

 
mengungkapkan statusnya kepada anaknya, Pengungkapan status HIV positif
sebagian besar alasan tidak mengungkapkan mempunyai manfaat membantu ODHA
statusnya karena masih menunggu waktu yang meningkatkan harga diri dan mengembangkan
tepat untuk mengungkapkan 69.2%, dan 30.8% hubungan yang lebih dekat dengan anggota
khawatir terhadap stigma yang akan diberikan keluarga. Meningkatkan pengetahuan keluarga
anak terhadap orang tuanya. tentang HIV, meningkat kepedulian keluarga
Dari 39 ODHA yang belum terhadap upaya pencegahan penularan dan
mengungkapkan statusnya kepada anaknya penanganan terhadap anggota keluarga mereka
50.0% berjenis kelamin perempuan, hanya yang positif HIV. Namun demikian, masih
28.0% laki-laki yang tidak mengungkapkan terdapat efek yang tidak diinginkan setelah
status HIV positifnya kepada anaknya, nilai p pengungkapan antara lain kemarahan,
(fisher exact= 0.311 > α 0.05), tidak ada penyangkalan, dan depresi, dan perasaan
hubungan jenis kelamin dengan pengungkapan bersalah antara orang tua dalam hal
status HIV ODHA. kemungkinan anak terinfeksi melalui penularan
ODHA yang berpendidikan tinggi, 62.0% dari orang tua ke anak yang membuat orang tua
tidak mengungkapkan status HIV kepada tidak mengungkapkan status HIV positifnya
anaknya dibanding ODHA yang berpendidikan kepada anaknya
rendah yang hanya 16.0% tidak mengungkapkan Pengungkapan status merupakan bagian
status HIV positifnya, namun pendidikan tidak terpenting dalam upaya pencegahan dan
berhubungan dengan pengungkapan status penanggulangan HIV, membuka akses
ODHA kepada anaknya (p Value fisher exact = pelayanan terhadap ODHA, namun belum
1.000 > α 0.005. semua ODHA siap untuk mengungkapkan
ODHA bekerja 52.0% tidak statusnya kepada anaknya, terutama ODHA
mengungkapkan status dibandingkan ODHA, dewasa awal. Hasil penelitian ini berbeda
sedangkan yang tidak bekerja yang hanya 26.0% dengan penelitian (Galuh, M., Novani D. (2016)
yang tidak mengungkapkan statusnya, namun yang justru mengungkapkan bahwa tidak ada
pValue menunjukkan bahwa tidak ada hubungan hubungan antara umur dengan pengungkapan
antara pekerjaan dengan pengungkapan status status HIV.
HIV ODHA kepada anaknya pValue=1.000 > α Umur dewasa mempunyai ciri karakter
0.005 ODHA yang tidak bekerja jauh lebih psikis, sosial dan kondisi emosional yang
sedikit 8.0% mengungkapkan status, dibanding cenderung stabil seiring dengan kedewasaan
ODHA bekerja yaitu 14.0% yang yang dimiliki, pada kelompok umur dewasa
mengungkapkan status HIV positifnya kepada awal, cenderung belum mengungkapkan
anaknya. statusnya karena baru memasuki tahap dewasa
Hubungan lama mengidap HIV dengan dimana kondisi psikis dan emosional masih
pengungkapan status menunjukkan bahwa lama dipengaruhi oleh ego dan pemikiran yang belum
mengidap tidak berhubungan dengan matang untuk mengambil keputusan untuk
pengungkapan status HIV positif ODHA kepada mengungkapkan statusnya. Ketakutan akan hal-
anak terdampak HIV, kelompok ODHA yang hal negatif yang mungkin akan timbul
baru dan tidak mengungkapkan statusnya justru mendominasi pemikiran kelompok umur dewasa
lebih sedikit 26.0% dibanding ODHA lama awal, belum siap menerima resiko penolakan
mengidap dalam hal pengungkapan statusnya dan stigma dari anak terkait penyakitnya yang
52.0% ODHA lama justru tidak mengungkapkan memang identik dengan perilaku yang
status HIV kepada anaknya, dengan nilai pValue bertentangan dengan nilai-nilai sosial
fisher exact 0.494. dimasyarakat.

Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT),  


9-10 April 2018 260

 
 
Prosiding Seminar Nasional 2018
Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISBN:2622-0520

 
Orang yang berumur lebih muda (dewasa berlebihan terhadap reaksi yang kemungkinan
muda) cenderung dapat dipengaruhi oleh akan timbul, penerimaan dan sikap anak setelah
informasi dari lingkungan sekitar, penelitian ini mengetahui status HIV orang tuanya.
sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Bukan hal yang mudah untuk membuat
Green yang mengatakan bahwa faktor anak-anak mengerti apa yang terjadi kepada
karakteristik termasuk umur merupakan salah orang tua mereka. Tidak menutup kemungkinan
satu faktor predisposisi untuk terjadinya perilaku anak akan membeci orang tuanya setelah
responden dalam mengungkapkan status, mengungkapkan statusnya serta menyalahkan
semakin dewasa dan matang pemikiran orang tuanya dengan status HIV nya.
seseorang, semakin berani untuk Diskriminasi yang didapatkan oleh orang tua
mengungkapkan status HIV positifnya kepada yang positif HIV AIDS bisa saja berasal dari
orang terdekatnya termasuk anaknya (Wahyuni, anak sendiri, dimana anak merasa bahwa
2016). penyakit yang diderita oleh orang tuanya adalah
merupakan penyakit yang tidak bisa di terima
Keterbukaan diri ODHA penting dalam oleh banyak orang, penyakit yang akan
membentuk karakter mereka. Dengan menimbulkan masalah untuk anak, serta karena
mengungkapkan diri di masyarakat dan kurangnya pemahaman tentang penyakit tersebut
memberikan contoh yang baik dalam bergaul maka bisa saja anak yang berasal dari orang tua
dan hidup sehat, maka stigma negatif yang mengidap HIV AIDS akan menjauhi orang
masyarakat terhadap ODHA lambat laun akan tua karena rasa ketakutan tentang penularan
hilang dan menimbulkan pemikiran yang positif penyakit orang tuanya. Anak akan membatasi
tentang ODHA. Diperlukan kerjasama dan dirinya untuk melakukan kontak langsung
hubungan yang baik antara ODHA, Pemerintah dengan orang tua, tidak ingin memakai alat
(dalam hal ini lembaga resmi yang menangani makan yang telah digunakan oleh orang tuanya
permasalahan tentang kesehatan), serta peran serta tidak ingin disentuh oleh orang tuanya
serta masyarakat. Dengan adanya hubungan sendiri. Hal-hal seperti ini yang sulit untuk
yang baik antara elemen tersebut, akan terjalin diterima oleh perempuan yang lebih dominan
suatu kondisi positif bagi perkembangan dengan perasaannya dibandingkan sikap
kesehatan dan psikologis ODHA. rasionalnya.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Hasil penelitian berbeda dengan teori
jenis kelamin tidak berhubungan dengan yang diungkapkan oleh Green yang
pengungkapan status HIV positif ODHA memasukkan pendidikan kedalam salah satu
(pValue=0.311), hal ini sejalan dengan faktor presdisposisi internal yang berpengaruh
penelitian Tirtawati, G.A., 2016 terhadap terjadinya perilaku, demikian pula
mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan dengan Notoatmodjo yang berpendapat bahwa
signifikan dalam mengungkapkan status HIV tingkat pendidikan responden akan berpengaruh
positif antara laki-laki dan perempuan (kedua dalam memberikan respon terhadap sesuatu
kelompok identik). yang datang dari luar, orang yang berpendidikan
Laki-laki biasanya memiliki sikap yang tinggi akan memberikan respon yang lebih
lebih terbuka dan rasional sedangkan perempuan rasional terhadap informasi yang diterima dan
lebih dominan melibatkan perasaan dan perilaku informasi yang akan disampaikan kembali ke
emosionalnya dalam menghadapi berbagai orang lain, mereka cenderung berpikir
situasi. Perempuan sedikit terhambat dalam sejauhmana keuntungan yang mungkin
mengungkapkan statusnya karena lebih diperoleh dari suatu gagasan. Semakin tinggi
cenderung banyak pertimbangan, lebih dominan tingkat pendidikan, kesempatan memperoleh
perasaan was-was, cenderung khawatir informasi tentang berbagai hal termasuk

Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT),  


9-10 April 2018 261

 
 
Prosiding Seminar Nasional 2018
Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISBN:2622-0520

 
keuntungan dan hal positif lainnya jika ODHA mengungkapkan status HIV positifnya baik
mengungkapkan statusnya lebih terbuka luas kepada keluarga terdekat maupun terhadap
(Wahyuni, 2016). anaknya.
Dalam penelitian ini pendidikan tidak Diskriminasi yang didapatkan oleh orang
berhubungan dengan pengungkapan status HIV tua yang positif HIV AIDS bisa saja berasal dari
kepada anak terdampak HIV, pendidikan yang anak sendiri, dimana anak merasa bahwa
tinggi membuka cakrawala berpikir harusnya penyakit yang diderita oleh orang tuanya adalah
membuat ODHA makin bijak menyikapi merupakan penyakit yang tidak bisa di terima
permasalahan dan lebih berani mengungkapkan oleh banyak orang, penyakit yang akan
status HIV positifnya kepada anaknya. menimbulkan masalah untuk anak, serta karena
HIV menimbulkan stigma dan membawa kurangnya pemahaman tentang penyakit tersebut
dampak sosial ekonomi serta psikologis bagi maka bisa saja anak yang berasal dari orang tua
ODHA, menurut Kemensos 2011 seseorang yang mengidap HIV AIDS akan menjauhi orang
yang terjangkit HIV berdampak luas dalam tua nya karena rasa ketakutan tentang penularan
hubungan sosial dengan keluarga, hubungan penyakit orang tuanya. Anak akan membatasi
dengan teman-teman, relasi dan jaringan kerja diri nya untuk melakukan kontak langsung
yang berubah baik kuantitas maupun kaulitas. dengan orang tua, tidak ingin memakai alat
Orang yang terjangkit HIV hubungan sosialnya makan yang telah digunakan oleh orang tuanya
akan berubah. Reaksi bagi setiap orang berbeda serta tidak ingin disentuh oleh orang tuanya
tergantung sejauh mana perasaan dekat, suka sendiri.
tidak suka kepada orang yang bersangkutan. ODHA yang telah lama mengidap HIV
Dalam penelitian ini pekerjaan tidak biasanya sudah tergabung dalam organisasi
berhubungan dengan hambatan pengungkapan pemberdayaan ODHA, lembaga-lembaga
status (pValue fisher exact = 1.000). Hal ini swadaya masyarakat (LSM) sehingga
dimungkinkan karena, ODHA yang tidak menjadikan mereka lebih berdaya, dapat
bekerja memiliki resiko yang lebih kecil untuk menerima status dan lebih terbuka terhadap
mendapat stigma dan diskriminasi hingga resiko status HIV yang diidapnya, namun dalam
pemutusan hubungan kerja dibanding ODHA penelitian ini justru tidak ada hubungan lama
yang bekerja. Konsekuensi dipecat karena mengidap dengan pengungkapan status HIV
penyakitnya, masih menjadi sesuatu yang positif kepada anak terdampak HIV (pValue =
dikhawatirkan dan menjadi alasan ODHA tidak 0.494). Jika dilihat presentase ODHA yang tidak
mengungkapkan statusnya, meski terhadap mengungkapkan status HIV justru lebih banyak
anaknya sendiri. Karena bukan tidak mungkin yaitu 52.0% ODHA lama yang tidak
jika anak menceritakan penyakitnya kepada mengungkapkan status HIV positifnya kepada
temannya sehingga penyakit orang tuanya akan anaknya, sedangkan ODHA baru jsutru lebih
diketahui oleh banyak pihak. sedikit yaitu 26% yang tidak mengungkapkan
Risiko dampak ekonomi yang disebabkan status HIV postifinya kepada anak terdampak
oleh hilangnya pekerjaan dipertegas oleh Carlos HIVs.
Avila dan Paul Delay yang dikutip (Yudi Hasil penelitian Suryani A.I, 2015
Pradipta, 2016), namun Hasil penelitian Xiulan mayoritas responden menderita HIV/AIDS
(2012 (Yudi Pradipta, 2016) menyatakan bahwa dalam jangka menengah yang disebabkan oleh
rumah tangga yang bekerja justru memperoleh faktor risiko hubungan seksual sebanyak 20
pendapatan yang lebih tinggi pasca didiagnosis orang (39,2%), dan lama mengidap HIV/AIDS
HIV dan membuka statusnya dibandingkan tidak mempunyai hubungan dengan faktor risiko
ODHA yang berhenti bekerja pasca didiagnosis. HIV/AIDS. Hal tersebut mengindikasikan
Bagaimanapun juga adalah hak ODHA untuk bahwa lama mengidap penyakit seseorang tidak

Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT),  


9-10 April 2018 262

 
 
Prosiding Seminar Nasional 2018
Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISBN:2622-0520

 
mempunyai hubungan dengan faktor risikonya. orang tua kepada anak terdampak HIV/AIDS di
Artinya bahwa lama mengidap cenderung Kota Makassar.
berkaitan dengan pengalaman seseorang yang Disarankan ODHA dengan umur dewasa awal
terkait dengan tindakan yang dilakukan oleh agar banyak belajar dari ODHA dewasa akhir
seseorang yang mendekati atau bahwa tentang cara melakukan pendekatan dan cara-
melakukan perilaku berisiko tinggi terjangkit cara mengungkapkan status HIV positif kepada
HIV. anak terdampak HIV.
Orang dengan HIV dianggap melakukan Ucapan Terima Kasih
perbuatan moral asusila yang bertentangan Terimakasih kami ucapkan kepada Rektor
dengan moral yang patut dimasyarakat. Perasaan berserta jajarannya dan Yetua yayasan Wakaf
malu, bersalah kepada diri dan keluarga akibat UMI yang telah memberikan dukungan dana
melanggar norma tersebut menyebabkan ODHA untuk penelitian ini, ucapan terimakasih juga
diperlakukan berbeda, sehingga berakibat kami sampaikan kepada rekan-rekan ODHA
kepada beban psikis kepada kesehariannya. yang telah bersedia terlibat dalam penelitian ini.
Dalam hal pengungkapan status, secara
psikologis orang yang telah lama mengidap HIV Daftar Pustaka
cenderung mempunyai kesiapan mental yang
lebih, telah mendapat dukungan sosial dari Alifatin, A. (2015). Pengaruh Stigma HIV
lingkungan, sehingga lebih memahami cara Kepada Ibu Yang Memiliki Anak Dengan
mengungkapkan statusnya kepada orang HIV/AIDS Terhadap Keterbukaan Kepada
terdekatnya termasuk anak terdampak HIV. Keluarga. Jurnal Keperawatan, 4(1).
Penyesuaian diri dengan adanya stigma negatif Daskalopoulou, M., Lampe, F. C., Sherr, L.,
di masyarakat merupakan suatu produk dari Phillips, A. N., Johnson, M. A., Gilson, R.,
manusia, stigma tersebut dibenarkan dalam & Speakman, A. (2015), Non-disclosure of
proses yang dilembagakan yaitu masyarakat, HIV serostatus and associations with
setelah itu akan adanya kesepakatan dalam diri psychological factors, ART non-adherence,
individu bahwa stigma negatif akan berlaku and viral load non-suppression among
dalam masyarakat. Ternyata dalam penelitian ini people living with HIV in the UK. In HIV
lama mengidap tidak signifikan dalam MEDICINE (Vol. 16, pp. 2-2). 111 RIVER
pengungkapan status HIV kepada anak ST, HOBOKEN 07030-5774, NJ USA:
terdampak HIV (Listiana, 2016). WILEY-BLACKWELL.
Ditjen PP&PL Kemenkes RI, 2014, Statistik
Penutup Kasus HIV/AIDS di Indonesia dilapor s/d
Umur ODHA berhubungan dengan hambatan September 2014
pengungkapan status HIV positif orang tua Galuh, M., Novani D. (2016), Pentingnya
kepada anak terdampak HIV/AIDS di Kota Pengungkapan Status HIV/AIDS ODHA
Makassar, dimana 56.0% ODHA dengan kepada Orang Terdekat, Jurnal Berkala
kategori dewasa awal lebih memilih untuk tidak Kesehatan 1, No. 1
mengungkapkan statusnya kepada anak Listiana, Listiana, 2016. "Kehidupan Sosial Dan
terdampak dibandingkan ODHA dewasa akhir Interaksi Orang Dengan Hiv-Aids Di
yang hanya 22.0% yang tidak mengungkapkan Yogyakarta." Jurnal Sosiologi Reflektif 8,
status HIV positif kepada anaknya dengan nilai no. 1
p 0.004. Jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, Muhaimin, T. (2010). Kualitas Hidup Anak
lama mengidap HIV tidak berhubungan dengan Remaja kepada Keluarga dengan
hambatan pengungkapan status HIV positif HIV/AIDS di Indonesia. Kesmas: Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional, 5(3).

Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT),  


9-10 April 2018 263

 
 
Prosiding Seminar Nasional 2018
Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISBN:2622-0520

 
Tirtawati, G.A., Kuhu, F., Adam Y., (2016), kepada program Prevention of Mother to
Perbedaan Waktu Pengungkapan Status Child Transmition (PMTCT) di Kota
Diri ODHA Terhadap Pasangan di Semarang, Jurnal Promosi Kesehatan
Manado, JIDAN-Jurnal Ilmiah Bidan 4 No. Indonesia, No. 2: 206-217
1 Yudi Pradita, Dewa Putu, I Ketut Sudibia, 2016,
Vreeman, R. C., Gramelspacher, A. M., Gisore, Analisis Dampak Sosial, Ekonomi dan
P. O., Scanlon, M. L., & Nyandiko, W. M. Psikologis Penderita HIV/AIDS di Kota
(2013). Disclosure of HIV status to Denpasar, Buletin Studi Ekonomi 19, No. 2
children in resource-limited settings: a
systematic review. Journal of the
International AIDS Society, 16(1).
Vreeman, R. C., Scanlon, M. L., Mwangi, A.,
Turissini, M., Ayaya, S. O., Tenge, C., &
Nyandiko, W. M. (2014). A cross-sectional
study of disclosure of HIV status to
children and adolescents in Western Kenya.
PLOS one, 9(1), e86616.
Wahyuni, W., Widjanarko B., Shaluhiyah,
2016., Partisipasi Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA) ibu Rumah Tangga

Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT),  


9-10 April 2018 264

 
 

You might also like